Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN MINIRISET

JUAL BELI DAN KHIYAR SERTA KETENTUANNYA

Dosen pengampu:
Nursantri Yanti, MEI

KELOMPOK 4 :

SAFNAH SOLEHA 0503222133


SERVINA RAHAYU 0503223185
ZULFAHRI SALIM 0503222100

PERBANKAN SYARIAH III E


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...........................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Rumusan masalah.......................................................................................2
C. Tujuan masalah……...................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
A. Pengertian Jual Beli ...................................................................................3
B. Pengertian Khiyar ......................................................................................4
C. Hasil Mini Riset Jual Beli dan Khiyar........................................................6
BAB III PENUTUP……………………………....………………………………8
A. Kesimpulan………………………………………………………………….8
B. Saran………………………………………………………………………...8
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………..9

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Makalah

Kehidupan manusia tidak bisa terlepas dengan manusia lainnya. Apalagi


dalam memenuhi kebutuhan hidup, mereka selalu berhubungan antara satu
dengan yang lainnya dalam kehidupan agar tentram dan damai. Allah SWT
menciptakan manusia untuk saling membutuhkan, agar mereka saling menolong,
membantu, sewa menyewa, jual beli, atau dalam hal lain untuk kepentingan
sendiri atau untuk kemaslahatan umat. Pergaulan hidup tempat setiap orang
melakukan perbuatan dalam hubungannya dengan orang lain disebut dengan
muamalah.
Muamalah merupakan suatu aturan bagi manusia untuk menjalankan
kehidupan sosial dan sebagai dasar membangun perekonomian yang sesuai
dengan nilai-nilai dalam Islam. Salah satu bentuk perwujudan muamalah yang
disyariatkan oleh Allah SWT adalah jual beli. Jual beli merupakan transaksi
yang umum dilakukan oleh masyarakat, baik untuk memenuhi kebutuhan
ataupun untuk investasi. Jual beli adalah proses tukar menukar harta dengan
harta berdasarkan cara-cara yang telah ditetapkan oleh syara’. Hukum jual beli
ialah halal atau boleh. Suka sama suka atau ridho sama ridho adalah kunci dari
transaksi jual beli, karena dengan tanpa adanya kesukarelaan dari masing-masing
pihak atau salah satu pihak, maka jual beli tidak sah.
Aplikasi dari jual beli adalah bagaimana tidak ada yang dirugikan
diantara kedua belah pihak. Di dalam jual beli adalah untuk mencari keuntungan.
Maka dari itu khiyar menjadi pilihan yang mendasar dari jual beli. Khiyar
merupakan satu hal yang dapat membantu manusia disaat hendak melakukan
transaksi jual beli dengan pertimbangan untuk menghindari adanya pembelian
barang yang cacat.1

1
Andri Yurinta, dkk. Implementasi Fiqh Khiyar Dalam Praktek Jual Beli Dengan Sistem
Pesanan. Jurnal Antologi Hukum. Vol. 2, No.1, 2022, hal 15-16

1
Penelitian ini memfokuskan pada pertanyaan terkait pengetahuan
masyarakat mengenai jual beli dan khiyar dan bagaimana tinjauan masyarakat
terhadap khiyar dan jual beli.

B. Rumusan Makalah
1. Apa yang dimaksud dengan jual beli ?
2. Apa yang dimaksud dengan khiyar ?

C. Tujuan Makalah
1. Dapat mengetahui apa saja yang dimaksud dengan jual beli
2. Dapat mengetahui apa saja yang dimaksud dengan khiyar

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Jual Beli


Jual beli (al-bai') secara etimologi atau bahasa adalah pertukaran barang
dengan barang (barter). Jual beli merupakan istilah yang dapat digunakan untuk
menyebut dari dua sisi transaksi yang terjadi sekaligus, yaitu menjual dan
membeli. Sementara secara terminologi, ada beberapa ulama yang
mendefinisikan jual beli. Salah satunya adalah Imam Hanafi, beliau menyatakan
bahwa jual beli adalah tukar menukar harta atau barang dengan cara tertentu atau
tukar menukar sesuatu yang disenangi dengan barang yang setara nilai dan
manfaat nilainya setara dan membawa manfaat bagi masing- masing pihak. Tukar
menukar tersebut dilakukan dengan ijab kabul atau saling memberi.
Berdasarkan pemaparan berbagai definisi di atas, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa jual beli secara terminologi atau istilah adalah tukar menukar
harta dengan harta, biasanya berupa barang dengan uang yang dilakukan secara
suka sama suka dengan akad tertentu dengan tujuan untuk memiliki barang
tersebut. Suka sama suka merupakan kunci dari transaksi jual beli, karena tanpa
adanya kesukarelaan dari masing-masing pihak atau salah satu pihak, maka jual
beli tidak sah.2
1. Manfaat Jual Beli
a. Jual beli dapat menata struktur kehidupan ekonomi masyarakat yang
menghargai hak milik orang lain.
b. Penjual dan pembeli dapat memenuhi kebutuhannya atas dasar kerelaan
atau suka sama suka.Masing-masing pihak merasa puas.
c. Penjual melepas barang dagangannya dengan ikhlas dan menerima uang,
sedangkan pembeli memberikan uang dan menerima barang dagangan
dengan puas pula. Dengan demikian jual beli juga mampu mendorong
untuk saling bantu antara keduanya dalam kebutuhan sehari-hari.
d. Dapat menjauhkan dir dari memakan atau memiliki barang yang (batil).

