SKRIPSI
Oleh :
HERLINA
210402183105
SKRIPSI
Oleh :
HERLINA
210402183105
Nama : Herlina
NIM. : 210402183105
Program Studi : Kebidan Program Sarjana
Angkatan..................................................(Reguler/ Alih Jenjang)*
Jenjang : Sarjana
Apabila dikemudian hari saya terbukti melakukan tindakan plagiat, maka saya
bersedia menerima sanksi yang ditetapkan. Demikian surat pernyataan ini saya
buat dengan sebenar-benarnya.
Jakarta,.........................2022
Yang menyatakan,
Herlina
iv
LEMBAR PERSETUJUAN
SKRIPSI
OLEH :
HERLINA
210402183105
Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
(Dr. Hj. Kinkin Yuliaty Putri S, (Vepti Triana Mutmainah, S. SiT., M. Kes)
M.Si)
Mengetahui,
Ketua Program Studi Kebidanan Program Sarjana
LEMBAR PENGESAHAN
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang
berjudul “Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Anemia Pada Ibu Hamil di
PMB Bidan H”.
1. DR. Hj. Lilik Susilowati, S.SiT., M.Kes., MARS selaku Ketua Yayasan
Bhakti Pertiwi Indonesia.
2. DR. Hj. Ella Nurlelawati, S.SiT.,SKm.,M.Kes selaku Ketua STIKes
Bhakti Pertiwi Indonesia.
3. Dra. Dedeh Rodiyah, S.SiT., M.Kes Ketua Program Studi Kebidanan
Program Sarjana STIKes Bhakti Pertiwi Indonesia.
4. Dr. Hj. Kinkin Yuliaty Putri S, M.Si selaku Pembimbing I yang telah
banyak memberikan masukan, pengarahan, dan bantuan kepada penulis
dalam melakukan perbaikan – perbaikan untuk kesempurnaan Proposal
penelitian penulis.
5. Arsita Pratiwi, M.Tr.Keb selaku pembimbing II yang telah banyak
memberikan masukan, pengarahan, dan bantuan kepada penulis dalam
melakukan perbaikan-perbaikan untuk kesempurnaan Skripsi penulis.
6. Para dosen dan seluruh staf yang terkait di Program Studi Sarjana
Kebidanan STIKes Bhakti Pertiwi Indonesia.
7. Rekan-rekan yang telah banyak membantu sehingga penulis dapat
menyelesaikan Skripsi ini.
8. Kedua orang tua tercinta, adik dan kakak-kakaku tersayang serta keluarga
besar yang selalu mendoakan, memotivasi dan membantu dengan tulus
dan kasih sayang serta selalu memberi semangat kepada penulis.
vii
Jakarta, …….2022
Herlina
vii
i
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BHAKTI PERTIWI INDONESIA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN PROGRAM SARJANA KEBIDANAN
Herlina
210402183105
ABSTRAK
Latar Belakang: Berdasarkan SDKI tahun 2012 menunjukkan peningkatan AKI yang signifikan yaitu
menjadi 359 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup. AKI kembali menujukkan penurunan menjadi
305 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup berdasarkan hasil Survei Penduduk Antar Sensus
(SUPAS) pada tahun 2015. Angka tersebut masih jauh dari target Rancangan Pembangunan Jangka
Menengah (RPJM) tahun 2015 sebesar 306 per 100.000 kelahiran hidup dan target Sustainable
Development Goals (SDG’s) sebesar 70 per 100.000 kelahiran hidup tahun 2016. Tujuan: Mengetahui
faktor-taktor yang Berhubungan dengan Anemia pada Ibu Hamil di PMB Bidan H tahun 2022. Metode
Penelitian ini menggunakan metode analitik secara cross sectional dimana data yang menyangkut
variable dependen dan variable independen. Dengan menggunakan data sekunder melalui rekam medik
mengenai “faktor-taktor yang Berhubungan dengan Anemia pada Ibu Hamil di PMB Bidan H tahun
2022”. Hasil penelitian: hasil uji statistic Chi-Square diperoleh nilai (p < 0,05) pada semua variabel
yang berarti Ho ditolak artinya ada hubungan antara faktor-taktor variabel dengan Anemia pada Ibu
Hamil di PMB Bidan H tahun 2022. Kesimpulan: Pada penelitian ini yaitu dari semua variabel
terdapat adanya pengaruh antara faktor-taktor yang Berhubungan dengan Anemia pada Ibu Hamil di
PMB Bidan H tahun 2022. Saran Penelitian ini diharapkan menjadi informasi yang berguna untuk
dapat membekali mahasiswa dengan bimbingan tentang pentingnya kasus anemia pada ibu hamil.
ABSTRACT
Background: Based on the 2012 IDHS, it shows a significant increase in MMR, which is 359 maternal
deaths per 100,000 live births. MMR again showed a decline to 305 maternal deaths per 100,000 live
births based on the results of the Intercensus Population Survey (SUPAS) in 2015. This figure is still
far from the 2015 Medium-Term Development Plan (RPJM) target of 306 per 100,000 live births and
the Sustainable Development target. Goals (SDG's) are 70 per 100,000 live births in 2016. Objectives:
To determine factors related to anemia in pregnant women in PMB Midwife H in 2022. Methods: This
study uses an analytical method in a cross sectional manner where the data concerning the dependent
variable and the variable independent. By using secondary data through medical records regarding
"Factors Associated with Anemia in Pregnant Women in PMB Midwife H in 2022". Results: the
results of the Chi-Square statistical test obtained a value (p < 0.05) on all variables, which means Ho is
rejected, meaning that there is a relationship between variable factors and anemia in pregnant women at
PMB Midwife H in 2022. Conclusion: In this study that is, from all variables there is an influence
between factors related to anemia in pregnant women at PMB Midwife H in 2022. Suggestions: This
research is expected to be useful information to be able to equip students with guidance about the
importance of anemia cases in pregnant women.
