5835 15930 1 SM
5835 15930 1 SM
DOI:
Diterima: 09 Desember 2020; Direvisi: 17 Januari 2021; Dipublikasikan: Februari 2021
Abstrak: Persoalan mengenai perusakan fasilitas umum pada kegiatan unjuk rasa seolah-
olah selesai tanpa adanya penindakan terhadap pelaku perusakan, hal ini menjadi preseden
buruk bagi penegakan hukum, sehingga para pelaku demonstran cenderung memandang hal
ini sebagai sesuatu yang tidak memiliki dampak hukum berupa pertanggung jawaban pidana.
Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Manokwari yakni di Kepolisian Resort Manowkari.
Pemilihan lokasi didasarkan pada pertimbangan bahwa di lokasi tersebut banyak kasus yang
terjadi sehubungan dengan perusakan fasilitas umum pada saat dilakukannya aksi unjuk
rasa dalam bentuk demonstrasi oleh masyarakat umum. Tipe penelitian yang penulis
gunakan adalah penelitian hukum empiris (empirical legal research). Data penelitian yang
digunakan adalah data primer dan data sekunder, yang dikumpulkan melalui hasil
wawancara secara mendalam (deep interview) dan studi dokumen. Data yang terkumpul
kemudian dianalisis secara kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa guna menjamin
rasa keadilan dalam upaya penegakan hukum sehubungan dengan penanganan tindak
pidana perusakan fasilitas umum dalam kegiatan demonstrasi, maka penulis
merekomendasikan kepada Penyidik pada Polres Manokwari agar dalam melakukan
penyidikan guna mengungkap pelaku perusakan berupaya seoptimal mungkin menemukan
semua pelaku yang terlibat dan memiliki peran terhadap rusaknya fasilitas umum pada
kegiatan demonstrasi. Dalam hal penyidik tidak dapat mengungkap semua pelaku yang
terlibat, maka terhadap orang yang telah ditetapkan sebagai tersangka, harus diteliti dengan
cermat terkait barang yang dijadikan sebagai barang bukti dalam perkaranya, dan tidak
menjadikan seluruh barang yang rusak pada lokasi demonstran sebagai barang bukti, dalam
hal ini keterkaitan barang bukti dengan perbuatan pelaku haruslah memiliki kausalitas yang
jelas. Sehingga orang yang dihukum atas perbuatan persuakan, tidak terkesan dibebani
tanggung jawab karena telah melakukan perusakan terhadap barang yang ternyata
dilakukan oleh orang lain yang tidak diproses secara hukum.
1
Hogi Wahyu Setiawan
Email: hogisetiawan31@gmail.com
2
Muhadar
Email: muhadar@unhas.ac.id
3
Hijrah Adhyanti Mirzana
Email: hijrahadhyantimirzana@gmail.com
p-ISSN 2337-6368 | e-ISSN 2615-4439
http://jurnal.unswagati.ac.id/index.php/HERMENEUTIKA
I. PENDAHULUAN
Sebagai salah satu negara yang harus dilaksanakan dengan penuh
menjunjung tinggi demokrasi, Indonesia tanggung jawab, sejalan dengan ketentuan
telah membentuk Undang-Undang Nomor peraturan perundang-undangan yang
9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan berlaku dan prinsip hukum internasional
Menyampaikan Pendapat Di Muka Umum. sebagaimana tercantum dalam Pasal 29
Dengan dibentuknya undang-undang ini Deklarasi Universal Hak-Hak Asasi
diharapkan masyarakat dapat melakukan Manusia yang antara lain menetapkan
kegiatan menyampaikan pendapat di muka sebagai berikut:
umum dengan bebas namun tetap 1. “Setiap orang memiliki kewajiban
menjunjung tinggi kebebasan yang terhadap masyarakat yang
bertanggung jawab. Menyampaikan memungkinkan pengembangan
pendapat di muka umum merupakan salah kepribadiannya secara bebas dan
satu hak asasi manusia yang dijamin dalam penuh.
