Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

MITOS D A N F A K T A SEPUTAR IBU HAMIL , IBU NIFAS , IBU


MENYUSUI , BAYI, BALITA DAN ANAK DI SUKU BUGIS

Dosen Pengampu : Sitti Aisa, AM. Keb., M.Pd.

DI SUSUN OLEH :

ANANDA IRIANTI RAHMA


P00324022141

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK


INDONESIA POLTEKKES KEMENKES KENDARI
PRODI JURUSAN DIII KEBIDANAN
2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik,
hidayah serta inayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tentang “makalah
mitos dan fakta seputar ibu hamil , ibu nifas , ibu menyusui , bayi , balita dan anak di suku
bugis” dengan baik.
Shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepada junjungan kita Nabi besar, Nabi
Muhammad SAW yang telah menjadi guru terbaik dan menjadi suri tauladan bagi umat Islam
di seluruh dunia ini.
Makalah ini penulis susun untuk memenuhi syarat penilaian pada tugas mata kuliah
„Antropologi Kesehatan”, dan penulis harap makalah ini dapat bermanfaat, baik bagi penulis
sendiri maupun para peserta didik lainnya.
Dalam menyusun makalah ini pula, penulis berusaha sebaik mungkin untuk
mendapatkan sumber-sumber dan informasi, baik buku-buku yang telah direkomendasikan
oleh dosen sendiri maupun lewat website-website yang terpercaya. Dan penulis ucapkan
banyak terimakasih untuk ibu dosen penulis, Ibu Sitti Aisa, AM. Keb., M. Pd. atas pengajaran
dan bimbingan yang telah diberikan kepada penulis dalam mata kuliah „Antropologi
Kesehatan‟ ini dan dalam menyelesaikan tugas makalah ini.
Untuk itu, saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan oleh penulis, berkenaan
dengan pembuatan makalah ini agar bisa menjadi lebih baik lagi. Atas perhatiannya, penulis
ucapkan banyak terimakasih.

Kendari, 28 Oktober 2023

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aspek sosial dan budaya sangat mempengaruhi pola kehidupan semua manusia.
Dalam era globalisasi dengan berbagai perubahan yang begitu ekstrem pada masa ini
menuntut semua manusia harus memperhatikan aspek sosial budaya. Salah satu masalah yang
kini banyak merebak di kalangan masyarakat adalah kematian ataupun kesakitan pada ibu
dan anak yang sesungguhnya tidak terlepas dari faktor-faktor sosial budaya dan lingkungan di
dalam masyarakat dimana mereka berada.
Indonesia sebagai negara kepulauan terkenal akan keanekaragaman suku, bahasa,
agama, dan budaya. Kebudayaan setiap daerah-daerah terhitung menjadi kesatuan
kebudayaan nasional yang tertuang dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 32.
Sulawesi Selatan adalah salah satu dari 34 propinsi dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Di provinsi ini terdapat empat suku bangsa utama yaitu, Toraja, Makassar, Bugis
dan Mandar. Suku Bugis adalah salah satu suku yang terbesar yang mendiami daerah
Sulawesi Selatan. “Suku bangsa Bugis terutama mendiami kabupaten- kabupaten Bone,
Wajo, Soppeng, Sinjai, Bulukumba, Barru, Pare- Pare, Sidrap, Pinrang dan Luwu.
Sebahagian penduduk Pangkajene dan Maros, sebagai daerah perbatasan antara negeri-
negeri orang Bugis – Makassar, adalah orang Bugis atau orang Makassar. ”Bugis adalah
suku yang tergolong ke dalam suku-suku Melayu Deutero. Kata “Bugis” berasal dari kata To
Ugi, yang berarti orang Bugis.
Perpindahan besar-besaran orang “Bugis” ke luar kampungnya di Sulawesi Selatan di
mulai pada paruh baya ke-17 dan ke-18, 0rang Bugis telah tersebar di segala kawasan di
seluruh wilayah Nusantara dari Semenanjung Melayu dan Singapura hingga pesisir barat
Papua, dari Filipina Selatan daan Kalimantan Utara hingga usa Tenggara dapat dijumpai
orang Bugis yang sibuk dengan aktivitas pelayaran, perdagangan, pertanian, pembukaan
lahan perkebunan di hutan, atau pekerjaan apa saja yang sesuai. Meskipun telah tersebar di
mana saja, identitas suku ini tetap terlihat di mana pun mereka tinggal. Orang Bugis ternyata
tetap mampu mempertahankan identitas “kebugisan” mereka.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian mitos dan fakta ?
2. Apa saja mitos dan fakta pada ibu hamil menurut suku bugis ?
3. Apa saja mitos dan fakta pada ibu nifas menurut suku bugis ?
4. Apa saja mitos dan fakta pada ibu menyusui menurut suku bugis ?
5. Apa saja mitos dan fakta pada bayi, balita dan anak menurut suku bugis ?

