Anda di halaman 1dari 70

PERBANDINGAN KUALITAS PLASTIK BIODEGRADABLE

MENGGUNAKAN FILLER KOMBINASI SELULOSA


DARI BATANG POHON PISANG KLUTUK
(Musa balbisiana Colla)
DENGAN KITOSAN DAN KALSIUM SILIKAT

SKRIPSI

HESI HERTIKAWATI
31118136

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS BAKTI TUNAS HUSADA
TASIKMALAYA
OKTOBER 2022
PERBANDINGAN KUALITAS PLASTIK BIODEGRADABLE
MENGGUNAKAN FILLER KOMBINASI SELULOSA
DARI BATANG POHON PISANG KLUTUK
(Musa balbisiana Colla)
DENGAN KITOSAN DAN KALSIUM SILIKAT

SKRIPSI

Dianjukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

HESI HERTIKAWATI
31118136

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS BAKTI TUNAS HUSADA
TASIKMALAYA
OKTOBER 2022
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip

maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar

Nama : Hesi Hertikawati

NIM : 31118136

Tanda Tangan :

Tanggal : 5 September 2022

ii
HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini diajukan oleh :


Nama : Hesi Hertikawati
NIM : 31118136
Program Studi : Farmasi
Fakultas : Farmasi
Judul : Perbandingan Kualitas Plastik Biodegradable
Menggunakan Filler Dari Batang Pohon Pisang
Klutuk (Musa balbisiana Colla) Dengan Kitosan
Dan Kalsium Silikat

Telah disahkan oleh Pembimbing dan siap diajukan pada sidang skripsi

Ditetapkan di : ………………
Tanggal : ……………….

Pembimbing I Pembimbing II

(apt. Dra. Hj. Lilis Tuslinah, M.Si) (Dr. apt. Tita Nofianti, M.Si)

iii
KATA PENGANTAR

Puji beserta syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat
dan hidayah Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul
“Perbandingan Kualitas Plastik Biodegradable Menggunakan Filler
Kombinasi Selulosa Dari Batang Pohon Pisang Klutuk (Musa balbisiana
Colla) Dengan Kitosan Dan Kalsium Silikat” guna memenuhi salah-satu syarat
untuk memperoleh gelar sarjana.
Penyusunan sksripsi ini dapat terselesaikan tepat waktu tidak lain karena
ada bantuan dari berbagai pihak yang mengarahkan dan membimbing penulis
dengan penuh kesabaran. Maka dari itu penulis mengucapkan terimakasih
sedalam dalamnya kepada semua pihak terkait, yaitu kepada:
1. Allah SWT, dengan izin-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. Bapak Dr. Ruswanto, M.Si, selaku Dekan Universitas Bakti Tunas Husada
Tasikmalaya.
3. Ibu Dra. Hj. Tati Dedah N, B.Sc., M.Kes selaku Ketua Yayasan Bakti Tunas
Husada Tasikmalaya.
4. Ibu Dra. Hj. Enok Nurliawati, M.Kep selaku Ketua Universitas Bakti Tunas
Husada Tasikmalaya.
5. Ibu apt. Ira Rahmiyani, M.Si selaku Ketua Program Studi Farmasi
Universitas Bakti Tunas Husada Tasikmalaya yang senantiasa memberikan
kelancaran dalam pelayanan akademik.
6. Ibu Dra. apt. Hj. Lilis Tuslinah, M.Si selaku pembimbing I yang telah
berkenan memberikan banyak ilmu dan arahan serta solusi pada setiap
permasalahan atas kesulitan dalam penyusunan skripsi ini.
7. Ibu Dr. apt. Tita Nofianti, M.Si selaku pembimbing II yang juga telah
berkenan memberikan banyak ilmu dan arahan serta solusi pada setiap
permasalahan atas kesulitan dalam penyusunan skripsi ini.
8. Bapak apt. Firman Gustaman, M.Farm selaku dosen wali yang telah berkenan
memberi arahan dan bimbingan kepada penulis.

iv
9. Bapak/Ibu dosen Prodi Farmasi Universitas Bakti Tunas Husada Tasikmalaya
yang senantiasa sabar dalam memberikan ilmu dan pengetahuannya selama
ini.
10. Kedua orang tua, ayahanda Herman Sugandi dan ibunda Rustika. Serta kakak
dan adikku yang sangat penulis sayangi yakni a heru, a hegi, teh hesa, dan
heli yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materil serta do’a
yang tiada henti-hentinya kepada penulis.
11. Rekan – rekan bidang farmakokimia yang senantiasa membantu dan saling
berjuang dalam menyelesaikan skripsi ini.
12. Teman terbaik Alissa, Vatin, Salbia, Nur, Dita, Danti, Alia, Itsna dan kawan
asrama lantai 4, serta teman yeoja chingu yang senantiasa memberikan
motivasi, membantu dan memberikan semangat dalam menyelesaikan skripsi
ini
13. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat
disebutkan satu persatu.
Akhir kata semoga skripsi ini bisa menjadi acuan dasar dalam proses
penelitian dan juga bisa bermanfaat bagi penulis sendiri dan bagi semua pihak
yang akan terlibat dalam kegiatan penelitian ini.

Tasikmalaya, 5 Oktober 2022

Hesi Hertikawati

v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Universitas BTH, saya yang bertanda tangan di bawah
ini:

Nama : Hesi Hertikawati


NIM : 31118136
Program studi : Farmasi
Fakultas : Farmasi
Jenis Karya : Skripsi
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Universitas BTH Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty-Free
Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :
PERBANDIGAN KUALITAS PLASTIK BIODEGRADABLE
MENGGUNAKAN FILLER KOMBINASU SELULOSA DARI BATNG
POHON PISANG KLUTUK (Musa balbisiana Colla) DENGAN KITOSAN
DAN KALSIUM SILIKAT

Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini
Universitas BTH berhak menyimpan, mengalihmedia / format-kan, mengelola
dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan tugas
akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis / pencipta dan
sebagai pemilih Hak Cipta

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Tasikmalaya
Pada Tanggal : 5 Oktober 2022
Yang menyatakan,

(Hesi Hertikawati)

vi
ABSTRAK
Perbandingan Kualitas Plastik Biodegradable Menggunakan Filler
Kombinasi Selulosa Dari Batng Pohon Pisang Klutuk (Musa balbisiana
Colla) Dengan Kitosan Dan Kalsium Silikat

Hesi Hertikawati
Program Studi Farmasi, Universitas Bakti Tunas Husada

Abstrak

Saat ini terdapat 9 miliar ton sampah yang tidak dapat terkelola dan diperkirakan pada tahun
2050 sekitar 12 miliar ton sampah plastik secara global tidak terkelola dan terurai dengan baik,
maka dibutuhkan pengolahan sampah tersebut menjadi produk plastik biodegradable yang mudah
terurai oleh bakteri. Penelitian ini bertujuan memperoleh formula plastik biodegradable yang
memenuhi karakteristik syarat evaluasi plastik biodegradable meliputi uji ketebalan, uji daya serap,
uji mekanik, uji tensile strength, elongation at break, modulus young dan uji biodegradasi. Hasil
pengujian plastik biodegradable diperoleh formula terbaik yaitu formula 8, 9 dan 10 berdasarkan
uji karakteristik ketebalan dengan parameter JIS (Japanesse Industrial Standart) <0,05 mm. Uji
tensile strenght terbaik formula 10 dengan nilai 2.14 Mpa ASTM D-638 (2015) dengan parameter
1-10 Mpa, Uji Elongation terbaik formula 8 dan 9 yakni 65.49% dan 52.14%. Nilai modulus
young terbaik pada formula 9 dan 10 yakni 1.13 Mpa dan 1.04 Mpa.

Kata Kunci : Alfa Selulosa, Plastic Biodegradable, Pisang klutuk (Musa balbisiana Colla)

Abstract

Currently there are 9 billion tons of unmanaged waste and it is estimated that by 2050 around 12
billion tons of plastic waste globally are not managed and decomposed properly, so it is necessary
to process this waste into biodegradable plastic products that are easily decomposed by bacteria.
This study aims to obtain biodegradable plastic formulas that meet the evaluation requirements of
biodegradable plastics including thickness test, absorption test, tensile strength test, elongation at
break, modulus young and biodegradation test. The results of testing biodegradable plastics
obtained the best formulas, there are formulas 8, 9 and 10 based on the thickness characteristic
test with JIS (Japanese Industrial Standard) <0.05 mm parameters.Tensile strength test formula
10 with a value of 2.14 Mpa ASTM D-638 (2015) with parameters 1-10 Mpa, the best Elongation
Test formulas 8 and 9 are 65.49% and 52.14%. The best value of Young's modulus in formulas 9
and 10 are 1.13 Mpa and 1.04 Mpa

Keywords: Alfa Cellulose, Biodegradable Plastic, Banana Klutuk (Musa balbisiana Colla)

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
HALAMAN PERNYATAAN ORSINALITAS .................................................. .ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................iii
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR ........................ iv
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN................................................... vi
PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK ................................................................ vi
DAFTAR ISI ........................................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 3
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................... 3
1.4 Hipotesis................................................................................................. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 5
2.1 Pisang Klutuk (Musa balbisiana Colla) ................................................. 5
2.2 Alfa-Selulosa .......................................................................................... 5
2.3 Kitosan ................................................................................................... 6
2.4 Kalsium Silikat ....................................................................................... 7
2.5 Plastik Biodegradable (Bioplastik) ........................................................ 7
2.6 Plastisizer (Pemlastik) ........................................................................... 8
2.7 Karakteristik Mekanik Plastik Biodegradable ....................................... 9
2.7.1 Ketebalan ................................................................................... 9
2.7.2 Hidrofobisitas............................................................................. 9
2.7.3 Tensile Streght ........................................................................... 9
2.7.4 Elongation at break ................................................................. 10
2.7.5 Modulus young ......................................................................... 10
2.7.6 Biodegradasi ............................................................................ 10
2.8 FTIR (Fourier Trnsform Infrared) ....................................................... 10

viii
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 12
3.1 Tempat dan waktu penelitian ............................................................... 12
3.1.1 Tempat Penelitian .................................................................... 12
3.1.2 Waktu Penelitian ...................................................................... 12
3.2 Alat dan Bahan ..................................................................................... 12
3.2.1 Alat........................................................................................... 12
3.2.2 Bahan ....................................................................................... 12
3.3 Prosedur Kerja ...................................................................................... 13
3.3.1 Preparasi Sampel...................................................................... 13
3.3.2 Pengendapan Alfa-Selulosa ..................................................... 13
3.3.3 Bleaching menggunakan NaClO ............................................. 13
3.3.4 Uji Karakteristik Selulosa ........................................................ 13
3.3.5 Pembuatan Plastik Biodegradable ........................................... 14
3.3.6 Karakteristik Plastik Biodegradable ........................................ 14
3.3.7 Pengujian Sifat Mekanik .......................................................... 15
3.4 Jadwal Penelitian.................................................................................. 16
BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAAN ........................................................... 17
4.1 Determinasi Tanaman .......................................................................... 17
4.2 Isolasi Alfa-Selulosa ............................................................................ 17
4.3 Uji Karakteristik α-Selulosa ................................................................. 19
4.3.1 Uji Iodium ................................................................................ 19
4.3.2 Analisis FTIR (Fourier Transform Infrared) .......................... 19
4.4 Hasil Pembuatan Plastik Biodegradable .............................................. 20
4.4.1 Formula Plastik Biodegradable ............................................... 23
4.5 Karakteristik Plastik Biodegradable .................................................... 25
4.5.1 Ketebalan ................................................................................. 25
4.5.2 Hidrofobisitas........................................................................... 25
4.6 Pengujian Sifat Mekanik ...................................................................... 26
4.6.1 Tensile Streght ......................................................................... 26
4.6.2 Elongation at break ................................................................. 27
4.6.3 Modulus Young ........................................................................ 27
4.6.4 Uji Biodegradasi ...................................................................... 28

ix
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN................................................................ 29
5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 29
5.2 Saran ...................................................................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 30

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Stuktur Selulosa................................................................................... 5


Gambar 2.2 Stuktur Polimer Kitosan ...................................................................... 6
Gambar 2.3 Mekanisme degradabilitas plastik ..................................................... 8
Gambar 4.1 Pohon pisang Klutuk (Musa balbisiana Colla) ................................. 17
Gambar 4.2 (a) Pra-hidrolisis α-selulosa dengan CH3COOH 1% ........................ 18
Gambar 4.3 α-selulosa Bleaching ........................................................................ 19
Gambar 4.4 Gambar Spektrum α-Selulosa .......................................................... 20

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Formula plastik biodegradable Selulosa - Kitosan dan