Pasal 28 UUD NRI 1945 yang 2. Dalam pelaksanaan hak dan
menentukan: kebebasannya, setiap orang harus
“kemerdekaan berserikat dan tunduk semata-mata pada
berkumpul, mengeluarkan pikiran pembatasan yang ditentukan oleh
dengan lisan dan tulisan dan undang-undang dengan maksud
sebagainya ditetapkan dengan untuk menjamin pengakuan dan
undang-undang”. penghargaan terhadap hak serta
kebebasan orang lain dan untuk
Kemerdekaan menyampaikan memenuhi syarat-syarat yang adil
pendapat tersebut sejalan dengan Pasal 19 bagi moralitas, ketertiban, serta
Deklarasi Universal Hak-hak Asasi kesejahteraan umum dalam suatu
Manusia yang berbunyi: masyarakat yang demokratis;
“Setiap orang berhak atas kebebasan 3. Hak dan kebebasan ini sama sekali
mempunyai dan mengeluarkan tidak boleh dijalankan secara
pendapat dengan tidak mendapat bertentangan dengan tujuan dan
gangguan dan untuk mencari, asas perserikatan Bangsa-bangsa”.
menerima dan menyampaikan
keterangan dan pendapat dengan Dikaitkan dengan pembangunan
cara apapun juga dan dengan tidak bidang hukum yang meliputi materi
memandang batas-batas”. hukum, aparatur hukum, sarana dan
prasarana hukum, budaya hukum dan hak
Perwujudan kehendak warga negara asasi manusia, pemerintah Republik
secara bebas dalam menyampaikan pikiran Indonesia berkewajiban mewujudkan
secara lisan, tulisan, dan sebagainya tetap dalam bentuk sikap politik yang aspiratif
harus dipelihara agar seluruh tatanan sosial terhadap keterbukaan dalam pembentukan
kelembagaan baik infrastruktur maupun dan penegakan hukum. Bertitik tolak dari
supra struktur tetap terbebas dari pendekatan perkembangan hukum, baik
penyimpangan atau pelanggaran hukum yang dilihat dari sisi kepentingan nasional
yang bertentangan dengan maksud, tujuan, maupun dari sisi kepentingan hubungan
dan arah dari proses keterbukaan dalam antar bangsa maka kemerdekaan
pembentukan dan penegakan hukum menyampaikan pendapat di muka umum
sehingga tidak menciptakan disintregasi sebagaimana ditentukan pada penjelasan
sosial, tetapi justru harus dapat menjamin Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1998
rasa aman dalam kehidupan masyarakat. tentang Kemerdekaan Menyampaikan
Dengan demikian, maka kemerdekaan Pendapat Di Muka Umum harus
menyampaikan pendapat di muka umum berlandaskan:
Hogi Wahyu Setiawan, Muhadar, Hijrah Adhyanti Mirzana
Tindak Pidana Perusakan Fasilitas Umum Pada Kegiatan Unjuk Rasa
163
p-ISSN 2337-6368 | e-ISSN 2615-4439
http://jurnal.unswagati.ac.id/index.php/HERMENEUTIKA
pembuat, pelaku atau dader dari suatu pidana penjara paling lama lima
perbuatan pidana: belas tahun.
Ke-1: Mereka yang melakukan, yang (3) Pidana tambahan bagi
menyuruh melakukan dan pembantuan sama dengan
turut serta melakukan tindak pidana tambahan bagi
pidana itu. kejahatannya sendiri.
Ke-2: Mereka yang dengan memberi (4) Dalam menentukan pidana bagi
atau menjanjikan sesuatu, si pembantu perbuatan
dengan menyalahgunakan kejahatan, yang diperhitungkan
kekuasaan atau martabat, hanya perbuatan yang sengaja
dengan kekerasan, ancaman dipermudah atau diperlancar
atau penyesatan, atau dengan olehnya, beserta akibat-
memberi kesempatan, sarana akibatnya.
