Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Logistik Bisnis, Vol. 7, No.

1, Mei 2017

PENERAPAN PROMOSI KESEHATAN UNTUK MENGUBAH PERILAKU


KESEHATAN MASYARAKAT
(Studi Kasus: Rumah Sakit Cicendo)

Deru R Indika SE., MBA., Arrafi Mutiara Aprila


Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Universitas Padjadjaran
deru.indika@unpad.ac.id

ABSTRACT
Promotion is a tool used by companies to inform, persuade and remind consumers to
consume a good or service. But in the field of health, the role of the hospital not only to
increases demand for health services in the form of increasing the number of patients, but
also enables and empowers the community to be able to maintain their health
independently. So, beside doing promotions, the hospital need to implement health
promotion to change people's behavior to be more active in maintaining their health

Kata Kunci: promotion, health promotion, community empowerment

I. PENDAHULUAN Besarnya jumlah penderita


1.1. Latar Belakang katarak pada usia produkti disebabkan
Secara umum, cara pandang oleh perilaku dan ketidaktahuan
masyarakat dalam masalah kesehatan di masyarakat akan kesehatan mata.
Indonesia masih pada tahap pengobatan Gangguan kesehatan mata dapat
bukan kepada pencegahan tidak disebabkan oleh banyak faktor seperti
terkecuali untuk kesehatan mata. Untuk membaca buku terlalu lama, sambil
kesehatan mata, berdasarkan data The tidur, atau membaca buku di ruangan
Fred Hollows Foundation, kasus dengan cahaya redup, terlalu lama
kebutaan di Indonesia saat ini mencapai menatap komputer, laptop, gadget,
3,6 juta diantaranya disebabkan oleh menonton televisi dengan jarak terlalu
katarak. Angka tersebut merupakan yang dekat dan gangguan refraksi cahaya ke
tertinggi di Asia dan nomor 2 di dunia dalam retina karena paparan sinar
setelah Ethiopia. Hal ini juga telah matahari secara langsung tanpa
menjadi masalah nasional karena memakai pelindung seperti kacamata
kebutaan akan menyebabkan kehilangan (Polana,2017). Masyarakat terbiasa akan
produktivitas dan membutuhkan biaya kebiasaan buruk tersebut di atas dan
besar untuk rehabilitas dan pendidikan tidak rutin memeriksakan kesehatan
tuna netra. mata pada dokter mata, bahkan pada
Penyebab utama kebutaan di masyarakat kelas ekonomi bawah
Indonesia adalah akibat dari katarak. terkadang membiarkan ketika
(Sirlan,2009) Prevalensi kebutaan akibat mengalami masalah pada penglihatan.
katarak di Indonesia mencapai 0,78% WHO (World Health
dari seluruh kejadian kebutaan yang Organization) “A Global Action Plan
mencapai 1,5%. Penyebab lain kebutaan 2014-2019”, mencanangkan tahun 2020
adalah glaukoma (0,20%), kelainan merupakan sebuah visi kesehatan mata
refraksi (0,14%), sedangkan sisanya dunia atau dapat disebut Vision 2020
akibat penyakit kornea, retina, dan “The Right to Sight” yaitu untuk
kekurangan vitamin A (xeroptalmia). menghapus kebutaan di masa yang akan
Walaupun katarak merupakan penyakit datang. Ini merupakan hasil inisiatif
usia lanjut, tetapi 16-20% kebutaan antara WHO dan PBL (The Prevention
akibat katarak terjadi pada kelompok of Blindness Programme) yang
usia 40-54 tahun yang masih termasuk merupakan organisasi kelompok
dalam kelompok usia produktif. profesional perawatan mata dan

