PERISTIWAPENGHINAAN PRESIDEN
SEBAGAI SIMBOL NEGARA MENGGUNAKAN
MURAL SEBAGAI MEDIA KRITIK SOSIAL
Kompetisi Legal Opinion
SOLIDASI 2021
Kepada
Andi Maulana
Dengan hormat,
Kami Satriadjie and Partner (SNP) atas nama Marcelia Geanita, S.H., M.H., selaku
konsultan hukum yang bebas dan mandiri, telah ditunjuk oleh Andi Maulana berdasarkan
Surat Kuasa Penunjukan No. 10/V/SRT/2021 pada tanggal 15 Agustus 2021. Bersama
ini, SNP menyampaikan Pendapat Hukum terkait hal-hal yang dimaksud sebagai berikut:
I. Fakta Hukum
1. Bahwa bapak Andi Maulana yang merupakan seorang seniman seni rupa
melakukan aksi mural pada dinding kolong jembatan kereta, Jalan Pembangunan
1, Kelurahan Batujaya, Kecamatan Batuceper, Kota Tangerang dengan
bergambarkan wajah mirip Presiden Joko Widodo dengan mata tertutup dan
bertuliskan “404: not found”. Untuk selanjutnya, Bapak Andi Maulana disebut
Andi Maulana.
2. Bahwa Mural buatan Andi Maulana tersebut kemudian didatangi oleh Satpol PP
Kota Tangerang bidang Ketentraman dan Ketertiban (Trantib) Kecamatan
2. Andi Maulana tidak dapat Dipidana oleh kasus Penghinaan Presiden karena
ketiadaan kesalahan sebagaimana unsur pasal 310 KUHP dan
ketidakrelevanan aturan Undang-Undang untuk Penghinaan Kepala
Negara di Indonesia
- Unsur-Unsur Pidana dalam Delik Penghinaan
1) Dalam KUHP Penghinaan tercantum pada Bab XVI. Pencemaran nama
baik (Penghinaan) diatur dan dirumuskan dalam Pasal 310 KUHP.
2) Dalam Pasal 310 KUHP tersebut dapat diketahui bahwa Unsur-unsur
Pencemaran Nama Baik atau Penghinaan adalah: 1) Dengan sengaja; 2)
Menyerang kehormatan atau nama baik; 3) Menuduh melakukan suatu
perbuatan; 4) Menyiarkan tuduhan supaya diketahui umum.. Sehingga jika
berdasarkan sumber hukum diatas, memberikan penegasan bahwasanya
Mural dianggap sebagai sebuah Penghinaan apabila sesuai dengan unsur-
unsur Penghinaan pada Pasal 310 KUHP.
3) Dengan demikian Mural Mirip Jokowi 404 ; Not Found yang diciptakan
oleh Andi Maulana tidak memenuhi keseluruhan unsur pidana pasal
penghinaan. Mural tersebut tidak disiarkan secara sengaja oleh Andi
Maulana untuk menghina atau menyerang Presiden melainkan untuk karya
seni berupa kritik sosial atas kejadian yang benar terjadi. Mural tersebut
tidak memperlihatkan bahwa Presiden sedang melakukan sesuatu
perbuatan yang secara eksplisit merujuk pada aktivitas kenegaraan, Mural
tersebut hanya memperlihatkan gambar lelaki yang ditutup matanya
dengan tulisan 404 : Not Found. Sehingga melihat fakta dan teknis
tersebut mural Mirip Jokowi 404: Not Found tersebut tidak memenuhi
unsur penghinaan sehingga bukan merupakan penghinaan
- Relevansi Penjatuhan Pidana untuk Kasus Kebebasan Berekspresi
Terhadap Kepala Negara
1) Bahwa jika pihak kepolisian menganggap Mural Mirip Jokowi 404 : Not
Found tersebut adalah Penghinaan kepada Simbol Negara atau kepada
Panglima Tertinggi Negara maka hal tersebut jelas adalah salah besar.
