Anda di halaman 1dari 122

TESIS

PENGARUH KETERSEDIAAN FASILITAS, PERAN TENAGA


KESEHATAN, DUKUNGAN KELUARGA, SELF EFFICIACY
DAN SIKAP IBU IBU HAMIL TERHADAP PERILAKU
IBU HAMIL MELAKUKAN PEMERIKSAAN
KEHAMILAN PADA MASA PANDEMI
COVID -19 DI RSUD CIBINONG

Diajukan Sebagai Syarat


Meraih Gelar Magister Kesehatan Masyarakat
Pada Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat

Disusun Oleh

Reza Febiandi
20200000010

PEMINATAN KESEHATAN REPRODUKSI


PROGRAM STUDI MAGISTER KESEHATAN MASYARAKAT
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU
JAKARTA
2022
HALAMAN PERSETUJUAN

TESIS

PENGARUH KETERSEDIAAN FASILITAS, PERAN TENAGA KESEHATAN,


DUKUNGAN KELUARGA, SELF EFFICIACY DAN SIKAP IBU IBU HAMIL
TERHADAP PERILAKU IBU HAMIL MELAKUKAN PEMERIKSAAN
KEHAMILAN PADA MASA PANDEMI
COVID -19 DI RSUD CIBINONG

Oleh:

Reza Febiandi
20200000010

Tesis ini telah diperiksa dan disetujui untuk diajukan dalam


Sidang Proposal Program Studi Magister Kesehatan Masyarakat
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju

Jakarta, Mei 2022


Menyetujui,
Pembimbing Tugas Akhir

(Dr Sobar Darmadja, S.Psi, MKM)

iv
HALAMAN PENGESAHAN

Menerangkan Tesis dengan Judul :

PENGARUH KETERSEDIAAN FASILITAS, PERAN TENAGA KESEHATAN,


DUKUNGAN KELUARGA, SELF EFFICIACY DAN SIKAP IBU IBU HAMIL
TERHADAP PERILAKU IBU HAMIL MELAKUKAN PEMERIKSAAN
KEHAMILAN PADA MASA PANDEMI
COVID -19 DI RSUD CIBINONG

Oleh:
Reza Febiandi
20200000010
Telah diuji dihadapan Tim Penguji dan diterima sebagai bagian dari
Persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh
gelar Magister Kesehatan Masyarakat

Jakarta, Mei 2022

Mengesahkan,
Pembimbing, Penguji,

(Dr Sobar Darmadja, S.Psi, MKM) (Dr. Astrid Novita, SKM. MKM)

Mengetahui,
Direktur Magister Kesehatan Masyarakat

(Dr. Rindu, SKM. M. Kes)

v
SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:


Nama : Reza Febiandi
NPM : 20200000010
Program Studi : Magister Kesehatan Masyarakat STIKIM
Peminatan : Kesehatan Reproduksi

Menyatakan bahwa saya tidak melakukan kegiatan plagiat dalam penulisan tesis
saya yang berjudul :

PENGARUH KETERSEDIAAN FASILITAS, PERAN TENAGA


KESEHATAN, DUKUNGAN KELUARGA, SELF EFFICIACY DAN
SIKAP IBU IBU HAMIL TERHADAP PERILAKU IBU HAMIL
MELAKUKAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN PADA MASA PANDEMI
COVID -19 DI RSUD CIBINONG

Apabila suatu saat nanti saya terbukti melakukan tindakan plagiat, maka saya
akan menerima sangsi yang telah di tetapkan.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar – benarnya.

Jakarta, Mei 2022

Reza Febiandi

vi
PROGRAM STUDI MAGISTER KESEHATAN MASYARAKAT
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU
PEMINATAN KESEHATAN REPRODUKSI

Tesis, Mei 2022

Reza Febiandi
20200000010

PENGARUH KETERSEDIAAN FASILITAS, PERAN TENAGA KESEHATAN,


DUKUNGAN KELUARGA, SELF EFFICIACY DAN SIKAP IBU IBU HAMIL
TERHADAP PERILAKU IBU HAMIL MELAKUKAN PEMERIKSAAN
KEHAMILAN PADA MASA PANDEMI COVID -19 DI RSUD CIBINONG

xiii + 95 Halaman + Lampiran + 8 Tabel + 12 Gambar

ABSTRAK

ANC merupakan suatu kegiatan memeriksakan keadaan ibu dan janin secara teratur
selama kehamilan berlangsung dan sekaligus mendeteksi jika adanya penyimpangan.
Pentingnya dilakukan kunjungan ANC, yaitu melalui ANC berbagai informasi serta
edukasi terkait kehamilan dan persiapan persalinan bisa diberikan kebada ibu sedini
mungkin. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh ketersediaan fasilitas, peran
tenaga kesehatan, dukungan keluarga, self efficiacy dan sikap ibu ibu hamil terhadap
perilaku ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan pada masa pandemi Covid -19 di
RSUD Cibinong. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kuantitatif yang menggunakan desain cross-setional. Sampel yang digunakan sebanyak
100 ibu hamil sebagai responden. Metode analisis yang digunakan adalah Structural
Equation Model (SEM) mengunakan SmartPLS 2.0 dan SPSS 20. Hasil pengujian
hipotesis dengan Structural Equation Model (SEM) dengan metode smartPLS didapat
temuan bahwa variabel perilaku oleh ibu hamil desa di Kabupaten Bogor dipengaruhi
oleh pengaruh Ketersediaan Fasilitas (23,29%), Peran nakes (6,87%), dukungan
keluarga (15,94%), Self Efficiacy (5,51%), dan sikap ibu hamil (15,43%) di Kabupaten
Bogor. Ketersediaan Fasilitas merupakan faktor yang dominan mempengaruhi perilaku
oleh ibu hamil di RSUD Cibinong Semakin baik Ketersediaan Fasilitas di RSUD
Cibinong, maka perilaku ibu hamil juga semakin tinggi. Semakin buruk Ketersediaan
Fasilitas di RSUD Cibinong, maka perilaku oleh ibu hamil juga semakin rendah di
Kabupaten Bogor. Perlunya pengadaan sarana Ketersediaan Fasilitas bagi ibu hamil
agar memudahkan kunjungan secara rutin pada saat setelah persalinnan dan pelayanan
kesehatan agar menyediakan ruang konsultasi permasalahan ibu hamil.

Kata Kunci : Perilaku, Fasilitas, Tenaga Kesehatan, Keluarga, Sikap


Kepustakaan : 50 (2015 – 2021)

vii
POST GRADUATE PROGRAM PUBLIC HEALTH SCIENCE
INDONESIA MAJU SCHOOL OF HEALTH SCIENCE
REPRODUCTIVE HEALTH

Thesis, May 2022

Reza Febiandi
202000000010

THE EFFECT OF AVAILABILITY OF FACILITIES, ROLE OF HEALTH


PERSONNEL, FAMILY SUPPORT, SELF EFFICIACY AND ATTITUDE OF
PREGNANT MOTHERS ON THE BEHAVIOR OF PREGNANT MOTHERS
PERFORMING PREGNANCY EXAMINATION DURING THE COVID-19
PANDEMIC AT CIBINONG Hospital

xiii + 95 Pages + Attachments + 8 Tables + 12 Images

ABSTRACT

ANC is an activity of regularly checking the condition of the mother and fetus during
pregnancy and at the same time detecting any deviations. The importance of ANC visits,
namely through ANC, various information and education related to pregnancy and
preparation for childbirth can be given to the mother as early as possible. The purpose
of this study was to determine the effect of the availability of facilities, the role of health
workers, family support, self-efficacy and attitudes of pregnant women to the behavior
of pregnant women during pregnancy check-ups during the Covid-19 pandemic at
Cibinong Hospital. The method used in this study is a quantitative approach that uses a
cross-sectional design. The sample used was 100 pregnant women as respondents. The
analytical method used is the Structural Equation Model (SEM) using SmartPLS 2.0
and SPSS 20. The results of hypothesis testing with the Structural Equation Model
(SEM) with the smartPLS method found that behavioral variables by village pregnant
women in Bogor Regency are influenced by the influence of Facility Availability (23
.29%), the role of health workers (6.87%), family support (15.94%), Self Efficiacy
(5.51%), and attitudes of pregnant women (15.43%) in Bogor Regency. Availability of
facilities is the dominant factor influencing behavior by pregnant women in Cibinong
Hospital. The worse the availability of facilities at the Cibinong Hospital, the lower the
behavior of pregnant women in Bogor Regency. The need for procurement of facilities
Availability of facilities for pregnant women to facilitate regular visits after delivery
and health services to provide a consultation room for pregnant women.

Keywords: Behavior, Facilities, Health Workers, Family, Attitude


Literature : 50 (2015 – 2021)

viii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia-Nya yang telah
diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tesis yang berjudul
“PENGARUH KETERSEDIAAN FASILITAS, PERAN TENAGA
KESEHATAN, DUKUNGAN KELUARGA, SELF EFFICIACY DAN SIKAP IBU
IBU HAMIL TERHADAP PERILAKU IBU HAMIL MELAKUKAN
PEMERIKSAAN KEHAMILAN PADA MASA PANDEMI COVID -19 DI RSUD
CIBINONG”. Tesis ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
pendidikan program studi Magister Kesehatan Masyarakat di Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Indonesia Maju Jakarta.
Tema tesis ini diambil karena data Kementerian Kesehatan (2020c), Cakupan K1 di
Indonesia tahun 2022 sebesar 96,4% dan cakupan K4 sebesar 88,5%. Sedangkan
cakupan K1 di Provinsi Jawa Barat tahun 2022 sebesar 87,4% dan cakupan K4 sebesar
82,8% . Sedangkan di Kota Bogor cakupan K1 ibu hamil tahun 2022 sebesar 96,2% dan
cakupan K4 sebesar 92,6%. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mencegah terjadinya
ibu hamil terkonfirmasi positif Covid-19 salah satunya dengan penundaan pemeriksaan
ANC. Namun peningkatan kasus masih terus bertambah khususnya saat pandemic covid
19. RSUD Cibinong Bogor merupakan rumah sakit pemerintah tipe B yang menjadi
rumah sakit rujukan pasien covid dan memiliki kenaikan jumlah kasus positif dalam 1
tahun terakhir disertai penurunan jumlah ibu hamil melakukan kunjungan ANC berkisar
29% selama masa pandemi dibandingkan kunjungan ANC sebelum pandemi.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan, dorongan dan bimbingan dari berbagai
pihak. Tesis ini tidak akan terwujud sebagaimana mestinya. Oleh karena itu dengan
segala kerendahan hati penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih dan penghargaan
yang setinggi-tingginya terutama kepada yang terhormat :
1. Drs. H. Jakub Chatib selaku ketua Yayasan Indonesia Maju Jakarta.
2. Prof. Dr. Dr. dr. M Hafizzurrachman, MPH selaku pembina yayasan
3. Dr. Astrid Novita, SKM. MKM sebagai Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Indonesia Maju Jakarta dan sekaligus sebagai penguji tesis ini.
4. Dr. Rindu, SKM, M.Kes Direktur Magister Kesehatan Masyarakat Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju Jakarta

ix
5. Dr Sobar Darmadja, S.Psi, MKM selaku Koordinator Magister Kesehatan
Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju Jakarta dan dosen
pembimbing dalam penyusunan tesis ini.
6. Seluruh Bapak/Ibu dosen Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju
Jakarta yang telah memberikan ilmu dari awal pendidikan sampai penyusunan
tesis ini.
7. Keluarga besar yang sangat saya sayangi, karena selalu mendo’akan,
memotivasi dan mendukung saya hingga terselesaikannya tesis ini.
8. Semua Pihak yang turut mendukung dalam menyelesaikan tesis ini.
Penulis menyadari bahwa tesis ini masih banyak terdapat kekurangan dan jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun
dari semua pihak agar tesis ini menjadi lebih baik lagi. Akhirnya penulis mengharapkan
semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca khususnya mahasiswa
pascasarjana ilmu kesehatan masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia
Maju Jakarta dalam perkembangan ilmu kesehatan dimasa yang akan datang. Atas
perhatiannya penulis mengucapkan terimakasih.

Jakarta, Mei 2022

Penulis
Reza Febiandi
20200000010

x
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pandemi COVID-19 sangat berdampak terhadap layanan Kesehatan Ibu
dan Anak (KIA) dengan terjadinya penurunan jumlah kunjungan ibu hamil
untuk memeriksakan kehamilan. Layanan kesehatan KIA mengalami
beberapa perubahan dalam sistem pelayanan dikarenakan masa pandemi
Covid-19 yang terjadi saat ini, sehingga terdapat beberapa protokol kesehatan
yang harus dipatuhi guna mencegah terjadinya penularan Covid-19, termasuk
pelayanan pemeriksaan Antenatal Care (ANC) (Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia, 2020).
Proses pemeriksaan ANC ibu hamil saat ini dikaukan modifikasi demi
mencegah penularan Covid-19, diantaranya yaitu menerapkan proses skrining
untuk setiap pengunjung yang datang, mengubah alur pelayanan dan
menyediakan ruang khusus untuk pemerikasaan ISPA, ruang khusus ibu
hamil dan menyusui, mengubah posisi tempat duduk dan memberikan jarak 3
minimal 1 meter serta memanfaatkan media online untuk reservasi atau
pendaftaran pemeriksan ANC guna meminimalkan jumlah ibu hamil yang
hadir pada layanan pemeriksaan ANC (Kementerian Kesehatan RI, 2020b)
ANC merupakan suatu kegiatan memeriksakan keadaan ibu dan janin
secara teratur selama kehamilan berlangsung dan sekaligus mendeteksi jika
adanya penyimpangan (Rukiah, A. Y., & Yulianti, L, 2018). Pelayanan
Kesehatan ANC masa hamil dilakukan paling sedikit 6 (enam) kali
selama masa kehamilan meliputi: yaitu, 1 kali pada trimester satu, 2
kali pada trimester dua dan 3 kali pada trimester tiga (Peraturan Mentri
Kesehatan RI No 21, 2021)
ANC atau anteatal care juga merupakan perawatan ibu dan janin selama
masa kehamilan. Pentingnya dilakukan kunjungan ANC, yaitu melalui ANC
berbagai informasi serta edukasi terkait kehamilan dan persiapan persalinan
bisa diberikan kebada ibu sedini mungkin. Kurangnya pengetahuan mengenai
tanda bahaya kehamilan sering terjadi karena kurangnya kunjungan ANC.
Kurangnya kunjungan ANC ini bisa menyebabkan bahaya bagi ibu maupun
janin seperti terjadinya perdarahan saat masa kehamilan karena tidak
terdeteksinya tanda bahaya (World Health Organization, 2018).

1
Berbagai penelitian terkait ANC menyatakan bahwa keberhasilan ANC
lebih berarti dapat menyelamatkan nyawa atau menurunkan AKI. Melalui
ANC, kesempatan untuk menyampaikan edukasi dan promosi kesehatan pada
ibu hamil khususnya bisa dilakukan lebih baik. Fungsi suportif dan
komunikatif dari ANC tidak hanya mampu menurunkan AKI tapi juga
meningkatkan kualitas hidup bagi ibu dan bayi yang akan dilahirkan. Selain
itu, secara tidak langsung kualitas dari pelayanan kesehatan juga ikut
meningkat (World Health Organization, 2018).
Angka Kematian Ibu diIndonesia masih relatif lebih tinggi jika
dibandingkan dengan negara-negara anggota ASEAN. Berdasarkan data
WHO untuk tahun 2018 Rasio kematian ibu (MMR) selama kehamilan dan
melahirkan atau dalam 42 hari setelah melahirkan, per 100.000 kelahiran
hidup untuk negara Indonesia berkisar antara 140-380/100.000 kelahiran
hidup sedangkan untuk sesama negara ASEAN seperti Thailand berkisar
antara 32-36/100.000 Kelahiran Hidup dan Malaysia 14-68/100.000 kelahiran
hidup (World Health Organization, 2018). Sedangkan AKI di Indonesia
bahkan lebih buruk dari negara Vietnam yaitu 95 per 100.000 kelahiran
hidup. Angka kejadian ini 3-6 kali lebih tinggi dari negara ASEAN lainnya
(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2020).
Angka kunjungan pertama (K1) dan kunjungan keempat (K4) dapat
memperlihatkan bagaimana gambaran pelaksanaan pelayanan kesehatan pada
ibu hamil. Cakupan K1 di Indonesia tahun 2022 sebesar 96,4% dan cakupan
K4 sebesar 88,5%. Sedangkan cakupan K1 di Provinsi Jawa Barat tahun 2022
sebesar 87,4% dan cakupan K4 sebesar 82,8% (Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia, 2020). Sedangkan di Kota Bogor cakupan K1 ibu hamil
tahun 2022 sebesar 96,2% dan cakupan K4 sebesar 92,6% (Dinas Kesehatan
Kota Bogor, 2022).
Data pelayanan ANC dari Ikatan Bidan Indonesia (IBI) mengalami
penurunan jumlah kunjungan dari bulan Januari- Juni 2021. Kunjungan K1
pada bulan Januari 2021 sebanyak 76.878 menurun pada bulan Juni 2021
dengan jumlah kunjungan 59.326. Begitu juga dengan kunjungan K4 pada
bulan Januari 2021 sebanyak 57.166 menurun pada bulan Juni 2021 dengan
jumlah kunjungan 50.767. Hal ini disebabkan karena saat ini di Indonesia
sedang merebaknya Coronavirus Disease 2022 (Cov-19) (Khotimah, 2021).
Pemerintah juga telah menetapkan bencana non alam ini sebagai bencana
nasional melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 12 Tahun
2
2020 tentang Penetapan Bencana Non alam Penyebaran Corona Virus
Disease 2022 (Covid-19) sebagai Bencana Nasional.
Ibu hamil tercatat salah satu kelompok rentan resiko terinfeksi Covid-
19 dikarenakan pada masa kehamilan terjadinya perubahan fisiologi yang
mengakibatkan penurunan kekebalan parsial (Liang, H., & Acharya, G.,
2020) dan dapat menyebabkan dampak yang serius bagi ibu hamil (Saputra,
2020). Kasus ibu hamil terkonfirmasi positif, terdapat 4,9% Covid-19 dari
1.483 kasus terkonfirmasi yang memiliki data kondisi penyerta. Data ini
menunjukkan bahwa ibu hamil, bersalin, hamil dan bayi baru lahir juga
merupakan sasaran yang rentan terhadap infeksi Covid-19 dan kondisi ini
dikhawatirkan akan meningkatkan morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi
baru lahir.
Salah satu permaslahan utama ibu hamil tidak mau melakukan
pemeriksaan ANC ke Rumah Sakit terdekat dan berdampak pada menurunnya
angka kunjungan ANC disebabkan oleh kecemasan yang dirasakan ibu hamil
kwatir tertular covid-19 jika mengharuskan melakukan pemeriksaan ANC,
pemberlakukan sistem rujukan berjenjang BPJS melalui fasyankes tingkat 1
atau RS tipe C dan kualitas pelayanan yang kurang baik selama masa
pandemik yaitu waktu tunggu yang cukup lama saat antrian pemeriksaan
ANC.
Faktor utama penyebab ibu hamil tidak melakukan kunjungan
pemeriksaan ANC adalah ketersediaan fasilitas. Faktor ketersediaan fasilitas
di masa pandemi juga menjadi penyebab menurunnya kunjungan ibu hamil
melakukan ANC Aadanya batasan pada layanan maternal selama pandemi
Covid-19 seperti ibu hamil tidak mau pergi ke fasilitas layanan kesehatan
karena takut tertular dan adanya penundaan pemeriksaan kehamilan dan kelas
ibu hamil (Yulianti, 2020). Penyebab lainnya adalah waktu tunggu yang
cukup lama saat antrian pemeriksaan ANC, menjadi sebab takutnya ibu hamil
datang ke Poli kebidanan. Pandemi Covid-19 sangat berdampak kepada
layanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dengan terjadinya penurunan jumlah
kunjungan K1 dan K4 ke fasyankes.
Penelitian (Ariestanti, dkk, 2020) tentang analisis pelaksanaan
pelayanan antenatal pada masa pandemi Covid-19 menunjukan bahwa
ketersediaan fasilitas selama pandemi berpengaruh signifikan terhadap
penurunan kunjungan ANC bagi ibu hamil di Wilayah kerja Tanjung karang.
Ibu hamil dan menyusui rentan terhadap infeksi virus termasuk Covid-l9.
3
Salah satu penyebabnya mereka memiliki imunitas yang rendah karena
perubahan hormon selama hamil dan menyusui, sehingga mereka enggan
untuk melakukan pemeriksaan secara rutin. Dampak inilah menjadi sebab
ketersediaan fasilitas di beberapa Rumah sakit swasta atau pemerintah
menurun, karena lebih fokus pada cara penanganan pasien covid dan cara
pencegahan dengan protokol kesehatan.
Faktor kedua yang juga mempengaruhi kunjungan pemeriksaan ANC
adalah peran tenaga kesehatan. Pelaksana pelayanan pemeriksaan kehamilan
adalah seorang bidan penanggung jawab wilayah yang bertugas di rumah
sakit, yang memberikan pelayanan pada ibu hamil minimal 6 kali, baik
didalam gedung maupun di luar gedung. Pelayanan hamil dilaksanakan sesuai
standar prosedur yang ada, mengacu pada Kepmenkes RI NO 938 tentang
standar asuhan kebidanan dan Pelayanan Kesehatan ANC masa hamil
dilakukan paling sedikit 6 (enam) kali selama masa kehamilan meliputi: yaitu,
1 kali pada trimester satu, 2 kali pada trimester dua dan 3 kali pada trimester
tiga (Peraturan Mentri Kesehatan RI No 21, 2021)
Penelitian (Adawiyah, R , 2016) di Kabupaten Gorontalo, bahwa peran
tenaga kesehatan (bidan) berhubungan dengan perilaku kunjungan
pemeriskaan ANC. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan peran
tenaga kesehatan dengan perilaku kunjungan pemeriksaan ANC dalam upaya
pencegahan penyakit bagi ibu hamil. Dikatakan sebagai promotor kesehatan,
peran tenaga kesehatan harus dapat memberikan penerangan dan pendidikan
kepada ibu hamil sesuai sasaran dalam rangka meningkatkan kesehatan.
Pelayanan kesehatan yang diberikan akan diterima sasaran apabila terdapat
pemahaman yang baik dan menganggap upaya pencegahan penyakit bagi ibu
hamil dan hamil dinilai menguntungkan terhadap diri dan lingkungan.
(Sulistyawati., 2015).
Faktor lain juga turut mempengaruhi perilaku ibu hamil melakukan
pemeriksan kehamilan (ANC) adalah dukungan keluarga (suami). Dukungan
suami merupakan salah satu domain dalan perilaku ibu hamil. Berdasarkan
laporan Saving Mothers ‘Lives ( Lewis GE, 2017) secara signifikan
menunjukkan tingkat kematian pada ibu hamil yang tinggi terkait psikologis
yang kurang baik dan kematian terjadi setelah kelahiran bayi. Selain itu,
dukungan kelurga yang memberikan semangat atau dorongan, dan bimbingan
bilamana sang ibu mengalami masalah sehubungan dengan masa hamil
sampai masa hamil. Hasil pencarian hanya didapatkan satu artikel di Pub
4
Med, (Leahy-Warren, P., McCarthy, G., dan Corcoran, P, 2015) yang
menyimpulkan bahwa wanita dengan dukungan sosial keluarga keluarga yang
kurang memiliki skor signifikan lebih tinggi pada EPDS (Edinburgh
Postnatal Depression Scale) daripada wanita yang cukup dukungan
(p=0,007). Dukungan suami berpengaruh terhadap perilaku ibu hamil
melakukan pemeriskaan masa hamil.
Faktor sikap juga turut mempengaruhi perilaku ibu hamil melakukan
pemeriksan kehamilan (ANC). Sikap atau respon untuk kematian maternal
adalah kematian seorang wanita saat hamil atau dalam waktu 42 hari
pemutusan kehamilan, terlepas dari durasi dan lokasi kehamilan, dari sebab
apa pun yang terkait dengan atau diperburuk oleh kehamilan atau
manajemennya, tetapi bukan karena sebab kecelakaan atau insidental. Untuk
memudahkan identifikasi kematian ibu dalam keadaan di mana penyebab
atribusi kematian tidak memadai, kategori baru telah diperkenalkan:
Kematian terkait kehamilan didefinisikan sebagai kematian seorang wanita
saat hamil atau dalam waktu 42 hari pemutusan kehamilan, terlepas dari
penyebab kematian. Kelahiran langsung mengacu pada pengusiran total atau
ekstraksi dari induknya dari produk konsepsi, terlepas dari durasi kehamilan,
yang, setelah pemisahan seperti itu, bernafas atau menunjukkan bukti lain
kehidupan - mis. detak jantung, denyut tali pusat atau gerakan pasti otot
sukarela - terlepas atau tidaknya tali pusat telah dipotong atau plasenta
terpasang. Setiap produk dari kelahiran seperti itu dianggap lahir hidup
Faktor lainnya yang juga turut mempengaruhi perilaku ibu hamil
melakukan pemeriksan kehamilan (ANC) adalah self efficiacy. Penelitian
(Ratnasari, 2020) tentang analisis self efficiacy bagi peserta JKN di
Puskesmas X, menunjukan bahwa self efficiacy tergolong rendah bagi ibu
hamil yang akan melakukan pemeriksaan ANC, namun karena adanya
pembatasan kunjungan ANC bagi ibu hamil, seperti ibu hamil menjadi
enggan ke puskesmas atau fasiltas pelayanan kesehatan lainnya karena takut
tertular, adanya anjuran menunda pemeriksaan kehamilan dan kelas ibu
hamil, serta adanya ketidaksiapan layanan dari segi tenaga dan sarana
prasarana termasuk Alat Pelindung Diri.
Dari uraian latarbelakang diatas maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian mengenai “pengaruh ketersediaan fasilitas, peran
tenaga kesehatan, dukungan keluarga, self efficiacy dan sikap ibu ibu hamil

5
terhadap perilaku ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan pada masa
pandemi Covid -19 di RSUD Cibinong”.

