Anda di halaman 1dari 50

Pelatihan Peningkatan

Kompetensi Guru Menggunakan


Modul Belajar Numerasi
30-31 Juli, 2021
Sesi 1: Perubahan Paradigma dan
Persepsi Mengenai Matematika
dan Pembelajaran Matematika
Persepsi Mengenai Matematika
• Matematika mungkin salah satu mata pelajaran yang membuat orang
memiliki bermacam-macam reaksi, baik positif maupun negatif.
Tuliskan apa yang pernah Anda dengar (atau mungkin juga ucapkan)
mengenai matematika pada kotak yang tersedia. Contoh: “Saya bukan
orang matematika.”
• Bandingkan daftar Anda dengan anggota kelompok lain, kemudian
diskusikan mana pernyataan yang benar dan mana yang kurang benar.
Tuliskan hasil diskusi pada tabel yang tersedia.
Persepsi Mengenai Matematika (Contoh)
• Saya bukan orang matematika.
• Keluarga saya tidak ada yang pintar matematika.
• Matematika itu susah, abstrak.
• Saya susah hafal rumus matematika yang begitu banyak.
• Matematika yang penting hafal rumusnya.
• Kalau dasarnya tidak bisa, matematika pasti sulit selanjutnya.
• Belajar matematika yang penting ikutin cara yang diajarkan guru
dengan teliti.
• Belajar matematika itu penting.
Persepsi Mengenai Matematika

Benar Kurang Benar


• Kalau dasarnya tidak bisa, matematika • Saya bukan orang matematika.
pasti sulit selanjutnya.
• Keluarga saya tidak ada yang pintar
• Belajar matematika itu penting. matematika.
• Matematika itu susah, abstrak.
• Saya susah hafal rumus matematika
yang begitu banyak.
• Matematika yang penting hafal
rumusnya.
• Belajar matematika yang penting ikutin
cara yang diajarkan guru dengan teliti.
Penyebab Kesulitan Belajar Matematika
• Sudah bukan rahasia umum bahwa banyak siswa yang kesulitan dalam
pelajaran matematika. Sepertinya ada kesepakatan dari siswa dari
berbagai pelosok dunia bahwa matematika itu seperti monster yang
sulit ditaklukkan. Diskusikan dengan kelompok dan tuliskan pada kotak
yang tersedia apa yang menurut kelompok Anda adalah sebab dari
kesulitan tersebut.
• Dari daftar yang sudah dibuat, diskusikan dan tuliskan pada Diagram
Venn yang tersedia faktor mana yang dapat diubah, faktor mana yang
tidak dapat diubah, dan faktor mana yang ada berada di antaranya.
https://padlet.com/dickysusanto/masalahmatematika
Metode Pengajaran Matematika Umumnya
• Guru memperkenalan topik matematika yg akan diajar.
• Guru menampilkan rumus dan menjelaskan cara memakai rumus tersebut.
• Guru memberikan beberapa contoh soal yang dapat diselesaikan dengan
rumus tersebut.
• Guru memberikan soal-soal latihan dan murid mengerjakan soal-soal tersebut,
mempraktekkan menggunakan rumus dalam penyelesaian soal.
• Guru memeriksa jawaban murid-murid — “Benar” atau “Salah”. Kalau benar,
lanjut. Kalau salah, dijelaskan ulang cara yang benar.
• Guru memberikan soal-soal untuk pekerjaan rumah, yang mana terdapat juga
soal-soal cerita.
Masalah Dengan Metode Tersebut
• Tidak mengajar anak berpikir
• Sangat abstrak
• Membosankan bagi banyak anak
• Mematikan kreatifitas anak
• Hanya pemahaman secara prosedural bukan konseptual
Perubahan Mindsets

• Growth Mindset (Carol Dweck)