Selulosa - Kalsium Silikat ............................................................ 14
Tabel 3.2 Jadwal Penyusunan Skripsi dan Penelitian ................................. 16
Tabel 4.1 Hasil Plastik Biodegradable ......................................................... 21
Tabel 4.2 Formula Plastik Biodegradable .................................................... 23
Tabel 4.3 Hasil pengukuran ketebalan plastik biodegradable ...................... 25
Tabel 4.4 Hasil Pengujian Hidrofobisitas Plastik Biodegradable ................ 25
Tabel 4.5 Hasil Pengujian Biodegradable .................................................... 27

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Determinasi Tanaman ........................................................................ 37


Lampiran 2 Hasil Penelitian .................................................................................. 38
Lampiran 3 Uji Karakteristik Hasil Analisis FTIR ............................................... 48
Lampiran 4 Uji Karakteristik ................................................................................ 49
Lampiran 5 Dokumentasi Evaluasi Sediaan ......................................................... 50
Lampiran 6 Dokumentasi Proses Penelitian ......................................................... 52
Lampiran 7 Perhitungan Isolasi Alfa Selulosa ...................................................... 55

xiii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Plastik adalah bahan yang berbeda berdasarkan bahan polimer dan
strukturnya, plastik pada tahap tertentu difabrikasi dibentuk sederhana hingga
kompleks dan dibentuk mulai dari yang sangat fleksibel hingga sangat kuat
(Rosato, 2003). Plastik dibagi menjadi beberapa golongan yakni thermoplast dan
thermoset. Plastik thermoplast dapat dicetak berulang-ulang dengan adanya
pemanasan yakni diantaranya : Polethylene (PE), Polypropylene (PP), Polystyrene
(PS), Polyetylenetereftalat (PET), Poly Carbonate (PC). Sedangkan palstik
golongan thermoset yang mengalami kondisi tertentu tidak dapat dicetak kembali
karena adanya komposisi polimer yang berbentuk jaringan tiga dimensi yakni,
poly Urethene (PU), Urea Formaldehyde (UF), polyester, epoksi dan lain-lain
(Riandis et al. 2021). Menurut United Nations Environment Programme (UNEP)
sebagian besar plastik tidak terurai namun secara perlahan rusak menjadi fragmen
kecil atau mikroplastik dan dapat memakan waktu ribuan tahun untuk terurai dan
dapat mencemari tanah dan air (Giacovelli, 2018).
Sampah plastik merupakan limbah yang semakin meningkat setiap
tahunnya hal ini dapat menimbulkan masalah di berbagai aspek kehidupan
masyarakat (Riandis et al., 2021). Menurut United Nations Environment
Programme (2018) saat ini terdapat 9 Miliar ton sampah yang tidak dapat
terkelola dan diperkirakan pada tahun 2050 sekitar 12 miliar ton sampah plastik
secara global tidak terkelola dan terurai dengan baik. Selain itu menurut Sistem
Pengelolaan Sampah di Indonesia (SIPSN) pada tahun 2020 yang terdiri dari 276
Kabupaten dan kota se-Indonesia timbulan sampah 33,186,583.20 (ton/tahun),
dengan pengurangan sampah 4,469,350.19 (ton/tahun) atau 13,47%, dan sampah
yang terkelola mencapai 19,709,903.25 (ton/tahun) atau 59,39%, dan sampah
yang tidak terkelola mencapai 13,476,679.95 (ton/tahun) atau 40,61%. hal ini
didominasi oleh sampah dengan kategori sampah sisa makanan 40,3%, sampah
plastik 17,1%, sampah daun, ranting, kayu 14,1% dan 11,9% merupakan sampah
degan jenis kertas atau karton (Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan,

1
2

2020). Sampah meiliki karakteristik yang sulit terurai menjadi sumber utama
terjadinya penumpukan sampah dan sebagian besar sampah dapat terurai 1.000
tahun atau 1 milenium (Istirokhatun & Nugraha, 2019)
Solusi penaganan limbah plastik menggunakan plastik biodegradable
sebagai solusi alternatif pengganti plastik konvensional karena mudah terurai
oleh aktivitas bakteri dan ramah lingkungan (Hudha et al., 2020). Berdasarkan
penelitian Aripin (2017) penambahan gliserol sebagai plasticizer untuk
meningkatkan karakteristik mekanik seperti tensile strenght, elongasi, dan uji
biodegradasi pada plastik biodegradable. Penelitian Rahmadani (2019)
menggunakan pati batang ubi dan pati ubi kayu dengan penambahan gliserol
sebagai plasticizer meningkatkatkan kuat tarik, elongasi dan hidrofobisitas.
Penelitian pengaruh pada pati biji alpukat dengan penambahan sorbitol sebagai
plasticizer dan CMC (Carboxymethyl Cellulose) untuk meningkatkan tensile
strenght plastik biodegradable (Margaretha, 2021)
Berdasarkan penelitian Udjiana (2019) biji durian sebagai sumber amilum
dengan menggunakan filler kalsium silikat dan kalsium karbonat menghasilkan
karakteristik plastik biodegradable dengan konsentrasi kalsium silikat 6%
diperoleh nilai tensile strenght 7,01 Mpa sedangkan kalsium karbonat 6%
diperoleh nilai 6,72 Mpa. Perbandingan filler ini menunjukkan bahwa kalsium
silikat dapat meningkatkan karakteristik plastik biodegradable. Penelitian
Wiradipta (2017) pembuatan plastik biodegradable berbahan dasar selulosa dari
tongkol jagung, selulosa berfungsi sebagai filler yang dapat meningkatkan tensile
strenght dan modulus elastisitas mencapai 4.400 Mpa pada konsentrasi 50%
selulosa. Penelitian Nurlaela (2020) Menggunakan selulosa dari batang pohon
pisang klutuk sebagai filler pada plastik biodegradable menghasilkan plastik
biodegradable yang memenuhi syarat.
Pisang klutuk (Musa balbisiana Colla) yang termasuk kedalam famili
Musaceae (Borborah, 2016). Skrining fitokimia pisang klutuk (Musa balbisiana
Colla) ditemukan adanya senyawa alkaloid, flavonoid, polifenol, saponin, tanin,
monoterpenoid, triterpenoid dan seskuiterpenoid (Nurhayati, 2019). Selain itu
batang pisang kaya akan serat, air, kalium dan fosfor (Zulaekha et al., 2018). Alfa
selulosa yang terdapat dalam batang pisang klutuk memiliki kuat tarik serat yang
3

sangat tinggi mengendap dengan larutan NaOH 17,5% dan di bleaching dengan
H2O2 3% untuk melarutkan lignin yang terdapat pada selulosa dengan hasil
rendemen 30,36% dengan ukuran mesh 70, dan 16,54% pada konsentrasi 9%
dengan mesh 100 (Zulaekha et al., 2018). Selain itu proses isolasi alfa-selulosa
yang di bleaching dengan NaClO dari serbuk pohon pisang klutuk sebanyak 73,01
gram dengan selulosa yang dihasilkan yakni 69,03 gram atau dengan persentase
rendemen mencapai 94,54% dengan menggunakan mesh 60 (Nurlaela, 2020).
Berdasarkan uraian diatas, peneliti akan membuat perbandingan
karakteristik mekanik plastik biodegradable dengan filler selulosa yang di isolasi
dari batang pisang klutuk (Musa balbisiana Colla) menggunakan filler kalsium
silikat yang memenuhi syarat evaluasi plastik biodegradable uji ketebalan
parameter Japanesse Industrial Standart <0,05 mm, Uji daya serap SNI 7188.7 :
2016 parameter ketahanan air 99% dan uji mekanik dengan parameter, uji tensile
strength standar ASTDM D-638 1 - 10 Mpa, Elongation at break SNI 7188.7 :
2016 21-220%, Modulus young (Perpanjangan) ASTDM D - 638 0,02 mm, uji
biodegradasi ASTMD 6400 dengan parameter terdegradasi 90% selama 21 hari.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah di jelaskan di atas dapat dibuat
rumusan masalah sebagai berikut :
Formula plastik biodegradable manakah yang memenuhi syarat dari formula
yang menggunakan filler selulosa kitosan dan selulosa kalsium silikat untuk
membuat plastik biodegradable.

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah di atas maka yang menjadi tujuan pada
penelitian ini yaitu :
Untuk memperoleh formula plastik biodegradable yang memenuhi
karakteristik syarat evaluasi plastik biodegradable uji ketebalan parameter
Japanesse Industrial Standart <0,05 mm, uji daya serap SNI 7188.7:2016
parameter ketahanan air 99%. Dan uji mekanik dengan parameter, uji tensile
strength standar ASTDM D-638 1-10 Mpa, Elongation at break SNI 7188.7:2016
4

21-220%, Modulus young (Perpanjangan) ASTDM D-638 0,02 mm, uji


biodegradasi ASTMD 6400 dengan parameter terdegradasi 90% selama 21 hari.

1.4 Hipotesis
Berdasarkan latar belakang diatas hipotesis pada penelitian ini adalah
kombinasi filler selulosa kitosan dan selulosa kalsium silikat dapat meningkatkan
karakteristik mekanik seperti uji ketahanan air (Hidrofobisitas), uji kuat tarik serta
uji biodegradasi pada plastik biodegradable dari selulosa batang pohon pisang
klutuk (Musa balbisiana Colla).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pisang Klutuk (Musa balbisiana Colla)


Musa balbisiana Colla atau pisang klutuk (Jawa) atau biasa disebut dengan
pisang batu atau pisang kluthuk (Sumatera) (Anonim, 2012). Pisang klutuk (Musa
balbisiana Colla) tumbuh secara liar dan tahan terhadap penyakit (Tambah, 2011).
Menurut Prabawati (2008) pisang ini telah menjadi salah satu komoditas pada
ekspor dan impor di pasar internasional selain itu penyebaran pisang klutuk (Musa
balbisiana Colla) hampir merata ke seluruh penjuru dunia, meliputi daerah tropic
dan subtropic. Seperti wilayah negara Asia Tenggara dan Asia Timur. Penyebaran
pisang ini juga sampai ke benua Amerika melalui Samudra Atlantik. Selain itu
tanaman pisang klutuk (Musa balbisiana Colla) juga dapat tumbuh dengan
berbagai macam topografi tanah datar maupun miring.
Pada penelitian Nurlaela (2020) penggunaan pisang klutuk (Musa balbisiana
Colla) pada karakteristik mekanik sendok plastik biodegradable berbahan dasar
batang pisang klutuk (Musa balbisiana Colla) memperoleh hasil evaluasi plastik
biodegradable yang memenuhi syarat dan isolasi alfa selulosa menggunakan
Natrium hipoklorit (NaClO) 1,75% memperoleh hasil bleaching alfa selulosa
94,54% dan pada penelitian Zulaekha (2018) hasil bleaching dengan Hidrogen
Peroksida (H2O2) 3% memperoleh rendemen 30,36 %. Penelitian Wardani (2017)
mengenai karakteristik sifat mekanik dan evaluasi biodegradable pot tanaman
berbasis pelepah pisang klutuk terdapat faktor perlakuan seperti adanya faktor
suhu yang bertujuan untuk mengurangi atau menghilangkan aktivitas biologi yang
tidak dinginkan seperti adanya aktivitas enzim dan mikroba.

2.2 Alfa-Selulosa

Gambar 2.1 Stuktur Selulosa (Fatriasari et al., 2019)

5
6

Selulosa adalah homopolimer terdiri dari ß-D-glukopiranosa terikat oleh


(1,4)-glikosida, dan n adalah derajat polimerisasi selulosa (Klemm et al., 2005).
Dalam selulosa mengandung hidrogen (6,17%), karbon (44,44%), oksigen
(49,39%) dan kandungan selulosa sekitar (40-50%) dari jumlah nilai berat kering
pada berlignoselulosa. Selulosa adalah komponen karbohidrat memiliki rantai
lurus dengan penyusun pada monomernya yakni glukosadan dihubungkan oleh
adanya ikatan hidrogen (Karlsson, 2006). Selulosa memiliki komponen
lignoselulosa dalam makromolekul (agregat) atau disebut dengan gabungan rantai
polisakarida dengan lebar 3 - 10 nm dan panjangnya mencapai ukuran mikrometer.
Selulosa murni yang diperoleh tergantung pada sumber bahan baku utama.
Selulosa tidak berbau dan berasa serta tidak larut dalam air dan tidak larut
dalam sebagian pelarut organik, selulosa dapat dipecah menjadi unit kimia
glukosa dengan cara mereaksikannya dalam suasana asam dan suhu yang tinggi.
Selulosa lebih bersifat kristal dari pada pati. Pada suhu 3200C untuk membuat
selulosa menjadi amorf dalam air (Deguchi et al., 2006). Karakteristik kaku dan
keras pada selulosa tersebut diperoleh dari komposisi kimia serta struktur yang
demikian. Karakteristik sifat kuat dan keras yang dimiliki selulosa membuat
bahan tersebut tahan terhadap proses enzimatik. Dan secara alamiah penguraian
pada selulosa berlangsung sangat lambat (Fan et al., 1987).

