Disusun Oleh
Reza Febiandi
20200000010
TESIS
Oleh:
Reza Febiandi
20200000010
iv
HALAMAN PENGESAHAN
Oleh:
Reza Febiandi
20200000010
Telah diuji dihadapan Tim Penguji dan diterima sebagai bagian dari
Persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh
gelar Magister Kesehatan Masyarakat
Mengesahkan,
Pembimbing, Penguji,
(Dr Sobar Darmadja, S.Psi, MKM) (Dr. Astrid Novita, SKM. MKM)
Mengetahui,
Direktur Magister Kesehatan Masyarakat
v
SURAT PERNYATAAN
Menyatakan bahwa saya tidak melakukan kegiatan plagiat dalam penulisan tesis
saya yang berjudul :
Apabila suatu saat nanti saya terbukti melakukan tindakan plagiat, maka saya
akan menerima sangsi yang telah di tetapkan.
Reza Febiandi
vi
PROGRAM STUDI MAGISTER KESEHATAN MASYARAKAT
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU
PEMINATAN KESEHATAN REPRODUKSI
Reza Febiandi
20200000010
ABSTRAK
ANC merupakan suatu kegiatan memeriksakan keadaan ibu dan janin secara teratur
selama kehamilan berlangsung dan sekaligus mendeteksi jika adanya penyimpangan.
Pentingnya dilakukan kunjungan ANC, yaitu melalui ANC berbagai informasi serta
edukasi terkait kehamilan dan persiapan persalinan bisa diberikan kebada ibu sedini
mungkin. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh ketersediaan fasilitas, peran
tenaga kesehatan, dukungan keluarga, self efficiacy dan sikap ibu ibu hamil terhadap
perilaku ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan pada masa pandemi Covid -19 di
RSUD Cibinong. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kuantitatif yang menggunakan desain cross-setional. Sampel yang digunakan sebanyak
100 ibu hamil sebagai responden. Metode analisis yang digunakan adalah Structural
Equation Model (SEM) mengunakan SmartPLS 2.0 dan SPSS 20. Hasil pengujian
hipotesis dengan Structural Equation Model (SEM) dengan metode smartPLS didapat
temuan bahwa variabel perilaku oleh ibu hamil desa di Kabupaten Bogor dipengaruhi
oleh pengaruh Ketersediaan Fasilitas (23,29%), Peran nakes (6,87%), dukungan
keluarga (15,94%), Self Efficiacy (5,51%), dan sikap ibu hamil (15,43%) di Kabupaten
Bogor. Ketersediaan Fasilitas merupakan faktor yang dominan mempengaruhi perilaku
oleh ibu hamil di RSUD Cibinong Semakin baik Ketersediaan Fasilitas di RSUD
Cibinong, maka perilaku ibu hamil juga semakin tinggi. Semakin buruk Ketersediaan
Fasilitas di RSUD Cibinong, maka perilaku oleh ibu hamil juga semakin rendah di
Kabupaten Bogor. Perlunya pengadaan sarana Ketersediaan Fasilitas bagi ibu hamil
agar memudahkan kunjungan secara rutin pada saat setelah persalinnan dan pelayanan
kesehatan agar menyediakan ruang konsultasi permasalahan ibu hamil.
vii
POST GRADUATE PROGRAM PUBLIC HEALTH SCIENCE
INDONESIA MAJU SCHOOL OF HEALTH SCIENCE
REPRODUCTIVE HEALTH
Reza Febiandi
202000000010
ABSTRACT
ANC is an activity of regularly checking the condition of the mother and fetus during
pregnancy and at the same time detecting any deviations. The importance of ANC visits,
namely through ANC, various information and education related to pregnancy and
preparation for childbirth can be given to the mother as early as possible. The purpose
of this study was to determine the effect of the availability of facilities, the role of health
workers, family support, self-efficacy and attitudes of pregnant women to the behavior
of pregnant women during pregnancy check-ups during the Covid-19 pandemic at
Cibinong Hospital. The method used in this study is a quantitative approach that uses a
cross-sectional design. The sample used was 100 pregnant women as respondents. The
analytical method used is the Structural Equation Model (SEM) using SmartPLS 2.0
and SPSS 20. The results of hypothesis testing with the Structural Equation Model
(SEM) with the smartPLS method found that behavioral variables by village pregnant
women in Bogor Regency are influenced by the influence of Facility Availability (23
.29%), the role of health workers (6.87%), family support (15.94%), Self Efficiacy
(5.51%), and attitudes of pregnant women (15.43%) in Bogor Regency. Availability of
facilities is the dominant factor influencing behavior by pregnant women in Cibinong
Hospital. The worse the availability of facilities at the Cibinong Hospital, the lower the
behavior of pregnant women in Bogor Regency. The need for procurement of facilities
Availability of facilities for pregnant women to facilitate regular visits after delivery
and health services to provide a consultation room for pregnant women.
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia-Nya yang telah
diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tesis yang berjudul
“PENGARUH KETERSEDIAAN FASILITAS, PERAN TENAGA
KESEHATAN, DUKUNGAN KELUARGA, SELF EFFICIACY DAN SIKAP IBU
IBU HAMIL TERHADAP PERILAKU IBU HAMIL MELAKUKAN
PEMERIKSAAN KEHAMILAN PADA MASA PANDEMI COVID -19 DI RSUD
CIBINONG”. Tesis ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
pendidikan program studi Magister Kesehatan Masyarakat di Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Indonesia Maju Jakarta.
Tema tesis ini diambil karena data Kementerian Kesehatan (2020c), Cakupan K1 di
Indonesia tahun 2022 sebesar 96,4% dan cakupan K4 sebesar 88,5%. Sedangkan
cakupan K1 di Provinsi Jawa Barat tahun 2022 sebesar 87,4% dan cakupan K4 sebesar
82,8% . Sedangkan di Kota Bogor cakupan K1 ibu hamil tahun 2022 sebesar 96,2% dan
cakupan K4 sebesar 92,6%. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mencegah terjadinya
ibu hamil terkonfirmasi positif Covid-19 salah satunya dengan penundaan pemeriksaan
ANC. Namun peningkatan kasus masih terus bertambah khususnya saat pandemic covid
19. RSUD Cibinong Bogor merupakan rumah sakit pemerintah tipe B yang menjadi
rumah sakit rujukan pasien covid dan memiliki kenaikan jumlah kasus positif dalam 1
tahun terakhir disertai penurunan jumlah ibu hamil melakukan kunjungan ANC berkisar
29% selama masa pandemi dibandingkan kunjungan ANC sebelum pandemi.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan, dorongan dan bimbingan dari berbagai
pihak. Tesis ini tidak akan terwujud sebagaimana mestinya. Oleh karena itu dengan
segala kerendahan hati penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih dan penghargaan
yang setinggi-tingginya terutama kepada yang terhormat :
1. Drs. H. Jakub Chatib selaku ketua Yayasan Indonesia Maju Jakarta.
2. Prof. Dr. Dr. dr. M Hafizzurrachman, MPH selaku pembina yayasan
3. Dr. Astrid Novita, SKM. MKM sebagai Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Indonesia Maju Jakarta dan sekaligus sebagai penguji tesis ini.
4. Dr. Rindu, SKM, M.Kes Direktur Magister Kesehatan Masyarakat Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju Jakarta
ix
5. Dr Sobar Darmadja, S.Psi, MKM selaku Koordinator Magister Kesehatan
Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju Jakarta dan dosen
pembimbing dalam penyusunan tesis ini.
6. Seluruh Bapak/Ibu dosen Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju
Jakarta yang telah memberikan ilmu dari awal pendidikan sampai penyusunan
tesis ini.
7. Keluarga besar yang sangat saya sayangi, karena selalu mendo’akan,
memotivasi dan mendukung saya hingga terselesaikannya tesis ini.
8. Semua Pihak yang turut mendukung dalam menyelesaikan tesis ini.
Penulis menyadari bahwa tesis ini masih banyak terdapat kekurangan dan jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun
dari semua pihak agar tesis ini menjadi lebih baik lagi. Akhirnya penulis mengharapkan
semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca khususnya mahasiswa
pascasarjana ilmu kesehatan masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia
Maju Jakarta dalam perkembangan ilmu kesehatan dimasa yang akan datang. Atas
perhatiannya penulis mengucapkan terimakasih.
Penulis
Reza Febiandi
20200000010
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pandemi COVID-19 sangat berdampak terhadap layanan Kesehatan Ibu
dan Anak (KIA) dengan terjadinya penurunan jumlah kunjungan ibu hamil
untuk memeriksakan kehamilan. Layanan kesehatan KIA mengalami
beberapa perubahan dalam sistem pelayanan dikarenakan masa pandemi
Covid-19 yang terjadi saat ini, sehingga terdapat beberapa protokol kesehatan
yang harus dipatuhi guna mencegah terjadinya penularan Covid-19, termasuk
pelayanan pemeriksaan Antenatal Care (ANC) (Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia, 2020).
Proses pemeriksaan ANC ibu hamil saat ini dikaukan modifikasi demi
mencegah penularan Covid-19, diantaranya yaitu menerapkan proses skrining
untuk setiap pengunjung yang datang, mengubah alur pelayanan dan
menyediakan ruang khusus untuk pemerikasaan ISPA, ruang khusus ibu
hamil dan menyusui, mengubah posisi tempat duduk dan memberikan jarak 3
minimal 1 meter serta memanfaatkan media online untuk reservasi atau
pendaftaran pemeriksan ANC guna meminimalkan jumlah ibu hamil yang
hadir pada layanan pemeriksaan ANC (Kementerian Kesehatan RI, 2020b)
ANC merupakan suatu kegiatan memeriksakan keadaan ibu dan janin
secara teratur selama kehamilan berlangsung dan sekaligus mendeteksi jika
adanya penyimpangan (Rukiah, A. Y., & Yulianti, L, 2018). Pelayanan
Kesehatan ANC masa hamil dilakukan paling sedikit 6 (enam) kali
selama masa kehamilan meliputi: yaitu, 1 kali pada trimester satu, 2
kali pada trimester dua dan 3 kali pada trimester tiga (Peraturan Mentri
Kesehatan RI No 21, 2021)
ANC atau anteatal care juga merupakan perawatan ibu dan janin selama
masa kehamilan. Pentingnya dilakukan kunjungan ANC, yaitu melalui ANC
berbagai informasi serta edukasi terkait kehamilan dan persiapan persalinan
bisa diberikan kebada ibu sedini mungkin. Kurangnya pengetahuan mengenai
tanda bahaya kehamilan sering terjadi karena kurangnya kunjungan ANC.
Kurangnya kunjungan ANC ini bisa menyebabkan bahaya bagi ibu maupun
janin seperti terjadinya perdarahan saat masa kehamilan karena tidak
terdeteksinya tanda bahaya (World Health Organization, 2018).
1
Berbagai penelitian terkait ANC menyatakan bahwa keberhasilan ANC
lebih berarti dapat menyelamatkan nyawa atau menurunkan AKI. Melalui
ANC, kesempatan untuk menyampaikan edukasi dan promosi kesehatan pada
ibu hamil khususnya bisa dilakukan lebih baik. Fungsi suportif dan
komunikatif dari ANC tidak hanya mampu menurunkan AKI tapi juga
meningkatkan kualitas hidup bagi ibu dan bayi yang akan dilahirkan. Selain
itu, secara tidak langsung kualitas dari pelayanan kesehatan juga ikut
meningkat (World Health Organization, 2018).
Angka Kematian Ibu diIndonesia masih relatif lebih tinggi jika
dibandingkan dengan negara-negara anggota ASEAN. Berdasarkan data
WHO untuk tahun 2018 Rasio kematian ibu (MMR) selama kehamilan dan
melahirkan atau dalam 42 hari setelah melahirkan, per 100.000 kelahiran
hidup untuk negara Indonesia berkisar antara 140-380/100.000 kelahiran
hidup sedangkan untuk sesama negara ASEAN seperti Thailand berkisar
antara 32-36/100.000 Kelahiran Hidup dan Malaysia 14-68/100.000 kelahiran
hidup (World Health Organization, 2018). Sedangkan AKI di Indonesia
bahkan lebih buruk dari negara Vietnam yaitu 95 per 100.000 kelahiran
hidup. Angka kejadian ini 3-6 kali lebih tinggi dari negara ASEAN lainnya
(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2020).