atau keterangan, sengaja
menganjurkan orang lain Dalam konteks pelaksanaan unjuk
supaya melakukan tindak rasa yang disertai tindakan perusakan
pidana itu. terhadap fasilitas publik dengan
melibatkan banyak orang (massa), tidaklah
Kemudian Pasal 56 KUHP mudah untuk menentukan unsur perbuatan
menentukan, terhadap orang yang pidana sebagaimana dimaksud Pasal 55
membantu melakukan suatu kejahatan dan 56 KUHP. Sebab terdapat sejumlah
(medeplichtige) juga dikenakan pidana, hambatan bersifat teknis (menemukan alat
yaitu: bukti), sosiologis (resistensi pengunjuk
Ke-1: Mereka yang sengaja memberi rasa) dan politis (opini publik) yang
bantuan pada waktu dihadapi oleh penyidik Polri, sehingga
kejahatan sedang dilakukan. memerlukan kecermatan yang tinggi
Ke-2: Mereka yang dengan sengaja dalam melaksanakan tugas penyidikan
memberi kesempatan, sarana sesuai KUHAP.
atau keterangan untuk Unjuk rasa oleh masyarakat, sangat
melakukan kejahatan. sering dilakukan di Wilayah Hukum
Polres Manokwari, sejak tahun 2015
Berdasarkan ketentuan Pasal 55 dan tercatat sebanyak 51 Izin keramaian untuk
Pasal 56 KUHP menunjukkan, terjadinya kegiatan unjuk rasa telah dikeluarkan. Dari
perbuatan penyertaan (deelneming) ialah : jumlah tersebut, tidak sedikit pula yang
“apabila dalam suatu perbuatan pidana akhirnya berujung pada perusakan fasilitas
terlibat lebih dari satu orang” baik sebagai umum.
pelaku maupun membantu melakukan. Keefektifan hukum tentu tidak
Kepada mereka yang diklasifikasikan terlepas dari penganalisisan terhadap
sebagai membantu melakukan, dikenakan karakteristik dua variable terkait yaitu
sanksi sesuai ketentuan Pasal 57 KUHP, karakteristik/dimensi dari obyek sasaran
yang menyatakan: yang dipergunakan.11 Ketika berbicara
(1) Dalam hal pembantuan sejauh mana efektivitas hukum maka kita
melakukan kejahatan, pertama-tama haru dapat mengukur sejauh
maksimum pidana pokok mana aturan hukum itu ditaati atau tidak
terhadap kejahatan dikurangi ditaati.12 Teori efektivitas hukum menurut
sepertiganya.
(2) Bila kejahatan diancam dengan 11
Barda Nawawi Arief, Kapita Selekta Hukum
pidana mati atau pidana penjara Pidana, Bandung: Citra Aditya Bakti, 2013, hlm.
seumur hidup, maka dijatuhkan 67
12
Salim H.S dan Erlis Septiana Nurbani,
Hogi Wahyu Setiawan, Muhadar, Hijrah Adhyanti Mirzana
Tindak Pidana Perusakan Fasilitas Umum Pada Kegiatan Unjuk Rasa
167
p-ISSN 2337-6368 | e-ISSN 2615-4439
http://jurnal.unswagati.ac.id/index.php/HERMENEUTIKA
sebagaimana ditentukan dalam Pasal 184 Mnk. Adapun kronologis perkara tersebut
ayat (1) KUHAP serta untuk memperoleh sebagai berikut:
keyakinan Hakim atas pembuktian Bahwa Terdakwa I FRENDI
terhadap pasal sebagaimana atas yang di MARIAR alias FRENDI, Terdakwa II
dakwaan oleh penuntut umum kepada ROCKY GILBERT DIMARA alias ROKI
terdakwa. Dengan demikian bukan pelaku dan YOHANIS pada hari Senin tanggal 19
atau tersangka tindak pidana saja yang Agustus 2019 sekitar jam 09.45 WIT atau
harus dicari atau ditemukan oleh penyidik, setidak-tidaknya pada suatu waktu di
melainkan bahan pembuktian harus bulan Agustus Tahun 2019 atau setidak-
ditemukan pula, mengingat bahwa fungsi tidaknya pada suatu waktu di tahun 2019
utama dari hukum acara pidana adalah bertempat di lokasi Kantor DPRD Provinsi
tidak lain dari pada me-rekontruksi Papua Barat Jalan Siliwangi Kabupaten
kembali dari kejadian-kejadian dari Manokwari atau setidak-tidaknya pada
seorang pelaku dan membuktikan bahwa suatu tempat lain yang masih termasuk
