A. Paparan
Dalam paparan data kepustakaan ini akan dijelaskan dari paparan data
tentang gambaran umum dua hasil skripsi yang akan diteliti dan
dari dua buah skripsi Nurul Huda tahun 2019 dan Dina Haudah tahun 2019.
Pada latar belakang skripsi pertama dari Nurul Huda ini diawali
70
lain yang tidak tertindas oleh zaman. Kemudian peneliti menguraikan
definisi serta tujuan dari PPKn, yang mana Pendidikan Pancasila dan
gaduh saat proses pembelajaran. Masalah lainya yaitu siswa tidak percaya
diri dalam proses pembelajaran, walaupun ada beberapa siswa yang aktif
didapat dari hasil wawancara pada tanggal 16 Maret 2019 dengan Ibu
Vinny Delfany S.Pd. selaku wali kelas IV SDN Sungai Jingah 1, diperoleh
informasi bahwa hasil belajar siswa muatan PPKn masih tergolong rendah.
Hal ini dibuktikan dari data hasil ulangan harian siswa pada muatan PPKn
71
tahun ajaran 2017/2018 yang menunjukkan bahwa dari 16 orang siswa,
belajar pada pelajaran PPKn khususnya pada Tema Kayanya Negeriku hal
Selain itu juga yang paling penting adalah membuat siswa tidak merasa
Together (NHT) dan Word Square pada pertemuan tersebut sehingga akan
2) Setting Penelitian
72
Penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh peneliti ini
data dan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada wali
belajar pada diri siswa, siswa juga terlihat pasif dan kurang percaya diri
menjadi tidak optimal diterima siswa. Selain itu siswa juga dalam
siswa mampu aktif dan kooperatif dalam pembelajaran tentang Hak dan
73
Kewajiban dan di kombinasikan dengan model Numbered Head
hasil aktivitas guru berada pada kualifikasi Sangat Baik yaitu nilai
32-40.
74
(2) Aktivitas Siswa
(a.) Kognitif
Tuntas.
75
(b.) Afektif
(c.) Psikomotorik
76
Ketuntasan Klasikal, ketuntasan belajar siswa dalam
Baik Sekali.
1 lulus pada tahun 2009, pada tahun 2012 melanjutkan pendidikan ke SMPN
Takisung dan lulus pada tahun 2015. Setelah lulus dari jenjang pendidikan
Pada latar belakang skripsi kedua dari Dina Haudah ini diawali
77
pada proses pembelajaran dan hasil belajar seiring dengan kebutuhan
dikatakan bermutu jika guru dapat membuat suasana kelas menjadi aktif,
realitas sekolah.
kurikulum, dan jaringan kerja sama. Peran guru sangat penting dalam
belajar yang baik akan terwujud apabila siswa terlibat aktif dalam proses
78
yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 (Asniwati, 2016).
(Susanto, 2013:225-226).
rendah. Hal itu terbukti pada tahun 2017/2018 menunjukkan bahwa dari
menarik dan menyenangkan. Apabila hal ini tidak diatasi, maka dampak
yang akan diterima siswa akan semakin besar, dimana siswa tidak
beberapa siswa saja yang mampu bekerja sama dengan baik. Oleh
79
dipaparkan diatas, peneliti mencoba melakukan penelitian tindakan
Hasil Belajar Siswa Tema Kayanya Negeriku Muatan PPKn Materi hak
2) Setting Penelitian
80
yaitu bahwa pelaksanaan pembelajaran Kurikulum 2013 yang ada
pembelajaran satu arah saja atau dapat dikatakan bersifat kaku dan
yang ada.
81
b) Indikator Keberhasilan
(a) Kognitif
82
1) Ketuntasan Individual
2) Ketuntasan Klasikal
melanjutkan sekolah di SDN Sungai Turak pada tahun 2003 setelah itu
melanjukan sekolah di MTsN Amuntai Utara pada tahun 2009 - 2012, lalu
2015 kemudian pada tahun 2015-2019 menempuh pada tahun 2019 lulus dari
Banjarmasin.
a. Isi Skripsi 1
83
peningkatan/penurunan skor, 2) aktivitas siswa beserta persentasi klasikal
kali pertemuan. Untuk lebih jelas bisa dilihat pada tebel berikut :
1) Aktivitas Guru
Pada faktor aktivitas guru ini peneliti pertama oleh Nurul Huda
anak dapat aktif dan berpartisipasi secara penuh dalam proses pembelajaran
84
menggunakan media sesuai
dengan materi, menggunakan
gambar yang jelas, dan
menyampaikan materi
pembelajaran dengan jelas.