Angka kunjungan pertama (K1) dan kunjungan keempat (K4) dapat
memperlihatkan bagaimana gambaran pelaksanaan pelayanan kesehatan pada
ibu hamil. Cakupan K1 di Indonesia tahun 2022 sebesar 96,4% dan cakupan
K4 sebesar 88,5%. Sedangkan cakupan K1 di Provinsi Jawa Barat tahun 2022
sebesar 87,4% dan cakupan K4 sebesar 82,8% (Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia, 2020). Sedangkan di Kota Bogor cakupan K1 ibu hamil
tahun 2022 sebesar 96,2% dan cakupan K4 sebesar 92,6% (Dinas Kesehatan
Kota Bogor, 2022).
Data pelayanan ANC dari Ikatan Bidan Indonesia (IBI) mengalami
penurunan jumlah kunjungan dari bulan Januari- Juni 2021. Kunjungan K1
pada bulan Januari 2021 sebanyak 76.878 menurun pada bulan Juni 2021
dengan jumlah kunjungan 59.326. Begitu juga dengan kunjungan K4 pada
bulan Januari 2021 sebanyak 57.166 menurun pada bulan Juni 2021 dengan
jumlah kunjungan 50.767. Hal ini disebabkan karena saat ini di Indonesia
sedang merebaknya Coronavirus Disease 2022 (Cov-19) (Khotimah, 2021).
Pemerintah juga telah menetapkan bencana non alam ini sebagai bencana
nasional melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 12 Tahun
2
2020 tentang Penetapan Bencana Non alam Penyebaran Corona Virus
Disease 2022 (Covid-19) sebagai Bencana Nasional.
Ibu hamil tercatat salah satu kelompok rentan resiko terinfeksi Covid-
19 dikarenakan pada masa kehamilan terjadinya perubahan fisiologi yang
mengakibatkan penurunan kekebalan parsial (Liang, H., & Acharya, G.,
2020) dan dapat menyebabkan dampak yang serius bagi ibu hamil (Saputra,
2020). Kasus ibu hamil terkonfirmasi positif, terdapat 4,9% Covid-19 dari
1.483 kasus terkonfirmasi yang memiliki data kondisi penyerta. Data ini
menunjukkan bahwa ibu hamil, bersalin, hamil dan bayi baru lahir juga
merupakan sasaran yang rentan terhadap infeksi Covid-19 dan kondisi ini
dikhawatirkan akan meningkatkan morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi
baru lahir.
Salah satu permaslahan utama ibu hamil tidak mau melakukan
pemeriksaan ANC ke Rumah Sakit terdekat dan berdampak pada menurunnya
angka kunjungan ANC disebabkan oleh kecemasan yang dirasakan ibu hamil
kwatir tertular covid-19 jika mengharuskan melakukan pemeriksaan ANC,
pemberlakukan sistem rujukan berjenjang BPJS melalui fasyankes tingkat 1
atau RS tipe C dan kualitas pelayanan yang kurang baik selama masa
pandemik yaitu waktu tunggu yang cukup lama saat antrian pemeriksaan
ANC.
Faktor utama penyebab ibu hamil tidak melakukan kunjungan
pemeriksaan ANC adalah ketersediaan fasilitas. Faktor ketersediaan fasilitas
di masa pandemi juga menjadi penyebab menurunnya kunjungan ibu hamil
melakukan ANC Aadanya batasan pada layanan maternal selama pandemi
Covid-19 seperti ibu hamil tidak mau pergi ke fasilitas layanan kesehatan
karena takut tertular dan adanya penundaan pemeriksaan kehamilan dan kelas
ibu hamil (Yulianti, 2020). Penyebab lainnya adalah waktu tunggu yang
cukup lama saat antrian pemeriksaan ANC, menjadi sebab takutnya ibu hamil
datang ke Poli kebidanan. Pandemi Covid-19 sangat berdampak kepada
layanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dengan terjadinya penurunan jumlah
kunjungan K1 dan K4 ke fasyankes.
Penelitian (Ariestanti, dkk, 2020) tentang analisis pelaksanaan
pelayanan antenatal pada masa pandemi Covid-19 menunjukan bahwa
ketersediaan fasilitas selama pandemi berpengaruh signifikan terhadap
penurunan kunjungan ANC bagi ibu hamil di Wilayah kerja Tanjung karang.
Ibu hamil dan menyusui rentan terhadap infeksi virus termasuk Covid-l9.
3
Salah satu penyebabnya mereka memiliki imunitas yang rendah karena
perubahan hormon selama hamil dan menyusui, sehingga mereka enggan
untuk melakukan pemeriksaan secara rutin. Dampak inilah menjadi sebab
ketersediaan fasilitas di beberapa Rumah sakit swasta atau pemerintah
menurun, karena lebih fokus pada cara penanganan pasien covid dan cara
pencegahan dengan protokol kesehatan.
Faktor kedua yang juga mempengaruhi kunjungan pemeriksaan ANC
adalah peran tenaga kesehatan. Pelaksana pelayanan pemeriksaan kehamilan
adalah seorang bidan penanggung jawab wilayah yang bertugas di rumah
sakit, yang memberikan pelayanan pada ibu hamil minimal 6 kali, baik
didalam gedung maupun di luar gedung. Pelayanan hamil dilaksanakan sesuai
standar prosedur yang ada, mengacu pada Kepmenkes RI NO 938 tentang
standar asuhan kebidanan dan Pelayanan Kesehatan ANC masa hamil
dilakukan paling sedikit 6 (enam) kali selama masa kehamilan meliputi: yaitu,
1 kali pada trimester satu, 2 kali pada trimester dua dan 3 kali pada trimester
tiga (Peraturan Mentri Kesehatan RI No 21, 2021)
Penelitian (Adawiyah, R , 2016) di Kabupaten Gorontalo, bahwa peran
tenaga kesehatan (bidan) berhubungan dengan perilaku kunjungan
pemeriskaan ANC. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan peran
tenaga kesehatan dengan perilaku kunjungan pemeriksaan ANC dalam upaya
pencegahan penyakit bagi ibu hamil. Dikatakan sebagai promotor kesehatan,
peran tenaga kesehatan harus dapat memberikan penerangan dan pendidikan
kepada ibu hamil sesuai sasaran dalam rangka meningkatkan kesehatan.
Pelayanan kesehatan yang diberikan akan diterima sasaran apabila terdapat
pemahaman yang baik dan menganggap upaya pencegahan penyakit bagi ibu
hamil dan hamil dinilai menguntungkan terhadap diri dan lingkungan.
(Sulistyawati., 2015).
Faktor lain juga turut mempengaruhi perilaku ibu hamil melakukan
pemeriksan kehamilan (ANC) adalah dukungan keluarga (suami). Dukungan
suami merupakan salah satu domain dalan perilaku ibu hamil. Berdasarkan
laporan Saving Mothers ‘Lives ( Lewis GE, 2017) secara signifikan
menunjukkan tingkat kematian pada ibu hamil yang tinggi terkait psikologis
yang kurang baik dan kematian terjadi setelah kelahiran bayi. Selain itu,
dukungan kelurga yang memberikan semangat atau dorongan, dan bimbingan
bilamana sang ibu mengalami masalah sehubungan dengan masa hamil
sampai masa hamil. Hasil pencarian hanya didapatkan satu artikel di Pub
4
Med, (Leahy-Warren, P., McCarthy, G., dan Corcoran, P, 2015) yang
menyimpulkan bahwa wanita dengan dukungan sosial keluarga keluarga yang
kurang memiliki skor signifikan lebih tinggi pada EPDS (Edinburgh
Postnatal Depression Scale) daripada wanita yang cukup dukungan
(p=0,007). Dukungan suami berpengaruh terhadap perilaku ibu hamil
melakukan pemeriskaan masa hamil.
Faktor sikap juga turut mempengaruhi perilaku ibu hamil melakukan
pemeriksan kehamilan (ANC). Sikap atau respon untuk kematian maternal
adalah kematian seorang wanita saat hamil atau dalam waktu 42 hari
pemutusan kehamilan, terlepas dari durasi dan lokasi kehamilan, dari sebab
apa pun yang terkait dengan atau diperburuk oleh kehamilan atau
manajemennya, tetapi bukan karena sebab kecelakaan atau insidental. Untuk
memudahkan identifikasi kematian ibu dalam keadaan di mana penyebab
atribusi kematian tidak memadai, kategori baru telah diperkenalkan:
Kematian terkait kehamilan didefinisikan sebagai kematian seorang wanita
saat hamil atau dalam waktu 42 hari pemutusan kehamilan, terlepas dari
penyebab kematian. Kelahiran langsung mengacu pada pengusiran total atau
ekstraksi dari induknya dari produk konsepsi, terlepas dari durasi kehamilan,
yang, setelah pemisahan seperti itu, bernafas atau menunjukkan bukti lain
kehidupan - mis. detak jantung, denyut tali pusat atau gerakan pasti otot
sukarela - terlepas atau tidaknya tali pusat telah dipotong atau plasenta
terpasang. Setiap produk dari kelahiran seperti itu dianggap lahir hidup
Faktor lainnya yang juga turut mempengaruhi perilaku ibu hamil
melakukan pemeriksan kehamilan (ANC) adalah self efficiacy. Penelitian
(Ratnasari, 2020) tentang analisis self efficiacy bagi peserta JKN di
Puskesmas X, menunjukan bahwa self efficiacy tergolong rendah bagi ibu
hamil yang akan melakukan pemeriksaan ANC, namun karena adanya
pembatasan kunjungan ANC bagi ibu hamil, seperti ibu hamil menjadi
enggan ke puskesmas atau fasiltas pelayanan kesehatan lainnya karena takut
tertular, adanya anjuran menunda pemeriksaan kehamilan dan kelas ibu
hamil, serta adanya ketidaksiapan layanan dari segi tenaga dan sarana
prasarana termasuk Alat Pelindung Diri.
Dari uraian latarbelakang diatas maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian mengenai “pengaruh ketersediaan fasilitas, peran
tenaga kesehatan, dukungan keluarga, self efficiacy dan sikap ibu ibu hamil
5
terhadap perilaku ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan pada masa
pandemi Covid -19 di RSUD Cibinong”.
C. Urgensi Penelitian
Permasalahan yang akan diteliti adalah apakah hubungan pengaruh
ketersediaan fasilitas, peran tenaga kesehatan, dukungan keluarga, self
efficiacy dan sikap ibu ibu hamil terhadap perilaku ibu hamil melakukan
pemeriksaan kehamilan pada masa pandemi Covid -1. Dikarenakan menurut
data Kementerian Kesehatan (2020c), Cakupan K1 di Indonesia tahun 2022
sebesar 96,4% dan cakupan K4 sebesar 88,5%. Sedangkan cakupan K1 di
Provinsi Jawa Barat tahun 2022 sebesar 87,4% dan cakupan K4 sebesar
82,8% . Sedangkan di Kota Bogor cakupan K1 ibu hamil tahun 2022 sebesar
96,2% dan cakupan K4 sebesar 92,6%.
Pemerintah juga telah menetapkan bencana non alam ini sebagai
bencana nasional melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 12
Tahun 2020 tentang Penetapan Bencana Non alam Penyebaran Corona Virus
Disease 2022 (Covid-19) sebagai Bencana Nasional. Ibu hamil lebih beresiko
dalam penularan penyakit menular seperti Covid-19 baik secara fisilogis
maupun psikologis. Oleh sebab itu disejumlah daerah termasuk Kota Bogor
melakukan pencegahan dan pengendalian infeksi Covid-19 dan yang menjadi
perhatian utama adalah pada kelompok rentan yang potensi resiko lebih besar
salah satu diantaranya adalah kelompok ibu hamil (Qiao, J, 2020). Ibu hamil
tercatat salah satu kelompok rentan resiko terinfeksi Covid-19 dikarenakan
pada masa kehamilan terjadinya perubahan fisiologi yang mengakibatkan
penurunan kekebalan parsial (Liang, H., & Acharya, G. , 2020) dan dapat
menyebabkan dampak yang serius bagi ibu hamil (Saputra, D, 2020).