Berdasarkan Pasal 35 dan 36B UUD 1945 yang juga diatur dalam Undang-
Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Simbol negara adalah Garuda
Pancasila, Bendera, Bahasa, serta Lagu kebangsaan. Sehingga Presiden
bukanlah simbol negara. Selain itu, Presiden merupakan sebuah jabatan
dan bukan sebuah Individu yang apabila terdapat kritik, pujian atau cacian
hal tersebut bukan merujuk kepada pribadi sebagai seorang presiden
melainkan kepada kinerja yang memegang jabatan presiden.1
2) Bahwa penjatuhan sanksi pidana terhadap kasus Penghinaan Presiden
sudah tidak relevan lagi diberlakukan di Indonesia, hal ini mengingat
bahwasanya berdasarkan Putusan MK No.013-022/PUU-IV/2006, MK
telah memutuskan bahwa Pasal 134, Pasal 136 bis, dan Pasal 137 KUHP
yang sebelumnya tergolong delik biasa, untuk penghinaan presiden telah
dicabut dari KUHP. Alasan Pencabutan Pasal Penghinaan Presiden ini
dikarenakan beberapa alasan konstitusionalis. Salah satunya adalah Pasal
134 KUHP yang melanggengkan simbol kolonialisme dimana terdapat
dominansi yang diberikan kepada pejabat negara sehingga bertentangan
dengan Pasal 27 ayat (1) atau asas persamaan kedudukan yang sama di
mata hukum antara warga negara biasa dengan presiden atau pejabat
publik lain. Selain itu Mahkamah Konstitusi juga beranggapan
bahwasanya pasal di atas akan menimbulkan ketidakpastian hukum dan
menekan asas kebebasan berekspresi atau menyatakan pendapat, hal ini
nantinya akan bertentangan dengan Pasal 28D ayat (1) dan Pasal 28F UUD
NRI Tahun 1945. Bahwa dengan dicabutnya Pasal 134, 136 bis dan 137
KUHP sebagai delik biasa maka Pasal Penghinaan Presiden tidak bisa
diberlakukan kembali, namun jika pihak kepolisian tetap menjatuhkan
pidana kepada Andi Maulana dengan Penghinaan Presiden hal tersebut
1 SIARAN PERS PSHK_5 Alasan Menolak Pasal Penghinaan Presiden dimasukkan kembali ke dalam
RKUHP.2021.https://pshk.or.id/publikasi/siaran-pers/5-alasan-menolak-pasal-penghinaan-
presidendimasukkan-kembali-ke-dalam-rkuhp/ Diakses pada tanggal 22 November 2021 pukul 15.30 WIB
2 Reza Fikri Febriansyah, 2018. Putusan MK & Rekriminalisasi Delik Penghinaan Jabatan. Hukum
Onlinehttps://www.hukumonline.com/berita/baca/lt5a8277ef50485/putusan-mk-rekriminalisasi-
delikpenghinaan-jabatan?page=all Diakses pada tanggal 21 November 2021 Pukul 17.22
2 Rofiq Hidayat, 2021. Hukum Online. Menghidupkan Pasal Penghinaan Presiden Dianggap Bentuk
Pembangkangan Konstitusi.
https://www.hukumonline.com/berita/baca/lt60c082973dae9/menghidupkanpasal-penghinaan-presiden-
dianggap-bentuk-pembangkangan-konstitusi?page=all Diakses pada tanggal 21 November 2021 Pukul
21.18
2) Lebih lanjut, bahwa dalam hal ini Andi Maulana telah ditetapkan oleh pihak
kepolisian sebagai tersangka. Maka dari itu, sesuai dengan ketentuan pasal 79
KUHAP, Andi Maulana berhak mengajukan pemeriksaan tentang sah atau
tidaknya suatu penangkapan atau penahanan kepada Ketua Pengadilan Negeri
dengan menyebutkan alasannya. Pengajuan Praperadilan tersebut juga
termasuk, maka apabila Andi Maulana mengalami kerugian, klien kami dapat
memintakan rehabilitasi akibat tidak sahnya penangkapan atau penahanan
sesuai dengan pasal 81 KUHAP.
3) Upaya Praperadilan tersebut dapat diajukan ke Pengadilan Negeri Tangerang
Kelas I A Khusus di mana Andi Maulana bertempat tinggal (berdomisili)
sesuai dengan Pasal 84 (1) KUHAP bahwasanya Pengadilan negeri
berwenang mengadili segala perkara mengenai tindak pidana yang dilakukan
dalam daerah hukumnya. Dalam hal ini lokasi lukisan Mural Mirip Jokowi
404 Not Found juga berada di kawasan Tangerang Selatan tepatnya di Bawah
Jembatan Jalan Pembangunan 1, Kelurahan Batujaya, Kecamatan Batuceper.