B. Road Map Penelitian


Berbagai penelitian sebelumnya yang mendukung dan menguatkan
pemilihan tema sebagai Road Map Penelitian adalah sebagai berikut :
1. Penelitian (Wang,. et.al, 2020) tentang perilaku ibu hamil pada masa
pandemi menunjukkan hasil yang tidak konsisten, ditemukan prevalensi
peningkatan kecemasan pada ibu hamil bila dibandingkan dengan angka
kejadian kecemasan pada ibu hamil sebelum pandemi Covid-19. Studi
yang dilakukan oleh Wang dkk. (2020) di Tiongkok pada awal wabah,
ditemukan sebanyak 29% mengalami kecemasan tingkat sedang hingga
parah. Berbeda dengan hasil yang cukup signifikan ditemukan pada survei
daring yang dilakukan di Turki menunjukkan prevalensi tingkat
kecemasan dan depresi ibu hamil pada masa pandemi Covid-19 di angka
64,5% dan 56,3% (Kahyaoglu dan Kucukkaya, 2020).
2. Penelitian (Ariestanti, dkk, 2020) (Jurnal Bidang Ilmu Kesehatan. Vol.
10, No. 2 Desember 2020) tentang determinan perilaku ibu hamil
melakukan pemeriksaan kehamilan (Antenatal Care) pada masa pandemi
Covid -19. Dalam situasi pandemi COVID-19 ini, banyak pembatasan
hampir ke semua layanan rutin termasuk pelayanan kesehatan
maternal dan neonatal, seperti ibu hamil menjadi enggan ke puskesmas
atau fasiltas pelayanan kesehatan lainnya karena takut tertular, adanya
anjuran menunda pemeriksaan kehamilan dan kelas ibu hamil Kurangnya
kunjungan ANC ini bisa menyebabkan bahaya bagi ibu maupun janin
seperti terjadinya perdarahan saat masa kehamilan karena tidak
terdeteksinya tanda bahaya. Dampak inilah menjadi sebab kualitas
pelayanan di beberapa Rumah sakit swasta atau pemerintah menurun,
karena lebih fokus pada cara penanganan pasien covid dan cara
pencegahan dengan protokol kesehatan.
Perbedaan dengan penelitian yang peneliti lakukan dari semua faktor
tersebut, terdapat pada variabel independen antara penelitian sebelumnya
dengan penelitian yang seang dilakukan saat ini. Variabel indpenden yang
peneliti gunakan fokus pada pengaruh ketersediaan fasilitas, peran tenaga
6
kesehatan, dukungan keluarga, self efficiacy dan sikap ibu ibu hamil terhadap
perilaku ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan pada masa pandemi
Covid -19 di RSUD Cibinong. Penelitian ini termasuk ke dalam desain
penelitian Cross Sectional dengan metode analisis menggunakan analisis
korelasi pearson (kekuatan hubungan antar varaibel). Proses pengambilan
sampel dilakukan dengan simple random sampling berdasarkan kriteria
inklusi dan eksklusi. Target luaran dari penelitian ini adalah publikasi pada
Jurnal Kesmas Kesehatan Masyarakat Nasional (Scopus Q4) dan Prosiding
Internasional: International seminar on public health.

C. Urgensi Penelitian
Permasalahan yang akan diteliti adalah apakah hubungan pengaruh
ketersediaan fasilitas, peran tenaga kesehatan, dukungan keluarga, self
efficiacy dan sikap ibu ibu hamil terhadap perilaku ibu hamil melakukan
pemeriksaan kehamilan pada masa pandemi Covid -1. Dikarenakan menurut
data Kementerian Kesehatan (2020c), Cakupan K1 di Indonesia tahun 2022
sebesar 96,4% dan cakupan K4 sebesar 88,5%. Sedangkan cakupan K1 di
Provinsi Jawa Barat tahun 2022 sebesar 87,4% dan cakupan K4 sebesar
82,8% . Sedangkan di Kota Bogor cakupan K1 ibu hamil tahun 2022 sebesar
96,2% dan cakupan K4 sebesar 92,6%.
Pemerintah juga telah menetapkan bencana non alam ini sebagai
bencana nasional melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 12
Tahun 2020 tentang Penetapan Bencana Non alam Penyebaran Corona Virus
Disease 2022 (Covid-19) sebagai Bencana Nasional. Ibu hamil lebih beresiko
dalam penularan penyakit menular seperti Covid-19 baik secara fisilogis
maupun psikologis. Oleh sebab itu disejumlah daerah termasuk Kota Bogor
melakukan pencegahan dan pengendalian infeksi Covid-19 dan yang menjadi
perhatian utama adalah pada kelompok rentan yang potensi resiko lebih besar
salah satu diantaranya adalah kelompok ibu hamil (Qiao, J, 2020). Ibu hamil
tercatat salah satu kelompok rentan resiko terinfeksi Covid-19 dikarenakan
pada masa kehamilan terjadinya perubahan fisiologi yang mengakibatkan
penurunan kekebalan parsial (Liang, H., & Acharya, G. , 2020) dan dapat
menyebabkan dampak yang serius bagi ibu hamil (Saputra, D, 2020).

7
Berbagai upaya telah dilakukan untuk mencegah terjadinya ibu hamil
terkonfirmasi positif Covid-19 salah satunya dengan penundaan pemeriksaan
ANC. Namun peningkatan kasus masih terus bertambah khususnya saat
pandemic covid 19. RSUD Cibinong Bogor merupakan rumah sakit
pemerintah tipe B yang menjadi rumah sakit rujukan pasien covid dan
memiliki kenaikan jumlah kasus positif dalam 1 tahun terakhir disertai
penurunan jumlah ibu hamil melakukan kunjungan ANC berkisar 29%
selama masa pandemi dibandingkan kunjungan ANC sebelum pandemi.
Menurut hasil wawancara yang dilakukan peneliti secara langsung
kepada ibu hamil yang berkunjung melakukan ANC ke Poli kebidanan pada
tanggal 2 September 2021 di RSUD Cibinong Bogor menyatakan bahwa :
1. 10 dari ibu hamil terdapat 6 (60%). Ibu menyatakan bahwa birokrasi
melakukan pemeriksaan ANC saat ini di RSUD Cibinong Bogor sangat
panjang dan berbelit-belit. Sistem rujukan BPJS juga membuat pasien
sulit untuk memeriksakan kehamilannya ke RSUD, karena RSUD
Cibinong Bogor tipe B, jadi ibu hamil sebelum melakukan kunjungan,
terlebih dahulu harus menunjukan Surat rujukan dari puskesmas/
fasyankes tingkat 1 atau RS tipe C, kemudian baru bisa melakukan
pemeriksaan ANC ke RSUD Cibinong Bogor. Sehingga proses sistem
berjenjang ini yang menyebabkan penurunan kunjungan ANC RSUD
kota Bogor.
2. Peran nakes dalam melakukan penyuluhan tentang pemeriksaan ANC
dan bagaimana melakukan perawatan pada masa kehamilan sudah
berjalan dengan baik, namun kesadaran ibu hamil untuk mengikuti
penyuluhan pentingnya kujungan ANC K1 dan K4 tetap masih rendah.
Sebanyak 4 (40%) dari 10 ibu hamil mengaku rutin mengikuti
penyuluhan dan sudah merasakan manfaat dari mengikuti penyuluhan
pentingnya ANC
3. Dukungan Keluarga masih tergolomg rendah. Sebanyak 1 ibu dari 10 ibu
hamil (10%) meninggal karena komplikasi penyakit yang diderita dan
yang satu meninggal karena terjadi perdarahan yang sangat banyak
sehingga tidak dapat diselamatkan. Ini disebabkan oleh kurangnya
dukungan suami pada istrinya saat masa pemeriksaan kehamilan

8
sehingga banyak ibu hamil yang kurang mendapatkan dukungan suami,
karena sering ditinggal pergi oleh suaminya ke luar kota untuk bekerja
selama beberapa bulan
4. 10 dari ibu hamil terdapat 8 (80%) ibu yang mengatakan sikapnya
merasakan takut tertular virus Covid-19 jika mengharuskan melakukan
pemeriksaan ANC. Saat kehamilan di masa pandemi memicu perubahan
aktivitas fisik, nutrisi dan tidur, yang berdampak pada perubahan suasana
hati ibu dan perkembangan janin. ibu hamil juga ragu-ragu untuk pergi
memeriksakan kehamilan karena takut tertular virus corona apalagi di
wilayah Kota Bogor termasuk zona merah dan paling banyak kasus
positif COVID-19
Berdasarkan latar belakang pada uraian diatas, maka urgensi
penelitian ini untuk melihat bagaimana pengaruh ketersediaan fasilitas, peran
tenaga kesehatan, dukungan keluarga, self efficiacy dan sikap ibu ibu hamil
terhadap perilaku ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan pada masa
pandemi Covid -19 di RSUD Cibinong.

9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Perilaku Melakukan Pemeriksaan Kehamilan (ANC)


1. Pengertian Perilaku
Perilaku adalah tingkah laku yang dilakukan oleh individu atau
dengan individu lain yang bersifat nyata dan kongkret.(Solekhah, 2018).
Perilaku merupakan hasil pengalaman dan proses interaksi seseorang
dengan lingkungannya, yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap,
dan tindakan. Dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat dapat
dilakukan kegiatan pendidikan kesehatan. (Juwariyah dan Priyanto, 2018)
Menurut Green dalam Notoatmodjo, perilaku adalah suatu tindakan
yang mempunyai frekuensi, lama dan tujuan khusus, baik yang dilakukan
secara sadar maupun tidak sadar. Perilaku manusia yang sesuai dengan
norma kesehatan merupakan hasil dari proses pendidikan kesehatan.
Namun perubahan perilaku tidak hanya dicapai dengan pendidikan saja.
Perilaku merupakan orientasi yang bersifat menetap dengan komponen-
komponen kognitif, afektif dan perilaku. Komponen kognitif terdiri dari
seluruh kognisi yang dimiliki seseorang mengenai objek perilaku tertentu
berupa fakta, pengetahuan dan keyakinan tentang objek. Komponen yang
berkaitan dengan perasaan dan emosi seseorang terhadap objek perilaku
(Kholid, Ahmad, 2018).

2. Kunjungan ANC
Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga
kesehatan untuk ibu selama masa kehamilannya, dilaksanakan sesuai
dengan standar pelayanan antenatal yang ditetapkan dalam standar
pelayanan kebidanan. Pelayanan antenatal merupakan upaya untuk
menjaga kesehatan ibu pada masa kehamilan, sekaligus upaya menurunkan
angka kesakitan dan angka kematian ibu. Pelayanan antenatal sesuai
standar meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik (umum dan kebidanan),
pemeriksaan laboratorium atas indikasi, serta intervensi dasar dan khusus
(Kementerian Kesehatan RI, 2020b).
Antenatal merupakan perawatan atau asuhan yang diberikan kepada

10
ibu hamil sebelum kelahiran, yang berguna untuk memfasilitasi hasil yang
sehat dan positif bagi ibu hamil maupun bayinya dengan jalan menegakkan
kepercayaan dengan ibu, mendeteksi komplikasi yang dapat mengancam
jiwa, mempersiapkan kelahiran dan memberikan pendidikan kesehatan
(Ariestanti, Widayati dan Sulistyowati, 2020).
Kunjungan Antenatal Care adalah kunjungan ibu hamil ke bidan
atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk
mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal. Pada setiap kunjungan
antenatalcare (ANC), petugas mengumpulkan dan menganalisis data
mengenai kondisi ibu melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk
mendapatkan diagnosis kehamilan intrauterine, serta ada tidaknya masalah
atau komplikasi. Kunjungan ibu hamil atau ANC adalah pertemuan antara
bidan dengan ibu hamil dengan kegiatan mempertukarkan informasi ibu
dan bidan serta observasi selain pemeriksaan fisik, pemeriksaan umum dan
kontak sosial untuk mengkaji kesehatan dan kesejahteraan umumnya.
Kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah kontak ibu hamil dengan
pemberi perawatan atau asuhan dalam hal mengkaji kesehatan dan
kesejahteraan bayi serta kesempatan untuk memperoleh informasi dan
memberi informasi bagi ibu dan petugas kesehatan (Saefudin, A, 2018).

3. Faktor yang Memengaruhi Kunjungan ANC


Faktor yang memengaruhi kunjungan pemeriksaan kehamilan
Antenatal Care (ANC) adalah (Saefudin, A, 2018):
a. Kebutuhan
Kebutuhan adalah salah satu aspek psikologis yang
menggerakkan mahluk hidup dalam akitvitas-aktivitasnya dan
menjadi dasar (alasan) berusaha.Pada dasarnya, manusia bekerja
mempunyai tujuan tertentu, yaitu memenuhi kebutuhan.
Kebutuhan tidak terlepas dari kehidupan sehari-hari, selama hidup
manusia membutuhkan bermacam-macam kebutuhan, seperti
makanan, pakaian, perumahan, pendidikan dan kesehatan.
b. Harapan
Seseorang termotivasi oleh karena keberhasilan dan adanya
harapan keberhasilan bersifat pemuasan diri seseorang,
keberhasilan dan harga diri meningkat dan menggerakkan
11
seseorang ke arah pencapaian tujuan, misalnya ibu melakukan
pemeriksaan kehamilan ke tenaga kesehatan dengan harapan agar
kesehatannya selama kehamilan terjamin, dan apabila ada
gejala/tanda komplikasi kehamilan dapat terdeteksi sedini
mungkin serta apabila ada komplikasi yang terjadi dapat segera
diatasi/ditangani.
c. Minat
Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keinginan pada suatu
hal tanpa ada yang menyuruh, misalnya ibu memeriksakan
kehamilannya tanpa ada pengaruh dari orang lain tetapi karena
adanya minat ingin bertemu dengan tenaga kesehatan (dokter,
bidan, perawat) dengan tujuan untuk mengetahui keadaan/status
kesehatan kehamilannya.
d. Dukungan Suami dan Keluarga
Wanita hamil tidak hidup sendiri tetapi dalam lingkungan
keluarga dan budaya yang kompleks atau bermacam-macam.Pada
kenyataanya peranan suami dan keluarga sangat besar bagi ibu
hamil dalam mendukung perilaku atau tindakan ibu hamil dalam
memanfaatkan pelayanan kesehatan. Teori Snehendu B. Kar
dalam Notoatmodjo menyimpulkan bahwa perilaku kesehatan
seseorang ditentukan antara lain oleh ada atau tidaknya dukungan
masyarakat sekitarnya (social support).
e. Sikap
Tingkah laku seseorang sangat dipengaruhi oleh sikap (attitude)
yaitu suatu tingkat efek (perasaan) baik yang positif
(menguntungkan) maupun negatif (merugikan). Sikap belum
tentu merupakan tindakan atau aktivitas, tetapi merupakan
“priedisposisi” tindakan atau perilaku. Hasil penelitian
Simanjuntak menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna
antara sikap responden dengan antenatal K4 sesuai standar,
diperoleh OR = 2,83 yang berarti bahwa responden yang memiliki
sikap positif akan memiliki kecenderungan 2,83 kali untuk

12
melakukan kunjungan antenatal K4 sesuai standar dibandingkan
yang memiliki sikap negatif.
f. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu.
Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia yakni : indera
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian
besar pengetahuan diperoleh melalui mata dan telinga.

4. Tujuan Kunjungan ANC


Tujuan dari kunjungan ANC bagi ibu hamil meliputi (Saifuddin,
2018) :
a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu
dan tumbuh kembang bayi
b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan
sosial ibu dan bayi
c. Mengenali secara dini adanya ketidak normalan atau komplikasi
yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit
secara umum, kebidanan dan pembedahan.
d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat,
ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin
e. Mempersiapkan ibu agar masa hamil berjalan normal dan pemberian
ASI Eksklusif
f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran
bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.
Tujuan Antenatal care adalah untuk menjaga agar ibu hamil dapat
melalui masa kehamilannya, persalinan dan hamil dengan baik dan
selamat, serta menghasilkan bayi yang sehat. Untuk mencapai tujuan dari
ANC tersebut dilakukan pemeriksaan dan pengawasan wanita selama
kehamilannya secara berkala dan teratur agar bila timbul kelainan
kehamilan atau gangguan kesehatan sedini mungkin diketahui sehingga
dapat dilakukan perawatan yang cepat dan tepat (Saefudin, 2018).
Mengacu pada penjelasan di atas, bagi ibu hamil dan

13
suami/keluarga dapat mengubah pola berpikir yang hanya datang ke dokter
jika ada permasalahan dengan kehamilannya. Karena dengan pemeriksaan
kehamilan yang teratur, diharapkan proses persalinan dapat berjalan
dengan lancar dan selamat. Dan yang tak kalah penting adalah kondisi bayi
yang dilahirkan juga sehat, begitu pula dengan ibunya

5. Pelayanan ANC Terpadu


Menurut (Peraturan Mentri Kesehatan RI No 21, 2021), Pelayanan
antenatal terpadu sesuai dengan standar dan sesuai terpadu meliputi:
a. pengukuran berat badan dan tinggi badan;
b. pengukuran tekanan darah;
c. pengukuran lingkar lengan atas (LiLA);
d. pengukuran tinggi puncak rahim (fundus uteri);
e. penentuan presentasi janin dan denyut jantung janin;
f. pemberian imunisasi sesuai dengan status imunisasi;
g. pemberian tablet tambah darah minimal 90 (sembilan puluh) tablet;
h. tes laboratorium;
i. tata laksana/penanganan kasus; dan
j. temu wicara (konseling) dan penilaian kesehatan jiwa.

6. Indikator Kunjungan ANC


Indikator kunjungan ibu hamil dalam pemeriksaaan ANC adalah
(Notoatmodjo, S, 2018):
a. Jarak
Jarak adalah ruang sela (panjang atau jauh) antara dua benda atau
tempat yaitu jarak antara rumah dengan tempat pelayanan ANC.
Keterjangkauan masyarakat termasuk jarak akan Ketersediaan
Fasilitas akan mempengaruhi pemilihan pelayanan kesehatan.
b. Frekuensi
Ibu hamil sebaiknya dianjurkan mengunjungi bidan atau dokter ahli
kandungan sedini mungkin semenjak ibu tersebut merasakan dirinya
hamil, untuk mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal. Pada
umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan menghasilkan

14
kelahiran bayi sehat cukup bulan melalui jalan lahir namun kadang-
kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu,
pelayanan/asuhan antenatal merupakan salah satu cara yang penting
untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan
mendeteksi ibu dengan kehamilan normal.
c. Perilaku
Salah satu strategi untuk meningkatkan kesehatan ibu adalah perilaku
perawatan antenatal (ANC). ANC menyediakan promosi kesehatan dan
pelayanan kesehatan preventif, dimana petugas ANC akan memberikan
informasi mengenai tanda-tanda dan gejala komplikasi selama
kehamilan, persalinan dan postpartum yang membutuhkan perawatan
oleh tenaga kesehatan serta rencana kelahiran yang aman

7. Pengukuran kunjungan ANC


Untuk mengukur kunjungan ANC dikembangkan suatu metode
penilaian antara lain dengan pengukuran Skala Semantic Defferensial
yaitu skala pengukuran terhadap reaksi/persepsi dengan menggali rentang
respon dari yang positif sampai negatif dan bentuk pengukurannya bukan
dengan pilihan ganda atau checklist tetapi tersusun dalam satu garis
kontinue. Dimana jawaban yang sangat positif terletak dibagian kanan
garis, dan jawaban negatif disebelah kiri garis, atau sebaliknya. Data yang
diperoleh melalui pengukuran dengan Skala semantic differensial adalah
data interval. Skala ini di gunakan untuk mengukur pengaruh perilaku
kunjungan hamil. Adapun skala yang dipakai untuk menilai perilaku
kunjungan hamil adalah dengan skala semantic differensial.
Contoh:
...... ...... ...... ...... ...... Tidak
Pernah
1 2 3 4 5 Pernah

Responden dapat memberi jawaban, pada rentang jawaban yang


positif sampai negatif. Hal ini tergantung pada persepsi responden yang di
nilai. Responden yang memberi penilaian dengan 5, berarti persepsi
responden terhadap perilaku positif, sedangkan bila memberi jawaban

15
diangka 3, berarti netral, dan memberi jawaban di angka 1, maka persepsi
responden terhadap perilaku sangat negatif.

8. Sintesa Kunjungan ANC


Sintesis untuk variabel kunjungan ANC yaitu kunjungan ibu hamil ke
bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk
mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal. Indikator kunjungan ANC
adalah jarak, frekuensi dan perilaku

B. Ketersediaan Ketersediaan Fasilitas


1. Pengertian Ketersediaan Fasilitas
Fasilitas adalah adalah tempat-tempat yang dilengkapi dengan sumber
daya yang dapat memenuhi permintaan pasien yang berbeda. Ketersediaan
Fasilitas termasuk klinik, rumah sakit, pusat psikiatris, laboratorium dll.
Ketersediaan Fasilitas dilengkapi dengan peralatan yang diperlukan untuk
mendiagnosis dan mengobati penyakit. Fasilitas ini dapat bersifat umum atau
khusus (Sam 2012)
Ketersediaan Fasilitas mengatur berbagai pengaturan Ketersediaan
Fasilitas untuk kualitas perawatan, seperti rumah sakit, panti jompo, tempat
tinggal yang dibantu, pusat perawatan rawat jalan, Ketersediaan Fasilitas di
rumah, perawatan di rumah sakit medis dan lain-lain. Mereka juga memberikan
informasi konsumen dalam bentuk kartu laporan dan informasi kinerja lainnya.
Ketersediaan Fasilitas adalah tempat yang menyediakan layanan kesehatan.
Mereka termasuk rumah sakit, klinik, pusat perawatan rawat jalan, dan pusat
perawatan khusus, seperti pusat melahirkan dan pusat perawatan psikiatrik
(Kotler, 2015).
Menurut Suryo Subroto dalam Arianto Sam (2011), fasilitas perawatan
medis mengacu pada lembaga, tempat, bangunan atau lembaga yang
menyediakan, melakukan, dan mengoperasikan layanan kesehatan untuk
pencegahan, diagnosis, atau perawatan penyakit manusia, rasa sakit, cedera,
kelainan bentuk, atau kondisi fisik. Layanan kesehatan yang ditawarkan oleh
fasilitas perawatan medis dapat berupa medis atau bedah. Layanan tersebut
dapat disediakan untuk: a. dua atau lebih orang yang sakit mental atau terluka

16
atau tidak terkait; atau b. dua atau lebih orang yang tidak terkait yang
membutuhkan atau menerima perhatian atau layanan medis, bedah, atau
perawatan.

2. Indikator Ketersediaan Fasilitas


Menurut Kemenkes RI (2015), indikator Ketersediaan Fasilitas adalah
a. Kelengkapan sarana
Sarana kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan
upaya kesehatan. Ketersediaan Fasilitas mengatur berbagai pengaturan
Ketersediaan Fasilitas untuk kualitas perawatan, seperti rumah sakit, panti
jompo, tempat tinggal yang dibantu, pusat perawatan rawat jalan,
Ketersediaan Fasilitas di rumah, perawatan di rumah sakit medis dan lain-lain.
b. Kesediaan Obat
Akses ke obat-obatan esensial gratis adalah komponen penting dari cakupan
kesehatan universal. Ini sedang dipertimbangkan sebagai intervensi utama
dalam usulan Misi Jaminan Kesehatan Nasional (NHAM) Pemerintah
memastikan ketersediaan obat-obatan esensial gratis secara signifikan
mengurangi beban pengeluaran OOP swasta. Selain itu, ini memberikan
perlindungan risiko keuangan kepada populasi, yang paling rentan untuk
membayar pengeluaran kesehatan bencana. Berbagai model pengadaan obat
telah diterapkan di negara-negara seperti Tamil Nadu, Kerala dan Rajasthan
untuk mencapai tujuan cakupan kesehatan universal. Hal ini menghasilkan
harga yang lebih rendah dan ketersediaan obat-obatan yang lebih baik melalui
manajemen rantai pasokan yang efisien.
c. Akses Pelayanan
Akses pelayanan kesehatan adalah pelayanan kesehatan itu harus dapat dicapai
oleh masyarakat dan menjaga keterlambatan dalam menyediakan dan
menerima layanan seminimal mungkin. Misalnya, kontak dengan setiap
penyedia yang terlibat dalam perawatannya akan dikelola oleh sistem aliran
pasien yang efisien untuk menjadwalkan atau mengubah kunjungan dan untuk
memberi tahu klien tentang waktu tunggu yang diproyeksikan. Situasi yang
membutuhkan intervensi segera akan dikenali dan ditindaklanjuti secepat
mungkin. Dengan perencanaan yang tepat, Fatima tidak perlu mengalami
waktu tunggu yang lama selama kunjungan tindak lanjut .

17
3. Cara Mengukur Ketersediaan Fasilitas
Adapun cara ukur dari variabel Ketersediaan Fasilitas adalah dengan mengajukan
pertanyaan menggunakan kuesioner terstruktur tentang Ketersediaan Fasilitas yang
ada di Rumah sakit yang terdiri dari 15 pertanyaan dan 5 pilihan jawaban yang
berisi indikator-indikator dari Ketersediaan Fasilitas sesuai dengan teori dan
kondisi di lapangan. Contoh :
1 Pernyataan Positif 5 4 3 2 1 Pernyataan
negative

4. Sintesa Ketersediaan Fasilitas


Ketersediaan Fasilitas adalah segala sarana dan prasarana yang dapat
menunjang kepada kesehatan ibu hamil, baik kesehatan jasmani maupun kesehatan
rohani. Suatu alat dan tempat yang di gunakan untuk menyelenggarakan upaya
pelayanan kesehatan, baik promotif,preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang
dilakukan. Indikator kelengkapan sarana, sediaan obat dan akses pelayanan

C. Peran Tenaga Kesehatan


1. Definisi Peran
Peran adalah tingkah laku yang diharapkan dimiliki oleh orang yang
berkedudukan dalam masyarakat (Depdikbud, 2012). Peran menggambarkan
perilaku yang seharusnya diperlihatkan oleh individu pemegang peran
tersebut dalam situasi yang umum di lingkungan masayarakat (Sarwono,
2012). Untuk mempromosikan pemahaman bersama tentang apa itu sistem
kesehatan dan membimbing lembaga global, pemerintah nasional dan
organisasi lain dalam upaya mereka untuk memperkuat sistem kesehatan.
Menurut Green yang dikutip dari Notoatmodjo (2015), Ada tempat
sentral bagi orang-orang dalam kerangka sistem kesehatan. Orang-orang
menggerakkan sistem, tetapi pada saat yang sama merupakan penerima
manfaatnya (De Savigny dan Adam 2009). Sentralitas orang dalam kerangka
sistem kesehatan mencerminkan bahwa sistem kesehatan didorong oleh
interaksi manusia: dari pengambilan keputusan politik hingga hubungan
antar aktor yang terlibat dalam memberikan dan menerima perawatan
kesehatan yang promotif, preventif, dan kuratif (Hernandez 2014).