7
Berbagai upaya telah dilakukan untuk mencegah terjadinya ibu hamil
terkonfirmasi positif Covid-19 salah satunya dengan penundaan pemeriksaan
ANC. Namun peningkatan kasus masih terus bertambah khususnya saat
pandemic covid 19. RSUD Cibinong Bogor merupakan rumah sakit
pemerintah tipe B yang menjadi rumah sakit rujukan pasien covid dan
memiliki kenaikan jumlah kasus positif dalam 1 tahun terakhir disertai
penurunan jumlah ibu hamil melakukan kunjungan ANC berkisar 29%
selama masa pandemi dibandingkan kunjungan ANC sebelum pandemi.
Menurut hasil wawancara yang dilakukan peneliti secara langsung
kepada ibu hamil yang berkunjung melakukan ANC ke Poli kebidanan pada
tanggal 2 September 2021 di RSUD Cibinong Bogor menyatakan bahwa :
1. 10 dari ibu hamil terdapat 6 (60%). Ibu menyatakan bahwa birokrasi
melakukan pemeriksaan ANC saat ini di RSUD Cibinong Bogor sangat
panjang dan berbelit-belit. Sistem rujukan BPJS juga membuat pasien
sulit untuk memeriksakan kehamilannya ke RSUD, karena RSUD
Cibinong Bogor tipe B, jadi ibu hamil sebelum melakukan kunjungan,
terlebih dahulu harus menunjukan Surat rujukan dari puskesmas/
fasyankes tingkat 1 atau RS tipe C, kemudian baru bisa melakukan
pemeriksaan ANC ke RSUD Cibinong Bogor. Sehingga proses sistem
berjenjang ini yang menyebabkan penurunan kunjungan ANC RSUD
kota Bogor.
2. Peran nakes dalam melakukan penyuluhan tentang pemeriksaan ANC
dan bagaimana melakukan perawatan pada masa kehamilan sudah
berjalan dengan baik, namun kesadaran ibu hamil untuk mengikuti
penyuluhan pentingnya kujungan ANC K1 dan K4 tetap masih rendah.
Sebanyak 4 (40%) dari 10 ibu hamil mengaku rutin mengikuti
penyuluhan dan sudah merasakan manfaat dari mengikuti penyuluhan
pentingnya ANC
3. Dukungan Keluarga masih tergolomg rendah. Sebanyak 1 ibu dari 10 ibu
hamil (10%) meninggal karena komplikasi penyakit yang diderita dan
yang satu meninggal karena terjadi perdarahan yang sangat banyak
sehingga tidak dapat diselamatkan. Ini disebabkan oleh kurangnya
dukungan suami pada istrinya saat masa pemeriksaan kehamilan
8
sehingga banyak ibu hamil yang kurang mendapatkan dukungan suami,
karena sering ditinggal pergi oleh suaminya ke luar kota untuk bekerja
selama beberapa bulan
4. 10 dari ibu hamil terdapat 8 (80%) ibu yang mengatakan sikapnya
merasakan takut tertular virus Covid-19 jika mengharuskan melakukan
pemeriksaan ANC. Saat kehamilan di masa pandemi memicu perubahan
aktivitas fisik, nutrisi dan tidur, yang berdampak pada perubahan suasana
hati ibu dan perkembangan janin. ibu hamil juga ragu-ragu untuk pergi
memeriksakan kehamilan karena takut tertular virus corona apalagi di
wilayah Kota Bogor termasuk zona merah dan paling banyak kasus
positif COVID-19
Berdasarkan latar belakang pada uraian diatas, maka urgensi
penelitian ini untuk melihat bagaimana pengaruh ketersediaan fasilitas, peran
tenaga kesehatan, dukungan keluarga, self efficiacy dan sikap ibu ibu hamil
terhadap perilaku ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan pada masa
pandemi Covid -19 di RSUD Cibinong.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. Kunjungan ANC
Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga
kesehatan untuk ibu selama masa kehamilannya, dilaksanakan sesuai
dengan standar pelayanan antenatal yang ditetapkan dalam standar
pelayanan kebidanan. Pelayanan antenatal merupakan upaya untuk
menjaga kesehatan ibu pada masa kehamilan, sekaligus upaya menurunkan
angka kesakitan dan angka kematian ibu. Pelayanan antenatal sesuai
standar meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik (umum dan kebidanan),
pemeriksaan laboratorium atas indikasi, serta intervensi dasar dan khusus
(Kementerian Kesehatan RI, 2020b).
Antenatal merupakan perawatan atau asuhan yang diberikan kepada
10
ibu hamil sebelum kelahiran, yang berguna untuk memfasilitasi hasil yang
sehat dan positif bagi ibu hamil maupun bayinya dengan jalan menegakkan
kepercayaan dengan ibu, mendeteksi komplikasi yang dapat mengancam
jiwa, mempersiapkan kelahiran dan memberikan pendidikan kesehatan
(Ariestanti, Widayati dan Sulistyowati, 2020).
Kunjungan Antenatal Care adalah kunjungan ibu hamil ke bidan
atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk
mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal. Pada setiap kunjungan
antenatalcare (ANC), petugas mengumpulkan dan menganalisis data
mengenai kondisi ibu melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk
mendapatkan diagnosis kehamilan intrauterine, serta ada tidaknya masalah
atau komplikasi. Kunjungan ibu hamil atau ANC adalah pertemuan antara
bidan dengan ibu hamil dengan kegiatan mempertukarkan informasi ibu
dan bidan serta observasi selain pemeriksaan fisik, pemeriksaan umum dan
kontak sosial untuk mengkaji kesehatan dan kesejahteraan umumnya.
Kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah kontak ibu hamil dengan
pemberi perawatan atau asuhan dalam hal mengkaji kesehatan dan
kesejahteraan bayi serta kesempatan untuk memperoleh informasi dan
memberi informasi bagi ibu dan petugas kesehatan (Saefudin, A, 2018).
12
melakukan kunjungan antenatal K4 sesuai standar dibandingkan
yang memiliki sikap negatif.
f. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu.
Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia yakni : indera
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian
besar pengetahuan diperoleh melalui mata dan telinga.
13
suami/keluarga dapat mengubah pola berpikir yang hanya datang ke dokter
jika ada permasalahan dengan kehamilannya. Karena dengan pemeriksaan
kehamilan yang teratur, diharapkan proses persalinan dapat berjalan
dengan lancar dan selamat. Dan yang tak kalah penting adalah kondisi bayi
yang dilahirkan juga sehat, begitu pula dengan ibunya
14
kelahiran bayi sehat cukup bulan melalui jalan lahir namun kadang-
kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu,
pelayanan/asuhan antenatal merupakan salah satu cara yang penting
untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan
mendeteksi ibu dengan kehamilan normal.
c. Perilaku
Salah satu strategi untuk meningkatkan kesehatan ibu adalah perilaku
perawatan antenatal (ANC). ANC menyediakan promosi kesehatan dan
pelayanan kesehatan preventif, dimana petugas ANC akan memberikan
informasi mengenai tanda-tanda dan gejala komplikasi selama
kehamilan, persalinan dan postpartum yang membutuhkan perawatan
oleh tenaga kesehatan serta rencana kelahiran yang aman
15
diangka 3, berarti netral, dan memberi jawaban di angka 1, maka persepsi
responden terhadap perilaku sangat negatif.
16
atau tidak terkait; atau b. dua atau lebih orang yang tidak terkait yang
membutuhkan atau menerima perhatian atau layanan medis, bedah, atau
perawatan.
17
3. Cara Mengukur Ketersediaan Fasilitas
Adapun cara ukur dari variabel Ketersediaan Fasilitas adalah dengan mengajukan
pertanyaan menggunakan kuesioner terstruktur tentang Ketersediaan Fasilitas yang
ada di Rumah sakit yang terdiri dari 15 pertanyaan dan 5 pilihan jawaban yang
berisi indikator-indikator dari Ketersediaan Fasilitas sesuai dengan teori dan
kondisi di lapangan. Contoh :
1 Pernyataan Positif 5 4 3 2 1 Pernyataan
negative
18
2. Definisi Bidan sebagai Tenaga Kesehatan
Bidan adalah seorang perempuan yang telah mengikuti dan
menyelesaikan pendidikan yang telah diakui pemerintah dan telah lulus
ujian sesuai dengan dengan persyaratan yang berlaku dan diberi izin secara
sah untuk melaksanakan praktek (IBI, 2015). Sumber daya manusia,
menjadi salah satu blok pembangun sistem kesehatan, sangat penting untuk
memfungsikan layanan kesehatan dan mencapai tujuan pembangunan
berkelanjutan yang baru ditetapkan (Tangcharoensathien, Mills, dan Palu
2015). Tenaga kesehatan yang memadai diperlukan untuk menjangkau lebih
banyak orang dengan paket manfaat kesehatan yang diperluas dengan
kualitas yang baik (Campbell et al. 2013).
19
c. Peran nakes Sebagai Health Monitoring
Peran Petugas Kesehatan sebagai Health Monitoring adalah berperan
sesuatu yang bisa menyediakan fasilitas, menyediakan dan memberi
semua kebutuhan untuk ibu hamil saat menghadapi masalah pada
penyakit resiko kehamilan.
20
pemberian nasehat terkait dengan bidang kesehatan reproduksi dan informasi
terkait dengan pemeriksaan kehamilan dan ulang hamil sesuai dengan
kemampuan asuhan kebidanan. Dengan indikatornya adalah konselor,
tindakan dan Health Monitoring.
D. Dukungan Keluarga
1. Definisi Dukungan Keluarga
Manusia sebagai makhluk sosial senantiasa membutuhkan kehadiran
orang lain dalam hidupnya. Kebutuhan dasar manusia sebagai makhluk sosial
ada dua macam yakni kebersamaan atau rasa memiliki dan saling memiliki dan
memperoleh dukungan dari lingkungan (Straus dan Sayles, 2015). Dalam hal
ini manusia membutuhkan kehadiran individu lain diantaranya pasangan
hidupnya untuk memberikan dukungan dan bantuan apabila menghadapi
masalah. Dukungan adalah sikap, tindakan dan penerimaan terhadap
anggotanya. Anggota keluarga dipandang sebagai bagian yang tidak
terpisahkan dalam lingkungan keluarga. Anggota keluarga dan rekan kerja
memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap memberikan
pertolongan dan bantuan jika diperlukan (Friedman, 2013).
22
danbereaksi terhadap penyakitnya.Variabel psikososial mencakup:
stabilitas perkawinan, gaya hidup, dan lingkungan kerja. Sesorang
biasanya akan mencari dukungan dan persetujuan dari kelompok
sosialnya, hal ini akan mempengaruhi keyakinan kesehatan dan cara
pelaksanaannya. Semakin tinggi tingkat ekonomi seseorang biasanya
ia akan lebih cepat tanggap terhadap gejala penyakit yang dirasakan.
Sehingga ia akan segera mencari pertolongan ketika merasa ada
gangguan pada kesehatannya.
3) Latar Belakang Budaya
Latar belakang budaya mempengaruhi keyakinan, nilai dan kebiasaan
individu, dalam memberikan dukungan termasuk cara pelaksanaan
kesehatan pribadi.
23
validator indentitas anggota keluarga diantaranya memberikan support,
penghargaan, perhatian. Bentuk dukungan ini melibatkan pemberiaan
informasi, saran atau umpan balik tentang situasi dan kondisi individu.