• Mathematical Mindsets (Jo Boaler)
Perbedaan Fixed Mindset dan Growth
Mindset
Fixed Mindset Growth Mindset
• Menghindari tantangan • Melihat tantangan sebagai peluang
• Menjauhi hal-hal yang tidak diketahui • Mengakui dan rangkul kelemahan diri
• Tidak dapat menangani kritik atau umpan balik • Belajar memberi dan menerima kritik yang membangun
• Kecerdasan dan bakat itu statis dan tidak berkembang • Kecerdasan dan bakat itu dinamis dan terus meningkat
setelah lahir
• Memprioritaskan pembelajaran daripada mencari
• Tidak melakukan tindakan apapun tanpa mencari persetujuan
persetujuan
• Fokus pada proses bukan pada hasil akhir
• Fokus untuk membuktikan diri sendiri
• Terinspirasi oleh kesuksesan orang lain
• Terancam oleh kesuksesan orang lain
• Memikirkan belajar sebagai "latihan otak"
• Usaha tidak dianggap membuahkan hasil
• Memahami kegagalan sebagai kesempatan untuk bertumbuh
• Memahami kegagalan sebagai batas dari kemampuan
• Bertahan dalam menghadapi rintangan
• Menyerah dengan mudah
Kemungkinan Kombinasi dari Fixed dan
Growth Mindsets
Guru
Fixed Mindset Growth Mindset
Baik guru maupun siswa menerima kesulitan Guru mendorong dan menekankan usaha dan
siswa sebagai sesuatu yang “dari sananya”, pertumbuhan siswa. Seiring waktu, dengan bukti
dan tidak memberikan upaya yang bahwa upaya mengarah pada kesuksesan,
Fixed
diperlukan untuk pencapaian tingkat tinggi. mindset siswa dapat berubah menjadi growth
Mindset
Keduanya juga menerima nilai bagus sebagai mindset. Siswa di semua tingkat kesiapan
sesuatu yang memadai untuk siswa memiliki peluang untuk tantangan,
Siswa kemampuan tinggi. pertumbuhan, dan kesuksesan.
Guru mungkin meremehkan kapasitas dan Baik guru maupun siswa fokus pada
kemauan siswa untuk bekerja keras dan pertumbuhan, menetapkan tujuan untuk
Growth mungkin menurunkan standar karena status kemajuan tambahan, dan mencari cara untuk
Mindset ekonomi siswa, bahasa, budaya, dan melanjutkan pengembangan. Siswa di semua
sebagainya. tingkat kesiapan memiliki kesempatan maksimal
untuk tantangan, pertumbuhan, dan kesuksesan.
Strategi Mengembangkan Growth Mindset
Jika kita hanya melakukan hal-hal yang mudah, kita sebenarnya tidak
belajar apa pun. Kita hanya sedang berlatih hal-hal yang sudah
diketahui.
~David Dockterman
• Bahasa untuk mengkomunikasikan tujuan pembelajaran baru
• Bahasa dalam mengkomunikasikan harapan tinggi
• Penilaian yang menumbuhkan growth mindset
Fixed Mixed Growth
Menghadapi Anda tidak menghadapi tantangan dengan Anda mungkin menghadapi tantangan ketika Anda Anda menantikan tantangan berikutnya dan
Tantangan sendiri. Anda merasa bahwa tantangan harus memiliki pengalaman sukses sebelum nya dengan memiliki rencana jangka panjang untuk tantangan
dihindari. tantangan terkait. baru.
Belajar dari Anda melihat kesalahan sebagai kegagalan, Anda mungkin menerima kesalahan sebagai Anda melihat kesalahan sebagai kemunduran
Kesalahan sebagai bukti bahwa tugas itu di luar jangkauan. kemunduran sementara, tetapi tidak memiliki sementara, sesuatu yang harus diatasi. Anda
Anda mungkin akan menyembunyikan kesalahan strategi untuk menerapkan apa yang Anda pelajari merefleksikan dan menerapkan apa yang dipelajari
atau berbohong mengenainya. dari kesalahan agar berhasil. ketika meninjau kembali tugas.
Menerima Umpan Anda merasa terancam oleh umpan balik dan Anda mungkin termotivasi oleh umpan balik jika Anda termotivasi oleh umpan balik dan kritik,