Keywords: Anemia, age, education, occupation, parity, pregnancy interval Bibliography : 20 books
(20012-2019)
x
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERNYATAAN ORISINILITAS...................................................iii
LEMBAR PERSETUJUAN.............................................................................iv
LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................v
KATA PENGANTAR......................................................................................vi
ABSTRAK........................................................................................................viii
ABSTRCT........................................................................................................ix
DAFTAR ISI....................................................................................................x
DAFTAR TABEL............................................................................................v
DAFTAR GAMBAR........................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................x
DAFTAR SINGKATAN..................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1
2.1. Persalinan..................................................................................8
2.1.1. Definisi...........................................................................8
2.1.2. Faktor Risiko..................................................................8
2.1.3. Etiologi...........................................................................9
2.2. Anemia dalam Kehamilan.........................................................10
2.2.1. Definisi...........................................................................10
2.2.2. Klasifikasi......................................................................10
xi
BAB VI PEMBAHASAN...............................................................................46
7.1. Kesimpulan....................................................................................58
7.2. Saran..............................................................................................59
7.2.1. Bagi Peneliti.........................................................................59
7.2.2. Bagi Mahasiswa...................................................................60
7.2.3. Bagi STIKES BPI................................................................60
7.2.4. Bagi Masyarakat..................................................................60
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................61
LAMPIRAN.....................................................................................................62
xii
i
DAFTAR TABEL
5.12. Hasil Analisa Hubungan Jarak Kehamilan Ibu dengan Kejadian Anemia
.......................................................................................................................... 44
xiv
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
xvi
DAFTAR SINGKATAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
Angka Kematian Ibu (AKI). AKI adalah jumlah kematian ibu selama masa
dan nifas atau pengelolaannya tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti
2018).
signifikan yaitu menjadi 359 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup. AKI
kembali menujukkan penurunan menjadi 305 kematian ibu per 100.000 kelahiran
hidup berdasarkan hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) pada tahun
2015. Angka tersebut masih jauh dari target Rancangan Pembangunan Jangka
Menengah (RPJM) tahun 2015 sebesar 306 per 100.000 kelahiran hidup dan target
tahun 2016.
yang paling banyak ditemukan di DIY adalah perdarahan dan infeksi yang
merupakan akibat dari anemia pada kehamilan. Selain itu darata dari Direktorat
Menurut World Health Organization (WHO) 2012 anemia pada ibu hamil
adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin (Hb) dalam darahnya <11g% .
Anemia pada kehamilan umumnya terjadi pada wanita di seluruh dunia, terutama
ekonomi masyarakat dan berpengaruh pada kualitas sumber daya manusia. Secara
Anemia pada ibu hamil dapat dikatakan “potensial danger to mother and
memerlukan perhatian serius dari semua pihak yang ada dalam pelayanan
Anemia pada populasi ibu hamil menurut kriteria yang ditentukan WHO dan Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, yakni sebesar 37,1% dan pravelensinya
hampir sama antara ibu hamil di perkotaan (36,4%) dan pedesaan (37,8%). Hal ini
(severe public health problem) dengan batas pravelensi anemia lebih dari 40%
(BPPK, 2014). Tingginya angka tersebut disebabkan antara lain oleh keadaan
kekurangan zat besi atau sering disebut Anemia Gizi Besi (AGB). Upaya
pemerintah dalam mengatasi anemia defisiensi besi ibu hamil yaitu program
pemberian tablet tambahan darah (Fe) pada ibu hamil. Menurut Permenkes No 88
Tahun 2012 tentang standar tablet tambah darah bagi wanita usia subur dan ibu
3
hamil, bahwa untuk melindungi wanita usia subur dan ibu hamil dari kekurangan
gizi dan mencegah terjadinya anemia gizi besi maka perlu mengomsumsi tablet
tambah darah (Kemenkes RI, 2013). Kebutuhan zat besi pada wanita hamil yaitu
rata-rata mendekati 900 mg. Kebutuhan ini terdiri dari, sekitar 300 mg diperlukan
untuk janin dan plasenta serta 500 mg lagi digunakan untuk meningkatkan massa
haemoglobin maternal, kurang lebih 200 mg lebih akan dieksresikan lewat usus,
urin dan kulit. Makanan ibu hamil setiap 100 kalori akan menghasilkan sekitar 8–
10 mg zat besi (Manuaba, 2012). Diharapkan ibu hamil dapat mengonsumsi tablet
kandungan. Ibu hamil dengan anemia memiliki risiko keguguran, lahir mati,
melahirkan bayi premature dan bayi berat lahir rendah (BBLR) (WHO, 2014).
Kekurangan zat besi menjadi hal yang kurang menguntungkan untuk ibu dan bayi,
kejadian anemia pada ibu hamil akan meningkatkan risiko terjadinya kematian ibu
dibandingkan dengan ibu yang tidak anemia (Depkes, 2013). Beberapa faktor
yang mempengaruhi anemia kehamilan yaitu umur ibu, paritas, jarak kehamilan,
infeksi dan penyakit, pengetahuan dan kurang energi kronis (KEK) (Asyirah
2012).
berhubungan secara signifikan dengan anemia adalah usia kehamilan. Dari hasil
penelitian didapatkan usia kehamilan terbanyak ada pada Trimester III. Hal ini
4
mencapai puncaknya pada usia kehamilan 32-36 minggu. Faktor hemodilusi ini
gr/dL.
pada ibu hamil adalah paritas dan tingkat pendidikan. (Aisyiyah, 2017). Hasil
penelitian ini ditunjang oleh teori tentang seorang ibu yang sering melahirkan
memperhatikan kebutuhan nutrisi, karena selama hamil zat-zat gizi akan berbagi
untuk ibu dan janin yang dikandungnya. Semakin sering seorang wanita
melahirkan maka semakin besar risiko kehilangan darah dan berdampak pada
hubungan sebab akibat dengan kejadian anemia pada ibu hamil. Pada kelompok
yang cukup banyak yaitu pada tahun 2019 terdapat 104 ibu hamil dan yang
yang berhubungan dengan Anemia pada Ibu Hamil di PMB Bidan H”.