Jenis informasi seperti ini dapat menolong individu untuk mengenali
dan mengatasi masalah dengan mudah.
c. Dukungan instrumental
Keluarga merupakan sebuah sumber pertolongan praktis dan konkrit,
diantaranya: kesehatan penderita dalam hal kebutuhan makan dan
minum, istirahat, terhindarnya penderita dari kelelahan.
d. Dukungan emosional
Keluarga sebagai tempat yang aman dan damai untuk istirahat dan
pemulihan serta membantu penguasaan terhadap emosi.Aspek-aspek
dari dukungan emosional meliputi dukungan yang diwujudkan dalam
bentuk afeksi, adanya kepercayaan, perhatian, mendengarkan dan
didengarkan.
24
Responden dapat memberi jawaban, pada rentang jawaban yang
positif sampai negatif. Hal ini tergantung pada persepsi responden yang di
nilai. Responden yang memberi penilaian dengan 5, berarti persepsi
responden terhadap perilaku positif, sedangkan bila memberi jawaban
diangka 3, berarti netral, dan memberi jawaban di angka 1, maka persepsi
responden terhadap perilaku sangat negatif.
E. Self Efficacy
1. Definisi Self Efficacy
Menurut Bandura self-efficacy adalah self efficiacy diri sendiri
mengenai seberapa bagus diri dapat berfungsi dalam situasi tertentu. Self-
efficacy berhubungan dengan keyakinan diri memiliki kemampuan
melakukan tindakan yang diharapkan. Self-efficacy adalah penilaian diri,
apakah dapat melakukan tindakan yang baik atau buruk, tepat atau salah,
bisa atau tidak bisa mengerjakan sesuai dengan yang dipersyaratkan. Self-
efficacy berbeda dengan aspirasi (cita-cita), karena cita-cita
menggambarkan sesuatu yang ideal yang seharusnya (dapat dicapai),
sedang self-efficacy menggambarkan penilaian kemampuan diri (Alwisol,
2014).
Self-efficacy merupakan konstruk yang diajukan Bandura yang
berdasarkan teori sosial kognitif. Dalam teorinya, Bandura menyatakan
bahwa tindakan manusia merupakan suatu hubungan yang timbal balik
antara individu, lingkungan, dan perilaku (triadic reciprocal causation)
(Bandura, 2015). efficacy merupakan komponen penting pada teori kognitif
sosial yang umum, di mana dikatakan bahwa perilaku individu, lingkungan,
dan faktor-faktor kognitif (misalnya, pengharapan-pengharapan terhadap
25
hasil dan self-efficacy) memiliki saling keterkaitan yang tinggi. Bandura
mengartikan self-efficacy. sebagai kemampuan pertimbangan yang dimiliki
seseorang untuk melaksanakan pola perilaku tertentu.
26
b. Self-efficacy rendah
Individu yang ragu akan kemampuan mereka (self-efficacy yang
rendah) akan menjauhi tugas-tugas yang sulit karena tugas tersebut
dipandang sebagai ancaman bagi mereka. Individu yang seperti ini
memiliki aspirasi yang rendah serta komitmen yang rendah dalam
mencapai tujuan yang mereka pilih atau mereka tetapkan. Ketika
menghadapi tugas-tugas yang sulit, mereka sibuk memikirkan
kekurangan- kekurangan diri mereka, gangguan-gangguan yang
mereka hadapi, dan semua hasil yang dapat merugikan mereka. Dalam
mengerjakan suatu tugas, individu yang memiliki self-efficacy rendah
cenderung menghindari tugas tersebut. Individu yang memiliki self-
efficacay yang rendah tidak berfikir tentang bagaimana cara yang baik
dalam menghadapi tugas-tugas yang sulit. Saat menghadapi tugas
yang sulit, mereka juga lamban dalam membenahi atau pun
mendapatkan kembali self-efficacy mereka ketika menghadapi
kegagalan. yang memiliki self-efficacy rendah mencobapun tidak
bisa, tidak peduli betapa baiknya kemampuan mereka yang
sesungguhnya. Rasa percaya diri meningkatkan hasrat untuk
berprestasi, sedangkan keraguan menurunkannya
3. Indikator self-efficacy
Indikator self-efficacy mengacu pada Dimensi self-efficacy yaitu
dimensi level, dimensi generality dan dimensi strenght. Brown dkk (dalam
Widiyanto. E) Merumuskaskan beberapa indikator self-efficacy yaitu:
a. Yakin dapat menyelesaikan tugas tertentu
Individu yakin bahwa dirinya mampu menyelesaikan tugas tertentu,
yang mana individu sendirilah yang menetapkan tugas (target) apa
yang harus diselesaikan.
b. Yakin dapat memotivasi diri untuk melakukan tindakan yang
diperlukan dalam menyelesaikan tugas
Individu mampu menumbuhkan motivasi pada dirinya sendiri untuk
memilih dan melakukan tindakan-tindakan yang diperlukan dalam
27
rangka menyelesaikan tugas.
c. Yakin bahwa diri mampu berusaha dengan keras, gigih dan tekun
Adanya usaha yang keras dari individu untuk menyelesaikan tugas yang
ditetapkan dengan menggunakan segala daya yang dimiliki.
d. Yakin bahwa diri mampu bertahan menghadapi hambatan dan kesulitan
Individu mampu bertahan saat menghadapi kesulitan dan hambatan
yang muncul serta mampu bangkit dari kegagalan.
Yakin dapat menyelesaikan tugas yang memiliki range yang luas
ataupun sempit (spesifik) Individu yakin bahwa dalam setiap tugas apapun
dapat ia selesaikan meskipun itu luas ataupun spesifik.
5. Sintesa self-efficacy
Sintesa self-efficacy adalah keyakinan Wanita premenopause dalam
menghadapi masa klimakterium dan menyelesaikan masalah yang
dirasakan Wanita premenopause menjelang masa klimakterium.
Indikatornya adalah level (tingkatan), generality (kemampuan), dan
strength (kekuatan)
29
F. Sikap
1. Pengertian Sikap
Sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan seseorang
terhadap objek adalah peran pendukung, memihak (favorable) maupun
perasaan tidak memihak (unfafaouriabel). Sikap merupakan reaksi atau
respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau
obyek (Azwar, 2015). Sikap ibu terhadap cara menyusui yakni kesadaran
ibu setelah post partum mampu menilai tentang keberhasilan menyusui bila
cara menyusui dilakukan dengan benar, sehingga muncul kesadaran ibu
untuk memberikan ASI pad bayi (Winarto, 2013).
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup terhadap
stimulus atau objek. Manisfestasi sikap itu tidak dapat langsung dilihat,
tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dan perilaku yang tertutup.
Sikap secara nyata menunjukan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap
stimulus tertentu. Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam perilaku
karena dipengaruhi oleh faktor-faktor yang mendukung yaitu latar belakang,
pengalaman individu, motivasi, status kepribadian dan sebagainya
(Notoatmodjo, 2015).
30
yang terdiri dari 15 pertanyaan dan 5 pilihan jawaban, yang berisi
indikator-indikator dari sikap sesuai dengan teori dan kondisi
dilapangan.
Cara pengukuran sikap dengan menggunakan kuesioner, seperti:
Pernyatan positif 5 4 3 2 1 Pernyatan negatif
4. Sintesa Sikap
Sintesa sikap adalah evaluasi individu terhadap objek psikologis
yang ditunjukkan dengan keyakinan keyakinan, perasaan atau perilaku
yang diharapkan oleh ibu hamil.
G. Kerangka Teori
Kerangka Teori 1 :
Self-efficacy
Peran Bidan
31
Sumber : Jurnal Ellia Ariesti (2018) Pengaruh antara self-efficacy dengan
Perilaku pengobatan pada penderita hipertensi di Puskesmas Bareng Kota Malang
Keperawatan Malang (JKM), Volume 3, Nomor 1, Juni 2018 39-44
Kerangka Teori 2 :
PREDISPOSING
FACTORS/ Faktor
Mempermudah
- Karakteristik (Umur,
jenis kelamin,
pendidikan dll)
- Pengetahuan
- Sikap
- Keyakinan
ENABLING FACTORS
BEHAVIOR/ Faktor
Pendukung BEHAVIOR /
Perilaku
- Ketersediaan waktu
- Ketersediaan
fasilitas
REINFORCING
FACTORS / Faktor
Pendorong
- Dukungan Keluarga
- Sikap Petugas Kesehatan
- Peran bidan
32
Kerangka Teori 3 :
Dukungan Keluarga
1. Emosional
2. Instrumental
3. Informasi Perilaku
4. penghargaan
Kerangka Teori 4 :
Sumber Informasi
Peran Bidan
33
Model Teori 5 :
Teori B (Behavior)
Teori A (Antecendent)
- Kesadaran Teori C (Consequence)
- Mengingatkan
- Pengetahuan - Tindakan
kembali
- Sikap - Pemahaman
- Kampanye kesehatan
- Gaya hidup
- Budaya/Kebiasaan
BEHAVIOR /
Perilaku
Kepatuhan
Predisposing Factors
a. Karakteristik
(Umur, jenis Enabling Factors Reinforcing Factors
kelamin, Behavior a. Dukungan Keluarga
pendidikan dll) a. Ketersediaan waktu b. Peran Petugas
b. Pengetahuan b. Ketersediaan c. Sikap Petugas
c. Sikap fasilitas Kesehatan
d. Keyakinan
Gambar 2.5
Kerangka Teori ABC Perilaku. buku berjudul: Promosi Kesehatan, hal 65.
Sumber : Modifikasi dari Kolid (2018) dan Notoadmojo (2018).