Pada siklus IV guru kembali
mengalami peningkatan skor
menjdi 5 dikarenakan guru
telah menggunakan bahasa
yang mudah dipahami oleh
siswa. Menurut Adam
(2003:3) menyatakan
bahwa bahasa adalah alat
untuk berinteraksi atau
sebagai alat untuk
berkomunikasi, dalam arti
luas alat untuk
menyampaikan fikiran,
gagasan, konsep, atau
perasaan. dengan
menggunakan bahasa yang
mudah dipahami maka
sebuah gagasan atau
konsep yang ingin
disampaikan kepada siswa
tersampaikan
pada siklus I dan II guru
mendapat skor 3 karena
gurunya tidak membagi
kelompok secara tertib, kelas
menjadi sangat ribut dan
banyak siswa yang berebut
nomor kepala. Guru juga
tidak memberikan arahan
Aktivitas guru yang jelas kepada siswa.
membagi siswa Sehingga banyak siswa yang
bingung. Dan pada Siklus III
menjadi
2 3 3 4 4 dan IV mengalami
beberapa peningkatan skor menjadi 4
kelompok yang dikarenakan guru membagi
heterogen kelompok secara heterogen,
memastikan siswa
mendapatkan nomor dan
memberikan arahan yang
jelas kepada siswa dan ini
merupakan pengelolaan
kelompok kecil. Ini sejalan
dengan pendapat Shoimin
(2016:80) yang menyatakan
85
bahwa langkah-langkah
model Group Investigation
(GI), ini adalah termasuk
guru membagi kelompok
secara heterogen, guru
menjelaskan dan memanggil
perwakilan ketua kelompok.
pada siklus I guru mendapat
skor 3 karena guru tidak
memberikan contoh cara
mengerjakannya dan tidak
memberikan arahan yang
jelas. pada Siklus II dan III
mengalami skor yang tetap
yaitu 3 karena guru telah
Aktivitas guru membimbing siswa
mengerjakannya,
memanggil
memastikan setiap kelompok
ketua mendapatkan LKK dan
kelompok memberikan waktu kepada
untuk siswa untuk mengerjakannya.
memberikan Pada siklus IV guru kembali
tugas-tugas mengalami peningkatan skor
3 yang berbeda 3 3 3 5 menjdi 5 dikarenakan guru
pada tiap telah memberikan
kelompok pemahaman yang mudah dan
untuk dapat cepat di respon siswa.
siswa Menurut teori belajar
behavioristik atau aliran
investigasi dan
tingkah laku dalam Siregar &
mengumpulkan Nara (2014:25) mengatakan
data “belajar diartikan sebagai
proses perubahan tingkah
laku sebagi akibat dari
interaksi antara stimulus dan
respons, dengan memahami
perintah guru maka dapat
mempengaruhi respon
perubahan tingkah laku
siswa.
Aktivitas guru pada siklus I guru mendapat
membimbing skor 3 karena guru tidak
masing-masing memberikan arahan cara
kelompok berdiskusi dan tidak
memastikan anggota
4 mendiskusikan 3 4 4 5
kelompok mengerjakannya.
jawaban yang Pada siklus II dan III guru
benar dan mengalami peningkatan skor
memastikan menjadi 4 karena guru telah
tiap anggota memastikan anggota
86
kelompok kelompok mengerjakannya,
untuk dapat menjelaskan contoh cara
siswa mengerjakan, memberikan
investigasi dan bantuan kepada kelompok
mengumpulkan yang mengalami kesulitan
dan melakukan kontrol. Pada
data
siklus IV guru kembali
mengalami peningkatan skor
menjdi 5 dikarenakan guru
mudah dalam melakukan
kontrol terhadap kelompok
yang mengalami kesulitan.
Hal ini sejalan dengan
pendapat Suriansyah, dkk
(2014: 5) yang menyatakan
bahwa dalam proses
pembelajaran, guru tidak
hanya berperan sebagai
model atau teladan bagi siswa
yang diajarnya, tetapi juga
sebagai pengelola dalam
pembelajaran (Manager
Learning).
pada siklus I guru
mendapat skor 3 karena
guru kurang menarik dan
tidak menanyakan
pendapat kelompok lain
dan kurang memberikan
Aktivitas guru penguatan pada siswa. Dan
mengarahkan pada siklus II dan III skor
dan memanggil masih 3 karena guru telah
satu nomor mengarahkan cara
kepala melaporkan hasil diskusi,
kelompok memastikan semua nomor
5 untuk 3 3 3 4 terpanggil dan
menyampaikan memberikan klarifikasi
hasil dalam proses
investigasi pembelajaran. Pada siklus
kelompok ke IV mengalami
mereka masing peningkatan skor menjadi
masing 4 dikarenakan guru mudah
mengarahkan dan
memanggil nomor kepala
perwakilan kelompok. Ini
merupakan pendapat dari
Daryanto, (2012:245) yang
menyatakan bahwa
87
Numbered Heads Together
(NHT) atau penomoran
berpikir bersama adalah
merupakan jenis model
pembelajaran Kooperatif
yang menggunakan nomor
kepala pada pembagian
kelompok untuk mudah di
arahkan oleh guru
pada siklus I guru
mendapat skor 2 karena
guru tidak memberikan
kesempatan secara merata,
memberikan klasifikasi
dan memberikan respon
positif. Guru tidak tegas
dan masih kebingungan
menentuka nomor kepala
yang akan memberikan
tanggapan laporan
temannya dan pada siklus
II dan III guru mengalami
peningkatan skor 3 karena
Aktivitas guru telah memberikan arahan
memberi cara menanggapi dan
kesempatan memanggil nomor kepala
6 kepada siswa 2 3 3 4 yang lain, dan memberikan
menanggapi kesempatan secara merata.
laporan Pada siklus ke 4
kelompok lain mengalami peningkatan
skor 4 dikarenakan guru
telah memberikan
kesempatan kepada siswa
untuk menanggapi. Ini
sejalan dengan pendapat
(Huda, 2011:3) yang
menyatakan bahwa tujuan
Numbered Heads Together
(NHT) adalah memberi
kesempatan kepada siswa
untuk saling berbagi
gagasan, ide-ide ataupun
tanggapan kepada
kelompok lain.
