Anda di halaman 1dari 47

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Prodi S1 Ilmu Komunikasi


Komunikasi Pembangunan dan
Perubahan Sosial
TM 5

Teori-Teori Komunikasi pembangunan dan perubahan sosial


Teori Partisipatory
Teori Konvergensi

Dr. Ana Kuswanti, S.Ikom.,


M.Si.
UPN “Veteran” Jakarta
Capaian Pembelajaran

Mahasiswa mampu
mengimplimentasikan teori Teori-Teori Komunikasi
untuk penelitian: pembangunan dan perubahan
Teori-Teori Komunikasi sosial
pembangunan dan perubahan 1. Teori partisipatori
sosial 2. Teori Konvergensi
1. Teori partisipatori
2.Teori Konvergensi

UPN “Veteran” Jakarta


UPN “Veteran” Jakarta
UPN “Veteran” Jakarta
UPN “Veteran” Jakarta
UPN “Veteran” Jakarta
Partisipatory

UPN “Veteran” Jakarta


Partisipatory

UPN “Veteran” Jakarta


Partisipatory

UPN “Veteran” Jakarta


Partisipatory

UPN “Veteran” Jakarta


Partisipatory

UPN “Veteran” Jakarta


UPN “Veteran” Jakarta
UPN “Veteran” Jakarta
UPN “Veteran” Jakarta
UPN “Veteran” Jakarta
UPN “Veteran” Jakarta
UPN “Veteran” Jakarta
UPN “Veteran” Jakarta
UPN “Veteran” Jakarta
UPN “Veteran” Jakarta
UPN “Veteran” Jakarta
UPN “Veteran” Jakarta
UPN “Veteran” Jakarta
UPN “Veteran” Jakarta
UPN “Veteran” Jakarta
UPN “Veteran” Jakarta
UPN “Veteran” Jakarta
UPN “Veteran” Jakarta
Konvergensi

UPN “Veteran” Jakarta


Konvergensi

UPN “Veteran” Jakarta


Konvergensi

Munculnya fenomena
konvergensi media menyebabkan
banyak bentuk media tradisional
melakukan perubahan
Jenis Konvergensi Media:
1. Konvergensi Teknologi
2. Konvergensi Ekonomi
3. Konvergensi Budaya
UPN “Veteran” Jakarta
Konvergensi

UPN “Veteran” Jakarta


Konvergensi
1
5
6. Arsip lebih bernilai
2 7. Informasi ceruk/kedangkalan
menjadi lebih
bernilai
8. Isi berita yang tidak di edit
3 menjadi biasa
9. Siklus berita tidak muncul lagi,
informasi
menjadi seketika/spontan
4 10. Pilihan, pilihan, dan lebih
banyak pilihan
UPN “Veteran” Jakarta
UPN “Veteran” Jakarta
Teori Konvergensi

UPN “Veteran” Jakarta


Teori Konvergensi

UPN “Veteran” Jakarta


Teori Konvergensi

UPN “Veteran” Jakarta


Teori Konvergensi

UPN “Veteran” Jakarta


 Teori konvergensi simbolik dipelopori oleh Ernest Bormann
dengan kelompok mahasiswa dari Universitas Minnesota
KONVERGENSI (1960-1970).

SIMBOLIK  Bormann mengartikan istilah konvergensi(convergence)