Hal-3
Jurnal Logistik Bisnis, Vol. 7, No.1, Mei 2017

organisasi non-pemerintah yang terlibat keadaan. Selain itu promosi membujuk


dalam perawatan mata. Dalam calon konsumen agar mau membeli
menjalankan visi ini, tentunya Rumah barang atau jasa yang ditawarkan. Perlu
Sakit Mata Cicendo sebagai Pusat Mata ditekankan di sini bahwasanya
Nasional turut serta dalam mewujudkan membujuk bukan berarti memaksa calon
Vision 2020 salah satunya yaitu dengan konsumen sehingga keputusan yang
melakukan upaya promotif dan preventif diambil mungkin justru keputusan yang
kepada masyarakat tentang program negatif. Promosi juga mengingatkan
gangguan penglihatan dan kebutaan. konsumen tentang adanya barang
Oleh karena itu, Sosialisasi mengenai tertentu, yang dibuat dan dijual
kesehatan mata sangat diperlukan, perusahaan tertentu, ditempat tertentu
karena masih banyak masyarakat yang dengan harga yang tertentu pula.
belum sadar terhadap bahayanya Konsumen kadang-kadang memang
gangguan pada penglihatan juga perlu diingatkan, untuk selalu mencari
kekhawatiran masyarakat terhadap biaya barang apa yang dibutuhkan dan dimana
pengobatan yang cukup mahal sehingga mendapatkannyauntuk
mereka enggan untuk memeriksakan menginformasikan produk.Untuk
kesehatan matanya. Untuk itu perlu mencapai ketiga tujuan tersebut
dirancang promosi yang dapat produsen menggunakan bauran promosi
mengubah perilaku masyarakat untuk terdiri dari promosi pemsaran persoanal
lebih aktif dalam menjaga kesehatannya dan non personal melalui Periklanan,
terutama kesehatan mata. Promosi Penjualan, Hubungan
Masyarakat, Penjualan Perorangan, dan
1.2. Tinjauan Pustaka Pemasaran Langsung.
Dalam hal kesehatan, promosi
Promosi adalah arus informasi menjadi punya arti tersendiri dimana
atau persuasi satu arah untuk promosi kesehatan adalah suatu proses
mengarahkan seorang atau organisasi untuk memampukan masyarakat dalam
terhadap tindakan yang menciptakan memelihara dan meningkatkan
pertukaran dalam pemasaran (Swastha kesehatan mereka. Dengan kata lain,
dan Irawan, 2005). Tujuan promosi promosi kesehatan adalah upaya yang
adalah untuk mempengaruhi konsumen dilakukan terhadap masyarakat sehingga
dalam mengambil keputusan untuk mereka mau dan mampu untuk
melakukan pembelian. Promosi tidak memelihara dan meningkatkan
hanya sekedar berkomunikasi ataupun kesehatan mereka sendiri (Notoatmodjo,
menyampaikan informasi, tetapi juga 2010).
menginginkan komunikasi mampu Menurut WHO, promosi
menciptakan suasana atau keadaan kesehatan adalah proses mengupayakan
dimana para pelanggan bersedia individu-individu dan masyarakat untuk
memilih dan memiliki produk. meningkatkan kemampuan mereka
Secara garis besar promosi mengandalkan faktor-faktor yang
bertujuan memberikan informasi, mempengaruhi kesehatan sehingga dapat
membujuk dan mengingatkan konsumen meningkatkan derajat kesehatannya.
(Asri,2003). Produsen memberitahukan Bertolak dari pengertian yang
informasi selengkap-lengkapnya kepada dirumuskan WHO, Indonesia
calon pembeli tentang barang yang merumuskan pengertian promosi
ditawarkan, siapa penjualnya, siapa kesehatan adalah upaya untuk
pembuatnya, dimana memperolehnya, meningkatkan kemampuan masyarakat
harganya dan sebagainya. Informasi melalui pembelajaran diri, oleh, untuk,
yang digunakan dapat diberikan melalui dan bersama masyarakat agar mereka
tulisan, gambar, kata-kata dan dapat menolong dirinya sendiri serta
sebagainya yang disesuaikan dengan mengembangkan kegiatan bersumber