Aktivitas guru pada siklus I guru mendapat
7 3 3 4 5
membimbing skor 3 karena guru tidak
88
saat siswa memberikan bimbingan
menjawab soal dalam mengarsir jawaban dan
kemudian tidak memberikan waktu
mengarsir yang cukup kepada siswa
huruf dalam mencari jawaban, sehingga
banyak siswa yang kurang
kotak sesuai
paham dan terjadi keributan.
jawaban secara Pada setiap siklus II, III dan
vertikal, IV mengalami peningkatan
horizontal skor 3, 4 dan 5 dikarenakan
maupun guru sebelum siswa
diagonal. mengarsir huruf guru terlebih
dahulu menanyakan jawaban
siswa, guru meminta
pendapat kelompok lain
terhadap jawabaan temannya,
setelah selesai guru
memberikan motivasi kepada
siswa namun guru
memberikan bimbingan
dalam mengarsir jawaban. Ini
merupakan sejalan dengan
pendapat Kurniasih dan Sani
(2017:97) mengenai model
Word Square lebih mirip
dengan teka-teki silang akan
tetapi perbedaan mendasar
adalah model ini sudah
memiliki jawaban, namun
disamarkan jawabannya dan
adanya motivasi dari guru
untuk membimbing dan
mengaksir jawaban yang
ditulis siswa.
pada siklus I guru mendapat
skor 2 karena guru tidak
semangat dan tidak jelas
dalam memberikan poin tidak
memberikan penghargaan
Guru kepada siswa dan tidak
memberikan memberikan motivasi kepada
poin setiap siswa. Dan pada siklus II, III,
8 2 3 4 5
jawaban yang dan IV mengalami jumlah
benar dalam peningkatan skor 3, 4 dan 5
kotak dikarenakan guru telah
memeriksa jawaban siswa,
memberikan poin pada setiap
jawaban yang benar dan
menjumlahkan semua poin
yang diperoleh setiap
89
kelompok dan memberikan
penghargaan kepada siswa.
Menurut pendapat Kurniasih
dan Sani (2017:98).
Mengenai langkah-langkah
model pembelajaran Word
Square dan termasuk
memberikan poin- poin setiap
jawaban yang benar dan
memberikan penghargaan
kepada siswa.
Terlihat dari jumlah skor
persiklus guru yang
mendapatkan skor terus
meningkat dari siklus I
hingga pertemuan IV
dikarenakan guru dapat
memperbaiki dan
memaksimalkan aktivitasnya
22 25 29 37 pada setiap siklus. Hal ini
Jumlah Skor
55% (65%) (73%) (93%) Senada dengan yang
diungkapkan oleh Sutikno
(2013:43), bahwa
peningkatan pada aktivitas
guru tersebut juga
dikarenakan guru selalu
berusaha memperbaiki
aktivitas yang telah dilakukan
sebelumnya.
Cukup
Kategori Baik Baik Sangat Baik
Baik
indikator keberhasilan yang telah ditetapkan yakni skor yang diperoleh ≥ 32.
90
optimal dan mendapatkan hasil yang sangat memuaskan. Peningkatan
(a) Guru telah menggunakan bahasa yang mudah dipahami siswa. Menurut
atau sebagai alat untuk berkomunikasi, dalam arti luas alat untuk
pembelajaran, guru tidak hanya berperan sebagai model atau teladan bagi
91
peranan kuasa penuh dalam pembelajaran baik dari segi bimbingan
model Word Square lebih mirip dengan teka-teki silang akan tetapi
dibuat oleh guru dan dengan model ini membuat proses pembelajaran
menjadi efektif dan siswa akan terlatih untuk bersikap teliti serta kritis.
(e) Guru telah memeriksa jawaban siswa, memberikan poin pada setiap
92
ini membangkitkan motivasi anak untuk menjawab perntanyaan yang
guru dalam pemilihan suatu model pembelajaran yang dapat membuat siswa
berpartisipasi secara aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini sejalan dengan
model pembelajaran yang bermakna bagi siswa, oleh sebab itu guru harus
dilatar belakangi oleh adanya suatu usaha dari guru dalam merencanakan
kelas sangat bergantung pada kemampuan dan kualitas dari seorang guru.
93
2) Aktivitas Siswa
(NHT) dan Word Square. Pada aktivitas siswa ini terdapat beberapa langkah
yang diteliti oleh peneliti dimulai dari awal pembelajaran sampai akhir
pembelajaran yakni :
94
suatu keputusan, dan secara
akademik siswa terlatih untuk
mempertanggung jawabkan
jawaban yang diberikan.
Pada siklus I aktivitas siswa dengan
kategori kurang aktif, dikarenakan
kurangnya arahan dan penjelasan
dari guru sehingga banyak siswa
yang ribut dan mengganggu
temannya yang sedang berdiskusi
sehingga kundisi kelas menjadi
tidak tenang. Pada siklus II mulai
cukup aktif dikarenakan mengikuti
arahan guru, sehingga siswa mudah
memcari permasalahan, mencatat
jawaban, mengumpulkan
informasi, dan bertanya kepada
siswa mengenai materi yang belum
Memecahkan
2 25% 37% 66% 72% dipahami. Pada siklus III hingga IV
masalah aktivitas siswa menjadi kategori
aktif dikarenakan mengikuti arahan
guru, sehingga siswa mampu dalam
memecahkan masalah tersebut. Hal
ini sejalan dengan pendapat Uno
dan Mohamad (2014:138),
menyatakan bahwa untuk
menciptakan pembelajaran aktif,
salah satunya adalah anak belajar
dari pengalamannya, selain anak
harus belajar dari pengalamannya,
anak harus belajar memecahkan
masalah yang dia peroleh dari
arahan guru.
Pada siklus I aktivitas siswa dengan
kategori cukup aktif dikarenakan
kurangnya penjelasan dari guru
membuat siswa tidak tertib dalam
diskusi dan mengganggu temannya
sehingga terjadi keributan. Pada
siklus II dan III aktivitas siswa
Bekerja sama mulai memasuki kategori sangat
3 dalam 25% 44% 55% 61% aktif dikarenakan guru sudah dapat
kelompok mengarahkan dan membimbing
siswa tersebut, sehingga siswa
berperan aktif bekerja sama dalam
kelompok, berbagi tugas dengan
kelompoknya, memberikan
penjelasan kepada temannya serta
melakukan diskusi dengan tenang
dan melakukan tanya jawab
95
sesaman anggota kelompok. Dan
pada siklus IV aktivitas siswa
sangat aktif dikarenakan guru
mengimplementasikan model
pembelajaran sehingga hampir
semua siswa ikut berpartisipasi
dalam kegiatan kelompok. Hal ini
sejalan dengan pendapat
Suriansyah dkk (2014:217)
menyatakan peserta didik berperan
sebagai subjek belajar di kelas
terutama dalam kegiatan kelompok
yaitu ikut dalam partisipasi
kelompok.
Pada siklus I aktivitas siswa
tergolong kategori cukup aktif,
karena kurangnya pemyampian
guru dalam pembelajaran
menggunakan bahasa yang mudah
dipahami siswa sehingga siswa
tidak menggunakan suara yang
jelas dan tidak memahami apa yang
disampaikannya, banyak siswa
yang ribut dan mengganggu
temannya sehingga terjadilah
keributan. Pada siklus II hingga III
memperoleh kategori sangat aktif,
dikarenakan mendapat arahan dari
guru sehingga siswa mampu
mempresentasikan hasil kerja
Melaporkan mereka. Pada siklus IV aktivitas
4 hasil diskusi 25% 37% 44% 67% siswa meningkat dikarenakan
kelompok mendapat arahan dari guru yang
maksimal dalam membimbing,
sehingga siswa mampu
mempresentasikan hasil kerja
kelompoknya. Hal ini sejalan
dengan pendapat Fathurrohman
(2015:16) yang menyatakan bahwa
pembelajaran sebenarnya adalah
proses untuk membantu peserta
didik untuk dapat belajar dengan
baik Pengertian ini memberikan
pemahaman bahwa peran guru
adalah sebagai fasilitator dan
pembimbing siswa, dalam
mendorong siswa untuk belajar
dalam lingkungan kooperatif
sehingga siswa mampu
96
mempresentasikan hasil diskusi
kelompoknya.
Pada siklus I, II dan III aktivitas
siswa tergolong aktif, dikarenakan
guru menggunakan bahasa yang
mudah sehingga siswa juga dalam
memberikan tanggapan
menggunakan bahasa yang mudah
dipahami, menggunakan suara
yang jelas serta melaporkan isi
sesuai dengan lengkap dan
memahami apa yang ia sampaikan.
Pada siklus IV mulai meningkat
dikarenakan mendapat arahan dan
Memberi
5 13% 25% 50% 56% motivasi dari guru sehingga siswa
tanggapan yang bersangkutan telah berupaya
memperbaiki giat lagi dalam proses
pembelajaran dan ingin menjadi
yang terbaik. Hal ini sejalan dengan
pendapat (Prastika & Wahyudi,
2017). Yang menyatakan bahwa
motivasi dan arahan guru adalah
merupakan elemen penting agar
siswa serius dan giat dalam belajar,
Dengan demikain tentunya siswa
akan mau terlibat aktif pada
pembelajaran.
Terlihat dari jumlah klasikal
persiklus maka dapat disimpulkan
bahwa dari siklus I hingga siklus ke
IV aktivitas siswa selalu meningkat
sejalan dengan meningkatnya
aktivitas guru. Menurut pendapat
6 Jumlah Klasikal 44% 62% 78% 89% Rusman (2011:76) perbaikan
kegiatan guru dalam mengajar tidak
lepas dari peran guru untuk
menciptakan suasana pembelajaran
yang efektif bagi siswa, hal ini akan
berdampak pada meningkatnya
aktivitas siswa.
97
Group Investigation (GI), Numbered Head Together (NHT) dan Word
berperan sebagai subjek belajar di kelas, siswa akan lebih aktif untuk
hidup, dan membuat informasi yang diterima lebih lama di ingat dan
diantaranya yaitu:
salah satunya adalah anak belajar dari pengalamannya, selain anak harus
membantu peserta didik untuk dapat belajar dengan baik Pengertian ini
98
lingkungan kooperatif sehingga siswa mampu mempresentasikan hasil
diskusi kelompoknya.