perbuatannya tersebut bertentangan dalam daerah hukum Pengadilan Negeri
dengan ketentuan hukum Pidana Materil. Manokwari yang berwenang untuk
Alat-alat pelengkap yang dimaksud tidak memeriksa dan mengadili perkara, dengan
lain adalah barang bukti yang fungsi terang-terangan dan dengan tenaga
utamanya adalah menguatkan kedudukan bersama menggunakan kekerasan terhadap
alat bukti yang sah sebagaimana telah orang atau barang, perbuatan para
ditentukan dalam Pasal 184 ayat (1) terdakwa dilakukan dengan cara-cara
KUHAP. sebagai berikut:
Fungsi lain dari barang bukti adalah - Awalnya pada hari Senin tanggal
untuk mencari dan menemukan kebenaran 19 Agustus 2019 sekitar jam 05.30
materiil atau perkara sidang yang terdakwa II ROCKY GILBERT DIMARA
ditangani. Hal ini merupakan fungsi dari alias ROKI keluar dari rumah di Fanindi
barang bukti dalam kaitannya sebagai Pantai Manokwari menggunakan pakaian
pendukung alat bukti di persidangan. baju kaos oblong warna biru motif gambar
Benar bahwa alat bukti merupakan alat bunga warna putih dan celana pendek
utama Hakim dalam memutus suatu warna hitam sedangkan Terdawa I
perkara pidana, namun demikian dalam FRENDI MARIAR alias FRENDI keluar
menarik fakta hukum ke dalam suatu dari rumah di Jalan Angrem jam 09.00
putusan, hakim harus pula mampu WIT menggunakan pakaian kemeja lengan
menunjukkan keterkaitan antara barang pendek warna hitam putih bermotif daun,
bukti dengan alat bukti, sehingga dapat kedua Terdakwa bertujuan untuk
menjadi satu rangkaian peristiwa yang bergabung dengan massa unjuk rasa orang
utuh dan menggambarkan peristiwa pidana asli papua sehubungan dengan adanya
yang terjadi. Setelah barang bukti menjadi perbuatan yang dinilai rasis terhadap
penunjang alat bukti yang sah maka mahasiswa Papua di Surabaya dan
barang bukti tersebut dapat menggunakan Malang.
keyakinan hakim atas kesalahan yang - Saat itu Terdakwa II ROCKY
didakwakan jaksa penuntut umum. GILBERT DIMARA alias ROKI bersama-
Sekaitan dengan penelitian tesis ini, sama dengan terdakwa I FRENDI
penulis telah melakukan sudi kasus dengan MARIAR alias FRENDI bergabung dan
mengambil putusan pada Pengadilan berjalan dengan massa yang lain menuju
Negeri Manokwari, terkait tindak pidana ke Kantor DPRD Provinsi Papua Barat
perusakan fasilitas umum yang terjadi melewati jalan Yos Sudarso.
pada kegiatan demonstrasi, yakni putusan - Sekitar jam 09.45 WIT, massa tiba
dalam perkara Nomor 203/Pid.B/2019/PN di Kantor DPRD Provinsi Papua Barat di
Jalan Siliwangi Kabupaten Manokwari,
Hermeneutika : Jurnal Ilmu Hukum
170 Vol. 5, No. 1, Februari 2021
p-ISSN 2337-6368 | e-ISSN 2615-4439
http://jurnal.unswagati.ac.id/index.php/HERMENEUTIKA
saksi MAIS SIMSON WIAY dan saksi • Ruangan kerja sub bagian
STANLY JHON JUNIOR DIMARA, protokoler dan RT
S.Kom melihat massa mulai masuk ke • Gedung arsip media center
halaman Kantor DPRD Provinsi Papua • Gedung sekretariat DPRD lantai 1
Barat termasuk terdakwa I dan terdakwa II • Gedung sekretariat DPRD lantai 2
yang saat itu melakukan pengrusakan • Gedung sekretariat DPRD lantai 3
dengan cara melempar Gedung Kantor • Gedung sekretariat DPRD lantai 4
DPRD Provinsi Papua Barat termasuk 2
(dua) unit mobil yang sedang terparkir di Perbuatan terdakwa sebagaimana
halaman kantor DPRD Provinsi Papua diatur dan diancam ketentuan pidana
Barat. dalam 170 ayat (1) KUHP;
- Saat itu Terdakwa I FRENDI Dalam perkara tersebut di atas,
MARIAR alias FRENDI mengambil batu Terdakwa memberikan keterangan sebagai