34
Kerangka Teori 6 :
PREDISPOSING
FACTORS/ Faktor
Mempermudah
Promosi
- Karakteristik
Kesehatan
(Umur, jenis
kelamin,
pendidikan dll)
- Pengetahuan
- Sikap
- Keyakinan
Faktor-faktor
demografis
ENABLING FACTORS
TREATMENT (usia, status
BEHAVIOR/ Faktor COMPLIENCE Self-efficacy sosial,
Pendukung / Perilaku
ekonomi,
- Ketersediaan pendidikan)
waktu
- Ketersediaan
fasilitas
Peran Tenaga
Kesehatan
REINFORCING
FACTORS / Faktor
Pendorong
- Dukungan
Keluarga
- Sikap Petugas
Kesehatan
- Peran Bidan
35
H. Kerangka Konsep
KF1
Ketersedia
an
KF2 Fasilitas
(KF)
KF3
DK1
Perilaku Ibu
Sikap Hamil Melakukan
Dukungan
DK2 Keluarga Pemeriksaan
(DK) Kehamilan Pada
Masa Pandemi
DK3 Covid -19
Self
Eficacy
(SE)
PK1
SE1 SE2 SE3
Peran
PK2 Nakes
(PK)
PK3 Gambar 2.7. Kerangka Konsep
36
Keterangan :
37
37
I. Kerangka Analisis
δ1 X1
X1
ξ γ6
δ2 X2 X2
γ4
X3
X3
δ3 γ5
γ3
γ1 γ2
4
β14
β7 β13
4 Y4
Y4
2 β8 5 β15
Y5
5 Y5 Y6 β9 6
6 β10
Y6 β11
β6 β12
β3 β4
3 β5
β1
β2 Y7 Y9
Y8
1 Y1
Y1
Y2
1 Y7 Y8 Y9
Y3
2
Y3
7 8 9
3 Y3
b. Outer Model
Variabel Laten Endogen (Reflektif)
X1 = λx1 ξ + δ 1
X2 = λx2 ξ + δ 2
X3 = λx3 ξ + δ 3
Y1 = λy1 ŋ1 + ε1
Y2 = λy2 ŋ1 + ε2
Y3 = λy3 ŋ1 + ε3
Y4 = λy4 ŋ2+ ε4
Y5 = λy5 ŋ2 + ε5
Y6 = λy6 ŋ2 + ε6
Y7 = λy7 ŋ3 + ε7
Y8 = λy8 ŋ3 + ε7
Y9 = λy9 ŋ3+ ε9
Keterangan:
ξ : Ksi, Variabel latent eksogen
ŋ : Eta, Variabel latent endogen
λx : Lamnda (kecil), loading factor variable latent eksogen
λy : Lamnda (besar), loading factor variable latent endogen
Ʌx : Matriks loading factor variable latent eksogen
Ʌy : Matriks loading factor variable latent endogen
β : Beta (kecil), koefisien pengaruh variable endogen terhadap endogen
γ :Gamma (kecil), koefisien pengaruh variable eksogen terhadap endogen
δ : Delta (kecil), galat pengukuran pada variabel laten eksogen
ε : Epsilon (kecil), galat pengukuran pada variabel laten
38
BAB III
TUJUAN DAN MANFAAT
A. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui pengaruh ketersediaan fasilitas, peran tenaga kesehatan,
dukungan keluarga, self efficiacy dan sikap ibu ibu hamil terhadap perilaku ibu
hamil melakukan pemeriksaan kehamilan pada masa pandemi Covid -19 di RSUD
Cibinong.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui pengaruh langsung dan besarannya antara ketersediaan fasilitas
terhadap perilaku ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan pada masa
pandemi Covid -19 di RSUD Cibinong
b. Mengetahui pengaruh langsung dan besarannya antara peran tenaga kesehatan
terhadap perilaku ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan pada masa
pandemi Covid -19 di RSUD Cibinong
c. Mengetahui pengaruh langsung dan besarannya antara dukungan keluarga
terhadap perilaku ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan pada masa
pandemi Covid -19 di RSUD Cibinong
d. Mengetahui pengaruh langsung dan besarannya antara self efficiacy terhadap
perilaku ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan pada masa pandemi
Covid -19 di RSUD Cibinong
e. Mengetahui pengaruh langsung dan besarannya antara sikap terhadap perilaku
ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan pada masa pandemi Covid -19 di
RSUD Cibinong
f. Mengetahui pengaruh langsung dan besarannya antara ketersediaan fasilitas
terhadap sikap ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan pada masa pandemi
Covid -19 di RSUD Cibinong
g. Mengetahui pengaruh langsung dan besarannya antara peran tenaga kesehatan
terhadap sikap ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan pada masa pandemi
Covid -19 di RSUD Cibinong
39
h. Mengetahui pengaruh langsung dan besarannya antara dukungan keluarga
terhadap sikap ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan pada masa pandemi
Covid -19 di RSUD Cibinong
i. Mengetahui pengaruh langsung dan besarannya antara self efficiacy terhadap
sikap ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan pada masa pandemi Covid -
19 di RSUD Cibinong
j. Mengetahui pengaruh langsung dan besarannya antara ketersediaan fasilitas
terhadap self efficiacy ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan pada masa
pandemi Covid -19 di RSUD Cibinong
k. Mengetahui pengaruh langsung dan besarannya antara peran tenaga kesehatan
terhadap self efficiacy ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan pada masa
pandemi Covid -19 di RSUD Cibinong
l. Mengetahui pengaruh langsung dan besarannya antara dukungan keluarga
terhadap sikap ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan pada masa pandemi
Covid -19 di RSUD Cibinong
m. Mengetahui pengaruh langsung dan besarannya antara ketersediaan fasilitas
terhadap dukungan keluarga di RSUD Cibinong
n. Mengetahui pengaruh langsung dan besarannya antara peran tenaga kesehatan
terhadap dukungan keluarga di RSUD Cibinong
o. Mengetahui pengaruh langsung dan besarannya antara ketersediaan fasilitas
terhadap peran tenaga kesehatan di RSUD Cibinong
B. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian yang dilakukan ini tidak menghasilkan teori baru, hanya
bermanfaat untuk kepentingan pembelajaran atau pendidikan dalam menambah
ilmu dan wawasan, serta bisa dijadikan referensi.
2. Manfaat Metodologis
Penelitian ini dapat membuktikan bahwa variabel-variabel yang diuji dapat secara
efektif untuk mengukur dan menganalisa pengaruh antar variabel yang diteliti.
3. Manfaat Praktis
Penelitian ini akan mempelajari bagaimana pengaruh ketersediaan fasilitas, peran
tenaga kesehatan, dukungan keluarga, self efficiacy dan sikap ibu ibu hamil
40
terhadap perilaku ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan pada masa pandemi
Covid -19 di RSUD Cibinong. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat berguna
untuk meningkatkan kesadaran ibu dan keluarga tentang pentingnya pemeriksaan
kehamilan (ANC).
41
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah kuantitatif menggunakan metode kuantitatif,
deskriptif analitik survey dengan pendekatan cross sectional (potong lintang) yaitu
suatu penelitian yang mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko
dengan efek dengan cara pendekatan observasi, dan pengumpulan data sekaligus
pada suatu saat (Notoatmodjo, 2012). Pendekatan cross sectional yaitu mengukur
variabel eksogen dan endogen di suatu saat bersamaan dan data yang diperoleh
menggambarkan kondisi yang terjadi saat penelitian dilaksanakan.
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di RSUD Cibinong Bogor tahun 2021.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanaka pada bulan Oktober tahun 2021.
42
43
C. Definisi Operasional
No Variabel Definisi Konsep Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Skala
Ukur Ukur
1. Perilaku Tindakan terhadap Bentuk ketaatan ibu Observasi Mengisi Skoring Interval
aturan yang berlaku hamil yang tunduk pada dan daftar kuesioner
baik yang tertulis peratutan yang ada, baik Kuesioner pertanyaan 15-75
maupun tidak tertulis yang tertulis maupun
dan tidak mengelak tidak tertulis dan
untuk menerima mendapatkan sanksi
sanksi apabila tidak apabila tidak melakukan
melakukan kewajiban kunjungan ulang ANC
kunjungan ANC
2 Ketersediaan Segala sarana dan Segala sarana dan Kuesioner Mengisi Skoring Interval
Fasilitas prasarana yang dapat prasarana yang dapat daftar kuesioner
menunjang kepada menunjang kepada pertanyaan 15-75
seseorang, baik kesehatan ibu hamil, baik
kesehatan jasmani kesehatan jasmani
maupun kesehatan maupun kesehatan
rohani rohani. Suatu alat dan
tempat yang di gunakan
untuk menyelenggarakan
upaya pelayanan
kesehatan, baik
promotif,preventif,
kuratif maupun
rehabilitatif yang
dilakukan. Indikator
kelengkapan sarana,
sediaan obat dan akses
pelayanan
3 Peran Tenaga Kegiatan yang Tingkah laku bidan yang Kuesioner Mengisi Skoring Interval
Kesehatan dilakukan oleh tenaga diharapkan oleh daftar kuesioner
kesehatan untuk perempuan karena pertanyaan 15-75
meningkatkan memiliki kemampuan di
kesehatan seseorang bidang kesehatan
dalam pemeriksaan reproduksi dalam
kesehatan. memberikan nasehat dan
informasi terkait dengan
pemeriksaan ulang
hamil. Dengan
indikatornya adalah
konselor, tindakan dan
Health Monitoring
43
44
4 Dukungan Kemampuan untuk Bantuan yang diberikan Kuesioner Mengisi Skoring Kuesione
Keluarga melaksanakan tugas keluarga terhadap daftar kuesioner r
keluarga kepada anggota keluarganya pertanyaan 15-75
anggota kelaurganya melalui komunikasi
agar tercapai verbal dan non verbal,
kesejahteraan yang saran yang nyata atau
diinginkan oleh setiap tingkah laku untuk
anggota keluarga melakukan kunjungan
ulang hamil. Indikator
dukungan keluarga
adalah dukungan
informasional,
dukungan emosional dan
dukungan pembiayaan
(Instrumental)
5. Self Efficiacy Penilaian diri, apakah Keyakinan ibu hamil Kuesioner Mengisi Skoring Interval
dapat melakukan dalam melakukan daftar kuesioner
tindakan yang baik kunjungan ulang hamil pertanyaan 15-75
atau buruk, tepat atau dan menyelesaikan
salah, bisa atau tidak masalah yang dirasakan
bisa mengerjakan ibu hamil pasac
sesuai dengan yang melahairkan.
dipersyaratkan Indikatornya adalah
pengalaman, menjaga
emosional dan
komunikasi
6. Sikap Bentuk evaluasi atau Evaluasi individu Kuesioner Mengisi Skoring Interval
reaksi perasaan terhadap objek daftar kuesioner
seseorang terhadap psikologis yang pertanyaan 15-75
objek adalah peran ditunjukkan dengan
pendukung, keyakinan keyakinan,
memihak (favorable) perasaan atau perilaku
maupun perasaan yang diharapkan oleh ibu
tidak memihak hamil
(unfafaouriabel).
Sikap merupakan
reaksi atau respon
yang masih tertutup
dari seseorang
terhadap suatu
stimulus atau obyek
44
45
2. Sampel
Jumlah sampel tersebut diambil sesuai dengan kaidah jumlah sampel pada pedoman
PLS (Partial Least Squares) kelipatan dari jumlah indikator yang akan diteliti
(Harahap, 2011) yaitu jumlah sampel minimal adalah 5 x variabel bebas/indikator,
dan jumlah sampel maksimal adalah 10 x variabel bebas/indikator. Sehingga,
karena jumlah indikator dalam penelitian ini 12 indikator, maka jumlah sampel
minimal adalah 65 orang, dan jumlah sampel maksimal adalah 130 orang. Jadi
rentang (range) jumlah sampel yaitu 60-120 orang ibu yang memiliki anak
stunting dan memiliki balita lainnya, yang datang ke RSUD Cibinong Bogor pada
bulan Mei sampai bulan Agustus tahun 2021, dalam hal ini peneliti mengambil 80
orang responden, dengan kreteria sebagai berikut :
3. Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu populasi
target yang terjangkau dan yang akan diteliti (Notoatmodjo S, 2010).
a. Kriteria inklusi dalam penelitian ini yaitu:
1) Ibu hamil hamil yang datang ke RSUD Cibinong Bogor pada bulan
Agustus 2021.
2) Ibu yang bersedia menjadi responden
3) Ibu yang berada di tempat saat penelitian
b. Kriteria ekslusi dalam penelitian ini yaitu:
Kriteria eksklusi adalah ciri-ciri anggota populasi yang tidak bisa dijadikan
sebagai sampel penelitian (Notoatmodjo S, 2010). Kriteria eksklusi dalam
penelitian ini adalah :
1) Ibu yang tidak besedia menjadi responden
2) Ibu yang tidak berada di tempat saat penelitian
E. Pengolahan Data
Data yang diperoleh dari hasil kuesioner direkap dengan menggunakan program
Excel dan selanjutnya akan diolah menggunakan program SmartPLS melalui
tahapan:
1. Menyunting data (editing)
Pemeriksaan kuesioner dilakukan setelah ada pengumpulan data. Dalam
pelaksanaan editing perhatian terfokus pemeriksaan kelengkapan terhadap
45
46
46
47
F. Analisis Data
1. Analisis Univariat
Analisis univariat bertujuan untuk mendapat gambaran distribusi responden atau
variasi dari variabel yang diteliti. Analisa ini digunakan untuk mendeskripsikan
variabel dengan cara membuat tabel distribusi frekuensi dan dihitung dengan
persentase.
2. Analisis SEM
Analisis dilakukan dengan menggunakan Structural Equation Modelling (SEM)
dengan Partial Least Square (PLS), adapun langkah-langkahnya sebagai
berikut:
a. Merancang Model Struktural (Inner Model)
Inner model atau model struktural menggambarkan hubungan antar variabel
laten berdasarkan pada substantive theory. Perancangan model struktural
didasarkan pada rumusan masalah atau hipotesis penelitian.
b. Merancang Model Pengukuran (Outer Model)
Outer model atau model pengukuran mendefinisikan bagaimana setiap blok
indikator berhubungan dengan variabel latennya. Perancangan model
pengukuran menentukan sifat indikator dari masing-masing variabel laten,
apakah refleksif atau formatif berdasarkan definisi operasional variabel. Q2
predictive relevance untuk model struktural mengukur seberapa baik nilai
observasi dihasilkan oleh model dan juga estimasi parameternya.
