10
Nazarudin et al.,/Jlabmed Vol 3 No 1 (2019) 10-14
metode Westergren sangat sederhana dan pada cara westergren nilai rujukan untuk
Internasional Commite Standarization In Pria 0-10 mm/jam dan untuk nilai rujukan
Hematology (ICSH) telah merekomendasi Wanita 0-15 mm/jam. (Kemenkes, 2011)
sebagai metode dasar (Sadikin,,2009). Centrifuge menggunakan prinsip
Laju Endap Darah (LED) rotasi atau perputaran tabung yang berisi
dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu internal larutan agar dapat dipisahkan berdasarkan
dan eksternal. Faktor - faktor yang massa jenisnya. Hasil pemutaran tersebut
mempengaruhi pemeriksaan Laju Endap dapat menimbulkan getaran pada
Darah yaitu faktor internal adalah faktor lingkungan sekitar tempat Centrifuge
dalam darah itu sendiri yaitu Fibrinogen, tersebut. Centrifuge menggunakan prinsip
eritrosit, dan globulin sedangkan faktor rotasi atau perputaran tabung yang berisi
eksternal yaitu letak tabung (pipet), larutan agar dapat dipisahkan berdasarkan
diameter tabung (pipet), suhu ruangan, massa jenisnya. Hasil pemutaran tersebut
dan getaran. (Pohan, 2004) dapat menimbulkan getaran pada
Peningkatan hasil pemeriksaan LED dilingkungan sekitar tempat Centrifuge
juga di pengaruhi beberapa faktor tersebut. Getaran pada dasar tabung
viskositas darah, jumlah eritrosit, muatan memberi pengaruh pada jalannya
eritrosit, berat eritrosit, waktu, luas sedementasi. Sehingga getaran pada
permukaan tabung, letak posisi tabung, Centrifuge dapat berpengaruh terhadap
suhu dan getaran. Pada dasarnya suhu pemeriksaan LED, sehingga tidak
optimum yang dianjurkan untuk disarankan melakukan pemeriksaan LED
pemeriksaan LED adalah 200C, berdekatan dengan Centrifuge untuk
dikarenakan pada suhu yang tinggi akan menghindari hasil yang bias.
mempercepat pengendapan sehingga hasil Beberapa laboratorium klinik, yang
yang didapat akan meningkat (Pohan, berhasil dilakukan survey sebelumnya,
2004). Pemeriksaan LED perlu melakukan pemeriksaan Laju Endap
memperhatikan letak pipet dalam posisi Darah berdekatan dengan Centrifuge
tegak lurus, selisih kecil dari garis vertikel diatas meja yang sama.. Hal ini dikarekan
dapat berpengaruh terhadap hasil alasan efisiensi ruangan yang kecil dan
pemriksaan LED (Gandasoebrata, 2013). menganggap ketebalan meja yang
Faktor yang mempercepat LED mencapai 15 cm dengan bahan beton
adalah pembentukan rouleaux, kadar digunakan untuk pemeriksaan dianggap
globulin, fibrinogen naik dan eritrosit sudah bisa meredam getaran.
yang tinggi. Sedangkan faktor-faktor yang
menghabat LED adalah Poliglobuli, kadar Bahan dan Metode
albumin tinggi, viskositas tinggi dan Penelitian ini menggunakan metode
eritrosit turun (Kosasih, 2008). quasi experiment dengan rancangan static
Proses pengendapan darah terjadi group comparison. Spesimen yang
dalam 3 tahap yaitu tahap pembentukkan digunakan adalah darah vena yang dibagi
rouleaux, tahap pengendapat dan tahap menjadi 3 treatment dan 1 kontrol. Setiap
pemadatan. Di laboratorium cara untuk kelompok diperlakukan 6 kali
pemeriksaan Laju Endap Darah (LED) pengulangan berdasar dengan hasil
yang sering dipakai adalah cara Wintrobe perhitungan uji Federer. Bahan-bahan
dan Westergreen. Pada cara Wintrobe nilai yang digunakan merupakan bahan yang
rujukan untuk Pria 0-10 mm/jam dan digunakan untuk pemeriksaan LED
untuk Wanita 0- 20 mm/jam, sedangkan berupa NaCL 0,9 %, dan anticoagulant
11
Nazarudin et al.,/Jlabmed Vol 3 No 1 (2019) 10-14
12
Nazarudin et al.,/Jlabmed Vol 3 No 1 (2019) 10-14
Berdasar hasil pemeriksaan ANOVA tadi, dari dan redaman meja juga tidak sekuat
terlihat bahwa getaran centrifuge tidak ini akan sangat memungkinkan akan
memberikan pengaruh berarti pada jarak memberikan pengaruh yang berarti.
