Desmawati Promkes
Desmawati Promkes
1, Mei 2017
Nama : desmawati
Npm : 21250032
ABSTRACT
Promotion is a tool used by companies to inform, persuade and remind consumers to
consume a good or service. But in the field of health, the role of the hospital not only to
increases demand for health services in the form of increasing the number of patients, but
also enables and empowers the community to be able to maintain their health
independently. So, beside doing promotions, the hospital need to implement health
promotion to change people's behavior to be more active in maintaining their health
Hal-4
Jurnal Logistik Bisnis, Vol. 7, No.1, Mei 2017
daya masyarakat sesuai sosial budaya mau berperilaku sesuai harapan dan
setempat dan didukung oleh kebijakan memperoleh manfaat paling besar dari
publik yang berwawasan kesehatan perubahan perilaku tersebut, 2)Sasaran
(Kemenkes RI, 2005). Sekunder, adalah individu atau
Dapat disimpulkan bahwa kelompok yang memiliki pengaruh atau
promosi dalam bidang kesehatan disegani oleh sasaran primer dimana
diarahkan untuk mengubah perilaku sasaran sekunder diharapkan mampu
kesehatan masayarakat. Promosi mendukung pesan-pesan yang
kesehatan sebagai pendekatan terhadap disampaikan kepada sasaran primer, 3)
faktor perilaku kesehatan kegiatannya Sasaran Tersier, adalah para pengambil
tidak terlepas dari faktor-faktor yang kebijakan, penyandang dana , dan pihak-
menentukan perilaku tersebut. Dengan pihak yang berpengaruh di berbagai
kata lain, kegiatan promosi kesehatan tingkat (pusat, provinsi, kabupaten,
menurut Lawrence Green (1980) harus kecamatan, dan desa/kelurahan).
disesuaikan dengan faktor yang Berbeda dengan bauran promosi
mempengaruhi perilaku itu sendiri yaitu umumnya, berdasarkan rumusan WHO
(Notoatmodjo, 2010); 1) faktor dan Kebijakan Nasional Promosi
predisposisi, merupakan faktor yang Kesehatan, strategi promosi kesehatan
dapat mempermudah atau secara global yang digunakan oleh
mempredisposisi timbulnya perilaku lembaga kesehatan seperti rumah sakit
dalam diri seorang individu atau terdiri dari tiga hal yaitu advokasi, bina
masyarakat. Faktor-faktor yang suasana, dan pemberdayaan masyarakat.
dimasukkan ke dalam kelompok faktor
predisposisi diantaranya adalah 1. Advokasi
pengetahuan individu, sikap,
kepercayaan, tradisi, dan norma sosial , Effendi dan Makhfudli (2009),
2) faktor pendukung perilaku adalah advokasi yaitu pendekatan pimpinan
faktor-faktor yang memungkinkan atau dengan tujuan untuk mengembangkan
yang memfasilitasi terjadinya perilaku kebijakan publik yang berwawasan
atau tindakan individu atau masyarakat. kesehatan. Hasil yang diharapkan adalah
Faktor ini meliputi tersedianya sarana kebijakan dan peraturan-peraturan yang
pelayanan kesehatan dan kemudahan mendukung untuk mempengaruhi
untuk mencapainya. 3) faktor penguat, terciptanya perilaku hidup bersih dan
faktor-faktor yang memperkuat sehat, serta adanya dukungan dana dan
terjadinya suatu tindakan untuk sumber daya lainnya. Kegiatan yang
berperilaku sehat diperlukan adalah dapat dilakukan antara lain, pendekatan
perilaku petugas kesehatan dan daritokoh perorangan. Pendekatan tersebut seperti
masyarakat seperti lurah dan tokoh melalui lobi, dialog, negosiasi, debat,
agama. Selain hal tersebut juga petisi, mobilisasi, seminar, dan lain-
diperlukan ketersediaannya peraturan lain.Advokasi menurut Depkes RI
dan perundang-undangan yang (2008) adalah upaya atau proses yang
memperkuat. strategis dan terencana untuk
Berdasarkan ketiga faktor diatas, mendapatkan komitmen dan dukungan
promosi kesehatan dihubungkan dengan dari pihak-pihak terkait (stakeholders).
beberapa tatanan, antara lain tatanan Advokasi diarahkan untuk menghasilkan
rumah tangga, tatanan tempat kerja, dukungan yang merupakan kebijakan
tatanan institusi kesehatan, dan tatanan (misalnya dalam bentuk peraturan
tempat-tempat umum. Secara spesifik perundang-undangan), dana, sarana, dan
menurut sasaran kesehatan dibagi lain-lain sejenis. Stakeholders yang
menjadi tiga (Maulana, 2009), yaitu; 1) dimaksud bisa berupa tokoh masyarakat
Sasaran Primer, adalah sasaran yang formal yang umumnya berperan sebagai
mempunyai masalah, yang diharapkan penentu kebijakan pemerintah dan
Hal-5
Jurnal Logistik Bisnis, Vol. 7, No.1, Mei 2017
penyandang dana pemerintah. Juga dapat apabila lingkungan sosial dimanapun dia
berupa tokoh-tokoh masyarakat informal berada (keluarga, dirumah, orang-orang
seperti tokoh agama, tokoh adat, dan yang menjadi panutan / idolanya, majelis
lain-lain yang umumnya dapat berperan agama dan lain-lain bahkan masyarakat
sebagai penentu kebijakan (tidak tertulis) umum) memiliki opini yang positif
di bidangnya. terhadap perilaku tersebut.