2.3 Kitosan

Gambar 2.2 Stuktur Polimer Kitosan (Tanasale et al. 2016)

Kitosan (C6H11NO4)n ialah poli (2-amino-2-deoksi-ß-(1-4)-D-glukopiranosa,


secara fisik kitosan tidak seragam (Sugita dkk., 2009). Kitosan adalah produk
alam yang diperoleh dari hasil destilasi kitin dan bersumber dari cangkang udang,
rajungan atau kepiting (Tanasale et al. 2016) kitosan banyak digunakan dalam
bahan biodegradable karena bersifat tidak beracun dan ramah lingkungan
(Khantayanuwong et al., 2017). Dalam kitosan terdapat gugus amina (-NH)
7

kitosan juga polimer linier bersifat polikationik, kitosan membentuk sebuah


membran berfungsi sebagai absorben saat terjadinya pengikatan zat-zat organik
maupun anorganik (Sanjaya, 2007). Kitosan memiliki stuktur berbentuk kristalin
atau semi kristalin serta larut dalam asam, kitosan juga memiliki bobot molekul
besar serta rantai molekul yang panjang, biodegradable, biocompatible dan tidak
toksik (Adhiatama et al 2014).
Menurut penelitian Pratiwi (2016) penambahan kitosan pada plastik
biodegradable selulosa, adanya interaksi rantai polimer ikatan hidrogen pada
selulosa, interaksi ini untuk meningkatkan kecepatan respon pada viskositas
polimer sehingga dapat meningkatkan mobilitas rantai polimer, hal tersebut
menyebabkan sifat mekanik kuat tarik pada plastik biodegradable akan meningkat.

2.4 Kalsium Silikat


Kalsium silikat merupakan bahan yang terdiri dari dua senyawa yakni
kalsium karbonat (CaC03) dan silikon diaoksida (SiO2) dengan rumus kimia.
Karakteristik kalsium silikat memiliki nilai modulus young 117 GPa, kuat tekan
dengan nilai 1080 MPa dan kekuatan lentur dengan nilai 215 MPa (Kokubo,
1991), dengan ukuran partikel 29-50 nm (Chakradhar et al., 2006) dengan
memiliki nilai densitas 1,98 gr/cm3 (Shukur, 2014) hingga 3,1 gr/cm3 (Noor et al,
2015). Kalsium silikat dapat diperoleh dari alam dalam bentuk mineral, namun
biasanya kalsium silikat dalam bentuk mineral berupa kalsium silikat tidak murni.
Karena masih tercampur dengan besi, mangan, mangnesium, potassium dan
sodium, selain itu kalsium silikat dapat diperoleh dengan cara buatan seperti
mensintesis serat kalsium silikat atau dengan cara reaksi padatan (Mathews, 1992).
Menurut Nizami (2003) kalsium silikat mengandung kalsium (Ca), Silikon (Si)
dan Oksigen (O2). Sifat konduktifitas yang rendah, susut massa kecil serta sifat
kekerasan yang tinggi, sifat ini sangat penting dalam pembuatan plastik
biodegradable pada kalsium silikat.

2.5 Plastik Biodegradable (Bioplastik)

Menurut Karuniastuti (2017) plastik merupakan bahan yang banyak


digunakan dalam kehidupan sehari- hari dan tidak dapat dipisahkan begitu saja.
8

Bioplastik atau biodegradable merupakah biopolimer yang bersumber dari


biomassa seperti, selulosa, pati dan protein. Selain itu plastik biodegradable dapat
terurai oleh aktivitas bakteri dan ramah lingkungan (Hudha et al., 2020).

Gambar 2.3 Mekanisme degradabilitas plastik (Nayana, 2003)

Berdasarkan sumbernya menurut Tharanathan (2003) biopolimer bahan baku


biodegradable dibagi tiga kelompok pada gambar 2.5 Bahan yang bersumber dari
lemak seperti ; bees wax, camauba wax dan asam lemak. Hydrocolloid dibagi dua
bagian yakni hydrocolloid bersumber dari protein dan hydrocolloid bersumber
dari polisakarida. Yang bersumber dari protein ialah; jagung, kedelai, whey susu,
dan gandum. Hydrocolloid yang bersumber dari polisakarida ialah; selulosa, pati,
serat, pektin dan garns. Selain itu terdapat zat sintetis yakni campuran biopolimer
yang diberikan perlakuan secara kompleks namun memiliki karakteristik plastik
biodegradable seperti poly alkilene esters, poly lactic acid, poly amid esters, poly
vinil esters, poly vinil alcohol, serta poly anhidrides.

2.6 Plastisizer (Pemlastik)


Menurut Marlina (2021) plasticizer merupakan pendekatan paling efektif dan
sederhana dalam meningkatkan kemampuan pada plastik biodegradable dalam
fleksibilitas dan ektensibilitas pada bioplastik berbasis selulosa dan pati.
Plastcizer yang umum digunakan ialah gliserol serta sorbitol karena tidak
toxicmemiliki molekul kecil serta dapat meningkatkan daya regang pada plastik
biodegradable. Peningkatan konsentrasi plasticizer diharapkan dapat memperoleh
plastik biodegradable yang lebih lentur dengan meningkatkan konsentrasi
plasticizer karena berkurangnya interaksi antar rantai biopolimer. Plasticizer yang
biasanya digunakan merupakan jenis poli-ol yakni seperti sorbitol serta gliserol
kedua bahan tersebut mampu untuk mengurangi ikatan hidrogen internal pada
biopolimer (Harsunu, 2008).
9

2.7 Karakteristik Mekanik Plastik Biodegradable


Karakteristik mekanik plastik biodegradable merupakan proses evaluasi
untuk mendapatkan plastik biodegradable sesuai dengan syarat yang telah
ditentukan yakni meliputi :
2.7.1 Ketebalan
Ketebalan adalah salah satu parameter yang dapat berpengaruh pada
kualitas plastik biodegradable. Banyaknya padatan yang terlarut pada setiap
komponen penyusun plastik biodegradable dapat berpengaruh pada nilai
ketebalan.Uji ketebalan dilakukan menggunakan alat micrometer scrup .
Metode pengujian dengan cara microcal messmer, yakni nilai ketebalan
diperoleh dari rata-rata hasil pengukuran yakni pada lima titik yang berbeda yaitu
bagian setiap sudut dan tengah lembar plastik biodegradable. Dengan parameter
uji Japanese Industrial Standart yakni dengan nilai <0,05 mm.
2.7.2 Hidrofobisitas
Uji ketahanan air atau uji hidrofobisitas menurut Darni (2009) uji ini
bertujuan mengetahui terjadinya ikatan antar polimer serta adanya keteraturan
ikatan dalam polimer hal ini ditentukan dengan persentase penambahan berat
polimer serta terjadinya penyerapan air. Selain itu untuk megetahui sifat dan
karakteristik plastik biodegradable apakah sudah mendekati sifat dan karakteristik
dari plastik sintetik. Dengan parameter uji sesuai dengan SNI 7188.7:2016 dengan
parameter ketahanan air 99%.
2.7.3 Tensile Streght
Tensile streght atau kuat tarik ialah tegangan maksimun yang dapat
ditahan plastik biodegradable ketika diberikan regangan atau ditarik sebelum
plastik biodegradable tersebut patah. Hal ini merupakan kemampuan pada
struktur untuk dapat menahan beban tanpa mengalami adanya kerusakan atau
adanya kemungkinan oleh adanya deformasi struktur. Tensile streght disebut juga
ketahanan material karena adanya tegangan atau regangan. Jumlah kekuatan yang
diperlukan untuk memecah material. Hasil yang diperoleh pada lembar plastik
biodegradable berhubungan dengan jumlah plasticizer yang ditambahkan pada
saat pembuatan plastik (Gedney, 2005). Dengan parameter uji dalam tensile
10

strenght yang digunakan menurut American Society for Testing and Material atau
ASTM D-638 (2015) dengan parameter nilai 1-10 Mpa.
2.7.4 Elongation at break
Elongation at breat atau uji elongasi ialah pengujian seberapa elastis dan
seberapa panjang plastik dapat ditarik, atau perpanjangan pada elongasi diartikan
sebagai persentase atau jumlah perubahan panjang plastik biodegradable pada
saat ditarik hingga terputus (Aripin et al., 2017). Dengan parameter uji yang
digunakan menurut SNI 7188.7:2016 dengan parameter persentase 21-220%.
2.7.5 Modulus young
Uji Modulus young diperoleh berdasarkan perbandingan nilai elongasi atau
nilai elongation at break terhadap kuat tarik atau tensile strenght. Uji ini bertujuan
untuk mengetahui kekuatan bahan yang dihasilkan oleh persen perpanjangan
(Ariyani et al., 2019). Dengan parameter uji yang digunakan berdasarkan
American Society for Testing and Material atau ASTM D-638 (2015) dengan
nilai 0,02 mm.
2.7.6 Biodegradasi
Uji biodegradasi dilakukan pengamatan berdasarkan degradadabilitas
plastik biodegradable hal ini bertujuan mengetahui lama waktu yang dibutuhkan
plastik biodegradable untuk terurai di alam secara menyeluruh. Selain itu
mengetahui sifat serta karakteristik lembaran plastik biodegradable, plastik
biodegradable terdegradasi secara sempurna dianalisis hasil persen hilangnya
berat plastik biodegradable atau (% Weight loss) yang mencapai 100%
(Sriwahyuni, 2018).

2.8 FTIR (Fourier Trnsform Infrared)


Metode FTIR (Fourier Transform Infrared) dengan prinsip kerja interaksi
antara energi dengan materi, radiasi infamerah dilewatkan pada sampel sebagian
radiasi inframerah diserap sampel dan sebagian lagi dilewatkan. Hasil yang
diperoleh spektrum ialah besarnya absorbsi molekul dan transmisi yang
membentuk finger print dari molekul dari suatu sampel. Stuktur finger print yang
teridentifikasi tidak ada spektrum yang sama atau memiliki ciri khas tertentu, hal
tersebut yang membuat FTIR memberikan manfaat untuk analisis. Hasil informasi
11

yang dihasilkan oleh FTIR mengidentifikasi senyawa yang tidak diketahui


(Thermo, 2001). Hasil analisis gugus fungsi menggunakan FTIR diperoleh
terdapat gugus fungsi C=O karbonil dan C-O ester mengindikasi senyawa mampu
mengalami degradasi pada pembuatan plastik biodegradable. Gugus fungsi 0-H,
C=O karbonil dan C-O ester merupakan gugus yang bersifat hidrofilik hal tersebut
mengakibatkan mikroorganisme memasuki matriks plastik.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan waktu penelitian


3.1.1 Tempat Penelitian
Dilaksanakan di laboratorium kimia prodi Farmasi Universitas Bakti
Tunas Husada Tasikmalaya dan pusat penelitian biomaterial LIPI (Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia) Cibinong, Bogor.
3.1.2 Waktu Penelitian
Waktu Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan pada dari bulan Januari
sampai Mei 2022.

3.2 Alat dan Bahan


3.2.1 Alat
Alat Penelitian yang digunakan yakni oven pengering simplisia, blender
simplisia (Getra Herb Grinder IC-10B), ayakan mesh 80 (ABM), sieve Shaker
machine (Messgerate MAS 208 S), neraca analitik (Omega), gelas kimia (pyrex),
gelas ukur (pyrex), labu ukur (pyrex), erlenmeyer(pyrex), pipet ukur (Supertex),
hot plate (Thermo), magnetic stirer (Thermo), batang pengaduk, kertas saring,
desikator, krus, mikrometer skrup (Insize). Instrumen Foriur Transform Infrared
(MicroLab), Tensile Strength Machine (UTM 10 kN).
3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian diantaranya batang pohon pisang
klutuk, silica gel. aquades, CH3COOH (Smart-Lab), NaOH 17,5% (Merck),
NaClO (Merck), I2 (Merck), kalsium silikat (DPH), kitosan (Aldrich), Na-alginat
(Aldrich), sorbitol (Merck), gliserol (Merck), PEG 400 (Alpha Chem),
carboxymetyl cellulose (Sigma) .

