Anda di halaman 1dari 9

Makalah tentang Budaya K-Pop Menarik Perhatian Masyarakat

Dunia

Disusun Oleh :

Nama : Aliya Nasha Khalisa


Kelas : XII MIPA 7
No. Absen : 04

SMA NEGERI 4 SEMARANG 2022/2023


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Fenomena K-Pop (Korean Pop) yang sedang booming di masyarakat kini merupakan salah
satu dampak dari perkembangan teknologi yang semakin canggih, sehingga budaya Korea
Selatan pun dengan mudah dapat disebarkan ke seluruh dunia dan menjadi sebuah globalisasi
budaya. Globalisasi budaya tersebut tidak terlepas dari peran teknologi dalam pertukaran
informasi antar budaya sehingga muncul beberapa budaya yang disukai oleh banyak orang di
seluruh dunia yang dikenal sebagai budaya populer. Budaya ini mencakup seluruh praktik
kehidupan sehari-hari, mulai dari memasak, gaya berpakaian, olahraga, dunia hiburan, dll.
Korea kini menjadi salah satu negara pengekspor budaya pop yang dikenal sebagai korean
wave/hallyu wave/K-Pop (Korean Pop) yang sudah tidak asing di seluruh dunia saat ini.
Kemunculan K-Pop juga tak terlepas dari pesatnya perkembangan teknologi dan penyebaran
informasi melalui media televisi maupun media online. Seiring dengan meningkatnya popularitas
Korea wave di dunia internasional sangat mempengaruhi kehidupan masyarakat di dunia
Internasional. Pengaruh korea wave di dunia internasional tak terkecuali juga di Indonesia.
‘Korean Wave’ atau ’Hallyu’ yang sekarang sangat berpengaruh di Indonesia terutama
dikalangan remaja. Pesatnya perkembangan budaya korea secara meluas dan diterima public
dunia. Indonesia sendiri menduduki peringkat keempat untuk penggemar terbanyak di seluruh
negara dengan 6,5% dari jumlah penduduk Indonesia, setelah Korea Selatan sendiri, US (dengan
35,6%), dan Philipina (7,5%). Perkembangan budaya Korea saat ini didominasi oleh karya musik
yang dikenal dengan Kpop. Budaya Kpop sendiri menyuguhkan penampilan dari boyband dan
girlband, seperti BTS, EXO, Blackpink, Red Velvet, Twice, NCT 127, dsb. Mereka
mengenalkan budaya Korea lewat karya musik dan tarian modern, sehingga dinilai mampu
menarik perhatian berbagai kalangan. Karya musik yang dihasilkan menyebar luas ke berbagai
penjuru dunia dengan didukung modernisasi teknologi informasi yang ada. Semakin maju era
globalisasi, maka semakin maju pula kualitas musik Kpop. Hal ini telah dibuktikan dengan
peningkatan jumlah streaming musik Kpop di berbagai platform streaming musik digital, seperti
Spotify, Apple Music, Joox, YouTube Music, dsb.
Di era globalisasi saat ini, semakin membuat segalanya menjadi transparan. Dengan
menipisnya keterbatasan antar negara, membuat budaya- budaya dari berbagai negara dapat
masuk dengan mudah di tengah masyarakat saat ini. Selain hal tersebut, masyarakat saat ini
adalah masyarakat yang bisa dibilang sebagai masyarakat aktif, dimana masyarakat sudah mulai
memilih dan selektif ketika ingin mengkonsumsi sesuatu yang mereka butuhkan, termasuk dalam
mengkonsumsi tayangan-tayangan maupun budaya baru yang sebelumnya belum pernah mereka
lihat maupun dengar. Hal yang paling disayangkan adalah, masyarakat sekarang lebih condong
dan menyukai budaya baru yang bukan budaya asli negara dimana mereka tinggal. Hal tersebut
sejalan ketika masyarakat mulai meninggalkan budaya aslinya, dibarengi dengan maraknya
budaya-budaya dari luar yang bisa menghipnotis khalayak, karena dianggap budaya baru dan
modern. Seorang individu yang mengidolakan seseorang biasa disebut sebagai penggemar.
Stereotip dari penggemar K-Pop sendiri dianggap selalu bersikap berlebihan, histeris, adiktif, dan
konsumtif dalam menghambur-hamburkan uang untuk membeli stuffs (barang-barang) yang
berkaitan dengan idolanya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja faktor yang menyebabkan budaya K-Pop banyak digemari masyarakat di dunia?
2. Apa saja dampak positif dan negatif budaya K-Pop?
3. Bagaimana solusi yang tepat untuk mengatasi dampak negatif budaya K-Pop tersebut?
BAB II
PEMBAHASAN