18
2. Definisi Bidan sebagai Tenaga Kesehatan
Bidan adalah seorang perempuan yang telah mengikuti dan
menyelesaikan pendidikan yang telah diakui pemerintah dan telah lulus
ujian sesuai dengan dengan persyaratan yang berlaku dan diberi izin secara
sah untuk melaksanakan praktek (IBI, 2015). Sumber daya manusia,
menjadi salah satu blok pembangun sistem kesehatan, sangat penting untuk
memfungsikan layanan kesehatan dan mencapai tujuan pembangunan
berkelanjutan yang baru ditetapkan (Tangcharoensathien, Mills, dan Palu
2015). Tenaga kesehatan yang memadai diperlukan untuk menjangkau lebih
banyak orang dengan paket manfaat kesehatan yang diperluas dengan
kualitas yang baik (Campbell et al. 2013).

3. Indikator Peran nakes


Peran dan tanggung jawab bidan dalam kesehatan reproduksi
khususnya pada persiapan pencegahan penyakit kanker payudara sangat
berpengaruh terhadap kesehatan pada perempuan. Hal-hal penting seperti
apa yang dilakukan jika muncul gejala-gejala saat penyakit kanker payudara
akan memudahkan para perempuan dalam menghadapi masa ini. Peran dan
dukungan bidan dimaksudkan untuk memberikan materi, emosi ataupun
informasi yang berpengaruh terhadap pengetahuan dan kesiapan perempuan
dalam pencegahan kanker payudara melalui pemeriksaan masa hamil. Peran
nakes ini dapat dibagi atas (Baziad, 2013), yaitu:
a. Peran nakes Sebagai Konselor
Konseling kebidanan adalah pertolongan dalam bentuk wawancara
yang menuntut adanya komunikasi interaksi yang mendalam, dan usaha
bersama bidan dengan pemecahan masalah, pemenuhan kebutuhan,
ataupun perubahan tingkah laku atau sikap dalam ruang
lingkup pelayanan kebidanan. .
b. Peran nakes Sebagai Tindakan
Tenaga kesehatan atau bidan dapat berperan sebagai agen pembaharu
terhadap individu, keluarga kelompok dan masyarakat terutama dalam
merubah perilaku dan pola hidup yang erat kaitanya dengan kunjungan
kehamilan dan hamil.

19
c. Peran nakes Sebagai Health Monitoring
Peran Petugas Kesehatan sebagai Health Monitoring adalah berperan
sesuatu yang bisa menyediakan fasilitas, menyediakan dan memberi
semua kebutuhan untuk ibu hamil saat menghadapi masalah pada
penyakit resiko kehamilan.

4. Cara Mengukur Besarnya Peran Tenaga Kesehatan


Peran Tenaga kesehatandiukur dengan menggunakan Skala Semantic
Defferensial yaitu skala pengukuran terhadap reaksi/persepsi dengan
menggali rentang respon dari yang positif sampai negatif dan bentuk
pengukurannya bukan dengan pilihan ganda atau checklist tetapi tersusun
dalam satu garis kontinue. Dimana jawaban yang sangat positif terletak
dibagian kanan garis, dan jawaban negatif disebelah kiri garis, atau
sebaliknya. Data yang diperoleh melalui pengukuran dengan Skala semantic
differensial adalah data interval. Skala ini di gunakan untuk mengukur
pengaruh peran tenaga kesehatandalam memberikan penuluhan tentang
perilaku kunjungan hamil. Adapun skala yang dipakai untuk menilai peran
tenaga kesehatanadalah dengan skala semantic differensial.
Contoh:
Apakah Tenaga kesehatanpernah memberikan pemahaman terkait
dengan kunjungan ibu hamil?
...... ...... ...... ...... ...... Tidak
Pernah
1 2 3 4 5 Pernah

Responden dapat memberi jawaban, pada rentang jawaban yang


positif sampai negatif. Hal ini tergantung pada persepsi responden yang di
nilai. Responden yang memberi penilaian dengan 5, berarti persepsi
responden terhadap perilaku positif, sedangkan bila memberi jawaban
diangka 3, berarti netral, dan memberi jawaban di angka 1, maka persepsi
responden terhadap perilaku sangat negatif.

5. Sintesa Peran nakes


Sintesa peran tenaga kesehatan adalah kedudukan tenaga kesehatan dalam

20
pemberian nasehat terkait dengan bidang kesehatan reproduksi dan informasi
terkait dengan pemeriksaan kehamilan dan ulang hamil sesuai dengan
kemampuan asuhan kebidanan. Dengan indikatornya adalah konselor,
tindakan dan Health Monitoring.

D. Dukungan Keluarga
1. Definisi Dukungan Keluarga
Manusia sebagai makhluk sosial senantiasa membutuhkan kehadiran
orang lain dalam hidupnya. Kebutuhan dasar manusia sebagai makhluk sosial
ada dua macam yakni kebersamaan atau rasa memiliki dan saling memiliki dan
memperoleh dukungan dari lingkungan (Straus dan Sayles, 2015). Dalam hal
ini manusia membutuhkan kehadiran individu lain diantaranya pasangan
hidupnya untuk memberikan dukungan dan bantuan apabila menghadapi
masalah. Dukungan adalah sikap, tindakan dan penerimaan terhadap
anggotanya. Anggota keluarga dipandang sebagai bagian yang tidak
terpisahkan dalam lingkungan keluarga. Anggota keluarga dan rekan kerja
memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap memberikan
pertolongan dan bantuan jika diperlukan (Friedman, 2013).

2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Dukungan Keluarga


Menurut Purnawan (2013) faktor-faktor yang mempengaruhi dukungan
keluarga adalah :
a. Faktor Internal
1) Tahap Perkembanga
Artinya dukungan dapat ditentukan oleh faktor usia dalam hal ini
adalah pertumbuhan dan perkembangan, dengan demikian setiap
rentang usia (bayi-lansia) memiliki pemahaman dan respon terhadap
perubahan kesehatan yang berbeda-beda.
2) Pendidikan atau Tingkat Pengetahuan
Keyakinan seseorang terhadap adanya dukungan terbentuk oleh
variabel intelektual yang terdiri dari pengetahuan, latar belakang
pendidikan, dan pengalaman masa lalu. Kemampuan kognitif akan
21
membentuk cara berfikir seseorang termasuk kemampuan untuk
memehami faktor-faktor yang berhubungan dengan penyakit dan
menggunakan pengetahuan tentang kesehatan untuk menjaga
kesehatan dirinya.
3) Faktor Emosi
Faktor emosional juga mempengaruhi keyakinan terhadap adanya
dukungan dan cara melaksanakannya. Seseorang yang mengalami
respons stres dalam setiap perubahan hidupnya cenderung berespon
terhadap berbagai tanda sakit, mungkin dilakukan dengan cara
mengkhawatirkan bahwa penyakit tersebut dapat mengancam
kehidupannya. Seseorang yang secara umum terlihat sangat tenang
mungkin mempunyai respons emosional yang kecil selama ia sakit.
Seorang individu yang tidak mampu melakukan kontrol secara
emosional terhadap ancaman penyakit mungkin akan menyangkal
adanya gejala penyakit pada dirinya dan tidak mau menjalani
pengobatan.
4) Spiritual
Aspek spiritual dapat terlihat dari bagaimana seseorang menjalani
kehidupannya, mencakup nilai dan keyakinan yang dilaksanakan,
hubungan dengan keluarga, dan kemampuan mencari harapan dan arti
dalam hidup.
b. Faktor Eksternal
1) Praktik di Keluarga
Cara bagaimana keluarga memberikan dukungan biasanya
mempengaruhi penderita dalam melaksanakan kesehatannya.
Misalnya: klien juga kemungkinan besar akan melakukan tindakan
pencegahan jika keluarganya melakukan hal yang sama. Misal: anak
yang selalu diajak orang tuanya untuk melakukan pemeriksaan
kesehatan rutin, maka ketika punya anak dia akan melakukan hal yang
sama.
2) Faktor Sosioekonomi
Faktor sosial dan psikososial dapat meningkatkan risiko terjadinya
penyakit dan mempengaruhi cara seseorang mendefinisikan

22
danbereaksi terhadap penyakitnya.Variabel psikososial mencakup:
stabilitas perkawinan, gaya hidup, dan lingkungan kerja. Sesorang
biasanya akan mencari dukungan dan persetujuan dari kelompok
sosialnya, hal ini akan mempengaruhi keyakinan kesehatan dan cara
pelaksanaannya. Semakin tinggi tingkat ekonomi seseorang biasanya
ia akan lebih cepat tanggap terhadap gejala penyakit yang dirasakan.
Sehingga ia akan segera mencari pertolongan ketika merasa ada
gangguan pada kesehatannya.
3) Latar Belakang Budaya
Latar belakang budaya mempengaruhi keyakinan, nilai dan kebiasaan
individu, dalam memberikan dukungan termasuk cara pelaksanaan
kesehatan pribadi.

3. Indikator Dukungan Keluarga


Caplan dalam Friedman (2013) menjelaskan bahwa keluarga memiliki
beberapa fungsi dukungan yaitu:
a. Dukungan informasional
Keluarga berfungsi sebagai sebuah kolektor dan diseminator
(penyebar) informasi tentang dunia. Menjelaskan tentang pemberian
saran, sugesti, informasi yang dapat digunakan mengungkapkan suatu
masalah. Manfaat dari dukungan ini adalah dapat menekan munculnya
suatu stressor karena informasi yang diberikan dapat menyumbangkan
aksi sugesti yang khusus pada individu. Aspek-aspek dalam dukungan
ini adalah nasehat, usulan, saran, petunjuk dan pemberian informasi.
Bentuk dukungan ini merupakan penyediaan materi yang dapat
memberikan pertolongan langsung seperti pemberian uang, pemberian
barang, makanan serta pelayanan. Bentuk ini dapat mengurangi stres
karena individu dapat langsung memecahkan masalahnya yang
behubungan dengan materi. Dukungan instrumental sangat diperlukan
terutama dalam mengatasi masalah yang dianggap dapat dikontrol.
b. Dukungan penilaian
Keluarga bertindak sebagai sebuah bimbingan umpan balik,
membimbing dan menengahi pemecahan masalah, sebagai sumber dan

23
validator indentitas anggota keluarga diantaranya memberikan support,
penghargaan, perhatian. Bentuk dukungan ini melibatkan pemberiaan
informasi, saran atau umpan balik tentang situasi dan kondisi individu.
Jenis informasi seperti ini dapat menolong individu untuk mengenali
dan mengatasi masalah dengan mudah.
c. Dukungan instrumental
Keluarga merupakan sebuah sumber pertolongan praktis dan konkrit,
diantaranya: kesehatan penderita dalam hal kebutuhan makan dan
minum, istirahat, terhindarnya penderita dari kelelahan.
d. Dukungan emosional
Keluarga sebagai tempat yang aman dan damai untuk istirahat dan
pemulihan serta membantu penguasaan terhadap emosi.Aspek-aspek
dari dukungan emosional meliputi dukungan yang diwujudkan dalam
bentuk afeksi, adanya kepercayaan, perhatian, mendengarkan dan
didengarkan.

4. Pengukuran Dukungan Keluarga


Dukungan keluarga diukur dengan menggunakan Skala Semantic
Defferensial yaitu skala pengukuran terhadap reaksi/persepsi dengan
menggali rentang respon dari yang positif sampai negatif dan bentuk
pengukurannya bukan dengan pilihan ganda atau checklist tetapi tersusun
dalam satu garis kontinue. Dimana jawaban yang sangat positif terletak
dibagian kanan garis, dan jawaban negatif disebelah kiri garis, atau
sebaliknya. Data yang diperoleh melalui pengukuran dengan Skala semantic
differensial adalah data interval. Skala ini di gunakan untuk mengukur
pengaruh dukungan keluarga dalam memberikan penuluhan tentang perilaku
kunjungan hamil. Adapun skala yang dipakai untuk menilai dukungan
keluarga adalah dengan skala semantic differensial.
Contoh:
...... ...... ...... ...... ......
Negatif Positif
1 2 3 4 5

24
Responden dapat memberi jawaban, pada rentang jawaban yang
positif sampai negatif. Hal ini tergantung pada persepsi responden yang di
nilai. Responden yang memberi penilaian dengan 5, berarti persepsi
responden terhadap perilaku positif, sedangkan bila memberi jawaban
diangka 3, berarti netral, dan memberi jawaban di angka 1, maka persepsi
responden terhadap perilaku sangat negatif.

5. Sintesa Dukungan Keluarga


Sintesa dukungan keluarga adalah bantuan yang diberikan keluarga
terhadap anggota keluarganya melalui komunikasi verbal dan non verbal,
saran yang nyata atau tingkah laku untuk melakukan kunjungan ulang hamil.
Indikator dukungan keluarga adalah dukungan informasional, dukungan
emosional dan dukungan pembiayaan (Instrumental)

E. Self Efficacy
1. Definisi Self Efficacy
Menurut Bandura self-efficacy adalah self efficiacy diri sendiri
mengenai seberapa bagus diri dapat berfungsi dalam situasi tertentu. Self-
efficacy berhubungan dengan keyakinan diri memiliki kemampuan
melakukan tindakan yang diharapkan. Self-efficacy adalah penilaian diri,
apakah dapat melakukan tindakan yang baik atau buruk, tepat atau salah,
bisa atau tidak bisa mengerjakan sesuai dengan yang dipersyaratkan. Self-
efficacy berbeda dengan aspirasi (cita-cita), karena cita-cita
menggambarkan sesuatu yang ideal yang seharusnya (dapat dicapai),
sedang self-efficacy menggambarkan penilaian kemampuan diri (Alwisol,
2014).
Self-efficacy merupakan konstruk yang diajukan Bandura yang
berdasarkan teori sosial kognitif. Dalam teorinya, Bandura menyatakan
bahwa tindakan manusia merupakan suatu hubungan yang timbal balik
antara individu, lingkungan, dan perilaku (triadic reciprocal causation)
(Bandura, 2015). efficacy merupakan komponen penting pada teori kognitif
sosial yang umum, di mana dikatakan bahwa perilaku individu, lingkungan,
dan faktor-faktor kognitif (misalnya, pengharapan-pengharapan terhadap

25
hasil dan self-efficacy) memiliki saling keterkaitan yang tinggi. Bandura
mengartikan self-efficacy. sebagai kemampuan pertimbangan yang dimiliki
seseorang untuk melaksanakan pola perilaku tertentu.

2. Klasifikasi Self Efficacy


Secara garis besar, self-efficacy terbagi atas dua bentuk yaitu self-
efficacy tinggi dan self-efficacy rendah.
a. Self-efficacy tinggi
Dalam mengerjakan suatu tugas, individu yang memiliki self- efficacy
yang tinggi akan cenderung memilih terlibat langsung. Individu yang
memiliki self-efficacy yang tinggi cenderung mengerjakn tugas
tertentu, sekalipun tugas tersebut adalah tugas yang sulit. Mereka tidak
memandang tugas sebagai suatu ancaman yang harus mereka hindari.
Selain itu, mereka mengembangkan minat instrinsik dan ketertarikan
yang mendalam terhadap suatu aktivitas, mengembangkan tujuan, dan
berkomitmen dalam mencapai tujuan tersebut. Mereka juga
meningkatkan usaha mereka dalam mencegah kegagalan yang
mungkin timbul. Mereka yang gagal dalam melaksanakan sesuatu,
biasanya cepat mendapatkan kembali self-efficacy mereka setelah
mengalami kegagalan tersebut (Bandura, 2015).
Individu yang memiliki self-efficacy tinggi menganggap
kegagalan sebagai akibat dari kurangnya usaha yang keras,
pengetahuan, dan ketrampilan. Di dalam melaksanakan berbagai
tugas, orang yang mempunyai self-efficacy tinggi adalah sebagai orang
yang berkinerja sangat baik. Mereka yang mempunyai self-efficacy
tinggi dengan senang hati menyongsong tantangan. Individu yang
memiliki self-efficacy yang tinggi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
mampu menangani masalah yang mereka hadapi secara efektif, yakin
terhadap kesuksesan dalam menghadapi masalah atau rintangan,
masalah dipandang sebagai suatu tantangan yang harus dihadapi
bukan untuk dihindari, gigih dalam usahanya menyelesaikan masalah,
percaya pada kemampuan yang dimilikinya, cepat bangkit dari
kegagalan yang dihadapinya, suka mencari situasi yang baru.

26
b. Self-efficacy rendah
Individu yang ragu akan kemampuan mereka (self-efficacy yang
rendah) akan menjauhi tugas-tugas yang sulit karena tugas tersebut
dipandang sebagai ancaman bagi mereka. Individu yang seperti ini
memiliki aspirasi yang rendah serta komitmen yang rendah dalam
mencapai tujuan yang mereka pilih atau mereka tetapkan. Ketika
menghadapi tugas-tugas yang sulit, mereka sibuk memikirkan
kekurangan- kekurangan diri mereka, gangguan-gangguan yang
mereka hadapi, dan semua hasil yang dapat merugikan mereka. Dalam
mengerjakan suatu tugas, individu yang memiliki self-efficacy rendah
cenderung menghindari tugas tersebut. Individu yang memiliki self-
efficacay yang rendah tidak berfikir tentang bagaimana cara yang baik
dalam menghadapi tugas-tugas yang sulit. Saat menghadapi tugas
yang sulit, mereka juga lamban dalam membenahi atau pun
mendapatkan kembali self-efficacy mereka ketika menghadapi
kegagalan. yang memiliki self-efficacy rendah mencobapun tidak
bisa, tidak peduli betapa baiknya kemampuan mereka yang
sesungguhnya. Rasa percaya diri meningkatkan hasrat untuk
berprestasi, sedangkan keraguan menurunkannya

3. Indikator self-efficacy
Indikator self-efficacy mengacu pada Dimensi self-efficacy yaitu
dimensi level, dimensi generality dan dimensi strenght. Brown dkk (dalam
Widiyanto. E) Merumuskaskan beberapa indikator self-efficacy yaitu:
a. Yakin dapat menyelesaikan tugas tertentu
Individu yakin bahwa dirinya mampu menyelesaikan tugas tertentu,
yang mana individu sendirilah yang menetapkan tugas (target) apa
yang harus diselesaikan.
b. Yakin dapat memotivasi diri untuk melakukan tindakan yang
diperlukan dalam menyelesaikan tugas
Individu mampu menumbuhkan motivasi pada dirinya sendiri untuk
memilih dan melakukan tindakan-tindakan yang diperlukan dalam

27
rangka menyelesaikan tugas.
c. Yakin bahwa diri mampu berusaha dengan keras, gigih dan tekun
Adanya usaha yang keras dari individu untuk menyelesaikan tugas yang
ditetapkan dengan menggunakan segala daya yang dimiliki.
d. Yakin bahwa diri mampu bertahan menghadapi hambatan dan kesulitan
Individu mampu bertahan saat menghadapi kesulitan dan hambatan
yang muncul serta mampu bangkit dari kegagalan.
Yakin dapat menyelesaikan tugas yang memiliki range yang luas
ataupun sempit (spesifik) Individu yakin bahwa dalam setiap tugas apapun
dapat ia selesaikan meskipun itu luas ataupun spesifik.

4. Cara Ukur self-efficacy


Self-efficacy diukur dengan menggunakan Skala Semantic
Defferensial yaitu skala pengukuran terhadap reaksi/persepsi dengan
menggali rentang respon dari yang positif sampai negatif dan bentuk
pengukurannya bukan dengan pilihan ganda atau checklist tetapi tersusun
dalam satu garis kontinue. Dimana jawaban yang sangat positif terletak
dibagian kanan garis, dan jawaban negatif disebelah kiri garis, atau
sebaliknya. Data yang diperoleh melalui pengukuran dengan Skala
semantic differensial adalah data interval. Skala ini di gunakan untuk
mengukur pengaruh self-efficacy dalam memberikan penuluhan tentang
perilaku kunjungan hamil. Adapun skala yang dipakai untuk menilai self-
efficacy adalah dengan skala semantic differensial.
Contoh:
...... ...... ...... ...... ......
Negatif Positif
1 2 3 4 5

Responden dapat memberi jawaban, pada rentang jawaban yang positif


sampai negatif. Hal ini tergantung pada persepsi responden yang di nilai.
Responden yang memberi penilaian dengan 5, berarti persepsi responden
terhadap perilaku positif, sedangkan bila memberi jawaban diangka 3,
berarti netral, dan memberi jawaban di angka 1, maka persepsi responden
28
terhadap perilaku sangat negatif.

5. Sintesa self-efficacy
Sintesa self-efficacy adalah keyakinan Wanita premenopause dalam
menghadapi masa klimakterium dan menyelesaikan masalah yang
dirasakan Wanita premenopause menjelang masa klimakterium.
Indikatornya adalah level (tingkatan), generality (kemampuan), dan
strength (kekuatan)

29
F. Sikap
1. Pengertian Sikap
Sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan seseorang
terhadap objek adalah peran pendukung, memihak (favorable) maupun
perasaan tidak memihak (unfafaouriabel). Sikap merupakan reaksi atau
respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau
obyek (Azwar, 2015). Sikap ibu terhadap cara menyusui yakni kesadaran
ibu setelah post partum mampu menilai tentang keberhasilan menyusui bila
cara menyusui dilakukan dengan benar, sehingga muncul kesadaran ibu
untuk memberikan ASI pad bayi (Winarto, 2013).
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup terhadap
stimulus atau objek. Manisfestasi sikap itu tidak dapat langsung dilihat,
tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dan perilaku yang tertutup.
Sikap secara nyata menunjukan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap
stimulus tertentu. Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam perilaku
karena dipengaruhi oleh faktor-faktor yang mendukung yaitu latar belakang,
pengalaman individu, motivasi, status kepribadian dan sebagainya
(Notoatmodjo, 2015).

2. Indikator Sikap Ibu


Menurut Azwar, sikap terdiri dari:
a. Menerima (receiving) menerima di artikan bahwa atau orang (subjek)
mau memperhatikan stimulus yang diberikan
b. Merespon (Responding) memberikan jawaban apabla ditanya,
mengenakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu
indkasi sikap.
c. Menghargai (Valuing) pekerjaan itu bener atau salah adalah berarti
orang tersebut mengajak orang lain untuk mengenakan atau
mendiskusikan suatu masalah adalah indikasi tingkat tiga

3. Cara Ukur Variabel Sikap


Adapun cara ukur dari variabel sikap adalah dengan mengajukan
pertanyaan dengan menggunakan kuesioner terstruktur tentang sikap

30
yang terdiri dari 15 pertanyaan dan 5 pilihan jawaban, yang berisi
indikator-indikator dari sikap sesuai dengan teori dan kondisi
dilapangan.
Cara pengukuran sikap dengan menggunakan kuesioner, seperti:
Pernyatan positif 5 4 3 2 1 Pernyatan negatif

a. Pilihlah jawaban tertinggi (nilai 5) adalah sangat positif


b. Pilihlah jawaban tertinggi (nilai 4) adalah positif atau lebih baik
sedang
c. Pilihlah jawaban tertinggi (nilai 3) adalah sedang atau netral
d. Pilihlah jawaban tertinggi (nilai 2) adalah negatif atau kurang dari
sedang
e. Pilihlah jawaban tertinggi (nilai 1) adalah paling negative

4. Sintesa Sikap
Sintesa sikap adalah evaluasi individu terhadap objek psikologis
yang ditunjukkan dengan keyakinan keyakinan, perasaan atau perilaku
yang diharapkan oleh ibu hamil.

G. Kerangka Teori
Kerangka Teori 1 :

Self-efficacy

Promosi Kesehatan Perilaku

Peran Bidan

Gambar 2.1 Kerangka Teori

31
Sumber : Jurnal Ellia Ariesti (2018) Pengaruh antara self-efficacy dengan
Perilaku pengobatan pada penderita hipertensi di Puskesmas Bareng Kota Malang
Keperawatan Malang (JKM), Volume 3, Nomor 1, Juni 2018 39-44

Kerangka Teori 2 :

PREDISPOSING
FACTORS/ Faktor
Mempermudah
- Karakteristik (Umur,
jenis kelamin,
pendidikan dll)
- Pengetahuan
- Sikap
- Keyakinan

ENABLING FACTORS
BEHAVIOR/ Faktor
Pendukung BEHAVIOR /
Perilaku
- Ketersediaan waktu
- Ketersediaan
fasilitas

REINFORCING
FACTORS / Faktor
Pendorong
- Dukungan Keluarga
- Sikap Petugas Kesehatan
- Peran bidan

Gambar 2.2.Kerangka TeoriPerilaku Menuju Perilaku


Dalam buku berjudul :Communication and Human Behaviour, p 67
Sumber : Green (2000) dan Notoatmojo (2016)

32
Kerangka Teori 3 :

Dukungan Keluarga
1. Emosional
2. Instrumental
3. Informasi Perilaku
4. penghargaan

Gambar 2.3. Kerangka Teori

Sumber : Jurnal Taufik (2012) Pengaruh Antara Dukungan Keluarga Dengan


Perilaku Ibu Postpartum Dalam Pemeriksaan Postpartum
Universitas Muhammadiyah Surakarta, Volume 3, Nomor 1, Januari 2012

Kerangka Teori 4 :

Sumber Informasi

Dukungan Self Eficacy


Keluarga

Peran Bidan

Gambar 2.4. Kerangka Teori


Sumber : Jurnal Aristianti (2014). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Self Eficacy. . Vol.
1, No. 12. September 2014. 62-63

33
Model Teori 5 :

Teori B (Behavior)
Teori A (Antecendent)
- Kesadaran Teori C (Consequence)
- Mengingatkan
- Pengetahuan - Tindakan
kembali
- Sikap - Pemahaman
- Kampanye kesehatan
- Gaya hidup
- Budaya/Kebiasaan

BEHAVIOR /
Perilaku
Kepatuhan

Predisposing Factors
a. Karakteristik
(Umur, jenis Enabling Factors Reinforcing Factors
kelamin, Behavior a. Dukungan Keluarga
pendidikan dll) a. Ketersediaan waktu b. Peran Petugas
b. Pengetahuan b. Ketersediaan c. Sikap Petugas
c. Sikap fasilitas Kesehatan
d. Keyakinan

Gambar 2.5
Kerangka Teori ABC Perilaku. buku berjudul: Promosi Kesehatan, hal 65.
Sumber : Modifikasi dari Kolid (2018) dan Notoadmojo (2018).

