Anda di halaman 1dari 27

Communication

Theories
(week 2)

This Photo by Unknown Author is licensed under CC BY

This Photo by Unknown Author is licensed under CC BY-NC-ND


Fokus pada ‘Bahasa’ yang digunakan pada
media.

Theories on 1. Semiotics

Media 2. Structuralism

Language 3. Narratology
4. Postmodernism
5. Genre Theory (akan diulas di Kajian Sinema)
1. Semiotics – Roland Barthes

01 02 03
- DIKALA ITU, PENELITIAN - PENELITIAN TENTANG - BARTHES
TENTANG BUDAYA HANYA BUDAYA POPULAR MEMPOPULERKAN
MENYEREMPET BUDAYA (BUDAYA MASYARAKAT DENGAN PENELITIANNYA
TINGKAT TINGGI (HIGH- KEBANYAKAN) BELUM TENTANG MUSIK,
CULTURE) SEPERTI TERSENTUH. FOTOGRAFI, FASHION, DLL
LUKISAN, DRAMA, OPERA,
DLL.
Prinsip Semiotik:
1. Image apapun bisa dibaca sebagaimana struktur Bahasa (lingusitik).

2. Kita mendocode image media (menafsirkan) melalui dua proses,


denotasi dan konotasi. Denotasi menyangkut makna sebenarnya,
konotasi mengangkut makna yang tersembunyi (simbolik).
3. Konotasi yang ditafsirkan melalui berbagai proses: props, post-
production effects, pose, costuming, composition and lighting.

4. Image yg dihasilkan media bisa polyvalent – bisa ditafsirkan


berbeda-beda.

5. Media image yang diikuti dengan text bisa menawarkan jangkar


(anchorage), menuntuk audiens utk memahami teks tersebut.

6. Makna diproduksi melalui keterkaitan berbagai proses:


hermeneutic, semantic, kultural dan Bahasa-Bahasa simbolik.

This Photo by Unknown Author is licensed under CC BY-SA


Media dan Mitos

Melalui kekuatan teks dan


Media menjadi powerful gambar, media membentuk
Cara pandang media bisa
karena memiliki kekuatan mitos (ideologi yang sudah
membentuk cara pandang
untuk menguatkan ideologi terlembagakan) dan
audiens.
tertentu. dinaturalisasi dari waktu ke
waktu.
Analisis iklan Avanza dengan teori
Semiotik
Semiotic Theory Analysis
Anchorage “Part of Indonesia’s Greatness” = bagian dari kehebatan Indonesia. Mengacu pada produk
mobilnya. Avanza sebagai produk hebat dari Indonesia
Denotasi / Konotasi Mobil yang digambarkan sedang melaju. Berbagai symbol dan ikon tempat-tempat
bersejarah dari Indonesia mulai dari Bali, rumah gadang, Borobudur, gedung-gedung
pancakar langit.
Hermeneutic codes New Avanza berusaha menarik perhatian audiens, apa yg baru? Fitur, dll.
Naturalisasi Mobil Avanza dinaturalisasi sebagai mobilnya orang Indonesia
Message reduction Apa yg disimplifikasi dari iklan tersebut? Avanza sebagai mobil orang Indonesia?
Proairetic message Adakah yang dijelaskan dalam gambar? Apa teks yang melengkapi gambar tersebut?
Signification Mobil Avanza sebagai mobil sejuta umat orang Indonesia, bisa digunakan untuk berbagai
lokasi geografis dari Sabang hingga Merauke. Dengan taste global (bhs Inggris digunakan),
namun symbol local digunakan juga.
2.
Strukturalisme
– Claude Levi-
Strauss

This Photo by Unknown Author is licensed under CC BY-SA


Levi-Strauss mempelajari ribuan struktur
dongeng klasik dan menemukan bahwa
setiap dongeng memiliki prinsip-prinsip
yang sama.
Penceritaan (storytelling) memiliki fungsi
vital: menunjukkan oposisi tentang apa
yang tabu / terlarang dan apa yang
‘acceptable’ dalam masyarakat.
Teori Levi-Strauss didaptasi dalam
kajian-kajian media modern.
Media dan Oposisi biner

- Oposisi biner ini bisa


- Prinsip-prinsip tersebut
ditemukan dalam berbagai
- Manusia menafsirkan apa kebanyakan berada dalam
teks media (film, berita,
yang dilihat dan dibaca oposisi biner (baik/buruk,
artikel majalah) dan
berdasarkan prinsip-prinsip hitam/putih,
diwujudkan dalam mise en
universal yang dianut. normal/abnormal, bagus /
scene, cara kerja kamera,
jeles, dst)
lighting, dll.
Melalui penciptaan-
penciptaan oposisi
biner tersebut, media
Audiens juga dengan
mengajak
demikian bisa melihat
(mempengaruhi)
dimana keberpihakan
audiens untuk
dan sudut pandang.
berpikir sesuai narasi
yang dibentuk oleh
mereka.
3. Narratology (Tzvetan Todorov)

Sama seperti judulnya, narratology digunakan untuk membedah dan melihat teks atau diskursus yang memiliki
struktur ‘bercerita’ atau naratif.