Korean wave atau Hallyu adalah sebuah istilah yang diberikan pada budaya K-Pop secara
global di berbagai negara di dunia sejak tahun 1990-an. Gelombang Korea ini sudah
mempengaruhi berbagai belahan dunia tak terkecuali di Indonesia. Di Indonesia Korean Wave
sangat mempengaruhi bagi anak muda atau yang bisa kita sebut generasi milenial. Pada
umumnya remaja sangat menyukai Drama Korea atau yang disebut drakor. Faktor lain yang
menyebabkan remaja sangat menyukai K-Pop adalah musiknya. Dimana dengan ketampanan dan
kecantikan dari anggota boyband dan girlband serta musik mereka yang enak di dengar membuat
remaja semangat untuk memulai hari-harinya. Faktor lain yang membuat remaja menyukai K-
Pop adalah fashion Korea seperti baju, kosmetik, dan apa yang dipakai oleh idol mereka. Apapun
yang dipakai oleh idol mereka atau yang biasa para Kpopers sebut dengan bias, akan habis dalam
waktu sekejap. Karena para fans K-Pop ingin mempunyai barang yang sama seperti kepunyaan
bias mereka. Peningkatan kualitas musik Kpop membawa banyak pengaruh. Agensi
entertainment Korea berlomba-lomba meningkatkan kualitas musik mereka untuk menguasai
pasar hiburan dunia. Suguhan musik Kpop yang dihasilkan para musisi akan dikemas sedemikian
menariknya. Semakin hari semakin banyak penyanyi solo maupun grup musik yang didebutkan
oleh agensi hiburan.
Dengan kecanggihan teknologi di era modern terdapat beberapa agensi sampai meluncurkan
aplikasi buatan mereka sendiri, seperti aplikasi “Weverse” buatan Hybe Corporation yang
digunakan sebagai platform komunikasi antara artis dengan penggemar, tentu aplikasi tersebut
mampu membawa keuntungan bagi pihak agensi. Disamping itu, pesatnya perkembangan musik
Kpop mendorong para penggemarnya untuk menciptakan komunitas mereka yang disebut
fandom (fans kingdom) sebagai wadah aktivitas para penggemar. Para penggemar biasanya
bertukar informasi tentang Kpop ataupun merchandise Kpop, seperti album musik, photocard,
dan lightstick. Hal tersebut dapat membawa pengaruh terhadap konsumerisme penggemar.
Banyak penggemar berlomba- lomba mendapatkan merchandise tersebut sebagai wujud
ketertarikan dan dukungan terhadap musisi idola mereka. Penjualan merchandise Kpop itu pun
juga mampu membuka peluang bisnis online di kalangan penggemarnya.
Dengan demikian, pesatnya perkembangan musik Kpop di era globalisasi sejatinya didukung
kemajuan teknologi informasi telah membawa banyak pengaruh bagi berbagai negara di dunia
maupun di Korea sendiri. Ketertarikan terhadap musik Kpop saat ini memang tidak dapat
dihindari lagi, sudah banyak peningkatan kualitas dari musik Kpop, disamping musiknya yang
terdengar enak ternyata banyak pengaruh sekaligus peluang yang dibawanya.
Pada era globalisasi saat ini teknologi sudah sangat canggih yang dapat memudahkan
manusia untuk memperoleh informasi salah satunya mengetahui bagaimana berkembangnya
dunia K-Pop. Dengan mudahnya mendapatkan informasi tersebut menyebabkan para remaja
menjadi fanatik terhadap apa yang mereka idolakan. Akibat dari fanatik tersebut menyebabkan
adanya dampak positif maupun negatif. Peningkatan dari perkembangan Korean Wave ini
seperti drama, musik, fashion, kosmetik, budaya dan media sosial sangat perlu untuk
diperhatikan oleh orang tua dalam melihat perkembangan anaknya. Kita perlu mengetahui apa
dampak positif dan negatif serta mengurangi fanatisme remaja terhadap K-Pop pada era
globalisasi sekarang ini.
Perkembangan budaya Korea memberikan dampak positif dan negatif bagi para penikmatnya.
Popularitas budaya Korea telah memberikan citra positif bagi konstruksi Asianization di seluruh
dunia. Dampak positif yang bisa diambil dari perkembangan kpop yang pesat ini diantaranya
adalah:
1. Kpop Menjadi Inspirasi di Dunia Fashion
Banyaknya anak muda yang mempunyai kamauan besar untuk mengetahui hal-hal yang berbau
korea sehingga menyebabkan mereka terisnpirasi untuk mencontoh atau meniru cara berpakaian,
cara mengetahui perpaduan mode dari idol yang mereka kagumi.
2. Mengetahui Citra Dirinya
Dampak Korea Wave Terhadap Prilaku Remaja Di Era Globalisasi