12
13

3.3 Prosedur Kerja


3.3.1 Preparasi Sampel
Batang pohon pisang klutuk (Musa balbisiana Colla) di potong ukuran 3 x
3cm lalu dikeringkan dalam oven simplisia selama 3 hari, batang pisang yang
sudah kering dihaluskan dengan blender kemudian diayak dengan mesh 80.
3.3.2 Pengendapan Alfa-Selulosa
Isolasi alfa selulosa dilakukan dengan menggunakan asam asetat
CH3COOH 0,1 N dengan perbandingan sampel terhadap pelarut 1 : 20 tahapan ini
disebut pra-hidrolisis (Haafiz et al., 2013). Lalu filtrat ditambahkan NaOH 17,5 %.
NaOH dengan serbuk pisang dipanaskan di hotplate dengan suhu 60OC selama 1
jam dan menggunakan magnetic stirer dengan kecepatan 200 rpm. Kemudian
dibilas sampai pH 7 dengan aquadest. Lalu diperoleh hasil endapan.. Hasil
endapan kemudian disaring lalu dikeringkan di dalam oven selama 2 jam pada
suhu 100OC, hasil endapan yang sudah kering ditimbang (Zulaekha et al., 2018)
3.3.3 Bleaching menggunakan NaClO
Hasil endapan yang sudah dikeringkan ditambahkan larutan NaClO 1,75%,
didiamkan di dalam suhu ruang selama 4 jam sesekali di aduk. Kemudian di
saring dan dibilas dengan aqua destilata sampai pH 7 kemudian di keringkan
dalam oven selama 1 jam dengan suhu 105OC (Nurlaela 2020).
3.3.4 Uji Karakteristik Selulosa
a. Analisis Kualitatif Selulosa
Penambahan pereaksi iodium pada 1 gram ekstrak selulosa dalam tabung
reaksi ditambahkan larutan iodium, amati perubahan warna yang terjadi.
Perubahan yang terjadi karena adanya polisakarida yang akan membentuk
kompleks adsorpsi berwarna spesifik serta reaksi positif selulosa ditandai
dengan perubahan berwarna cokelat (Desyanti, 2013).
b. FTIR
Analisa gugus fungsi menggunakan alat instrumen FTIR atau Fourier
Trnsform Infrared untuk mengetahui gugus fungsi alfa selulosa yang akan
dibuat sediaan sendok plastik biodegradable. Dimana sampel di tempatkan
pada set holder, kemudian diperoleh spektrum yang sesuai. Hasil yang
14

diperoleh berhubungan erat antara bilangan gelombang dan intensitas (Sutan


et al., 2019)
3.3.5 Pembuatan Plastik Biodegradable
Tabel 3.1 Formula plastik biodegradable Selulosa - Kitosan dan Selulosa -
Kalsium Silikat
Formula (%)
Nama Bahan
1 2 3 4
Selulosa 1 1 1 1
Kitosan 2 4 - -
PEG 400 4 4 4 4
CMC 1 1 1 1
Alginat 1 1 1 1
Sorbitol 1 1,5 0,5 -
Kalsium Silikat - - 4 6
Gliserol - - 0,5 1
Sumber : (Nurlaela, 2020), (Aripin et al., 2017), (Udjiana et al., 2019), (Aspiana et al.,
2017), (Udjiana et al., 2021).

3.3.6 Karakteristik Plastik Biodegradable


a. Ketebalan Plastik Biodegradable
Uji ketebalan parameter Japanesse Industrial Standart (JIS)
dengan parameter <0,05mm. Sampel dianalisis menggunakan micrometer
scrup dengan ketelitian 0,01 mm pada 5 titik berbeda pada lembaran
plastik biodegradable kemudian hasil tersebut di rata-ratakan.
b. Pengujian Hidrofobisitas (Ketahanan Air)
Menurut parameter SNI 7188.7:2016 Sampel dipotong ukuran 2
cm x 2 cm, ditimbang untuk mengetahui berat awal, kemudian masukan
aqua destilata 20 mL kedalam gelas kimia 100 mL. Diamkan selama 24
jam, kemudian timbang masa akhir, air yang diserap oleh hasil masa
yang ditimbang dihitung melalui persamaan sebagai berikut :

Daya Serap Air (%) x 100%

Keterangan :
Wo : Berat sampel kering
W : Berat sampel basah
Kemudian persen air yang diserap dikalkulasi dalam perhitungan berikut
untuk mendapatkan persen ketahanan air (SNI 7188.7:2016).
Ketahanan air plastik = 100% - persen air diserap
15

3.3.7 Pengujian Sifat Mekanik


a. Uji Tensile Strenght (Kuat tarik)
Uji tensile strenght menurut ASTDM - D 638 (2015) sampel
dengan panjang 5 x 1,5 cm dikaitkan dengan penjepit 1,5 cm secara
horizontal pada kedua sisinya. Uji tensile strenght ditentukan dengan
beban maksimum lembar bioplastik terputus, pengujian berulang
sebanyak 3 kali (triplo) dengan rumus sebagai berikut.

Keterangan :
σ : Kekuatan tarik (Kg/cm2)
F maks : Beban maksimum (Kg)
A : Luas Penampangan awal (cm2)
b. Uji Elongation at break (Perpanjangan)
Uji Elongasi menurut ASTMD-638 (2015) dilakukan dengan
perhitungan penambahan panjang lebar bioplastik saat lembar pada
bioplastik putus, pengujian dilakukan sebanyak 3 kali pengulangan.
Dengan persentase pemanjangan menggunakan persamaan sebagai
berikut :

Keterangan :
: Regangan (%)
l : Pertambahan panjang (cm)
lo : Panjang mula - mula (cm)
c. Uji Modulus Young (Elastisitas)
Uji modulus young menurut ASTMD-638 (2015) yang bertujuan
mengetahui ukuran kekakuan bahan (sampel) yang dihasilkan. Nilai ini
diperoleh dari perbandingan antara nilai tensile strenght terhadap hasil
nilai modulus young dengan rumus sebagai berikut :

Keterangan :
E : Modulus elastis (N/mm2)
: kekuatan tarik (kg/cm2)
: Regangan (%)
16

d. Uji Biodegradasi
Uji ini berdasarkan pada parameter uji ASTMD-6400 (2009) Metode
soil burial test, dengan cara memotong plastik ukuran 5 x 1 cm.
Kemudiaan bioplastik didiamkan dalam desikator selama 24 jam dan
ditimbang hingga beratnya konstan. Setelah itu dikubur didalam tanah
selama 21 hari atau sampai terdegradasi sempurna. Kemudian dihitung
banyaknya massa yang hilang setelah dikubur didalam tanah.

% Berat (W) x 100%

3.4 Jadwal Penelitian


Tabel 3.2 Jadwal Penyusunan Skripsi dan Penelitian
Jadwal Bulan
Kegiatan Okt 2021 Nov-Des 2021 Jan-Apr 2022 Mei 2022
Penelitian 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Penelusuran
Kepustakaan
Penyusunan
Proposal
Pelaksanaan
Penelitian
Penyusunan
Laporan
Skripsi
Penelitian
BAB VI
HASIL DAN PEMBAHASAAN

4.1 Determinasi Tanaman


Simplisia dari batang pohon pisang klutuk (Musa balbisiana Colla) dalam
isolasi α-selulosa telah dilakukan determinasi tanaman di Herbarium Jatinangor
Laboratorium Taksonomi Tumbuhan, Jurusan Biologi FMIPA
No.21/HB/06/2022. Determinasi tumbuhan bertujuan menunjukan kebenaran dari
sampel tanaman yang digunakan. Pada penelitian ini diperoleh 3 kg batang pohon
pisang klutuk (Musa balbisiana Colla) kemudian dikeringkan dalam oven selama
4 - 5 hari dan diperoleh 1,2 kg simplisia kering, kemudian diblender dan di saring
menggunakan mesh 80, diperoleh 250 gram serbuk simplisia batang pohon pisang
klutuk (Musa balbisiana Colla).

Gambar 4.1 Pohon pisang Klutuk (Musa balbisiana Colla)

4.2 Isolasi Alfa-Selulosa


Isolasi α-selulosa bertujuan untuk menghilangkan kadar lignin dan
memperoleh selulosa murni, isolasi α-selulosa pada batang pohon pisang klutuk
(Musa balbiasiana Colla) dilakukan tahap pra-hidrolisis dengan menggunakan
CH3COOH 1% pada tahap ini serbuk didihkan perbandingan sampel pada pelarut
1 : 20 (Haafiz et al., 2013). Tahap prahidrolisis bertujuan mempercepat
pemutusan ikatan pentosa (hemiselulosa) serta memperlunak hemiselulosa
sebelum dilakukan proses pemanasan dalam suasana basa (Thakur, 2014).
CH3COOH mampu mengikat lignin hal tersebut dimana ikatan lignin pada α-
selulosa terlepas dan diperoleh kandungan pulp dengan kadar α-selulosa yang
lebuh banyak (Wibisono et al., 2011).

17
18

(a) (b)

Gambar 4.2 (a) Pra-hidrolisis α-selulosa dengan CH3COOH 1%


(b) Hidrolisis α-selulosa dengan NaOH 17,5%

Hidrolisis dilakukan dengan pemanasan dalam suasana basa menggunakan


NaOH 17,5% hal ini bertujuan untuk menghilangkan hemiselulosa pada sampel
(Harborne, 1987). Penambahan NaOH dalam konsentrasi berbeda tidak dapat
mempengaruhi proses isolasi hemiselulosa dalam α-selulosa karena hemiselulosa
larut dalam pelarut basa. Saat proses pemanasan berlangsung hemiselulosa
melunak, kemudian serat yang sudah terpisah akan mudah berserabut (Wang,
2008). Selain itu NaOH dipilih karena lignin larut dalam suasana basa sedangkan
selulosa tidak (Dewanti, 2018).
Tahap ini terbentuknya pulp atau bubur selulosa dan α-selulosa terisolasi
sebagai residu, proses ini juga untuk mendegradasi polimer lignin yang akan larut
dalam air. Terbentuknya pulp berwarna coklat pekat mengendap didalam larutan
NaOH. (Hamisan et al., 2009). Isolasi dalam suasana basa ini bertujuan untuk
delignifikasi dimana ikatan lignin dengan selulosa akan terputus (Trache, et al.,
2016; Lu, et al., 2017). Kemudian di keringkan di dalam oven yang sebelumnya
sampel telah disaring dan dilakukan pemerasan untuk memisahkan pelarutnya
menggunakan aqua destilata hingga pH 7 (Umar, 2011).
Tahap bleaching bertujuan untuk membuat warna sampel berwarna lebih
cerah atau putih, dilakukan dengan cara merendam serat dalam larutan NaClO
dengan perbandingan sampel dan pelarut 1 : 8 selama 15-20 menit (Haafiz et al.,
2013). Pada penelitian Dewanti (2018) proses bleaching dalam waktu 1,5 jam
menghasilkan tingkat kecerahan selulosa yang rendah. Proses Bleaching
menggunakan NaClO 1,75% pada batang pohon pisang klutuk (Musa balbisiana
Colla) selama 4 jam menghasilkan α-selulosa yang berwarna cerah (Nurlaela,
19

2020). Sampel awalnya berwarna coklat gelap kemudian mengalami perubahan


warna seiring dengan lama waktu perendaman pada proses bleaching yang
kemudian lama kelamaan sampel menjadi berwarna putih kekuningan hingga
secara perlahan berwarna putih seluruhnya serta mengendap atau berada di dasar
permukaan. Hal ini disebabkan karena (pigmen warna) teroksidasi menjadi suatu
bahan yang mudah larut dalam air.

Gambar 4.3 α-selulosa Bleaching

4.3 Uji Karakteristik α-Selulosa


4.3.1 Uji Iodium
Serbuk batang pohon pisang klutuk (Musa balbisiana Colla) diidentifikasi
menggunakan perekasi iodium pada ekstrak selulosa terjadi perubahan warna
dimana polisakarida akan membentuk kompleks adsorpsi berwarna yang spesifik
ditandai dengan reaksi positif selulosa yang berwarna cokelat (Hanum, 2017).
Hasil tersebut dibandingkan dengan ekstrak blanko pada pengujian untuk
memvalidasi bahwa terjadi perubahan antara ekstrak blanko dengan ekstrak yang
ditambahkan perekasi iodium.