karang yang ada di halaman kemudian berikut:
dengan batu karang tersebut melempar Terdakwa I Frendi Mariar alias
kaca mobil dinas 1 (satu) unit Mobil Hilux Frendi:
warna hitam abu-abu milik DPRD - Bahwa Terdakwa menerangkan
Provinsi Papua Barat selain itu terdakwa I pada hari Senin tanggal 19 Agustus 2019
juga melempar pintu dan jendela kaca sekitar pukul 09.00 Wit terdakwa keluar
kantor DPRD Provinsi Papua Barat, dari rumah di Jalan Anggrem Kabupaten
sedangkan Terdakwa II ikut masuk ke Manokwari seorang diri dan kemudian
ruang rapat Gedung kantor DPRD Provinsi saat itu terdakwa berjalan kaki dengan
Papua Barat lalu secara berulang kali melewati kantor tebek dan melewati jalan
melempari kaca jendela menggunakan kotaraja dan keluar di samping kantor
kayu dan besi selain itu juga melempar gubernur lama dan pada saat itu terdakwa
kursi ke meja, sehingga barang-barang langsung bergabung dengan massa yang
tersebut tidak adapat digunakan lagi. berkumpul dan melakukan aksi
- Perbuatan para terdakwa pengrusakan di Kantor DPRD Provinsi
mengakibatkan terganggunya ketertiban Papua Barat;
umum dimana akses jalan umum tertutup - Bahwa awalnya terdakwa
dan Gedung Kantor DPRD Provinsi Papua melakukan pengrusakan dengan
Barat secara umum tidak dapat digunakan menggunakan batu yaitu dengan cara
lagi sehingga pelayanan publik menjadi melakukan pelemparan terhadap bangunan
terhambat karena beberapa Fasilitas kerja atau kaca-kaca jendela serta pintu dari
berupa meja, kursi, komputer/CPU beserta Kantor Kantor DPRD Provinsi Papua
dokumen-dokumen ada yang hilang. Barat dan kemudian setelah terdakwa
- Adapun daftar barang-barang yang selesai melakukan pengrusakan di Kantor
rusak, yaitu : DPRD Provinsi Papua Barat;
• 1 (satu) unit mobil Hilux No. Pol - Bahwa Terdakwa menjelaskan
DS 811 PB Nomor rangka bahwa jendela di Gedung DPRD yang saat
MR0FR22G4C0620703 itu terdakwa lempar adalah jendela jenis
• 1 (satu) unit mobil Daihatu Xenia kaca riben sedangkan pintu yang terbuat
PB 5363 G Nomor rangka kaca riben dan terdakwa melempar jendela
MHKV1BA1DK026838 dan pintu yang terbuat dari kaca tersebut
• 1 (satu) unit Mitsubishi Colt Diesel sebanyak 2 (Dua) kali dengan
Nomor Polisi DS 5853 PB menggunakan batu;
• Ruangan rapat paripurna - Bahwa cara terdakwa melakukan
• Ruangan monitor sound system pelemparan terhadap kantor DPRD Prov
• Ruangan arsip risalah persidangan Papua Barat sehingga mengenai pada
• Ruang transit vip bagian kaca dan juga pintu yang terbuat
Hogi Wahyu Setiawan, Muhadar, Hijrah Adhyanti Mirzana
Tindak Pidana Perusakan Fasilitas Umum Pada Kegiatan Unjuk Rasa
171
p-ISSN 2337-6368 | e-ISSN 2615-4439
http://jurnal.unswagati.ac.id/index.php/HERMENEUTIKA
dari kaca dengan menggunakan batu yaitu melakukan pengerusakan diruangan sidang
dimana pada saat itu terdakwa bersama utama kantor DPRD provinsi papua barat;
sama massa yang lain masuk kedalam - Bahwa Terdakwa menjelaskan
kantor DPRD Prov Papua Barat tepatnya hanya membawa handphone yang
didepan halaman kantor kantor DPRD terdakwa gunakan untuk merekam, dan
Prov Papua Barat kemudian terdakwa saat itu terdakwa memakai kaos berwarna
mengambil batu yang terdakwa peroleh biru putih bermotif bunga dan kaos
dihalaman kantor kemudian terdakwa dan tersebut tersebut digantungkan dipundak
juga massa yang berada didalam halaman se belah kiri, dan terdakwa memakai
kantor melempar kearah jendela dan pintu celana pendek yang ada saku kanan kiri