Citra diri adalah gambaran yang dimiliki seseorang terhadap dirinya sendiri sebagai ciptaan yang
memilik fisik yang dikaitkan dengan karakteristik fisik dalam penampilan seseorang tersebut
secara umum atau pemikiran seesorang tentang pandangan orang lain terhadap dirinya dan
bagaiman orang menilai dirinya
3. Dapat Bersosialisasi Dan Mandiri
Dengan adanya dunia kpop ini sehingga remaja dapat lebih kreatif dalam mengembangkan
dirinya. Dengan adanya hubungan pertemanan, mereka menjadi memiliki banyak teman dari
berbagai daerah, atau pun dari Negara luar karea sesama penggemar idol yang dikagumi Seperti
belajar mendiri dengan berani berusa seperti membuka online shop dengan menjual hal-hal
berbau kpop seperti pakaian, kosmetik, dan lainnya, dengan keuntungan dari penjualan online
bisa membuat seseorang jadi mandiri. Dikatakan dapat bersosialisasi karena dengan mereka yang
memiliki sifat yang sama, mengagumi idola yang sama, menyukai drama yang sama sehingga
terjalin suatu hubungan yang cepat berlandasakan sesame fans kpop (Hurlock,2003).
4. Dapat Memotivasi dan Semangat
Dapat memotivasi karena dengan mengagumi hal yang berbau korea mereka akan otomatis ingin
belajar memahami bahasa korea tersebut sehingga dapat memperluas tambahan bidang kuasa
bahasa asing. Dan juga music dapat juga dijadikan motivasi karena dapat menambah semangat
belajar dengan mendengarkan music kpop tersebut. Dan juga kisah idola mereka juga dianggap
menginspirasi yang mereka tuangkan lewat lagu-lagu ciptaannya.
5. Manfaat secara emosional dapat membuat senang, menghilangkan stress bagi remaja yang
lelah dari pekerjaa rumah atau tugas dari sekolah.
Dampak positif lainnya adalah menambah wawasan terhadap budaya Korea, dengan mengikuti
informasi yang berkaitan dengan idolanya menjadi mengerti dan lebih mengenal kebudayaan
Korea, salah satunya mempelajari bahasa Korea dan tulisan Hangul Korea. Siswa yang sering
menonton talk show berbahasa Korea yang menampilkan idolanya akhirnya terdorong untuk
mempelajarinya. Siswa juga mulai menerapkan dan menggunakan bahasa Korea dalam
kehidupan sehari-hari.
Disamping adanya dampak positif tentu juga ada dampak negatif yang disebabkan oleh
pengaruh kpop tersebut seperti:
1. Sikap fans yang berlebihan
2. Terjadi fanatisme terhadap remaja tersebut
Fanatisme sangat fenomena pada zaman modern ini, realitas pribadi social dari masyarakat,
karena pada saat ini berpengaruh pada seorang individu sehingga menciptakan kepercayaan dan
pemahaman berupa pengabdian, hubungan, kesetiaan, kecintaan. Fanatisme diartikan pengabdian
seseorang terhadap suatu objek dimana menimbulkan gairah, keintiman, dan hasrat yang
biasanya melampaui rata-rata dari biasanya. Objek biasanya mengacu pada produk, merek, serta
seseorang (selebriti), acara tv, dan kegiatan konsumsi lainnya. Fanatisme biasanya menganggap
dirinya benar dan mengabaikan fakta dan argument dari yang bertentangan dengan pemikiran
dan pemahaman mereka. Dampak negatif dari budaya Korea juga menyebabkan tergesernya
budaya yang ada di Indonesia. Kita seperti lebih mengutamakan budaya negara lain daripada
budaya bangsa sendiri dan seolah kita hanya ingin selalu meniru semua aspek dan kehidupan
yang berbau Korea. Hal ini juga sangat membuang waktu dan uang untuk hal yang sia-sia.
Karena remaja sekarang ini kadang lupa waktu untuk belajar hanya untuk melihat idolanya. Jam
tidur juga terganggu gara-gara menonton drama korea, dan membuang uang hanya untuk
membeli hal-hal yang kurang berguna dan kadang membeli kuota internet yang berlebihan hanya
untuk melihat idolanya lewat layer handphone. Bahkan kesehatan mata juga terganggu karena
keseringan melihat ponsel. Kita juga bisa terkena insomnia atau kesulitan tidur karena terlalu
sering bergadang hanya untuk maraton menonton drama yang disukai. Hal ini tentu sangat
menyita waktu istirahat. Budaya K-Pop mempengaruhi cara berpakaian anak muda zaman
sekarang terutama untuk perempuan yang ingin mencontoh apa yang dipakai oleh idolanya.
