Anda di halaman 1dari 36

Kelelawar:

Bioekologi, Potensi &


Pengenalan Teknik Survei

Sigit Wiantoro
Museum Zoologicum Bogoriense
Pusat Riset Biosistematika & Evolusi
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)

Pelatihan Pengendalian Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit, Caringin-Bogor 22 Maret 2022
Chiroptera

• Semua jenis kelelawar termasuk


dalam ordo Chiroptera

• Nama Chiroptera berasal dari


bahasa Yunani, yaitu cheir
(tangan) dan pteron (sayap)

• Nama Indonesia: Kelelawar

• Nama lokal: lowo, lalay, kusing,


codot,kalong, paniki dll.
• Mamalia; terbang sempurna (bukan “gliding”)

• Nokturnal (aktif di malam hari)

• Hidup dalam koloni kecil sampai dengan besar

• Ukuran tubuh: 2 gram s/d >1 kg

• Berkembang biak biasanya sekali/tahun. Jumlah anak


1 ekor/kelahiran dengan masa menyusui hingga
ukuran badan anaknya mendekati ukuran dewasa.

• Kemampuan terbang
- kelelawar ukuran kecil (LB 40-60 mm): 5 km
- kelelawar ukuran sedang (LB 60- 85 mm): 20 km
- kelelawar ukuran besar (LB >90 mm): 60 km

• Ekolokasi (kemampuan untuk navigasi dengan


gelombang suara; kelelawar pemakan serangga)

• Pakan: buah, nektar, serangga dll.


Wilson, 1997
Roosting (tempat bertengger)

Tipe roosting:
o Day roosts (tempat tinggal)
o Night roosts; (“rest stop” hemat energi,
mencerna makanan, perch-hunt )
o Maternity roosts; bunting dan menyusui
o Hibernacula; hibernasi

Kondisi roosting:
• Aman dari cuaca buruk
• Aman dari predator
• Dekat dengan sumber pakan
• Kemudahan reproduksi
• Nursery ground
• Kompetisi (fauna yang lain)
s.wiantoro®
SEABCRU resources
Roosting (tempat bertengger)
(pohon, gua, rumah/bangunan, bamboo, gulungan daun, lubang pohon dll.)

Grafe et al. 2011

SEABCRU resources SEABCRU resourcesSEABCRU resources


Foraging & habitat mencari makan

Foraging groups

Kawasan hutan
Open space

Perbatasan (pinggiran)
Open space hutan dan kebun

Edge/Gap Kawasan terbuka dan


Edge/Gap pemukiman

Forest interior

Forest interior
SEABCRU resources
Berapa jenis kelelawar
di dunia?

• 21 famili; 233 genera; 1439


spp. - 9 spp. punah (Simmons,
2005; Simmons & Cirranello, 2018; Mammal
Diversity Database, 2020)

• 20% dari jumlah jenis


mamalia di dunia
Berapa jenis kelelawar
di Indonesia?

• 10 famili, 55 genera, 239 spp. (17%


jenis kelelawar dunia). (Maryanto et al.,
2019)

• 81 jenis pemakan buah, 158 jenis


pemakan serangga

• 3 jenis dilindungi (Pteropus pumilus,


Neopteryx frosti, Acerodon humilis)

• 25 appendix 2 CITES (Pteropus spp.


& Acerodon spp.)
(Amador et al., 2018)
POTENSI
(Jasa lingkungan &
Reservoir)
Ecosystem services
(pollinator >500 spesies tumbuhan)

Penyerbukan oleh kelelawar terjadi pada


528 spesies tumbuhan di dunia
(Kunz et al. 2011)

Wilson, 1997 Wilson, 1997


Ecosystem services
(seed disperser ; Kelelawar sebagai agen pemencar biji, sangat penting dalam proses regenerasi hutan)

SEABCRU

(Aziz et al. 2021)

Wilson, 1997
Ecosystem services
(insect pest/diseases vector control ; Pengendali populasi serangga hama &
vektor penyakit)

Wilson, 1997
Ecosystem services
(Guano kelelawar sebagai pupuk)

s.wiantoro®

Gua Lalay di Banten, 2 ton guano / 2 bulan (2007)


Ecosystem services
(ecotourism / obyek ekowisata)

Koloni ribuan kalong (Pteropus sp.)


di Riung - Flores

s.wiantoro®
Reservoir
kelelawar sebagai reservoir
(Irving et al. 2020; Widayati et al. 2020)
Reservoir
virus & potensi penyakit zoonosis dari
kelelawar (Cheetham & Markotter, 2021)
Reservoir
Covid-19 & Coronavirus (Zhou et al. 2020)

2019-nCoV (SARS-CoV-2) yang


ditemukan di Wuhan-China yang
menyebabkan munculnya
pandemi Covid-19 identik (96.2%)
dengan “bat coronavirus” (bat
CoVRaTG13) yang berasal dari
kelelawar, Rhinolophus affinis.

Penelitian masih terus


berlangsung untuk mengungkap
asal-usul SARS-CoV-2
IDENTIFIKASI
Karakter untuk identifikasi, antara lain:

• cakar pada jari sayap kedua


• selaput kulit antar paha (membran interfemoral)
• ekor
• telinga (tragus dan antitragus)
• bentuk hidung & lipatan kulit pada hidung (noseleaf)
• pola warna rambut atau membran sayap
• struktur gigi
• ukuran tubuh luar dan tengkorak
KARAKTER
IDENTIFIKASI
(famili)

Sedlock, J.L. & N.R. Ingle, 2010


MINIOPTERIDAE
Bent-winged bats

KARAKTER
IDENTIFIKASI
(famili)

Sedlock, J.L. & N.R. Ingle, 2010


NYCTERIDAE
Slit-faced bats
(Nycteris sp.)

KARAKTER
IDENTIFIKASI
(famili)
RHINOPOMATIDAE
Mouse-tailed bats
(Rhinopoma microphyllum)

Suyanto, 2001
Bentuk hidung dan lipatan kulit (noseleaf)

KARAKTER
IDENTIFIKASI
(genus & spesies)
Hipposideros

Rhinolophus
Suyanto, 2001
Telinga, tragus dan anti tragus

s.wiantoro®

! Suyanto, 2001
!
KARAKTER
IDENTIFIKASI
(genus & spesies)

s.wiantoro®

s.wiantoro®
Struktur dan jumlah gigi

Suyanto, 2001
KARAKTER
IDENTIFIKASI
(genus & spesies)

Yasuma et al., 2003


Ukuran tubuh dan tengkorak

KARAKTER
IDENTIFIKASI
(genus & spesies)

Suyanto, 2001
Pola warna KARAKTER
rambut/membran IDENTIFIKASI
sayap (genus & spesies)
TEKNIK SURVEI
Jaring kabut (mist net)

• Banyak model dan ukuran

• Fleksibel dan area cakupan lebih


luas

• Kurang efektif untuk kelelawar


pemakan serangga

! • Surveyor harus memiliki


kemampuan ekstraksi kelelawar
yang terperangkap

s.wiantoro®
SEABCRU resources
Perangkap harpa (harp trap)

• Efektif untuk kelelawar pemakan serangga

• Mudah ekstraksi dan aman bagi kelelawar

• Kurang fleksibel dan area cakupan lebih sempit

s.wiantoro® s.wiantoro®
Hand net

• Menangkap kelelawar di
tempat bertengger (roosting)

• Mudah ekstraksi dan aman


bagi kelelawar

• Catatan: kelelawar sangat


sensitif terhadap adanya
gangguan

s.wiantoro® (Greenhall, 1982)


Survei bioakustik (acoustic survey)

• Khusus untuk kelelawar pemakan


serangga

• Survei kelelawar yang sulit untuk


ditangkap

• Fleksibel dan area cakupan cukup luas

• Referensi bioakustik kelelawar yang


belum lengkap --- variasi antar individu
dan lokasi

• Biaya cukup mahal


Roost survey: kalong

Hitung langsung (Direct counts) : Perhitungan yang dilakukan dari stasiun tertentu dengan pandangan langsung ke roosting.
• Alat: binokuler / teleskop, hand counter
• Hitung kelelawar ketika cahaya matahari sangat baik untuk mengamati dan menghitung kelelawar.
• Lakukan penghitungan langsung dari banyak lokasi untuk menentukan stasiun pengamatan terbaik.
• Lakukan penghitungan langsung pada setiap stasiun pengamatan minimal dua hari berturut-turut.
• Lakukan penghitungan langsung dengan banyak pengamat (minimal 2), tanpa saling mengetahui hasil dari pengamat lain.

Hitung saat kelelawar keluar dari roosting (Departure counts)


• Penghitungan dimulai setidaknya 1 jam sebelum matahari terbenam.
• Lakukan perhitungan dari jarak yang cukup jauh dari roosting dan menggunakan binokular apabila diperlukan.
• Jumlah tim pengamat ditentukan oleh jumlah jalur terbang kelelawar, minimum dua tim yang ditempatkan dalam posisi berlawanan
terhadap kelelawar yang terbang dari sarangnya.
• Setiap tim setidaknya harus memiliki 2 pengamat, yang akan melakukan penghitungan secara mandiri.
• Sebagai pembanding, lakukan perhitungan di hari yang sama dengan perhitungan langsung untuk sarang yang sama.

Modifikasi dari SEABCRU – Flying fox colony survey protocol


Jika selama survei harus dilakukan pengambilan spesimen atau
menemukan kelelawar yang mati, maka dapat dijadikan sebagai
spesimen koleksi / referensi yang bisa disimpan di museum

• Spesimen referensi dan identifikasi

• Spesimen utuh dan material genetik (hati, daging/otot, rambut dll.)

• Data dan informasi: nama jenis, lokasi, tanggal koleksi, kolektor dll
SPESIMEN
KOLEKSI

s.wiantoro®
• Sigit Wiantoro
Terimakasih • wiantoro@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai