Disusun oleh :
Annisa Nurfajrina - P056132481.52
Driska Nurizizah Fasyah P056132531.52
Nicky Jaka Perdana P056132681.52
Dosen :
Dr. Ir. Kirbrandoko, MSM
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Suatu perusahaan diibaratkan sebagai suatu pohon. Salah satu bagian dari
pohon tersebut adalah akarnya. Akar berfungsi sebagai penunjang utama dari pohon.
Akar inilah yang mewakili kompetensi dari perusahaan. Kompetensi menjadikan
perusahaan memiliki daya saing yang berkelanjutan. Kompetensi bersumber dari
kapabilitas dan sumber daya ataupun kapabilitas yang merupakan kompetensi inti
perusahaan.
Kompetensi inti sangat terikat dengan fokus strategi perusahaan. Suatu
perusahaan harus memiliki perbedaan keunggulan dengan para pesaingnya. Untuk itu,
pemimpin perusahaan dapat menentukan satu dari beberapa pilihan utama dari fokus
strategis. Misalnya, apabila strateginya berfokus pada inovasi produk maka
perusahaan akan bersaing melalui produk-produk baru. Bila strateginya efisiensi
usaha, maka perusahaan harus bersaing dalam pengurangan biaya agar bisnisnya
semakin efisien. Hal yang lain adalah apabila strateginya membangun loyalitas
pelanggan maka hubungan dengan para pelanggan perlu ditingkatkan. Strategi
perusahaan dalam hal distribusi, maka perusahaan harus mampu bersaing dalam
menciptakan saluran yang banyak dan agar produk yang sampai di pelanggan menjadi
efisien. Sementara, kalau strateginya dalam hal teknologi maka perusahaan harus
mampu bersaing dalam mengambil sisi keunggulan dari suatu teknologi yang
memiliki nilai tambah lebih tinggi.
Meskipun begitu, cara yang paling ampuh bagi suatu perusahaan untuk dapat
bersaing secara global masih belum diketahui hingga sampai saat ini. Kompetensi
dari perusahaan melalui kepemimpinan dan komitmen terhadap perusahaan tersebut
dianggap sebagai faktor utama dalam kesuksesannya. Akan tetapi, hal tersebut
tergantung dari inti bisnis perusahaan. Melalui inti bisnis dari perusahaan ini suatu
perusahaan dapat mencapai competitive advantagenya (Walker 2009).
Kepemimpinan dan komitmen terhadap perusahaan sendiri terkait terhadap
1980,
kompetensi
perusahaan
dilihat
dari
kemampuannya
dalam
dalam
mengidentifikasi,
memupuk,
serta
mengeksploitasi
kompetensi inti dari perusahaan. Hal ini ditujukan agar perusahaan dapat
mengembangkan usahanya.
Di Indonesia, salah satu perusahaan yang mengembangkan dan mengelola
kompetensinya adalah PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company, Tbk..
Perusahaan ini bergerak di bidang industri makanan, minuman, dan perdagangan.
Industri minuman PT Ultrajaya memproduksi berbagai jenis minuman seperti
minuman susu cair, teh, kesehatan, dan minuman tradisional. Pengolahan minuman
dilakukan menggunakan teknologi UHT (Ultra High Temperature) dan dikemas
dalam kemasan aseptik yang steril. Sedangkan pada bidang makanan, PT Ultrajaya
memproduksis susu bubuk, dan susu kental manis, serta konsentrat buah-buahan
tropis.
Tujuan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengelolaan
kompetensi (managing competencies) yang dilakukan oleh PT. Ultrajaya Milk
Industry & Trading Company, Tbk.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kompetensi
Menurut kamus lengkap Bahasa Indonesia dari Prof. Drs. S. Wojowasito dan
W.J.S. Poerwadarminta, kompetensi berarti kemampuan, atau kecakapan. Kupper dan
Palthe (1995) menjelaskan competencies as ability of a student or worker enabling
him to accomplish tasks adequately, to find solution and to realize them in work
situation. Theses qualifications should be expressed in term of knowledge, skills, and
attitude. Dubois (2004) menjelaskan bahwa a competency as an underlying
characteristic that leads to successful performance in a life role (kompetensi sebagai
karakteristik dasar yang membawa ke arah suksesnya kinerja dalam sebuah peran
kehidupan).
Sedangkan
menurut
kamus
online Oxford,
secara
ringkas
2.
Traits adalah watak yang membuat orang untuk berpilaku atau bagaimana
seseorang merespon sesuatu dengan cara tertentu. Misalnya percaya diri (selfconfidence), kontrol diri (self-control), stress resistance, atau hardiness
(ketabahan/daya tahan).
3.
4.
5.
Skill adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu tugas tertentu baik secara
pisik maupun mental.
Dalam jangka panjang, kompetensi akan terkait dengan strategi organisasi dan
pengertian kompetensi ini dapat dipadukan dengan soft skill, hard skill, social skill,
dan mental skill. Hardskill mencerminkan pengetahuan dan keterampilan fisik
karyawan,
softskill
menunjukkan
intuisi,
kepekaan
karyawan,
social
skill
Capabilities
kapabilitas
yang
memungkinkan
perusahaan
(business units) yang menumbuhkan daun, bunga, dan buah (end products).
Pengelolaan Kompetensi
Sebuah perusahaan harus peduli dengan kompetensi yang dimilikinya. Hal
tersebut dikarenakan perusahaan hidup di dalam lingkungan yang secara terusmenerus mempengaruhi keberadaan dan kelangsungan hidupnya. Untuk hal ini,
perusahaan haruslah senantiasa melakukan upaya-upaya yang dapat memperkokoh
eksistensinya. Upaya yang dapat dilakukan salah satunya adalah dengan selalu
memberikan nilai tambah bagi lingkungannya melalui penyampaian berbagai macam
ouput yang dihasilkannya. Upaya ini hanya dimungkinkan jika perusahaan memiliki
karyawan yang kompeten.
1.
2.
Memasukkan kompetensi inti dan kompetensi pekerjaan secara lengkap pada job
descriptions karyawan sehingga semua karyawan mengetahui apa yang
diharapkan dari mereka.
3.
Memasukkan kompetensi inti dan kompetensi pekerjaan secara lengkap pada job
requisitions sehingga perusahaan merekrut individu yang sudah mempraktikan
kompetensi-kompetensi tersebut.
4.
5.
6.
manusia yang dimiliki perusahaan, sehingga dalam mengelola karyawan sebagai alat
dari kompetensi perusahaan dapat dimulai dari segi perencanaan, pengorganisasian,
sampai dengan evaluasi dapat dijelaskan sebagai berikut (Talim 2004) :
1) Perencanaan. Organisasi harus berpijak dari visi dan misi perusahaan, yang
kemudian diterjemahkan ke dalam strategi fungsional yang ada. Maksudnya, visi
dan misi ini diterjemahkan ke dalam strategi pengelolaan sumber daya manusianya yang kemudian diterjemahkan menjadi tuntutan kompetensi sumber daya
manusia yang harus dipenuhi. Misalnya, organisasi mempunyai visi untuk
menjadi sebuah perusahaan kelas dunia, maka dalam strategi sumber daya
manusianya haruslah mendukung pengembangan kompetensi yang dapat
membantu pencapaian visi menjadi kelas dunia tadi. Mulai dari penerimaan
karyawan baru, haruslah disertai dengan seperangkat persyaratan yang dapat
membantu tersedianya sumber daya manusia dengan kualitas kelas dunia,
program-program
pengembangan
sumber
daya
manusia
haruslah
juga
Setelah
peta
kompetensi
diketahui,
organisasi
harus
dengan
organisasi
besar
dan
kompleks
tidak
mungkin
memberikan
dorongan,
apresiasi
terhadap
pekerjaan
bawahan,
Penilaian terhadap hasil pendidikan dan pelatihan akan lebih handal dan
konsisten.
Pengambil keputusan dalam organisasi akan lebih percaya diri karena karyawan
telah memiliki keterampilan yang akan diperolah dari pendidikan dan pelatihan.
sebagai berikut.
Indentifikasi dan penyesuaian yang lebih baik atas keterampilan yang dibutuhkan
untuk industri.
Akses yang lebih besar terhadap pendidikan dan pelatihan sektor publik yang
relevan dengan industri.