V. Kesimpulan dan Rekomendasi Hukum
1. Tindakan melukis Mural Mirip Jokowi 404 ; Not Found bukan merupakan
Penghinaan Presiden melainkan merupakan bentuk kebebasan berekspresi dalam
bentuk media karya seni yang dilindungi oleh hukum yaitu Undang-Undang dan
Hak Asasi Manusia.
2. Andi Maulana tidak dapat dipidana karena penghinaan presiden. Hal ini
dikarenakan Mural Mirip Jokowi 404 ; Not Found tersebut tidak memenuhi Unsur
Pidana Penghinaan. Selain itu Penjatuhan Pidana bagi Penghinaan Presiden sudah
tidak relevan mengingat tidak ada hukum yang mengakomodir lagi dan seharusnya
Andi Maulana cukup diberikan sanksi administratif karena hanya melakukan
Pelanggaran Ketertiban Umum pada Fasilitas Publik.
3. Upaya Hukum yang dapat dilakukan Andi Maulana adalah mengajukan Pra
Peradilan dan meminta polisi menerapkan Asas Ultimum Remedium dalam
menindaklanjuti kasus pembuatan mural sebagai kegiatan/aksi perusakan fasilitas
LAMPIRAN
ASUMSI DAN KUALIFIKASI
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Lampiran 1.
1.1.Peraturan Daerah Peraturan Daerah Kota Tangerang Nomor 8 Tahun 2019
Tentang Ketentraman, Ketertiban Umum, dan Perlindungan Masyarakat
1.2.Bukti Mural berupa Kritik Sosial yang dianggap sebagai Penghinaan Presiden dan
Mural setelah diberikan sanksi adminitratif berupa Penghapusan
untuk diberikan kepada pihak lain untuk keperluan apapun tanpa adanya
persetujuan terlebih dahulu dari kami.
DAFTAR PUSTAKA
Buku/ Jurnal
Bima Guntara, " Legitimasi Penyebaran Informasi Yang Memiliki Muatan Penghinaan
Dan/Atau Pencemaran Nama Baik Dalam Pasal 310 Kuhp Dan Undang-Undang
Nomor 19 Tahun 2016 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun
2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik" Jurnal RechtVinding , Vol 4,
No 2, 2017
Prodjodikoro, Wirjono. Asas-Asas Hukum Pidana Indonesia. Jakarta: Rafika
Aditama.2003
R. Herlambang Perdana Wintaraman dkk. Kebebasan Berekspresi di Indonesia: Hukum,
Dinamika, Masalah, dan Tantangannya. Jakarta : ELSAM, 2016
Peraturan Perundang-Undangan
Undang-Undang Dasar 1945
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 tahun 1998 tentang Menyampaikan
Pendapat di Muka Umum
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
Internet
SIARAN PERS PSHK_5 Alasan Menolak Pasal Penghinaan Presiden dimasukkan
kembali ke dalam RKUHP.2021.https://pshk.or.id/publikasi/siaran-pers/5-
alasanmenolak-pasal-penghinaan-presiden-dimasukkan-kembali-ke-dalam-rkuhp/
Diakses pada tanggal 22 November 2021 pukul 15.30 WIB
Reza Fikri Febriansyah, 2018. Putusan MK & Rekriminalisasi Delik Penghinaan
Jabatan. Hukum Online https://www.hukumonline.com/berita/baca/l
t5a8277ef50485/putusan-mkrekriminalisasi-delik-penghinaan-jabatan?page=all
Diakses pada tanggal 21 November 2021 Pukul 17.22
Rofiq Hidayat, 2021. Hukum Online. Menghidupkan Pasal Penghinaan Presiden
DELEGASI FH UNS
,PESERTA LEGAL OPINION SOLIDASI 2021
Surakarta, 12 November 2021
Delegasi
DELEGASI FH UNS
,PESERTA LEGAL OPINION SOLIDASI 2021
Data Pribadi
(1) Delegasi
Nama Lengkap : Satriadjie Abdee Yossafa
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Nomor Induk Mahasiswa : E0019388
Nomor Telepon/HP : 0895324036328
F
FAKULTAS HUKUM
LEMBAGA EKSEKUTIF MAHASISWA
SOLIDASI 2021
Sekretariat: Jalan Taman Siswa No. 158. Phone (0274) 377043 – 3791, Yogyakarta 55151
sms center: 085325729144 e-mail: solidasifhuii2021@gmail.com