Balik dan Kritik mungkin menghindarinya sama sekali. Kritik dan tidak terlalu kritis/mengancam. Siapa pemberi menerapkan strategi baru sebagai hasil dari umpan
umpan balik yang membangun dipandang umpan balik, tingkat kesulitan tugas, atau balik. Anda menganggap umpan balik sebagai
sebagai alasan untuk berhenti. perasaan pribadi mungkin menjadi faktor elemen pendukung dalam proses pembelajaran.
motivasi.
Berlatih dan Anda tidak berlatih dan menghindari berlatih jika Anda berlatih, tetapi kemunduran besar dapat Anda menikmati proses berlatih dan melihatnya
Menerapkan Strategi bisa. Anda tidak memiliki strategi untuk membuat ingin berhenti. Anda bersedia untuk sebagai bagian dari proses menjadi terampil. Anda
mencapai tujuan atau tugas pembelajaran, atau mempraktikkan hal yang sudah cukup terampil. dapat merencanakan latihan, dan dengan lancar
Anda menerapkan strategi yang tidak efektif. Anda terbuka untuk diberikan strategi untuk menggunakan banyak strategi, memikirkan
menghadapi tantangan, tetapi jarang menerapkan beberapa strategi sendiri, dan menanyakan strategi
strategi baru. orang lain.
Ketekunan (fokus Anda memiliki sedikit kegigihan dalam mencapai Anda gigih jika ada dukungan, namun akan Anda berpegang teguh dan memiliki stamina untuk
pada tugas) tujuan dan tugas pembelajaran. Anda menyerah menyerah tanpa diberikan strategi untuk tugas, tetap bekerja dengan percaya diri sampai
sebelum berjuang. mengatasi hambatan. tugas selesai.
Bertanya Anda tidak mengajukan pertanyaan atau tidak Anda mungkin mengajukan pertanyaan tentang Anda mengajukan pertanyaan spesifik, mengajukan
tahu pertanyaan mana yang harus ditanyakan. sebagian tugas yang menurut Anda bisa dilakukan. pertanyaan tentang pemikiran Anda sendiri, dan
Biasanya menjawab "tidak mengerti" jika Jika Anda merasa itu diluar kemampuan, Anda menantang teks, tugas, dan guru.
ditanya. mungkin tidak akan bertanya.
Mengambil Risiko Anda tidak mengambil risiko. Jika sesuatu terlalu Anda akan mengambil risiko jika tugas tersebut Anda memulai tugas dengan percaya diri, berani
sulit Anda menyerahkan pekerjaan kosong atau sudah cukup familiar bagi Anda. Jika tidak, Anda mengambil risiko berbuat kesalahan, dan secara
pekerjaan yang disalin, jika ada sama sekali. akan menyalin atau menyerahkan hasil kerja yang terbuka membagikan hasil pekerjaan Anda.
Anda tidak termotivasi dalam proses/tugas. tidak lengkap.
Skenario Mindset
Mindset Matematika
• Ketika guru percaya pada siswa (bahwa mereka sanggup belajar), mereka
melakukan lebih baik
• Ketika siswa percaya pada diri sendiri, otak mereka bekerja secara lebih baik
• Pujilah usaha dan pertumbuhan, bukan kecerdasan
• Ketika siswa bergumul (struggle), mereka sedang belajar
• Kesalahan menumbuhkan otak siswa
• Mengutamakan kedalaman bukan kecepatan
• Sampaikan matematika visual untuk meningkatkan pemahaman
• Melatih kelancaran (fluency) tanpa ketakutan melalui permainan
Menyampaikan Pesan Positif
Norma Positif untuk Memotivasi di Kelas Matematika
1. Setiap Orang Bisa Belajar Matematika sampai Tingkat Tertinggi.
2. Kesalahan Sangat Berharga.
3. Pertanyaan Sangat Penting.
4. Matematika adalah tentang Kreativitas dan Masuk Akal.
5. Matematika adalah tentang Hubungan dan Komunikasi.
6. Kedalaman Jauh Lebih Penting dari Kecepatan.
7. Kelas Matematika adalah tentang Belajar, bukan Mendapatkan
Jawaban yang Tepat.