kantor DPRD Prov Papua Barat dengan berwarna hitam;
sekuat tenaga sehingga jendela dan pintu - Bahwa Terdakwa berada di
yang terbuat dari kaca menjadi pecah dan ruangan sidang utama DPRD provinsi
terdakwa melakukan pelemparan lebih dari papua barat sekitar 30 menit dan alasan
satu kali; terdakwa melepas kaos saat itu karena
- Bahwa Terdakwa menjelaskan panas, sehingga terdakwa melepas kaos
pada saat hari itu juga terdakwa bersama dan menaruh di pundak kiri tersangka;
sama dengan beberapa orang melakukan - Bahwa Terdakwa menjelaskan
pengrusakan terhadap mobil yang terparkir merekam kejadian pengerusakan di dalam
dihalaman kantor DPRD Provinsi Papua gedung DPRD Prov. Papua Barat
Barat; menggunakan handphone milik terdakwa
- Bahwa Terdakwa diperlihatkan yaitu handphone Merk VIVO, type/model
foto kepada berupa gambar dua kendaraan 1804 warna hitam kebiru biruan;
yang terparkir di halaman kantor DPRD - Bahwa saat itu Terdakwa sambil
Prov. Papua Barat dan terdakwa merekam, terdakwa sempat berteriak
membenarkan bahwa mobil tersebut lah memberikan “bongkar, bongkar”
yang dirusak oleh Terdakwa; tujuannya agar massa tetap semangat
- Bahwa Terdakwa melakukan - Bahwa Terdakwa merekam video
pengrusakan terhadap mobil tersebut tersebut untuk kepentingan terdakwa
dengan menggunakan batu karang; sendiri, dan terdakwa merekam atas
Terdakwa II Rocky Gilbert Dimara inisiatif terdakwa sendiri dan tidak ada
alias Roki: orang lain yang menyuruh terdakwa untuk
- Bahwa Terdakwa menerangkan merekamnya kemudian Selesai merekam
tiba sekitar kurang lebih jam 09.30 wit dan video di ruangan sidang utama DPRD
terdakwa masuk melalui pintu yang dekat provinsi papua barat selanjutnya terdakwa
TK pertiwi samping kantor DPRD keluar melalui pintu gerbang utama yang
Provinsi papua barat sudah ada massa ada pos security dan bergabung dengan
yang banyak melakukan pengerusakan di massa selanjutnya berjalan menuju kantor
ruang sidang DPRD provinsi papua barat; Pos dan beristirahat atau duduk dijalan
- Bahwa Terdakwa menjelaskan raya depan pelabuhan besar manokwari
pada saat itu berada di dalam ruangan sambil menyanyi “Usir, Usir pendatang,
sidang utama, terdakwa melihat massa usir pendatang sekarang juga” dan
melakukan pengerusakan meja, kursi dan terdakwa sempat merekam videonya
lainnya, kemudian terdakwa merekam dengan durasi 12 detik dengan maksud
menggunakan Handphone milik terdakwa hanya ikut-ikutan saja karena pada saat itu
dan terdakwa hanya melihat dan merekam banyak massa atau orang yang nyanyi-
saja, terdakwa tidak ikut melakukan nyanyi bersemangat;
pengerusakan dan tidak ada orang yang Dari uraian tersebut di atas, jelas
terdakwa kenal dari massa yang bahwa pelaku perusakan dalam kasus yang
didakwakan kepada Terdakwa dilakukan
Hermeneutika : Jurnal Ilmu Hukum
172 Vol. 5, No. 1, Februari 2021
p-ISSN 2337-6368 | e-ISSN 2615-4439
http://jurnal.unswagati.ac.id/index.php/HERMENEUTIKA
oleh lebih banyak orang lagi, hal ini dapat 12. 1 (satu) buah botol plastik
dilihat dari adanya ketidaksesuaian minyak goreng merk Kunci Mas
keterangan terdakwa yang telah yang berisikan minyak tanah.
melakukan perusakan sejumlah barang,
namun barang bukti yang diajukan lebih Berdasarkan fakta di persidangan
banyak dari yang disampaikan oleh adalah benar dari hasil kejahatan para
Terdakwa. Melalui keadaan ini, penulis Terdakwa maka terhadap barang bukti
berpendapat bahwa penegakan hukum tersebut harus dirampas untuk
yang demikian tidaklah adil bagi dimusnahkan.