2
Imam Mustofa, Fiqih Muamalah Kontemporer, (Jakarta: Rajawali Pers, 2016)

3
e. Penjual dan pembeli mendapat rahmad dari Allah SWT.
f. Menumbuhkan ketentraman dan kebahagian.

B. Pengertian Khiyar
Kata al-khiyar dalam bahasa Arab berarti pilihan. Pembahasan al- khiyar
dikemukakan para ulama fikih dalam permasalahan yang menyangkut transaksi
dalam bidang perdata khususnya transaksi ekonomi, sebagai salah satu hak bagi
kedua belah pihak yang melakukan transaksi (akad) ketika terjadi beberapa
persoalan dalam transaksi dimaksud.
Secara terminologi, para ulama fikih telah mendefinisikan alkhiyar, antara
lain menurut Sayyid Sabiq khiyar adalah mencari kebaikan dari dua perkara,
melangsungkan atau membatalkan jual beli.
M. Abdul Mujieb mendefinisikan khiyar ialah hak memilih atau
menentukan pilihan antara dua hal bagi pembeli dan penjual, apakah akad jual beli
akan diteruskan atau dibatalkan. Wahbah al- Zuhaily mendefinisikan alkhiyar
dengan hak pilih bagi salah satu atau kedua belah pihak yang melaksanakan
transaksi untuk melangsungkan atau membatalkan transaksi yang disepakati
sesuai dengan kondisi masing-masing pihak yang melakukan transaksi.
Hak khiyar ditetapkan syariat Islam bagi orang-orang yang melakukan
transaksi perdata agar tidak dirugikan dalam transaksi yang mereka lakukan,
sehingga kemaslahatan yang dituju dalam suatu transaksi tercapai dengan sebaik-
baiknya. Dengan kata lain, diadakannya khiyar oleh syara’ agar kedua belah
pihak dapat memikirkan lebih jauh kemaslahatan masing-masing dari akad jual
belinya, supaya tidak menyesal di kemudian hari, dan tidak merasa tertipu. Jadi
hak khiyar adalah hak nasabah untuk menentukan pilihan atau membeli apakah
akad jual-beli itu akan diteruskan atau dibatalkan.
1. Macam-Macam Khiyar

a. Khiyar Majlis, yaitu hak pilih dari kedua belah pihak yang berakad
untuk membatalkan akad, selama keduanya masih berada dalam majelis
akad dan belum berpisah badan. Artinya, transaksi baru dianggap sah
apabila kedua belah pihak yang melaksanakan akad telah berpisah badan,
atau salah seorang diantara mereka telah melakukan pilihan untuk

4
menjual dan atau membeli.

b. Khiyar ‘aib, yaitu hak untuk membatalkan atau melangsungkan jual beli
bagi kedua belah pihak yang berakad apabila terdapat suatu cacat pada
objek yang diperjualbelikan, dan cacat itu tidak diketahui pemiliknya
ketika akad berlangsung. Jadi khiyar ‘aib itu apabila terdapat cacat pada
barang yang dibelinya, pembeli dapat mengembalikan barang tersebut
dengan meminta ganti barang yang baik, atau kembali barang dengan
uang.

c. Khiyar Ru’yah, yaitu hak pilih bagi pembeli untuk menyatakan berlaku
atau batalnya jual beli yang ia lakukan terhadap suatu objek yang belum
ia lihat ketika akad berlangsung.

d. Khiyar Syarat, yaitu khiyar yang dijadikan syarat oleh keduanya (pembeli
dan penjual), atau salah seorang dari keduanya sewaktu terjadi akad
untuk meneruskan atau membatalkan akadnya itu, agar dipertimbangkan
setelah sekian hari. Lama syarat yang diminta paling lama tiga hari.

e. Khiyar Ta’yin, yaitu hak pilih bagi pembeli dalam menentukan barang
yang berbeda kualitas dalam jual beli. Contoh, pembelian keramik: ada
yang berkualitas super dan sedang. Akan tetapi, pembeli tidak
mengetahui secara pasti mana keramik yang super dan berkualitas
sedang. Untuk menentukan pilihan itu ia memerlukan pakar keramik dan
arsitek. Khiyar seperti ini, menurut ulama Hanafiyah yaitu boleh.3

2. Manfaat Khiyar
a. Akad jual beli menjadi dapat dipertegas dan menjadi lebih aman
b. Membuat kenyamanan dan akan muncul kepuasan dari masing-masing
pihak
c. Terhindarnya dari penipuan dalam transaksi karena kejelasan hak