4.3.2 Analisis FTIR (Fourier Transform Infrared)


Analisis FTIR didapatkan peak yang menunjukan spektrum yang berbeda-
beda, dimana spektrum menunjukan identifikasi gugus fungsi yang berbeda pada
setiap panjang gelombangnya. Sampel yang digunakan merupakan serbuk batang
pohon pisang klutuk (Musa balbisiana Colla) yang telah di bleaching
menggunakan NaClO.
20

Gambar 4.4 Spektrum α-Selulosa


Keterangan : Spektrum α-Selulosa Musa balbisiana Colla
Spektrum α-Selulosa Murni

Dari gambar 4.5 grafik spektrum FTIR α-selulosa batang pohon pisang klutuk
(Musa balbisiana Colla) terdapat puncak 3329 cm-1 nilai tersebut termasuk
kedalam frekuensi 3200-3500 panjang gelombang tersebut menunjukan ikatan
gugus O - H dan C - H, terdapat puncak gelombang 2900 cm-1 masuk ke dalam
rentang frekuensi 2850-3000 yang menunjukan ikatan C - H, terdapat puncak
gelombang 2119 cm-1, 2174 cm-1, panjang gelombang tersebut menunjukan
ikatan C ≡ C dalam rentang 2100-2250, panjang gelombang 1618 cm-1 dengan
frekuensi 1600-1680 menunjukan ikatan C = C, terdapat puncak 1020 cm-1 dan
1157 cm-1 termasuk kedalam frekuensi 1000-1300 hal tersebut menunjukan ikatan
C - O, dan terdapat puncak gelombang 659,9 cm-1 ada dalam frekeunsi 650-1000
nilai dari panjang gelombang tersebut menunjukan ikatan = C - H. Pada penelitian
Hayati (2020), gugus fungsi selulosa yakni ditandai dengan adanya gugus O - H,
C - O dan C - H hal tersebut mengindikasikan bahwa adanya senyawa selulosa
pada sampel tersebut dengan dibandingkan pada hasil spektrum selulosa murni.

4.4 Hasil Pembuatan Plastik Biodegradable


Hasil pembuatan plastik biodegradable diperoleh dengan berbagai formula,
hal ini bertujuan untuk memenuhi standar pada uji karaktersitik serta mekanik
21

pada plastik biodegradable dengan hasil yang sesuai dengan standar yang telah
ditentukan.
Tabel 4.1 Hasil Plastik Biodegradable
Organoleptik
Formula
Warna Tekstur Ketebalan Sifat Fisik Hasil

Kasar dan Tidak


1 Putih tidak Tipis lentur dan
homogen rapuh

Kasar dan Tidak


2 Putih Tipis lentur dan
homogen
rapuh

Sangat
Putih Halus dan
3 Tebal rapuh dan
kekuningan homogen
tidak lentur

Sangat
Putih Halus dan
4 Tebal rapuh dan
kekuningan homogen
tidak lentur

Lembab,
tidak dapat
Halus dan
5 Bening Tebal dilepaskan
homogen
dari
cetakan
22

Organoleptik
Formula
Warna Tekstur Ketebalan Sifat Fisik Hasil

Lembab,
tidak dapat
Kasar dan
dilepaskan
6 Putih tidak Tebal
dari
homogen
cetakan dan
tidak lentur

Cukup
Putih Halus dan rapuh dan
7 Tipis
kekuningan homogen cukup
lentur

Tipis Tidak
Halus dan
8 Putih (Memenuh rapuh dan
homogen
i syarat) lentur

Tipis Tidak
Halus dan
9 Putih (Memenuh rapuh dan
homogen
i syarat) lentur

Tipis Tidak
Halus dan
10 Putih (Memenuh rapuh dan
homogen
i syarat) lentur
23

4.4.1 Formula Plastik Biodegradable


Tabel 4.2 Formula Plastik Biodegradable

Formula (%)
Nama Bahan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Selulosa 1 1,5 2 4 2 2 4 4 4 4
Kitosan - - - - 0,5 1 - - - -
Amilum - - 5 5 - - - - - -
Kalsium Silikat 6 6 6 6 4 4 2 2 2 2
Na CMC 1 1 1 4 2 2 2 2 2 2
Na Alginat 1 1 1 1,5 1,5 1,5 2 2 2,5 2,5
PEG 400 0,5 1 0,5 1 - - - - - -
Gliserol 0,5 1 0,5 1 0,5 1 0,5 1 1 -
Sorbitol - - - - 0,5 1 0,5 1 1 0,5

Pada tabel 4.2 formula 1 dan 2 terdapat variasi pada konsentrasi alfa-selulosa
serta pada penambahan plasticizer gliserol dan PEG 400. Selulosa berfungsi
sebagai filler yang diharapkan dapat memperbaiki sifat mekanik pada plastik
biodegradable. Gliserol sebagai Plasticizer berperan untuk meningkatkan
elastisitas dengan mengurangi derajat ikatan hidrogen dan meningkatkan jarak
antara molekul dari polimer, semakin banyak penggunaan plasticizer maka akan
meningkatkan kelarutan terutama yang bersifat hidrofilik dan meningkatkan
kelarutan dalam air. Gliserol memberikan kelarutan yang tinggi dibandingkan
sorbitol pada bioplastik berbasis pati (Bourtoom, 2008, Darni 2010). Pada hasil
penelitian Udjiana (2019) Konsentrasi kalsium silikat 6% diperoleh dapat
meningkatkan nilai uji mekanik pada formula pembuatan plastik biodegradable,
lembaran plastik biodegradable rapuh hal ini terjadi karena konsentrasi filler yang
tinggi tidak sebanding dengan plasticizer yang ditambahkan pada formula 1 dan 2
lembaran plastik biodegradable tidak memenuhi syarat.
Pada formula 3 dan 4 yakni variasi penambahan amilum sebagai filler dengan
menggunakan plasticizer yang sama pada formula sebelumnya diperoleh hasil
lembaran yang tebal dan sangat rapuh, hal ini terjadi karena terdapat tiga jenis
filler pada kedua formula yakni amilum, alfa selulosa dan kalsium silikat, filler
dengan konsentrasi tinggi akan mengurangi elastisitas atau kuat tarik serta
elongasi pada lembaran plastik biodegradable. Pada formula 4 terdapat
penambahan konsentrasi Na-CMC (carboxy methyl cellulose) dan gliserol hal ini
bertujuan untuk memberikan sifat elastis pada amilum (Amni et al, 2021).
24

Pada formula 5 dan 6 penambahan variasi filler alfa selulosa dengan kitosan
dengan variasi konsentrasi 0,1% dan 1% diperoleh hasil yang rapuh dan lembab
hal ini karena terdapat tiga jenis filler yakni kitosan, alfa selulosa dan kalsium
silikat, tiga jenis filler yang terdapat pada formula dengan konsentrasi kalsium
silikat yang diturunkan menjadi 4% tidak memperbaiki lembaran plastik
biodegradable.
Pada formula 7 dan 8 formula variasi penambahan plasticizer sorbitol dan
gliserol dengan konsentrasi 0,5% dan 1% terdapat perbedaan yang signifikan
saat konsentrasi kalsium silikat di turunkan menjadi 2% hasil kedua formula
tersebut diperoleh lembaran yang masih rapuh karena kurangnya penambahan
plasticizer. Pada formula 8 variasi penambahan plasticizer sorbitol 1% dan
gliserol diperoleh hasil lembaran yang tidak rapuh dan elastis atau lentur. Hasil ini
diperoleh dari hasil evaluasi formula 9 dimana dengan plasticizer 0,5% lembaran
plastik biodegradable masih rapuh dan tidak elastis.
Pada formula 9 dengan variasi penambahan konsentrasi pada natrium alginat
sebanyak 2,5% untuk memperkuat lembaran bioplastik dan plasticizer dengan
variasi gliserol dan sorbitol 1%, terdapat hasil yang signifikan ketika konsentrasi
Na-alginat ditambahankan terlihat pada gambar tabel 4.1 diperoleh hasil lembaran
yang tidak terlalu kuat namun tidak rapuh serta cukup lentur. Kekuatan lembaran
bioplastik tidak terlalu kuat karena formula ini terdapat dua jenis plasticizer.
Dimana pada penelitian (Putri, 2015) semakin banyak plasticizer yang
ditambahkan akan berpengaruh pada hasil bioplastik.
Pada formula 10 dengan konsentrasi Na-alginat yang sama dengan plasticizer
sorbitol saja menghasilkan lembaran bioplastik dengan hasil yang signifikan
diantar 9 formula lainnya lembar bioplastik yang kuat dan elastis serta ketebalan
yang memenuhi standar. Sorbitol sebagai plasticizer dapat membuat pori - pori
pada lembaran bioplastik semakin rapat hal ini dapat mempersulit air untuk
masuk dan menyerap bioplastik (Putri, 2015). Pada penelitian Sari (2021)
Penambahan Na-alginat 2,5% meningkatkan karakteristik mekanik kuat tarik pada
plastik biodegradable dengan hasil yang signifikan hal ini disebabkan bioplastik
yang terbentuk memiliki struktur yang lebih rapat pada alginat yang dapat
menyusup diantara molekul-molekul bioplastik sehingga ikatan antarmolekul
25

yang tercipta dengan baik dan ikatan hidrogen dalam bioplastik yang dihasilkan
sangat baik.

4.5 Karakteristik Plastik Biodegradable


4.5.1 Ketebalan
Uji karakteristik ketebalan pada lembaran plastik biodegradable
dilakukan untuk mengetahui hubungan antara ketebalan lembaran plastik
biodegradable dengan hidrofobisitas pada formula lembaran plastik
biodegradable yang dibuat.

Tabel 4.3 Hasil pengukuran ketebalan plastik biodegradable

Ketebalan lembaran plastik biodegradable


Formula
1 2 3
8 0,41 mm 0,41 mm 0,40 mm
9 0,41 mm 0,40 mm 0,40 mm
10 0,41 mm 0,40 mm 0,41 mm
Rata - rata ± SDV 0,40 mm ± 0,005 0,40 mm ± 0,005 0,40 mm ± 0,005

Pada tabel 4.3 uji karakteristik dari lembaran bioplastik ialah tidak sama hal
ini terjadi karena proses pencetakan pada lembaran plastik biodegradable
menggunakan cawan petri dan dituang secara manual, hal tersebut dapat
berpengaruh pada ketebalan setiap sampel. Hasil rata - rata pada uji karakteristik
ketebalan ialah 0,40 mm pada sampel formula 8 dan 9 serta 0,40 mm pada
sampel 10 hasil tersebut memenuhi standar JIS (Japanesse Industrial Standart)
yakni 0,3 mm - <0,5 mm.
4.5.2 Hidrofobisitas
Uji karakteristik plastik biodegradable bertujuan untuk mengetahui
kemampuan hidrofobisitas pada lembaran plastik biodegradable terhadap air,
selain itu analisa juga dilakukan secara visual dari hasil yang diperoleh dari
bioplastik yang dihasilkan bersifat biodegradable.
Tabel 4.4 Hasil Pengujian Hidrofobisitas Plastik Biodegradable
Daya Serap Ketahanan
Formula Wo (gram) W (gram)
Air (%) Air (%)
8 1 3,90 1,78 54,35 45,65
2 3,90 1,77 54,61 45,39
3 3,90 1,77 54,61 45,39
Rata - rata ± SDV 3.90 ± 0,005 1,77 ± 0.005 54,52 ± 0,15 45,47 ± 0,15
9 1 3,89 1,76 54,75 45,25
26

2 3,89 1,77 54,49 45,51


3 3,89 1,77 54,49 45,51
Rata - rata ± SDV 3,89 ± 0,005 1,76 ± 0,62 54,57 ± 19,23 45,42 ± 0,15
10 1 3,90 2,05 47,43 52,57
2 3,90 2,05 47,43 52,57
3 3,90 2,04 47,51 52,48
Rata - rata ± SDV 3,90 ± 0,005 2,04 ± 0,005 43,93 ± 0,15 52,54 ± 0,05

Pada tabel 4.4 uji hidrofobisitas pada ketiga formula diperoleh persentase
yang tidak memenuhi syarat SNI 7188.7 : 2016. Hal ini terjadi karena pada
formula 8 terdapat dua jenis plasticizer yakni gliserol dan sorbitol. Gliserol
memiliki tiga gugus hidroksil yang menyebabkan bioplastik menjadi elastis akan
tetapi dapat memberikan ruang kosong dan meningkatkan celah pada sampel
yang menyebabkan sampel menjadi lebih mudah terisi oleh molekul - molekul air
(Anggraini, 2013).
Sedangkan pada formula 9 diperoleh hasil uji dengan persentase nilai diatas
formula 8, hal ini terjadi karena adanya peningkatan konsentrasi Na-alginat pada
formula 9, dimana Na-alginat berpengaruh terhadap ketahanan air bioplastik,
menurut penelitian Nofita (2019) meningkatnya konsentrasi alginat dari 0,5%
hingga 5% mengakibatkan meningkatnya ketebalan, ketahanan air, dan kuat tarik
pada bioplastik.
Formula 10 diperoleh hasil uji hidrofobisitas dengan persentase lebih tinggi
diantara formula lainnya hal ini karena pengurangan plasticizer yang digunakan
serta peningkatan konsentrasi pada Na-alginat. Dibandingkan dengan formula 9
dimana terdapat dua jenis plasricizer pada formula 10 hanya terdapat sorbitol saja
dimana hal ini untuk mengurangi ikatan hidrogen (Astuti et al., 2010). Sorbitol
dapat membuat pori-pori plastik semakin rapat sehingga akan mempersulit air
untuk masuk dan menyerap plastik biodegradable ( Putri, 2015).