34
Kerangka Teori 6 :

PREDISPOSING
FACTORS/ Faktor
Mempermudah
Promosi
- Karakteristik
Kesehatan
(Umur, jenis
kelamin,
pendidikan dll)
- Pengetahuan
- Sikap
- Keyakinan

Faktor-faktor
demografis
ENABLING FACTORS
TREATMENT (usia, status
BEHAVIOR/ Faktor COMPLIENCE Self-efficacy sosial,
Pendukung / Perilaku
ekonomi,
- Ketersediaan pendidikan)
waktu
- Ketersediaan
fasilitas

Peran Tenaga
Kesehatan

REINFORCING
FACTORS / Faktor
Pendorong
- Dukungan
Keluarga
- Sikap Petugas
Kesehatan
- Peran Bidan

Kerangka Teori 2.6 :


Sumber : L.Green (2000) dan Bloom (1984) dalam Notoatmojo (2016)

35
H. Kerangka Konsep

KF1
Ketersedia
an
KF2 Fasilitas
(KF)

KF3

DK1
Perilaku Ibu
Sikap Hamil Melakukan
Dukungan
DK2 Keluarga Pemeriksaan
(DK) Kehamilan Pada
Masa Pandemi
DK3 Covid -19

Self
Eficacy
(SE)

PK1
SE1 SE2 SE3
Peran
PK2 Nakes
(PK)
PK3 Gambar 2.7. Kerangka Konsep

Ketersediaan Fasilitas Self Eficacy


KF1 = Kengkapan Sarana SE1 = Level (tingkatan)
KF2 = Kesedian obat SE2 = Generality (kemampuan)
KF3 = Ketepatan Pelayanan SE3 = Strength (kekuatan)
Peran Tenaga Kesehatan Dukungan Keluarga
PK1 = Konselor DK1 = Dukunagn Informasi
PK2 = Motivator DK2 = Dukungan Emosional
PK3 = Health Monitoring DK3 = Dukungan Pembiayaan

36
Keterangan :

Endogen murni (5 = Perilaku)

Endogen (4 = Sikap)

Endogen (3 = Self Eficacy)

Endogen (2 = Dukungan Keluarga)

Endogen (1 = Peran Tenaga Kesehatan)

Eksogen (ξ = Ketersediaan Fasilitas)

37
37

I. Kerangka Analisis

δ1 X1
X1
ξ γ6
δ2 X2 X2
γ4
X3
X3
δ3 γ5
γ3
γ1 γ2
4
β14
β7 β13
4 Y4
Y4
2 β8 5 β15
Y5
5 Y5 Y6 β9 6
6 β10
Y6 β11
β6 β12

β3 β4
3 β5
β1
β2 Y7 Y9
Y8
1 Y1
Y1
Y2
1 Y7 Y8 Y9

Y3
2
Y3
7 8 9
3 Y3

Gambar 2.8 Kerangka Analisis PLS


a. Inner Model
η1 = ξ1 γ1 + 1
η2 = ξ1 γ2 + η1 β1 + 2
η3 = ξ1 γ4+ η1 β6 + η2 β2+ 3
η4 = ξ1 γ3 + η1 β5 + η2 β3+ η3 β8 + 4
η5 = ξ1 γ5 + η1 β7 + η2 β4 + η3 β9 + η4 β10 + 5
η6 = ξ1 γ6+ η1β7 + η2 β4 + η3 β9 + η4 β10 + 5 +β11 + 6

b. Outer Model
Variabel Laten Endogen (Reflektif)
X1 = λx1 ξ + δ 1
X2 = λx2 ξ + δ 2
X3 = λx3 ξ + δ 3
Y1 = λy1 ŋ1 + ε1
Y2 = λy2 ŋ1 + ε2
Y3 = λy3 ŋ1 + ε3
Y4 = λy4 ŋ2+ ε4
Y5 = λy5 ŋ2 + ε5
Y6 = λy6 ŋ2 + ε6
Y7 = λy7 ŋ3 + ε7
Y8 = λy8 ŋ3 + ε7
Y9 = λy9 ŋ3+ ε9
Keterangan:
ξ : Ksi, Variabel latent eksogen
ŋ : Eta, Variabel latent endogen
λx : Lamnda (kecil), loading factor variable latent eksogen
λy : Lamnda (besar), loading factor variable latent endogen
Ʌx : Matriks loading factor variable latent eksogen
Ʌy : Matriks loading factor variable latent endogen
β : Beta (kecil), koefisien pengaruh variable endogen terhadap endogen
γ :Gamma (kecil), koefisien pengaruh variable eksogen terhadap endogen
δ : Delta (kecil), galat pengukuran pada variabel laten eksogen
ε : Epsilon (kecil), galat pengukuran pada variabel laten

38
BAB III
TUJUAN DAN MANFAAT

A. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui pengaruh ketersediaan fasilitas, peran tenaga kesehatan,
dukungan keluarga, self efficiacy dan sikap ibu ibu hamil terhadap perilaku ibu
hamil melakukan pemeriksaan kehamilan pada masa pandemi Covid -19 di RSUD
Cibinong.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui pengaruh langsung dan besarannya antara ketersediaan fasilitas
terhadap perilaku ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan pada masa
pandemi Covid -19 di RSUD Cibinong
b. Mengetahui pengaruh langsung dan besarannya antara peran tenaga kesehatan
terhadap perilaku ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan pada masa
pandemi Covid -19 di RSUD Cibinong
c. Mengetahui pengaruh langsung dan besarannya antara dukungan keluarga
terhadap perilaku ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan pada masa
pandemi Covid -19 di RSUD Cibinong
d. Mengetahui pengaruh langsung dan besarannya antara self efficiacy terhadap
perilaku ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan pada masa pandemi
Covid -19 di RSUD Cibinong
e. Mengetahui pengaruh langsung dan besarannya antara sikap terhadap perilaku
ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan pada masa pandemi Covid -19 di
RSUD Cibinong
f. Mengetahui pengaruh langsung dan besarannya antara ketersediaan fasilitas
terhadap sikap ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan pada masa pandemi
Covid -19 di RSUD Cibinong
g. Mengetahui pengaruh langsung dan besarannya antara peran tenaga kesehatan
terhadap sikap ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan pada masa pandemi
Covid -19 di RSUD Cibinong

39
h. Mengetahui pengaruh langsung dan besarannya antara dukungan keluarga
terhadap sikap ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan pada masa pandemi
Covid -19 di RSUD Cibinong
i. Mengetahui pengaruh langsung dan besarannya antara self efficiacy terhadap
sikap ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan pada masa pandemi Covid -
19 di RSUD Cibinong
j. Mengetahui pengaruh langsung dan besarannya antara ketersediaan fasilitas
terhadap self efficiacy ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan pada masa
pandemi Covid -19 di RSUD Cibinong
k. Mengetahui pengaruh langsung dan besarannya antara peran tenaga kesehatan
terhadap self efficiacy ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan pada masa
pandemi Covid -19 di RSUD Cibinong
l. Mengetahui pengaruh langsung dan besarannya antara dukungan keluarga
terhadap sikap ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan pada masa pandemi
Covid -19 di RSUD Cibinong
m. Mengetahui pengaruh langsung dan besarannya antara ketersediaan fasilitas
terhadap dukungan keluarga di RSUD Cibinong
n. Mengetahui pengaruh langsung dan besarannya antara peran tenaga kesehatan
terhadap dukungan keluarga di RSUD Cibinong
o. Mengetahui pengaruh langsung dan besarannya antara ketersediaan fasilitas
terhadap peran tenaga kesehatan di RSUD Cibinong

B. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian yang dilakukan ini tidak menghasilkan teori baru, hanya
bermanfaat untuk kepentingan pembelajaran atau pendidikan dalam menambah
ilmu dan wawasan, serta bisa dijadikan referensi.
2. Manfaat Metodologis
Penelitian ini dapat membuktikan bahwa variabel-variabel yang diuji dapat secara
efektif untuk mengukur dan menganalisa pengaruh antar variabel yang diteliti.
3. Manfaat Praktis
Penelitian ini akan mempelajari bagaimana pengaruh ketersediaan fasilitas, peran
tenaga kesehatan, dukungan keluarga, self efficiacy dan sikap ibu ibu hamil

40
terhadap perilaku ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan pada masa pandemi
Covid -19 di RSUD Cibinong. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat berguna
untuk meningkatkan kesadaran ibu dan keluarga tentang pentingnya pemeriksaan
kehamilan (ANC).

41
BAB IV
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah kuantitatif menggunakan metode kuantitatif,
deskriptif analitik survey dengan pendekatan cross sectional (potong lintang) yaitu
suatu penelitian yang mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko
dengan efek dengan cara pendekatan observasi, dan pengumpulan data sekaligus
pada suatu saat (Notoatmodjo, 2012). Pendekatan cross sectional yaitu mengukur
variabel eksogen dan endogen di suatu saat bersamaan dan data yang diperoleh
menggambarkan kondisi yang terjadi saat penelitian dilaksanakan.
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di RSUD Cibinong Bogor tahun 2021.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanaka pada bulan Oktober tahun 2021.

B. Prosedur Penelitian dan Tahapan Penelitian


1. Langkah-Langkah Penelitian
a. Persiapan penelitian
Pada tahap persiapan penelitian diawali dengan mengurus perizinan untuk
melakukan penelitian dan studi pendahuluan di RSUD Cibinong Bogor.
b. Pelaksanaan penelitian
Melakukan pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner yang
dibagikan kepada responden dan menganalisis data.
c. Akhir penelitian
Pada tahap akhir penelitian ini yaitu menyajikan hasil analisis data dan
membuat laporan hasil penelitian.

42
43

C. Definisi Operasional
No Variabel Definisi Konsep Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Skala
Ukur Ukur

1. Perilaku Tindakan terhadap Bentuk ketaatan ibu Observasi Mengisi Skoring Interval
aturan yang berlaku hamil yang tunduk pada dan daftar kuesioner
baik yang tertulis peratutan yang ada, baik Kuesioner pertanyaan 15-75
maupun tidak tertulis yang tertulis maupun
dan tidak mengelak tidak tertulis dan
untuk menerima mendapatkan sanksi
sanksi apabila tidak apabila tidak melakukan
melakukan kewajiban kunjungan ulang ANC
kunjungan ANC

2 Ketersediaan Segala sarana dan Segala sarana dan Kuesioner Mengisi Skoring Interval
Fasilitas prasarana yang dapat prasarana yang dapat daftar kuesioner
menunjang kepada menunjang kepada pertanyaan 15-75
seseorang, baik kesehatan ibu hamil, baik
kesehatan jasmani kesehatan jasmani
maupun kesehatan maupun kesehatan
rohani rohani. Suatu alat dan
tempat yang di gunakan
untuk menyelenggarakan
upaya pelayanan
kesehatan, baik
promotif,preventif,
kuratif maupun
rehabilitatif yang
dilakukan. Indikator
kelengkapan sarana,
sediaan obat dan akses
pelayanan

3 Peran Tenaga Kegiatan yang Tingkah laku bidan yang Kuesioner Mengisi Skoring Interval
Kesehatan dilakukan oleh tenaga diharapkan oleh daftar kuesioner
kesehatan untuk perempuan karena pertanyaan 15-75
meningkatkan memiliki kemampuan di
kesehatan seseorang bidang kesehatan
dalam pemeriksaan reproduksi dalam
kesehatan. memberikan nasehat dan
informasi terkait dengan
pemeriksaan ulang
hamil. Dengan
indikatornya adalah
konselor, tindakan dan
Health Monitoring

43
44

4 Dukungan Kemampuan untuk Bantuan yang diberikan Kuesioner Mengisi Skoring Kuesione
Keluarga melaksanakan tugas keluarga terhadap daftar kuesioner r
keluarga kepada anggota keluarganya pertanyaan 15-75
anggota kelaurganya melalui komunikasi
agar tercapai verbal dan non verbal,
kesejahteraan yang saran yang nyata atau
diinginkan oleh setiap tingkah laku untuk
anggota keluarga melakukan kunjungan
ulang hamil. Indikator
dukungan keluarga
adalah dukungan
informasional,
dukungan emosional dan
dukungan pembiayaan
(Instrumental)

5. Self Efficiacy Penilaian diri, apakah Keyakinan ibu hamil Kuesioner Mengisi Skoring Interval
dapat melakukan dalam melakukan daftar kuesioner
tindakan yang baik kunjungan ulang hamil pertanyaan 15-75
atau buruk, tepat atau dan menyelesaikan
salah, bisa atau tidak masalah yang dirasakan
bisa mengerjakan ibu hamil pasac
sesuai dengan yang melahairkan.
dipersyaratkan Indikatornya adalah
pengalaman, menjaga
emosional dan
komunikasi

6. Sikap Bentuk evaluasi atau Evaluasi individu Kuesioner Mengisi Skoring Interval
reaksi perasaan terhadap objek daftar kuesioner
seseorang terhadap psikologis yang pertanyaan 15-75
objek adalah peran ditunjukkan dengan
pendukung, keyakinan keyakinan,
memihak (favorable) perasaan atau perilaku
maupun perasaan yang diharapkan oleh ibu
tidak memihak hamil
(unfafaouriabel).
Sikap merupakan
reaksi atau respon
yang masih tertutup
dari seseorang
terhadap suatu
stimulus atau obyek

D. Populasi dan Sampel Penelitian


1. Populasi
Populasi dari penelitian ini adalah semua ibu hamil yang datang ke RSUD
Cibinong Bogor pada bulan Mei sampai bulan Agustus tahun 2021 dengan jumlah
80 orang responden.

44
45

2. Sampel
Jumlah sampel tersebut diambil sesuai dengan kaidah jumlah sampel pada pedoman
PLS (Partial Least Squares) kelipatan dari jumlah indikator yang akan diteliti
(Harahap, 2011) yaitu jumlah sampel minimal adalah 5 x variabel bebas/indikator,
dan jumlah sampel maksimal adalah 10 x variabel bebas/indikator. Sehingga,
karena jumlah indikator dalam penelitian ini 12 indikator, maka jumlah sampel
minimal adalah 65 orang, dan jumlah sampel maksimal adalah 130 orang. Jadi
rentang (range) jumlah sampel yaitu 60-120 orang ibu yang memiliki anak
stunting dan memiliki balita lainnya, yang datang ke RSUD Cibinong Bogor pada
bulan Mei sampai bulan Agustus tahun 2021, dalam hal ini peneliti mengambil 80
orang responden, dengan kreteria sebagai berikut :
3. Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu populasi
target yang terjangkau dan yang akan diteliti (Notoatmodjo S, 2010).
a. Kriteria inklusi dalam penelitian ini yaitu:
1) Ibu hamil hamil yang datang ke RSUD Cibinong Bogor pada bulan
Agustus 2021.
2) Ibu yang bersedia menjadi responden
3) Ibu yang berada di tempat saat penelitian
b. Kriteria ekslusi dalam penelitian ini yaitu:
Kriteria eksklusi adalah ciri-ciri anggota populasi yang tidak bisa dijadikan
sebagai sampel penelitian (Notoatmodjo S, 2010). Kriteria eksklusi dalam
penelitian ini adalah :
1) Ibu yang tidak besedia menjadi responden
2) Ibu yang tidak berada di tempat saat penelitian

E. Pengolahan Data
Data yang diperoleh dari hasil kuesioner direkap dengan menggunakan program
Excel dan selanjutnya akan diolah menggunakan program SmartPLS melalui
tahapan:
1. Menyunting data (editing)
Pemeriksaan kuesioner dilakukan setelah ada pengumpulan data. Dalam
pelaksanaan editing perhatian terfokus pemeriksaan kelengkapan terhadap

45
46

kuesioner untuk melihat kebenaran dan kelengkapan pertanyaan. Jawaban


responden di entri berdasarkan masing-masing indikator pada varaibel dan
kemudian dilakukan penjumlahan skor berdasarkan jumlah pertanyaan.
2. Mengkode data (coding)
pengkodean angka dalam setiap jawaban yakni 1-5 untuk mempercepat proses
yang digunakan dalam input data. Jumlah skor terendah untuk masing indicator
adal 5 dan tertinggi 25 atau 1 variabel memiliki nilai skor minimum 15 dan skor
maksimun 75. Hasil coding pada lembaran excel
3. Processing perintah
Setelah isian kuesioner telah diisi penuh dan benar telah di entri, maka
selanjutnya memproses data dari program Ms.Excell ke program smartpls 2.0.
Proses running PLS dilakukan dengan membuka program Smart PLS kemudian
create new project pada File dam memastikan data yang anda input dalam bentuk
notepad atau excel.
4. Transforming
Setelah dipastikan tidak ada kesalahan dalam entri data, maka dilakukan
transforming yaitu perubahan dari excel ke program smart PLS. Analisis data
pada penelitian ini menggunakan pendekatan Partial Least Square (PLS) dengan
menggunakan software smart PLS. Untuk membuat model kerangka konsep harus
membuka view kemudian klik swicth to insertion mode. Bentuk model sesuai
jumlah variable yang anda gunakan, kemudian masukan item (indicator)yaitu:
a. Seluruh data yang sudah terkumpul dalam penelitian selanjutnya akan
diolah dengan menggunakan program statistik berbasis komputer yaitu PLS
(partial least square). PLS adalah model persamaan struktural (SEM) yang
berbasis komponen atau varian (variance).
b. Kemudian bentuk korelasi antara variabel satu dengan yang lainnya buka
view, kemudian klik swicth to connection mode
c. Pastikan korelasi antara variabel benar dengan perubahan warna model dari
merah ke biru
d. Untuk melihat ouput, klik calculate> PLS algorithm>finish
e. Proses selesai
Model indikator dalam PLS Memiliki gambaran tentang faktor loading dan
T statistik.

46
47

F. Analisis Data
1. Analisis Univariat
Analisis univariat bertujuan untuk mendapat gambaran distribusi responden atau
variasi dari variabel yang diteliti. Analisa ini digunakan untuk mendeskripsikan
variabel dengan cara membuat tabel distribusi frekuensi dan dihitung dengan
persentase.
2. Analisis SEM
Analisis dilakukan dengan menggunakan Structural Equation Modelling (SEM)
dengan Partial Least Square (PLS), adapun langkah-langkahnya sebagai
berikut:
a. Merancang Model Struktural (Inner Model)
Inner model atau model struktural menggambarkan hubungan antar variabel
laten berdasarkan pada substantive theory. Perancangan model struktural
didasarkan pada rumusan masalah atau hipotesis penelitian.
b. Merancang Model Pengukuran (Outer Model)
Outer model atau model pengukuran mendefinisikan bagaimana setiap blok
indikator berhubungan dengan variabel latennya. Perancangan model
pengukuran menentukan sifat indikator dari masing-masing variabel laten,
apakah refleksif atau formatif berdasarkan definisi operasional variabel. Q2
predictive relevance untuk model struktural mengukur seberapa baik nilai
observasi dihasilkan oleh model dan juga estimasi parameternya.
3. Struktural Equation Modelling Dengan Partial Least Square (PLS)
Ada beberapa keunggulan metode SEM dengan PLS :
a. Data tidak harus berdistribusi normal
b. Tidak diperlukan sampel yang banyak, sampel < 30 dapat dianalisis
c. sampel yang banyak dan ribuan indicator mampu untuk digunakan.
d. konstruk dapat dianalisis dan dibentuk oleh indikator reflektif maupun
formatif
e. Dapat dilakukan dengan skala data ordinal,interval maupun rasio

47
48

Langkah-langkah analisis SEM dengan Partial Least Square (PLS) :


1. Merancang model structural. Dengan landasan teori penelitian maka Model
ini menggambarkan suatu hubungan kausalitas antara variabel laten
(eksogen) dan variabel laten (endogen).
2. Merancang model pengukuran. variabel laten diukur dengan indikator-
indikatornya dengan bersifat reflektif mapun formatif.
3. Mengkonversi jalur ke sistem persamaan. Konversi ini ada 2 yaitu : model
persamaan pengukuran (inner model) dan persamaan structural (outer
model)
4. Estimasi model yang dianalisis, mencakup: loading factor dan koefisien
jalur.
5. Evaluasi Goodness of the fit. Evalusi GOF dilakukan untuk mengukur
seberapa baik nilai observasi dari model.
6. Pengujian hipotesis. Metode pengujian ini dilakukan dengan bootstrapping.
Uji statistik yang digunakan adalah uji t.
Adanya pengaruh pada variabel dianalisa dengan penggunaan software
SmartPLS, langkah-langkah analisis SEM dengan SmartPLS:

Gambar 4.1 Langkah-langkah Analisis SmartPLS

48
49

Penggunaan SEM dapat memperluas kemampuan untuk menjelaskan dan


adanya efisiensi statistik sebagai model yang menguji dengan metoda menyeluruh
tunggal. Penggunaannya dalam penelitian ini adalah model persamaan struktural
(Structural Equation Model) pada pengujian hipotesis dengan software SmartPLS
(Partial Least Structural). Adanya taraf signifikansi P<0,05 pada keperluan penggunaan
penolakan atau penerimaan hipotesis.
Analisis pengaruh langsung dan tidak langsung serta besarannya antara
pengaruh langsung dan tidak langsung dan besaranya antara pengaruh ketersediaan
fasilitas, peran tenaga kesehatan, dukungan keluarga, self efficiacy dan sikap ibu ibu
hamil terhadap perilaku ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan pada masa
pandemi Covid -19 di RSUD Cibinong menggunakan model Structural Equation Model
(SEM). dengan SmartPLS dikarenakan :
a. Terdistribusi normal multivariate pada data tidak harus (dapat digunakan dalam
model yang sama pada indicator dengan skala nominal sampai ratio).
b. Sampel yang kecil bisa digunakan, minimal direkomendasikan >30 telah dapat
digunakan
c. Indikator reflektif pada bentukan konstruk bisa dianalisisoleh SmartPLS
Tabel 4.1
Kriteria Pengujian Model Pengukuran/outer modeldan Pengujian Model
Struktural/inner model
Keterangan Parameter Kriteria Uji
Pengujian Model
Pengukuran
1 Uji Validitas
a. Konvergen Faktor loading (λ). > 0,5
1). Akar AVE dan
Akar AVE > korelasi
b. Diskriminan korelasi variabel
variabel laten
laten
Cross loading indikator
variabel bersangkutan
2).Cross loading
>Cross loading variabel
laten lainnya

2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas Konstruk Cronbach’s Alpha ≥ 0,7
≥ 0,7
Composite
Reliability

49
50

Pengujian Model Struktural


1 Uji Ketepatan Model
Tingkat variasi variabel
independent terhadap Q-square 0<Q2<1
variabel dependent
2 Uji Hipotesis

Nilai statistik-t>1,96
(hipotesis two tailed).
Signifikansi koefisien
Statistik-t dan t-table dengan confidence
path/innermodel
coefficient 95% atau level of
significance (α). 5%

Sumber: Diolah dari berbagai literatur dalam Latan (2012).