Sumber: Jo Boaler, Mathematical Mindsets, 2016


Menghargai Perjuangan dan
Kegagalan
• Kesalahan menumbuhkan otak Anda
• Memberikan kesempatan memperbaiki dan belajar dari
kesalahan
• Mencari “kesalahan kesukaan” – mendiskusikan
bersama kesalahan
• Berikan latihan dan pekerjaan rumah yang sedikit lebih
menantang dan butuh penalaran (bukan pengulangan)
• Berhentilah memuji peserta didik yang cepat dalam
matematika
• Hargai ketekunan dan pemikiran keras
Exit Ticket 3-2-1
• Tuliskan 3 hal baru yang dipelajari pada sesi ini.
• Tuliskan 2 hal yang paling menarik.
• Tuliskan 1 pertanyaan yang masih dimiliki.

• https://padlet.com/dickysusanto/321
Sesi 2: Pendekatan Pembelajaran
Bandingkan
Respons Miriam, Kelas 4
Respons Jaden, Kelas 5
Permasalahan Toples Kue
Ada sebuah toples kue di atas meja. Kristin lapar karena dia
belum sarapan, jadi dia makan setengah dari kue tersebut.
Kemudian Maya datang dan memperhatikan kue-kue itu.
Kelihatan kuenya enak jadi dia memakan sepertiga dari apa
yang tersisa di toples. Gita datang dan memutuskan untuk
mengambil seperempat kue yang tersisa ke kelas berikutnya.
Lalu Nani datang berlari dan mengambil sebuah kue dan
memakannya. Ketika Fifi melihat toples kue, dia melihat ada
dua kue yang tersisa. "Berapa banyak kue yang ada di toples
pada mulanya?" tanyanya pada Kristin.
Permasalahan Toples Kue
Ada sebuah toples kue di atas meja. Kristin lapar karena dia
belum sarapan, jadi dia makan setengah dari kue tersebut.
Kemudian Maya datang dan memperhatikan kue-kue itu.
Kelihatan kuenya enak jadi dia memakan sepertiga dari apa
yang tersisa di toples. Gita datang dan memutuskan untuk
mengambil seperempat kue yang tersisa ke kelas berikutnya.
Lalu Nani datang berlari dan mengambil sebuah kue dan
memakannya. Ketika Fifi melihat toples kue, dia melihat ada
dua kue yang tersisa. "Berapa banyak kue yang ada di toples
pada mulanya?" tanyanya pada Kristin.
Permasalahan
Peternakan

Seorang peternak, Budi, memiliki bebek dan sapi. Dia


tidak dapat mengingat berapa banyak bebek dan sapi
yang dimilikinya, tetapi dia tidak perlu mengingat
karena dia tahu dengan pasti dia memiliki 22 hewan
karena 22 adalah usianya. Dia juga tahu bahwa
hewan-hewan itu memiliki total 56 kaki, karena 56
adalah usia ayahnya. Dengan asumsi bahwa setiap
hewan kakinya utuh (tidak ada yang cacat), berapa
banyak masing-masing hewan yang dimiliki oleh Budi?
Algebraic Solution to Barnyard Problem
Let c represents the number of cows and d represents the number of ducks.
c + d = 22
4c + 2d = 56

1) By Substitution: 2) By Elimination:
c = 22 — d 4c + 4d = 88
4(22 — d) + 2d = 56
88 — 4d + 2d = 56 4c + 2d = 56 —
2d = 32 2d = 32
d = 16 d = 16
c = 22 — 16 = 6 c = 22 — 16 = 6
Pictorial Solution to Barnyard Problem
Visual Solution
Tabular
Solution to
Barnyard
Problem
Guess and Check Solution to Barnyard
Problem
Guess 11 cows and 11 ducks

Check Total legs = 4(11) + 2 (11) = 66 —> Too many!

Guess 8 cows and 14 ducks

Check Total legs = 4(8) + 2(14) = 60 —> Still too many!

Guess 6 cows and 16 ducks

Check Total legs = 4(6) + 2(16) = 56 —> Just right!


Assume and Trade Solution to Barnyard
Problem – Variation 1
Assume all legs belong to cows. There are only 14
cows. Trade 1 cow with 2 ducks. So, 13 + 2 = 15.
Keep trading, 12 + 4 = 16; 11 + 6 = 17; 10 + 8 = 18;
9 + 10 = 19; 8 + 12 = 20, 7 + 14 = 21; 6 + 16 = 22.

Or: If all legs belong to cows, then there


are only 14 animals. I need 8 more animals,
so I have to trade 8 cows with 16 ducks. So,
I have 6 cows left and 16 ducks.
Assume and Trade Solution to Barnyard
Problem – Variation 2

Assume all legs belong to ducks. There are 28 ducks. Trade 2


ducks with 1 cow. So, 26 + 1 = 27. Keep trading, 24 + 2 = 26;
22 + 3 = 25; 20 + 4 = 24; 18 + 5 = 23; 16 + 6 = 22.