4.6 Pengujian Sifat Mekanik


4.6.1 Tensile Streght
Hasil tensile strenght dengan parameter uji menurut American Society for
Testing and Material atau ASTM D-638 (2015) dengan parameter nilai 1-10
Mpa, diperoleh hasil tensile strenght pada formula 8 yakni 0.64 Mpa, formula 9
yakni 0.59 Mpa dan pada formula 10 diperoleh nilai 2.14 Mpa. Karakteristik kuat
27

tarik dari lembaran plastik biodegradable diperoleh dari bahan yang terdapat data
formula tersebut. Nilai kuat tarik tertinggi pada formula 10 dan terendah pada
formula 8, berdasarkan data yang diperoleh kuat tarik mengalami peningkatan
seiring banyaknya jumlah komponen yang ditambahkan agar komponen bioplastik
semakin menguat. Penambahan plasticizer gliserol serta sorbitol dengan
konsentrasi 0,5% Pada formula 8. Sedangkan pada formula 10 pemberian
plasticizer sorbitol sebanyak 0,5%, penambahan gliserol serta sorbitol dapat
membentuk ikatan hidrogen hal tersebut menyebabkan berkurangnya nilai kuat
tarik (Purwani, 2016) pada penambahan formula 8, pada formula 10 nilai kuat
tarik mengalami peningkatan karena penambahan plasticizer hanya sorbitol saja.

4.6.2 Elongation at break


Hasil uji Elongation at breat atau uji elongasi dengan parameter yang
digunakan menurut SNI 7188.7:2016 dengan persentase 21-220% pengujian ini
untuk mengetahui seberapa elastis dan seberapa panjang plastik dapat ditarik
dengan hasil uji hasil yakni pada formula 8 diperoleh nilai 65.49%, formula 9
diperoleh nilai 52.14% dan pada formula 10 diperoleh nilai 49.03%. Penambahan
plasticizer mempengaruhi nilai elongasi pada lembaran plastik biodegradable data
yang diperoleh bahwa nilai persentase elongasi meningkat seiring dengan semakin
banyaknya penambahan plasticizer,hal ini terjadi karena rapat masa sorbitol
dengan gliserol lebih rendah sehingga menyebabkan lembaran lebih plastis atau
nilai elongasi cenderung naik.

4.6.3 Modulus Young


Hasil modulus young dengan parameter uji menurut American Society for
Testing and Material atau ASTM D-638 (2015) dengan parameter nilai 1-10
Mpa, diperoleh hasil pada formula 8 yakni 0.97 Mpa, formula 9 yakni 1.13 Mpa
dan pada formula 10 diperoleh hasil 1.04 Mpa. Nilai modulus young dipengaruhi
oleh nilai kuat tarik dan elongasi, nilai tertinggi diperoleh pada formula 9
Penambahan filler selulosa serta kalsium silikat menyebabkan lembaran bioplastik
menjadi lebih keras dan lebih mudah putus.
28

4.6.4 Uji Biodegradasi


Uji biodegradabilitas bertujuan mengetahui pengaruh alam terhadap plastik
dengan batas waktu tertentu, agar didapat persentase kerusakan, yang dapat
diprediksi waktu yang diperlukan plastik untuk terurai sempurna secara alam.

Tabel 4.5 Hasil Pengujian Biodegradable


Hari (gram)
Biodegrabilitas
Formula Hari ke - 8
1 2 3 4 5 6 7 8
(%)
1 5,04 5,03 4,88 4,80 4,74 4,61 3,90 3,20 10,21 ± 12,81
8 2 5,04 5,02 4,89 4,76 4,70 4,64 4,01 3,21 10,03 ± 12,40
3 5,04 5,03 4,98 4,80 4,77 4,70 4,67 3,20 7,75 ± 11,96
1 5,05 5,04 4,98 4,90 4,78 4,70 4,63 3,40 7,22 ± 10,73
9 2 5,05 5,03 4,88 4,80 4,78 4,71 4,64 3,44 7,59 ± 10,21
3 5,05 5,03 4,89 4,80 4,76 4,70 4,64 3,44 7,64 ± 10,21
1 5,04 5,04 4,99 4,90 4,88 4,80 4,70 3,45 6,24 ± 10,48
10 2 5,04 5,03 4,89 4,88 4,87 4,80 4,69 3,44 6,65 ± 10,38
3 5,04 5,04 4,99 4,88 4,87 4,81 4,70 3,44 6,33 ± 10,52

Dari hasil tabel 4.5 uji bioderadabilitas dengan formula 8 lembaran bioplastik
tidak mengalami kerusakan atau tidak terdegradasi pada hari ke 8 hal tersebut
terjadi karena penambahan kalsium silikat, seperti pada penelitian Udjiana (2021)
semakin banyak penambahan jumlah kalsium silikat sebagai filler semakin kecil %
berat terdegradasi yang dilakukan oleh mikroorganisme yang ada dalam tanah, secara
umum variabel jenis filler kalsium silikat menunjukkan kualitas yang lebih baik
karena walaupun % berat terdegradasi semakin turun namun nilainya semakin
mendekati standar.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Formula plastik biodegradable yang memenuhi uji karakteristik dan uji
mekanik pada plastik biodegradable dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa,
diperoleh formula terbaik ialah pada formula 8, 9 dan 10 yang dilakukan uji
karakteristik serta uji mekanik pada plastik biodegradable, dengan hasil formula 8,
9 dan 10 memenuhi syarat JIS (Japanesse Industrial Standart) dengan nilai <0,05
mm. Uji tensile strenght terbaik formula 10 dengan nilai 2.14 Mpa ASTM D-638
(2015) dengan parameter nilai 1-10 Mpa, Uji Elongation at Break terbaik
formula 8 dan 9 yakni 65.49% dan 52.14%. Nilai modulus young terbaik pada
formula 9 dan 10 yakni 1.13 Mpa dan 1.04 Mpa.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian disarankan untuk penelitian berikutnya
dilakukan Uji Biodegradasi menggunakan variasi tanah kompos pada formula
plastik biodegradable.

29
DAFTAR PUSTAKA

Arini, D., Ulum, M.S. and Kasman, K., (2017). Pembuatan dan Pengujian Sifat
Mekanik Plastik Biodegradable Berbasis Tepung Biji Durian. Natural
Science: Journal of Science and Technology, 6(3).

Aripin, S., Saing, B., & Kustiyah, E. (2017). Studi Pembuatan Bahan Alternatif
Plastik Biodegradable dari Pati Ubi Jalar Dengan Plasticizer Gliserol Dengan
Metode Melt Intercalation. Jurnal Teknik Mesin (JTM), 06, 79–84.

Aspiana, E., Artanugraha, D., & Mujiburohman, M. (2017). Pengaruh


Penambahan Plasticizer Kitosan dan Sorbitol dalam Pembuatan Plastik
Biodegradable dari Pati Ubi Jalar. 1–5.

Ariyani, D., Puryati Ningsih, E., & Sunardi, S. (2019). Pengaruh Penambahan
Carboxymethyl Cellulose Terhadap Karakteristik Bioplastik Dari Pati Ubi
Nagara (Ipomoea batatas L.). Indo. J. Chem. Res., 7(1), 77–85.
https://doi.org/10.30598//ijcr.2020.7-sun

ASTM. (2009). Standard specification for compostable plastic: ASTM D-6400 04


(p. 3).

ASTM. (2015). Standard Test Method for Tensile Properties of Plastics : ASTM
D-638-14 (pp. 1–16).

Anonim. (2012). Pisang Batu. (http://www.plantamor.com/index.php?plant=876.


Diakses 25 Desember 2021).

Anggraini, Fetty., 2013. Aplikasi Plasticizer Gliserol Pada Pembutan Plastik


Biodedradable Dari Biji Nangka. Universitas Negeri Semarang. Skripsi.

Astuti, Dwi, Arieyanti., 2016. Penerapan Plastik Berbayar Sebagai Upaya


Mereduksi Penggunaan Kantong Plastik. Jurnal Litbang. Vol. XII, No. 1

Badan Standardisasi Nasional. (2016). Kriteria ekolabel – Bagian 7 : Kategori


produk tas belanja plastik dan bioplastik mudah terurai.
http://sisni.bsn.go.id/index.php/sni_main/sni/detail_sni/26932

Borborah K, Borthakur SK, T. B. (2016). A new variety of Musa Balbisiana Colla


from assam. Bangladesh Journal Plant Taxonomy, 23, 75–78.

Bourtoom, T., 2008. Plasticizer effect on the properties of biodegradable blend


from rice starch-chitosan Songklanakarin J. Sci. Technol., vol. 30, no.
SUPPL. 1, pp. 149–155.

Chakradar, R. P. S. 2006. Solution Combustion Derived Nanocrystalline


Macroporous Wollastonite Ceramics. Journal Material Chemistry and
Physics. Vol. 95. Pp. 169-17

30
31

Dallan, P.R.M., P. Moreira., D. Luz., L. Petinari., S.M. Malmonge., M.M. Beppu.,


S.C. Genari, & A.M. Moraes. (2006). Effects of Chitosan Solution
Concentration and Incorporation of Chitin and Glycerol on Dense
Chitosan Membrane Properties. Journal of Biomedical Materials Research
Part B: Applied Biomaterials, 3(3): 394-405

Darni, Yuli dkk. (2009). Efek Kecepatan Pengadukan terhadap Peningkatan


Kualitas Produk Bioplastik Sorgum. Jurusan Teknik Kimia Fakultas
Teknik Universitas Lampung.

Darni, Y. dan Utami, H., 2010, Studi Pembuatan dan Karakteristik Sifat Mekanik
dan Hidrofobisitas Bioplastik dari Pati Sorgum, Jurnal Rekayasa Kimia
dan Lingkungan, 7 (4), pp. 88-93.

Deguchi T, Isozaki K, Yousuke K, Terasaki T, and Otagiri M. (2006).


Involvement of organic anion transporters in the efflux of uremic toxins
across the blood-brain barrier. J. Neurochem., pp. 1051–1059

Desyanti, N. L. M. (2013). Metode Analisis Kualitatif Dan Kuantitatif


Karbohidrat. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Politeknik
Kesehatan Denpasar Jurusan Analis Kesehatan, 2(2), 1–23.

Dewanti, Asari, Purwitasari, Dian., 2018. Potensi Selulosa dari Limbah Tandan
Kosong Kelapa Sawit untuk Bahan Baku Bioplastik Ramah Lingkungan.
Jurnal Teknologi Lingkungan Vol. 19, No 1.

Essene, E. (1974). High Pressure Transformations In CaSiO3. Journal Contribute


Mineral and Petrology. Vol. 45. Pp. 247-250

Fan, L. T., Gharpuray, M.M., and Lee, Y. H., 1987. Cellulose Hydrolysis. Berlin:
Springer-Verlag Berlin Heidelberg.

Ferry, (1980). The effect Use Plasticizer Of Plastik Biodegradable. E. Book.


Enggineering. Hal: 972-980.

Gedney, Richard. (2005). Tensile Testing Basics, Tips and Trends, ADMET Inc.
Online. Tersedia di rgedney@admet.com [diunduh 26 Desember 2021].

Giacovelli, C. (2018). Single-use Plastics A Roadmap for Sustainability. United


Nations Environment Programme.
https://wedocs.unep.org/bitstream/handle/20.500.11822/25496/singleUseP
lastic_sustainability.pdf

Gómez-Guillén MC, Pérez-Mateos M, GómezEstaca J, López-Caballero E,


Giménez B, and Montero P. (2009). Fish gelatin: a renewable material for
developing active biodegradable films. Trends in Food Science &
Technology. 20(1):3-16

Griffin, G.J.L. (1994). Chemistry And Technology Of Biodegradable Polimer.


Chapman and hall. London.
32

Harsunu, B. T. (2008). Pengaruh konsentrasi plasticizer gliserol dan komposisi


kitosan dalam zat pelarut terhadap sifat fisik edible film dari kitosan
[skripsi]. Depok: Departemen Metalurgi dan Material Universitas
Indonesia.

Hudha, I., Dewi, K., Fitri, J., & Ayu, N. (2020). Potensi Limbah Keju (Whey)
sebagai Bahan Pembuatan Plastik Pengemas yang Ramah Lingkungan.
Jurnal Teknik: Media Pengembangan Ilmu Dan Aplikasi Teknik, 19(1),
46–52.

Hadley, I. M. W. D. W. (1993). An introduction on the mechanical properties of


solid polymers. Chichester ; New York : J. Wiley & Sons.
https://www.worldcat.org/title/introduction-to-the-mechanical-properties-of-
solid-polymers/oclc/27770001

Hamisan, A. F. et al., 2009. Delignification of oil palm empty fruit bunch using
chemical and

microbial pretreatment methods.pdf, International Journal of agricultural


Research, pp.250–256.