G. Penyajian Data
Setelah terkumpulnya data mentah (Raw data), tahap selanjutnya adalah
menyajikan data tersebut dalam berbagai bentuk:
1. pada awal hasil analisis terdapat penyajian berupa gambaran atau deskripsi
mengenai sampel disertai ringkasan berupa tabel dari deskripsi yang utama.
Hal ini bisa dilakukan dalam membantu pembaca untuk lebih mengenal
karakteristik dari responden dimana didapatkan perolehan dari data penelitian
tersebut.
2. Penyajian analisis SEM
Data penyajian analisi SEM dari pengolahan data output yang menggunakan
bantuan Smart PLS 2.0, disajikan dalam diagram, tabel dan lain-lain.
Penyajian data yang lebih lengkap akan disajikan dalam lampiran termasuk
tampilan kuesioner.
3. Pengujian dan hipotesis penelitian yang berdasarkan dari keluaran hasil
pengolahan data

50
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

Penyajian hasil penelitian disusun berdasarkan sistematika yang dimulai dengan


gambaran analisis univariat yang bertujuan untuk melihat distribusi frekwensi
variabel dependen dan independen. Sedangkan analisa bivariat untuk melihat
pengaruh antara variabel eksogen dengan variabel endogen. Kemudian diakhir
penelitian ini diberikan gambaran análisis SEM (Structural Equaton Modeling
(SEM) untuk menjelaskan hubungan yang komplek dari beberapa variabel yang
diuji dalam penelitian ini
A. Hasil Penelitain
1. Karakteristik Responden
Data penelitian dikumpulkan dari 80 ibu hamil di RSUD Cibinong
Kabupaten Bogor. Penilaian diisi oleh responden untuk menilai pengaruh
langsung dan tidak langsung antara ketersediaan fasilitas, peran nakes, Self
Efficiacy, self efficiacy, dan sikap ibu hamil terhadap perilaku ibu hamil
melakukan pemeriksaan kehamilan pada masa pandemi Covid -19 di
RSUD Cibinong Kabupaten Bogor Tahun 2022. Gambaran tentang
karakteristik responden dalam penelitian ini ditunjukkan dalam tabel 5.1.
karekateristik responden meliputi umur, pendidikan dan pekerjaan.
Tabel 5.1
Gambaran Karakteristik Responden
Karakteristik f % (Persen)
20 - 30 Tahun 32 40%
Umur 31- 35 Tahun 39 49%
> 35Tahun 9 11%
SLTP 56 70%
Pendidikan
SLTA 24 30%
Tidak bekerja 39 49%
Pekerjaan
Bekerja 41 51%
Sumber : Data diolah SPSS Tahun 2022

Berdasarkan tabel di atas, dari 80 responden, mayoritas responden


berusia 31 - 35 tahun sebanyak 39 orang (49%), sedangkan responden

51
52

dengan usia 20 – 30 tahun sebanyak 32 orang (40%) dan usia lebih dari 35
tahun sebanyak 9 orang (11%). Berdasarkan tingkat pendidikan mayoritas
responden yang berpendidikan SLTP sebanyak 56 orang (70%), sedangkan
responden berpendidikan SLTA sebanyak 24 orang (30%). Sedangkan
berdasarkan pekerjaan sebagian besar responden telah bekerja lebih
sebanyak 41 orang (51%), sedangkan responden yang tidak sebanyak 39
orang (49%).
2. Statistik Deskriptif Variabel
Data responden dinyatakan dalam beberapa kategori disertai
dengan perhitungan nilai range (kisaran), mean (rata-rata) dan standar
deviasi (penyimpangan). Statistik Deskriptif variabel penelitian digunakan
untuk memberikan gambaran tentang tanggapan responden mengenai
variabel-variabel penelitian yang menunjukkan angka minimum,
maksimum, rata-rata serta standar deviasi.
Evaluasi selanjutnya adalah menilai distribusi jawaban responden
terhadap variable-variabel yang diteliti. Pembagian kelas dengan memakai
rumus Sturges, yaitu :
K = (1 + 3.3 logN)
K = (1 + 3.3 log 80)
K = (1 + 3.3 (1.90) = 7.28 = 7
Berikut ini dipaparkan sebaran skor dari variabel penelitian ini:
Rentang (range) didapatkan dengan rumus:
Rentang = nilai maksimum – nilai minimum
Interval kelas didapatkan dengan rumus
Jumlah nilai tertinggi  Jumlah nilai terendah
IntervalKelas 
nilai kelas (Sturges )

a. Variabel Perilaku
67  46
 3
7

b. Variabel Ketersediaan Fasilitas


53

68  48
 2,8  3
7

c. Variabel Peran nakes


68  48
 2,8  3
7

d. Variabel Dukungan keluarga


43  23
 2,8  3
7

e. Variabel Self Efficiacy


43  23
 2,8  3
7

f. Variabel Sikap
68  48
 2,8  3
7
Berikut ini dipaparkan sebaran skor dari variabel penelitian ini:
Tabel 5.2
Deskripsi Sebaran Jawaban per Variabel
Rentang Aktual Jawaban
Variabel Penelitian Jumlah Persen
( Rumus Sturges)
46 - 48 4 5.00%
49 - 51 18 22.50%
52 - 54 13 16.25%
Perilaku
55 - 57 8 10.00%
58 - 60 17 21.25%
61 - 63 11 13.75%
64 - 67 9 11.25%
48 - 50 15 18.75%
51 - 53 23 28.75%
54 - 56 13 16.25%
Ketersediaan
57 - 59 4 5.00%
Fasilitas
60 - 62 13 16.25%
63 - 65 2 2.50%
66 - 68 10 12.50%
48 - 50 10 12.50%
51 - 53 15 18.75%
54 - 56 8 10.00%
Peran nakes
57 - 59 6 7.50%
60 - 62 1 1.25%
63 - 65 23 28.75%
54

66 - 68 17 21.25%
23 - 25 8 10.00%
26 - 28 8 10.00%
29 - 31 11 13.75%
Dukungan keluarga 32 - 34 5 6.25%
35 - 37 25 31.25%
38 - 40 14 17.50%
41 - 43 9 11.25%
23 - 25 7 8.75%
26 - 28 3 3.75%
29 - 31 13 16.25%
Self Efficiacy 32 - 34 14 17.50%
35 - 37 13 16.25%
38 - 40 22 27.50%
41 - 43 8 10.00%
48 - 50 15 18.75%
51 - 53 23 28.75%
54 - 56 13 16.25%
Sikap 57 - 59 4 5.00%
60 - 62 13 16.25%
63 - 65 2 2.50%
66 - 68 10 12.50%

Deskripsi data yang akan disajikan dari hasil penelitian ini adalah untuk
memberikan gambaran secara umum mengenai penyebaran data yang diperoleh di
lapangan. Data yang disajikan berupa data mentah yang diolah menggunakan
teknik statistik deskripsi. Data responden juga dapat dinyatakan dalam beberapa
kategori disertai dengan perhitungan nilai range (kisaran), mean (rata - rata) dan
standar deviasi (penyimpangan) seperti yang ditunjukkan pada tabel berikut.
Tabel 6.3
Distribusi Kisaran Jawaban Responden Per Variabel
Rata- Rata-
Rentang Rentang Standar
Variabel Penelitian rata rata Range
Teoritis Aktual Deviasi
Teoritis Aktual
Perilaku 15-75 45 46-67 56.44 21 5.70
Ketersediaan Fasilitas 15-75 45 48-68 55.96 20 5.64
Peran nakes 15-75 45 48-68 59.14 20 6.71
Dukungan keluarga 15-75 45 23-43 34.24 20 5.58
55

Self Efficiacy 15-75 45 23-43 34.71 20 5.30


Pengetahuan 0-15 7.5 3-9 5.52 6 0.86
Sikap 15-75 45 48-68 59.14 20 6.71
Sumber: Data SPSS diolah, 2022

Berdasarkan data pada tabel di atas, pada variabel perilaku, kisaran


jawaban responden antara 46-67 mendekati kisaran teoritisnya (15-75) dengan
nilai rata - rata 56,44 dan standar deviasi 5,70 Hal ini mengindikasikan bahwa
responden cenderung menganggap penting perilaku RSUD Cibinong Kabupaten
Bogor. Pada variabel Ketersediaan Fasilitas kisaran jawaban responden antara
48-68 mendekati kisaran teoritisnya pada nilai tertinggi (15-75) dengan nilai rata
- rata 55,96 dan standar deviasi 5,64. Hal ini mengindikasikan Sikap responden
cenderung mengganggap penting variabel Ketersediaan Fasilitas.
Pada variabel Peran nakes, penilaian terhadap Peran nakes yang diberikan
48-68 berada di tengah kisaran teoritisnya (15-75) dengan dengan nilai rata – rata
59,14 dan standar deviasi 6,71 hal ini mengindikasikan Sikap responden
cenderung mengganggap penting Peran nakes. Pada variabel dukungan keluarga,
penilaian terhadap dukungan keluarga RSUD Cibinong antara 23-43 mendekati
kisaran teoritisnya (15-75) dengan nilai rata-rata 34,24 dan standar deviasi 5,58.
Hal ini mengindikasikan bahwa responden cenderung mengangap penting
dukungan keluarga di RSUD Cibinong. pada variabel Self Efficiacy, penilaian
terhadap Self Efficiacy antara 23-43 mendekati kisaran teoritisnya (15-75) dengan
nilai rata - rata 34,71 dan standar deviasi 5,30. hal ini mengindikasikan bahwa
responden cenderung mengangap penting Self Efficiacy.
.Berikut ini disajikan gambaran tentang tanggapan responden sebanyak 80
orang, mengenai variabel - variabel penelitian yang menunjukkan angka
minimum, maksimum, rata - rata, median dan mode yang ditunjukkan pada tabel
5.4 berikut ini.
56

Tabel 6.4
Statistik Deskriptif Jawaban Responden
Jumlah
Variabel Penelitian Responden Min Max Mean Median Mode
(N)
Perilaku 80 46 67 56.44 57 53
Ketersediaan 80
48 68 55.96 54 53
Fasilitas
Peran nakes 80 48 68 59.14 61.5 63
Dukungan keluarga 80 23 43 34.24 37 37
Self Efficiacy 80 23 43 34.71 35 40
Sumber: Data SPSS diolah, 2022

Berdasarkan data di atas, memperlihatkan bahwa pada variabel perilaku


nilai jawaban responden terkecil adalah 46 dan yang terbesar adalah 67 dengan
rata - rata 56,44 median 57 dan nilai jawaban yang terbanyak adalah 53. Untuk
variabel Ketersediaan Fasilitas nilai jawaban responden terkecil adalah 48 dan
yang terbesar adalah 68 dengan rata - rata 55,96 median 54 dan nilai jawaban
yang terbanyak adalah 53. Untuk variabel Peran nakes nilai jawaban responden
terkecil adalah 48 dan yang terbesar adalah 68 dengan rata - rata 59,14, median
61.5 dan nilai jawaban yang terbanyak adalah 63. Variabel dukungan keluarga
nilai jawaban responden terkecil adalah 23 dan yang terbesar adalah 43 dengan
rata - rata 34,24 median 37 dan nilai jawaban yang terbanyak adalah 37. Untuk
variabel Self Efficiacy ibu hamil nilai jawaban responden terkecil adalah 23 dan
yang terbesar adalah 43 dengan rata - rata 34,71 median 35 dan nilai jawaban
yang terbanyak adalah 40.
Kategori karakteristik jawaban per variabel dapat digambarkan dalam
bentuk histogram sebagai berikut:
57

Gambar 5.1
Histogram Skor Perilaku
Variabel Perilaku dalam penelitian ini diukur melalui 15 butir pernyataan
dengan penilaian 1-5. Sehingga skor kuesioner berkisar antara 15-75 dan skor
aktual berkisar antara 46-67. Distribusi frekuensi skor jawaban responden
terhadap variabel Perilaku adalah sebagai berikut:

Tabel 5.5.
Distribusi Sebaran Jawaban Responden Variabel Perilaku
RSUD Cibinong Kabupaten Bogor Tahun 2022
Interval Frek Std. Dev Mean Median %
46 - 48 4 5.70 56.44 57 5.00%
49 - 51 18 5.70 56.44 57 22.50%
52 - 54 13 5.70 56.44 57 16.25%
55 - 57 8 5.70 56.44 57 10.00%
58 - 60 17 5.70 56.44 57 21.25%
61 - 63 11 5.70 56.44 57 13.75%
64 - 67 9 5.70 56.44 57 11.25%
Sumber: Hasil olah data penelitian tahun 2022
58

Gambar 5.2.
Histogram Frekuensi Skor Ketersediaan Fasilitas

Variabel Ketersediaan Fasilitas dalam penelitian ini diukur melalui 15 butir


pernyataan dengan penilaian 1-5. Sehingga skor kuesioner berkisar antara 15-75
dan skor aktual berkisar antara 48-68. Distribusi frekuensi skor jawaban
responden terhadap variabel Ketersediaan Fasilitas adalah sebagai berikut:

Tabel 5.6.
Distribusi Sebaran Jawaban Responden Variabel Ketersediaan Fasilitas
RSUD Cibinong Kabupaten Bogor Tahun 2022
Interval Frek Std. Dev Mean Median %
48 - 50 15 5.64 55.96 54 18.75%
51 - 53 23 5.64 55.96 54 28.75%
54 - 56 13 5.64 55.96 54 16.25%
57 - 59 4 5.64 55.96 54 5.00%
60 - 62 13 5.64 55.96 54 16.25%
63 - 65 2 5.64 55.96 54 2.50%
66 - 68 10 5.64 55.96 54 12.50%
Sumber: Hasil olah data penelitian tahun 2022
59

Gambar 5.3
Histogram Skor Peran nakes
Variabel Peran nakes dalam penelitian ini diukur melalui 15 butir
pernyataan dengan penilaian 1-5. Sehingga skor kuesioner berkisar antara 15-75
dan skor aktual berkisar antara 48-68. Distribusi frekuensi skor jawaban
responden terhadap variabel Peran nakes adalah sebagai berikut:

Tabel 5.7.
Distribusi Sebaran Jawaban Responden Variabel Peran nakes
RSUD Cibinong Kabupaten Bogor Tahun 2022
Interval Frek Std. Dev Mean Median %
48 - 50 10 6.71 59.14 61.5 12.50%
51 - 53 15 6.71 59.14 61.5 18.75%
54 - 56 8 6.71 59.14 61.5 10.00%
57 - 59 6 6.71 59.14 61.5 7.50%
60 - 62 1 6.71 59.14 61.5 1.25%
63 - 65 23 6.71 59.14 61.5 28.75%
66 - 68 17 6.71 59.14 61.5 21.25%
Sumber: Hasil olah data penelitian tahun 2022
60

Gambar 5.4
Histogram Skor Dukungan keluarga

Variabel dukungan keluarga dalam penelitian ini diukur melalui 15 butir


pernyataan dengan penilaian 1-5. Sehingga skor kuesioner berkisar antara 15-75
dan skor aktual berkisar antara 23-43. Distribusi frekuensi skor jawaban
responden terhadap variabel dukungan keluarga adalah sebagai berikut:

Tabel 5.8.
Distribusi Sebaran Jawaban Responden Variabel Dukungan Keluarga
RSUD Cibinong Kabupaten Bogor
Tahun 2022
Interval Frek Std. Dev Mean Median %
23 - 25 8 5.58 34.24 37 10.00%
26 - 28 8 5.58 34.24 37 10.00%
29 - 31 11 5.58 34.24 37 13.75%
32 - 34 5 5.58 34.24 37 6.25%
35 - 37 25 5.58 34.24 37 31.25%
38 - 40 14 5.58 34.24 37 17.50%
41 - 43 9 5.58 34.24 37 11.25%
Sumber: Hasil olah data penelitian tahun 2022
61

Gambar 5.5
Histogram Skor Self Efficiacy

Variabel Self Efficiacy dalam penelitian ini diukur melalui 15 butir


pernyataan dengan penilaian 1-5. Sehingga skor kuesioner berkisar antara 15-75
dan skor aktual berkisar antara 23-43. Distribusi frekuensi skor jawaban
responden terhadap variabel Self Efficiacy adalah sebagai berikut:
Tabel 5.9.
Distribusi Sebaran Jawaban Responden Variabel Self Efficiacy
RSUD Cibinong Kabupaten Bogor Tahun 2022
Interval Frek Std. Dev Mean Median %
23 - 25 7 5.30 34.71 35 8.75%
26 - 28 3 5.30 34.71 35 3.75%
29 - 31 13 5.30 34.71 35 16.25%
32 - 34 14 5.30 34.71 35 17.50%
35 - 37 13 5.30 34.71 35 16.25%
38 - 40 22 5.30 34.71 35 27.50%
41 - 43 8 5.30 34.71 35 10.00%
Sumber: Hasil olah data penelitian tahun 2022
62

Gambar 5.7
Histogram Skor Sikap

Variabel sikap dalam penelitian ini diukur melalui 15 butir pernyataan


dengan penilaian 1-5. Sehingga skor kuesioner berkisar antara 15-75 dan skor
aktual berkisar antara 23-43. Distribusi frekuensi skor jawaban responden
terhadap variabel sikap adalah sebagai berikut:
Tabel 5.9.
Distribusi Sebaran Jawaban Responden Variabel Sikap Ibu hamil
RSUD Cibinong Kabupaten Bogor Tahun 2022
Interval Frek Std. Dev Mean Median %
23 - 25 7 5.30 34.71 35 8.75%
26 - 28 3 5.30 34.71 35 3.75%
29 - 31 13 5.30 34.71 35 16.25%
32 - 34 14 5.30 34.71 35 17.50%
35 - 37 13 5.30 34.71 35 16.25%
38 - 40 22 5.30 34.71 35 27.50%
41 - 43 8 5.30 34.71 35 10.00%
Sumber: Hasil olah data penelitian tahun 2022

Dengan melihat histogram pada gambar 5.1 – 5.5 dan tabel 5.5 – 5.9
bahwa sebaran data mirip dengan kurva normal. Berikutnya, untuk melihat
variasi total jawaban responden per variabel dikaitkan dengan karakteristik
responden dilakukan Uji Chi Square Test.
63

3. Uji Chi Square


Uji Chi Square Test dilakukan untuk melihat variasi total jawaban responden
per variabel terhadap karakteristik penelitian. Hasil dari uji Chi Square Test
variabel tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
a. Uji Bivariat Karakteristik Responden Terhadap Variabel Perilaku
Tabel 6.11
Uji Variasi total jawaban
Variabel Perilaku Terhadap Karakteristik Responden
Karakteristik Uji Chi Square (α = 5%)
Keterangan
Responden p-value (Asymp. Sig)
Umur 0,525 p-value > 0,05/ tidak ada hub
Pendidikan 0,414 p-value > 0,05/ tidak ada hub
Pekerjaan 0,451 p-value > 0,05/ tidak ada hub
Sumber: Data SPSS diolah, 2022

Dari tabel di atas dapat di lihat bahwa variabel Perilaku tidak dipengaruhi
oleh karakteristik responden karena hasil uji Chi Square dengan taraf
signifikansi 5% semuanya lebih besar dari 0,05. Ini menunjukkan variabel
Perilaku tidak ada hubungan dengan karakteristik responden.

b. Uji Bivariat Karakteristik Responden Terhadap Variabel Ketersediaan


Fasilitas
Tabel 6.12
Uji Variasi Total Jawaban
Variabel Ketersediaan FasilitasTerhadap Karakteristik Responden
Karakteristik Uji Chi Square (α = 5%)
Keterangan
Responden p-value (Asymp. Sig)
Umur 0,541 p-value > 0,05/ tidak ada hub
Pendidikan 0,363 p-value > 0,05/ tidak ada hub
Pekerjaan 0,879 p-value > 0,05/ tidak ada hub
Sumber: Data SPSS diolah, 2022

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa variabel Ketersediaan Fasilitas tidak
dipengaruhi oleh karakteristik responden karena hasil uji Chi Square dengan
taraf signifikansi 5% semuanya lebih besar dari 0,05. Ini menunjukkan variabel
Ketersediaan Fasilitas tidak ada hubungan dengan karakteristik responden.
64

c. Uji Bivariat Karakteristik Responden Terhadap Variabel Peran nakes


Tabel 6.13
Uji Variasi Total Jawaban
Variabel Peran nakes Terhadap Karakteristik Responden
Karakteristik Uji Chi Square (α = 5%)
Keterangan
Responden p-value (Asymp. Sig)
Umur 0,948 p-value > 0,05/ tidak ada hub
Pendidikan 0,711 p-value > 0,05/ tidak ada hub
Pekerjaan 0,879 p-value > 0,05/ tidak ada hub
Sumber: Data SPSS diolah, 2022

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa variabel Peran nakes tidak
dipengaruhi oleh karakteristik responden karena hasil uji Chi Square dengan
taraf signifikansi 5% semuanya lebih besar dari 0,05. Ini menunjukkan variabel
Peran nakes tidak ada hubungan dengan karakteristik responden.
d. Uji Bivariat Karakteristik Responden Terhadap Variabel Dukungan
keluarga
Tabel 6.14. Uji Variasi Total Jawaban
Variabel Dukungan keluarga Ibu hamil Terhadap Karakteristik Responden
Karakteristik Uji Chi Square (α = 5%)
Keterangan
Responden p-value (Asymp. Sig)
Umur 0,438 p-value > 0,05/ tidak ada hub
Pendidikan 0,134 p-value > 0,05/ tidak ada hub
Pekerjaan 0,948 p-value > 0,05/ tidak ada hub
Sumber: Data SPSS diolah, 2022
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa variabel Dukungan keluarga tidak
dipengaruhi oleh karakteristik responden karena hasil uji Chi Square dengan
taraf signifikansi 5% semuanya lebih besar dari 0,05. Ini menunjukkan variabel
Dukungan keluarga tidak ada hubungan dengan karakteristik responden.
e. Uji Bivariat Karakteristik Responden Terhadap Variabel Self Efficiacy
Ibu hamil
Tabel 6.15. Uji Variasi Total Jawaban
Variabel Self Efficiacy Terhadap Karakteristik Responden
Karakteristik Uji Chi Square( α = 5%)
Keterangan
Responden p-value (Asymp. Sig)
Umur 0,223 p-value > 0,05/ tidak ada hub
Pendidikan 0,617 p-value > 0,05/ tidak ada hub
Pekerjaan 0,244 p-value > 0,05/ tidak ada hub
Sumber: Data SPSS diolah, 2022
65

Dari tabel di atas dapat di lihat bahwa variabel Self Efficiacy tidak
dipengaruhi oleh karakteristik responden karena hasil uji Chi Square
dengan taraf signifikansi 5% semuanya lebih besar dari 0,05. Ini
menunjukkan variabel Self Efficiacy tidak ada hubungan dengan
karakteristik responden.’

4. Teknik Analisis Data


Dalam penelitian ini teknik analisis data yang digunakan adalah dengan
pendekatan Analisis Structural Equation Modelling (SEM)
a. Model Struktural
Model struktural dalam penelitian ini ditampilkan pada gambar 6.7
dibawah ini:

Gambar 6.7
Model Struktural

Gambar di atas menunjukkan bahwa konstruk variabel,


ketersediaan sarana dan prasarana, peran nakes, Dukungan keluarga dan
66

Self Efficiacy diukur dengan 3 indikator. Sedangkan sikap dan perilaku


ibu hamil tidak memiliki indikator.
b. Evaluasi Outter Model
Validitas indikator dapat diukur dengan mengevaluasi hasil cross
loading (discriminant validity) untuk semua variable ditunjukkan sebagai
berikut:
1) Faktor Loading

Gambar 6.8
Output PLS (Loading Factors)

Berdasarkan gambar tersebut terlihat bahwa nilai faktor loading


telah memenuhi persyaratan yaitu nilai loading factors di atas 0,5. Suatu
indikator reflektif dinyatakan valid jika mempunyai loading factor di atas
0,5 terhadap konstruk yang dituju berdasarkan pada substantive content-
nya dengan melihat signifikansi dari weight (t = 1,96).
67

2) Nilai Cross Loading


Tabel 6.17
Uji Validitas Indicator Ukur Dari Variabel Ketersediaan Fasilitas, Peran
nakes, Dukungan keluarga, Self Efficiacy, Pengetahuan dan Perilaku Dengan
Mengevaluasi Nilai Cross Loading (Discriminant Validity)
Varabel Laten
Kriteria
>0,50
Indikator Dukung
Keterse Self
Validitas Peran an
diaan Efficiac Sikap Perilaku
dan nakes Keluarg
Fasilitas y
Reliabilitas a
FK1 0.857708 0.616777 0.838866 0.850899 0.821373 0.768816 Valid
FK2 0.764173 0.535199 0.539622 0.474283 0.494643 0.557843 Valid
FK3 0.865523 0.513522 0.665735 0.717355 0.60533 0.750168 Valid
SE1 0.539283 0.819220 0.723833 0.806858 0.764462 0.758096 Valid
SE2 0.814176 0.896222 0.828746 0.840272 0.524795 0.446998 Valid
Cross SE3 0.671377 0.89266 0.731787 0.751207 0.806858 0.744716 Valid
Loading PB1 0.717362 0.709078 0.852164 0.700637 0.743085 0.748556 Valid
(Discrimina PB2 0.587186 0.539283 0.761616 0.55961 0.55394 0.618279 Valid
nt Validity) PB3 0.79289 0.589048 0.896314 0.830114 0.764462 0.758096 Valid
DK1 0.360758 0.61093 0.375359 0.650154 0.524795 0.446998 Valid
DK2 0.821107 0.624456 0.839683 0.887689 0.825728 0.764413 Valid
DK3 0.814176 0.637716 0.750278 0.886668 0.669553 0.776665 Valid
Sikap 0.794891 0.806858 0.828746 0.840272 1 0.849734 Valid
Perilaku 0.846535 0.744716 0.848998 0.83633 0.849734 1 Valid
Sumber: output SmartPLS 2.0, 2022

Suatu indicator dinyatakan valid jika mempunyai loading factor


tertinggi kepada konstruk yang dituju dibandingkan loading factor kepada
konstruk lain. Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai loading factor untuk
FK1 - FK3 tertinggi untuk variabel Ketersediaan Fasilitas dibanding
variabel lainnya, sehingga variabel Ketersediaan Fasilitas mampu
memprediksi nilai factor loading FK1 sampai FK3 lebih tinggi dari
variabel lainnya.
68

3) Nilai Convergent Validity


Tabel 6.18
Uji Validitas Indicator Ukur Dari Variabel Ketersediaan Fasilitas, Peran
nakes, Dukungan keluarga, Self Efficiacy, Pengetahuan, Perilaku Dengan
Mengevaluasi Nilai Outer Loading
(Convergent Validity)
Validitas Pengaruh Hasil uji Kriteria Uji
> 0,5
KF1 0.857708 Valid
KF2 0.764173 Valid
KF3 0.865523 Valid
Self Efficiacy 1 Valid
Outer PB1 0.852164 Valid
Loading PB2 0.761616 Valid
(Convergent PB3 0.896314 Valid
Validity) DK1 0.650154 Valid
DK2 0.887689 Valid
DK3 0.886668 Valid
Sikap 1 Valid
Perilaku 1 Valid
Sumber: output SmartPLS 2.0, 2022

Hasil analisis pengolahan data terlihat bahwa konstruk yang


digunakan untuk membentuk sebuah model penelitian, pada proses
analisis faktor konfirmatori telah memenuhi kriteria goodness of fit yang
telah ditetapkan. Nilai probability pada analisis ini menunjukkan nilai di
atas batas signifikansi yaitu 0,05. Dari hasil pengolahan data di atas, juga
terlihat bahwa setiap indikator atau dimensi pembentuk variabel laten
menunjukkan hasil yang baik, yaitu dengan nilai loading factor yang
tinggi di mana masing-masing indikator lebih besar dari 0,5. Dengan hasil
ini, maka dapat dikatakan bahwa indikator pembentuk variabel laten
konstruk Ketersediaan Fasilitas, Peran nakes, Dukungan keluarga, Self
Efficiacy dan Perilaku tersebut sudah menunjukkan hasil yang baik.
4) Nilai AVE (Avarage Variance Extracted)
Cara lain untuk menguji disciminant validity yaitu melalui nilai
Square root of avarage variance extracted (AVE). Nilai yang diharapkan
di atas 0,50. Berikut di bawah ini tabel AVE dan hasil akarnya :
69

Tabel 6.19
Uji Validitas Variabel Ketersediaan Fasilitas, Peran nakes, Dukungan
keluarga, Self Efficiacy dan Perilaku Dengan Mengevaluasi Nilai
AVE (Avarage Variance Extracted)
Kriteria Uji
AVE Akar AVE
> 0,5
Peran nakes 1 1 Valid
Self Efficiacy 0.665624 0.815858 Valid
Ketersediaan Fasilitas 0.689585 0.830413 Valid
Dukungan Keluarga 0.703207 0.838574 Valid
Perilaku 1 1 Valid
Sikap 1 1 Valid
Sumber: output SmartPLS 2.0, 2022

Dari tabel di atas dapat dilihat semua variable dinyatakan valid


karena memberikan nilai AVE di atas 0,5. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa evaluasi pengukuran model memiliki diskriminan validity yang
baik atau valid. Metode lain untuk menilai diskriminan validity adalah
membandingkan nilai Square root of avarage variance extracted (AVE)
setiap konstruk dengan korelasi antara konstruk dengan konstruk lainnya
dalam model maka dikatakan memiliki nilai diskriminan validity yang
baik. (Fornell dan Lacker dalam Ghozali 2011).