Kadang mereka memakai baju yang tidak sopan yang bertentangan dengan agama apalagi
mayoritas masyarakat Indonesia beragama Islam. Karenanya diperlukan perhatian dari orang tua
untuk mengawasi dan mengontrol anaknya.
Hampir semua kalangan remaja menggilai Korean Wave. Jika di lihat dari sudut pandang
Islam jelas sangat bertentangan. Korean style yang cenderung menyenangkan dengan tipe
kehidupan borjuis dan hedonis materialis bagi generasi. Hal ini menyebabkan terkikisnya akhlak
generasi dan jauh dari nilai nilai keislaman. Atas nama globalisasi dan modernisasi generasi di
seret pada kehidupan yang cenderung liberal (bebas), menjadikan generasi kita menjadi generasi
pembebek, generasi yang lemah secara pemikiran, kepribadian yang mudah di rusak dan
kehilangan idealisme. Itulah kerusakan yang di timbulkan, generasi yang seharusnya menjadi
agen of change justru menjadi korban budaya kufur. Agamalah yang seharusnya menjadi standar
baik dan buruk, Islam yang membawa seperangkat aturan untuk mengatur kehidupan manusia.
Generasi haruslah di didik dan di bina dengan akidah Islam yang baik sehingga jauh dari
kehidupan hedonistik, negara juga berperan untuk menutup semua konten media yang berisi
budaya yang bertentangan dengan Islam. Keluarga dalam Islam berfungsi sebagai sekolah
pertama dan utama bagi para putra-putrinya, Sehingga menjadikan pola pikir generasi penerus
bangsa dan pola sikap nya sesuai dengan ajaran agama Islam, yang di terapkan dalam semua sisi
kehidupan.
Solusi untuk menyikapi hal tersebut diantaranya orang tua harus lebih perhatian terhadap
perkembangan anak. Terutama bagi orang tua yang anaknya sangat menyukai budaya Korea.
Banyak anak muda yang terpengaruh style pakaian orang-orang Korea terutama para Kpopers,
pakaian yang terbuka yang tidak sesuai norma. Akan tetapi ada juga orang Indonesia yang
meniru cara berpakaian orang Korea yang tetap sopan dan menutup aurat bagi yang Muslim.
Tidak ada salahnya kita mengikuti tren pakaian tersebut. Namun, kita sebagai masyarakat
Indonesia mampu menyaring dan membedakan apa yang baik dan buruk. Karena bisa saja secara
perlahan-lahan hal ini akan membuat kita melupakan kebudayaan asli Indonesia seperti pakaian
Budaya musik K-pop yang berkembang di Indonesia memiliki peran yang sangat besar di
kalangan generasi milenial dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. K-pop membawa
perubahan seperti perubahan pola pikir, tingkah laku dan juga cara berkomunikasi. Jika suka
dengan K-pop seharusnya tidak berlebihan dan tidak bersikap fanatik atau berlebihan.
Dengan ini disarankan untuk generasi milenial, khususnya remaja agar tidak terlalu
berlebihan dalam menyukai sesuatu untuk menghindarkan diri dari sifat fanatik sehingga
mengikuti segala yang dilakukan oleh idolanya tersebut. Lebih bijaksana dalam mengalokasikan
waktu untuk melakukan kegiatan yang lebih bermanfaat. Selain itu, juga disarankan untuk lebih
bijaksana dalam menggunakan teknologi. Carilah informasi yang bermanfaat dan aktual untuk
menambah wawasan dalam bidang ilmu pengetahuan. Orangtua pun disarankan untuk selalu
mengawasi anaknya dan mengontrol jika sudah terlalu berlebihan dalam menggemari budaya
luar. Selain kesadaran yang penting dilakukan, generasi milenial harus mampu memiliki sikap
pengetahuan dengan cara terjun, terlibat dalam menjaga budaya multikultural. Sehingga nantinya
mereka dapat mengubah cara pandang tentang kebudayaan asing yang tak harus selalu diikuti
perkembangannya, melainkan bagaimana kita dapat meminimalisir dan tidak terpengaruh
sehingga melupakan kebudayaan asli. Dengan demikian tahapan penyadaran terhadap publik,
terkhusus kalangan milenial ini sangat dibutuhkan peran aktif pemerintah juga untuk
mempromosikan secara massif di tengah-tengah masyarakat, baik melalui media cetak,
elektronik, media sosial maupun berbagai konten atau event budaya yang menarik.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Teknologi informasi dan peran serta media mendorong munculnya budaya- budaya yang
disukai oleh banyak orang di seluruh dunia. 3Budaya yang disukai secara luas oleh banyak orang