Hal-4
Jurnal Logistik Bisnis, Vol. 7, No.1, Mei 2017

daya masyarakat sesuai sosial budaya mau berperilaku sesuai harapan dan
setempat dan didukung oleh kebijakan memperoleh manfaat paling besar dari
publik yang berwawasan kesehatan perubahan perilaku tersebut, 2)Sasaran
(Kemenkes RI, 2005). Sekunder, adalah individu atau
Dapat disimpulkan bahwa kelompok yang memiliki pengaruh atau
promosi dalam bidang kesehatan disegani oleh sasaran primer dimana
diarahkan untuk mengubah perilaku sasaran sekunder diharapkan mampu
kesehatan masayarakat. Promosi mendukung pesan-pesan yang
kesehatan sebagai pendekatan terhadap disampaikan kepada sasaran primer, 3)
faktor perilaku kesehatan kegiatannya Sasaran Tersier, adalah para pengambil
tidak terlepas dari faktor-faktor yang kebijakan, penyandang dana , dan pihak-
menentukan perilaku tersebut. Dengan pihak yang berpengaruh di berbagai
kata lain, kegiatan promosi kesehatan tingkat (pusat, provinsi, kabupaten,
menurut Lawrence Green (1980) harus kecamatan, dan desa/kelurahan).
disesuaikan dengan faktor yang Berbeda dengan bauran promosi
mempengaruhi perilaku itu sendiri yaitu umumnya, berdasarkan rumusan WHO
(Notoatmodjo, 2010); 1) faktor dan Kebijakan Nasional Promosi
predisposisi, merupakan faktor yang Kesehatan, strategi promosi kesehatan
dapat mempermudah atau secara global yang digunakan oleh
mempredisposisi timbulnya perilaku lembaga kesehatan seperti rumah sakit
dalam diri seorang individu atau terdiri dari tiga hal yaitu advokasi, bina
masyarakat. Faktor-faktor yang suasana, dan pemberdayaan masyarakat.
dimasukkan ke dalam kelompok faktor
predisposisi diantaranya adalah 1. Advokasi
pengetahuan individu, sikap,
kepercayaan, tradisi, dan norma sosial , Effendi dan Makhfudli (2009),
2) faktor pendukung perilaku adalah advokasi yaitu pendekatan pimpinan
faktor-faktor yang memungkinkan atau dengan tujuan untuk mengembangkan
yang memfasilitasi terjadinya perilaku kebijakan publik yang berwawasan
atau tindakan individu atau masyarakat. kesehatan. Hasil yang diharapkan adalah
Faktor ini meliputi tersedianya sarana kebijakan dan peraturan-peraturan yang
pelayanan kesehatan dan kemudahan mendukung untuk mempengaruhi
untuk mencapainya. 3) faktor penguat, terciptanya perilaku hidup bersih dan
faktor-faktor yang memperkuat sehat, serta adanya dukungan dana dan
terjadinya suatu tindakan untuk sumber daya lainnya. Kegiatan yang
berperilaku sehat diperlukan adalah dapat dilakukan antara lain, pendekatan
perilaku petugas kesehatan dan dari perorangan. Pendekatan tersebut seperti
tokoh masyarakat seperti lurah dan melalui lobi, dialog, negosiasi, debat,
tokoh agama. Selain hal tersebut juga petisi, mobilisasi, seminar, dan lain-
diperlukan ketersediaannya peraturan lain.Advokasi menurut Depkes RI
dan perundang-undangan yang (2008) adalah upaya atau proses yang
memperkuat. strategis dan terencana untuk
Berdasarkan ketiga faktor diatas, mendapatkan komitmen dan dukungan
promosi kesehatan dihubungkan dengan dari pihak-pihak terkait (stakeholders).
beberapa tatanan, antara lain tatanan Advokasi diarahkan untuk menghasilkan
rumah tangga, tatanan tempat kerja, dukungan yang merupakan kebijakan
tatanan institusi kesehatan, dan tatanan (misalnya dalam bentuk peraturan
tempat-tempat umum. Secara spesifik perundang-undangan), dana, sarana, dan
menurut sasaran kesehatan dibagi lain-lain sejenis. Stakeholders yang
menjadi tiga (Maulana, 2009), yaitu; 1) dimaksud bisa berupa tokoh masyarakat
Sasaran Primer, adalah sasaran yang formal yang umumnya berperan sebagai
mempunyai masalah, yang diharapkan penentu kebijakan pemerintah dan