5
mengalami anemia.
hamil yang sudah ada dan hasil penelitian ini juga diharapkan menambah
dengan Anemia pada Ibu Hamil di PMB Bidan H tahun 2022. Penelitian
ini dilakukan di PMB Bidan H pada bulan Mei 2022 hingga Agustus 2022.
Penelitian ini dilakukan karena terdapat kasus anemia yang cukup banyak
di PMB Bidan yaitu pada tahun 2019 terdapat 104 ibu hamil dan yang
2020 terdapat 114 ibu hamil dan sebanyak 34 ibu hamil mengalami
anemia (29.8%). Sampel pada penelitian ini adalah ibu hamil yang
dependen pada penilitan ini adalah anemia pada ibu hamil di PMB Bidan
paritas, jarak kehamilan, status gizi, frekuensi ANC pada ibu hamil yang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anemia
2.1.1 Definisi
hematokrit, dan jumlah sel darah merah di bawah nilai normal atau bisa disebut juga
penurunan kuantitas sel-sel darah merah dalam sirkulasi atau jumlah kadar hemoglobin
(Hb) dibawah batas normal. Menurut American Society of Hematology (2016), anemia
adalah menurunnya jumlah hemoglobin dari batas normal sehingga tidak dapat
memenuhi fungsinya sebagai pembawa oksigen dalam jumlah yang cukup ke jaringan
perifer. Anemia ditandai dengan beberapa gejala yaitu sering lesu, lemah, pusing, mata
berkunang-kunang dan wajah pucat. Hal ini dapat berdampak pada penurunan daya tahan
tubuh sehingga mudah terserang penyakit dan mengakibatkan menurunnya aktivitas dan
interaksi kompleks dari faktor sosial, politik, ekologi, dan biologi. Penelitian Pala K dan
dengan kejadian anemia. Di samping itu kondisi sosial ekonomi rumah tangga juga
cenderung lebih tinggi pada rumah tangga miskin. Pada anemia defisiensi besi
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu kurang mengkonsumsi sumber makanan hewani
sebagai salah
9
satu sumber zat besi yang mudah diserap (heme iron), sedangkan bahan makanan nabati
(non-heme iron) adalah zat besi yang tinggi tetapi sulit diserap oleh tubuh sehingga
diperlukan porsi yang besar untuk mencuckupi kebutuhan zat besi harian. Faktor lain
yang dapat mempengaruhi anemia defisiensi besi antara lain pola haid pada wanita,
pengetahuan tentang anemia dan status gizi. Berdasarkan hasil penelitian di Meksiko,
obesitas juga merupakan faktor risiko anemia yang dapat meningkatkan risiko 2 - 4 kali
2.2.3 Etiologi
Penyebab anemia menurut Sudoyo dkk dalam penelitian Indartanti dan Apoina
(2014) antara lain karena gangguan pembentukan eritrosit oleh sumsum tulang belakang,
waktunya (hemolisis), kurangnya asupan zat besi, vitamin C, vitamin B12, dan asam
folat. Menurut Agragawal S (2013), penyebab utama anemia adalah gizi dan infeksi.
Masalah gizi yang berkaitan dengan anemia adalah kekurangan zat besi. Hal
tersebut karena mengkonsumsi makanan yang tidak beragam atau cenderung monoton
dan kaya akan zat yang dapat menghambat penyerapan zat besi (phytates) sehingga zat
besi tidak dapat dimanfaatkan oleh tubuh. Kekurangan zat besi juga dapat diperburuk
oleh status gizi yang buruk, terutama yang berkaitan dengan kekurangan asam folat,
A. Pola konsumsi sumber penghambat penyerapan zat besi (inhibitor) dapat berpengaruh
terhadap status anemia. Sumber makanan yang mengandung zat penghambat zat besi
(inhibitor) atau yang mengandung tanin dan oksalat adalah kacang-kacangan, pisang,
2.2.1 Definisi
Anemia kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin (Hb) dalam
darahnya kurang dari 12 gr%. Anemia adalah kondisi dimana Anemia dalam kehamilan
adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin di bawah 11 gr% pada trimester 1 dan 3
atau kadar haemoglobin kurang dari 10,5 gr% pada trimester 2. Nilai batas tersebut
dan perbedaannya dengan wanita tidak hamil terjadi karena hemodilusi, terutama pada
2.2.2 Klasifikasi
sebagai berikut:
Anemia defisiensi besi adalah anemia yang terjadi akibat kekurangan zat
besi dalam darah. Pengobatannya yaitu, keperluan zat besi untuk wanita hamil,
tidak hamil dan dalam laktasi yang dianjurkan adalah pemberian tablet besi
seperti terapi oral adalah dengan memberikan preparat besi yaitu ferosulfat,
menaikkan kadar Hb sebanyak 1 gr% tiap bulan. Saat ini program nasional
profilaksis anemia, terapi parenteral baru diperlukan apabila penderita tidak tahan
akan zat besi per oral, dan adanya gangguan penyerapan, penyakit saluran
ferum dextran sebanyak 1000 mg (20 mg) intravena atau 2x10ml/ IM pada
dengan anamnesis. Hasil anamnesa didapatkan keluhan cepat lelah, sering pusing,
mata berkunang-kunang dan keluhan mual muntah pada hamil muda. Pada
kehamilan yaitu trimester I dan III. Hasil pemeriksaan Hb, dapat digolongkan
sebagai berikut:
11 gr % Tidak Anemia
pada trimester I dan trimester III dengan pertimbangan bahwa sebagian ibu hamil
mengalami anemia (Manuaba, 2012). Kebutuhan zat besi pada wanita hamil yaitu
rata-rata mendekati 900 mg. Kebutuhan ini terdiri dari, sekitar 300 mg diperlukan
untuk janin dan plasenta serta 500 mg lagi digunakan untuk meningkatkan massa
haemoglobin maternal, kurang lebih 200 mg lebih akan dieksresikan lewat usus,
urin dan kulit. Makanan ibu hamil setiap 100 kalori akan menghasilkan sekitar 8–
10 mg zat besi. Perhitungan makan 3 kali dengan 2500 kalori akan menghasilkan
12
sekitar 20–25 mg zat besi perhari. Selama kehamilan dengan perhitungan 288