Istirokhatun, T., & Nugraha, W. D. (2019). Pelatihan Pembuatan Ecobricks


sebagai Pengelolaan Sampah Plastik di Rt 01 Rw 05, Kelurahan Kramas,
Kecamatan Tembalang, Semarang. Jurnal Pasopati “Pengabdian
Masyarakat Dan Inovasi Pengembangan Teknologi,” 1(2), 85–90.
https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/pasopati/article/view/5549%0Ahttp
s://ejournal2.undip.ac.id/index.php/pasopati/article/download/5549/3111

Karlsson, H. (2006). Fibre Guide : Fibre analysis and process application in the
pulp and paper industry. Swedia: Ab Lorentzen & Wettre

Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). (2020). Sistem Informasi


Pengelolaan Sampah Nasional. 2021. https://sipsn.menlhk.go.id/sipsn/

Khantayanuwong, Somwang, Chutatip Khemarom dan Sumaida Salaemae. (2016).


Effects os Shrimp Chitosan on The Physical Properties of Handsheets.
Pulp and Paper Technology Program, Department of Forest Products,
Faculty of Forestry, Kasetsart University.

Klemm, D., Heubelin, B., Fink, H.-P., & Bohn, A (2005). Cellulose:Fascinating
biopolymer and sustainable raw material. Angewandte Chenie
International Edition, 44(22), 3358-3393

Lu, Y. et al. 2017. Structural Characterization of Lignin and Its Degradation


Products with Spectrocopic Methods. Journal of spectroscopy Hindawi,
Issue 2017.

Kokubo, T. (1991). Bioactive Glass Ceramics: Properties and Aplications.


Journal Biomaterials. Vol. 12. No.2. Pp. 155-63
33

Margaretha, L. (2021). Pengaruh Penambahan Sorbitol Tehadap Kualitas Plastik


Biodegradable dari Pati Biji Alpukat dengan Carboxymethyl Cellulose
(CMC). Repository Universitas Negeri Padang.
http://repository.unp.ac.id/id/eprint/33690

Mathews, J. H. (1992). Numerical Methods for Mathematics, Science and


Engineering. New Jersey: Prentice Hall.

Mohamad Haafiz, M. K., Eichhorn, S. J., Hassan, A., & Jawaid, M. (2013).
Isolation and characterization of microcrystalline cellulose from oil palm
biomass residue. Carbohydrate Polymers, 93(2), 628–634.
https://doi.org/10.1016/j.carbpol.2013.01.035

Ningsih, S.H. (2015). Pengaruh Plasticizer Gliserol Terhadap Karakteristik


Edible film Campuran Whey dan Agar. Skripsi. Fakultas Peternakan.
Universitas Hasanuddin. Mak(asar

Nizami, M. (2003). Characterization of a Material Synthesized by Availing Silica


From Plant Source. Journal of Materials Science Thecnology. Vol.19.
No.6.Pp. 599-603

Noor, A. H. M., Aziz, S. H. A., Rashid, S. S. A., Zaid, M. H. M., Alassan, Z. N.


and Matori, K. A. (2015). Synthesis And Characterization Of Wollastonite
Glass Ceramics From Eggshell And Waste Glass. Journal Solid State
Science and Technology Letters. Vol. 16. No.1-2. Pp. 1-5.

Nurhayati. (2019). Uji aktivitas antidiabetes ekstrak etanol kulit pisang klutuk
(Mussa Balbisiana Colla) pada tikus putih galur wistar yang diinduksi
aloksan [Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bakti Tunas Husada].
http://repository.stikes-bth.ac.id/id/eprint/144

Nurlaela, L. (2020). Plastik Biodegradable Dari Selulosa Batang Pohon Pisang


Klutuk ( Musa balbisiana Colla ). Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bakti
Tunas Husada Tasikmalaya.

Nofita, Thea, Puspita, L., Ridlo, Ali., Subagiyo., 2019. Pengaruh Alginat dengan
Gliserol Sebagai Plasticizer Terhadap Sifat Fisik dan Mekanik Bioplastik.
Journal of Marine Research. Vol. 8, No. 3. Universitas Diponegoro.

Prabawati, S., Suyanti, dan D.A. Setyabudi. 2008. Teknologi Pacapanen dan
Teknik Pengolahan Pisang. Bogor : Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian

Pranamuda, Hardaning. (2001). Pengembangan Bahan Plastik Biodegradable


Berbahan Pati Tropis. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi:
Jakarta.

Pratiwi, R. dkk. (2016). Pemanfaatan Selulosa dari Limbah Jerami Padi (Oryza
Sativa) sebagai Bahan Bioplastik, Indonesian Journal of Pharmaceutical
Science and Technology, 3(3) pp. 83 - 91.
34

Putri, Fenny. 2015. Pengaruh Massa Tepung Maizena dan Plasticizer Sorbitol
Terhadap Kualitas Plastik Biodegradable.Fakultas Teknik Kimia.
Polteknik Negeri Sriwijaya. Palembang.

Rahmadani, S. (2019). Pemanfaatan Pati Batang Ubi Kayu dan Pati Ubi Kayu
untuk Bahan Baku Alternatif Pembuatan Plastik Biodegradable. Jurnal
Teknologi Kimia Unimal, 8(1), 26. https://doi.org/10.29103/jtku.v8i1.1913

Riandis, J. A., Setyawati, A. R., & Sanjaya, A. S. (2021). Pengolahan Sampah


Plastik Dengan Metode Pirolisis Menjadi Bahan Bakar Minyak Plastic
Waste Processing Using Pyrolysis Method Into Fuel Oil. Jurnal Chemurgy,
05(1), 8–14. http://e-journals.unmul.ac.id/index.php/TK

Rosato, Dominick., Rosato, D. (2003). Plastics Engineered Product Design.


Elsevier Science.UK

Sanjaya, L. &. Yunita. (2007). Adsorpsi pb (II) oleh kitaosan Hasil isolasi Kitin
Cangkang kepiting bakau (Scylla sp.) Jurnal Ilmu Dasar. 8 (1) : 30-36

Seal, K.J. (1994). Test methods and standards for biodegradable plastic. In:
Chemistry and technology of biodegradable polymer: Griffin, G.J.L.
Blackie Academic and Proffesional, Chapman and Hall.

Sriwahyuni. (2018). Pembuatan Bioplastik dari Pati Jagung dan Kitosan dengan
Menggunakan Glutaraldehid sebagai pengikat Silang [UIN Alauddin
Makassar]. http://repositori.uin-alauddin.ac.id/11974/

Singh, S. P. (2011). Mechanochemical Synthesis of Nano Calcium Silicate


Particles at Room Temperatur.Journal of Glass and Ceramics. Scientific
Research. 1, 49-52

Sutan, S., Maharani, D. M., & Febrir, F. (2019). Studi Karakteristik Sifat Mekanik
Bioplastik Berbahan Pati – Selulosa Kulit Siwalan (Borassus flabellifer).
Jurnal Keteknkan Pertanan Trpis Dab Biosistem, 7(1). 97-111.

Shukur, M. (2014). Characteristic of Wollastonite Synthesized from Local Raw


Materials. International Journal of Engineering and Technology, 4(7), 426–
429.https://www.researchgate.net/publication/265672351_Characteristic_of_
Wollastonite_Synthesized_from_Local_Raw_Materials

Sari, Yunita, Dian., Fitriyani Reno., Nurlela., Wahyudi Agus., 2021. Pemanfaatan
Limbang Biji Durian (Durio Zibethinus Murr) Sebagai Bahan Baku
Pembuatan Plastik Biodegradable. Universitas PGRI Palembang. Vol. 6 No.
2.

Tamaela P dan Sherly L. Karakteristik edible film dari karagenan. Ichthyos.


(2007). 7(1):27.
35

Tambah, S. (2011). Pengaruh Media Pemeraman Kulit Pisang Klutuk Terhadap


Kadar Glukosa, Skripsi S1. Program Studi Kimia Fakultas Sains dan
Teknologi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta.

Taufan, M, R. S. & Zulfahmi. (2010). Pemanfaatan Limbah Kulit Udang sebagai


Anti Rayap (Bio-termitisida) pada Bangunan Berbahan Kayu. Skripsi.
Universitas Diponegoro,Semarang. Pp 44

Trache, D. et al. 2016. Microcrytalline Cellulose: Isolation, Characterization and


biocomposites application-A Review. International Journal of Biological
Macromolecules, 93(2016):789-804.

Tharanathan, R.N. (2003). Biodegradable films and composite coatings: past,


present and future. Trends Food Sci. Tech., 14, 71-78.

Tighe, B. J. (1995). Chemistry and technology of biodegradable polymers. Edited


by G. J. L. Griffin, Chapman & Hall, London, 1994, vii + 154 pp., price
£59.00. ISBN 0 7514 0003 3. Journal of Chemical Technology AND
Biotechnology, 63(1), 97–98. https://doi.org/10.1002/jctb.280630115

Thermo, N. (2001). Introduction to FTIR Spectrometry. Thermo Nicolet Inc.

Thakur, M., 2014. Processing and Characterization of Natural Cellulose


Fiber/Thermoset Polymer Composite, Charbohyd Polym, 109, pp. 102–117.

Udjiana, S. S., Hadiantoro, S., & Azkiya, N. I. (2021). Perbandingan


Karakteristik Plastik Biodegradable dari Biji Durian menggunakan Filler
Kalsium Silikat dan Kalsium Karbonat. Jurnal Teknik Kimia Dan
Lingkungan, 5(1), 22. https://doi.org/10.33795/jtkl.v5i1.197

Udjiana, S. S., Hadiantoro, S., Syarwani, M., & Suharti, P. H. (2019). Pembuatan
dan Karakterisasi Plastik Biodegradable dari Umbi Talas (Xanthosoma
sagittifolium) dengan Penambahan Filler Kitosan dan Kalsium Silikat.
Jurnal Teknik Kimia Dan Lingkungan, 3(1), 10.
https://doi.org/10.33795/jtkl.v3i1.80

Umar, S.T., 2011. Pemanfaatan Serat Rami untuk Pembuatan


Selulosa.Datinlitbang – BPP Kemenham RI. Tersedia di:
http://www.balitbang.kemhan.go.id/?q =content/pemanfaatan-serat-
ramiuntuk- pembuatan-selulosa [Diakses tanggal 9 Juni 2022].

Ward, I. M., dan D. W. Hadley. (1993). An introduction on the mechanical


properties of solid polymers. New York: Wiley

Wiradipta, I. D. G. A. (2017). Pembuatan Plastik Biodegradable Berbahan Dasar


Selulosa Dari Tongkol Jagung. Skripsi. Institut Teknologi Sepuluh
November. Surabaya
36

Wardani, F. K., Wibisono, Y., & Djoyowasito, G. 2017. Karakteristik Sifat


Mekanik da Evaluasi Tingkat Biodegradabilitas Pot Tanaman Organik
Berbasis Pelepah Pisang Klutuk (Mussa balbisiana Colla). Jurnal Keteknikan
Pertanian Tropis Dan Biosistem, 5(3), 230–235.

Wibisono, I. et al. 2011. Pembuatan pulp dari alang -alang , Widya Teknik, 10(1),
pp. 11–20. Available at: http://download.portalgaruda.org/article.
php?article=113792&val=5217.

Wang, N., Zhang, X., Han, N., Bai, S., 2009. Effect of Citric Acid and Processing
on The Performance of Thermoplastic Strach/Montmorillonite
Nanocomposites. Carbohydrate Polym, 76(1), 68-73.