5) Nilai Composite Reliability


Setelah diuji validitas dan dinyatakan variable dan indicator telah
valid maka dilakukan uji reliabilitas. uji reliabilitas dilakukan dengan
melihat nilai composite reliability dari blok indicator yang mengukur
konstruk hasil composite reliability akan menunjukkan nilai yang
memuasan jika di atas 0.70. hasil evaluasi reliabilitas outer model dapat
dilihat dalam tabel dengan mengevaluasi nilai Cronbach’s Alpha dan
composite reliability. Berikut adalah nilainya:
70

Tabel 6.20
Uji Reliabilitas Variabel Ketersediaan Fasilitas, Peran nakes,
Dukungan keluarga, Self Efficiacy dan Perilaku Dengan Mengevaluasi
Nilai Pada Outer Model
Hasil Uji Kriteria Uji
Validitas
Pengaruh Loading >0,70
Peran nakes 1.000000 Reliabel
Self Efficiacy 0.747843 Reliabel
Cronbach’s Ketersediaan Fasilitas 0.778892 Reliabel
Alpha Dukungan Keluarga 0.788675 Reliabel
Perilaku 1.000000 Reliabel
Sikap 1.000000 Reliabel
Peran nakes 1.000000 Reliabel
Composite Self Efficiacy 0.854226 Reliabel
Reliability Ketersediaan Fasilitas 0.869178 Reliabel
Dukungan Keluarga 0.876181 Reliabel
Perilaku 1.000000 Reliabel
Sikap 1.000000 Reliabel
Sumber: output SmartPLS 2.0, 2022

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan semua variabel dinyatakan


reliable karena nilai Cronbach’s Alpha dan Composite reliability di atas
0,70 sehingga dapat dikatakan bahwa kontruks memiliki reliabilitas yang
baik.
6) Evaluasi Inner Model
Hasil evaluasi signifikan Inner Model diatur dalam Output
SmartPLS 2.0 dibawah ini dengan mengevaluasi refleksi nilai T-Statistic
indikator terhadap variabelnya.
71

Gambar 6.9
Inner Model (T-Statistic) Bootstraping
Gambar di atas menyatakan nilai T-Statistik direfleksikan terhadap
variabelnya sebagian besar > 1.96, sehingga menunjukan blok indikator
berpengaruh positif dan signifikan untuk merefleksikan variabelnya. Inner
model disebut juga dengan model structural dapat dievaluasi dengan
melihat uji nilai R-Square, hipotesis T-Statistik, pengaruh variabel
langsung dan tidak langsung serta Predictive Relevance (Q-Square).
7) Nilai R-Square
Selanjutnya dilakukan uji Inner Model, pengujian terhadap
model structural dilakukan dengan melihat R-Square yang merupakan
Uji Goodness-fit model. Berikut ini adalah hasil pengukuran nilai R-
Square, yang juga merupakan nilai goodnees-fit model.
72

Tabel 6.21
Evaluasi nilai R Square Model Pengaruh Ketersediaan Fasilitas,
Peran nakes, Dukungan keluarga, Self Efficiacy dan
Perilaku
Hasil Uji
Variabel R Square
Fasilitas -
Keluarga 0,758069
Perilaku 0,847765
Peran nakes 0,481190
Self Efficacy 0,817978
Sikap 0,887887
Sumber: SmartPLS 2.0 report, 2022

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa Nilai r square


Ketersediaan Fasilitas, Peran nakes, Self Efficiacy, Dukungan keluarga
dan Pengetahuan terhadap Perilaku sebesar 88,8% dan sisanya 11,2%
dipengaruhi faktor lain. Nilai r square Ketersediaan Fasilitas, Peran
nakes, Self Efficiacy dan Dukungan keluarga terhadap Pengetahuan
ibu hamil sebesar 78,7% dan sisanya 21,3% dipengaruhi faktor lain.
Nilai r square Ketersediaan Fasilitas, Peran nakes dan Self Efficiacy
terhadap dukungan keluarga sebesar 75,8 dan sisanya 24,2%
dipengaruhi faktor lain. Nilai r square Ketersediaan Fasilitas terhadap
Peran nakes 48,1% dan sisanya 51,9% dipengaruhi faktor lain.

8) Nilai T-Statistic
Hasil evaluasi signifikan inner model diatur dalam output
SmartPLS dibawah ini dengan mengevaluasi refleksi nilai T Statistik
indicator terhadap variabelnya.
73

Tabel 6.22
Evaluasi Refleksi Nilai T Statistik Terhadap Indikator
Dari Masing-masing Variabel
Uji Refleksi >
Indikator T-statistik
Signifikansi 1.96
DK1 25.88345 Signifikan
DK2 137.6119 Signifikan
DK3 125.0183 Signifikan
FK1 104.2178 Signifikan
T Statistik FK2 43.52476 Signifikan
FK3 82.93897 Signifikan
PB1 85.87287 Signifikan
PB2 52.90835 Signifikan
PB3 143.9723 Signifikan
Sumber: SmartPLS 2.0 report, 2022

Dari tabel di atas menyatakan bahwa nilai T statistik di


refleksikan terhadap variabelnya sebagian besar > 1,96, sehingga
menunjukkan blok indikator berpengaruh positif dan signifikan untuk
merefleksikan variabelnya.
9) Uji Hipotesis
Tabel 6.23.
Hasil Pengukuran Path Coefficients dan T Statistiknya
Hubungan antar variabel pada Structural Model
Original
Hubungan Antar Nilai T
Sampel Ho Kesimpulan
Variabel (>1,96)
(Rho)
Ada Pengaruh Positif
Fasilitas > Peran nakes 0,693679 38,782530 Ditolak
Dan Signifikan
Fasilitas > Dukungan Ada Pengaruh Positif
0,620413 34,801814 Ditolak
Keluarga Dan Signifikan
Fasilitas > Self Ada Pengaruh Positif
0,518649 14,558437 Ditolak
Efficiacy Dan Signifikan
Ada Pengaruh Positif
Fasilitas > Sikap 0,035950 2.675934 Ditolak
Dan Signifikan
Ada Pengaruh Positif
Fasilitas > Perilaku 0,258988 11,859600 Ditolak
Dan Signifikan
Peran nakes > Ada Pengaruh Positif
0,316876 16,041774 Ditolak
Dukungan Keluarga Dan Signifikan
Peran nakes > Self Ada Pengaruh Positif
0,205897 8.482352 Ditolak
Efficiacy Dan Signifikan
74

Ada Pengaruh Positif


Peran nakes > Sikap 0,042831 16.685612 Ditolak
Dan Signifikan
Ada Pengaruh Positif
Peran nakes > Perilaku 0,107333 3.393980 Ditolak
Dan Signifikan
Dukungan Keluarga > Ada Pengaruh Positif
0.279626 9.411295 Ditolak
Self Efficiacy Dan Signifikan
Dukungan Keluarga > Ada Pengaruh Positif
0.080006 2.607742 Ditolak
Sikap Dan Signifikan
Dukungan Keluarga > Ada Pengaruh Positif
0.187771 5.061916 Ditolak
Perilaku Dan Signifikan
Ada Pengaruh Positif
Self Efficiacy> Sikap 0.139998 4.169050 Ditolak
Dan Signifikan
Ada Pengaruh Positif
Self Efficiacy> Perilaku 0.065912 1.962117 Ditolak
Dan Signifikan
Ada Pengaruh Positif
Sikap > Perilaku 0.181562 3.837885 Ditolak
Dan Signifikan
Sumber: Diolah dari SmartPLS 2.0 report, 2022

Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa semua variabel


memiliki nilai t-statistik lebih besar dari 1,96% yaitu pengaruh
variabel Ketersediaan Fasilitas terhadap Peran nakes sebesar
31.303652, sehingga H0 ditolak karena nilai T-Statistic tersebut
berada jauh diatas nilai kritis (1,96) sehingga signifikan pada  5%.
3 Pengaruh Variabel Langsung (Direct) dan Tidak Langsung (Indirect)
Tabel 6.24
Persentase Pengaruh Antar Variabel Terhadap Variabel Perilaku
LV Direct Inderect Direct Indirect
Sumber Total Total
Correlation Path Path % %
No (6)
(5) (8)
(1) (2) (3) (4) 2x3x (7)
3+4 6+7
100
Ketersediaan
1 0.847 0.275 0.601 0.876 23.29% 0.45% 23.74%
Fasilitas
2 Peran nakes 0.745 0.092 0.229 0.321 6.87% 0.12% 7.00%
Dukungan
3 0.849 0.188 0.157 0.344 15.94% 0.05% 15.99%
Keluarga
4 Self Efficiacy 0.836 0.066 0.097 0.163 5.51% 0.02% 5.53%
6 Sikap 0.850 0.182 0.182 15.43% 15.43%
Total 84.8% 0.7% 85.5%
Sumber: Diolah dari SmartPLS 2.0 report, 2022
75

Berdasarkan tabel 6.24 menyatakan bahwa Ketersediaan Fasilitas


berpengaruh secara langsung dan tidak langsung terhadap Perilaku. Hasil uji
koefisien parameter antara Ketersediaan Fasilitas terhadap perilaku menunjukkan
terdapat pengaruh langsung sebesar 23,29%, Peran nakes terhadap perilaku
menujukan terdapat pengaruh langsung sebesar 6,87%, dukungan keluarga
terhadap perilaku menunjukan terdapat pengaruh langsung sebesar 15,94%, Self
Efficiacy terhadap perilaku menujukan terdapat pengaruh langsung sebesar
5,51%, dan sikap terhadap perilaku menujukan terdapat pengaruh langsung
sebesar 15,43%
Sedangkan untuk pengaruh tidak langsung antara Ketersediaan Fasilitas
terhadap perilaku sebesar 0.45%, pengaruh tidak langsung antara Peran nakes
terhadap perilaku sebesar 0,12, pengaruh tidak langsung antara dukungan
keluarga terhadap perilaku sebesar 0.05%, pengaruh tidak langsung antara Self
Efficiacy terhadap perilaku sebesar 0,02%. Sedangkan pengaruh tidak langsung
antara sikap terhadap perilaku sebesar 0,000%
Cara perhitungan pengaruh langsung Ketersediaan Fasilitas terhadap
perilaku adalah dengan cara mengalikan koefisien jalur (path) dari Ketersediaan
Fasilitas terhadap perilaku dengan laten variabelnya, hal yang juga berlaku untuk
perhitungan koefisien jalur variable lainnya. hasil pengaruh langsungnya adalah :
a. Pengaruh langsung Ketersediaan Fasilitas terhadap Perilaku
Direct Path (Ketersediaan Fasilitas  Perilaku) x LV Correlation
(Ketersediaan Fasilitas  Perilaku)
= (0.275149) x (0.846535) x 100%
= 23,29%
1. Pengaruh langsung Peran nakes terhadap Perilaku
Direct Path (Peran nakes Perilaku) x LV Correlation
(Peran nakes  Perilaku)
= (0.092296) x (0.744716) x 100%
= 6,87%
76

2. Pengaruh langsung Dukungan keluarga terhadap Perilaku


Direct Path (Dukungan keluarga  Perilaku) x LV Correlation
(Dukungan keluarga  Perilaku)
= (0.187771) x (0.848998) x 100%
= 15,94%
3. Pengaruh langsung Self Efficiacy terhadap Perilaku
Direct Path (Self Efficiacy  Perilaku) x LV Correlation
(Self Efficiacy  Perilaku)
= (0.065912) x (0.83633) x 100%
= 5,51%
4. Pengaruh langsung Sikap terhadap Perilaku
Direct Path (Sikap Perilaku) x LV Correlation
(Sikap  Perilaku)
= (0.181562) x (0.849734) x 100%
= 15,43%
Sehingga dari masing-masing pengaruh langsung variabel laten eksogen
tersebut apabila secara bersama-sama menunjukan kesesuaian dengan R square
atau dengan kata lain hal ini menyatakan bahwa variabel Ketersediaan Fasilitas,
Peran nakes, Dukungan keluarga dan Self Efficiacy sebesar 82,8% dan pengaruh
tidak langsung sebesar 0.7%.
4 Persamaan Matematis
Secara matematis, bentuk persamaan structural dari model penelitian ini
adalah sebagai berikut :
η1 = ξ1 γ1 + 1
Peran nakes = 0.451 Ketersediaan Fasilitas + 0.549 Faktor lain
Peran nakes dipengaruhi oleh faktor Ketersediaan Fasilitas sebesar
0.451 dan sisanya 0.549 dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti
dalam penelitian ini. Artinya terdapat pengaruh langsung dan positif dari
Ketersediaan Fasilitas terhadap Peran nakes. Semakin baik Ketersediaan
Fasilitas maka akan semakin baik Peran nakes di RSUD Cibinong
77

η2 = ξ1 γ2 + η1 β1 + 2
Dukungan keluarga = 0.536 Ketersediaan Fasilitas + 0.222 Peran nakes +
0.241 Faktor lain
Dukungan keluarga dipengaruhi oleh faktor Ketersediaan Fasilitas
sebesar 0.536, Peran nakes sebesar 0.222 dan sisanya 0.241 dipengaruhi
oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Artinya terdapat
pengaruh langsung dan positif dari Ketersediaan Fasilitas dan Peran nakes
terhadap dukungan keluarga. Semakin baik Ketersediaan Fasilitas dan Peran
nakes maka akan semakin baik dukungan keluarga di RSUD Cibinong
η3 = ξ1 γ4+ η1 β6 + η2 β2+ 3
Self Efficiacy = 0.398 Ketersediaan Fasilitas + 0.176 Peran nakes
+ 0.236 Dukungan keluarga + 0.199 Faktor lain
Self Efficiacy dipengaruhi oleh faktor Ketersediaan Fasilitas sebesar
0.398, Peran nakes sebesar 0.176, faktor dukungan keluarga sebesar 0.286,
dan sisanya 0.199 dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam
penelitian ini. Artinya terdapat pengaruh langsung dan positif dari
Ketersediaan Fasilitas, Peran nakes dan dukungan keluarga terhadap
perilaku. Semakin baik Ketersediaan Fasilitas, Peran nakes dan dukungan
keluarga maka akan semakin baik Self Efficiacy di RSUD Cibinong

Η4 = ξ1 γ5 + η1 β7 + η2 β4 + η3 β9 + η4 β10 + 5
Sikap = 0.037 Ketersediaan Fasilitas + 0.225 Peran nakes
+ 0.066 Dukungan keluarga + 0.118 Self Efficiacy +
0.147 Faktor lain
Pengetahuan dipengaruhi oleh faktor Ketersediaan Fasilitas sebesar
0.037, Self Efficiacy sebesar 0.225, faktor dukungan keluarga sebesar 0.066,
faktor Self Efficiacy sebesar 0.118, dan faktor pengetahuan sebesar 0.407
sisanya 0.147 dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam
penelitian ini. Artinya terdapat pengaruh langsung dan positif dari
Ketersediaan Fasilitas, Peran nakes, dukungan keluarga dan Self Efficiacy
terhadap sikap ibu hamil. Semakin baik Ketersediaan Fasilitas, Peran nakes,
78

dukungan keluarga, Self Efficiacy dan pengetahuan maka akan semakin


tinggi sikap ibu hamil di RSUD Cibinong
Η5 = ξ1 γ6+ η1β7 + η2 β4 + η3 β9 + η4 β10 + 5 +β11 + 6
Perilaku = 0.233 Ketersediaan Fasilitas + 0.069 Peran nakes
+ 0.159 Dukungan keluarga + 0.055 Self Efficiacy +
00.154 Sikap + 0.172 Faktor lain
Perilaku dipengaruhi oleh faktor Ketersediaan Fasilitas sebesar 0.233,
Peran nakes sebesar 0.069, faktor dukungan keluarga sebesar 0.159, faktor
Self Efficiacy sebesar 0.055, faktor pengetahuan sebesar 0.158, faktor sikap
sebesar 0.154 dan sisanya 0.172 dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak
diteliti dalam penelitian ini. Artinya terdapat pengaruh langsung dan positif
dari Ketersediaan Fasilitas, Peran nakes, dukungan keluarga, Self Efficiacy,
pdan sikap terhadap perilaku. Semakin baik Ketersediaan Fasilitas, Peran
nakes, dukungan keluarga, Self Efficiacy dan sikap maka akan semakin baik
perilaku di RSUD Cibinong
1) Predictive Relevance (Nilai Q-Square)
Nilai Q-Square berfungsi untuk menilai besaran keragaman atau variasi
data penelitian terhadap fenomena yang sedang dikaji dan hasilnya sebagai
berikut:
Q2 = 1- (1-R12) (1-R22) (1-R32) (1-R32) (1-R42) (1-R52)
= 1- (1-0.451) (1-0.759) (1-0.810) (1-0.776) (1-0.853)
= 1 – 0.043
= 0,957 atau 95.7%
Galat Model = 100% - 95.7%= 4.3%
Hal tersebut menunjukkan model hasil analisis dapat menjelaskan
95.7% keragaman data dan mampu mengkaji fenomena yang dipakai
dalam penelitian, sedangkan 4.3% dijelaskan variabel-variabel lain yang
tidak ada dalam penelitian ini.
79

B. Pembahasan
1. Keterbatasan Penelitian
Penelitian tentang Ketersediaan Fasilitas, peran nakes, dukungan
keluarga dan pengetahuan terhadap perilaku ini tentu saja memiliki
keterbatasan. Dalam penelitian ini pemilihan responden hanya terbatas
pada ibu hamil di lingkungan RSUD Cibinong Kabupaten Bogor, sehingga
tidak mengukur semua ibu hamil, tetapi hanya terfokus pada 80 orang ibu
hamil RSUD Cibinong Kabupaten Bogor sehingga sampel penelitian
menjadi sangat terbatas dan kurang memadai.
Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner bersifat
subyektif, sehingga kebenaran data sangat tergantung kepada kejujuran
responden pada saat menjawab. Pengambilan data responden awalnya
menggunakan random sampling, namun mengingat keterbatasan waktu
maka, peneliti mengambil data dengan cara purposive sampling, yaitu
pengambilan data tergantung pada ibu hamil dengan memenuhi kriteria
penelitian. Dalam penelitian ini pula menggunakan instrumen yang
memiliki kehandalan validitas dan reliabilitas instrumen yang teruji belum
cukup baik, sehingga terdapat item-item pertanyaan dalam instrumen yang
tereliminasi.
Penelitian ini dilakukan pada saat tertentu (cross sectional) dan
melalui kuesioner yang berdasarkan Sikap dari skore jawaban responden,
sehingga sulit melihat perilaku pelaksana dalam rentang waktu yang
panjang serta melihat kebenaran jawaban yang ditulis oleh responden.
2. Pengaruh Sikap Terhadap Perilaku Kunjungan oleh Ibu hamil RSUD
Cibinong Kabupaten Bogor Tahun 2018
Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan PLS (Partial Least
Square) terdapat pengaruh langsung antara Sikap berpengaruh positif
terhadap perilaku. Hasil uji terhadap koefisien parameter antara sikap
terhadap perilaku menunjukkan ada pengaruh positif 0,131, sedangkan
nilai T-Statistic sebesar 3.078 dan signifikan pada α=5%. Nilai T-Statistic
tersebut berada jauh diatas nilai kritis (1,96).
80

Sikap pengaruh secara langsung dan tidak langsung terhadap


perilaku. Hasil uji koefisien parameter antara sikap terhadap perilaku
menunjukan terdapat pengaruh langsung sebesar 15,43%, sedangkan untuk
pengaruh tidak langsung antara sikap terhadap perilaku melalui sikap,
Peran nakes, Self Efficiacy, dukungan keluarga dan Ketersediaan Fasilitas
sebesar 0.000%.
Penelitian yang sama juga dilakukan oleh Ni Putu S.Fratika (2013)
didapatkan hasil dari 92 responden terdapat 85 orang (92,4%) yang
memiliki sikap baik dan 7 orang (7,6%) yang memiliki sikap positif.
Apabila sikap telah terbentuk pada diri seseorang, maka akan
memengaruhi prilaku orang tersebut. Secara garis besar sikap dibedakan
atas 2 macam yaitu sikap positif dan sikap negatif. Sikap positif adalah
sikap menyetujui, menerima atau menyenangkan. Sebaliknya, sikap
negatif adalah sikap tidak menyetujui, menolak atau tidak menyenangi
(Saam, 2013). Pembentukan sikap merupakan hasil interaksi individu
dengan lingkungannya.
Walgito 2001 (dalam Saam, 2013), menyebutkan pembentukan
sikap seseorang adalah perpaduan faktor internal dengan faktor eksternal.
Faktor internal seperti keadaan fisiologis, emosi, motif, minat, dan aspek-
aspek psikologis lainnya. Faktor eksternal seperti pengalaman, norma-
norma nilai, dan pendidikan. Sementara itu, Calhoun dan Acocella 1990
(dalam Saam, 2013), menyebutkan sikap itu muncul dari pengalaman
pribadi, pemindahan pengalaman yang menyakitkan, dan pengaruh sosial.
Pengaruh sosial merupakan sumber pembentukan sikap yang paling
penting, yaitu orang tua, teman sebaya, dan media massa. Sikap individu
terhadap terhadap program pengobatan dipengaruhi oleh tingkat
pengetahuan individu itu sendiri. Semakin tinggi tingkat pengetahuan
seseorang, maka sikap individu semakin terbuka untuk menerima apa yang
diketahuinya (Niven N, 2002).
Penelitian yang sama juga dilakukan oleh Ni Putu S.Fratika (2013)
didapatkan hasil dari 85 orang responden dengan sikap baik didapatkan 73
81

orang (85,9%) yang memanfaatkan rumah sakit dan 12 orang (14,1%)


yang tidak memanfaatkan rumah sakit sedangkan dari 7 orang responden
didapatkan 1 orang (14,3%) yang memanfaatkan rumah sakit dan 6 orang
(85,7%) yang tidak memanfaatkan rumah sakit. Pembentukan sikap
merupakan hasil interaksi individu dengan lingkungannya.
Walgito 2001 (dalam Saam, 2013), menyebutkan pembentukan
sikap seseorang adalah perpaduan faktor internal dengan faktor eksternal.
Faktor internal seperti keadaan fisiologis, emosi, motif, minat, dan aspek-
aspek psikologis lainnya. Faktor eksternal seperti pengalaman, norma-
norma nilai, dan pendidikan. Penerimaan perilaku baru atau adopsi
perilaku melalui proses seperti ini, didasari dengan pengetahuan dan sikap
yang positif maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng (long lasting).
Sebaliknya, apabila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan
kesadaran akan tidak berlangsung lama (Notoatmodjo, 2011).
Menurut asumsi peneliti, adanya hubungan antara sikap ibu hamil
dengan kunjungan karena responden yang memilki sikap positif akan
cendrung berprilaku untuk memanfaatkan rumah sakit karena didasari
dengan pengetahuan mereka terhadap manfaat
Sikap individu dalam menggunakan pelayanan kesehatan tergantung
kepada pengetahuan yang dimilikinya, jadi responden yang memilki sikap
negatif tentang kunjungan karna kurangnya pengetahuan tersebut tentang
manfaat dari rumah sakit tersebut sehingga mereka tidak yakin dan tidak
memiliki minat dalam memanfaatkan rumah sakit untuk memperoleh
pelayanan kesehatan mereka. Disamping itu mereka juga tidak bisa setuju
atau menerima untuk memanfaatkan rumah sakit untuk memperoleh
pelayanan kesehatan mereka karna mereka tidak mengetahui bagaimana
rumah sakit tersebut.
3. Pengaruh Dukungan keluargaTerhadap Perilaku Kunjungan oleh Ibu
hamil RSUD Cibinong Kabupaten Bogor Tahun 2018
Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan PLS (Partial Least
Square) terdapat pengaruh langsung antara Dukungan
82

keluargaberpengaruh positif terhadap perilaku. Hasil uji terhadap koefisien


parameter antara Dukungan keluargaterhadap perilaku menunjukkan ada
pengaruh positif 0,257, sedangkan nilai T-Statistic sebesar 11.750 dan
signifikan pada α=5%. Nilai T-Statistic tersebut berada jauh diatas nilai
kritis (1,96).
Dukungan keluarga pengaruh secara langsung dan tidak langsung
terhadap perilaku. Hasil uji koefisien parameter antara Dukungan
keluargaterhadap perilaku menunjukan terdapat pengaruh langsung
sebesar 5,51%, sedangkan untuk pengaruh tidak langsung antara
Dukungan keluarga terhadap perilaku melalui Self Efficiacy, Peran nakes,
Self Efficiacy, dukungan keluarga dan Ketersediaan Fasilitas sebesar
0.016%.
Dari ketiga indikator ukur yang dimiliki variabel Self Efficiacy,
semua indikator mampu menjelaskan variabel Dukungan keluargayaitu
kepedulian, Menemani, dan Pengawasan. Hal ini membuktikan teori
Friedman (2013) manusia membutuhkan kehadiran individu lain
diantaranya pasangan hidupnya untuk memberikan dukungan dan bantuan
apabila menghadapi masalah. Dukungan adalah sikap, tindakan dan
penerimaan terhadap anggotanya. Anggota keluarga dipandang sebagai
bagian yang tidak terpisahkan dalam lingkungan keluarga. Anggota
keluarga dan rekan kerja memandang bahwa orang yang bersifat
mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika
diperlukan.
Indikator Kepedulian memiliki tingkat signifikan yang paling tinggi
dibandingkan indikator lainya pada variabel Self Efficiacy, sehingga patut
mendapatkan intervensi untuk perilaku oleh ibu hamil di RSUD Cibinong
Kabupaten Bogor. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh yang
positif dari Dukungan keluargaterhadap Perilaku oleh ibu hamil di RSUD
Cibinong Kabupaten Bogor. Sehingga apabila Dukungan keluargakurang
baik maka dapat menurunkan perilaku oleh ibu hamil di RSUD Cibinong
Kabupaten Bogor secara langsung maupun secara tidak langsung melalui
83