C. Tujuan

Untuk mengetahui mitos dan fakta seputar ibu hamil, ibu nifas, ibu menyusui, bayi,
balita dan anak di suku bugis
BAB II
PEMBAHASAAN

A. Mitos dan Fakta


Suku Bugis berada di Provinsi Sulawesi Selatan banyak tersebar daerah pegunungan
dan bagian lainnya, teluk dan teluk Bone di sebelah Timur, dan selat Makassar di sebelah
Barat. Di daerah ini terdapat dua buah gunung yang cukup tinggi yaitu Gunung
Latimojong dan gunung Rantekombola. suku Bugis juga memiliki beberapa mitos terhadap
ibu hamil, di antaranya:

No Praktek Perawatan Kehamilan Mitos Fakta Keterangan


1. Pitung Puleng [ merupakan upacara R Segala kesialan untuk menghindari
untuk tolak bala atau menghindari dari malapetaka/bencana, tentunya di
malapetaka /bencana, menjauhkan dari lihat dari aspek perilaku kita pada
roh-roh jahat, sehingga segala kesialan sesama manusia, jika kita baik
hilang dan lenyap.] pasti hal-hal positif akan selalu
datang menghampiri kita.
[ hppts://www.researchgate.
net/publication/3377160]
2. Mappanre To Mangngideng R Berbagai macam acara dengan
[ merupakan suatu tradisi memberi pantangan makanan tertentu
makanan pada ibu hamil bulan semata-mata bertujuan untuk
pertama [ngidam] biasanya di lalui menyenangkan Ibu hamil agar
dengan berbagai macam acara dengan jalan menuju dua bulan, tiga bulan
diberikan makan makanan tertentu dan sampai beberapa bulan selanjutnya
melakukan perbuatan tertentu. ] lebih lapang dan tidak ngidam
sesuatu yang sulit ataupun tidak
menyehatkan, dengan alasan inilah
makanya di bulan pertama
kehamlan ibu hamil langsug di
suguhkan makanan yang dia
senangi. [ kikomunal-
indonesia.dgip.go.id ]
No Praktek Perawatan Ibu Nifas
1. Ibu pasca hamil dilarang makan ikan, R Agar luka jahitan cepat sembuh
telur, dan daging agar luka jahitan dan tidak akan meninggalkan rasa
cepat sembuh dan tidak akan gatal yang mengganggu jahitan
meninggalkan rasa gatal yang tentunya menghindari hal-hal yang
mengganggu jahitan, tindakan dapat membuat rasa gatal pada
makanan dan hanya boleh makan jahitan luka pasca melahirkan,
sayur dan tidak boleh mandi. untuk lebih jelsnya lagi, agar ibu
nifas tidak selalu cemas maka
sebaiknya konseling untuk
mengenali apa saja larangan bagi
ibu nifas, mengapa dilarang dan
bagaimana solusi yang perlu
dilakukan. Untuk itu diperlukan
adanya peran serta pihak-pihak
terkait seperti adanya pelayanan
kesehatan terdekat.
[ http://repositori.uin-
alauddin.ac.id/id/eprint/20023 ]
2. Ibu nifas tidak boleh makan makanan R Makanan pedas contohnya seperti
yang pedas. [ Karena makanan pedas lombok/cabai, sebenarnya
bila dikonsumsi ibu dapat memiliki kandungan kapsaisin
menyebabkan ASI menjadi pedas. ] bersifat antikoagulan, yaitu
menjaga darah tetap encer dan
mencegah terbentuknya kerak
lemak pada pembuluh darah.
Sehingga orang yg suka makan
sambal dapat memperkecil
kemungkinan menderita
penyumbatan darah
(aterosklerosis), sehingga
mencegah munculnya serangan
stroke dan jantung koroner.
Namun, bagi ibu nifas
mengonsumsi sambal/cabai dapat
menyebabkan naiknya asam
lambung sehingga menimbulkan
rasa tidak nyaman di perut. Bila
dikonsumsi berlebih dapat
mengakibatkan infeksi pada
lambung. Bayangkan saja, apabila
ibu yang pasca melahirkan masih
memiliki luka didaerah perut
(setelah operasi caesar) ataupun
rasa sakit pasca melahirkan,
kemudian megonsumsi
cabai/makanan pedas lainnya
akan menambah rasa sakit bagi
ibu. Oleh karena itu, larangan