(c) Mendapat arahan dan motivasi dari guru sehingga siswa yang
merupakan elemen penting agar siswa serius dan giat dalam belajar,
Dengan demikain tentunya siswa akan mau terlibat aktif pada proses
pembelajaran.
3) Hasil Belajar
Adapun hasil belajar yang diteliti oleh peneliti pertama berupa hasil
belajar individu dan klasikal berupa tugas investigasi kerja kelompok secara
yang diteliti di setiap siklus, peneliti mengatakan hasil belajar perlu diteliti
99
belajar siswa setelah peneliti berikan pembelajaran dengan menggunakan
(NHT) dan Word Square. Hasil belajar siswa secara keseluruhan yang
pembelajaran yakni :
100
mengimplementasikan kombinasi
model Group Investigation (GI),
Numbered Head Together (NHT)
dan Word Square sehingga semua
siswa sudah terlihat terbiasa dengan
pembelajaran kombinasi model
pembelajaran yang diterapkan guru
selama pembelajaran, sehingga
siswa juga terlihat aktif
mengikutinya, tampa ada rasa malu
lagi ataupun takut mengemukakan
pendapat dan juga lingkungan
pembelajaran yang kondusif.
Menurut Creswell (2009),
menyatakan bahwa kombinasi
model merupakan pendekatan
dalam penelitian yang
mengkombinasikan atau
menghubungkan antara metode
penelitian kuantitatif dan kualitatif,
agar terciptanya aktivitas siswa
yang aktif dan lingkungan
pembelajaran menjadi kondusif
bagi siswa.
Pada ranah psikomotorik
terdapat 4 aspek yaitu : Perlu
Bimbingan, Cukup Baik, Baik, dan
Baik Sekali. Pada siklus I
ketuntasan klasikal masih rendah,
Pada siklus ke II, III dan IV
mengalami peningkatan setiap
pertemuan dan sampai masuk
kategori Baik Sekali. Karena guru
3 Psikomotorik 31% 44% 72% 89% menggunakan instrumen penilaian
mendiskusikan dan
mempresentasikan kepada siswa,
dengan penilaian yang sudah tertera
dibuku guru. Menurut arikunto
(2010:203) menyatakan bahwa
instrumen merupakan alat bantu
yang dipilih dan digunakan oleh
peneliti dalam kegiatanya
mengumpulkan data agar kegiatan
tersebut menjadi sistematis dan
dipermudah olehnya.
Dari tabel hasil belajar diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
101
kriteria “Baik Sekali” Hal ini menunjukkan bahwa penelitian yang dilakukan
yaitu:
siswa juga terlihat aktif mengikutinya, tampa ada rasa malu lagi ataupun
kuantitatif dan kualitatif. Dengan ini dapat diketahui secara jelas data
102
yang di kumpulkan secara kualitatif kemudian dituangkan ke dalam
B. Skripsi II
1) Aktivitas Guru
103
Pada faktor aktivitas guru ini peneliti ke dua Dina Haudah
membuat anak dapat aktif dan berpartisipasi secara penuh dalam proses
104
maka sebuah gagasan atau
konsep yang ingin disampaikan
kepada siswa tersampaikan
pada siklus I guru mendapat
skor 3 karena guru
melaksanakan pembentukan
anggota kelompok membuat
siswa menjadi ribut dan tidak
adanya jarak antara kelompok
satu dengan kelompok lainnya.
Pada siklus II, III dan IV guru
Guru membagi mengelami peningkatan skor
siswa menjadi menjadi 4 dikarenakan guru
beberapa membagi siswa menjadi
kelompok yang beberapa kelompok secara
2.
heterogen dan 3 4 4 4 heterogen, guru sudah dapat
membagikan mengkondisikan kelas dan
nomor kepala sudah memberi jarak antar
kepada setiap kelompok. Menurut pendapat
siswa. Suprijono (2016:80)
menyatakan bahwa guru
membagi kelompok secara
heterogen, memastikan siswa
mendapatkan nomor dan
memberikan arahan yang jelas
kepada siswa dan ini
merupakan pengelolaan
kelompok kecil.
Pada siklus I guru mendapat
skor 3 karena guru hanya
meminta kelompok untuk
menentukan ketua kelompok
tanpa adanya penjelasan
maksud tugas kelompok
terlebih dahulu. Pada siklus II,
Guru menjelaskan III dan IV memperoleh skor 4
maksud karena guru menjelaskan
pembelajaran dan maksud pembelajaran dan tugas
3. tugas kelompok kelompok dengan sangat jelas
3 4 4 4
serta meminta yaitu untuk mengetahui
kelompok untuk pemahaman siswa terhadap
menentukan ketua materi pembelajaran dan
kelompok. melatih siswa untuk bekerja
sama serta saling memberi
pendapat masing-masing.
Menurut Huda, (2011:3)
menyatakan bahwa dalam
kelompok siswa saling berbagi
informasi, ide – ide, gagasan
ataupun pendapat.
105
Pada siklus I dan II
memperoleh skor 3 dikarenakan
guru hanya meminta ketua
kelompok untuk mengambil
materi tugas secara kooperatif
namun bahasa yang digunakan
kurang jelas yang membuat
siswa kesulitan memahaminya.