disebut budaya populer, budaya pop/popular culture, atau budaya massa/mass culture (John
Storey, 1994). Budaya ini mencakup seluruh praktik kehidupan sehari-hari, mulai dari memasak,
gaya berpakaian, olahraga, dunia hiburan, dll. Pada awalnya kajian tentang budaya populer tidak
bisa dilepaskan dari peran Amerika Serikat dalam memproduksi dan menyebarkan budaya
populer. Salah satu hal yang dapat mempengaruhinya adalah segi budaya di negara tertentu
dengan negara lainnya. Salah satu budaya yang sedang berkembang di Indonesia saat ini adalah
budaya K-Pop atau yang sering kita dengar dengan istilah Hallyu atau Korean wave (Gelombang
Korea). Korean Wave adalah sebuah istilah yang diberikan untuk tersebarnya budaya Pop Korea
atau gelombang Korea secara global di berbagai negara di dunia tidak terkecuali di negara
Indonesia, atau secara singkat terpusat pada perkembangan globalisasi budaya Korea. Di
Indonesia saat ini, fenomena golombang Korea melanda generasi muda terutama remaja
Indonesia yang umumnya menyenangi drama atau disebut K-Drama dan Musik Pop korea atau
yang lebih dikenal dengan K-Pop.
Dampak yang disebabkan oleh perkembangan kpop ini diantaranya ada dampak positif dan ada
dampak negative. Dampak positif diantaranya adalah dapat menjadi inspirasi fashion, cara
berpakaian, dapat memotivasi diri dan mempunyai banyak teman dari berbagai daerah bahkan
negara. Disamping dampak positif tentu juga ada dampak negatifnya diantaranya adalah timbul
sikap fanatisme terhadap idola, fansing dengan membelikan idola barang-barang mahal, dan juga
dampak yang paling berpengaruh adalah menggunakan baju tak layak dipakai bagi perempuan.
Budaya Korea yang masuk ke Indonesia menyebabkan tergesernya budaya yang ada di
Indonesia, membuang waktu dan uang untuk hal yang sia-sia, dan dampak yang paling
berpengaruh adalah cara berpakaian yang menggunakan baju tak layak dipakai bagi perempuan,
apalagi yang beragama Islam peran orang tua sangat penting dalam mengawasi dan mengontrol
kegiatan anak jika sudah terlalu berlebihan dalam menyukai K-Pop. Bisa menggunakan cara
mengalihkan dengan mungkin membawa anak tersebut pergi liburan, mengadakan family time,
atau yang lebih bagus membawa anak ke pengajian.
Solusi lainnya adalah, sebisa mungkin kita harus selektif. Selektif dalam arti, jika kita
menggemari tren K-POP ambil kualitas positifnya, dan pastikan buang sisi negatifnya. Kedua,
punya skala prioritas yakni bagaimana kita bisa mengatur dan mengendalikan diri kita sendiri
agar tidak terlalu cinta akan popularitas tren K-POP. Karena segala sesuatu yang berlebihan
sudah pasti tidak baik. Maksudnya di sini adalah kita paham menempatkan budaya K-POP di
luar zona budaya asli kita jadi, tidak mencampuradukkan keduanya. kedua hal tersebut bisa
menjadi sikap untuk kita menyikapi budaya K-POP yang merajalela. Lalu untuk yang tidak
menggemari budaya K-POP janganlah mencemooh dan hanya memandang secara negatif saja.
Selama budaya K-POP tidak memberikan pengaruh yang buruk dan tidak mengganggu eksistensi
budaya asli suatu bangsa, maka mari kita dukung eksistensinya.
Perjuangan menjadi seorang idola tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Ada tangis
dan airmata yang dipertaruhkan oleh para trainee (sebutan untuk para idol sebelum akhirnya
debut). Tidak jarang mereka menjadi trainee di usia belasan tahun. Meskipun demikian mereka
tidak mengesampingkan sekolah formalnya, mereka tetap bisa membagi waktu antara sekolah
dan latihan di agensi. Perjuangan menjadi seorang idola inilah yang bisa diambil pelajaran oleh
para remaja diluar sana. Perjuangan dan usaha untuk menjadi seorang yang sukses itu tidak
mudah. Ada sesuatu yang harus dipertaruhkan jika ingin menjadi seseorang yang sukses. Jadi,
untuk para remaja diluar sana yang sedang menggandrungi korea, silahkan saja namun tetap
tidak boleh menyampingkan urusan sekolah dan keluarga. Jangan sampai karena mengidolakan
seseorang kita menjadi seperti mendewakannya. Ambil sisi positif dari idola untuk dijadikan
motivasi diri sendiri.