Terdakwa. Seharusnya Penyidik dan Berdasarkan pertimbangan tersebut
penuntut umum hanya menyertakan di atas, Terdakwa telah dianggap
barang bukti yang ada kaitannya dengan melakukan kejahatan perusakan terhadap
perusakan yang dilakukan oleh Terdakwa. seluruh barang bukti yang diajukan di
Sehingga tidak ada pengalihan persidangan, yang mana barang bukti
pertanggung jawaban pidana, dari tersebut adalah temuan Penyidik saat olah
perbuatan yang dilakukan oleh banyak TKP. Berdasarkan hasil wawancara
orang, dan hukumannya hanya dibebankan penulis dengan anggota kepolisian yang
pada satu orang saja. menjadi penyidik dalam perkara tesebut,
Setelah penulis mencermati Putusan beliau membenarkan bahwa keseluruhan
Nomor 203/Pid.B/2019/PN Mnk, dalam barang bukti tersebut adalah barang bukti
pertimbangannya dikemukakan sebagai yang diperoleh telah dalam keadaan rusak
berikut: pasca peristiwa demonstrasi.
Menimbang, bahwa terhadap barang Sebagaimana yang telah penulis
bukti yang diajukan di persidangan untuk paparkan pada sub bab sebelumnya, bahwa
selanjutnya dipertimbangkan sebagai keadaan ini tidak lepas dari adanya
berikut: kesalahan dalam proses penyidikan,
1. 1 (satu) rangka kursi besi yang dimana penyidik menjadikan seluruh
terbakar; benda yang rusak dalam area demonstrasi
2. 1 (satu) rangka kursi kerja yang tersebut sebagai barang bukti dalam
bekas terbakar; perkara yang terdakwanya hanya 2 orang
3. 8 (delapan) buah batu; saja. Sementara secara nyata, masih
4. 4 (empat) lembar pecahan kaca banyak pihak lain yang harusnya dibebani
pintu bangunan yang rusak; tanggung jawab karena melakukan tindak
5. Plat nomor Polisi PB 5368 G pidana yang sama.
dan kaca mobil; Sehubungan dengan hal ini, Penulis
6. 1 (satu) komponen AC yang mengemukakan pandangan, bahwa benar
terbakar; untuk menemukan semua orang yang
7. 2 (dua) lembar pecahan kaca terlibat dalam perusakan fasilitas umum
mobil yang terbakar; pada kegiatan demonstrasi adalah hal yang
8. 1 (satu) lembar pecahan kaca sangat sulit untuk dilakukan, namun
Gedung sekretariat DPRD Prov. demikian tidak lantas ketidakmampuan
Papua Barat yang terbakar; tersebut menjadikan orang tertentu
9. 2 (dua) lembar seng bangunan diharuskan bertanggung jawab atas semua
bekas terbakar; peristiwa perusakan yang terjadi.
10. 2 (dua) potongan kayu balok Seharusnya, mereka yang diperiksa
bekas bangunan yang terbakar; sebagai Terdakwa, hanya dihukum karena
11. 1 (satu) komponen sepeda motor telah merusakan sebagian barang yang
yang terbakar; diakuinya atau dilihat saksi dirusak oleh
terdakwa, dan bukan terhadap seluruh
barang bukti yang rusak di lokasi
Hogi Wahyu Setiawan, Muhadar, Hijrah Adhyanti Mirzana
Tindak Pidana Perusakan Fasilitas Umum Pada Kegiatan Unjuk Rasa
173
p-ISSN 2337-6368 | e-ISSN 2615-4439
http://jurnal.unswagati.ac.id/index.php/HERMENEUTIKA