Anda di halaman 1dari 4

‫ِبْس ِم ِهَّللا الرحمن الَّر ِح يِم‬

TAWURAN

Tawuran adalah kegiatan yang melibatkan kekerasan fisik dan verbal antarindividu atau kelompok.
Tawuran dapat dilakukan secara spontan atau direncanakan, dan biasanya melibatkan orang yang
memiliki perbedaan latar belakang, agama, suku, atau wilayah. Tawuran dapat menyebabkan kerusakan
fisik, kehilangan nyawa, dan trauma psikologis pada korban dan saksi. Tawuran juga dapat merusak citra
masyarakat dan mempengaruhi stabilitas sosial.

Wirumoto, sosiolog Indonesia, berpendapat bahwa tindakan tersebut sebagai salah satu cara untuk
menghilangkan stress selama ujian.

W. D. Mansur juga berpendapat bahwa tindakan tersebut terjadi bukan akibat dari faktor pribadi,
melainkan berasal dari pengaruh lingkungan di sekitar serta prasangka dari masyarakat.

Tawuran antar pelajar tentu terjadi jika terdapat penyebabnya,berikut ini berbagai faktor penyebab
tawuran antar pelajar :

 Persaingan dalam prestasi akademik: Kegiatan belajar mengajar seringkali dijadikan ajang
persaingan oleh pelajar. Jika persaingan menjadi tidak sehat, maka bisa memicu tawuran antar
pelajar.
 Perbedaan ideologi atau pandangan: Perbedaan pandangan atau ideologi antar kelompok
pelajar juga dapat menjadi penyebab tawuran antar pelajar.
 Persaingan dalam non-akademik: Tidak hanya prestasi akademik, kegiatan non-akademik seperti
olahraga, seni, dan lainnya juga dapat menjadi penyebab tawuran antar pelajar.
 Gengsi dan ego: Seringkali pelajar menganggap dirinya atau kelompoknya lebih baik daripada
pelajar atau kelompok lainnya. Hal ini bisa memicu tawuran antar pelajar.
 Provokasi: Tawuran antar pelajar bisa diprovokasi oleh pihak lain, seperti kelompok geng atau
orang yang tidak bertanggung jawab, yang ingin menciptakan kerusuhan.
 Konsumsi obat-obatan terlarang: Konsumsi obat-obatan terlarang seperti narkoba dan alkohol
bisa mempengaruhi perilaku dan emosi pelajar, sehingga meningkatkan kemungkinan untuk
terlibat dalam tawuran antar pelajar.
 Masalah personal: Masalah personal seperti masalah keluarga atau masalah emosional bisa
memengaruhi perilaku pelajar dan memicu tawuran antar pelajar.

Beberapa dampak negatif dari tawuran antar pelajar antara lain:

 Cedera fisik: Tawuran antar pelajar seringkali berujung pada terjadinya bentrokan fisik antara
para pelajar yang terlibat. Hal ini dapat mengakibatkan cedera serius dan bahkan kematian.
 Trauma: Pelajar yang terlibat dalam tawuran dapat mengalami trauma yang cukup berat, baik
fisik maupun psikologis. Trauma ini dapat mempengaruhi kesehatan mental mereka dan kinerja
akademik di sekolah.
 Gangguan keamanan: Tawuran antar pelajar dapat mengganggu keamanan di lingkungan
sekitar, terutama jika terjadi di jalan umum atau tempat umum. Hal ini dapat menimbulkan rasa
ketakutan dan ketidaknyamanan bagi orang-orang di sekitar.
 Kerugian finansial: Tawuran antar pelajar seringkali mengakibatkan kerusakan pada properti
publik atau pribadi, seperti kendaraan atau fasilitas umum. Hal ini dapat menimbulkan kerugian
finansial yang cukup besar bagi pihak yang terlibat.
 Pemisahan dan konflik sosial: Tawuran antar pelajar dapat memperkuat pemisahan dan konflik
sosial antara kelompok-kelompok tertentu di lingkungan sekolah atau masyarakat. Hal ini dapat
memperburuk hubungan antar kelompok dan menyebabkan ketidakharmonisan di lingkungan
sekitar.