Hal-5
Jurnal Logistik Bisnis, Vol. 7, No.1, Mei 2017

penyandang dana pemerintah. Juga apabila lingkungan sosial dimanapun dia


dapat berupa tokoh-tokoh masyarakat berada (keluarga, dirumah, orang-orang
informal seperti tokoh agama, tokoh yang menjadi panutan / idolanya,
adat, dan lain-lain yang umumnya dapat majelis agama dan lain-lain bahkan
berperan sebagai penentu kebijakan masyarakat umum) memiliki opini yang
(tidak tertulis) di bidangnya. positif terhadap perilaku tersebut.
Dari advokasi, hasil yang Bina suasana mengajak para
diharapkan dapat dilihat dari dua individu meningkat dari fase tahu ke
indikator. Perta,a, indikator output fase mau, perlu dilakukan. Pada
dalam bentuk perangkat lunak adalah pelaksanaannya terdapat tiga pendekatan
peraturan-peraturan atau undang-undang dalam bina suasana, yaitu 1) Bina
sebagai bentuk kebijakan atau Suasana Individu, ditujukan kepada
perwujudan dari komitmen politik individu tokoh masyarakat. Melalui
terhadap program kesehatan, misalnya : pendekatan ini diharapkan mereka akan
undang-undang, peraturan pemerintah, menyebarluaskan opini yang positif
keputusan presiden, keputusan menteri, terhadap perilaku yang sedang
peraturan daerah, surat keputusan diperkenalkan. Mereka juga diharapkan
gubernur, bupati, camat, dan seterusnya. dapat menjadi individu-individu panutan
Kedua, indikator output dalam bentuk dalam hal perilaku yang sedang
perangkat keras yaitu; meningkatnya diperkenalkan dengan bersedia atau mau
dana atau anggaran untuk pembangunan mempraktikkan perilaku yang sedang
kesehatan, ersedianya atau dibangunnya diperkenalkan tersebut. Lebih lanjut
fasilitas atau sarana pelayanan kesehatan bahkan dapat diupayakan agar mereka
seperti rumah sakit, puskesmas, bersedia menjadi kader dan turut
poliklinik, dan sebagainya, dibangunnya menyebarluaskan informasi guna
atau tersedianya sarana prasarana menciptakan suasana yang kondusif bagi
kesehatan misalnya air bersih, jamban perubahan perilaku individu. 2) Bina
keluarga atau jamban umum, tempat Suasana Kelompok, ditujukan kepada
sampah, dan sebagainya, dilengkapinya kelompok-kelompok dalam masyarakat,
peralatan kesehatan seperti laboratorium seperti pengurus Rukun Tetangga (RT),
peralatan pemeriksaan fisik dan lain pengurus Rukun Warga (RW),
sebagainya. kelompok keagamaan, perkumpulan
seni, organisasi profesi, organisasi
2. Bina suasana wanita, organisasi siswa / mahasiswa,
organisasi pemuda, dan lain-lain.
Menurut Effendi dan Makhfudli Pendekatan ini dapat dilakukan oleh dan
(2009), bina suasana yaitu penciptaan atau bersama-sama dengan pemuka /
situasi yang kondusif untuk tokoh masyarakat yang telah peduli.
memberdayakan perilaku hidup bersih Diharapkan kelompok-kelompok
dan sehat. Perilaku hidup bersih dan tersebut menjadi peduli terhadap
sehat dapat tercipta dan berkembang jika perilaku yang sedang diperkenalkan dan
lingkungan mendukung hal ini. Dalam menyetujui atau mendukungnya. Bentuk
konteks ini lingkungan mencakup dukungan ini dapat berupa kelompok
lingkungan fisik, sosial budaya, tersebut lalu bersedia juga
ekonomi, dan politik. Bina suasana mempraktikkan perilaku yang sedang
menurut Kemenkes RI (2008) adalah diperkenalkan, mengadvokasi pihak-
upaya untuk menciptakan opini atau pihak yang terkait, dan atau melakukan
lingkungan sosial yang mendorong kontrol sosial terhadap individu-individu
individu atau anggota masyarakat untuk anggotanya. 3) Bina Suasana
mau melakukan perilaku yang Masyarakat Umum, dilakukan terhadap
diperkenalkan. Seseorang akan masyarakat umum dengan membina dan
terdorong untuk mau melakukan sesuatu memanfaatkan media-media