Zulaekha, R., Afkhar Nawafil, S., Fitri Harianti, S., Mujiburohman dan Nur
Hidayati, M., & Ahmad Yani, J. (2018). Isolasi Alfa Selulosa dari Batang
Pisang Klutuk (Musa balbisianaColla). Prosiding SNST Ke-9, 80–83.
37

LAMPIRAN 1
DETERMINASI TANAMAN
38

LAMPIRAN 2
HASIL PENELITIAN

1. Rendemen Selulosa menggunakan NaClO

Rendemen

Selulosa Bleaching dengan NaClO 1,75%

72,27%

2. Hasil Evaluasi Uji Ketebalan Plastik Biodegradable

Tabel Hasil pengukuran ketebalan plastik biodegradable


Ketebalan lembaran plastik biodegradable
Formula
1 2 3
8 0,41 mm 0,41 mm 0,40 mm
9 0,41 mm 0,40 mm 0,40 mm
10 0,41 mm 0,40 mm 0,41 mm
Rata - rata ± SDV 0,40 mm ± 0,005 0,40 mm ± 0,005 0,40 mm ± 0,005

Formula Skala Utama Skala Nonius Hasil


8 0,1 31 0,01 x 0,03 = 0,03
0,1 + 0,03 = 0,40 mm
9 0,1 30
0,01 x 0,031 = 0,031
10 0,1 31 0,1 + 0,03 = 0,41 mm

3. Hasil Evaluasi Uji Hidrofobisitas

Daya Serap air (%) = %

Tabel Hasil Pengujian Hidrofobisitas Plastik Biodegradable

Daya Serap Air Ketahanan Air


Formula Wo (gram) W (gram)
(%) (%)
8 1 3,90 1,78 54,35 45,65
2 3,90 1,77 54,61 45,39
3 3,90 1,77 54,61 45,39
Rata - rata ± 3.90 ± 1,77 ±
54,52 ± 0,15 45,47 ± 0,15
SDV 0,005 0,005
9 1 3,89 1,76 54,75 45,25
2 3,89 1,77 54,49 45,51
3 3,89 1,77 54,49 45,51
Rata - rata ± 3,89 ± 0,005 1,76 ± 0,62 54,57 ± 19,23 45,42 ± 0,15
39

SDV
10 1 3,90 2,05 47,43 52,57
2 3,90 2,05 47,43 52,57
3 3,90 2,04 47,51 52,48
Rata - rata ±
3,90 ± 0,005 2,04 ± 0,005 43,93 ± 0,15 52,54 ± 0,05
SDV

a. Daya Serap air Formula 8

1. Daya serap air sampel 1 =

Ketahana air = 100 - 54,35

= 45,65

2. Daya serap air sampel 2 =

Ketahana air = 100 - 54,61

= 45,39

3. Daya serap air sampel 3 =

Ketahana air = 100 - 54,61

= 45,39

b. Daya serap air formula 9

1. Daya serap air sampel 1 =

Ketahana air = 100 - 54,75

= 45,25

2. Daya serap air sampel 2 =

Ketahana air = 100 - 54,75

= 45,25

3. Daya serap air sampel 3 =


40

Ketahana air = 100 - 54,49

= 45,51

c. Daya serap air formula 10

1. Daya serap air sampel 1 =

Ketahana air = 100 - 47,43

= 52,57

2. Daya serap air sampel 2 =

Ketahana air = 100 - 47,43

= 52,57

3. Daya serap air sampel 3=

Ketahana air = 100 - 47,51

= 52,48

4. Hasil Uji Tensile Strenght, Elongation dan Modulus Young


41

5. Hasil Evaluasi Uji Biodegradasi

Uji Biodegradasi % Berat (W) x 100%

Tabel Hasil Pengujian Biodegradable

Hari (gram)
Biodegrabilitas
Formula Hari ke - 8
1 2 3 4 5 6 7 8
(%)
1 5,04 5,03 4,88 4,80 4,74 4,61 3,90 3,20 10,21 ± 12,81
8 2 5,04 5,02 4,89 4,76 4,70 4,64 4,01 3,21 10,03 ± 12,40
3 5,04 5,03 4,98 4,80 4,77 4,70 4,67 3,20 7,75 ± 11,96
1 5,05 5,04 4,98 4,90 4,78 4,70 4,63 3,40 7,22 ± 10,73
9 2 5,05 5,03 4,88 4,80 4,78 4,71 4,64 3,44 7,59 ± 10,21
3 5,05 5,03 4,89 4,80 4,76 4,70 4,64 3,44 7,64 ± 10,21
1 5,04 5,04 4,99 4,90 4,88 4,80 4,70 3,45 6,24 ± 10,48
10 2 5,04 5,03 4,89 4,88 4,87 4,80 4,69 3,44 6,65 ± 10,38
3 5,04 5,04 4,99 4,88 4,87 4,81 4,70 3,44 6,33 ± 10,52
42

Hari ke Hari ke Hari ke 1-


Formula Sampel Sampel Sampel
1-8 1 -8 8
0 0 0
0,19 0,39 0,19
3,17 2,97 1,19
4,76 5,55 4,76
8 1 2 3
5,95 6,74 6,74
8,53 7,93 5,35
22,61 20,43 7,34
36,50 36,30 36,50
Rata -
10,21 10,03 ± 7,75 ±
rata ±
± 12,81 12,40 11,96
SDV
0 0 0
0,19 0,39 0,39
1,38 3,36 3,16
2,97 4,95 4,95
9 1 2 3
5,34 5,34 5,74
6,93 6,73 6,93
8,31 8,11 8,11
32,67 31,88 31,88
Rata -
7,22 ± 7,59 ± 7,64 ±
rata ±
10,73 10,21 10,21
SDV
0 0 0
0 0,19 0
0,99 2,97 0,99
2,77 3,31 3,31
10 1 2 3
3,17 3,33 3,33
4,76 4,76 4,56
6,74 6,94 6,74
31,54 31,74 31,74
Rata -
6,24 ± 6,65 ± 6,33 ±
rata ±
10,48 10,38 10,52
SDV

1. Formula 8

a. Uji biodegradasi sampel 1 Hari ke 1 - 8 :

1. Berat (%) = % = 0%

2. Berat (%) = % = 0,19%

3. Berat (%) = % = 3,17%

4. Berat (%) = % = 4,76%


43

5. Berat (%) = % = 5,95%

6. Berat (%) = % = 8,53%

7. Berat (%) = % = 22,61%

8. Berat (%) = % = 36,50%

b. Uji Biodegradasi Sampel 2 Hari ke 1 - 8 :

1. Berat (%) = % = 0%

2. Berat (%) = % = 0,39%

3. Berat (%) = % = 2,97%

4. Berat (%) = % = 5,55%

5. Berat (%) = % = 6,74%

6. Berat (%) = % = 7,93%

7. Berat (%) = % = 20,43%

8. Berat (%) = % = 36,30%

c. Uji Biodegradasi Sampel 3 Hari 1 - 8 :

1. Berat (%) = % = 0%

2. Berat (%) = % = 0,19%

3. Berat (%) = % = 1,19%

4. Berat (%) = % = 4,76%


44

5. Berat (%) = % = 5,35%

6. Berat (%) = % = 6,74%

7. Berat (%) = % = 7,34%

8. Berat (%) = % = 36,50 %

2. Formula 9
a. Uji Biodegradasi Sampel 1 Hari 1-8

1. Berat (%) = % = 0%

2. Berat (%) = % = 0,19%

3. Berat (%) = % = 1,38%

4. Berat (%) = % = 2,97%

5. Berat (%) = % = 5,34%

6. Berat (%) = % = 6,93%

7. Berat (%) = % = 8,31%

8. Berat (%) = % = 32,67%

b. Uji Biodegradasi Sampel 2 Hari Ke 1-8

1. Berat (%) = % = 0%

2. Berat (%) = % = 0,39%

3. Berat (%) = % = 3,36%

4. Berat (%) = % = 4,95%


45

5. Berat (%) = % = 5,34%

6. Berat (%) = % = 6,73%

7. Berat (%) = % = 8,11%

8. Berat (%) = % = 31,88%

c. Uji Biodegradasi Sampel 3 Hari Ke 1-8

1. Berat (%) = % = 0%

2. Berat (%) = % = 0,39%

3. Berat (%) = % = 3,16 %

4. Berat (%) = % = 4,95 %

5. Berat (%) = % = 5,74%

6. Berat (%) = % = 6,93%

7. Berat (%) = % = 8,11%

8. Berat (%) = % = 31,88%

3. Formula 10

a. Uji Biodegradasi Sampel 1 Hari Ke 1-8

1. Berat (%) = % = 0%

2. Berat (%) = % = 0%

3. Berat (%) = % = 0,99%

4. Berat (%) = % = 2,77%


46

5. Berat (%) = % = 3,17%

6. Berat (%) = % = 4,76%

7. Berat (%) = % = 6,74%

8. Berat (%) = % = 31,54%

b. Uji Biodegradasi Sampel 2 Hari Ke 1-8

1. Berat (%) = % = 0%

2. Berat (%) = % = 0,19%

3. Berat (%) = % = 2,97%

4. Berat (%) = % = 3,31%

5. Berat (%) = % = 3,33%

6. Berat (%) = % = 4,76%

7. Berat (%) = % = 6,94%

8. Berat (%) = % = 31,74%

c. Uji Biodegradasi Sampel 3 Hari Ke 1-8

1. Berat (%) = % = 0%

2. Berat (%) = % = 0%

3. Berat (%) = % = 0,99%

4. Berat (%) = % = 3,31%


47

5. Berat (%) = % = 3,33%

6. Berat (%) = % = 4,56%

7. Berat (%) = % = 6,74%

8. Berat (%) = % = 31,74%


48

LAMPIRAN 3
UJI KARAKTERISTIK HASIL ANALISIS FTIR

Frekuensi
Alfa-
Karakterisasi Bilangan Gugus Fungsi
Selulosa
Gelombang

3200-3500 O-H
3329, 78 Asam karbosilat
C-H
2850-3000
2900, 91 Alkana

2119,97 C≡C
2100-2250
2174, 97 Alkuna
Alfa Selulosa
1600-1680 C=C
1618,85 Alkena

1000-1300 C-O
1201,91 Ester

1085-1150 C-O-C
1020,53 Eter

650-1000 =C-H
659,7 Alkena
49

LAMPIRAN 4
UJI KARAKTERISTIK

Sampel sebelum α - Selulosa Standar α - Selulosa (Musa


dilakukan uji kualitatif balbisiana Colla)
selulosa
50

LAMPIRAN 5
DOKUMENTASI EVALUASI SEDIAAN

Uji Ketebalan Sampel 1 Uji Ketebalan Sampel 2 Uji Ketebalan Sampel 3

Uji Hidrofobisitas Sampel 1 Uji Hidrofobisitas Sampel 2 Uji Hidrofobisitas Sampel 3

Uji Biodegradabilitas Sampel Uji Biodegradabilitas Sampel Uji Biodegradabilitas Sampel


1 2 3
51

Sampel Yang Diuji Uji Tensile Strenght Hasil Uji Tensile Strenght
52

LAMPIRAN 6
DOKUMENTASI PROSES PENELITIAN

Batang pohon pisang Simplisia basah yang


Batang pohon pisang klutuk
dipotong 3 x 3 cm telah dipotong

Dikeringkan dibawah sinar


Dikeringkan di dalam oven Hasil simplisia kering
matahari

Penimbangan hasil simplisia Mengayak simplisia


Blender Simplisia
kering dengan mesh ukuran 80
53

Pengayakan menggunakan sieve Serbuk simplisa yang Serbuk simplisa yang


shaker sudah di ayak sudah di ayak

Isolasi α-selulosa ke -1 Isolasi α-selulosa ke -2 Isolasi α-selulosa ke -3

Tahap Prahidrolisis Pembilasan Sampel


Isolasi α-selulosa ke -4
dengan CH3COOH sampai pH 7

Pemeriksaan pH dengan pH Pengeringan sampel Isolasi α-elulosa kering


universal menggunakan oven hasil pra-hidrolisis
54

Tahap Hidrolisis NaOH 17,5% Pembilasan hingga pH 7 Pemeriksaan pH

Tahap Bleaching dengan


Pengeringan menggunakan oven Pembilasan dengan
NaClO 1,75% selama 4
suhu 1050C 1 Jam aquadest hingga pH 7
jam

α - selulosa murni
α - selulosa murni setelah
Pemeriksaan pH 7 dikeringkan dalam oven
di bleaching
suhu 1050C 1 Jam

Hasil α - selulosa murni setelah di Hasil α - selulosa murni Hasil α - selulosa murni
oven setelah di oven setelah di oven
55

LAMPIRAN 7
PERHITUNGAN ISOLASI ALFA SELULOSA

1. Pembuatan Larutan Asam Asetat (CH3COOH) 1%

Diketahui :

Konsentrasi CH3COOH = 99,8%

Volume Pembuatan = 1000 ml

Ditanyakan :

Volume pembuatan CH3COOH 1%

Penyelesaian :

M1 . V1 = M2 . V2

99,8% . V1 = 1% . 1000

V1 = = 10,02ml

Mengencerkan 10 ml CH3COOH dalam 1000ml/1L aqua destilata.

2. Pembuatan Larutan NaOH 17,5%

Diketahui :

Volume Pembuatan = 1000 ml/1L

Ditanyakan :

Volume untuk pembuatan NaOH 17,5%

Penyelesaian :

NaOH 17,5% = x 1000 =

Menimbang 175 gram NaOH dilarutkan dalam 1000ml/1L aqua destilata.


56

3. Pembuatan Larutan NaClO 1,75%

Diketahui :

Konsentrasi NaClO : 5,25%

Volume : 100%

Ditanyakan :

Volume untuk pembuatan NaClO 1,75%.

Penyelesaian :

M1.V1 = M2.V2

5.25%.V1 = 1.75%.100

V1 = 33,33 ml

Mengencerkan 33.33 ml dalam 100 ml aqua destilata.

Anda mungkin juga menyukai