ini memiliki dampak positive bagi
Ibu nifas. [
https://www.scribd.com/document
/414995828/ ]
No Praktek Perawatan Ibu Menyusui
1. R ASI dingin tidak mungkin di
Ibu menyusui tidak boleh minum es sebabkan karena minum es sebab
karena menyebabkan ASI dingin dan tidak ada pengaruh yang signifikan
dapat membuat bayi pilek. saat ibu menyusui mengkonsumsi
minuman dingin atau es, karena
suhu dingin pada air es tidak akan
memengaruhi rahim maupun
membuat si bayi masuk angin.
Setiap air es yang diminum tetap
keluar dalam bentuk ASI dengan
suhu tubuh hangat. Jadi, tidak
mungkin air es membuat suhu ASI
menjadi dingin dan
menimbulkan flu pada bayi.
[ halodoc.com ]
2. Semasa menyusui, ibu harus makan R
Makan dua porsi lebih banyak
dua porsi lebih banyak.
pada saat menyusui itu
sebenarnya tidak demikian, yang
penting adalah konsumsi menu
seimbang. Bila ibu merasa lapar
silakan makan, tetapi berhenti
bila sudah kenyang. Perhatikan
keseimbangan dan kecukupan
gizinya, karena ibu menyusui
masih membutuhkan energi dan
nutrisi tambahan.
[ hellosehat.com ]
No Praktek Perawatan Bayi 0-1 Tahun
1. Ende wedding iterrusi nako poleki R Apabila seseorang datang dari
jokkanasaba macca masemmeng bepergian langsung menghampiri
artinya (tidak boleh datang dari bayi tanpa membersihkan badan
bepergian langsung menghampiri Bayi terlebih dahulu maka akan
karena akan sakit). dikhawatirkan bayi tersebut akan
terkena kotoran-kotoran dari
seseorang yang datang bepergian
langsung menghampiri bayi
tersebut. [ blamakassar.e-journal.id
]
No Praktek Perawatan Balita
1. larangan oleh anak balita yaitu anak R Hal yang di yakini, jika ditelusuri
tidak boleh duduk di atas bantal karena secara mendalam tentang
diyakini akan terkena penyakit bisul.
larangan tersebut dengan tidak
sengaja mengajarkan anak untuk
tidak menduduki bantal yang
seharusnya digunakan untuk
tidur bukan sebagai tempat
duduk. [ https://blamakassar.e-
journal.id ]
No Praktek Perawatan Anak 1-3 Tahun
1. Anak tidak boleh makan dengan posisi R Bengkak pada bagian leher
berbaring karena dikhwatirkan akan sebenarnya itu merupakan akibat
bengkak lehernya dalam istilah Bugis dari penyakit lain, tetapi dalam
“boro ellong”.
adat bugis itu merupakan pesan
bagi anak untuk tidak
membiasakan makan sambil
berbaring karena itu akan
mengganggu proses pencernaan
makanan pada tubuhnya. [
https://blamakassar.e-journal.id ]
2. Orang tua juga melarang anak mattula R Hal ini menunjukkan sikap
bangi (bertopang dagu) karena malas, hanya berpangku tangan
diyakini bahwa anak akan sial. sehingga hidupnya akan
menderita. Hal ini mengajarkan
anak untuk terus berusaha,
bekerja dengan sungguh-sungguh
agar bisa mandiri. [
https://blamakassar.e-journal.id ]
3. Juga dalam Pengasuhan anak balita, R Gerakan mappatabe’ ini dengan
orang tua mencontohkan kepada anak cara tangan kanan ke bawah dan
tentang tata kesopanan jika berjalan di menundukkan badan. Adapun
depan orang yang lebih tua yaitu
makna dari tabe’ ini adalah upaya
dalam Pengasuhan anak balita, orang
tua mencontohkan kepada anak untuk menghargai dan
tentang tata kesopanan jika berjalan di menghormati siapapun yang ada
depan orang yang lebih tua yaitu di hadapan kita. Selain itu,
budaya mappatabe’ (Permisi). mappatabe ini mengandung
akhlak dan adat sopan santun.
Hal ini merupakan salah satu
strategi dalam mendidik
anak pada masyarakat suku
Bugis.

Anda mungkin juga menyukai