Hal-6
Jurnal Logistik Bisnis, Vol. 7, No.1, Mei 2017

komunikasi, seperti radio, televisi, Prinsip dari pemberdayaan masyarakat


koran, majalah, situs internet, dan lain- yaitu menumbuhkembangkan potensi
lain, sehingga dapat tercipta pendapat masyarakat, menumbuhkan kontribusi
umum. Dengan pendekatan ini masyarakat dalam upaya kesehatan,
diharapkan media-media massa tersebut mengembangkan kegiatan gotong
menjadi peduli dan mendukung perilaku royong di masyarakat, promosi
yang sedang diperkenalkan. Suasana pendidikan dan pelatihan dengan
atau pendapat umum yang positif ini sebanyak mungkin menggunakan dan
akan dirasakan pula sebagai pendukung memanfaatkan potensi setempat, upaya
atau “penekan” (social pressure) oleh dilakukan secara kemitraan dengan
individu-individu anggota masyarakat, berbagai pihak, desentralisasi (sesuai
sehingga akhirnya mereka mau dengan keadaan dan kebudayaan
melaksanakan perilaku yang sedang setempat).
diperkenalkan. Menurut Kemenkes RI (2008),
pemberdayaan masyarakat adalah proses
3. Pemberdayaan masyarakat pemberian informasi secara terus-
menerus dan berkesinambungan
Pemberdayaan masyarakat mengikuti perkembangan sasaran serta
menurut Notoatmodjo (2009) adalah proses membantu sasaran, agar sasaran
strategi promosi kesehatan yang tersebut berubah dari tidak tahu menjadi
ditujukan kepada masyarakat secara tahu atau sadar (aspek knowledge), dari
langsung dengan tujuan utama yang tahu menjadi mau (aspek attitude), dan
ingin dicapai adalah agar terwujudnya dari mau menjadi mampu melaksanakan
kemampuan masyarakat dalam perilaku yang diperkenalkan (aspek
memelihara dan meningkatkan practice). Tujuan pemberdayaan
kesehatan mereka sendiri. Bentuk dari masyarakat tersebut adalah
pemberdayaan masyarakat antara lain : menumbuhkan potensi masyarakat yang
pelayanan kesehatan gratis, pemberian artinya segala potensi masyarakat perlu
obat gratis, pengorganisasian dan di optimalkan untuk mendukung
pengembangan masyarakat dalam program kesehatan (Kemenkes RI,
bentuk koperasi dan pelatihan untuk 2000). Keluaran atau hasil yang
kemampuan peningkatan pendapatan diharapkan dalam pemberdayaan adalah
keluarga. (Kemenkes RI, 2000) ; Tumbuh
Maulana (2009) membagi tujuan kembangnya berbagai upaya kesehatan
pemberdayaan menjadi dua, yaitu tujuan bersumber daya masyarakat serta
umum dan tujuan khusus. Tujuan umum meningkatnya kemampuan dan
pemberdayaan masyarakat yaitu kemandirian masyarakat di bidang
masyarakat mampu mengenali, kesehatan, Adanya upaya kesehatan
memelihara, melindungi, dan yang bersumber dari masyarakat seperti
meningkatkan kualitas kesehatannya, Posyandu, dan lain-lain., dan masyarakat
termasuk jika sakit dapat memperoleh menjadi peserta dana sehat
pelayanan kesehatan tanpa mengalami
kesulitan dalam pembiayaannya. Tujuan II. METODE PENELITIAN
khusus pemberdayaan masyarakat yaitu Penelitian ini merupakan
memahami dan menyadari pentingnya penelitian deskriptif yang bertujuan
kesehatan, memiliki keterampilan untuk untuk mengumpulkan informasi aktual
memelihara dan meningkatkan secara rinci yang melukiskan gejala
kesehatannya, memiliki kemudahan yang ada dan diperoleh dari perusahaan.
untuk menjaga kesehatan diri dan Obyek penelitian adalah di Rumah Sakit
lingkungannya, berupaya bersama Mata Cicendo, Bandung. Jenis data yang
(bergotong royong) menjaga dan digunakan dalam penelitian ini adalah
meningkatkan kesehatan lingkungannya. data kualitatif yaitu data yang memuat