Lebih efisien dari segi biaya karena dengan pekerja yang memiliki kompetensi
efisiensi perekonomian dapat diwujudkan
BAB III
PEMBAHASAN
Profil PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company, Tbk.
Setiap perusahaan memiliki visi dan misi yang menjadi acuan dalam
perencanaan perusahaan ke depannya. Visi merupakan tujuan dari perusahaan,
sedangkan misi merupakan cara agar visi perusahaan tersebut tercapai. Sebagai salah
satu perusahaan besar, PT. Ultrajaya juga memiliki visi dan misi terkait bidang
usahanya yang bergerak di bidang industry susu. Visi PT. Ultrajaya adalah menjadi
perusahaan industri makanan dan minuman yang terbaik dan terbesar di Indonesia,
dengan senantiasa mengutamakan kepuasan konsumen, serta menjunjung tinggi
kepercayaan para pemegang saham dan mitra kerja perusahaan. Misi PT. Ultrajaya
adalah menjalankan usaha dengan dilandasi kepekaan yang tinggiuntuk senantiasa
berorientasi kepada pasar/konsumen, dan kepekaan serta kepedulian untuk senantiasa
memperhatikan lingkungan, yang dilakukan secara optimal agar dapat memberikan
nilai tambah sebagai wujud pertanggung-jawabankepada para pemegang saham.
PT. Ultrajaya dirintis sejak tahun 1960. Saat itu PT. Ultrajaya merupakan
sebuah perusahaan susu kecil yang terletak di Jalan raya Cimareme No. 131,
Padalarang, Bandung. Pada tanggal 2 November 1971, PT. Ultrajaya merubah
namanya menjadi PT. Ultrajaya Milk Industry & Tranding Company. PT. Ultrajaya
Milk Industry & Tranding Company merupakan pioner pada kategori minuman
dengan kemasan Tetra-Pak. Pada tahun 1988, PT. Ultrajaya Milk Industry & Tranding
Company berubah menjadi perusahaan publik dengan melakukan listing di pasar
modal Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada tanggal 2 Juli 1990.
PT. Ultrajaya merupakan perusahaan yang mempelopori penggunaan teknologi
Ultra High temperature (UHT) dalam proses pengolahan susu dan kemasan aseptik
untuk produk minuman. Hal ini dilakukan PT. Ultrajaya untuk menjaga kualitas
produk susu karena dengan teknologi UHT dan pengemasan karton aseptik (Aseptic
Packaging Material) mengakibatkan produk minuman dapat tahan lama tanpa bahan
pengawet.
2.
3.
4.
produk
agar
memiliki
kemampuan
yang
kuat
dalam
pengecer
modern
yang
terutama
sekali
terdiri
atas
supermarket,
pedagang grosir
Jumlah pengecer tradisional dan pedagang grosir lebih dari 70.000 titik
penjualan. Di dalam Pulau Jawa, PT. Ultrajaya melakukan penjualan secara
langsung oleh tim perdagangan modern (in-house) kepada para pengecer
modern. Sedangkan penjualan kepada para pengecer tradisional dan para
pedagang grosir dilakukan dengan menggunakan jaringan distribusi dari PT
Nikos Distribution Indonesia (NDI), yaitu entitas anak perusahaan yang 70%
sahamnya dimiliki PT. Ultrajaya. Untuk mendukung operasi penjualan dan
distribusi, NDI mengoperasikan 12 kantor pemasaran dan 9 depo pemasokan
yang bertempat di lokasi-lokasi strategis. Untuk penjualan dalam negeri di luar
Pulau Jawa, PT. Ultrajaya menjual produk-produknya melalui kurang lebih 50
distributor independen yang tersebar di seluruh Indonesia. Disamping penjualan
di dalam negeri, perusahaan juga melakukan penjualan ekspor ke beberapa
negara seperti Australia, Kamboja, Nigeria, Arab Saudi, Korea Selatan, dan
Amerika Serikat.
