Anda di halaman 1dari 16

Summarized By:

INTERNATIONAL COMMISSION ON Petra Bunga Uli Sitanggang


A3501202020
ZOOLOGICAL NOMENCLATURE Entomology
WHAT IS ICZN?
International Commission on Zoological Nomenclature
(ICZN) sebuah komisi yang berperan sebagai penasihat
dan penengah untuk komunitas zoologi dengan
menghasilkan dan menyebarkan informasi tentang
penggunaan tata nama ilmiah hewan yang benar.
ICZN bertanggung jawab untuk memproduksi
International Code of Zoological Nomenclature (Kode
Internasional Nomenklatur Zoologi) yaitu aturan
penamaan hewan.
WHY IS THE ICZN
IMPORTANT?
Binomial nomenclatur untuk hewan digunakan untuk memberi
nama hewan baik yang masih hidup atau punah.
Hanya dengan 2 suku kata (misalnya Cancer pagurus) setiap
organisme yang ada di bumi dapat dikomunikasikan. Cara ini
dirancang agar tidak ambigu, dan setiap satu organisme
memiliki satu nama.
Hingga saat ini terdapat 1,5 juta spesies hewan hidup yang
telah diberi nama. Namun, terdapat sekitar 8-10 juta spesies
hidup di Bumi yang belum diberi nama, termasuk ratusan ribu
spesies hewan punah.
International Commission for Zoological Nomenclature
(ICZN), didirikan pada 18 September 1895, telah
berperan dalam berbagai bidang yang melibatkan
organisme hidup seperti: kedokteran, zoologi,
epidemiologi, konservasi, taksonomi, filogenetik, dan
genetika.
ICZN dikelola oleh 27 ilmuwan senior dari 20 negara
ICZN yang ahli dalam kelompok hewan yang berbeda. Para
ilmuan membantu menjaga stabilitas tata nama untuk
memastikan bahwa ilmuwan dan pengguna nama
lainnya tidak bingung.
ICZN telah menerbitkan dan menulis Kode
Internasional Nomenklatur Zoologi, saat ini edisi ke-4
(1999), dengan perbaikan di tahun 2012 pada
publikasi online.
ICZN tidak hanya memastikan bahwa nama-nama itu unik, juga
bertindak sebagai “Mahkamah Agung” yang mengelola dan
menyelesaikan ketidaksepakatan yang berkaitan dengan tata nama
zoologi. Ketidaksepakatan muncul karena penerapan ketat Kode
akan menciptakan ambiguitas atau ketidakstabilan.
Ada beberapa masalah yang memiliki implikasi serius bagi bisnis,
perdagangan, dan konservasi. Komisaris ICZN mendiskusikan kasus,

ICZN menangani masalah, mendengarkan permohonan dan argumen dari


para ilmuwan, manajer dan publik, dan memberikan suara pada kasus
tersebut. Suara mereka bersifat final dan mengikat: setelah Komisi
membuat keputusan, semua ahli biologi wajib mengikuti keputusan
untuk nama-nama yang akan digunakan. Dalam beberapa kasus, ada
konsekuensi hukum atas keputusan ICZN.
Contohnya: ICZN telah memasukkan nama parasit malaria
(Plasmodium), lalat labolatorium Drosophila. Yang lebih menantang
adalah kasus terbaru dari Kura-kura Darat Raksasa yang terancam
punah di Seychelles Bernama Geochelone (Aldabrachelys) gigantea.
COMMISSIONERS OF ICZN
1. President : Thomas Pape (Denmark; Diptera)
2. Vice-President : Mark S. Harvey (Australia; Arachnida)
3. Councillor & Assistant Editor : Patrice Bouchard (Canada; Coleoptera)
4. Councillor : Frank-T. Krell (United States; Coleoptera)
5. Councillor : Frank E. Rheindt (Singapore; Aves)
6. Councillor : Richard Pyle (United States; Ichthyology)
7. Chair of Constitution & Bylaws Subcommittee: Maurice Kottelat (Switzerland; Ichthyology)
8. Chair of the Code Editorial Committee: Francisco Welter-Schultes (Germany; Mollusca)
9. Assistant Editor : Mark J. Grygier (Taiwan; Crustacea, Myzostomida)
10. Assistant Editor : Douglas Yanega (United States; Entomology)
SEKRETARIAT ICZN
Sekretariat ICZN saat ini
terdiri dari satu anggota staf
penuh waktu: Dominic Ng
(2022–sekarang).
Beralamat di the Lee Kong
Chian Natural History
Museum, National University
of Singapore, 2
Conservatory Drive,
Singapore 117377,
Republic of Singapore.
CASES
Diagram pengajuan kasus ke ICZN hingga publikasi.
1. Conservation