Sikap, begitupun sebaliknya apabila faktor Dukungan keluargabaik dapat


meningkatkan perilaku oleh ibu hamil di RSUD Cibinong Kabupaten
Bogor secara langsung dan tidak langsung.
Ibu hamil perlu mendapatkan informasi yang benar tentang
pelayanan kesehatan di rumah sakit sehingga Ibu hamil mengetahui hal-hal
yang seharusnya dilakukan dan hal-hal yang seharusnya dihindari. Ibu
hamil mempunyai hak untuk mendapatkan informasi yang benar tentang
pelayanan kesehatan dan informasi tersebut harus berasal dari sumber
yang terpercaya. Agar Ibu hamil mendapatkan informasi yang tepat,
pelayanan kesehatan Ibu hamil hendaknya diberikan penyuluhan di
lingkungan keluarga (Pinem, 2009).
Adapun indikator dari Dukungan keluargaantara lain adalah
dukungan emosional yang terbentuk dalam perhatian, kasih sayang, dan
empati dari keluarga, dukungan yang kedua adalah dukungan instrumen.
Dukungan instrumental keluarga merupakan suatu dukungan atau bantuan
penuh dari keluarga dalam bentuk memberikan bantuan tenaga, dana,
maupun meluangkan waktu untuk membantu atau melayani. Dukungan
yang ketiga adalah dukungan informasi, yaitu adanya pemberian nasehat,
usulan, saran, petunjuk, dan pemberian informasi dari anggota keluarga.
Dukungan yang keempat adalah dukungan penilaian, yaitu memberikan
dukungan, perhatian, dan penghargaan (Friedman, 2016).
Penelitian Yunarsih (2016) yang dilakukan terhadap Ibu hamil Desa
kadudampit Sukabumi menemukan bahwa variabel-variabel yang
mempunyai hubungan bermakna dengan perilaku Kadudampit Sukabumi
adalah pengetahuan (p=0,001), sikap (p=0,03), informasi media massa
(p=0,01) dan Dukungan keluarga(p=0,004). Dalam penelitiannya
mengungkapkan bahwa dan sikap ibu hamil terhadap kunjungan, sangat
penting dalam membentuk perilaku di Ibu hamil, disamping adanya
dukungan dari keluarga sebagai faktor paling dominan yang
mempengaruhi perilaku oleh Ibu hamil Kadudampit Sukabumi.
84

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Ramadani (2011),


menunjukkan Hasil penelitian mendapatkan 55,4% ibu hamil yang
memanfaatkan rumah sakit dan 57% ibu mendapat Dukungan
keluargadalam pemanfaatkan rumah sakit. Ada hubungan antara
Dukungan keluargadengan ibu hamil yang memanfaatkan rumah sakit,
Hal yang sama juga diperkuat oleh teori Kuncoro (2012), bahwa
Dukungan keluargaadalah komunikasi verbal dan non verbal, saran,
bantuan, yang nyata atau tingkah laku yang diberikan oleh orang-orang
yang akrab dengan subyek di dalam lingkungan sosialnya atau berupa
kehadiran danhal-hal yang dapat memberikan keuntungan emosional atau
berpengaruh pada tingkah laku penerimanya. Dalam hal ini orang yang
merasa memperoleh dukungan secara emosional merasa lega karena
diperhatikan, mendapat saran atau kesan yang menyenangkan pada
dirinya. Keberadaan, kesediaan, kepedulian, dari orang-orang yang dapat
diandalkan, menghargai pilihan ibu hamil dalam memafaatkan puykesmas.
Pandangan yang sama juga dikemukakan oleh Cobb (2003) yang
mendefinisikan Dukungan keluargasebagai adanya kenyamanan, perhatian
dan penghargaan atau menolong dengan sikap menerima pilihannya
memanfaatkan rumah sakit.
Hasil penelitian ini juga diperkuat oleh penelitian Anggorowati
(2013), hasil uji statistik Kendal tau diperoleh nilai value = 0,003 ( <0,05),
maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara Dukungan
keluargadengan perikau ibu hamil dalam memanfaatkan rumah sakit.
Menurut peneliti, Dukungan keluargaadalah dukungan yang
diberikan suami terhadap istri, suatu bentuk dukungan di mana suami
dapat memberikan bantuan secara psikologis baik berupa motivasi,
perhatian dan penerimaan. Dukungan keluargamerupakan hubungan
bersifat menolong yang mempunyai nilai khusus bagi anggotan keluarga
sebagai tanda adanya ikatan-ikatan yang bersifat positif.
85

4. Pengaruh Peran nakes Terhadap Perilaku kunjungan oleh Ibu hamil


RSUD Cibinong Kabupaten Bogor Tahun 2018
Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan PLS (Partial Least
Square) terdapat pengaruh langsung antara Peran nakes berpengaruh
positif terhadap perilaku. Hasil uji terhadap koefisien parameter antara
peran nakes terhadap perilaku menunjukkan ada pengaruh positif 0,087,
sedangkan nilai T-Statistic sebesar 5.201 dan signifikan pada α=5%. Nilai
T-Statistic tersebut berada jauh diatas nilai kritis (1,96).
Peran nakes pengaruh secara langsung dan tidak langsung terhadap
perilaku. Hasil uji koefisien parameter antara peran nakes terhadap
perilaku menunjukan terdapat pengaruh langsung sebesar 15,94%,
sedangkan untuk pengaruh tidak langsung antara peran nakes terhadap
perilaku melalui sikap, Peran nakes, Self Efficiacy, peran nakes dan
Ketersediaan Fasilitas sebesar 0.05%
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Wahyuni (2017)
menunjukkan bahwa responden yang menyatakan bahwa ada ketersediaan
tenaga kesehatan dan memanfaaatkan pelayanan kesehatan adalah
sebanyak 46 (74,2%). Sedangkan hasil uji statistik disimpulkan ada
hubungan bermakna antara responden yang menyatakan adanya
ketersediaan tenaga kesehatan dan responden yang menyatakan tidak ada
ketersediaan tenaga kesehatan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan di
Rumah sakit. Responden yang menyatakan tidak adanya ketersediaan
tenaga kesehatan berpeluang 2,875 kali lebih tinggi untuk tidak
memanfaatkan pelayanan kesehatan dibanding dengan responden yang
menyatakan tersedianya tenaga kesehatan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan Rivka (2005) dan Handayani, l
et al (2010) yang menyatakan adanya hubungan yang bermakna antara
keberadaan tenaga kesehatan dengan kunjungan. SDM atau tenaga
kesehatan di Rumah sakit berperan sebagai pelaksana pelayanan kesehatan
sehingga peran tersebut diharapkan sesuai dengan tupoksi (tugas pokok
dan fungsi), pendidikan dan ketrampilan yang dimilikinya.
86

Petugas kesehatan yang diupayakan pada pemeriksaan kesehatan


saat ini sangat banyak mulai dari tenaga bidan sampai tenaga keibu
hamilan bahkan dokter serta ibu hamil dengan pekaryanya. (Anderson
2006). Tenaga kesehatan mempunyai peran sebagai pelaksana, pengelola,
peneliti, dan pendidik. Sebagai pelaksana, bidan melakukan tugasnya
dalam melakukan pelayanan kesehatan. Sebagai pengelola, tenaga
kesehatan memimpin kelompok atau Ibu hamil dalam meningkatkan
kualitas kesehatan. Sebagai peneliti, tenaga kesehatan melakukan sebuah
penelitian dalam berbagai masalah tentang pelayanan kesehatan. Sebagai
pendidik, dengan peran nakes sebagai penyuluh dan pemberi nasehat
mengenai masalah kesehatan yang ada dalam Ibu hamil termasuk
bagaimana menjaga kesehatan selama masa pemeriksaan dan mencegah
resiko penyakit yang berbahaya (Estiwidani, 2008).
Penelitian Andarini (2012) di Kabupaten Garut, bahwa peran nakes
berhubungan dengan perilaku kunjungan Ibu hamil. Hasil penelitian
menunjukan bahwa ada hubungan peran nakes dengan perilaku dalam
upaya pencegahan penyakit bagi Ibu hamil. Dikatakan sebagai promotor
kesehatan, peran nakes harus dapat memberikan penerangan dan
pendidikan sesuai sasaran dalam rangka meningkatkan kesehatan.
Pelayanan kesehatan yang diberikan akan diterima sasaran apabila terdapat
pemahaman yang baik dan menganggap upaya pencegahan penyakit bagi
Ibu hamil dinilai menguntungkan terhadap diri dan lingkungan
Asumsi peneliti, ketersediaan tenaga kesehatan dalam hal ini
adalah keberadaan tenaga kesehatan tersebut di Rumah sakit pada saat
pelayanan pasien, karena meskipun tenaga kesehatan di Rumah sakit
tersebut semua ada namun kadang-kadang tidak berada di tempat pada saat
dibutuhkan pasien, hal ini disebabkan karena adanya berbagai kegiatan
antara lain; Peran nakes, rapat-rapat dan sebagainya sehingga perlu
evaluasi lebih lanjut tentang tupoksi tenaga yang ada dan perlu mengambil
langkah bijaksana untuk mengatasi hal tersebut. Selain itu masih banyak
87

ibu hamil yang belum tahu profesi dari masing-masing tenaga kesehatan
sehingga tidak mengetahui tupoksi mereka di rumah sakit.
5. Pengaruh Ketersediaan Fasilitas Terhadap Perilaku Kunjungan oleh
Ibu hamil RSUD Cibinong Kabupaten Bogor Tahun 2018
Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan PLS (Partial Least
Square) terdapat pengaruh langsung antara ketersediaan fasilitas
berpengaruh positif terhadap perilaku. Hasil uji terhadap koefisien
parameter antara ketersediaan fasilitas terhadap perilaku menunjukkan ada
pengaruh positif 0,572, sedangkan nilai T-Statistic sebesar 9.38 dan
signifikan pada α=5%. Nilai T-Statistic tersebut berada jauh diatas nilai
kritis (1,96).
Ketersediaan fasilitas terhadap perilaku menunjukan terdapat
pengaruh lansung terhadap perilaku sebesar 23,29%, sedangkan untuk
pengaruh tidak langsung antara ketersediaan fasilitas terhadap perilaku
melalui motivasi diri diperoleh sebesar 0.45%.
Hasil penelitian ini sejalan dengan Massolo (2011) yang berjudul
pengaruh penyuluhan kesehatan reproduksi dan ketersediaan fasilitas
terhadap perilaku oleh ibu hamil desa Cianjur Tahun 2015. Hasil
penelitian menunjukan bahwa ada pengaruh ada pengaruh yang signifikan
antara ketersediaan fasilitas terhadap perilaku oleh ibu hamil desa Cianjur
Tahun 2015 dengan Pvalue 0,008.
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian Widiyanto
(2010), yang berjudul pengaruh pemberian pendidikan kesehatan
reproduksi ibu hamil dan ketersediaan fasilitas terhadap perilaku
kunjungan oleh ibu hamil Desa Cepogo, Kecamatan Kembang, Kabupaten
Jepara. Dari hasil penelitian ini, diperoleh t hitung adalah 8.037 yaitu lebih
besar dari pada t table 1,668 Hal ini menunjukan bahwa ada pengaruh
pemberian pendidikan kesehatan reproduksi ibu hamil dan ketersediaan
fasilitas terhadap perilaku oleh ibu hamil Desa Cepogo, Kecamatan
Kembang, Kabupaten Jepara
88

Hasil penelitian sejalan dengan penelitian Veronica (2009) yang


berjudul Pengaruh Pengetahuan, ketersediaan fasilitas Dan motiavsi diri
terhadap k u n j u n g a n oleh ibu hamil Kota Medan Tahun 2009. Hasil
penelitian menunjukan variabel ketersediaan fasilitas memiliki hubungan
yang signifikan terhadap kunjungan oleh ibu hamil. Nilai Probabilitas
variabel ketersediaan fasilitas berada dibawah 5% (alpha < 0.05) atau
Pvalue 0,000. Sehingga hasil penelitian terdahulu dapat digunakan untuk
memperkuat hasil penelitian yang terkait dengan kunjungan.
Program Kesehatan Ibu hamil sudah mulai diperkenalkan di rumah
sakit sejak awal dekade yang lalu. Selama lebih sepuluh tahun, program ini
lebih banyak bergerak dalam pemberian informasi, berupa ceramah, tanya
jawab dengan ibu hamil tentang masalah kesehatan melalui Karang
Taruna, atau organisasi pemuda lainnya dan kader ibu hamil lainnya yang
dibentuk oleh tokoh ibu hamil. Staf rumah sakit berperan sebagai
fasilitator dan narasumber. Pemberian pelayanan khusus kepada ibu hamil
melalui perlakuan khusus yang disesuaikan dengan keinginan, selera dan
kebutuhan ibu hamil belum dilaksanakan. Fasilitas yang baik, menjamin
privasi dan kerahasiaan.
Melihat kebutuhan ibu hamil dan memperhitungkan tugas Rumah
sakit sebagai barisan terdepan pemberi layanan kesehatan kepada ibu
hamil, seharusnya Rumah sakit memberikan pelayanan yang layak kepada
ibu hamil sebagai salah satu kelompok ibu hamil yang dilayaninya.
Pelayanan kesehatan ibu hamil di sekolah amat strategis dan dapat
dilaksanakan dengan efektif dan efisien mengingat ketersediaan tenaga
kesehatan dan kesanggupan jangkauan Pelayanan ke seluruh desa-desa
yang tidak terjangkau seperti halnya keberadaan ibu hamil sendiri, dari
daerah perkotaan hingga terpencil perdesaan (Kemenkes RI, 2015).
Petugas kesehatan merupakan komponen utama yang turut berperan
dan akan memberikan kontribusi yang sangat penting terhadap berhasilnya
upaya promosi dan penggalakan tentang pemanfaatan pusat pelayanan
kesehatan ibu hamil, petugas kesehatan tersebut mempunyai andil yang
89

besar dalam upaya-upaya peningkatan penggunaan tentang pemanfaatan


pelayanan kesehatan ibu hamil selain faktor-faktor yang ada dalam ibu
hamil itu sendiri. Komitmen yang kuat dari para petugas kesehatan atau
health provider (dokter, bidan dan ibu hamil) dalam promosi tentang
pemanfaatan pusat pelayanan kesehatan ibu hamil sangat diperlukan oleh
karena merekalah yang selalu kontak langsung dengan ibu hamil dan
mempunyai kesempatan yang banyak dan memungkinkan untuk
memberikan pejelasan dan penyuluhan tentang tentang pemanfaatan pusat
pelayanan kesehatan ibu hamil. Peran petugas kesehatan dalam tentang
pemanfaatan pelayanan kesehatan ibu hamil sangat penting (Pratomo,
2014).
Ketersediaan fasilitas sangat mendukung bagi ibu hamil untuk
selalu memanfaatkan pusat pelayanan kesehatan ibu hamil. Lingkungan
sekolah merupakan tempat bagi seorang anak maupun ibu hamil
menghabiskan aktivitasnya sehari-hari. Lingkungan ibu hamil merupakan
tempat bagi warganya untuk belajar dan bersosialisasi dengan sekitarnya,
sehingga tidak mengherankan jika sebagian besar waktu mereka
dihabiskan di tempat tersebut. Penyediaan fasilitas dari lingkungan ibu
hamil dalam bentuk sarana dan prasarana untuk berkonsultasi tentang ibu
hamil yang dibutuhkan oleh ibu hamil sudah sangat baik. Mudahnya
informasi yang didapatkan baik dari media cetak ataupun elektronik saat
ini sangat mendukung.
Dengan ketersediaan fasilitas yang memadai pada pelayanan
kesehatan ibu hamil, seperti ruang yang nyaman, konselor yang
berpengalaman dan bersahabat akan dapat meningkatkan perilaku pada ibu
hamil, Oleh sebab itu, mengingat ketersediaan fasilitas berkontribusi
terhadap perilaku pada ibu hamil, diharapkan pihak rumah sakit
memberikan fasilitas yang aman dan nyaman untuk konseling bagi ibu
hamil agar ibu hamil dapat memanfaatkan Rumah sakit dengan baik.Hal
berbeda ditemukan pada ibu hamil desa di Kabupaten Bogor yang lebih
banyak memanfaatkan pelayanan kesehatan adalah ibu hamil dengan
90

persepsi sakit yang positif artinya ibu hamil RSUD Cibinong Kabupaten
Bogor sendiri memahami bahwa kesehatan merupakan prioritas pertama
dan mengerti akan tindakan untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan jika
sakit. Meskipun begitu masih ada ibu hamil masih kurang dalam
menyikapi rasa sakit sehingga masih membiarkan gejala-gejala sakit yang
diderita dan mengandalkan obat-obatan di warung jika sakit. Persepsi sakit
tidak berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan karena pada
dasarnya program JKN itu sendiri mempunyai layanan gratis sehingga ibu
hamil mau memanfaatkannya.
92

BAB VI
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hasil pengujian hipotesis dengan Structural Equation Model (SEM) dengan
metode smartPLS didapat temuan bahwa variabel perilaku oleh ibu hamil desa di
Kabupaten Bogor dipengaruhi oleh pengaruh Ketersediaan Fasilitas (23,29%), Peran
nakes (6,87%), dukungan keluarga (15,94%), Self Efficiacy (5,51%), dan sikap ibu
hamil (15,43%) di Kabupaten Bogor. Temuan penelitian ini adalah:
1. Terdapat pengaruh langsung antara Ketersediaan Fasilitas, terhadap perilaku
kunjungan oleh Ibu hamil sebesar 23,29%.
2. Terdapat pengaruh langsung antara Peran nakes terhadap perilaku kunjungan oleh
Ibu hamil sebesar 6,87%.
3. Terdapat pengaruh langsung antara dukungan keluarga terhadap perilaku
kunjungan oleh Ibu hamil sebesar 15,94%.
4. Terdapat pengaruh langsung antara Self Efficiacy terhadap perilaku kunjungan
oleh Ibu hamil sebesar 5,51%.
5. Terdapat pengaruh langsung antara sikap terhadap perilaku kunjungan oleh Ibu
hamil sebesar 15,43%.
6. Terdapat pengaruh langsung antara Ketersediaan Fasilitas terhadap sikap Ibu
hamil sebesar 7,21%.
7. Terdapat pengaruh langsung antara Peran nakes terhadap sikap Ibu hamil
sebesar 20,2%.
8. Terdapat pengaruh langsung antara dukungan keluarga terhadap sikap Ibu hamil
sebesar 32,5%
9. Terdapat pengaruh langsung antara Self Efficiacy terhadap sikap Ibu hamil
sebesar 40,4 %.
10. Terdapat pengaruh langsung antara Ketersediaan Fasilitas, terhadap Self Efficiacy
sebesar 26,4 %.
11. Terdapat pengaruh langsung antara Peran nakes terhadap Self Efficiacy sebesar
30,1 % .
12. Terdapat pengaruh langsung antara dukungan keluarga terhadap Self Efficiacy
sebesar 15,5 %.
93

13. Terdapat pengaruh langsung antara Ketersediaan Fasilitas, terhadap dukungan


keluarga sebesar 28,5 %.
14. Terdapat pengaruh langsung antara Peran nakes terhadap dukungan keluarga
sebesar 21,2% %.
15. Terdapat pengaruh langsung antara Ketersediaan Fasilitas terhadap Peran nakes
sebesar 43,5% %.
Berdasarkan temuan tersebut dapat ditarik kesimpulan, bahwa Ketersediaan
Fasilitas merupakan faktor yang dominan mempengaruhi perilaku oleh ibu hamil di
RSUD Cibinong Semakin baik Ketersediaan Fasilitas di RSUD Cibinong, maka
perilaku ibu hamil juga semakin tinggi. Semakin buruk Ketersediaan Fasilitas di RSUD
Cibinong, maka perilaku oleh ibu hamil juga semakin rendah di Kabupaten Bogor.
Alasan bahwa Ketersediaan Fasilitas merupakan faktor yang paling dominan karena
pada umumnya ibu hamil akan mencari tempat pertolongan kesehatan ke Ketersediaan
Fasilitas yang berlokasi di dekat tempat tinggalnya. Bila karena alasan tertentu ibu
mendatangi tempat pelayanan yang jauh maka petugas kewsehatab tersebut harus
mampu membantu dan menjelaskan Ketersediaan Fasilitas terdekat yang dapat
memberikan perawatan dan pelayanan kesehatan lanjutan. Ketersediaan
Fasilitastersebut harus memiliki kemampuan yang dapat diandalkan untuk melayani
berbagai keperluan pemulihan kondisi kesehatan, pertolongan gawat darurat yang
memadai atau pelayanan kontrasepsi yang komprehensif bagi ibu hamil yang
membutuhkan.

B. Saran-saran
Berdasarkan keterbatasan dalam penelitian ini, maka saran-saran dalam
penelitian selanjutnya sebagai berikut:
1. Perlunya pengadaan sarana Ketersediaan Fasilitas bagi ibu hamil agar memudahkan
kunjungan secara rutin pada saat setelah persalinnan dan pelayanan kesehatan agar
menyediakan ruang konsultasi permasalahan ibu hamil, serta pengadaan sarana dan
media KIE yang berkaitan dengan hamil pasca operasi cesarea yang dapat
dimanfaatkan untuk penyuluhan/pembinaan antara lain: ruang laktasi, booklet,
poster dan spanduk.
2. Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat memberikan informasi pada ibu
hamil tentang pentingnya perilaku melakukan pemeriksaan Antenatal Care
94

sehingga dapat meningkatkan pengetahuan ibu hamil dalam mempersiapkan


kehamilan, persalinan dan hamil berikutnya. Perlu meningkatkan penyuluhan
tentang pentingnya pemeriksaan hamil oleh petugas kesehatan (bidan) pada saat
ANC trimester ke-3 dan setelah melahirkan melalui posyandu, pengajian maupun
kegiatan masyarakat lainnya. Dan meningkatkan kunjungan rumah oleh petugas
kesehatan (bidan) pada ibu hamil KF1, KF2, dan KF3 pada responden yang
memiliki akses jarak yang jauh dan akses transportasi sulit.
3. Diharapkan bagi ibu paska melahirkan terutama bagi yang menjalani sectio caesaria
saat melahirkan selama masa perawatan banyak mengkomsumsi makanan yang
banyak mengandung protein. Ibu paska melahirkan terutama bagi yang menjalani
sectio caesaria saat melahirkan selama masa perawatan sekiranya dengan bersegera
melakukan mobilisasi atau ambulasi dini. Diharapkan juga ibu paska melahirkan
sectio caesaria saat melahirkan selama masa perawatan minum obat teratur agar
tidak terjadi resisten terhadap obat.
4. Sebagai aset yang berfungsi melayani ibu hamil (asset service) secara menyeluruh,
terutama terkait dengan upaya preventif (pencegahan) dan curatif (pengobatan)
rumah sakit perlu meningkatkan intervensi eksternal secara mobile. Upaya yang
dimaksud adalah meningkatkan jumlah dan frekuensi rumah sakit keliling dari yang
sudah ada ke daerah-daerah tertentu yang letaknya jauh dari rumah sakit (termasuk
di desa yang tidak memiliki rumah sakit). Dengan demikian masalah aksesibilitas
mencakup ; letak, jalan, transportasi dan jarak tidak lagi menjadi persoalan bagi ibu
hamil yang rumah tinggalnya jauh dari rumah sakit untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan dengan kualitas yang sama.
5. Aspek lain yang perlu dilakukan adalah peningkatan strategi berdasarkan konsep
manajemen aset atau fasilitas yang berhubungan dengan penyediaan sarana atau
fasilitas pelayanan kesehatan, pemanfaatan jenis pelayanan, dan kualitas pelayanan.
Hal ini menjadikan saran untuk penelitian lanjutan mencakup kebutuhan fasilitas
dan kualitas pelayanan dengan metode yang lebih tepat agar didapatkan hasil
analisis, sehingga kinerja fungsi rumah sakit sebagai fasilitas pelayanan kesehatan
didesa dapat lebih ditingkatkan.
6. Bagi Dinas Kesehatan dan Rumah sakit perlu lebih meningkatkan sosialisasi dan
penyuluhan kepada ibu hamil agar ibu hamil lebih mengetahui dan dapat
memanfaatkan proram pelayanan kesehatan di wilayah Kabupaten Bogor. Dinas
95

kesehatan juga perlu meningkatkan promosi agar pengetahuan ibu hamil tentang
program pelayanan kesehatan gratis lebih merata. Kemudian mengkaji ulang
kebijakan subsidi pelayanan kesehatan gratis di rumah sakit dengan sasaran semua
penduduk Cibinong perlu dikaji ulang. Kebijakan subsidi gratis dapat tetap
diberikan, namun perlu adanya prioritas sasaran terhadap ibu hamil yang kurang
mampu (targetted subsidy), sehingga harapannya ibu hamil lebih maksimal
memanfaatkan rumah sakit
7. Disarankan agar pemahaman mengenai program kunjungan melalui JKN bagi ibu
hamil sangat diperlukan untuk efektifitas layanan kesehatan di rumah sakit. Untuk
peneliti selanjutnya disarankan untuk menganalisis variabel-variabel lain misalnya:
status perkawinan, jumlah anggota keluarga, sosial Peran nakes, penghasilan dan
ketersediaan fasilitas dengan desain penelitian yang berbeda sehingga dapat
menggali informasi lebih mendalam tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh ibu hamil di RSUD Cibinong
96

DAFTAR PUSTAKA

Bibliography
Lewis GE. (2017). The Confidence Enquiry into Maternal and Child Health
(CEMACH). Saving Mother’s Lives: Reviewing Maternal Deaths to Make
Motherhood Safer – 2003-2005. London CEMACH.: The 7th report on
confidence enquiry into maternal deaths in the United Kindom.
Adawiyah, R . (2016). Faktor - Faktor Yang Berhubungan Dengan KunjunganAntenatal
Care Di Puskesmas Mongolato Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo .
Skripsi Program Studi Ilmu Keperawatan, Oktober 2016.
Andarmoyo, M. (2018). Keperawatan Keluarga Konsep Teori, Proses dan Praktik
Keperawatan. Yogjakarta: Graha Ilmu.
Ariestanti, dkk. (2020). Determinan Perilaku Ibu Hamil Melakukan Pemeriksaan
Kehamilan (Antenatal Care) Pada Masa Pandemi Covid -19. Jurnal Bidang Ilmu
Kesehatan, Vol. 10, No. 2 Desember 2020.
Corbett, G. A. (2020). Health Anxiety And Behavioural Changes Of Pregnant Women
During The COVID-19 Pandemic. European Journal Of Obstetrics And
Gynecology And Reproductive Biology,, 249, Pp.96–97. Doi:
0.1016/J.Ejogrb.2020.04.022.
Dwicaksono, A., Setiawan, S. (2013). Monitoring Kebijakan dan Anggaran Komitmen
Pemerintah Indonesia dalam Kesehatan Ibu. Bandung: Perkumpulan Inisiatif.
Friedman, B. (2018). Buku Ajar Keoerawatan Keluarga (Riset, teori, dan praktik) Edisi
5. Jakarta: EGC.
Juwariyah dan Priyanto. (2018). Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Perilaku
Pencegahan Kekambuhan Luka Diabetik. Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume
5, Nomor 3, Desember 2018, hlm. 233–240.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2020). Info Infeksi Emerging
Kementerian Kesehatan RI. Jakarta: Kemenkes RI.
Kementerian Kesehatan RI. (2020b). Pedoman pencegahan dan Pengendalian
coronavirus disease (COVID-19). Jakarta: Kemenkes RI.
Kementerian Kesehatan RI. (2018). Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan bagi
Bangsa Indonesia. Kementerian Kesehatan RI.
Kholid, Ahmad. (2018). Promosi Kesehatan. Jakarta: Rajawali Pers.
Khotimah, S. (2021). Situasi Pelayanan Kebidanan pada Masa Pandemi COVID-19.
Jurnal Ilmu Kesehatan Dharmas Indonesia, Volume 01 Nomor 1, Juni 2021.
97