sebagai suatu cara dimana dunia simbolik pribadi dari dua atau
lebih individu menjadi saling bertemu, saling mendekati satu
Tiga Aspek utama membentuk SCT: sama lain atau kemudian saling berhimpitan (the way in which
the private symbolic worlds of two or more people begin come
1. Penemuan dan penataan bentuk dan pola together or overlap).
komunikasi yang berulang yang
 Sedangkan istilah simbolik sendiri terkait dengan
mengindikasikan munculnya kesadaran kecenderungan manusia untuk memberikan penafsiran dan
bersama dalam kelompok secaraevoluti menanamkan makna kepada berbagai lambang, tanda, kejadian
Asumsi
yang tengah dialami, atau bahkan tindakan yangdilakukan
2. Deskripsi tentang kecenderungan dinamis manusia.
1. Realitas diciptakan melalui komunikasi, dalam hal
dalam sistemkomunikasi yang
inikomunikasi komunikasi dapat menciptakan realitas melalui
menerangkan mengapa kesadaran pengaitan kata-kata yang digunakan dengan pengalaman hidup
kelompok muncul,berlanjut, menurun, dan atau pengetahuam yang diperoleh.
pada akhirnya menghilang, 2. Makna individual terhadap simbol dapat mengalamipenyatuan
(konvergensi) sehingga menjadi realitas bersama, realitas
3. Faktor-faktor yangmenerangkan mengapa menurutteori ini dipandang sebagai susunan narasi atau cerita
orang-orang terlibat dalam tindakan berbagi yang menerangkanbagaimana sesuatu harus dipercayai oleh
orang-orang yang terlibatdidalamnya.
fantasi.Selain tiga aspek utama tersebut UPN “Veteran” Jakarta
TUJUAN
TEORI KONVERGENSI
SIMBOLIK
Asumsi Secara proses, teori ini bertujuan untuk
mengetahui bagaimana proses terbentuknya sense
Fungsi dari teori ini adalah
of community dan group consciousness dalam
menganalisa interaksi yang
sebuah kelompok.
terjadi di dalam skala
Bormann (1985) teorinya dalam kerangka
kelompok kecil. Dapat
paradigma Narratif, “meyakini bahwa manusia
berupa kelompok sosial, merupakan Homo Narrans Yakni makhluk yang
kelompok tugas, atau saling bertukar cerita atau narasi untuk
kelompok dalam sebuah menggambarkan pengalaman dan realitas
pergaulan. sosialnya”.
UPN “Veteran” Jakarta
• Teori ini memiliki anggapan dasar
bahwa setiap anggota kelompok
melakukan pertukaran fantasi dalam
rangka membentuk kelompok yang
kohesif. Sehingga,memicu terjadinya
interaksi kelompok yang baik. • Fantasi yang dimaksudkan berupa ide-
ide, cerita, gurauan, dan lain-lain yang
• Jadi, Teori ini menjelaskan tentang mengungkapkan emosi atau
mengandung emosi.
proses pertukaran pesan yang
menimbulkan kesadaran kelompok • Fantasi meliputi peristiwa di masa lalu
yang menghasilkan hadirnya makna, atau yang akan terjadi, namun fantasi
motif dan juga persamaan bersama. tidak termasuk pada komunikasi yang
Ernest Bormann mengoperasionalkan berfokus pada kegiatan yang terjadi
UPN “Veteran” Jakarta
ISTILAH
FANTASY THEME ANALYSIS (FTA)

Tema fantasi adalah pesan yang didramatisasi


Asumsi seperti permainan kata-kata , (mis: metafora,
perumpamaan, personifikasi,naratif) Apa pun
1. Fantasy Theme (Tema Fantasi)
bentuknya, pesan yang mendramatisir itu
2. Fantasy Chain (Rantai menggambarkan berbagai peristiwa terjadi di
Fantasi) luar group atau yang telah terjadi di dalam
3. Fantasy Type (Tipe Fantasi) group tapi di masa lalu atau masa datang, yang
bertujuan menghidupkan interaksi kelompok.
4. Rhetorical Visions (Visi
mendramatisir pesan bersifat interpretative.
Retoris)  “Sharing group fantasies creates symbolic convergence.”