3. Struktural Equation Modelling Dengan Partial Least Square (PLS)
Ada beberapa keunggulan metode SEM dengan PLS :
a. Data tidak harus berdistribusi normal
b. Tidak diperlukan sampel yang banyak, sampel < 30 dapat dianalisis
c. sampel yang banyak dan ribuan indicator mampu untuk digunakan.
d. konstruk dapat dianalisis dan dibentuk oleh indikator reflektif maupun
formatif
e. Dapat dilakukan dengan skala data ordinal,interval maupun rasio
47
48
48
49
2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas Konstruk Cronbach’s Alpha ≥ 0,7
≥ 0,7
Composite
Reliability
49
50
Nilai statistik-t>1,96
(hipotesis two tailed).
Signifikansi koefisien
Statistik-t dan t-table dengan confidence
path/innermodel
coefficient 95% atau level of
significance (α). 5%
G. Penyajian Data
Setelah terkumpulnya data mentah (Raw data), tahap selanjutnya adalah
menyajikan data tersebut dalam berbagai bentuk:
1. pada awal hasil analisis terdapat penyajian berupa gambaran atau deskripsi
mengenai sampel disertai ringkasan berupa tabel dari deskripsi yang utama.
Hal ini bisa dilakukan dalam membantu pembaca untuk lebih mengenal
karakteristik dari responden dimana didapatkan perolehan dari data penelitian
tersebut.
2. Penyajian analisis SEM
Data penyajian analisi SEM dari pengolahan data output yang menggunakan
bantuan Smart PLS 2.0, disajikan dalam diagram, tabel dan lain-lain.
Penyajian data yang lebih lengkap akan disajikan dalam lampiran termasuk
tampilan kuesioner.
3. Pengujian dan hipotesis penelitian yang berdasarkan dari keluaran hasil
pengolahan data
50
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
51
52
dengan usia 20 – 30 tahun sebanyak 32 orang (40%) dan usia lebih dari 35
tahun sebanyak 9 orang (11%). Berdasarkan tingkat pendidikan mayoritas
responden yang berpendidikan SLTP sebanyak 56 orang (70%), sedangkan
responden berpendidikan SLTA sebanyak 24 orang (30%). Sedangkan
berdasarkan pekerjaan sebagian besar responden telah bekerja lebih
sebanyak 41 orang (51%), sedangkan responden yang tidak sebanyak 39
orang (49%).
2. Statistik Deskriptif Variabel
Data responden dinyatakan dalam beberapa kategori disertai
dengan perhitungan nilai range (kisaran), mean (rata-rata) dan standar
deviasi (penyimpangan). Statistik Deskriptif variabel penelitian digunakan
untuk memberikan gambaran tentang tanggapan responden mengenai
variabel-variabel penelitian yang menunjukkan angka minimum,
maksimum, rata-rata serta standar deviasi.
Evaluasi selanjutnya adalah menilai distribusi jawaban responden
terhadap variable-variabel yang diteliti. Pembagian kelas dengan memakai
rumus Sturges, yaitu :
K = (1 + 3.3 logN)
K = (1 + 3.3 log 80)
K = (1 + 3.3 (1.90) = 7.28 = 7
Berikut ini dipaparkan sebaran skor dari variabel penelitian ini:
Rentang (range) didapatkan dengan rumus:
Rentang = nilai maksimum – nilai minimum
Interval kelas didapatkan dengan rumus
Jumlah nilai tertinggi Jumlah nilai terendah
IntervalKelas
nilai kelas (Sturges )
a. Variabel Perilaku
67 46
3
7
68 48
2,8 3
7
f. Variabel Sikap
68 48
2,8 3
7
Berikut ini dipaparkan sebaran skor dari variabel penelitian ini:
Tabel 5.2
Deskripsi Sebaran Jawaban per Variabel
Rentang Aktual Jawaban
Variabel Penelitian Jumlah Persen
( Rumus Sturges)
46 - 48 4 5.00%
49 - 51 18 22.50%
52 - 54 13 16.25%
Perilaku
55 - 57 8 10.00%
58 - 60 17 21.25%
61 - 63 11 13.75%
64 - 67 9 11.25%
48 - 50 15 18.75%
51 - 53 23 28.75%
54 - 56 13 16.25%
Ketersediaan
57 - 59 4 5.00%
Fasilitas
60 - 62 13 16.25%
63 - 65 2 2.50%
66 - 68 10 12.50%
48 - 50 10 12.50%
51 - 53 15 18.75%
54 - 56 8 10.00%
Peran nakes
57 - 59 6 7.50%
60 - 62 1 1.25%
63 - 65 23 28.75%
54
66 - 68 17 21.25%
23 - 25 8 10.00%
26 - 28 8 10.00%
29 - 31 11 13.75%
Dukungan keluarga 32 - 34 5 6.25%
35 - 37 25 31.25%
38 - 40 14 17.50%
41 - 43 9 11.25%
23 - 25 7 8.75%
26 - 28 3 3.75%
29 - 31 13 16.25%
Self Efficiacy 32 - 34 14 17.50%
35 - 37 13 16.25%
38 - 40 22 27.50%
41 - 43 8 10.00%
48 - 50 15 18.75%
51 - 53 23 28.75%
54 - 56 13 16.25%
Sikap 57 - 59 4 5.00%
60 - 62 13 16.25%
63 - 65 2 2.50%
66 - 68 10 12.50%
Deskripsi data yang akan disajikan dari hasil penelitian ini adalah untuk
memberikan gambaran secara umum mengenai penyebaran data yang diperoleh di
lapangan. Data yang disajikan berupa data mentah yang diolah menggunakan
teknik statistik deskripsi. Data responden juga dapat dinyatakan dalam beberapa
kategori disertai dengan perhitungan nilai range (kisaran), mean (rata - rata) dan
standar deviasi (penyimpangan) seperti yang ditunjukkan pada tabel berikut.
Tabel 6.3
Distribusi Kisaran Jawaban Responden Per Variabel
Rata- Rata-
Rentang Rentang Standar
Variabel Penelitian rata rata Range
Teoritis Aktual Deviasi
Teoritis Aktual
Perilaku 15-75 45 46-67 56.44 21 5.70
Ketersediaan Fasilitas 15-75 45 48-68 55.96 20 5.64
Peran nakes 15-75 45 48-68 59.14 20 6.71
Dukungan keluarga 15-75 45 23-43 34.24 20 5.58
55
Tabel 6.4
Statistik Deskriptif Jawaban Responden
Jumlah
Variabel Penelitian Responden Min Max Mean Median Mode
(N)
Perilaku 80 46 67 56.44 57 53
Ketersediaan 80
48 68 55.96 54 53
Fasilitas
Peran nakes 80 48 68 59.14 61.5 63
Dukungan keluarga 80 23 43 34.24 37 37
Self Efficiacy 80 23 43 34.71 35 40
Sumber: Data SPSS diolah, 2022
Gambar 5.1
Histogram Skor Perilaku
Variabel Perilaku dalam penelitian ini diukur melalui 15 butir pernyataan
dengan penilaian 1-5. Sehingga skor kuesioner berkisar antara 15-75 dan skor
aktual berkisar antara 46-67. Distribusi frekuensi skor jawaban responden
terhadap variabel Perilaku adalah sebagai berikut:
Tabel 5.5.
Distribusi Sebaran Jawaban Responden Variabel Perilaku
RSUD Cibinong Kabupaten Bogor Tahun 2022
Interval Frek Std. Dev Mean Median %
46 - 48 4 5.70 56.44 57 5.00%
49 - 51 18 5.70 56.44 57 22.50%
52 - 54 13 5.70 56.44 57 16.25%
55 - 57 8 5.70 56.44 57 10.00%
58 - 60 17 5.70 56.44 57 21.25%
61 - 63 11 5.70 56.44 57 13.75%
64 - 67 9 5.70 56.44 57 11.25%
Sumber: Hasil olah data penelitian tahun 2022
58
Gambar 5.2.
Histogram Frekuensi Skor Ketersediaan Fasilitas
Tabel 5.6.
Distribusi Sebaran Jawaban Responden Variabel Ketersediaan Fasilitas
RSUD Cibinong Kabupaten Bogor Tahun 2022
Interval Frek Std. Dev Mean Median %
48 - 50 15 5.64 55.96 54 18.75%
51 - 53 23 5.64 55.96 54 28.75%
54 - 56 13 5.64 55.96 54 16.25%
57 - 59 4 5.64 55.96 54 5.00%
60 - 62 13 5.64 55.96 54 16.25%
63 - 65 2 5.64 55.96 54 2.50%
66 - 68 10 5.64 55.96 54 12.50%
Sumber: Hasil olah data penelitian tahun 2022
59
Gambar 5.3
Histogram Skor Peran nakes
Variabel Peran nakes dalam penelitian ini diukur melalui 15 butir
pernyataan dengan penilaian 1-5. Sehingga skor kuesioner berkisar antara 15-75
dan skor aktual berkisar antara 48-68. Distribusi frekuensi skor jawaban
responden terhadap variabel Peran nakes adalah sebagai berikut:
Tabel 5.7.
Distribusi Sebaran Jawaban Responden Variabel Peran nakes
RSUD Cibinong Kabupaten Bogor Tahun 2022
Interval Frek Std. Dev Mean Median %
48 - 50 10 6.71 59.14 61.5 12.50%
51 - 53 15 6.71 59.14 61.5 18.75%
54 - 56 8 6.71 59.14 61.5 10.00%
57 - 59 6 6.71 59.14 61.5 7.50%
60 - 62 1 6.71 59.14 61.5 1.25%
63 - 65 23 6.71 59.14 61.5 28.75%
66 - 68 17 6.71 59.14 61.5 21.25%
Sumber: Hasil olah data penelitian tahun 2022
60
Gambar 5.4
Histogram Skor Dukungan keluarga
Tabel 5.8.
Distribusi Sebaran Jawaban Responden Variabel Dukungan Keluarga
RSUD Cibinong Kabupaten Bogor
Tahun 2022
Interval Frek Std. Dev Mean Median %
23 - 25 8 5.58 34.24 37 10.00%
26 - 28 8 5.58 34.24 37 10.00%
29 - 31 11 5.58 34.24 37 13.75%
32 - 34 5 5.58 34.24 37 6.25%
35 - 37 25 5.58 34.24 37 31.25%
38 - 40 14 5.58 34.24 37 17.50%
41 - 43 9 5.58 34.24 37 11.25%
Sumber: Hasil olah data penelitian tahun 2022
61
Gambar 5.5
Histogram Skor Self Efficiacy
Gambar 5.7
Histogram Skor Sikap
Dengan melihat histogram pada gambar 5.1 – 5.5 dan tabel 5.5 – 5.9
bahwa sebaran data mirip dengan kurva normal. Berikutnya, untuk melihat
variasi total jawaban responden per variabel dikaitkan dengan karakteristik
responden dilakukan Uji Chi Square Test.
63
Dari tabel di atas dapat di lihat bahwa variabel Perilaku tidak dipengaruhi
oleh karakteristik responden karena hasil uji Chi Square dengan taraf
signifikansi 5% semuanya lebih besar dari 0,05. Ini menunjukkan variabel
Perilaku tidak ada hubungan dengan karakteristik responden.
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa variabel Ketersediaan Fasilitas tidak
dipengaruhi oleh karakteristik responden karena hasil uji Chi Square dengan
taraf signifikansi 5% semuanya lebih besar dari 0,05. Ini menunjukkan variabel
Ketersediaan Fasilitas tidak ada hubungan dengan karakteristik responden.