2. Entomology

CASE 3. Palaeontology & Biostratigraphy


STUDIES OF
4. Medical & Veterinary Research
ICZN
5. Farming, Fisheries & Horticulture

6. Biodiversity Studies
1. CONSERVATION
ICZN bertindak melindungi nama-nama spesies yang terancam
punah. Adanya konvensi internasional dan undang-undang
mengenai hewan yang terancam punah digunakan untuk
menentukan nama spesies yang dilindungi undang-undang.
Kemudian dilakukan perlindungan spesies tersebut, dan apabila
ada perubahan nama dapat mempengaruhi tindakan konservasi.
1. Garter snake Thamnophis sirtalis tetrataenia adalah ular paling
langka dan terindah di San Fransisco. Ular ini ditetapkan
“Terancam Punah” sejak 1966.
2. Japanese dormouse Glirulus japonicus di kepulauan Jepang di
Honshu, Shikoku dan Kyushu yang menghuni hutan. Terancam
punah karena hilangnya habitat hutan. Oleh ICZN namanya
ditetapkan Glirulus japonicus, bukan Myoxus japonicus atau
javanicus.
3. Ikan Aphanius hidup pada zona air kering, saat ini populasinya
sangat terancam akibat penipisan sumber daya air, polusi dan
introduksi. Komisi menetapkan nama Lebias tidak lagi
digunakan, tetapi menggunakan Aphanius.
2. ENTOMOLOGY
1. Rayap India Barat Cryptotermes brevis dianggap sebagai rayap kayu kering paling
merusak di dunia. Rayap lain, Cryptotermes dudleyi, menyebabkan kerugian ekonomi
yang sebanding dengan yang saat ini disebabkan oleh C. brevis. Nama C. dudleyi
telah digunakan secara universal dalam literatur sistematika biologi dan
pengendalian hama. Namun nama ini adalah sinonim dari C. jacobsoni, nama lama
yang sekarang tidak digunakan lagi (2004).
2. Kumbang permata atau metallic wood-boring beetles (Buprestidae) terkenal dengan
warna cerah atau metaliknya, adalah salah satu serangga yang sangat dihargai oleh
para kolektor. Famili ini ada sekitar 15.000 spesies dengan 450 genera. Baru-baru
ini Komisi melestarikan 30 nama spesies yang telah digunakan untuk kumbang
buprestid selama bertahun-tahun (2002).
3. Hymenoptera berperan sebagai kontrol biologis, menjadi parasitoid dan predator
(tawon dan semut), dan penyerbuk (lebah). Genus parasitoid Encarsia yang penting
secara ekonomi mengandung lebih dari 200 spesies di seluruh dunia. Komisi
memutuskan untuk menstabilkan nomenklatur genus ini dan spesies Encarsia tricolor,
karena telah menangani banyak kasus lain yang melibatkan hymenoptera yang
bermanfaat termasuk: Formicidae (semut); Aphidius (parasitoid) dan Bombus (lebah);
Anthidium manicatum (lebah Carder), Blastophaga appendiculata (tawon ara), dan
genus Apis. (1954-2000)
3. PALAEONTOLOGY & BIOSTRATIGRAPHY
1. Fosil protista bersel tunggal Foraminifera digunakan untuk tujuan
penanggalan dan sebagai penanda zona, yang menunjukkan potensi
sedimen yang mengandung minyak di inti lubang bor. Komisi telah
memutuskan genera kunci seperti Alveolina, Anomalina, Borelis, Discocyclina,
Endothyra, Globigerina, Numulites, Orbulina, Pseudoschwagerina dan
Sorites, dalam banyak kasus mendefinisikan genera ini dengan menentukan
spesies jenisnya. (1945-1998).
2. Amon adalah indeks penting untuk penyelidikan stratigrafi. Fosil indeks zona
atau subzonal penting adalah: Amon biplex bifurcatus, indeks Zona
Bifurcatus, Oxfordian Tengah, dan Amon polimorfus, indeks Subzona
Polymorphites polymorphus, Zona Jamesoni, Pliensbachian (2004).
3. Arthropoda laut (Trilobita) Palaeozoikum menunjukkan keragaman ukuran