hari, ibu hamil akan menghasilkan zat besi sebanyak 100 mg sehingga kebutuhan
2. Anemia Megaloblastik
Pengobatannya: yaitu konsumsi asam folat 15-30 mg per hari, vitamin B12 3x1
tablet per hari, sulfas ferosus 3x1 tablet per hari. Pada kasus berat dan pengobatan
3. Anemia Hipoplastik
sumsum tulang, membentuk sel darah merah baru. Untuk diagnostik diperlukan
4. Anemia Hemolitik
pemecahan sel darah merah yang lebih cepat dari pembuatannya. Wanita dengan
biasanya menjadi lebih berat. Gejala utama adalah anemia dengan kelainan-
anemia hemolitik dan beratnya anemia. Obat-obat penambah darah tidak memberi
Darah akan bertambah banyak dalam kehamilan yang lazim disebut hidremia atau
sebagai berikut: plasma 30%, sel darah 18% dan haemoglobin 19%. Bertambahnya darah
dalam kehamilan sudah dimulai sejak kehamilan 10 minggu dan mencapai puncaknya
pengenceran darah ini untuk membantu meringankan kerja jantung yang semakin berat
dengan adanya kehamilan. Penyebab anemia pada umumnya adalah karena kurang gizi
(malnutrisi), kurang zat besi dalam diit, malabsorpsi, kehilangan darah banyak seperti
persalinan yang lalu, haid dan lain-lain , penyakit kronik seperti TBC paru, cacing usus,
malaria dan lain- lain. Perubahan fisiologi pada kehamilan terjadi ekspansi volume
plasma relatif lebih besar dibandingkan dengan peningkatan jumlah sel darah
merah.Volume plasma naik sebanyak 40-45%, disproporsi ini paling besar saat trimester
kedua. Pada trimester ketiga, volume plasma menurun dan masa hemoglobin meningkat.
Diperkirakan selama kehamilan volume plasma meningkat tiga kali lebih banyak
plasenta. Angiogenesis, yang terjadi pada masa awal kehamilan menjadi tidak optimal
(Sari, 2013).
14
Gambar 2.1
2.2.4 Diagnosis
1. Pemeriksaan Fisik
pribadi sebelumnya anemia atau kondisi kronis lainnya, obat, warna tinja
kelelahan, pucat), sakit kuning (kulit dan mata kuning), pucat dari tempat
2. Tes Laboratorium
anemia (anemia mikrositik atau kecil ukuran sel darah merah, anemia
normositik atau normal ukuran sel darah merah, atau anemia makrositik
atau berukuran besar sel darah merah). Informasi tentang sel-sel darah
lainnya (sel darah putih dan trombosit) juga dimasukkan dalam laporan
KBK.
16
b. Tes haemoglobin dan feses : Tes darah dalam tinja yang dapat
mendeteksi pendarahan dari perut atau usus (tinja Guaiac pengujian atau
d. Kadar besi : Kadar zat besi dapat menunjukkan apakah mungkin terkait
anemia kekurangan zat besi atau tidak. Tes ini biasanya disertai dengan tes
ke seluruh tubuh.
f. Feritin : Mengevaluasi kadar zat besi total yang tersedia dalam tubuh
merah, yang rendah pada orang dengan kebiasaan makan yang buruk.
merah, yang rendah pada orang dengan kebiasaan makan yang buruk atau
m. Tes fungsi hati : Sebuah tes umum untuk menentukan bagaimana hati
n. Tes fungsi ginjal : Suatu tes yang sangat rutin dan dapat membantu
2011)
2.2.5 Tatalaksana
18
mengandung banyak zat besi: hati, daging merah, sayuran hijau. Selain itu
seperti kopi dan the. Terapi medika mentosa yaitu pemberian preparat besi
dapat diberikan secara suntikan atau dapat dilakukan transfusi darah jika
hb <8 gr/dl.
2.2.6 Prognosis
anemia, tingkat keparahan dan kesehatan keseluruhan pasien. Anemia yang parah
dapat menyebabkan rendahnya kadar oksigen pada organ vital seperti jantung dan
1.Umur Ibu
Umur ibu yang ideal dalam kehamilan yaitu pada kelompok umur 20-35
tahun dan pada umur tersebut kurang beresiko komplikasi kehamilan serta
memiliki reproduksi yang sehat. Hal ini terkait dengan 8 kondisi biologis dan
psikologis dari ibu hamil. Sebaliknya pada kelompok umur < 20 tahun beresiko
Selain itu, kehamilan pada kelompok usia diatas 35 tahun merupakan kehamilan
yang beresiko tinggi. Wanita hamil dengan umur diatas 35 tahun juga akan rentan
anemia. Hal ini menyebabkan daya tahun tubuh mulai menurun dan mudah
Amiruddin (2016), bahwa ibu hamil yang berumur kurang dari 20 tahun dan lebih
dari 35 tahun yaitu 74,1% menderita anemia dan ibu hamil yang berumur 20 –35
tahun yaitu 50,5% menderita anemia. Wanita yang berumur kurang dari 20 tahun
atau lebih dari 35 tahun, mempunyai risiko yang tinggi untuk hamil, karena akan
2. Paritas
melahirkan yang lahir hidup ataupun lahir mati. Resiko ibu mengalami anemia
dalam kehamilan salah satu penyebabnya adalah ibu yang sering melahirkan dan
pada kehamilan berikutnya ibu kurang memperhatikan asupan nutrisi yang baik
dalam kehamilan. Hal ini disebabkan karena dalam masa kehamilan zat gizi akan
terbagi untuk ibu dan untuk janin yang dikandung. Kecenderungan bahwa
semakin banyak jumlah kelahiran (paritas), maka akan semakin tinggi angka
41% ibu hamil menderita kekurangan gizi. Timbulnya masalah gizi pada
ibu hamil, seperti kejadian KEK, tidak terlepas dari keadaan sosial, ekonomi, dan
20
bio sosial dari ibu hamil dan keluarganya seperti tingkat pendidikan, tingkat
lengan atas (LILA) adalah suatu cara untuk mengetahui resiko Kurang Energi
Pengukuran lingkar lengan atas (LILA) dapat digunakan untuk tujuan penapisan
status gizi Kurang Energi Kronis (KEK). Ibu hamil KEK adalah ibu hamil yang
mempunyai ukuran LILA <23,5 cm. Deteksi KEK denganukuran LILA yang
sehari-hari yang biasanya diiringi juga dengan kekurangan zat gizi lainnya,
diantaranya besi.