64
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa variabel Peran nakes tidak
dipengaruhi oleh karakteristik responden karena hasil uji Chi Square dengan
taraf signifikansi 5% semuanya lebih besar dari 0,05. Ini menunjukkan variabel
Peran nakes tidak ada hubungan dengan karakteristik responden.
d. Uji Bivariat Karakteristik Responden Terhadap Variabel Dukungan
keluarga
Tabel 6.14. Uji Variasi Total Jawaban
Variabel Dukungan keluarga Ibu hamil Terhadap Karakteristik Responden
Karakteristik Uji Chi Square (α = 5%)
Keterangan
Responden p-value (Asymp. Sig)
Umur 0,438 p-value > 0,05/ tidak ada hub
Pendidikan 0,134 p-value > 0,05/ tidak ada hub
Pekerjaan 0,948 p-value > 0,05/ tidak ada hub
Sumber: Data SPSS diolah, 2022
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa variabel Dukungan keluarga tidak
dipengaruhi oleh karakteristik responden karena hasil uji Chi Square dengan
taraf signifikansi 5% semuanya lebih besar dari 0,05. Ini menunjukkan variabel
Dukungan keluarga tidak ada hubungan dengan karakteristik responden.
e. Uji Bivariat Karakteristik Responden Terhadap Variabel Self Efficiacy
Ibu hamil
Tabel 6.15. Uji Variasi Total Jawaban
Variabel Self Efficiacy Terhadap Karakteristik Responden
Karakteristik Uji Chi Square( α = 5%)
Keterangan
Responden p-value (Asymp. Sig)
Umur 0,223 p-value > 0,05/ tidak ada hub
Pendidikan 0,617 p-value > 0,05/ tidak ada hub
Pekerjaan 0,244 p-value > 0,05/ tidak ada hub
Sumber: Data SPSS diolah, 2022
65
Dari tabel di atas dapat di lihat bahwa variabel Self Efficiacy tidak
dipengaruhi oleh karakteristik responden karena hasil uji Chi Square
dengan taraf signifikansi 5% semuanya lebih besar dari 0,05. Ini
menunjukkan variabel Self Efficiacy tidak ada hubungan dengan
karakteristik responden.’
Gambar 6.7
Model Struktural
Gambar 6.8
Output PLS (Loading Factors)
Tabel 6.19
Uji Validitas Variabel Ketersediaan Fasilitas, Peran nakes, Dukungan
keluarga, Self Efficiacy dan Perilaku Dengan Mengevaluasi Nilai
AVE (Avarage Variance Extracted)
Kriteria Uji
AVE Akar AVE
> 0,5
Peran nakes 1 1 Valid
Self Efficiacy 0.665624 0.815858 Valid
Ketersediaan Fasilitas 0.689585 0.830413 Valid
Dukungan Keluarga 0.703207 0.838574 Valid
Perilaku 1 1 Valid
Sikap 1 1 Valid
Sumber: output SmartPLS 2.0, 2022
Tabel 6.20
Uji Reliabilitas Variabel Ketersediaan Fasilitas, Peran nakes,
Dukungan keluarga, Self Efficiacy dan Perilaku Dengan Mengevaluasi
Nilai Pada Outer Model
Hasil Uji Kriteria Uji
Validitas
Pengaruh Loading >0,70
Peran nakes 1.000000 Reliabel
Self Efficiacy 0.747843 Reliabel
Cronbach’s Ketersediaan Fasilitas 0.778892 Reliabel
Alpha Dukungan Keluarga 0.788675 Reliabel
Perilaku 1.000000 Reliabel
Sikap 1.000000 Reliabel
Peran nakes 1.000000 Reliabel
Composite Self Efficiacy 0.854226 Reliabel
Reliability Ketersediaan Fasilitas 0.869178 Reliabel
Dukungan Keluarga 0.876181 Reliabel
Perilaku 1.000000 Reliabel
Sikap 1.000000 Reliabel
Sumber: output SmartPLS 2.0, 2022
Gambar 6.9
Inner Model (T-Statistic) Bootstraping
Gambar di atas menyatakan nilai T-Statistik direfleksikan terhadap
variabelnya sebagian besar > 1.96, sehingga menunjukan blok indikator
berpengaruh positif dan signifikan untuk merefleksikan variabelnya. Inner
model disebut juga dengan model structural dapat dievaluasi dengan
melihat uji nilai R-Square, hipotesis T-Statistik, pengaruh variabel
langsung dan tidak langsung serta Predictive Relevance (Q-Square).
7) Nilai R-Square
Selanjutnya dilakukan uji Inner Model, pengujian terhadap
model structural dilakukan dengan melihat R-Square yang merupakan
Uji Goodness-fit model. Berikut ini adalah hasil pengukuran nilai R-
Square, yang juga merupakan nilai goodnees-fit model.
72
Tabel 6.21
Evaluasi nilai R Square Model Pengaruh Ketersediaan Fasilitas,
Peran nakes, Dukungan keluarga, Self Efficiacy dan
Perilaku
Hasil Uji
Variabel R Square
Fasilitas -
Keluarga 0,758069
Perilaku 0,847765
Peran nakes 0,481190
Self Efficacy 0,817978
Sikap 0,887887
Sumber: SmartPLS 2.0 report, 2022
8) Nilai T-Statistic
Hasil evaluasi signifikan inner model diatur dalam output
SmartPLS dibawah ini dengan mengevaluasi refleksi nilai T Statistik
indicator terhadap variabelnya.
73
Tabel 6.22
Evaluasi Refleksi Nilai T Statistik Terhadap Indikator
Dari Masing-masing Variabel
Uji Refleksi >
Indikator T-statistik
Signifikansi 1.96
DK1 25.88345 Signifikan
DK2 137.6119 Signifikan
DK3 125.0183 Signifikan
FK1 104.2178 Signifikan
T Statistik FK2 43.52476 Signifikan
FK3 82.93897 Signifikan
PB1 85.87287 Signifikan
PB2 52.90835 Signifikan
PB3 143.9723 Signifikan
Sumber: SmartPLS 2.0 report, 2022
η2 = ξ1 γ2 + η1 β1 + 2
Dukungan keluarga = 0.536 Ketersediaan Fasilitas + 0.222 Peran nakes +
0.241 Faktor lain
Dukungan keluarga dipengaruhi oleh faktor Ketersediaan Fasilitas
sebesar 0.536, Peran nakes sebesar 0.222 dan sisanya 0.241 dipengaruhi
oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Artinya terdapat
pengaruh langsung dan positif dari Ketersediaan Fasilitas dan Peran nakes
terhadap dukungan keluarga. Semakin baik Ketersediaan Fasilitas dan Peran
nakes maka akan semakin baik dukungan keluarga di RSUD Cibinong
η3 = ξ1 γ4+ η1 β6 + η2 β2+ 3
Self Efficiacy = 0.398 Ketersediaan Fasilitas + 0.176 Peran nakes
+ 0.236 Dukungan keluarga + 0.199 Faktor lain
Self Efficiacy dipengaruhi oleh faktor Ketersediaan Fasilitas sebesar
0.398, Peran nakes sebesar 0.176, faktor dukungan keluarga sebesar 0.286,
dan sisanya 0.199 dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam
penelitian ini. Artinya terdapat pengaruh langsung dan positif dari
Ketersediaan Fasilitas, Peran nakes dan dukungan keluarga terhadap
perilaku. Semakin baik Ketersediaan Fasilitas, Peran nakes dan dukungan
keluarga maka akan semakin baik Self Efficiacy di RSUD Cibinong
Η4 = ξ1 γ5 + η1 β7 + η2 β4 + η3 β9 + η4 β10 + 5
Sikap = 0.037 Ketersediaan Fasilitas + 0.225 Peran nakes
+ 0.066 Dukungan keluarga + 0.118 Self Efficiacy +
0.147 Faktor lain
Pengetahuan dipengaruhi oleh faktor Ketersediaan Fasilitas sebesar
0.037, Self Efficiacy sebesar 0.225, faktor dukungan keluarga sebesar 0.066,
faktor Self Efficiacy sebesar 0.118, dan faktor pengetahuan sebesar 0.407
sisanya 0.147 dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam
penelitian ini. Artinya terdapat pengaruh langsung dan positif dari
Ketersediaan Fasilitas, Peran nakes, dukungan keluarga dan Self Efficiacy
terhadap sikap ibu hamil. Semakin baik Ketersediaan Fasilitas, Peran nakes,
78
B. Pembahasan
1. Keterbatasan Penelitian
Penelitian tentang Ketersediaan Fasilitas, peran nakes, dukungan
keluarga dan pengetahuan terhadap perilaku ini tentu saja memiliki
keterbatasan. Dalam penelitian ini pemilihan responden hanya terbatas
pada ibu hamil di lingkungan RSUD Cibinong Kabupaten Bogor, sehingga
tidak mengukur semua ibu hamil, tetapi hanya terfokus pada 80 orang ibu
hamil RSUD Cibinong Kabupaten Bogor sehingga sampel penelitian
menjadi sangat terbatas dan kurang memadai.
Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner bersifat
subyektif, sehingga kebenaran data sangat tergantung kepada kejujuran
responden pada saat menjawab. Pengambilan data responden awalnya
menggunakan random sampling, namun mengingat keterbatasan waktu
maka, peneliti mengambil data dengan cara purposive sampling, yaitu
pengambilan data tergantung pada ibu hamil dengan memenuhi kriteria
penelitian. Dalam penelitian ini pula menggunakan instrumen yang
memiliki kehandalan validitas dan reliabilitas instrumen yang teruji belum
cukup baik, sehingga terdapat item-item pertanyaan dalam instrumen yang
tereliminasi.
Penelitian ini dilakukan pada saat tertentu (cross sectional) dan
melalui kuesioner yang berdasarkan Sikap dari skore jawaban responden,
sehingga sulit melihat perilaku pelaksana dalam rentang waktu yang
panjang serta melihat kebenaran jawaban yang ditulis oleh responden.
2. Pengaruh Sikap Terhadap Perilaku Kunjungan oleh Ibu hamil RSUD
Cibinong Kabupaten Bogor Tahun 2018
Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan PLS (Partial Least
Square) terdapat pengaruh langsung antara Sikap berpengaruh positif
terhadap perilaku. Hasil uji terhadap koefisien parameter antara sikap
terhadap perilaku menunjukkan ada pengaruh positif 0,131, sedangkan
nilai T-Statistic sebesar 3.078 dan signifikan pada α=5%. Nilai T-Statistic
tersebut berada jauh diatas nilai kritis (1,96).
80
ibu hamil yang belum tahu profesi dari masing-masing tenaga kesehatan
sehingga tidak mengetahui tupoksi mereka di rumah sakit.
5. Pengaruh Ketersediaan Fasilitas Terhadap Perilaku Kunjungan oleh
Ibu hamil RSUD Cibinong Kabupaten Bogor Tahun 2018
Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan PLS (Partial Least
Square) terdapat pengaruh langsung antara ketersediaan fasilitas
berpengaruh positif terhadap perilaku. Hasil uji terhadap koefisien
parameter antara ketersediaan fasilitas terhadap perilaku menunjukkan ada
pengaruh positif 0,572, sedangkan nilai T-Statistic sebesar 9.38 dan
signifikan pada α=5%. Nilai T-Statistic tersebut berada jauh diatas nilai
kritis (1,96).
Ketersediaan fasilitas terhadap perilaku menunjukan terdapat
pengaruh lansung terhadap perilaku sebesar 23,29%, sedangkan untuk
pengaruh tidak langsung antara ketersediaan fasilitas terhadap perilaku
melalui motivasi diri diperoleh sebesar 0.45%.
Hasil penelitian ini sejalan dengan Massolo (2011) yang berjudul
pengaruh penyuluhan kesehatan reproduksi dan ketersediaan fasilitas
terhadap perilaku oleh ibu hamil desa Cianjur Tahun 2015. Hasil
penelitian menunjukan bahwa ada pengaruh ada pengaruh yang signifikan
antara ketersediaan fasilitas terhadap perilaku oleh ibu hamil desa Cianjur
Tahun 2015 dengan Pvalue 0,008.