3
Khairiah El-Wardah, Kajian Teoritis Terhadap Penggunaan Hak Khiyar Pada Akad
Murabahah Di Bank Syariah. Jurnal Al- Intaj. Vol. 5, No. 2, 2019, hal 302-304

5
d. Masing-masing penjual dan pembeli dapat secara jujur dan terbuka dalam
transaksi
e. Menghindari perselisihan saat berteransaksi jual beli

C. Hasil Mini Riset Jual Beli dan Khiyar


Pertanyaan yang diajukan kepada Narasumber yaitu :
1. Apakah Bapak/Ibu mengetahui apa itu khiyar dan apakah sudah
diterapkan dalam transaksi jual beli saat ini?
2. Apakah Bapak/Ibu sudah melakukan prinsip jual beli dalam islam?
3. Apakah terdapat kegiatan tawar menawar saat proses jual beli
berlangsung?
4. Saat tawar menawar berlangsung, apakah pembeli diperbolehkan
menukar barang atau membatalkan jual beli ketika masih berada dilokasi?
5. Jika cacat tersebut diketahui setelah transaksi selesai apakah
diperbolehkan untuk menukar barang?

Hasil respon dari penjual satu dan penjual dua yaitu :

Dari hasil wawancara yang telah kami lakukan disalah satu warung
sembako, ternyata penjual mengetahui mengenai apa itu khiyar dan jual beli dan
sudah diterapkan di dalam proses transaksi jual beli yang dilakukannya saat ini.
Pemilik warung sembako tersebut juga sudah melakukan prinsip jual beli sesuai
dengan syariat islam, karena menurutnya prinsip jual beli sesuai dengan syariat
islam itu sudah diajarkan oleh Rasullullah Saw sejak dahulu dan memang harus
dipatuhi. Di warung sembako tersebut juga ada proses tawar menawar saat
transaksi jual beli berlangsung tetapi tidak semua jenis barang boleh ditawar
karena warung sembako tersebut juga melakukan sistem jual eceran dan yang
hanya diperbolehkan melakukan tawar menawar itu adalah khusus untuk
pembelian barang yang banyak saja. Disaat tawar menawar berlangsung, pemilik
warung sembako tersebut membolehkan pembeli untuk membatalkan transaksi
jual beli karena mungkin ada barang yang tidak sesuai, dimana pemilik warung
sembako tersebut menerapkan prinsip jual beli didalam islam yaitu suka sama
suka atau ridho sama ridho. Dan apalagi terdapat cacat pada barang, pemilik
warung sembako tersebut memperbolehkan pembeli untuk menukar barang

6
apabila cacat barang tersebut memang disebabkan dari warung sembako tersebut.
Dan apabila pembeli sudah kembali kerumahnya dan kerusakan tersebut
disebabkan oleh pihak pembeli maka barang tersebut tidak dapat ditukar
kembali.

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Jual beli dan khiyar merupakan sebuah proses transaksi yang berkaitan nya
dengan pertukaran harta.Jual beli merupakan proses tukar menukar dengan barang
.Secara istilah jual beli menurut ulama adalah tukar menukar harta yang dilakukan
dengan cara tertentu.sedangkan khiyar adalah pihak yang berakhad memiliki hak
untuk melanjutkan atau membatalkan akad. transaksi jual beli didasari oleh sikap
saling suka atau ridha.
Atas dasar itulah agama memberikan kesempatan kepada kedua blah
pihak yang melakukan transaksi atau akad jual beli untuk memilih antara dua
kemungkinan,yaitu melangsungkan transaksi (akad)jual beli atau membatalkan
kannya yang sering disebut dengan khiyar. dalam kehidupan manusia
mengharuskan adanya aktivitas jual beli. karena tidak ada sesuatu yang gratis.
dalam hukum nya. Jual beli dan khiyar diperbolehkan apabila tidak melanggar
aturan syariat sedangkan manfaat jual beli dan khiyar adalah tersedianya sarana
yang sah untuk memiliki harta milik orang lain tampa menzhaliminya serta
memudahkan dalam bertransaksi.

B. Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan.
Masih banyak kesalahan dan kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik yang
kami sengaja maupun yang tidak kami sengaja. Maka dari itu sangat kami
harapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.

8
DAFTAR PUSTAKA

El-Wardah Khairiah, Kajian Teoritis Terhadap Penggunaan Hak Khiyar Pada


Akad Murabahah Di Bank Syariah. Jurnal Al- Intaj. Vol. 5, No. 2, 2019.

Mustofa Imam, Fiqih Muamalah Kontemporer, Jakarta: Rajawali Pers, 2016.

Yurinta Andri, dkk. Implementasi Fiqh Khiyar Dalam Praktek Jual Beli Dengan
Sistem Pesanan. Jurnal Antologi Hukum. Vol. 2, No.1, 2022.

Anda mungkin juga menyukai