4. Penyakit Infeksi
tubuh agar tidak mudah terserang penyakit. Menurut penelitian, orang dengan
kadar Hb
<10 gr/dl memiliki kadar sel darah putih (untuk melawan bakteri) yang rendah
akibat kondidi fisiologis (hamil, kehilangan darah karena kecelakaan, pasca bedah
atau menstruasi), adanya penyakit kronis atau infeksi (infeksi cacing tambang,
malaria, TBC) . Ibu yang sedang hamil sangat peka terhadap infeksi dan penyakit
kandungan, serta cacat bawaan. Penyakit infeksi yang di derita ibu hamil biasanya
tidak diketahui saat kehamilan. Hal itu baru diketahui setelah bayi lahir dengan
21
terinfeksi penyakit, ibu hamil akan kekurangan banyak cairan tubuh serta zat gizi
lainnya. Penyakit yang diderita ibu hamil sangat menentukan kualitas janin dan
bayi yang akan dilahirkan. Penyakit ibu yang berupa penyakit menular dapat
mempengaruhi kesehatan janin apabila plasenta rusak oleh bakteri atau virus
Penyakit menular yang disebabkan virus dapat menimbulkan cacat pada janin
5. Jarak kehamilan
dengan prioritas 1 – 3 anak dan jika dilihat menurut jarak kehamilan ternyata
jarak kurang dari 2 tahun menunjukan proporsi kematian maternal lebih banyak.
Jarak kehamilan yang terlalu dekat menyebabkan ibu mempunyai waktu singkat
Pada ibu hamil dengan jarak yang terlalu dekat beresiko terjadi anemia dalam
kehamilan. Karena cadangan zat besi ibu hamil pulih. Akhirnya berkurang untuk
6. Pendidikan
kemampuan berpikir, dengan kata lain seseorang yang berpendidikan lebih tinggi
akan dapat mengambil keputusan yang lebih rasional, umumnya terbuka untuk
23
gizi banyak di jumpai di daerah pedesaan dengan malnutrisi atau kekurangan gizi.
Kehamilan dan persalinan dengan jarak yang berdekatan, dan ibu hamil dengan
penelitian Amirrudin dkk (2017), faktor yang mempengaruhi status anemia adalah
ibu hamil oleh petugas kesehatan dalam memelihara kehamilannya. Hal ini
selama masa kehamilan sehingga kesehatan ibu dan bayi yang dikandung akan
sehat sampai persalinan. Pelayanan Antenatal Care (ANC) dapat dipantau dengan
kunjungan ibu hamil paling sedikit 4 kali dengan distribusi 1 kali pada triwulan
pertama (K1), 1 kali pada triwulan kedua dan 2 kali pada triwulan ketiga (K4).
Kegiatan yang ada di pelayanan Antenatal Care (ANC) untuk ibu hamil yaitu
informasi gizi selama hamil dan ibu diberi tablet tambah darah secara gratis serta
24
Wanita memerlukan zat besi lebih tinggi dari laki-laki karena terjadi
memerlukan tambahan zat besi untuk meningkatkan jumlah sel darah merah dan
membentuk sel darah janin dan plasenta. Kebutuhan zatbesi pada wanita hamil
yaitu rata-rata mendekati 900 mg. Kebutuhan ini terdiri dari, sekitar 300 mg
diperlukan untuk janin dan plasenta serta 500 mg lagi digunakan untuk meningkat
kan massa haemoglobin maternal, kurang lebih 200 mg akan dieksresikan lewat
usus, urin dan kulit. Makanan ibu hamil setiap 100 kalori akan menghasilkan
sekitar 8–10 mg zat besi (Manuaba, 2012). Kepatuhan ibu hamil dilihat dari ibu
Gambar 2.2
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Anemia pada Ibu Hamil
(Manuaba, 2012)
25
BAB III
visualisasi hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang
lainnya, atau antara variabel yang satu dengan variabel yang lainnya dari
Gambar 3.1
Kerangka Konsep Penelitian
26
Rendah jika
kadar Hb ˂ 9
gr %
Variabel
Alat Skala
No Independen Definisi Operasional Hasil Ukur
Ukur Ukur
2. Tidak
beresiko,
35 tahun
27
2. Tinggi, jika
pendidikan
tamat SMA
atau lebih
3 Pekerjaan Aktivitas utama yang Rekam 1. Bekerja, jika Nominal
tidak
memiliki
pekerjaan
4 Paritas Paritas adalah jumlah anak Data 1. Primipara, Nominal
2015) 2. Multipara,
jika
kelahiran
anak ≥ 2
28
3.3 Hipotesis
3.3.1 Ha
1. Ada hubungan antara umur dengan kejadian anemia pada ibu hamil di
2. Ada hubungan antara pendidikan dengan kejadian anemia pada ibu hamil
3. Ada hubungan antara pekerjaan dengan kejadian anemia pada ibu hamil di
4. Ada hubungan antara paritas dengan kejadian anemia pada ibu hamil di
5. Ada hubungan antara jarak kehamilan dengan kejadian anemia pada ibu
3.3.2 Ho
1. Tidak ada hubungan antara umur dengan kejadian anemia pada ibu hamil
2. Tidak ada hubungan antara pendidikan dengan kejadian anemia pada ibu
3. Tidak Ada hubungan antara pekerjaan dengan kejadian anemia pada ibu
4. Tidak ada hubungan antara paritas dengan kejadian anemia pada ibu hamil
5. Tidak ada hubungan antara jarak kehamilan dengan kejadian anemia pada
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
4.3.1 Populasi
2012). Pada penelitian ini populasi diambil dari seluruh ibu hamil yang
4.3.2 Sampel
a. Editing Data
data yang akurat untuk pengolahan data yang selanjutnya, Kegiatan yang
b. Coding Data
berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan. Coding
atau pemberian kode ini sangat berguna dalam memasukkan data ( entry
data ).