Hal-7
Jurnal Logistik Bisnis, Vol. 7, No.1, Mei 2017

gambaran kondisi perusahaan meninformasikan, membujuk dan


bagaimana penerapan promosi kesehatan mengingatkan pasien dan calon pasien
yang dilakukan Rumah Sakit Mata tetapi juga menerapkan promosi
Cicendo selama tahun 2016-2017. kesehatan yang memampukan dan
Beradasarkan tinjauan pustaka , sebagai memberdayakan masayarakat dalam
institusi kesehatan Rumah Sakit Cicendo menjaga kesehatan mata (tabel.1)
bukan hanya melakukan promosi untuk

Tabel 1. Perbedaaan Promosi dan Promosi Kesehatan

Kriteria Promosi Promosi Kesehatan


Tujuan 1. Menginformasikan meningkatkan kemampuan
2. Membujuk masyarakat melalui
3. Mengingatkan pembelajaran diri, oleh, untuk,
dan bersama masyarakat agar
mereka dapat menolong dirinya
sendiri serta mengembangkan
kegiatan bersumber daya
masyarakat sesuai sosial budaya
setempat dan didukung oleh
kebijakan publik yang
berwawasan kesehatan (Depkes
RI, 2005)
Saluran Personal dan Non Personal Advokasi, Bina Suasana, dan
Pemberdayaan Masayarakat
Bauran Periklanan, Promosi lobi, dialog, negosiasi, debat,
Penjualan, Hubungan petisi, mobilisasi,
Masyarakat, Penjualan seminar,tokoh panutan,
Perorangan, dan Pemasaran kelompok panutan, peraturan-
Langsung peraturan atau undang-undang,
pelayanan kesehatan gratis,
pemberian obat gratis,
pengorganisasian dan
pengembangan masyarakat
dalam bentuk koperasi dan
pelatihan untuk kemampuan
peningkatan pendapatan
keluarga.
Output Tumbuhnya permintaan Pasien dan klien rumah sakit
(demand) akan pelayanan yang serta masyarakat tahu, mau, dan
“dijual”. mampu untuk menangani
masalah-masalah kesehatan.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN Rumah Sakit Mata Cicendo mengadakan


Rumah sakit Mata Cicendo kegiatan promosi kesehatan dengan 2
melakukan promosi untuk meningkatkan (dua) acara besar, yaitu Penyuluhan
jumlah pasien, juga melaksanakan Kesehatan dan Siang Klinik. Keduanya
promosi kesehatan yang diterapkan pada dilakukan setiap bulan. Perbedaannya
tahun 2016-2017 sebagai berikut, yaitu. terdapat pada kuantitas acaranya dan
1. Advokasi narasumbernya. Untuk Penyuluhan
Kesehatan dilakukan 8x (delapan kali)