UPN “Veteran” Jakarta


• Bormann, menggunakan istilah fantasi
untuk mendramatisir pesan, kadang-
kadang anggota kelompok mengambil
pesan dan kemudian membumbui cerita
dan mungkin mendramatisir pesan
dengan gaya di setiap cerita.
• Bormann melanjutkan dengan, tema fantasi dalam
• Fantasi yang rantai dapat berkontribusi kelompok-kelompok negatif itu penuh dengan
konflik dan bahwa humor yang diungkapkan
untuk menciptakan realitas sosial itu cenderung sindiran, ejekan, atau sarkasme.
hangat, ramah, dan kerja keras, yang
memberikan identitas kuat kepada • Berbagi fantasi kelompok menciptakan konvergensi
kelompok dan citra diri, dan yang simbolik - dibingkai sebagai prinsip universal yang
memberi anggota tujuan dan makna bagi berlaku untuk semua orang, dalam budaya apa pun,
kapan saja, dalam konteks komunikasi apa pun.
mereka kerja kelompok. Di sisi lain,
UPN “Veteran” Jakarta
2. Fantasy Chain (Rantai Fantasi):
1. Fantasy Theme (Tema Fantasi):
•“… as a series of ideas that member link together like a play.”
•The content of the dramatizing message that sparks (Bormann, 1990). Borman mengartikan rantai fantasi sebagai
the fantasy chain. (Bormann, 1990). Borman serangkaian ide yang para anggotanya tergabung bersama seperti
mengartikan tema fantasi sebagai sebagai isi pesan sebuah fantasi.
yang di dramatisasi hingga menciptakan rantai •Contoh: bayangkan kita lagi cerita-cerita dengan teman kita
fantasi. lainnya, tiba-tiba Yelsie ngomong tentang pacar. Nah tiba-tiba
•Tema fantasi sebagai dramatisasi pesan, dapat teman yang lainnya cerita juga kalau dia baru saja membeli
berupa lelucon, analogi (kiasan), permainan kata, hadiah ulang tahun untuk pacarnya, lalu temannya yang lain
cerita, dll. (Miller, 2002) cerita juga kalo dia abis putus, dan cerita itu akan terus berantai.
•Contoh, konflik yang muncul dalam pertemuan Jadi, ini bisa mengubah suasana kerja yang serius menjadi lebih
kelompok mungkin dilihat sebagai peristiwa energik dan positif. Dengan adanya saling berbagi fantasi ini,
dramatis. Tapi ini bukan dramatisasi pesan / tema perpaduan dalam sebuah kelompok semakin terbentuk.
fantasi karena hal itu terjadi dalam konteks “right •Terbentuk ketika pesan yang didramatisasi oleh anggota
here right now“. Sementara jika dalam kaitan kelompok berhasil mendapat tanggapan dari anggota kelompok
tersebut kita cerita tentang konflik yang pernah yang lainnya sehingga meningkatkan intensitas dan kegairahan
terjadi di masa lalu / bercerita tentang konflik yang dari para partisipan dalam berbagi fantasi.
ada di dalam sebuah film. Maka ini bisa •Rantai fantasi yang sudah terbentuk akan menciptakan
dikategorikan sebagai fantasy theme. konvergensi simbolik dan landasan penyatuan makna bersama.
UPN “Veteran” Jakarta
3. Fantasy Type (Tipe Fantasi): 4. Rhetorical Visions (Visi Retoris):

•Tema-tema fantasi yang berulang dibicarakan pada •Sharing a fantasy theme and types across under a
situasi, karakter, dan latar belakang yang lain. Namun, wider community. Tema fantasi yang telah
dengan alur cerita yang sama. (Bormann) berkembang dan melebar keluar dari kelompok yang
•Jika kerangka narasi sama, tetapi tokoh, karakter, atau mengembangkan fantasi tersebut pada awalnya.
settingnya berbeda, maka tema tersebut dapat Karena perkembangan tersebut maka tema fantasi itu
dikelompokkan dalam satu jenis fantasi yang sama. menjadi fantasi masyarakat luas dan membentuk
Sedangkan, jika terdapat beberapa tema fantasi atau semacam Rhetorical Community (Komunitas Retoris).
kerangka narasi yang berbeda, maka terdapat beberapa •Contoh, dalam masa sekarang kita lagi heboh
tipe fantasi. dengan #2019GantiPresiden. Tagar tersebut
•Tipe fantasi merupakan kerangka narasi bersifat umum membangun sebuah pesan yang ingin ditanggapi oleh
yang terkait dengan pertanyaan atau masalah tertentu. semua pihak, sehingga menjadi budaya / kebiasaan.
Mereka yang telah lama berinteraksi akan Dengan adanya pemakaian tagar tersebut, secara
membuat Symbolic Cue yang dipahami efektif dan sistematis berhasil menciptakan tema-
bersama. Symbolic Cue tersebut biasanya menjadi inside tema fantasi yang kemudian menjadi visi retoris di
joke (Trenholm, 1986). kalangan masyarakat.

UPN “Veteran” Jakarta


KESIMPULAN
‘SYMBOLIC CONVERGENCE THEORY (SCT)

Kesimpulan dari penerapan fantasi di dalam interaksi suatu kelompok


adalah:
1. untuk mencairkan suasana dan mempermudah dalam hal
pengambilan keputusan.
2. Adanya keterbukaan tiapa-tiap individu dalam kelompok
3. juga mendukung terjadinya fantasi dalam konvergensi simbolik.

UPN “Veteran” Jakarta


Komunikasi Pembangunan dan Perubahan Sosial

THANK YOU
YOUR ATTENTION

UPN “Veteran” Jakarta

Anda mungkin juga menyukai