Or: If all legs belong to ducks, then there are 28


animals. I need to get rid of 6 animals, so I have to
change the extra 6 ducks combine with another 6
ducks to become cows. So, I have 6 cows and 28 —
12 = 16 ducks.
Verbal Solution to
Barnyard Problem
I imagine all the cows standing on their
hind legs and all the duck standing on one
legs. Now there are only 28 legs on the
ground. Since there are only 22 heads, the
extra legs belong to the cows. Therefore,
there are 6 cows and 16 ducks.
Tuntutan Kognitif dari Task
Tingkat Tuntutan Kognitif untuk Tugas
Tingkat Rendah Tingkat Tinggi
Hafalan Prosedur dengan Hubungan
•Mengulangi fakta, aturan, rumus, atau definisi tanpa •Perhatian pada tujuan prosedur dan pemahaman
hubungan ke makna yang mendasarinya. konsep matematika
•Tidak diselesaikan menggunakan prosedur, karena •Menyarankan jalan untuk diikuti yang berhubungan
prosedur tidak ada atau karena waktu yang diberikan dengan ide konseptual
terlalu singkat untuk menggunakan prosedur •Dinyatakan (direpresentasikan) dalam berbagai cara
•Tidak ambigu •Memerlukan usaha kognitif
Prosedur tanpa Hubungan Bermatematika
•Algoritmik, penggunaan prosedur diperlukan •Memerlukan pemikiran yang kompleks dan non
•Sedikit ambiguitas algoritmik
•Tidak ada hubungan dengan makna yang mendasari •Memerlukan eksplorasi dan pemahaman konsep,
prosedur proses atau hubungan matematika
•Fokus pada jawaban yang benar, daripada •Membutuhkan upaya kognitif yang cukup besar
mengembangkan pemahaman matematika •Mengharuskan siswa untuk menganalisis tugas dan
•Tidak perlu penjelasan memeriksa kendala yang dapat membatasi solusi atau
strategi
Jawaban Aktivitas Task Sorting
Tingkat Tuntutan Kognitif untuk Tugas
Tingkat Rendah Tingkat Tinggi
Hafalan Prosedur dengan Hubungan
E F
L I
K
M
P
Prosedur tanpa Hubungan Bermatematika
A B
D C
G H
O J
N
Strategi untuk Memodifikasi Tugas
• Minta siswa untuk membuat cerita dunia nyata untuk masalah tanpa konteks.
• Tambahkan stimulus yang meminta siswa untuk menyatakan informasi dengan bentuk lain (dengan gambar, tabel,
grafik, persamaan, dengan konteks).
• Gunakan tugas "di luar urutan" sebelum siswa menghafal aturan atau mempraktikkan prosedur yang dapat
diterapkan secara rutin.
• Hilangkan komponen dari tugas yang membatasi pemikiran siswa atau memberikan terlalu banyak bantuan
(scaffolding).
• Ciptakan peluang untuk penalaran berulang atau penemuan pola.
• Buat stimulus yang meminta siswa untuk menulis tentang arti dari konsep matematika.
• Tambahkan stimulus yang meminta siswa untuk mencatat pola atau membuat praduga matematika dan menguji
dugaannya.
• Tambahkan stimulus yang mengharuskan siswa untuk membuat generalisasi.
• Tambahkan stimulus yang mengharuskan siswa untuk membandingkan jalan solusi atau hubungan matematis dan
menulis hubungan antara strategi atau konsep.
• Pilih bilangan dengan hati-hati sehingga siswa lebih cenderung untuk memperhatikan hubungan antara besaran.
Menggunakan Alat
Matematika

https://www.inovasi.or.id/wp-content/uploads/2019/08/Booklet-Praktik-Baik-Pembelajaran-Numerasi-di-Kabupaten-Sidoarjo-small-file.pdf
Menekankan Fleksibilitas dengan Bilangan (Bukan
Menghafal)

Bagaimana siswa memikirkan misalnya 7 x 8

Cara 1: Menghafal bahwa 7 x 8 = 56

Cara 2: (5 x 8) + (2 x 8) atau (7 x 7) + 8 atau


(8 x 8) - 8 atau (7 x 10) – (7 x 2), dsb.
Pikirkan cara mendapatkan jawaban untuk
18 x 5
dan gambarkan!

Sumber: Jo Boaler, Mathematical Mindsets, 2016


Ten Frame
Base Ten Blocks (Balok Basis Sepuluh)
Place Value Cards
Fraction Strips
(Strip Pecahan)
Tangram

Anda mungkin juga menyukai