Hal-8
Jurnal Logistik Bisnis, Vol. 7, No.1, Mei 2017

sebulan, dengan narasumbernya dari narasumbernya khusus dari dokter


semua ahli profesi seperti dokter, Spesialis Mata dan materinya
perawat, ahli gizi, farmasi, sanitarian, disesuaikan dengan hari kesehatan setiap
dan umum. Untuk Siang Klinik bulannya.
dilakukan 1x (satu kali) sebulan, dengan
Tabel 2. Kegiatan Advokasi Rumah Sakit Mata Cicendo (2016-2017)
No Tahun Bulan Lokasi Kegiatan
1 2016 November RSM Cicendo Pembahasan materi : jenis obat-
Poli Lt. 2 - 3 obat mata, konjungtivitas, diabetes
& mata, diet diabetes,
perlindungan pada anak, mata
berair, dan sosialisasi cuci tangan
2 2016 Desember RSM Cicendo Pembahasan materi : penanganan
Poli Lt. 2 - 3 AIDS, perlindungan pada anak,
pelayanan RSM Cicendo,
pemeriksaan laboratorium,
penanganan pre & post operasi
katarak, LASIK, dan sosialisasi
Bank Mata
3 2017 Januari RSM Cicendo Pembahasan materi : pelayanan
Poli Lt. 2 - 5 kacamata, pelayanan RSM
Cicendo, sosialisasi cuci tangan,
sosialisasi persyaratan BPJS, gizi
perkembangan anak, White Pupil
Campaign, alur pasien, dan lensa
kontak
4 Februari RSM Cicendo Pembahasan materi : pelayanan
Poli Lt. 2 - 5 RSM Cicendo, Bank Mata,
perlindungan pada anak, White
Pupil Campaign, penggunaan obat
mata, Neuritis Optik, dan
Glaukoma
5 Maret RSM Cicendo Pembahasan materi : sosialisasi
Poli Lt. 2 - 4 cuci tangan, kebersihan
lingkungan, World Glaucoma
Week, dan pelayanan kacamata
Sumber: RS Mata Cicendo

Berdasarkan tabel 2 diatas, penyuluhan Derakan Masyarakat Hidup Sehat


dilakukan di Rumah Sakit Mata Cicendo (Germas). Melalui Ajang Pemilihan
dengan durasi 45 menit hingga 1 jam di Duta Mata Sehat diharapkan para Duta
setiap materinya. Materi disampaikan Mata Sehat akan menyebarluaskan opini
kepada seluruh pasien dan pengunjung yang positif terhadap masyarakat untuk
yang ada di Rumah Sakit Mata Cicendo mau melakukan perilaku yang
oleh beberapa narasumber. diperkenalkan, juga mengikuti kegiatan
yang dilaksanakan oleh Rumah Sakit
2. Bina Suasana Mata Cicendo seperti seminar kesehatan
mata, bakti sosial, Talkshow bersama
Pelaksanaan Bina Suasana Rumah Sakit dokter, dan lain sebagainya.
Mata Cicendo selama tahun 2016-2017 Sebelumnya, para Duta Mata Sehat akan
dilakukan melalui dua kegiatan, yaitu diberi materi seputar mata (penyakit,
Ajang Pemilihan Duta Mata Sehat dan perawatan, pencegahan, dan