Dari advokasi, hasil yang Bina suasana mengajak para
diharapkan dapat dilihat dari dua individu meningkat dari fase tahu ke fase
indikator. Perta,a, indikator output dalam mau, perlu dilakukan. Pada
bentuk perangkat lunak adalah peraturan- pelaksanaannya terdapat tiga pendekatan
peraturan atau undang-undang sebagai dalam bina suasana, yaitu 1) Bina
bentuk kebijakan atau perwujudan dari Suasana Individu, ditujukan kepada
komitmen politik terhadap program individu tokoh masyarakat. Melalui
kesehatan, misalnya : undang-undang, pendekatan ini diharapkan mereka akan
peraturan pemerintah, keputusan menyebarluaskan opini yang positif
presiden, keputusan menteri, peraturan terhadap perilaku yang sedang
daerah, surat keputusan gubernur, bupati, diperkenalkan. Mereka juga diharapkan
camat, dan seterusnya. Kedua, indikator dapat menjadi individu-individu panutan
output dalam bentuk perangkat keras dalam hal perilaku yang sedang
yaitu; meningkatnya dana atau anggaran diperkenalkan dengan bersedia atau mau
untuk pembangunan kesehatan, mempraktikkan perilaku yang sedang
ersedianya atau dibangunnya fasilitas diperkenalkan tersebut. Lebih lanjut
atau sarana pelayanan kesehatan seperti bahkan dapat diupayakan agar mereka
rumah sakit, puskesmas, poliklinik, dan bersedia menjadi kader dan turut
sebagainya, dibangunnya atau menyebarluaskan informasi guna
tersedianya sarana prasarana kesehatan menciptakan suasana yang kondusif bagi
misalnya air bersih, jambankeluarga atau perubahan perilaku individu. 2) Bina
jamban umum, tempat sampah, dan Suasana Kelompok, ditujukan kepada
sebagainya, dilengkapinya peralatan kelompok-kelompok dalam masyarakat,
kesehatan seperti laboratorium peralatan seperti pengurus Rukun Tetangga (RT),
pemeriksaan fisik dan lainsebagainya. pengurus Rukun Warga (RW),
kelompok keagamaan, perkumpulan
2. Bina suasana seni, organisasi profesi, organisasi
wanita, organisasi siswa / mahasiswa,
Menurut Effendi dan Makhfudli organisasi pemuda, dan lain-lain.
(2009), bina suasana yaitu penciptaan Pendekatan ini dapat dilakukan oleh dan
situasi yang kondusif untuk atau bersama-sama dengan pemuka /
memberdayakan perilaku hidup bersih tokoh masyarakat yang telah peduli.
dan sehat. Perilaku hidup bersih dan sehat Diharapkan kelompok-kelompok
dapat tercipta dan berkembang jika tersebut menjadi peduli terhadap
lingkungan mendukung hal ini. Dalam perilaku yang sedang diperkenalkan dan
konteks ini lingkungan mencakup menyetujui atau mendukungnya. Bentuk
lingkungan fisik, sosial budaya, dukungan ini dapat berupa kelompok
ekonomi, dan politik. Bina suasana tersebut lalu bersedia juga
menurut Kemenkes RI (2008) adalah mempraktikkan perilaku yang sedang
upaya untuk menciptakan opini atau diperkenalkan, mengadvokasi pihak-
lingkungan sosial yang mendorong pihak yang terkait, dan atau melakukan
individu atau anggota masyarakat untuk kontrol sosial terhadap individu-individu
mau melakukan perilaku yang anggotanya. 3) Bina Suasana
diperkenalkan. Seseorang akan Masyarakat Umum, dilakukan terhadap
terdorong untuk mau melakukan sesuatu masyarakat umum dengan membina dan
memanfaatkan media-media
Hal-6
Jurnal Logistik Bisnis, Vol. 7, No.1, Mei 2017
Hal-7
Jurnal Logistik Bisnis, Vol. 7, No.1, Mei 2017
Hal-8
Jurnal Logistik Bisnis, Vol. 7, No.1, Mei 2017
Hal-9
Jurnal Logistik Bisnis, Vol. 7, No.1, Mei 2017
Hal-10
Jurnal Logistik Bisnis, Vol. 7, No.1, Mei 2017
IV. REFERENSI
Hal-11
Jurnal Logistik Bisnis, Vol. 7, No.1, Mei 2017
NA MA : DESMAWATI
NPM : 21250032
PRODI : D3 KEPERAWATAN
DOSEN : Dr. YUNITA THERESIANA,SKM.,M.Kes
MATKUL : PROMOSI KESEHATAN
Analisis menekankan aspek penting dari layanan kesehatan, khususnya peran rumah
sakit. Mari kita uraikan poin-poin utamanya:
Menyoroti bahwa rumah sakit memiliki peran yang lebih luas selain meningkatkan
permintaan pasien. Mereka diposisikan untuk memberdayakan dan memungkinkan
masyarakat bertanggung jawab atas kesehatannya secara mandiri.
Menarik perbedaan antara promosi tradisional, yang mungkin berfokus pada menarik
lebih banyak pasien, dan promosi kesehatan, yang bertujuan untuk mengubah perilaku
dan mendorong masyarakat untuk secara aktif menjaga kesehatannya.
4. Pemberdayaan Masyarakat:
Menekankan pentingnya rumah sakit tidak hanya sebagai penyedia layanan tetapi juga
sebagai agen perubahan dalam kesehatan masyarakat. Hal ini melibatkan
pemberdayaan individu untuk membuat keputusan yang tepat mengenai kesehatan
mereka.
5. Perubahan Perilaku:
Hal-12
Jurnal Logistik Bisnis, Vol. 7, No.1, Mei 2017
Mendorong peran individu yang lebih aktif dalam menjaga kesehatannya, selaras
dengan prinsip promosi kesehatan yang fokus pada pencegahan dan kesejahteraan.
Hal-13