Dalam penelitian media / komunikasi, biasanya digunakan untuk meneliti:

- Film.

- Serial / sinetron.

- Novel populer (seperti Harry Potter dll).

- Web-series

- Segala sesuatu yang punya struktur cerita / naratif.


Sejarah
Narratology
(dipengaruhi oleh
Vladimir Propp)

Vladimir Propp, seorang antropolog yang


meneliti sejarah folktale dari Rusia
menulis Morphology of The Folk Tale
(1968).

Folktale adalah cerita daerah / dongeng


yang diturunkan melalui budaya lisan dari
satu generasi ke generasi lainnya.

Setiap dongeng, menurut Propp punya


kesamaan. Yaitu karakter-karakter dalam
cerita tersebut memiliki ‘functionality’
atau fungsi.

This Photo by Unknown Author is licensed under CC BY-SA


Setiap
dongeng,
setidaknya
memiliki 8
orang tokoh
This Photo by Unknown Author is licensed under CC BY-NC-ND

Dalam perkembangan selanjutnya, tentu ada


pengembangan karakter-karakter ini sesuai rumitnya jalan
cerita. Dan setiap cerita tidak selalu memiliki tokoh-tokoh ini
(walau Hero dan villain pasti ada).

Tapi Propp telah meletakkan dasar-dasar narratology yang


bisa diaplikasikan pada cerita yang sederhana.
This Photo by Unknown Author is licensed under CC BY-SA

This Photo by Unknown Author is licensed under CC BY-SA


Tzetan
Thodorov’s
Narrative
Theory
(narratology)

This Photo by Unknown Author is licensed under CC BY-SA


Membagi
struktur
cerita dalam
5 tahapan
Ekuilibrium = Awal cerita, ketika kondisi masih
normal

Disruption = Mulai ada gangguan / masalah yang


datang.
Struktur
Cerita Recognition of disruption = Ketika gangguan /
masalah sudah mulai dikenali.
menurut
Todorov An attempt to repair damage = Usaha dan
perjuangan untuk menghadapi dan menyelesaikan
masalah
New equilbirum = akhir cerita, ketika masalah
terpecahkan
Patut diingat
Film dengan alur cerita rumit dan sub-plot yang
banyak barangkali punya banyak sub-sub naratif
didalamnya.

Tapi secara garis besar cerita film, drama,


sinetron, novel bahkan video klip punya alur yang
kurang lebih sama.

Analisis naratif / narratology hampir seperti


analisis semiotik, hanya lebih fokus pada struktur
cerita, sedangkan semiotik mempreteli tanda-
tanda yang bertaburan dalam sebuah teks.

This Photo by Unknown Author is licensed under CC BY


Langkah-Langkah NA
(Narratology) dengan
menggunakan Todorov
dan Propp
1. Pilih teks yang sesuai (ada fungsi tokoh maupun
struktur cerita yang bisa dianalisis)
This Photo by Unknown Author is licensed under CC BY-SA
2. Pilihlah apa konsep yang ingin dicari dalam teks
tersebut.

3. Pahami teks berulang-ulang (tonton, baca, catat hingga


paham fungsi setiap tokoh maupun struktur cerita yang
ditampilkan)

4. Bagaimana keseluruhan struktur cerita dan tokoh


menampilkan konsep yang dicari?

This Photo by Unknown Author is licensed under CC BY-SA


Media and Ideological effect
Effect
Ideological effect Efek ideologis dari cerita / narasi yg ditampilkan?
Narrative transformation Bagaimana perubahan karakter yang
ditampilkan?
Quest narrative Bagaimana perjalanan tokoh tersebut dalam
mencapai titik ekuilibrium?
Ideal narrative arc Bagaimana 5 struktur tahapan cerita tampil
dalam teks media yang diteliti?
4. Jean Baudrillard and
Postmodernism
- Tiga fase kultural penting (pre-modern, modern dan
postmodern)

- Kita hidup di masa postmodern dimana proliferasi media


menjadi luar biasa (yang makin meledak dengan perkembangan
media sosial dan digital)

- Media menciptakan hippereality (ledakan makna) karena


terlalu banyak informasi yang diterima, kontradiktif satu sama
lainnya menciptakan paradox of choiches.

- Audiens merindukan ‘autentisitas’ dan media menciptakan


autentisitas yang ‘hipereal’ .

This Photo by Unknown Author is licensed under CC BY-SA-NC


1 2
Baudrillard terutama menyoroti Simulakra adalah dunia
perkembangan dunia simulasi (realitas yang
advertising yang menciptakan dimanufaktur / dicipatakan)
simulasi-simulasi baru. melalui media-media yang
sarat dengan pesan tersebut.

Simulacrum / Simulakra
Reality shows

This Photo by Unknown Author is licensed under CC BY-SA This Photo by Unknown Author is licensed under CC BY-SA

This Photo by Unknown Author is licensed under CC BY-SA

This Photo by Unknown Author is licensed under CC BY-SA

Anda mungkin juga menyukai