Pembimbing:
dr. Andreas Infianto, Sp.P
Oleh:
Moza Farijah Qaulika 21360078
Siti Syifa Nahdiyah 21360
Sofia Ayu Lestari 21360
Judul Referat:
Analisa Gas Darah
Oleh:
Telah diterima dan disetujui sebagai salah satu syarat dalam mengikuti ujian
kepaniteraan klinik di Bagian Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas
Malahayati Periode 2022.
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
Kami panjatkan syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan referat ini dengan baik.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada dr. Andreas Infianto, Sp.P selaku
pembimbing yang telah memberikan bimbingan selama penyusunan referat ini, serta
semua pihak yang telah membantu hingga selesainya referat ini.
Penulis telah berusaha untuk menyempurnakan karya tulis ini dengan baik. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak sangat penulis
harapkan demi perbaikan di masa yang akan datang. Semoga telaah kritis jurnal ini
dapat memberi manfaat bagi yang membacanya.
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemeriksaan analisa gas darah atau (Blood Gas Analysis/ BGA) adalah suatu
bikarbonat, saturasi oksigen, dan kelebihan atau kekurangan basa. Tujuan dari
pemeriksaan ini antara lain untuk mengetahui keadaan oksigen dalam metabolisme sel,
arteri dan jaringan secara terus menerus. Pemeriksaan gas darah ini sudah secara luas
menahun. Pemeriksaan ini juga dapat digunakan untuk mengevaluasi keadaan klinis
pasien dan kemajuan terapi. Pemeriksaan analisa gas darah tidak dapat digunakan untuk
mendiagnosis suatu penyakit, harus disertai dengan pemeriksaan klinis dan penunjang
Paru-paru dan ginjal merupakan organ penting yang bertanggung jawab untuk
yang sangat penting, karena setiap gangguannya dapat mempengaruhi fungsi organ
vital. Gangguan keseimbangan asam basa yang berat juga dapat mengancam kehidupan
(Hardjoeno dkk,2003). Komponen yang dapat diketahui dari pemeriksaan AGD adalah
Excess/kelebihan basa (BE), Tekanan Oksigen (PO2), Kandungan Oksigen (O2) dan
Sampel pemeriksaan analisa gas darah dapat berupa darah arteri maupun vena.
Sampel arteri lebih banyak diterima dan digunakan dalam dunia medis, sebab
berhubungan langsung dengan kondisi pasien. Ada terdapat beberapa perbedaan yang
cukup nyata antara hasil analisa gas darah dengan menggunakan arteri dan vena.
Permintaan klinisi biasanya dapat berupa perminataan analisa gas darah arteri atau
pemeriksaan gas darah arteri dan vena. Jarang seorang klinisi meminta pemeriksaan
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
Analisis gas darah adalah alat diagnostik yang umum digunakan untuk
mengevaluasi tekanan parsial gas dalam darah dan kandungan asam-basa. Sebuah
"analisis gas darah" dapat dilakukan pada darah yang diperoleh dari mana saja dalam
sistem peredaran darah (arteri, vena, atau kapiler) (Castro et al. 2021). Pemeriksaan gas
darah ini sudah secara luas digunakan sebagai pegangan dalam penatalaksanaan pasien-
pasien penyakit berat dan menahun. Pemeriksaan ini juga dapat digunakan untuk
mengevaluasi keadaan klinis pasien dan kemajuan terapi. Pemeriksaan analisa gas darah
tidak dapat digunakan untuk mendiagnosis suatu penyakit, harus disertai dengan
Sampel pemeriksaan analisa gas darah dapat berupa darah arteri maupun vena.
