Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PRAKTIKUM IMUNO HEMATOLOGI

Nama : Muhammad Lutfi Aziz


Kelas : TLM 2C
NIM : 20118123

No Praktikum : 03
Judul Praktikum : Pemeriksaan Golongan Darah System ABO
Tujuan Praktikum : Untuk memeriksa ada tidaknya antigen A,B,AB pada sel darah merah
Prinsip Praktikum : Anti gen ( aglutinogen ) + antibody ( Aglutinin ) = Aglutinasi
Dasar Teori :
Golongan darah merupakan sistem pengelompokkan darah yang didasarkan pada jenis antigen
yang dimilikinya. Antigen tersebut dapat berupa karbohidrat dan protein (Nadia et al, 2010).
Sistem penggolongan darah ABO pertama kali ditemukan oleh Karl Landsteiner pada tahun 1900
dengan mencampur eritrosit dan serum darah para stafnya. Dari percobaan tersebut, Landsteiner
menemukan 3 dari 4 jenis golongan darah dalam sistem ABO, yaitu A, B, O. Golongan darah
yang keempat, yaitu AB ditemukan pada tahun 1901 (Farhud et al, 2013). Pemeriksaan golongan
darah mempunyai berbagai manfaat dan mempersingkat waktu dalam identifikasi. Golongan
darah penting untuk diketahui dalam hal kepentingan transfusi, donor yang tepat serta
identifikasi pada kasus kedokteran forensik seperti identifikasi pada beberapa kasus kriminal
(Azmielvita, 2009). Pemeriksaan golongan darah ABO dilakukan untuk menentukan jenis
golongan darah pada manusia. Penetuan golongan darah ABO pada umumnya dengan
menggunakan metode slide. Metode slide merupakan salah satu metode yag sederhana, cepat dan
mudah untuk pemeriksaan golongan darah (Chandra, 2008). Pemeriksaan golongan darah untuk
mendeteksi keberadaan antigen di permukaan membran sel darah merah dengan cara
mereaksikan darah manusia dengan anti-sera A dan antisera B (Yuniar et al, 2014).
Golongan darah ABO pada manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang
terkandung dalam darahnya, yaitu golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A
dipermukaan eritrositnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam serum darahnya,
golongan darah B memiliki antigen B di permukaan eritrositnya dan menghasilkan antibodi
terhadap antigen A dalam serum darahnya, golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan
antigen A dan B di permukaan eritrositnya serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A
dan antigen B di serum darahnya, sedangkan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen,
tapi memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B dalam serum darahnya. (Nadia et al, 2010).
Alat dan Bahan :
- Sentrifuge
- Tabung reaksi
- Rak tabung reaksi
- Label
- Pipet
- Plat tetes
- Gelas kimia
- Botol vial
- Tusuk gigi
- Eritrosit A
- Eritrosit B
- Eritrosit AB
- Eritrosit O
- Serum A
- Serum B
- Serum AB
- Serum O
Cara Kerja :
A. Metode Tube Test
1. Masukkan satu tetes Eritrosit O pada ke 4 tabung
2. Di tambahkan satu tetes anti A pada tabung 1, satu tetes anti B pada tabung 2, satu tetes
anti AB pada tabung 3, satu tetes anti O pada tabung 4
3. Homogenkan
4. Sentrifuge
5. Kemudian pada tabung yang berbeda masukkan 1 tetes anti AB pada ke 4 tabung
6. Di tambahkan satu tegtes eri A pada tabung 1, satu tetes eri B pada tabung 2, satu tetes eri
AB pada tabung 3, satu tetes eri O pada tabung 4
7. Homogenkan
8. Sentrifuge
9. Amati hasilnya
B. Metode Tile Test
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Tiap kotak ventrikal mulai dari kiri di teteskan 1 volume serum pasien anti A dan anti B
kecuali pada barisan kotak terakhir di isi anti AB
3. Tiap kotak horizontal mulai dari atas diteteskan 1 volume suspense eri A 5% dan
suspense eri B 5% kecuali pada barisan kotak terakhir di isi suspense eri O 5%
4. Di homogenkan
5. Baca hasilnya terdapat aglutinasi atau tidak
Hasil Pengamatan :
A. Metode Tube Test

B. Metode Tile Test

Pembahasan :
Pada praktikum yang telah dilakukan pada metode tube test dimasukkan satu tetes
eritrosit O pada ke 4 tabung lalu di tambahkan satu tetes anti A pada tabung 1, satu tetes anti B
pada tabung 2, satu tetes anti ABpada tabung 3, satu tetes anti O pada tabung 4kemudian
dihomogenkan. Selanjutnya pada tabung yang berbeda masukkan 1 tetes anti AB pada ke 4
tabung di tambahkan satu tegtes eri A pada tabung 1, satu tetes eri B pada tabung 2, satu tetes eri
AB pada tabung 3, satu tetes eri O pada tabung 4 lalu dihomogenkan, setlah semua
terhomogenkan ke 8 tabung tersebut di sentrifuge. Setelah di sentrifuge di amati hasil positif
yang terjadi, diantara ke 8 tabung tersebut hanya ada 2 yang positif terjadi aglutinasi yaitu anti
AB + eri A = ( + ) dan anti AB + eri B = ( + ) sedangkan hasil yang lainnya negative.
Pada praktikum yang telah dilakukan pada metode tile test Tiap kotak ventrikal mulai dari kiri di
teteskan 1 volume serum pasien anti A dan anti B kecuali pada barisan kotak terakhir di isi anti
AB, tiap kotak horizontal mulai dari atas diteteskan 1 volume suspense eri A 5% dan suspense
eri B 5% kecuali pada barisan kotak terakhir di isi suspense eri O 5% lalu di homogenkan
kemudian diamati hasil positif aglutinasi yang terjadi, diantara semua kotak yang di uji ternyata
hanya ada 4 kotak yang positif terjadi aglutinasi yaitu anti AB + eri A ( + ), anti AB + eri B = ( +
), anti A + eri A = ( + ), anti B + eri B = ( + ) sedangkan hasil lainnya negative. Hal tersebut
dapat terjadi aglutinasi karena Anti gen ( aglutinogen ) + antibody ( Aglutinin ) = Aglutinasi.
Kesimpulan :
Berdasarkan dari praktikum yang telah dilakukan didapatkan hasil positif pada metode Tube Test
( Reserve Grouping ) anti AB + eri A = ( + ) dan anti AB + eri B = ( + ) ,sedangkan pada metode
Tile Test didapatkan hasil Positif aglutiansi pada anti AB + eri A ( + ), anti AB + eri B = ( + ),
anti A + eri A = ( + ), anti B + eri B = ( + )
Daftar Pustaka :
- http://repository.unimus.ac.id/2273/3/BAB%201.pdf
- Harris Harry. (1994). Dasar – Dasar Genetika Biokemis Manusia. Edisis III. Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta
- Kiswari Rukman. (2014). Hematologi Dan Transfusi. Erlangga. Jakarta
- Sindu Ellyani, (2002). Immunohematologi dan Sistim Golongan Darah, Depkes RI, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai