Anda di halaman 1dari 35

PEMANFAATAN TBS DAN Tyto alba

PENGENDALIAN TIKUS SAWAH


(Rattus argentiventer)

Dr. Ir. Swastiko Priyambodo, M.Si.


Hp. 0813 8246 4244 Email: swastiko@apps.ipb.ac.id
Dept. of Plant Protection, Fac. of Agriculture, IPB Univ.

Pemberdayaan Petani dalam Pengembangan


PHT (Pengendalian Hama Terpadu)
Purwakarta, 16 Maret 2023
PENGENALAN TIKUS

Hubungan Tikus dan Manusia

Mutualisme: Parasitisme:
Hewan laboratorium/pengujian Hama pertanian/perkebunan
Hewan ternak (pakan ular, dll.) Hama peternakan/perikanan
Hewan peliharaan/kesayangan Hama kehutanan/lingkungan
Hewan dilindungi/konservasi Hama permukiman/kesehatan
Relief Candi Borobudur Abad 9 yang menunjukkan hubungan manusia,
tikus, anjing, dan tanaman padi
Kelas Mamalia (5000 spesies)
Ordo Rodentia 40% (2000 spesies)
Tikus di Indonesia (150-200 spesies)
Ordo Rodentia Sembilan spesies menjadi hama

Rattus norvegicus (tikus got/riul/norway)


Rattus tanezumi (tikus rumah) Rattus rattus diardii
Rattus tiomanicus (tikus pohon) Rattus rattus roquei
Rattus argentiventer (tikus sawah) Rattus rattus brevicaudatus
Rattus exulans (tikus ladang)

Bandicota indica (wirok besar)


Bandicota bengalensis (wirok kecil)

Mus musculus (mencit rumah)


Mus caroli (mencit ladang)
TIKUS RUMAH
Rattus tanezumi
(R. rattus diardii)
House rat
Black rat
Roof rat
Ship rat

Meniti tali kawat


TIKUS BELUKAR
TIKUS SEMAK
TIKUS POHON
TIKUS KEBUN
TIKUS SAWIT
Rattus tiomanicus (R. rattus roquei)
Malayan rat
Wood rat
TIKUS SAWAH
Rattus argentiventer
(R. rattus brevicaudatus)
Rice field rat

Tengkorak tikus sawah


Cecurut rumah Ordo SORICOMORPHA Cecurut rumah

(Ordo INSECTIVORA
Pemakan Insekta)

Tupai pohon Hedgehog


REPRODUKSI TIKUS
➢ Matang seksual 2 – 3 bulan
➢ Siklus estrus 4 – 5 hari
➢ Masa bunting 21 – 23 hari
➢ Masa menyusui 4 minggu
➢ Post partum oestrus (24 – 48 jam)
Birahi pasca melahirkan
➢ Melahirkan sepanjang tahun (poliestrus)
➢ Jumlah anak 6 – 12 ekor

Scrotum (kantung testis)


Habitat Tikus
EKOLOGI TIKUS (FAKTOR ABIOTIK)

Air Sarang Angin Geografis

Suhu Curah Hujan

Rentokil

Kelembaban Relatif Trap Suara Cahaya/Sinar Matahari


EKOLOGI TIKUS (FAKTOR BIOTIK)
Manusia
Makanan (tumbuhan, Predator (aves,
hewan, makanan/pakan) mamalia, reptilia)

Kompetitor Ektoparasit
(tikus lain) (pinjal/insekta,
tungau, caplak)

iucngisd.org

Hewan Lain Endoparasit


(vertebrata dan Mikrob (virus, (cacing)
invertebrata) bakteri, protozoa)
MANAJEMEN atau
PENGELOLAAN TIKUS
Pengetahuan Dasar untuk Manajemen Tikus

1. Identifikasi spesies tikus


2. Biologi dan perilaku tikus
3. Tanda kehadiran tikus (monitoring)
4. Pengelolaan non kimiawi/toksik
5. Pengelolaan kimiawi/toksik
6. Resistensi tikus terhadap rodentisida
7. Bahaya rodentisida
TEKNIK MANAJEMEN TIKUS
1. Sanitasi
2. Kultur teknis
3. Fisik – mekanis = Trap Barrier System
4. Biologi/hayati = Predator dan Patogen
5. Kimiawi
6. Terpadu
MANAJEMEN FISIK DAN MEKANIS
(PHYSICAL AND MECHANICAL MANAGEMENT)
Prinsip dasar:

Mengusir atau menarik tikus dengan bermacam-macam alat yang tidak


bersifat kimia (repelling & attracting)

Melindungi tanaman atau benda-benda lain dari serangan tikus (proofing)

Membunuh secara langsung dengan bantuan alat-alat seperti


senapan angin, tombak, parang, perangkap, dll. (killing)
Manajemen Fisik dan Mekanis
(Physical & Mechanical Management)
1. Suara ultrasonik (repelling)
2. Gelombang elektromagnetik (repelling)
3. Sinar ultraviolet (repelling)
4. Penghalang/barrier /proofing
5. Perangkap (estimasi populasi) (attracting & killing)
Livetrap, deadtrap, snaptrap, breakbacktrap, pitfalltrap
6. Berburu (killing)
Blanketing, krompyangan, gropyokan
Dead Trap = Snap Trap

Electric Trap
Glue Trap = Sticky Trap
Multiple Live Trap
Swastiko Priyambodo IPB

Single Live Trap

Swastiko Priyambodo IPB


Trap Barrier System
KOMPONEN Trap Barrier System

TBS 3 weeks earlier

Pagar plastik Perangkap bubu Tanaman perangkap


Community Trap Barrier System (C-TBS)

Trap Barrier System Linear Trap Barrier System (L-TBS)


FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEBERHASILAN TBS
A. FAKTOR EKOLOGI/Keefektivan Pengendalian
1. Saat pemasangan TBS di lapangan (timing)
2. Lokasi pemasangan TBS di lapangan (placing)
3. Pemeliharaan TBS di lapangan (technical maintenance)
4. Jumlah tikus tertangkap (catching)
B. FAKTOR EKONOMI/Biaya dan Produksi Padi
1. Ukuran TBS di lapangan (dimension) 25 m x 25 m or 50 m x 50 m
2. Jenis, ketebalan, dan panjang pagar plastic (barrier)
3. Jenis, ukuran, dan jumlah perangkap bubu (live trap)
4. Nilai keekonomian (B/C Ratio)
C. FAKTOR SOSIAL/Kemasyarakatan
1. Peran serta dan tanggungjawab petani, masyarakat, dan staf/aparat
pertanian (participation and responsibility)
2. Keberlangsungan/kontinyuitas (continuity)
3. Pemeliharaan TBS di lapangan (social maintenance)
Manajemen Biologi
Pengendalian Hayati
Predator
Kemampuan predasi
Aves (10) > Mamalia (4) > Reptilia (1)
Patogen (berbahaya)
Virus Myxoma
Bakteri Salmonella sp.
Protozoa Sarcocystis sp.
Parasit
Ektoparasit (serangga, caplak, tungau)
Endoparasit (cacing nematoda, cestoda)
Kompetitor
Tikus lain
Aves Mammalia Reptilia

PREDATOR
TIKUS
PREDATOR

Tyto alba (Barn Owl)

Herpestes javanicus (Javan Moongose) Ptyas korros (Rat Snake)


PAGUPON
(RUBUHA)

Membangun rubuha di persawahan

Kandang karantina untuk adaptasiTyto alba


PAGUPON
(RUBUHA)

Letak pintu rubuha di Kecamatan Compreng, Subang Skripsi Faska Sitorus S1 IPB (2023)

Bentuk dan letak pintu rubuha di Kecamatan Guntur, Demak (a) rubuha pintu samping
(b) rubuha pintu tunggal (c) rubuha dengan empat pintu Skripsi Rafika Putri S1 IPB (2023)
PAGUPON (RUBUHA)