Pada siklus III dan IV
memperoleh skor 4 dikarenakan
Guru mengundang guru sudah meminta ketua
ketua-ketua kelompok untuk mengambil
kelompok untuk materi tugas secara kooperatif
4. 3 3 4 4
mengambil materi atau bekerja sama dengan
tugas secara meminta pendapat teman
kooperatif dalam anggota kelompok terlebih
kelompoknya. dahulu. Hal ini sejalan dengan
pendapat Fathurrohman
(2015:82) menyatakan bahwa
dalam kelompok siswa saling
berbagi gagasan, ide-ide,
informasi ataupun pendapat
teman mengenai solusi
permasalahan terhadap
kelompok dan milihan ketua
kelompok sebagai pengambil
tugas
Pada siklus I dan II memperoleh
skor 3 dikarenakan guru hanya
membimbing siswa untuk
melakukan investigasi secara
merata tanpa memberikan
sumbangan argumen. Pada
siklus III dan IV memperoleh
Guru skor 4 dikarenakan guru sudah
membimbing membimbing dan mengarahkan
siswa secara berkelompok
5. siswa secara
3 3 4 4 untuk melakukan investigasi
berkelompok dengan menghampiri setiap
untuk melakukan anggota kelompok. Ini sejalan
investigasi. dengan pendapat Shoimin
(2016:81) menyatakan bahwa
mengenai permasalan dan
investigasi dalam kelompok,
agar kelompok yang kesulitan
dalam menemukan solusi
permasalahan akan diketahui
oleh guru.
6. Guru memanggil Pada siklus I dan II memperoleh
3 3 4 4
nomor kepala skor 3 dikarenakan guru belum
106
secara acak pada tersturktur dalam memanggil
setiap siswa sesuai dengan nomor
kelompoknya kepala untuk melakukan
maju untuk presentasi hasil diskusi dan
mempresentasikan memberikan kesempatan
kepada siswa untuk
hasil diskusi dan
menanggapi hasil presentasi
mengembangkan dari temannya, Pada siklus III
diskusi lebih dan IV memperoleh skor 4
mendalam dengan Disebabkan guru terstruktur
memberikan dalam melakukan kegiatannya.
kesempatan Menurut Suriansyah, dkk,
kepada siswa (2014:17-18) menjelaskan
untuk menanggapi bahawa model pembelajaran
hasil presentasi adalah suatu tahapan yang
dari temannya. terstruktur dalam
mengimplementasikan
pengalaman belajar agar dapat
mencapai tujuan tertentu dan
sebagai petunjuk bagi guru
dalam mengajar.
Pada siklus I memperoleh skor
3 dikarenakan penjelasan guru
kurang jelas sehingga membuat
3 kelompok mengalami
kebingungan. Pada siklus II
memperoleh skor 4 dikarenakan
guru sudah meminta siswa
menjawab soal dengan arahan
Guru membagikan guru. Pada siklus III
lembar kegiatan memperoleh skor 3 dikarenakan
serta meminta guru hanya meminta siswa
siswa menjawab menjawab soal tanpa
soal dan memberikan contoh terlebih
7.
mengarsir huruf 3 4 3 4 dahulu. Pada siklus IV
dalam kotak memperoleh skor 4 dikarenakan
sesuai jawaban guru sudah memberikan contoh
vertikal, terlebih dahulu sebelum
horizontal maupun meminta siswa untuk
menjawab. Ini sejalan dengan
diagonal.
pendapan Kurniasih dan Sani
(2017:97) mengenai model
Word Square lebih mirip
dengan teka-teki silang akan
tetapi perbedaan mendasar
adalah model ini sudah
memiliki contoh jawaban,
namun disamarkan.
8. Guru memanggil Pada siklus I sampai siklus IV
3 3 3 3
nomor kepala memperoleh skor 3 dikarenakan
107
secara acak pada guru hanya memanggil nomor
setiap kelompok kepala secara acak pada setiap
untuk mengarsir kelompok untuk mengarsir kata
kata dalam kotak dalam kotak sesuai dengan hasil
pada karton sesuai diskusi kelompok tanpa
memberikan poin secara
jawaban secara
transparan pada setiap jawaban
vertikal, siswa. Menurut Kurniasih dan
horizontal, Sani (2017:98). Mengenai
maupun diagonal langkah-langkah model
dan memberikan pembelajaran Word Square dan
poin setiap isinya termasuk memberikan
jawaban dalam poin setiap jawaban yang benar
kotak. dan memberikan penghargaan
kepada siswa
Terlihat dari jumlah skor
persiklus guru mendapatkan
skor yang terus meningkat dari
siklus I hingga siklus IV.
Disebabkan guru dapat
memperbaiki dan
memaksimalkan aktivitasnya
pada setiap siklus sehingga
dapat mencapai indikator
Jumlah Skor 25 28 30 31 keberhasilan yang telah
ditetapkan. Hal ini sependapat
dengan Sutikno (2013:43),
bahwa peningkatan pada
aktivitas guru tersebut juga
dikarenakan guru selalu
berusaha memperbaiki aktivitas
yang telah dilakukan
sebelumnya.