0,5 m, 1 m dan 1,5 m. Sehingga uji tidak Berbeda dari hasil penelitian
perlu dilanjutkan pada uji regresi yang Darmayanti (2014) yang menunjukkan
tujuannya untuk mengetahui besaran ada pengaruh getaran Centrifuge terhadap
pengaruh yang diberikan oleh tiap pengukuran LED. Hal ini dimungkinkan
perlakuan. karena penelitian ini menggunakan jenis
Centrifuge yang berbeda dan kecepatan
Diskusi yang berbeda, terlebih penelitian yang
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Darmayanti ini
telah dilakukan bahwa getaran centrifuge menggunakan meja kayu sebagai alas.
tidak mempengaruhi hasil pemeriksaan Berdasar penelitian ini dapat
LED. Hal ini terjadi karena kekuatan disimpulkan bahwa pemeriksaan LED
getaran dari centrifuge dengan kecepatan dapat dilakukan di meja yang sama
1.500 rpm tersebut tidak terlalu kuat, dengan centrifuge selama menggunakan
terlebih meja yang digunakan juga setebal kecepatan 1.500 rpm dan meja berbahan
18 cm, cukup tebal untuk memberikan beton yang tebal sehingga meminimalisir
efek redaman getaran. Semakin jauh getaran yang dimunculkan oleh centrifuge.
dengan sumber getaran centrifuge maka Penelitian ini juga bisa dilanjutkan dengan
semakin sedikit pengaruh getaran melakukan uji pada centrifuge yang
centrifuge. Terlihat dari hasil rata-rata berbeda, kecepatan yang berbeda maupun
yang menunjukkan bahwa pada jarak 0,5 ketebalan meja yang berbeda, sehingga
m memiliki beda sebesar 0,9 poin, laboratorium yang berada pelayanan
dibandingkan dengan jarak 1,5 m yang kesehatan perifer dan dapat
memiliki beda hanya 0,7 poin. Hal ini memaksimalkan ruangan.
berarti jika getaran centrifuge lebih kuat
13
Nazarudin et al.,/Jlabmed Vol 3 No 1 (2019) 10-14
Ucapan Terimakasih
Ucapan terimakasih kepada
Yayasan Borneo Lestari, Direktur
Akademi Analis Kesehatan Borneo
Lestari serta setiap pihak yang terlibat
dalam penelitian ini sehingga penelitian
ini dapat rampung dan terlaksana dengan
maksimal.
Referensi
Gandasoebrata, R. (2013). Penuntun
Laboratorium Klinik (15th ed.).
Jakarta: Dian Rakyat.
Ibrahim, N. (2006). Hasil Laju Endap
Darah Cara Manual dan Automatik.
Indonesian Journal of Clinical
Pathology And Medical Laboratory,
Vol.12(No.2), 45–48.
Kee, J. L. (2008). Pedoman Pemeriksaan
Laboratorium & Diagnostik (6th
ed.). Penerj. Sari Kurnian Ningsih
Palupi Widya Tuti, Rohana Cahyani
Nangrum. Sri. Wahyuni. Jakarta:
EGC.
Kemenkes. (2011). Pedoman Interpretasi
Data Klinik. Jakarta : Kemenkes.
Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Kosasih, E. N. (2008). Tafsiran Hasil
Pemeriksaan Laboratorium Klinik.
Jakarta: Karisma Publishing Group.
Pohan, H. T. (2004). Manfaat Klinis
Pemeriksaan LED (Bunga Ramp).
Jakarta: Pusat Informasi dan
Penerbit Departemen Ilmu Penyakit
Dalam Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.
14