Unilever
Unilever
Unilever merupakan salah satu dari sejumlah perusahaan global yang berhasil
beroperasi di pasar pasca-Communist, termasuk di Rusia. Keberhasilan ini diyakini berasal
dari perhatian yang seimbang terhadap ekspansi ekonomi dan kompetensi kepemimpinan
strategis. Unilever mencapai pertumbuhan yang luar biasa di pasar-pasar pasca-Communist,
khususnya di Rusia, dengan mempertahankan posisi kepemimpinan dalam beberapa segmen
pasar, seperti dressings, spreads, ice cream, dan deodorant.
Unilever Indonesia belakangan ini cenderung bervariasi. Pada paruh pertama tahun
2023, kinerja keuangan Unilever Indonesia di bawah ekspektasi analis, namun Presiden
Direktur perusahaan, Ira Noviarti, tetap optimis terhadap masa depan dan menyatakan bahwa
perusahaan dapat mempertahankan pangsa pasarnya meskipun terjadi penurunan penjualan.
Unilever Indonesia memiliki target pertumbuhan kinerja sebesar 6% pada tahun 2023 dengan
fokus pada pemeliharaan dominasi pasar dan pencapaian pertumbuhan jangka panjang. Meski
demikian, kinerja keuangan pada kuartal ketiga tahun 2023 tergolong solid, dengan
peningkatan penjualan bersih mencapai Rp 10,2 triliun, dan Ira Noviarti menyatakan bahwa
perusahaan berhasil meningkatkan pangsa volumenya dalam tiga kuartal terakhir. Pada
kuartal kedua 2022, penjualan domestik Unilever Indonesia mengalami peningkatan sebesar
7,8%, dengan Presiden Direktur Ira Noviarti menyatakan bahwa perusahaan memiliki
fondasi, strategi, dan talenta yang tepat untuk terus menciptakan pertumbuhan yang
konsisten, bertanggung jawab, dan berkelanjutan. Secara keseluruhan, kinerja Unilever
Indonesia menunjukkan variasi, dengan beberapa periode penurunan dan beberapa periode
pertumbuhan, namun perusahaan tetap optimis terhadap masa depan dan berfokus pada
pemeliharaan dominasi pasar serta pencapaian pertumbuhan jangka panjang.
c. Kondisi skill, pengetahuan, dan sikap yang diharapkan
Adapun kompetensi yang dibutuhkan oleh Unilever saat ini dapat terus berkembang
seiring dengan dinamika bisnis global dan perubahan dalam praktik kepemimpinan. Oleh
karena itu, perusahaan tersebut mungkin membutuhkan pemimpin yang dapat
mengintegrasikan kompetensi di atas dalam konteks bisnis berkelanjutan dan lingkungan
global yang berubah dengan cepat.
- Dalam konteks teks, pelatihan adalah kunci untuk mengatasi kekurangan dalam
pengetahuan, keterampilan, dan sikap karyawan. Anggota HR Unilever perlu
mengembangkan keterampilan untuk meningkatkan komunikasi, kolaborasi, dan
umpan balik antara perusahaan dan staf yang beragam.
- Program pelatihan perlu difokuskan pada manajemen SDM, komunikasi, dan
keberagaman budaya.
3. Jenis Pelatihan
- Perusahaan harus mengadakan dua dimensi pelatihan: on-the-job training dan off-the-
job training.
- On-the-job training melibatkan pelatihan yang dilakukan di tempat kerja, seperti
pelatihan oleh rekan kerja, supervisor, manajer, atau mentor.
- Beberapa metode on-the-job training yang mungkin relevan untuk Unilever termasuk
orientasi/induksi, pelatihan sebagai pegawai magang, pelatihan vestibule, rotasi
pekerjaan, dan coaching.
KESIMPULAN
Daftar Pustaka
Website:
https://www.unilever.com/planet-and-society/responsible-business/engaging-with-
stakeholders/
https://careers.unilever.com/indonesia
https://ivypanda.com/essays/learning-training-and-development-at-unilever/
https://www.globaldata.com/store/report/pt-unilever-indonesia-tbk/
https://www.coursehero.com/file/7684677/Unilever-Human-Resource-Management-
Analysis/
https://store.marketline.com/report/pt-unilever-indonesia-tbk-swot-analysis/
Jurnal:
Reitsma, S.G. (2001), "Management development in Unilever", Journal of Management
Development, Vol. 20 No. 2, pp. 131-
144. https://doi.org/10.1108/02621710110382150
Van Beek, M., & Grachev, M. (2010). Building strategic leadership competencies: The case
of Unilever. International Journal of Leadership Studies, 5(3), 317-332.