Telihat dari persentasi
ketercapaian persiklus guru
mendapatkan skor yang terus
meningkat dari siklus 1 hingga
siklus IV dikarenakan guru
Persentasi Ketercapaian 63% 70% 75% 78% dapat memperbaiki dan
memaksimalkan aktivitasnya
pada setiap siklus sehingga
dapat mencapai indikator
keberhasilan yang telah
ditatapkan
Dari tabel aktivitas guru diatas pada konten skripsi ke 2 dari peneliti
108
peningkatan darisiklus I hingga siklus IV dengan kriteria “Sangat Baik”.
ditetapkan yakni skor yang diperoleh ≥ 32. Hal ini kemudiam menunjukkan
dan Word Square berlangsung dengan optimal dan mendapatkan hasil yang
(b) guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok secara heterogen, guru
109
mendapatkan nomor dan memberikan arahan yang jelas kepada siswa
pembelajaran dan melatih siswa untuk bekerja sama serta saling memberi
guru.
(e) guru sudah memberikan contoh terlebih dahulu sebelum meminta siswa
untuk menjawab. Ini sejalan dengan pendapan Kurniasih dan Sani
(2017:97) mengenai model Word Square lebih mirip dengan teka-teki
silang akan tetapi perbedaan mendasar adalah model ini sudah memiliki
contoh jawaban, namun disamarkan. Dengan adanya contoh tersebut
sehingga siswa mudah dalam melaksanakan tugas tersebut.
serta ketepatan guru dalam pemilihan suatu model pembelajaran yang dapat
110
Menurut Susanto (2014:93) bahwa guru harus mampu merancang suatu
model pembelajaran yang bermakna bagi siswa, oleh sebab itu guru harus
2) Aktivitas Siswa
Word Square. Pada aktivitas siswa ini terdapat beberapa langkah yang
111
unsur pembeda dalam pelaksanaan
aktivitas guru pada sesi tanya jawab
pada pembelajaran kooperatif dan
menggunakan media pembelajaran
yang beragam, mulai dari visual,
Audio dan Audio visual yang
memanfaatkan alat-alat teknologi
sehingga siswa antusias dalam
mengikuti tanya jawab tersebut.
Pada siklus I memperoleh skor 83%
dikarenakan guru belum maksimal
mengarahkan siswa sehingga ada 20
siswa membentuk kelompok aktif
saja namun belum secara tertib dan
teratur. Pada siklus II memperoleh
skor 92% dikarenakan guru kurang
mengarahkan siswa, sehingga ada
23 siswa membentuk kelompok
Ketertiban sesuai dengan arahan guru namun
siswa 100 100 lanban bergerak. Pada siklus III dan
2. membentuk 83% 92% IV memperoleh skor 100%
kelompok % % dikarenakan guru mengarahkan
sesuai dengan siswa, sehingga ada 24 siswa
arahan guru. membentuk kelompok. Menurut
pendapat (Sugiyanto, 2010:37)
menyatakan bahwa pembelajaran
kooperatif adalah model
pembelajaran yang berfokus pada
penggunaan kelompok kecil siswa
untuk bekerja sama dalam
memaksimalkan kondisi belajar
untuk mencapai tujuan belajar yang
di arahkan guru atau pembimbing.
Pada siklus I dan II memperoleh
skor 66% dikarenakan guru
menjelaskan tentang tugas
Partisipasi kelompok dan penentuan ketua
siswa dalam kelompok, namun ada 16 siswa saja
menentukan yang mendengarkan. Pada siklus III
ketua memperoleh skor 90% dikarenakan
kelompok guru menjelaskan tentang tugas
3.
setelah 66% 66% 90% 99% kelompok dan penetuan ketua
mendengar kelompok, namun hanya ada 20
penjelasan siswa yang mendengarkan dan ikut
guru maksud serta ketua kelompok hanya
pembelajaran beberapa orang saja. Dan pada
siklus IV memperoleh skor 99% dan
kelompok .
ada 21 siswa meningkat dikarenakan
mendengarkan penjelasan guru
tentang tugas kelompok dan
112
penentuan ketua kelompok
walaupun masih terdapat beberapa
siswa tanpa berpartisipasi aktif
dalam penentuan ketua kelompok.
Hal ini sejalan dengan pendapat
(Boediono, 2001) menyatakan
bahwa murid akan lebih berhasil jika
mereka diberi kesempatan
memainkan peran dalam
bermusyawarah untuk menentukan
ketua kelompok dan bersikap mau
menerima kekalahan sehingga
dengan melakukan berbagai
kegiatan tersebut secara aktif
berpartisipasi, mereka akan lebih
mudah menguasai apa yang mereka
pelajari.
Pada siklus I memperoleh skor 58%
dikarenakan kurangya guru dalam
memotivasi siswa sehingga ada 14
siswa saja yang aktif dalam kerja
kelompok. Pada siklus II
memperoleh skor 72% dikarenakan
guru memberikan kepercayan diri
kepada siswa sehingga ada 18 siswa
telah bertanggung jawab terhadap
tugas kelompok yang diberikan oleh
guru dengan memberikan
pendapatnya ataupun mencari bahan
referensi dalam memecahkan
masalah yang diberikan oleh guru.