penelitian adalah paket program SPSS for Windows. Dalam proses ini
32
juga dituntut ketelitian dari orang yang melakukan “ entry data ” ini.
d. Cleaning
Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai
e. Penyajian Data
jelas dapat disajikan melalui tulisan, tabel dan grafik. Pada penelitian ini
a) Tekstuler
b) Tabuler
1. Analisis Univariat
2. Analisis Bivariat
jarak kehamilan, status gizi, frekuensi ANC pada ibu hamil yang
mengalami anemia.
SPSS versi 16,0. Apabila nilai p kurang dari 0,05, maka hasilnya
X2 = ∑ (O – E)2
E
X2 = N (ad – bc)
Keterangan :
O : Nilai Observasi
X2 : Nilai Chi-Square
.
34
BAB V
HASIL PENELITIAN
jumlah penduduk 11.502 jiwa saja dengan tingkat kepadatan 186 km².
Luas Daerah
Jumlah Kepadatan
No Kecamatan
Penduduk (Jiwa/Km²)
(Km²)
Tabel 5.2
1 Ringan 32 36
2 Berat 57 64
Jumlah 89 100
36
kejadian Anemia pada Ibu Hamil PMB Bidan H Tahun 2022 dari 89
Tabel 5.3
2 Beresiko 50 56,2
Jumlah 89 100
Kejadian anemia pada Ibu Hamil berdasarkan usia di PMB Bidan H Tahun
responden.
37
Tabel 5.4
1 Tinggi 43 48,3
2 Rendah 46 51,7
Jumlah 89 100
responden.
Tabel 5.5
1 Bekerja 37 38,2
Jumlah 89 100
38
responden.
Tabel 5.6
1 Primipara 32 36
2 Multipara 57 64
Jumlah 89 100
(45,6%) responden.
Tabel 5.7
Jarak
No. Frekuensi Persentase
Kehamilan
2 Beresiko 54 60,7
Jumlah 89 100
(38,6%) responden.
Tabel 5.8
Hasil Analisa Hubungan Usia Ibu dengan Kejadian Anemia
Anemia
Total
Usia Ibu Ringan Berat P
No
Hamil Value OR (95 %
N % N % N % CI)
Tidak
1 19 21,3 20 22,5 39 43,8
Beresiko 0,044 2,704
Pada tabel 5.8 di atas hasil analisa hubungan antara kejadian anemia
dengan umur ibu diperoleh bahwa responden dengan usia beresiko sebanyak
Hasil uji statistik Chi-square diperoleh nilai P value yaitu 0,044< dari
signifikan antara usia ibu dengan kejadian Anemia pada ibu hamil PMB Bidan
H Tahun 2022. Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR ( 95% CI ) = 2,704,
artinya usia resiko mempunyai peluang 2,704 kali untuk terjadi anemia berat
Tabel 5.9
Hasil Analisa Hubungan Pendidikan Ibu dengan Kejadian Anemia
Anemia
P
Pendidikan Berat Ringan Total
No. Value OR (95
Ibu Hamil
N % CI)
N %
N % N % %
Total 32 36 57 64 89 100
Pada tabel 5.9 di atas hasil analisa hubungan antara kejadian anemia
Hasil uji statistik Chi-square diperoleh nilai P value yaitu 0,017< dari
signifikan antara pengetahuan ibu dengan kejadian anemia pada ibu hamil di
42
PMB Bidan H Tahun 2022. Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR ( 95%
peluang 3,307 kali untuk terjadi anemia berat dibandingkan dengan usia tidak
beresiko.
Tabel 5.10
Hasil Analisa Hubungan Pekerjaan Ibu dengan Kejadian Anemia
Anemia
N % N % N %
Pada tabel 5.9 diatas hasil analisa hubungan antara kejadian anemia
Hasil uji statistik Chi-square diperoleh nilai P value yaitu 0,004< dari
signifikan antara pekerjaan ibu dengan kejadian anemia pada ibu hamil di
PMB Bidan H Tahun 2022. Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR ( 95%
peluang 3,922 kali untuk terjadi anemia berat dibandingkan dengan yang
memiliki pekerjaan.
Tabel 5.11
Hasil Analisa Hubungan Paritas Ibu dengan Kejadian Anemia
Anemia
Pada tabel 5.11 diatas hasil analisa hubungan antara kejadian anemia
Hasil uji statistik Chi-square diperoleh nilai P value yaitu 0,001< dari
signifikan antara paritas dengan kejadian anemia pada ibu hamil di PMB
Bidan H Tahun 2022. Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR ( 95% CI ) =
Tabel 5.12
Hasil Analisa Hubungan Jarak Kehamilan Ibu dengan Kejadian Anemia PMB
Anemia
Total
Jarak Berat Ringan P
No
Kehamilan Value OR (95
N % N % N % % CI)
Pada tabel 5.12 diatas hasil analisa hubungan antara kejadian anemia
Hasil uji statistik Chi-square diperoleh nilai P value yaitu 0,023< dari
signifikan antara jarak kehamilan dengan kejadian anemia pada ibu hamil di
PMB Bidan H Tahun 2022. Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR ( 95%
BAB VI
PEMBAHASAN
1. Penelitian hanya mencakup satu PMB, maka hasil penelitian ini belum tentu
2. Pilihan variable terbatas pada variabel yang telah ada, dengan demikian
6.2.1 Gambaran Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil di PMB Bidan H Tahun
2022
dalam darahnya kurang dari 12 gr%. Anemia adalah kondisi dimana Anemia
gr% pada trimester 1 dan 3 atau kadar haemoglobin kurang dari 10,5 gr%
pada trimester 2. Nilai batas tersebut dan perbedaannya dengan wanita tidak
Buay Madang Timur periode Juli 2021-Juli 2022 dari 89 responden didapat
distribusi paling tinggi pada ibu yang mengalami anemia ringan (Hb 9 – 11
gr
disproporsi ini paling besar saat trimester kedua. Pada trimester ketiga,
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sitti
responden.