Sampel arteri lebih banyak diterima dan digunakan dalam dunia medis, sebab
Marshall, 2008; Chu YC, et al, 2003). Ada terdapat beberapa perbedaan yang cukup
nyata antara hasil analisa gas darah dengan menggunakan arteri dan vena. pH arteri
biasanya lebih tinggi sedikit dibandingkan dengan pH vena, saturasi oksigen dan
tekanan oksigen arteri juga lebih tinggi dibandingkan dengan vena, sedangkan tekanan
karbondioksida arteri lebih rendah dibandingkan vena (Chu YC, et al, 2003; Anonim,
2003). Permintaan klinisi biasanya dapat berupa perminataan analisa gas darah arteri
atau pemeriksaan gas darah arteri dan vena. Jarang seorang klinisi meminta
pemeriksaan analisa gas darah vena saja. Akan tetapi, pengambilan sampel arteri lebih
invasive, dan tidak nyaman bagi pasien bila dibandingkan dengan vena. Resiko untuk
kerusakan saraf, dan kejadian infeksi lebih besar pada pengambilan sampel darah arteri
2.1.2 Indikasi
analisa gas darah dilakukan pada pasien sebagai sebagai berikut yaitu pasien dalam
keadaan kritis baik oleh gangguan dalam system pernapasan maupun gangguan
metabolic lain, pasien yang sedang dalam perawatan menggunakan terapi oksigen
dengan atau tanpa ventilator, pasien yang akan dilakukan tindakan anestesi atau
pembedahan, pasien trauma luka bakar, pasien dengan gagal ginjal yang sedang dalam
2.1.3 Kontraindikasi
Analisis gas darah tidak memiliki kontraindikasi yang absolut dalam proses
pengambilan sampel namun beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemeriksaan
analisis gas darah diantaranya adalah kulit daerah pengambilan darah arteri tidak
memiliki luka atau sedang infeksi, diperlukan indikasi yang kuat pada pasien dengan
gangguan pembekuan darah atau sedang mengkonsumsi obat pegencer darah dan pasien
dengan test allen positif yang menandakan sedikitnya pembuluh darah kolateral
diharuskan mencari arteri lain. Tes allen dilakukan dengan pasien diminta mengangkat
tangan yang diperiksa dan membuat kepalan, kemudian pemeriksa memberikan tekanan
pada arteri radialis dan ulnaris pasien hingga tangan tampak pucat. Setelah itu pasien
diminta membuka kepalan tangannya dan pemeriksa membebaskan tekanan pada arteri
ulnaris. Pada tes allen negative, tangan akan kembali ke warna normal dalam waktu 3-7
detik, yang menunjukkan tidak ada kelainan pada arteri. Jika membutuhkan waktu lebih
dari waktu tersebut, maka tes allen dinyatakan positif dimana terdapat sumbatan pada
arteri radialis yang dapat meningkatkan risiko terjadinya iskemia (Utami, Jaya. 2011)
Pemeriksaan Analisa gas darah dibagi menjadi tiga fase yaitu fase preanalitik,
fase analitik dan fase postanalitik. Pada fase analiitk dilakukan pengumpulan sampel,
kemudian dianalisa pada fase analitik dan diinterpretasikan pada fase post analitik
Pengambilan sampel darah dapat dilakukan pada pebuluh darah arteri, kapiler maupun
vena. Sampel darah arteri merupakan gold standar yang digunakan hingga saat ini,
pengambilan sampel darah arteri dapat dilakukan dengan melakukan pungsi arteri
maupun dengan aspirasi dari keteter arterial. Terdapat beberapa kelebihan dan
kelemahan dari metode pengambilan sampel ini yang ditampilkan pada tabel.
Medical, 2011).
Lokasi pengambilan darah arteri dapat dilakukan pada arteri radialis, ulnaris,
dorsalis pedis, brakhialis dan femoralis. Pada pengambilan sampel di arteri radialis dan
ularis dilakukan allen’s test. Allen’s test merupakan uji penilaian terhadap sirkulasi
darah di tangan yang dilakukan dengan meminta pasien untuk mengepalkan tangan,
kemudian diberikan tekanan pada arteri radialis dan arteri ulnaris selama beberapa
menit kemudian pasien diminta untuk melepaskan kepala tangan, tekanan arteri
dilepaskan, evaluasi warna jari dan telapak tangan pasien. Jari-jari dan telapak tangan
pasien harus sudah memerah dalam waktu 3-7 detik yang berarti allen’s test positif. Jika
jari-jari dan telapak tangan tidak memerah maka allen’s test dikatakan negative dan
pengambilan sampel dari lokasi ini disarankan untuk dihindari (Apriadi, Yudi. 2015).
Arteri dorsalis pedis merupakan pilihan ketiga jika arteri radialis dan ulnaris
tidak dapat digunakan. Arteri brakhialis merupakan pilihan keempat sebagai lokasi
pengambilan sampel darah arteri karena risiko yang ditimbulkan lebih banyak jika
terjadi obstruksi pembuluh darah. Arteri femoralis merupakan piliha terakhir apabila
semua arteri diatas tidak dapat diambil. Arteri femoralis dan arteri brakhialis tidak
memiliki kolateral yang cukup untuk mengatasi spasme atau thrombosis yang mungkin
Analisa gas darah vena dapat memberikan informasi mengenai status asam basa
dan ventilasi. Tekanan partial karbondioksida pada vena lebih tinggi jika dibandingkan
dengan tekanan karbondioksida arteri yang pada pasien dengan perfusi yang adekuat
berkisar antara 4 – 6 mmHg dimana perbedaan tersebut bisa lebih besar pasa pasien
gas darah karena tidak dapat memberikan informasi mengenai keadaan umum pasien.
Status oksigenasi mixed vein didapatkan melalui kateter vena sentral. Status oksigenasi
dari darah mixed vein yang didapatkan melalui kateter yang dipasang di arteri pulmonal
sirkulasi terhadap peningkatan ekstraksi oksigen dapat ditandai oleh kandungan oksigen
Pediatric Intensive Care Unit (PICU). Pengambilan sampel darah vena tidak