dan bentuk, memiliki kepentingan stratigrafi dan paleoekologi Sebuah
aplikasi elektronik dibuat untuk konservasi nama Cryphops, genus Devonian
trilobite, membuat akademisi komunitas peduli dengan taksonomi dan
stratigrafi organisme ini. (2002)
4. MEDICAL & VETERINARY
RESEARCH
1. Leucocytozoonosis: penyakit akibat parasit darah protozoa
Leucocytozoon melalui gigitan lalat hitam (Simuliidae). Menyerang :
ayam (L. caulleryi), bebek & angsa (L. simondi), kalkun (L. smithi),
merpati (L. marchouxi) dan burung raptor ( L. ziemanni dan L. toddi)
(2001)
2. Isosporosis: penyakit koksidiosis pada manusia dan hewan oleh
protozoa Isospora. Komisi menetapkan nama Isospora suis (parasit
babi) pada Kongres Parasitologi Internasional ke-10 (Kanada, 2002).
(2004)
3. Kutu (Acari), vektor penyakit menular antara hewan dan manusia
(penyakit zoonosis) & lebih dari 800 spesies sebagai penghisap darah.
Kutu membawa beragam patogen termasuk bakteri, spirochetes,
rickettsia, protozoa, virus, dan nematoda. Komisi telah memutuskan tata
nama D. andersoni (vektor Rickettsia rickettsia), I. angustus, I. woodi dan
R. sanguineus (vektorberbagai agen infeksi) .
5. FARMING, FISHERIES &
HORTICULTURE
1. Gurita yang dapat dimakan yaitu Octopus vulgaris Cuvier 1797, dan
cumi-cumi Loligo vulgaris Lamarck 1795. O. vulgaris, adalah spesies
pesisir pada laut beriklim sedang dan tropis di Afrika timur laut, Eropa
Atlantik, Mediterania dan perairan Jepang. Cumi-cumi L. vulgaris,
ditemukan di perairan beriklim sedang dari Laut Utara dan Kepulauan
Inggris hingga pantai Afrika barat, Laut Mediterania, bersama dengan
L. forbesi adalah target utama perikanan cumi-cumi di pantai Atlantik
Eropa . Komisi melestarikan nama-nama spesifik dari dua spesies
penting ini (1997).
2. Kutu daun Pemphigus Hartig (1839) dilestarikan dengan menekan
nama yang lebih tua, Rhizobius. Dikatakan bahwa kembalinya
penggunaan nama generik Rhizobius sebagai ganti Pemfigus akan
menyebabkan kebingungan, karena Pemfigus digunakan dalam 66
nama spesifik. Beberapa di antaranya adalah hama: P. bursarius
(selada), P. populitransversus (poplar), P. betae/P. populivenae (bit gula),
P. passeki (jintan) dan P. phenax (wortel). (2004)
6. BIODIVERSITY STUDIES
Istilah “biodiversity" diciptakan tahun 1985, kependekan dari “biological
diversity" YAITU keanekaragaman kehidupan dalam segala bentuk, tingkat
dan kombinasinya: keanekaragaman ekosistem, spesies, dan genetik.
1. 2 spesies kelelawar berbeda pada ekolokasi ultrasonik, habitat, diet,
panggilan "sosial", kelompok kawin, morfologi dan urutan DNA. Spesies
berfrekuensi rendah Pipistrellus pipistrelle, dan P. pygmaeus spesies
lebih kecil dengan frekuensi lebih tinggi. (2003)
2. Nama hewan liar vs. domestik. Mayoritas hewan peliharaan dan hewan
liar memiliki nama sama, tetapi beberapa kasus dinamai secara
terpisah. Komisi menetapkan penggunaan 17 nama spesies
berdasarkan spesies liar: Equus africanus (keledai), E. ferus (tarpan),
Camelus ferus (unta Baktria), Lama guanicoe (guanaco), C. vicugna
(vicuña), Bos primigenius (aurochs), B. gaurus (gaur), B. arnee (kerbau),
Poephagus mutus (yak), Capra aegagrus (kambing liar), Ovis orientalis
(mouflon Asia), Cavia aperea (kelinci percobaan), Canis lupus (serigala),
Mustela putorius (kucing kutub), Felis silvestris (kucing liar), Cyprinus
gibelio (ikan mas Prusia atau gibel) dan Theophila mandarina (ngengat
sutra murbei). [2003]
THANKYOU ☺

Anda mungkin juga menyukai