Laporan Miniriset
Laporan Miniriset
Dosen pengampu:
Nursantri Yanti, MEI
KELOMPOK 4 :
DAFTAR ISI...........................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Rumusan masalah.......................................................................................2
C. Tujuan masalah……...................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
A. Pengertian Jual Beli ...................................................................................3
B. Pengertian Khiyar ......................................................................................4
C. Hasil Mini Riset Jual Beli dan Khiyar........................................................6
BAB III PENUTUP……………………………....………………………………8
A. Kesimpulan………………………………………………………………….8
B. Saran………………………………………………………………………...8
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………..9
i
BAB I
PENDAHULUAN
1
Andri Yurinta, dkk. Implementasi Fiqh Khiyar Dalam Praktek Jual Beli Dengan Sistem
Pesanan. Jurnal Antologi Hukum. Vol. 2, No.1, 2022, hal 15-16
1
Penelitian ini memfokuskan pada pertanyaan terkait pengetahuan
masyarakat mengenai jual beli dan khiyar dan bagaimana tinjauan masyarakat
terhadap khiyar dan jual beli.
B. Rumusan Makalah
1. Apa yang dimaksud dengan jual beli ?
2. Apa yang dimaksud dengan khiyar ?
C. Tujuan Makalah
1. Dapat mengetahui apa saja yang dimaksud dengan jual beli
2. Dapat mengetahui apa saja yang dimaksud dengan khiyar
2
BAB II
PEMBAHASAN
2
Imam Mustofa, Fiqih Muamalah Kontemporer, (Jakarta: Rajawali Pers, 2016)
3
e. Penjual dan pembeli mendapat rahmad dari Allah SWT.
f. Menumbuhkan ketentraman dan kebahagian.
B. Pengertian Khiyar
Kata al-khiyar dalam bahasa Arab berarti pilihan. Pembahasan al- khiyar
dikemukakan para ulama fikih dalam permasalahan yang menyangkut transaksi
dalam bidang perdata khususnya transaksi ekonomi, sebagai salah satu hak bagi
kedua belah pihak yang melakukan transaksi (akad) ketika terjadi beberapa
persoalan dalam transaksi dimaksud.
Secara terminologi, para ulama fikih telah mendefinisikan alkhiyar, antara
lain menurut Sayyid Sabiq khiyar adalah mencari kebaikan dari dua perkara,
melangsungkan atau membatalkan jual beli.
M. Abdul Mujieb mendefinisikan khiyar ialah hak memilih atau
menentukan pilihan antara dua hal bagi pembeli dan penjual, apakah akad jual beli
akan diteruskan atau dibatalkan. Wahbah al- Zuhaily mendefinisikan alkhiyar
dengan hak pilih bagi salah satu atau kedua belah pihak yang melaksanakan
transaksi untuk melangsungkan atau membatalkan transaksi yang disepakati
sesuai dengan kondisi masing-masing pihak yang melakukan transaksi.
Hak khiyar ditetapkan syariat Islam bagi orang-orang yang melakukan
transaksi perdata agar tidak dirugikan dalam transaksi yang mereka lakukan,
sehingga kemaslahatan yang dituju dalam suatu transaksi tercapai dengan sebaik-
baiknya. Dengan kata lain, diadakannya khiyar oleh syara’ agar kedua belah
pihak dapat memikirkan lebih jauh kemaslahatan masing-masing dari akad jual
belinya, supaya tidak menyesal di kemudian hari, dan tidak merasa tertipu. Jadi
hak khiyar adalah hak nasabah untuk menentukan pilihan atau membeli apakah
akad jual-beli itu akan diteruskan atau dibatalkan.
1. Macam-Macam Khiyar
a. Khiyar Majlis, yaitu hak pilih dari kedua belah pihak yang berakad
untuk membatalkan akad, selama keduanya masih berada dalam majelis
akad dan belum berpisah badan. Artinya, transaksi baru dianggap sah
apabila kedua belah pihak yang melaksanakan akad telah berpisah badan,
atau salah seorang diantara mereka telah melakukan pilihan untuk
4
menjual dan atau membeli.
b. Khiyar ‘aib, yaitu hak untuk membatalkan atau melangsungkan jual beli
bagi kedua belah pihak yang berakad apabila terdapat suatu cacat pada
objek yang diperjualbelikan, dan cacat itu tidak diketahui pemiliknya
ketika akad berlangsung. Jadi khiyar ‘aib itu apabila terdapat cacat pada
barang yang dibelinya, pembeli dapat mengembalikan barang tersebut
dengan meminta ganti barang yang baik, atau kembali barang dengan
uang.
c. Khiyar Ru’yah, yaitu hak pilih bagi pembeli untuk menyatakan berlaku
atau batalnya jual beli yang ia lakukan terhadap suatu objek yang belum
ia lihat ketika akad berlangsung.