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian Widiyanto
(2010), yang berjudul pengaruh pemberian pendidikan kesehatan
reproduksi ibu hamil dan ketersediaan fasilitas terhadap perilaku
kunjungan oleh ibu hamil Desa Cepogo, Kecamatan Kembang, Kabupaten
Jepara. Dari hasil penelitian ini, diperoleh t hitung adalah 8.037 yaitu lebih
besar dari pada t table 1,668 Hal ini menunjukan bahwa ada pengaruh
pemberian pendidikan kesehatan reproduksi ibu hamil dan ketersediaan
fasilitas terhadap perilaku oleh ibu hamil Desa Cepogo, Kecamatan
Kembang, Kabupaten Jepara
88
persepsi sakit yang positif artinya ibu hamil RSUD Cibinong Kabupaten
Bogor sendiri memahami bahwa kesehatan merupakan prioritas pertama
dan mengerti akan tindakan untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan jika
sakit. Meskipun begitu masih ada ibu hamil masih kurang dalam
menyikapi rasa sakit sehingga masih membiarkan gejala-gejala sakit yang
diderita dan mengandalkan obat-obatan di warung jika sakit. Persepsi sakit
tidak berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan karena pada
dasarnya program JKN itu sendiri mempunyai layanan gratis sehingga ibu
hamil mau memanfaatkannya.
92
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hasil pengujian hipotesis dengan Structural Equation Model (SEM) dengan
metode smartPLS didapat temuan bahwa variabel perilaku oleh ibu hamil desa di
Kabupaten Bogor dipengaruhi oleh pengaruh Ketersediaan Fasilitas (23,29%), Peran
nakes (6,87%), dukungan keluarga (15,94%), Self Efficiacy (5,51%), dan sikap ibu
hamil (15,43%) di Kabupaten Bogor. Temuan penelitian ini adalah:
1. Terdapat pengaruh langsung antara Ketersediaan Fasilitas, terhadap perilaku
kunjungan oleh Ibu hamil sebesar 23,29%.
2. Terdapat pengaruh langsung antara Peran nakes terhadap perilaku kunjungan oleh
Ibu hamil sebesar 6,87%.
3. Terdapat pengaruh langsung antara dukungan keluarga terhadap perilaku
kunjungan oleh Ibu hamil sebesar 15,94%.
4. Terdapat pengaruh langsung antara Self Efficiacy terhadap perilaku kunjungan
oleh Ibu hamil sebesar 5,51%.
5. Terdapat pengaruh langsung antara sikap terhadap perilaku kunjungan oleh Ibu
hamil sebesar 15,43%.
6. Terdapat pengaruh langsung antara Ketersediaan Fasilitas terhadap sikap Ibu
hamil sebesar 7,21%.
7. Terdapat pengaruh langsung antara Peran nakes terhadap sikap Ibu hamil
sebesar 20,2%.
8. Terdapat pengaruh langsung antara dukungan keluarga terhadap sikap Ibu hamil
sebesar 32,5%
9. Terdapat pengaruh langsung antara Self Efficiacy terhadap sikap Ibu hamil
sebesar 40,4 %.
10. Terdapat pengaruh langsung antara Ketersediaan Fasilitas, terhadap Self Efficiacy
sebesar 26,4 %.
11. Terdapat pengaruh langsung antara Peran nakes terhadap Self Efficiacy sebesar
30,1 % .
12. Terdapat pengaruh langsung antara dukungan keluarga terhadap Self Efficiacy
sebesar 15,5 %.
93
B. Saran-saran
Berdasarkan keterbatasan dalam penelitian ini, maka saran-saran dalam
penelitian selanjutnya sebagai berikut:
1. Perlunya pengadaan sarana Ketersediaan Fasilitas bagi ibu hamil agar memudahkan
kunjungan secara rutin pada saat setelah persalinnan dan pelayanan kesehatan agar
menyediakan ruang konsultasi permasalahan ibu hamil, serta pengadaan sarana dan
media KIE yang berkaitan dengan hamil pasca operasi cesarea yang dapat
dimanfaatkan untuk penyuluhan/pembinaan antara lain: ruang laktasi, booklet,
poster dan spanduk.
2. Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat memberikan informasi pada ibu
hamil tentang pentingnya perilaku melakukan pemeriksaan Antenatal Care
94
kesehatan juga perlu meningkatkan promosi agar pengetahuan ibu hamil tentang
program pelayanan kesehatan gratis lebih merata. Kemudian mengkaji ulang
kebijakan subsidi pelayanan kesehatan gratis di rumah sakit dengan sasaran semua
penduduk Cibinong perlu dikaji ulang. Kebijakan subsidi gratis dapat tetap
diberikan, namun perlu adanya prioritas sasaran terhadap ibu hamil yang kurang
mampu (targetted subsidy), sehingga harapannya ibu hamil lebih maksimal
memanfaatkan rumah sakit
7. Disarankan agar pemahaman mengenai program kunjungan melalui JKN bagi ibu
hamil sangat diperlukan untuk efektifitas layanan kesehatan di rumah sakit. Untuk
peneliti selanjutnya disarankan untuk menganalisis variabel-variabel lain misalnya:
status perkawinan, jumlah anggota keluarga, sosial Peran nakes, penghasilan dan
ketersediaan fasilitas dengan desain penelitian yang berbeda sehingga dapat
menggali informasi lebih mendalam tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh ibu hamil di RSUD Cibinong
96
DAFTAR PUSTAKA
Bibliography
Lewis GE. (2017). The Confidence Enquiry into Maternal and Child Health
(CEMACH). Saving Mother’s Lives: Reviewing Maternal Deaths to Make
Motherhood Safer – 2003-2005. London CEMACH.: The 7th report on
confidence enquiry into maternal deaths in the United Kindom.
Adawiyah, R . (2016). Faktor - Faktor Yang Berhubungan Dengan KunjunganAntenatal
Care Di Puskesmas Mongolato Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo .
Skripsi Program Studi Ilmu Keperawatan, Oktober 2016.
Andarmoyo, M. (2018). Keperawatan Keluarga Konsep Teori, Proses dan Praktik
Keperawatan. Yogjakarta: Graha Ilmu.
Ariestanti, dkk. (2020). Determinan Perilaku Ibu Hamil Melakukan Pemeriksaan
Kehamilan (Antenatal Care) Pada Masa Pandemi Covid -19. Jurnal Bidang Ilmu
Kesehatan, Vol. 10, No. 2 Desember 2020.
Corbett, G. A. (2020). Health Anxiety And Behavioural Changes Of Pregnant Women
During The COVID-19 Pandemic. European Journal Of Obstetrics And
Gynecology And Reproductive Biology,, 249, Pp.96–97. Doi:
0.1016/J.Ejogrb.2020.04.022.
Dwicaksono, A., Setiawan, S. (2013). Monitoring Kebijakan dan Anggaran Komitmen
Pemerintah Indonesia dalam Kesehatan Ibu. Bandung: Perkumpulan Inisiatif.
Friedman, B. (2018). Buku Ajar Keoerawatan Keluarga (Riset, teori, dan praktik) Edisi
5. Jakarta: EGC.
Juwariyah dan Priyanto. (2018). Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Perilaku
Pencegahan Kekambuhan Luka Diabetik. Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume
5, Nomor 3, Desember 2018, hlm. 233–240.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2020). Info Infeksi Emerging
Kementerian Kesehatan RI. Jakarta: Kemenkes RI.
Kementerian Kesehatan RI. (2020b). Pedoman pencegahan dan Pengendalian
coronavirus disease (COVID-19). Jakarta: Kemenkes RI.
Kementerian Kesehatan RI. (2018). Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan bagi
Bangsa Indonesia. Kementerian Kesehatan RI.
Kholid, Ahmad. (2018). Promosi Kesehatan. Jakarta: Rajawali Pers.
Khotimah, S. (2021). Situasi Pelayanan Kebidanan pada Masa Pandemi COVID-19.
Jurnal Ilmu Kesehatan Dharmas Indonesia, Volume 01 Nomor 1, Juni 2021.
97
Saputra, D. (2020). Fenomena Informasi Palsu ( Hoax ) Pada Media Sosial di Tengah
Pandemi Covid-19 dalam Perspektif Islam Devid Saputra. Mau’idhoh Hasanah :
Jurnal Dakwah Dan Ilmu Komunikasi,, 2(1), 1–10. http://journal.iai.
Setiadi. (2015). Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sulistyawati., A. (2015). Asuhan Kebidanan Pada Ibu hamil. Yogyakarta: Perpustakaan
Nasional.
Wang,. et.al. (2020). Immediate Psychological Responses and Associated, Factors
during the Initial Stage of the 2022 Coronavirus Disease (COVID-19) Epidemic
among the General Population in China. International Journal of Environmental
Research and Public Health, 17, 1729; doi:10.3390/ijerph17051729.
Wang,. et.al. (2020). Perilaku Ibu Hamil Pada Masa Pandemi Covid-19. International
Journal of Environmental Research ad Public Health, 17, 1729;
doi:10.3390/ijerph17051729).
World Health Organization. (2018). Antenatal Care For A Positive Pregnancy
Experience. Jakarta: United Nation.
Yulianti, I. (2020). Definisi dan Jalur Penularan Severe Acute Respiratory Syndrome
Coronavirus 2 (SARS-Cov-2). Jurnal Pendidikan Kesehatan, 57-64.
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Peneliti
PENGARUH KETERSEDIAAN FASILITAS, PERAN TENAGA
KESEHATAN, DUKUNGAN KELUARGA, SELF EFFICIACY
DAN SIKAP IBU IBU HAMIL TERHADAP PERILAKU IBU
HAMIL MELAKUKAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN
PADA MASA PANDEMI COVID -19
DI RSUD CIBINONG
Kelengkapan Sarana
6. Kesesuaian harga dengan kualitas obat yang tersedia di farmasi rumah sakit
Petunjuk Pengisian
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memberikan tanda chek list (V)
pada jawaban yang telah tersedia sesuai dengan variabelnya, yang mendekati
pada jawaban Anda, dengan pilihan jawaban :
a) Sangat sering : (5)
b) Sering : (4)
c) Kadang-kadang : (3)
d) Jarang : (2)
e) Tidak pernah : (1)
a. Konselor
b. Tindakan
Petunjuk Pengisian
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memberikan tanda chek list (V)
pada jawaban yang telah tersedia sesuai dengan variabelnya, yang mendekati
pada jawaban Anda, dengan pilihan jawaban :
a) Sangat sering : (5)
b) Sering : (4)
c) Kadang-kadang : (3)
d) Jarang : (2)
e) Tidak pernah : (1)
1. Dukungan Emosional
2. Dukungan Informasional
3. Dukungan Pembiayaan
Petunjuk Pengisian
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memberikan tanda chek list (V)
pada jawaban yang telah tersedia sesuai dengan variabelnya, yang mendekati
pada jawaban Anda, dengan pilihan jawaban :
a) Sangat sering : (5)
b) Sering : (4)
c) Kadang-kadang : (3)
d) Jarang : (2)
e) Tidak pernah : (1)
1. Level (Tingkatan)
3. Strength (kekuatan)
No Pernyataan Jawaban
STS TS KS S SS
1 Keberadaan Rumah sakit
mempermudah masyarakat
dalam menggunakan
fasilitas kesehatan
2 Rumah sakit diperuntukkan
untuk semua lapisan
masyarakat
3 Setiap jenis pelayanan harus
dijelaskan oleh petugas
kepada pasien sesuai dengan
masalah kesehatannya
4 Pelayanan rumah sakit tidak
hanya terbatas pada
tindakan pengobatan saja
5 Masyarakat membutuhkan
pelayanan kesehatan yang
murah (gratis), cepat, dan
mudah dijangkau
6 Tarif Rumah sakit harus
dapat dijangkau oleh seluruh
lapisan masyarakat
7 Rumah sakit sebaiknya
memiliki dokter jaga 24 jam
8 Rumah sakit harus memiliki
apotik yang lengkap dan 24
jam
9 Setiap anggota keluarga
yang sakit dianjurkan
berobat ke Rumah sakit
10 Pelayanan kesehatan di
rumah sakit memiliki
fasilitas rawat inap