Menurut peneliti kejadian anemia yang terjadi pada ibu hamil bisa di
terdeteksi anemia akan segera diberikan tablet penambah darah sesuai yang
saat usia kehamilan muda dan usia kehamilan tua. Program pencegahan dan
untuk ibu hamil dan program konsultasi gizi untuk ibu hamil anemia yang
meliputi konsultasi nutrisi ibu dan cara minum tablet Fe yang benar. Selain
itu, ibu hamil anemia juga diberikan PMT (Pemberian Makanan Tambahan)
yaitu berupa biskuit ibu hamil yang diedarkan oleh Kemenkes. Penanganan
ibu hamil yang tergolong anemia berat (kadar Hb < 7 gr%) dilakukan rujukan
ke rumah sakit.
Hasil analisa hubungan antara kejadian anemia dengan umur ibu diperoleh
Hasil uji statistik Chi-square diperoleh nilai P value yaitu 0,044< dari =
signifikan antara usia ibu dengan kejadian Anemia pada ibu hamil PMB
Bidan H Tahun 2022. Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR ( 95% CI ) =
2,704,
49
artinya usia beresiko mempunyai peluang 2,704 kali untuk terjadi anemia
Semakin muda dan semakin tua umur seorang ibu yang sedang hamil akan
zat-zat gizi selama hamil terutama pada usia kurang dari 20 tahun dan lebih
usia
<20 tahun dan > 35 tahun berisiko mengalami anemia. Ini terjadi karena pada
kehamilan di usia < 20 tahun, secara biologis, emosi manusia belum optimal
dan cenderung labil serta mentalnya belum matang. Hal tersebut berakibat
kehamilannya. Pada umur < 20 tahun, kondisi tubuh wanita belum siap untuk
menerima kehamilan karena masih dalam pertumbuhan. Oleh karena itu, zat
gizi masih dibutuhkan ibu hamil untuk pertumbuhannya dan gizi untuk
Umur ibu hamil >35 tahun juga terkait dengan kemunduran dan penurunan
daya tahan tubuh serta kondisi organ biologis ibu hamil mengalami penurunan
analisis hubungan umur ibu dengan kejadian anemia dan responden yang
paling banyak menderita anemia adalah responden dengan umur <20 dan >35
tahun sebanyak 20 orang ( 74,1% ) dan pada umur 20-35 tahun sebanyak 51
orang (
50
) dapat dilihat bahwa nilai α=0,000 ( X²=12,206 ). Hal ini dapat dikatakan
bahwa ada hubungan yang bermakna antara umur dengan kejadian anemia.
responden.
Hasil uji statistik Chi-square diperoleh nilai P value yaitu 0,017< dari
signifikan antara pengetahuan ibu dengan kejadian anemia pada ibu hamil di
PMB Bidan H Tahun 2022. Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR ( 95%
peluang 3,307 kali untuk terjadi anemia berat dibandingkan dengan usia
tidak beresiko.
51
yang terjadi, semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang akan semakin luas
wawasan berpikir sehingga keputusan yang akan diambil akan lebih realistis
cukup baik, gejala penyakit akan lebih dini dikenali dan mendorong orang
nutrisinya selama hamil. Oleh karena itu, ibu hamil dengan tingkat
pendidikan tinggi hanya 9,7%. Hasil uji Chi Square didapatkan nilai ρ =
0,001.
52
20 (22,5%) responden.
Hasil uji statistik Chi-square pada penelitian ini diperoleh nilai P value yaitu
0,004< dari = 0,05 atau Ho ditolak, maka dapat disimpulkan terdapat hubungan
yang signifikan antara pekerjaan ibu dengan kejadian anemia pada ibu hamil di
PMB Bidan H Tahun 2022. Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR ( 95% CI )
3,922 kali untuk terjadi anemia berat dibandingkan dengan yang memiliki
pekerjaan.
53
Hal ini sesuai dengan teori menurut Mac DonalYc, 2017 yang menyatakan
sehingga ibu yang malnutrisi dapat menyebabkan anemia. Penelitian ini juga
pada Ibu yang tidak bekerja sebanyak 52 ( 80,36% ). Dari hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa ibu yang mengalami anemia banyak terjadi pada ibu yang
tidak bekerja.
Paritas adalah faktor penting dalam menentukan nasib ibu dan janin
Jumlah paritas adalah banyaknya bayi yang dilahirkan seorang ibu dalam
Hasil uji statistik Chi-square diperoleh nilai P value yaitu 0,001< dari
signifikan antara paritas dengan kejadian anemia pada ibu hamil di PMB
Bidan H Tahun 2022. Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR ( 95% CI ) =
paritas dua atau lebih, berisiko 2.3 kali lebih besar mengalami anemia
daripada ibu dengan paritas kurang dari dua. Hal ini dapat dijelaskan karena
untuk perdarahan dan deplesi gizi ibu. Dibandingkan dengan keadaan tidak
Di sisi lain, seorang wanita dengan paritas tinggi memiliki ukuran jumlah
anak yang besar yang berarti tingginya tingkat berbagi makanan yang tersedia
dan sumber daya keluarga lainnya dapat mengganggu asupan makanan wanita
hamil.
risiko yang lebih besar pada ibu yang memiliki paritas tinggi. Hal tersebut
disebabkan karena ibu dengan paritas tinggi dapat meningkat risiko untuk
55
tingkat berbagi makanan dan sumber daya keluarga lainnya yang dapat
statistik dengan kejadian anemia pada ibu hamil (AOR 2.3 95% CI (1.4,3.8)).