6.
kompetensi apa saja yang menunjang pasar produk akhir yang ada, kemudian
perusahaan dapat mengidentifikasikan peluang-peluang untuk memperkuat posisinya
di suatu pasar produk tertentu dengan melihat kompetensi yang mungkin berada di
tempat lain di dalam perusahaan. (Hamel 1995). Maka dari itu perlu disusun agenda
kompetensi inti. Agenda tersebut terdiri dari:
a. Premier plus
Premier plus berisi tentang kompetensi baru apa yang perlu dibangun untuk
melindungi dan memperluas pengeruh perusahaan dipasar. Hal yang dilakukan
PT. Ultrajaya adalah dengan meningkatkan metode peternakan sapi perah karena
susu berkualitas berasal dari sapi berkualitas yang bahagia dan dibudidayakan
dengan sebaik-baiknya. Selain itu, teknologi dan informasi senantiasa
berkembang pesat sehingga perusahaan harus terus meningkatkan penguasaan
berbagai teknologi terbaru. Modernisasi peralatan juga dilaksanakan untuk
meningkatkan efisiensi operasi
b. Peluang mega
Peluang mega berisi kompetensi inti baru apa saja yang perlu dibangun untuk
berpartisipasi di pasar-pasar yang paling menarik dimasa mendatang. Peluang ini
dapat berupa mengembangkan produk berbahan baku susu seperti keju dan
yoghurt. Perlu dilakukan pengembangan keahlian dalam mengolah berbagai
produk dengan bahan baku susu sehingga produk yang dihasilkan memiliki value
added dan juga dapat menjangkau pasar baru.
c. Mengisi lowongan
Mengisi lowongan berisi peluang dalam memperbaiki posisi perusahaan di pasar
yang sudah ada dengan mengungkit kembali kompetensi yang sudah ada. PT.
Ultrajaya harus senantiasa menjamin kualitas produk untuk mempertahankan
pasar lama yang sudah diraih. Ketersediaan produk juga harus terjamin untuk
memastikan permintaan konsumen terpenuhi dengan baik
d. Ruang putih
Ruang putih berisi produk atau jasa baru apa saja yang dapat diciptakan secara
kreatif dengan mengerahkan dan memadukan kembali kompetensi inti yang
sudah ada. PT. Ultrajaya dapat meningkatkan jalur distribusi dengan menambah
titik-titik pengecer dalam negeri serta melakukan ekspansi ekspor yang lebih luas
sehingga pangsa pasar yang dimiliki meningkat.
Tabel 1 Agenda kompetensi inti PT. Ultrajaya
Premier plus
Baru
Kompetensi
Inti
Lama
Peluang mega
Meningkatkan metode
Mengembangkan
Meningkatkan penguasaan
dan yoghurt
teknologi
Mengisi lowongan
Menjamin
kualitas
ketersediaan produk
produk
Ruang putih
dan Meningkatkan
distribusi
dengan
titik-titik
menambah
Baru
Pasar
kemampuan
dan
profesionalisme
karyawaan
serta
melakukan
investasi
dalam
fasilitas-fasilitas
baru
untuk
keterbukaan
penjualan,
persediaan
dan
untuk
memiliki
dan
distribusi
mempertimbangkan
untuk
yang
ekstensif.
meluncurkan
Perusahaan
produk
dalam
juga
sudah
segmen-segmen
BAB IV
KESIMPULAN
PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company, Tbk. memiliki berbagai
kompetensi
diantaranya
penguasaan
teknologi
UHT,
proses
pengolahan
DAFTAR PUSTAKA
Dubois, David D, et al. 2004. Competency-Based Human Resource Management.
United States of America: Davies-Black Publishing, a division of CPP, Inc.
Hamel G, Prahalad C K. 1995. Kompetisi Masa Depan. Trans. Agus Maulana.
Competing the Future. Jakarta (ID): Binarupa Aksara.
Kupper HAE, Palthe AAWW. 1995. Competence Based-Curriculum Development,
Experiences in Agri Chain Management in Netherland and China. Oxford:
Capstone Publishing.
Soetjipto, Budi W, et al. 2002. Paradigma Baru Manajemen Sumber Daya Manusia.
Yogyakarta (ID): Amara Books.
Talim B. 2004. Solusi Proaktif Permasalahan SDM di Indonesia. Pikiran Rakyat
tanggal 21 Desember 2004.
Walker G. 2009. Modern Competitive Strategy, 3rd edition. New York: McGraw-Hill.
Zwell M. 2000. Creating a Culture of Competence. New York: John Wiley & Sons,
Inc.