Hal-9
Jurnal Logistik Bisnis, Vol. 7, No.1, Mei 2017

penanggulangannya) juga public melakukan kegiatan terintegrasi dalam


speaking melatih cara berkomunikasi sistem yang ada, terjangkau dan tersedia
yang baik dan dapat dipahami oleh dengan mempertimbangkan anak dari
masyarakat. Sedangkan melalui Germas, keluarga kurang mampu.
pelaksanaannya berupa melakukan Oftalmologi Komunitas
aktivitas fisik 30 menit per hari, dibentuk untuk membantu masyarakat
mengkonsumsi buah dan sayuran, dan tidak mampu yang mengidap penyakit
memeriksakan kesehatan secara rutin 6 katarak untuk di operasi dan tidak
bulan sekali sebagai upaya penyakit dini memiliki atau menggunakan BPJS.
terjadinya penyakit. Gerakan Oftalmologi komunitas adalah salah satu
Masyarakat Hidup Sehat bertujuan subspesialisasi dalam bidang ilmu
untuk menurunkan beban penyakit, kesehatan mata yang mengkhususkan
menghindari terjadinya penurunan pada pelayanan kesehatan masyarakat
produktivitas penduduk, dan untuk masalah-masalah kesehatan mata.
menurunkan beban pembiayaan Tujuan dari oftalmologi komunitas ini
pelayanan kesehatan karena yaitu untuk menghilangkan hambatan
meningkatnya penyakit dan pengeluaran akses layanan termasuk untuk
kesehatan masyarakat miskin, minoritas, dan
disabilitas. Dalam kegiatan ini tidak
3. Pemberdayaan Masyarakat. hanya dari pihak Rumah Sakit Mata
Cicendo saja, tetapi melibatkan lintas
Adapun untuk pemberdayaan sektor antara instansi kesehatan,
masyarakat, Rumah Sakit Mata Cicendo lembaga swadaya masyarakat, instansi
selama 2016-2017 melakukan Screening pemerintah atau non pemerintah,
mata tingkat pelajar Sekolah Dasar, organisasi profesi, serta perorangan
Pelatihan Kader / Guru dan Oftalmologi sesuai dengan perannya masing-masing.
Komunitas (Bakti Sosial). Kerjasama ini diperlukan untuk
Screening Mata Tingkat Pelajar mengatasi upaya paling sulit yaitu
Sekolah Dasar ditujukan untuk penyadaran terhadap masyarakat yang
mengatasi kebutaan pada anak sehingga terdiagnosa penyakit katarak.
dibutuhkan upaya pencegahan yang Banyaknya ketakutan yang dihadapi
harus dilakukan di semua tingkat terutama karena masalah faktor ekonomi
pelayanan, dari tingkat komunitas sehingga masyarakat tidak mau
sampai ke tingkat pelayanan kesehatan memunculkan diri (minder / malu).
mata tersier. Upaya tersebut antara lain
penyadaran tentang kesehatan dasar
yang baik, penyadaran pentingnya IV. KESIMPULAN
imunisasi dasar, dan deteksi dini
kesehatan mata. Dalam kegiatan tersebut Secara umum, Rumah Sakit Mata
anak-anak dikenalkan pada hal Cicendo menggunakan media promosi
mendasar terhadap menjaga kesehatan untuk memberikan dan menyebarkan
mata seperti membaca di tempat dengan informasi mengenai kesehatan mata
cahaya yang cukup, tidak menonton yang akan membuat masyarakat
televisi terlalu dekat, dan memeriksakan mengingat Rumah Sakit Mata Cicendo
diri ke dokter mata apabila terdapat sebagai Pusat Mata Nasional.
keluhan pada penglihatannya Pelaksanaan promosi kesehatan yang
Pelatihan Kader / Guru dilakukan oleh Rumah Sakit Mata
dilakukan dengan melatih guru sekolah Cicendo yaitu meliputi strategi advokasi,
dasar untuk melakukan screening murid bina suasana, dan pemberdayaan
setahun dua kali, menyediakan kacamata masyarakat yang diantaranya dilakukan
yang dibutuhkan, dan meningkatkan secara rutin setiap bulannya. Tujuan
cakupan pemakaian kacamata serta promosi kesehatan yaitu upaya untuk

Hal-10
Jurnal Logistik Bisnis, Vol. 7, No.1, Mei 2017

menyadarkan, memelihara, dan Polana.2017. Hasil wawancara bagian


meningkatkan kesehatan masyarakat pemasaran RS Mata Cicendo
Bandung
Sirlan F et al, 2009 . Survei Morbiditas
V. REFERENSI Mata dan Kebutaan di 8 propinsi.
Swastha, Basu dan Irawan. 2005. Asas-
Asri, Marwan. 2003. Marketing. Jakarta: asas Marketing. Yogyakarta:
Erlangga. Liberty.
Efendi, F., & Makhfudli. (2009). TUPOKSI PUSAT PROMKES
Keperawatan Kesehatan Permenkes R.I. No.
Komunitas: Teori dan Praktik 1575/Menkes/PER/XI/2005
dalam Keperawatan. Jakarta: World Health Organisation (1986)
Salemba Medika Ottawa Charter for Health
Maulana HDJ. 2009. Promosi Promotion. Copenhagen: World
Kesehatan.Jakarta: EGC Health Organisation.
Notoatmodjo,Soekidjo. 2010. Promosi World Health Organization (2002)
Kesehatan Teori dan Aplikasi. Prevention and Promotion in
Rineka Cipta : Jakarta. Mental Health. Geneva: World
Health Organization.

Hal-11

Anda mungkin juga menyukai