Jenis Tawuran

 Tawuran pelajar antara dua kelompok pelajar dari sekolah yang berbeda yang mempunyai rasa
permusuhan yang telah terjadi turun-temurun/bersifat tradisional.
 Tawuran pelajar antara dua kelompok pelajar. Kelompok yang satu berasal dari satu sekolah,
sedangkan kelompok yang lainnya berasal dari suatu perguruan yang didalamnya tergabung
beberapa jenis sekolah. Permusuhan yang terjadi di antara dua kelompok ini juga bersifat
tradisional.
 Tawuran pelajar antara dua kelompok pelajar dari sekolah yang berbeda yang bersifat
insidental. Perkelahian jenis ini biasanya dipicu situasi dan kondisi tertentu. Misalnya suatu
kelompok pelajar yang sedang menaiki bus secara kebetulan berpapasan dengan kelompok
pelajar yang lainnya. Selanjutnya terjadilah saling ejek-mengejek sampai akhirnya terjadi
tawuran.
 Tawuran pelajar antara dua kelompok pelajar dari sekolah yang sama tetapi berasal dari jenjang
kelas yang berbeda, misalnya tawuran antara siswa kelas II dengan siswa kelas III.
Pada tanggal 6 Desember 2022, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana yang baru disahkan menetapkan
sanksi pidana dan denda bagi pelaku perkelahian kelompok atau tawuran, sebagaimana diatur dalam
Pasal 472 tentang Penyerangan dan Perkelahian secara Berkelompok. Pelaku tawuran dapat dipenjara
hingga 2 tahun jika menyebabkan luka berat, dan hingga 4 tahun jika menyebabkan kematian, sebagai
bentuk penghormatan bagi korban dan keluarganya serta sebagai upaya pencegahan tawuran antar
pelajar yang semakin marak.

Kemudia,Pasal 45 KUHP menyatakan bahwa anak-anak yang telah mencapai usia 16 tahun dapat diadili
di pengadilan. Namun, UU No. 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak menetapkan batas
usia anak yang dapat dijatuhi hukuman atau sanksi pidana yang berbeda secara signifikan dalam Pasal 1
ayat (3).

Cara mencegah tawuran :

 Cara mencegah tawuran yang pertama adalah silaturahmi yang baik antara suatu kelompok atau
individu.
Tawuran biasanya terjadi saat adanya kesalahpahaman antara kedua belah pihak atau adanya
provokasi dari pihak lain yang memicu terjadinya pertengkaran atau tawuran.
Dengan bersilaturahmi atau berkunjung satu sama lain dan membahas hal-hal yang positif dapat
mengurangi atau bahkan mencegah terjadinya tawuran.
Hal ini juga berlaku di lembaga pendidikan seperti sekolah yang harus memperbanyak
ekstrakurikuler yang wajib diikuti oleh semua siswa-siswinya sehingga dapat menghabiskan
waktu dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang lebih positif.
 Memperluas Pengetahuan dalam Konteks Agama, Hukum dan Sosial
Memperluas Pengetahuan dalam Konteks Agama, Hukum dan Sosial. di agama, hukum maupun
norma sosial, tindakan kriminal tawuran atau menyakiti orang lain tidak dibenarkan apapun
alasannya.
Maka dari itu, orang tua, lembaga pendidikan, dan lingkungan sosial harus bisa memberi yang
baik dalam konteks agama dan hukum.
Hal ini sangat penting dilakukan supaya mereka bisa berpikir secara rasional saat menyikapi
masalah.
Dengan begitu, mereka akan tumbuh menjadi kepribadian yang lebih baik, dapat mengontrol
emosi, dan berpikir lebih kritis untuk menyelesaikan masalah tanpa baku hantam.
 Pengontrolan dan pengawasan pergaulan terhadap para siswa plus dibantu oleh orang tua
murid juga dengan mendorong pelajar untuk menghindari lingkungan / pertemanan yang tidak
bermanfaat.
 Mendorong siswa terlibat dalam kegiatan positif yang dapat menunjang masa depannya.
 Menindak atau memberi sanksi yang keras kepada pihak-pihak baik diluar maupun didalam
sekolah yang berpotensi menyulut tawuran pelajar.
 Memberi keteladanan kepada pelajar dalam berbuat, bertutur kata maupun bereaksi terhadap
berbagai hal tanpa menggunakan / menunjukkan kekerasan sedikitpun.

Anda mungkin juga menyukai