B. Daftar Pustaka
Kaltimtoday.co, ” Pengaruh Eksistensi Korean Pop (K-pop) terhadap Cara Berkomunikasi
Generasi Milenial”, 3 Januari 2022, https://kaltimtoday.co/pengaruh-eksistensi-korean-pop-k-
pop-terhadap-cara-berkomunikasi-generasi-milenial/, [diakses pada 26 September 2022]

Arif, Sherly Amalia. (2021). Perilaku Komunikasi Maya Internasional K-Pop Fandom
Dunia Online. Jurnal Mahasiswa Ilmu Komunikasi. Vol 2(1), 1.
https://onesearch.id/Record/IOS4109.54508?widget=1&repository_id=4202
Hasanah, Nur. (2016). Komunikasi Virtual (Kajian Fenomena Hallyu Wave Terhadap
Gaya Hidup Remaja di Purwokerto). Skripsi. Purwokerto: IAIN Purwokerto
Purnawati, Syafira Aulia. (2019). Pop Culture Sebagai Simbol Komunikasi Generasi
Milenial Di Surabaya (Studi Pada Penggemar Korean Wave). Jurnal Ilmu Komunikasi, 27-
28. https://123dok.com/document/ynp6ep0z-culture-sebagai-simbol-komunikasi-generasi
milenial-surabaya-penggemar.html
Putri, Octavia Firdausi. (2019) “Peran K-pop terhadap Siswa Masa Kini dan Dampaknya dalam
Kehidupan Sehari-hari”. Jurnal Bimhingan dan Konseling, 3-4.
https://www.researchgate.net/publication/337959197_Peran_K pop_terhadap_Siswa_Masa_Kini
_dan_Dampaknya_dalam_Kehidupan_Sehari-hari

Anda mungkin juga menyukai