Pagupon (a) kaki 3 besi; (b) pagupon kaki 2 bambu; (c) pagupon kaki 1 besi; (d) pagupon kaki 1 bambu;
dan (e) pagupon menggunakan pohon di Jember (Tesis Ferril Muhammad Nur S2 PHT IPB, 2023)
FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEBERHASILAN Tyto alba
A. FAKTOR EKOLOGI/Keefektivan Pengendalian
1. Saat pemasangan rubuha di lapangan (timing)
2. Lokasi pemasangan dan jumlah rubuha di lapangan (placing)
3. Pemeliharaan T. alba dan rubuha di lapangan (technical maintenance)
4. Jumlah tikus yang dimangsa oleh T. alba (predation)
B. FAKTOR EKONOMI/Biaya dan Produksi Padi
1. Jenis, ukuran, dan jumlah rubuha, tiang, dan pondasi (house, pole, foundation)
2. Jumlah rubuha per luasan area (number/Ha)
3. Jarak antar rubuha (interval)
4. Nilai keekonomian (B/C Ratio)
C. FAKTOR SOSIAL/Kemasyarakatan
1. Peran serta dan tanggungjawab petani, masyarakat, dan staf pertanian
(participation and responsibility)
2. Keberlangsungan/kontinyuitas (continuity)
3. Pemeliharaan TBS di lapangan (social maintenance)
FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEBERHASILAN Tyto alba
B. FAKTOR EKONOMI/Biaya dan Produksi Padi
1. Jenis, ukuran, dan jumlah rubuha, tiang, dan pondasi (house, pole, foundation)
Ukuran ideal: 60 cm x 40 cm x 60 cm
Bahan rubuha: Asbes, papan, tripleks, cor
Posisi pintu: Arah Utara atau Selatan
Jumlah pintu per rubuha: 1
Bahan tiang: Bambu, kayu, paralon, besi, baja ringan, beton
Tinggi tiang: 4 m s/d 5 m (< 4 m = gangguan atau > 5 m = angin)
Pondasi rubuha: Langsung ditancapkan, pondasi cakar ayam
2. Jumlah rubuha per luasan area (number/Ha)
Sawah: 1 rubuha/5 Ha (ukuran 250 m x 200 m)
Sawit: 1 rubuha/25 Ha (ukuran 500 m x 500 m)
3. Jarak antar rubuha (interval)
200 m s/d 250 m
4. Nilai keekonomian (B/C Ratio)
Awal penerapan, 1 tahun, 5 tahun, 10 tahun
ANALISIS PENGENDALIAN HAYATI
(Predator pada Habitat Persawahan)
Perilaku tikus makan tanaman padi secara tersembunyi di pangkal batang, sehingga kurang
terpantau oleh Tyto alba dari udara, beda dengan tikus di sawit yang makan buah sawit dalam
kondisi terbuka

Populasi predator di sawah cenderung diganggu oleh manusia yang tidak bertanggungjawab
untuk diburu/dibunuh atau ditangkap dan dijual karena bernilai jual tinggi, seekor Tyto alba bisa
berharga 1 juta rupiah di pasar burung gelap di Jakarta

Populasi tikus sawah cenderung naik dan turun secara drastis dan tidak seperti di habitat sawit
yang cenderung konstan, sehingga saat naik tinggi maka predator tidak mampu menekannya,
tetapi saat turun maka predator akan kekurangan mangsa

Musuh alami (predator tikus) cenderung bersifat pemangsa umum atau tidak spesifik sehingga
jika populasi tikus sawah menurun drastis maka predator ini akan memangsa hewan lain (ikan,
katak, ular, kadal, burung pipit/bondol, mamalia lain di sawah) termasuk hewan ternak (ayam,
bebek, itik, unggas lainnya). Tyto alba jadi hama burung walet
PATOGEN
Protozoa
Sarcocystis singaporensis
Sudah diterapkan untuk mengendalikan tikus pohon
pada perkebunan sawit

Tikus dimangsa oleh ular python

Anda mungkin juga menyukai