d. Khiyar Syarat, yaitu khiyar yang dijadikan syarat oleh keduanya (pembeli
dan penjual), atau salah seorang dari keduanya sewaktu terjadi akad
untuk meneruskan atau membatalkan akadnya itu, agar dipertimbangkan
setelah sekian hari. Lama syarat yang diminta paling lama tiga hari.
e. Khiyar Ta’yin, yaitu hak pilih bagi pembeli dalam menentukan barang
yang berbeda kualitas dalam jual beli. Contoh, pembelian keramik: ada
yang berkualitas super dan sedang. Akan tetapi, pembeli tidak
mengetahui secara pasti mana keramik yang super dan berkualitas
sedang. Untuk menentukan pilihan itu ia memerlukan pakar keramik dan
arsitek. Khiyar seperti ini, menurut ulama Hanafiyah yaitu boleh.3
2. Manfaat Khiyar
a. Akad jual beli menjadi dapat dipertegas dan menjadi lebih aman
b. Membuat kenyamanan dan akan muncul kepuasan dari masing-masing
pihak
c. Terhindarnya dari penipuan dalam transaksi karena kejelasan hak
3
Khairiah El-Wardah, Kajian Teoritis Terhadap Penggunaan Hak Khiyar Pada Akad
Murabahah Di Bank Syariah. Jurnal Al- Intaj. Vol. 5, No. 2, 2019, hal 302-304
5
d. Masing-masing penjual dan pembeli dapat secara jujur dan terbuka dalam
transaksi
e. Menghindari perselisihan saat berteransaksi jual beli
Dari hasil wawancara yang telah kami lakukan disalah satu warung
sembako, ternyata penjual mengetahui mengenai apa itu khiyar dan jual beli dan
sudah diterapkan di dalam proses transaksi jual beli yang dilakukannya saat ini.
Pemilik warung sembako tersebut juga sudah melakukan prinsip jual beli sesuai
dengan syariat islam, karena menurutnya prinsip jual beli sesuai dengan syariat
islam itu sudah diajarkan oleh Rasullullah Saw sejak dahulu dan memang harus
dipatuhi. Di warung sembako tersebut juga ada proses tawar menawar saat
transaksi jual beli berlangsung tetapi tidak semua jenis barang boleh ditawar
karena warung sembako tersebut juga melakukan sistem jual eceran dan yang
hanya diperbolehkan melakukan tawar menawar itu adalah khusus untuk
pembelian barang yang banyak saja. Disaat tawar menawar berlangsung, pemilik
warung sembako tersebut membolehkan pembeli untuk membatalkan transaksi
jual beli karena mungkin ada barang yang tidak sesuai, dimana pemilik warung
sembako tersebut menerapkan prinsip jual beli didalam islam yaitu suka sama
suka atau ridho sama ridho. Dan apalagi terdapat cacat pada barang, pemilik
warung sembako tersebut memperbolehkan pembeli untuk menukar barang
6
apabila cacat barang tersebut memang disebabkan dari warung sembako tersebut.
Dan apabila pembeli sudah kembali kerumahnya dan kerusakan tersebut
disebabkan oleh pihak pembeli maka barang tersebut tidak dapat ditukar
kembali.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jual beli dan khiyar merupakan sebuah proses transaksi yang berkaitan nya
dengan pertukaran harta.Jual beli merupakan proses tukar menukar dengan barang
.Secara istilah jual beli menurut ulama adalah tukar menukar harta yang dilakukan
dengan cara tertentu.sedangkan khiyar adalah pihak yang berakhad memiliki hak
untuk melanjutkan atau membatalkan akad. transaksi jual beli didasari oleh sikap
saling suka atau ridha.
Atas dasar itulah agama memberikan kesempatan kepada kedua blah
pihak yang melakukan transaksi atau akad jual beli untuk memilih antara dua
kemungkinan,yaitu melangsungkan transaksi (akad)jual beli atau membatalkan
kannya yang sering disebut dengan khiyar. dalam kehidupan manusia
mengharuskan adanya aktivitas jual beli. karena tidak ada sesuatu yang gratis.
dalam hukum nya. Jual beli dan khiyar diperbolehkan apabila tidak melanggar
aturan syariat sedangkan manfaat jual beli dan khiyar adalah tersedianya sarana
yang sah untuk memiliki harta milik orang lain tampa menzhaliminya serta
memudahkan dalam bertransaksi.
B. Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan.
Masih banyak kesalahan dan kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik yang
kami sengaja maupun yang tidak kami sengaja. Maka dari itu sangat kami
harapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.
8
DAFTAR PUSTAKA
Yurinta Andri, dkk. Implementasi Fiqh Khiyar Dalam Praktek Jual Beli Dengan
Sistem Pesanan. Jurnal Antologi Hukum. Vol. 2, No.1, 2022.