(18)
faktor independen anemia pada ibu hamil. Ibu yang memiliki paritas lima atau
lebih 4.20 kali lebih berisiko anemia daripada ibu yang mempunyai paritas
kurang dari dua. Hal tersebut disebabkan karena ibu dengan paritas tinggi
dapat lebih rentan untuk mengalami perdarahan dan terdapat sindrom deplesi
nutrisi.
banyak kehilangan zat besi dan menjadi semakin anemis. Jika persediaan zat
besi minimal, maka setiap kehamilan akan menguras persediaan zat besi
Hasil uji statistik Chi-square diperoleh nilai P value yaitu 0,023< dari
signifikan antara jarak kehamilan dengan kejadian anemia pada ibu hamil di
PMB Bidan H Tahun 2022. Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR ( 95%
anemia pada wanita hamil adalah jarak kehamilan pendek. Jarak kehamilan
yang terlalu
57
dekat dapat menyebabkan terjadinya anemia karena kondisi ibu masih belum
pulih dan pemenuhan kebutuhan zat-zat gizi belum optimal, sudah harus
kelahiran jika yang dikandung bukan anak pertama, karena pada saat
kehamilan cadangan zat besi yang ada di dalam tubuh akan terkuras untuk
dengan kondisi kekurangan zat besi. Dan pada saat persalinan wanita juga
BAB VII
7.1 Kesimpulan
1. Distribusi ibu hamil dengan anemia ringan sebanyak 32 orang (36%) dan ibu
2. Distribusi frekuensi anemia pada usia ibu yang beresiko sebanyak 39 (43,8%),
sedangkan frekuensi anemia pada usia ibu yang tidak beresiko sebanyak 50
(56,2%).
sebanyak 46 (51,7%).
4. Distribusi frekuensi anemia pada ibu yeng bekerja sebanyak 37 (38,2%) dan
6. Distribusi frekuensi anemia pada ibu hamil dengan jarak beresiko sebanyak 54
(60,7%) dan frekuensi anemia pada ibu hamil dengan jarak tidak beresiko
sebanyak 35 (39,3%).
7. Ada hubungan antara anemia dengan usia ibu hamil dengan P Value 0,044
(p<0.05) dan OR = 2,704 menunjukkan bahwa ibu hamil dengan usia beresiko
mempunyai peluang 2,704 kali untuk terjadi anemia berat dibandingkan dengan
8. Ada hubungan antara pendidikan dengan anemia pada kehamilan yaitu P Value
mempunyai peluang 3,307 kali untuk terjadi anemia berat dibandingkan dengan
9. Ada hubungan antara pekerjaan dengan anemia pada kehamilan yaitu nilai p
value 0,004(p < 0,05). Dari analisis juga diperoleh nilai OR (Odds Ratio) =
peluang 3,922 kali untuk terjadi anemia berat dibandingkan dengan yang
memiliki pekerjaan.
10. Ada hubungan antara paritas dengan anemia pada kehamilan yaitu P Value
11. Ada hubungan antara jarak kehamilan dengan anemia pada kehamilan yaitu P
kehamilan yang beresiko mempunyai peluang 3,025 kali untuk terjadi anemia
7.2 Saran
Bagi Peneliti
penelitian ilmiah.
masyarakat
60
Bagi Mahasiswa
kejadian anemia pada ibu hamil salah satunya dengan meningkatkan program
ANC pada ibu hamil sebagai sarana mendeteksi kejadian anemia. Selain itu
selama kehamilan
Masyarakat
Diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat khususnya kepada ibu hamil
akan pentingnya konsumsi tablet Fe dan ANC yang teratur elama kehamilan dalam upaya
DAFTAR PUSTAKA
1. Kemenkes RI. 2012. Survey Demografi Dan Kesehatan Indonesia Tahun 2012.
Jakarta. Badan Pusat Statistik Indonesia.
2. Fitriasari, Indah. 2017. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Anemia
pada Ibu Hamil Trimester III di Puskesmas Tegalrejo Tahun 2016. Skripsi.
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta.
3. Hotmauli dan Ninik Niawati. 2019. Karakteristik Ibu Hamil dan Keteraturan
Mengkonsumsi Tablet Besi (Fe) terhadap Kejadian Anemia di Kampung Buana
Makmur Kecamatan Dayun Kabupaten Siak. Journal Of Midwifery Science, 3(2):
102-111.
4. WHO. 2004. Haemoglobin concentrations for the diagnosis of anaemia. available
at: http://who.int/.
5. Setiawan, Anggi. 2013. Artikel Penelitian Hubungan Kadar Hemoglobin Ibu
Hamil Trimester III Dengan Berat Bayi Lahir di Kota Pariaman. 2(1), pp. 34–37.
6. Mochtar, Rustam. 2013. Sinopsis Obstetri : Obstetri Fisiologi Obstetri Patologi.
Jakarta: EGC
7. Aulia. 2012. Hubungan Jarak Kehamilan dengan Kejadian BBLR di RSUD
Panembahan Senopati Bantul Tahun 2012. Universitas Aisyiyah Yogyakarta.
8. Arimurti, I. S. and Malasari (2018) ‘Gambaran Karakteristik Ibu Hamil Dengan
9. Anemia Di Rumah Sakit An-Nisa Kota Tangerang’, Edudharma, 2(2), p. 58.
10. Auliana, U., Iskari, N. and Tiurma, H. (2016) Hubungan Usia, Tingkat
Pendidikan, Status Ekonomi, Pekerjaan, Dan Asupan Zat Gizi Makro Dengan
Status Gizi Ibu Hamil Di Provinsi Papua Dan Papua Barat.
11. Kementerian Kesehatan RI. 2019. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2018. Jakarta
: Kementerian Kesehatan RI.
12. Kementerian Kesehatan RI. 2020. Arah dan Kebijakan Rencana Aksi Program
Kesehatan Masyarakat Tahun 2020-2024 (Rakernas). Jakarta: Kementerian
Kesehatan RI.
13. Mariza, Ana. 2016. Hubungan Pendidikan dan Sosial Ekonomi dengan Kejadian
Anemia pada Ibu Hamil di BPS T Yohan Way Halim Bandar Lampung Tahun
2015. Jurnal Kesehatan Holistik, 10(1): 5-8.
62