Leahy-Warren, P., McCarthy, G., dan Corcoran, P. (2015). Postnatal Depression In


First-Time Mothers : Prevalence and Relationships Between Functional And
Structural Sosial Support At 6 And 12 WeeKS Postpartum. Arch Psychiatr
Nurs,, s, 25(3): 174-184.
Liang, H., & Acharya, G. . (2020). Novel corona virus disease (COVID-19) in
pregnancy: What clinical recommendations to follow? . Acta Obstetricia et
Gynecologica Scandinavica, a. https://doi.org/10.1111/aogs.13836.
Liang, H., & Acharya, G. (2020). Novel corona virus disease ( COVID-19 ) in
pregnancy : What clinical recommendations to follow ?
https://doi.org/10.1111/aogs.13836, 1-4.
Maghfiroh. (2020). hubungan ibu hamil kurang energi kronis dengan kejadian
persalinan kala I memanjang di Puskesmas Sekar Kabupaten Bojonegoro.
STIKes Insan Cendekia Medika Jombang, vOL 2.
Muninjaya, A. (2016). Manajemen Buku Kesehatan. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran.
Notoatmodjo, S. (2018). Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta:
Prawiharohardjo.
Notoatmodjo, S. (2018). Pendidikan dan perilaku kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Peraturan Mentri Kesehatan RI No 21. (2021). Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan
Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan, dan Masa Sesudah Melahirkan,
Pelayanan Kontrasepsi dan Pelayanan Kesehatan Seksual. Jakarta: PMK RI No.
21.
Purwanto, M. (2015). Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Qiao, J. (2020). What are the risks of COVID-19 infection in pregnant women? . The
Lancet, 395, 760–762. https://doi.org/10.1016/S0140-6736(20)30365-2.
Ratnasari, D. (2020). Analisis Pelaksanaan Sistem Rujukan Berjenjang Bagi Peserta
JKN di Puskesmas X Kota Surabaya. JAKI, Volume 5 Nomor 2 Juli-Desember
2017.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). (2018). Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Kementerian RI tahun 2018. Kementrian RI .
Rukiah, A. Y., & Yulianti, L. (2018). Asuhan Kebidanan IV (patologi kebidanan.
Jakarta: Trans Info Media.
Saefudin, A. (2018). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiharohardjo.
Saifuddin, A. (2018). Ilmu Kebidanan, edisi.4. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
98

Saputra, D. (2020). Fenomena Informasi Palsu ( Hoax ) Pada Media Sosial di Tengah
Pandemi Covid-19 dalam Perspektif Islam Devid Saputra. Mau’idhoh Hasanah :
Jurnal Dakwah Dan Ilmu Komunikasi,, 2(1), 1–10. http://journal.iai.
Setiadi. (2015). Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sulistyawati., A. (2015). Asuhan Kebidanan Pada Ibu hamil. Yogyakarta: Perpustakaan
Nasional.
Wang,. et.al. (2020). Immediate Psychological Responses and Associated, Factors
during the Initial Stage of the 2022 Coronavirus Disease (COVID-19) Epidemic
among the General Population in China. International Journal of Environmental
Research and Public Health, 17, 1729; doi:10.3390/ijerph17051729.
Wang,. et.al. (2020). Perilaku Ibu Hamil Pada Masa Pandemi Covid-19. International
Journal of Environmental Research ad Public Health, 17, 1729;
doi:10.3390/ijerph17051729).
World Health Organization. (2018). Antenatal Care For A Positive Pregnancy
Experience. Jakarta: United Nation.
Yulianti, I. (2020). Definisi dan Jalur Penularan Severe Acute Respiratory Syndrome
Coronavirus 2 (SARS-Cov-2). Jurnal Pendidikan Kesehatan, 57-64.
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bernama Reza Febiandi - 20200000010 adalah mahasiswa


Pascasarjana Kesehatan Masyarakat Indonesia Maju Jakarta. Saat ini sedang
melakukan penilitian tentang “PENGARUH KETERSEDIAAN FASILITAS,
PERAN TENAGA KESEHATAN, DUKUNGAN KELUARGA, SELF
EFFICIACY DAN SIKAP IBU IBU HAMIL TERHADAP PERILAKU IBU
HAMIL MELAKUKAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN PADA MASA
PANDEMI COVID -19 DI RSUD CIBINONG ”. Penelitian ini merupakan salah
satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Program Studi Pasca Sarjana
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju Jakarta.

Untuk keperluan tersebut saya mohon kesediaan saudara untuk menjadi


responden kuesioner dalam penelitian ini. Selanjutnya saya mohon mengisi
kuesioner dengan jujur dan apa adanya. Jika bersedia, silahkan menandatangani
lembar persetujuan ini sebagai bukti kesukarelaan saudara.

Partisipasi saudara dalam penelitian ini bersifat sukarela, bebas


mengundurkan diri setiap saat tanpa sanksi apapun. Identitas pribadi saudara dan
semua informasi yang saudara berikan akan dirahasiakan dan hanya digunakan untuk
keperluan penelitian ini.

Terimakasih atas partisipasi saudara dalam penelitian ini.

Bogor, ........ 2022


Peneliti, Responden,

(Reza Febiandi) (...............)


PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth : Calon Responden Penelitian


Dengan hormat,

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Reza Febiandi
NPM : 20200000010
Saya mahasiswa Program Studi Pascasarjana Kesehatan Masyarakat
Peminatan Kesehatan Reproduksi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju
(STIKIM) Jakarta Selatan bermaksud akan melakukan penelitian mengenai
“PENGARUH KETERSEDIAAN FASILITAS, PERAN TENAGA
KESEHATAN, DUKUNGAN KELUARGA, SELF EFFICIACY DAN SIKAP
IBU IBU HAMIL TERHADAP PERILAKU IBU HAMIL MELAKUKAN
PEMERIKSAAN KEHAMILAN PADA MASA PANDEMI COVID -19 DI
RSUD CIBINONG”
Saya mohon kesediaan Ibu/ Bapak menjadi responden saya untuk turut
berpartisipasi dalam mengisi lembar persetujuan yang telah disediakan. Penelitian ini
tidak menimbulkan akibat yang merugikan bagi responden dan kerahasiaan informasi
akan dijaga dan digunakan untuk kepentingan penelitian saja. Apabila responden
bersedia untuk berpartisipasi dengan mengisi kuesioner, maka saya mohon
kesediaannya menandatangani lembar persetujuan ini.
Atas kesediaannya menjadi responden, saya mengucapkan banyak terima kasih.

Peneliti
PENGARUH KETERSEDIAAN FASILITAS, PERAN TENAGA
KESEHATAN, DUKUNGAN KELUARGA, SELF EFFICIACY
DAN SIKAP IBU IBU HAMIL TERHADAP PERILAKU IBU
HAMIL MELAKUKAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN
PADA MASA PANDEMI COVID -19
DI RSUD CIBINONG

KUESIONER FASILITAS KESEHATAN

Petunjuk Pengisian Angket:


a. Berilah tanda silang (X) pada kolom yang Bapak/Ibu/Saudara pilih sesuai
keadaan yang sebenarnya
b. Ada lima alternatif jawaban,untuk variabel Fasilitas Kesehatan, yaitu :
Nilai 5 = Sangat lengkap
Nilai 4 = lengkap
Nilai 3 = Biasa saja
Nilai 2 = Kurang lengkap
Nilai 1 = Tidak tersedia

Kelengkapan Sarana

1. Ketersediaan fasilitas ruang tunggu bagi masyarakat yang memanfaatkan


pelayanan kesehatan

Tidak …... ……. ……. …… ……


Tersedia Lengkap
1 2 3 4 5
2. Ketersediaan mobil darurat (ambulan) untuk kepentingan masyarakat desa

Tidak …... ……. ……. …… ……


Tersedia
1 2 3 4 5 Lengkap
3. Ketersediaan ruang untuk konseling seputar kesehatan masyarakat

Tidak …... ……. ……. …… …… Lengkap


Lengkap
1 2 3 4 5
4. Rumah sakit memberikan pelayanan 24 jam

Tidak …... ……. ……. …… …… Sangat


ada Lengkap
1 2 3 4 5

5. Ketersediaan ruang IGD untuk kegawatdaruratan

Tidak …... ……. ……. …… …… Sangat


ada Lengkap
1 2 3 4 5
Persediaan obat-obatan

6. Kesesuaian harga dengan kualitas obat yang tersedia di farmasi rumah sakit

Tidak …... ……. ……. …… ……


Tersedia
1 2 3 4 5
Lengkap
7. Kesempatan untuk menentukan pilihan harga pelayanan

Tidak …... ……. ……. …… ……


Tersedia
1 2 3 4 5 Lengkap
8. Harga pemeriksaan sepadan dengan fasilitas yang tersedia

Tidak …... ……. ……. …… …… Lengkap


Lengkap
1 2 3 4 5
9. Harga pelayanan sama dibanding dengan jasa pelayanan di tempat lain

Tidak …... ……. ……. …… …… Sangat


ada Lengkap
1 2 3 4 5
10. Biaya obat-obatan dan pemeriksaan kesehatan terjangkau

Tidak …... ……. ……. …… …… Sangat


ada Lengkap
1 2 3 4 5
Akses pelayanan

11. Ketepatan pemberian resep obat dari dokter/bidan

Sangat …... ……. ……. …… ……


kurang Sangat baik
1 2 3 4 5
12. Ketepatan petugas dalam melaksanakan perawatan dan pemeriksaan
kehamilan

Sangat …... ……. ……. …… …… Sangat baik


kurang
1 2 3 4 5
13. Ketepatan dalam waktu menunggu pelayanan

Sangat …... ……. ……. …… …… Sangat baik


kurang
1 2 3 4 5
14. Ketepatan pelayanan yang diberikan oleh semua petugas

Sangat …... ……. ……. …… …… Sangat baik


kurang
1 2 3 4 5
15. Ketepatan prosedur pelayanan yang diberikan oleh petugas kesehatan

Sangat …... ……. ……. …… …… Sangat baik


kurang
1 2 3 4 5
KUESIONER PERAN BIDAN

Petunjuk Pengisian

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memberikan tanda chek list (V)
pada jawaban yang telah tersedia sesuai dengan variabelnya, yang mendekati
pada jawaban Anda, dengan pilihan jawaban :
a) Sangat sering : (5)
b) Sering : (4)
c) Kadang-kadang : (3)
d) Jarang : (2)
e) Tidak pernah : (1)
a. Konselor

Bidan memberikan semangat Bidan tidak pernah


pada ibu hamil yang memberikan semangat pada
merasakan kesedihan karena 5 4 3 2 1 ibu hamil yang merasakan
suami dan keluarga kesedihan karena suami dan
menjauhinya keluarga menjauhinya
Bidan tidak pernah
Bidan memberikan semangat
memberikan semangat untuk
untuk menjaga kesehatan saat
menjaga kesehatan saat
hamil karena masa hamil
5 4 3 2 1 hamil karena masa hamil
banyak terjadi perubahan
banyak terjadi perubahan
fisik dn psikologis ibu
fisik dn psikologis ibu
dengan cepat
dengan cepat
Bidan tidak pernah memberi
Bidan memberi motivasi agar
motivasi agar ibu hamil
ibu hamil mampu menguasai
mampu menguasai pikiran
pikiran yang negatif seperti 5 4 3 2 1
yang negatif seperti was-was
was-was dan berprasangka
dan berprasangka buruk
buruk dengan orang lain
dengan orang lain
Nakes tidak pernah
Nakes memberikan motivasi,
memberikan motivasi, agar
agar ibu dapat menerima
ibu dapat menerima kondisi
kondisi perubahan psikologis
5 4 3 2 1 perubahan psikologis saat
saat hamil seperti emosi
hamil seperti emosi wanita
wanita yang tidak menentu
yang tidak menentu adalah
adalah normal
normal
Nakes memberikan Nakes tidak pernah
semangat bahwa saat hamil 5 4 3 2 1 memberikan semangat
wanita akan mengalami bahwa saat hamil wanita
perubahan emosi secara akan mengalami perubahan
alami karena adanya emosi secara alami karena
perubahan hormon, sehingga adanya perubahan hormon,
tetap harus berpikiran positif sehingga tetap harus
berpikiran positif

b. Tindakan

Nakes tidak pernah


Nakes memberikan arahan
memberikan arahan bahwa
bahwa perubahan emosional,
perubahan emosional,
mudah tersinggung 5 4 3 2 1
mudah tersinggung
ketegangan dan kecemasan
ketegangan dan kecemasan
merupakan ciri umum
merupakan ciri umum
Nakes menjelaskan bahwa Nakes tidak pernah
semua wanita yang menjelaskan bahwa semua
memasuki usia hamil akan 5 4 3 2 1 wanita yang memasuki usia
mengalami perubahan hamil akan mengalami
psikologis perubahan psikologis
Nakes tidak pernah
Nakes menjelaskan bahwa
menjelaskan bahwa semua
semua wanita yang
wanita yang memasuki usia
memasuki usia hamil akan 5 4 3 2 1
hamil akan mengalami
mengalami perasaan gugup
perasaan gugup dan tegang
dan tegang (tension)
(tension)
Nakes memberitahukan Nakes tidak pernah
bahwa akan ada memberitahukan bahwa
5 4 3 2 1
ketidakstabilan emosi saat akan ada ketidakstabilan
masa hamil emosi saat masa hamil
Nakes tidak pernah
Nakes menjelaskan bahwa
menjelaskan bahwa semua
semua wanita yang
wanita yang memasuki usia
memasuki usia hamil akan
hamil akan mengalami rasa
mengalami rasa kwatir, 5 4 3 2 1
kwatir, cemas dan depresi
cemas dan depresi karena
karena menurunnya gairah
menurunnya gairah seksual
seksual yang dibutuhkan
yang dibutuhkan oleh suami
oleh suami
c.
d. Health Monitoring

Petugas menerima siapa saja Petugas tidak pernah


yang mau berkonsultasi menerima siapa saja yang
mengenai ganguan psikologis 5 4 3 2 1 mau berkonsultasi mengenai
yang dialami seperti susah ganguan psikologis yang
tidur dialami seperti susah tidur
Nakes tidak pernah
Nakes menyarankan agar
menyarankan agar tetap
tetap tenang saat muncul 5 4 3 2 1
tenang saat muncul
keinginan emosional
keinginan emosional
Nakes tidak pernah
Nakes menyarankan agar ibu
menyarankan agar ibu hamil
hamil mengikuti kegiatan
mengikuti kegiatan senam
senam lansia agar gangguan 5 4 3 2 1
lansia agar gangguan
psikologisnya dapat
psikologisnya dapat
terkendali
terkendali
Nakes tidak pernah
Nakes menyarankan agar
menyarankan agar ibu
ibu hamil mencari
hamil mencari kesibukan
kesibukan dan kegiatan di 5 4 3 2 1
dan kegiatan di Posyandu,
Posyandu, agar mampu
agar mampu menjaga
menjaga emosionalnya
emosionalnya
Nakes menjelaskan bahwa Nakes tidak pernah
reaksi tubuh yang tidak menjelaskan bahwa reaksi
terkendali pada ibu tubuh yang tidak terkendali
menoause seperti sering 5 4 3 2 1 pada ibu menoause seperti
marah dan kesedihan sering marah dan
merupakan hal biasa yang kesedihan merupakan hal
sering terjadi biasa yang sering terjadi
KUESIONER DUKUNGAN KELUARGA

Petunjuk Pengisian

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memberikan tanda chek list (V)
pada jawaban yang telah tersedia sesuai dengan variabelnya, yang mendekati
pada jawaban Anda, dengan pilihan jawaban :
a) Sangat sering : (5)
b) Sering : (4)
c) Kadang-kadang : (3)
d) Jarang : (2)
e) Tidak pernah : (1)

1. Dukungan Emosional

Suami terlibat dalam 5 4 3 2 1 Suami tidak terlibat dalam


persalinan istri karena istri persalinan istri karena istri
sudah mengerti bagaimana sudah mengerti bagaimana
cara mengurus diri semasa cara mengurus diri semasa
hamil hamil
5 4 3 2 1 Suami tidak perlu
Suami perlu memberikan
memberikan pujian dan
pujian dan perhatian kepada
perhatian kepada istri
istri karena persalinan
karena persalinan
merupakan hal biasa yang
merupakan hal biasa yang
dialami setiap wanita
dialami setiap wanita
5 4 3 2 1 Tidak pernah
Mendengarkan setiap
mendengarkan setiap
keluhan istri selama hamil
keluhan istri selama hamil
merupakan hal yang kurang
merupakan hal yang
penting karena lebih
kurang penting karena
penting mengurusi
lebih penting mengurusi
pekerjaan sendiri
pekerjaan sendiri
Rasa aman dan nyaman 5 4 3 2 1 Ketidaknyaman sering
menjadi hal yang penting terjadi pada masa hamil
dalam masa hamil istri istri
Suami memberi semangat 5 4 3 2 1 Suami tidak pernah
kepada istri selama masa memberi semangat kepada
hamil. istri selama masa hamil.

2. Dukungan Informasional

5 4 3 2 1 Suami cemas saat


Suami tidak cemas saat
mengetahui istri
mengetahui istri melahirkan
melahirkan karena
karena kehidupan ekonomi
kehidupan ekonomi
sekarang semakin sulit
sekarang semakin sulit
Suami tidak pernah suka 5 4 3 2 1
Suami suka berkomentar
berkomentar tentang
tentang perubahan fisik
perubahan fisik selama
selama masa hamil
masa hamil karena
karena membuat istri
membuat istri menjadi tidak
menjadi tidak menarik
menarik
Suami selalu memberikan 5 4 3 2 1 Suami tidak pernah
hadiah saat istri mau memberikan hadiah saat
melakukan kunjungan istri mau melakukan
hamil kunjungan hamil .
Suami tidak pernah suka 5 4 3 2 1 Suami suka berkomentar
berkomentar tentang nafsu tentang nafsu makan istri
makan istri yang meningkat yang meningkat masa
selama masa hamil padahal hamil padahal itu
itu merupakan hal biasa merupakan hal biasa dalam
dalam masa hamil masa hamil
5 4 3 2 1 Suami terpaksa saat
Suami selalu menemani
menemani istri melakukan
istri melakukan kunjungan
kunjungan hamil karena
hamil karena seharusnya
seharusnya suami harus
suami harus mendahulukan
mendahulukan mencari
mencari nafkah
nafkah

3. Dukungan Pembiayaan

Suami selalu membelikan 5 4 3 2 1 Suami tidak pernah


peralatan bayi membelikan peralatan bayi
Suami selalu meminta 5 4 3 2 1 Suami tidak meminta
penjelasan kepada nakes penjelasan kepada nakes
dalam setiap kunjungan dalam setiap kunjungan
hamil karena istri telah hamil karena istri telah
memahami keterangan yang memahami keterangan
diberikan nakes yang diberikan nakes
Suami selalu membelikan 5 4 3 2 1 Suami tidak pernah
makanan yang istri inginkan membelikan makanan yang
karena dapat istri inginkan karena dapat
membahayakan bayinya membahayakan bayinya
Suami peduli dalam setiap 5 4 3 2 1 Suami tidak peduli dalam
kunjungan hamil karena setiap kunjungan hamil
istri sudah cukup pergi karena istri sudah cukup
sendiri tanpa perlu pergi sendiri tanpa perlu
didampingi oleh suami. didampingi oleh suami.
Kelaurga/suami tidak 5 4 3 2 1 Kelaurga/suami selalu
pernah membatasi aktifitas membatasi aktifitas istri
istri karena masa hamil karena masa hamil
merupakan proses alamiah merupakan proses alamiah
KUESIONER VARIABEL SELF EFFICACY

Petunjuk Pengisian

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memberikan tanda chek list (V)
pada jawaban yang telah tersedia sesuai dengan variabelnya, yang mendekati
pada jawaban Anda, dengan pilihan jawaban :
a) Sangat sering : (5)
b) Sering : (4)
c) Kadang-kadang : (3)
d) Jarang : (2)
e) Tidak pernah : (1)

1. Level (Tingkatan)

Saya sangat yakin memiliki Saya tidak yakin memiliki


keyakinan terhadap keyakinan terhadap
kemampuan dalam kemampuan dalam
5 4 3 2 1
mengambil tindakan untuk mengambil tindakan untuk
mencapai hasil yang sesuai mencapai hasil yang sesuai
keinginan keinginan
Saya sangat yakin memiliki Saya tidak yakin memiliki
keyakinan terhadap keyakinan terhadap
kemampuan yang dimiliki kemampuan yang dimiliki
5 4 3 2 1
untuk mengatasi hambatan untuk mengatasi hambatan
pasca sectio cesarea yang pasca sectio cesarea yang
dihadapi dihadapi
Saya sangat yakin memiliki Saya tidak yakin memiliki
pandangan yang positif 5 4 3 2 1 pandangan yang positif
terhadap masalah hamil terhadap masalah hamil
Saya sangat yakin memiliki Saya tidak yakin memiliki
keyakinan menerima kodrat keyakinan menerima
5 4 3 2 1
setiap wanita mengalami kodrat setiap wanita
masa hamil mengalami masa hamil
Saya sangat yakin
menyesuaikan perubahan Saya tidak yakin bisa
fisik sesuai dengan 5 4 3 2 1 menyesuaikan perubahan
kemampuan yang saya fisik
miliki
2. Generality (kemampuan)

Saya sangat mampu Saya sangat tidak mampu


menyikapi situasi dan menyikapi situasi dan
kondisi yang beragam kondisi yang beragam
5 4 3 2 1
dengan sikap positif dengan sikap positif
terhadap kemungkinan terhadap kemungkinan
bahaya penyakit hamil bahaya penyakit hamil
Saya sangat mampu Saya sangat tidak mampu
menggunakan pengalaman menggunakan pengalaman
hidup sebagai suatu langkah hidup sebagai suatu
5 4 3 2 1
untuk mencapai langkah untuk mencapai
keberhasilan perawatan di keberhasilan perawatan di
masa hamil masa hamil
Saya sangat mampu Saya sangat tidak mampu
menampilkan sikap yang menampilkan sikap yang
menunjukkan keyakinan 5 4 3 2 1 menunjukkan keyakinan
diri pada seluruh proses diri pada seluruh proses
kunjungan hamil. kunjungan hamil.
Saya sangat mampu Saya sangat tidak mampu
menghadapi kesulitan menghadapi kesulitan
melakukan perawatan masa 5 4 3 2 1 melakukan perawatan masa
hamil karena saya yakin hamil karena saya yakin
dengan kemampuan saya dengan kemampuan saya
Saya sangat mampu Saya sangat tidak mampu
mengatasi apapun yang mengatasi apapun yang
5 4 3 2 1
terjadi selama melakukan terjadi selama melakukan
kunjungan hamil kunjungan hamil

3. Strength (kekuatan)

Saya sangat mampu Saya sangat tidak mampu


memiliki keyakinan memiliki keyakinan
terhadap kemampuan dalam terhadap kemampuan
5 4 3 2 1
mengambil tindakan untuk dalam mengambil tindakan
mencapai hasil yang sesuai untuk mencapai hasil yang
keinginan sesuai keinginan
Saya sangat mampu Saya sangat tidak mampu
memiliki keyakinan 5 4 3 2 1 memiliki keyakinan
terhadap kemampuan yang terhadap kemampuan yang
dimiliki untuk mengatasi dimiliki untuk mengatasi
hambatan pasca sectio hambatan pasca sectio
cesarea yang dihadapi cesarea yang dihadapi
Saya sangat mampu Saya sangat tidak mampu
memiliki pandangan yang memiliki pandangan yang
5 4 3 2 1
positif terhadap masalah positif terhadap masalah
hamil hamil
Saya sangat mampu Saya sangat tidak mampu
memiliki keyakinan memiliki keyakinan
menerima kodrat setiap 5 4 3 2 1 menerima kodrat setiap
wanita mengalami masa wanita mengalami masa
hamil hamil
Saya sangat mampu
menyesuaikan perubahan Saya sangat tidak mampu
fisik sesuai dengan 5 4 3 2 1 menyesuaikan perubahan
kemampuan yang saya fisik
miliki
KUESIONER SIKAP

Petunjuk Pengisian Angket:


a. Mohon dengan hormat bantuan dan kesediaan Saudara menilai Perawat
b. Berilah tanda silang (X) pada kolom yang Ibu/Sudara pilih sesuai keadaan
yang sebenarnya
c. Ada lima alternatif jawaban,untuk variabel SIKAP, yaitu:
Nilai 5 = Sangat Tidak Setuju
Nilai 4 = Setuju
Nilai 3 = Kurang Setuju
Nilai 2 = Tidak Setuju
Nilai 1 = Sangat Tidak Setuju

No Pernyataan Jawaban
STS TS KS S SS
1 Keberadaan Rumah sakit
mempermudah masyarakat
dalam menggunakan
fasilitas kesehatan
2 Rumah sakit diperuntukkan
untuk semua lapisan
masyarakat
3 Setiap jenis pelayanan harus
dijelaskan oleh petugas
kepada pasien sesuai dengan
masalah kesehatannya
4 Pelayanan rumah sakit tidak
hanya terbatas pada
tindakan pengobatan saja
5 Masyarakat membutuhkan
pelayanan kesehatan yang
murah (gratis), cepat, dan
mudah dijangkau
6 Tarif Rumah sakit harus
dapat dijangkau oleh seluruh
lapisan masyarakat
7 Rumah sakit sebaiknya
memiliki dokter jaga 24 jam
8 Rumah sakit harus memiliki
apotik yang lengkap dan 24
jam
9 Setiap anggota keluarga
yang sakit dianjurkan
berobat ke Rumah sakit
10 Pelayanan kesehatan di
rumah sakit memiliki
fasilitas rawat inap

Anda mungkin juga menyukai