Keaktifan Pada siklus III dan IV memperoleh
skor 100% dikarenakan guru
4. siswa dalam 100 100
58% 72% % memberikan motivasi, kepercayaan
kerja %
diri dan tugas kepada siswa,
kelompok. sehingga ada 24 siswa telah
bertanggung jawab terhadap tugas
kelompok dengan memberikan
pendapatnya ataupun mencari bahan
referensi dan memecahkan masalah
tersebut. Menurut (Shoimin, 2014)
model pembelajaran Numbered
Heads Together (NHT) merupakan
salah satu model kooperatif yang
dirancang secera berkelompok,
setiap anggota kelompoknya
bertanggung jawab atas tugas
kelompoknya sehingga tidak ada
pemisahan antara siswa yang satu
dan siswa yang lain dalam
113
memberikan pendapatnya, satu
kelompok untuk saling memberi dan
menerima antara satu dengan yang
lainnya agar referensi mudah
ditemukan beserta dengan solusi
permasalahannya.
Pada siklus I memperoleh skor 13%
dikarenakan guru kurang
memotivasi siswa, sehingga masih
banyak siswa yang diam saja tanpa
memberikan tanggapun apapun dari
hasil diskusi kelompok temannya
yang presentasi. Pada siklus II
memperoleh skor 20% dikarenakan
guru kurang aktif memotivasi siswa,
sehingga masih banyak siswa yang
diam saja tanpa memberikan
tanggapun apapun dari hasil diskusi
kelompok temannya yang
dipresentasikan. Pada siklus III
memperoleh skor 40% dikarenakan
Keaktifan guru kurang aktif dalam memotivasi
siswa siswa saat proses pembelajaran,
5. mempresentas sehingga banyak siswa yang diam
13% 20% 40% 50% saja tanpa memberikan tanggapun
ikan dan
memberi apapun dari hasil diskusi kelompok
tanggapan. temannya yang dipresentasikan.
Pada siklus IV memperoleh skor
50% dikarenakan guru kurang
memotivasi dan mengarahkan
siswa, sehingga banyak siswa yang
diam saja tanpa memberikan
tanggapun apapun dari hasil diskusi
kelompok temannya yang
dipresentasikan. Menurut pendapat
(Rusman, 2016) yang menyatakan
bahwa salah satu langkah dari model
pembelajaran Group Investigation
(GI) yaitu setelah selesai diskusi
kelompok, juru bicara kelompok
menyampaikan hasil
pembahasannya.
Pada siklus I memperoleh skor 63%
Keaktifan dikarenakan tidak adanya
siswa dalam kepercayaan yang ditanamkan guru
6. berdiskusi kepada siswa, sehingga hanya ada
63% 64% 76% 83%
pada 15 siswa yang bertanggung jawab
permainan dalam menyelesaikan tugas
Word Square kelompok. Pada siklus II
memperoleh skor 64% dikarenakan
114
guru memberikan keyakinan
terhadap siswa sehingga ada 16
siswa bertanggung jawab dalam
menyelesaikan tugas kelompok
yang diberikan oleh guru namun
masih terdapat beberapa siswa yang
hanya melihat temannya
menyelesaikan saja tanpa membantu
mencari jawabannya. Pada siklus III
memperoleh skor 76% dikarenakan
guru memberikan keyakinan dan
mtivasi terhadap siswa sehingga ada
19 siswa bertanggung jawab dalam
menyelesaikan tugas kelompok
yang diberikan oleh guru namun
masih terdapat beberapa siswa yang
hanya melihat temannya
menyelesaikan saja tanpa membantu
mencari jawabannya dan masih
adanya siswa yang tidak peduli
terhadap tugas kelompok yang
diberikan oleh guru. Pada siklus IV
memperoleh skor 83% dikarenakan
guru memberikan motivasi, arahan
dan kepercayaan yang ditanamkan
kepada siwa sehingga ada 20 siswa
yang bertanggung jawab dalam
menyelesaikan tugas kelompok,
namun masih terdapat beberapa
siswa yang hanya melihat temannya
menyelesaikan tampa membantu
mencari jawabannya dan masih
adanya siswa yang tidak peduli
terhadap tugas kelompok. Hal ini
sejalan dengan pendapat (Uno dan
Mohammad, 2015:120) yang
menyatakan bahwa Pembelajaran
kooperatif (cooverative learning)
merupakan belajar dengan bekerja
sama dengan teman, dimana teman
yang lebih mampu dapat menolong
teman yang lemah. Setiap anggota
kelompok dapat memberi pendapat
dalam menyelesaikan tugas
kelompok.
Terlihat dari jumlah klasikal
persiklus maka dapat disimpulkan
Jumlah Klasikal 58% 68% 80% 88% bahwa dari siklus I hingga siklus ke
IV aktivitas siswa mengalami
peningkatan sejalan dengan
115
meningkatnya aktivitas guru. Hal ini
sejalan dengan pendapat Rusman
(2011:76) perbaikan kegiatan guru
dalam mengajar tidak lepas dari
peran guru untuk menciptakan
suasana pembelajaran yang efektif
bagi siswa, hal ini akan berdampak
pada meningkatnya aktivitas siswa.
bahwa siswa akan menjadi lebih aktif karena berperan sebagai subjek belajar
di kelas, siswa akan lebih aktif untuk mempelajari materi pembelajaran yang
dapat menyiapkan siswa untuk hidup, dan membuat informasi yang diterima
belajar dengan baik dan mengelola kelas dengan efektif hal tersebut
116
tanya jawab pada pembelajaran kooperatif dan menggunakan media
pembelajaran yang beragam, mulai dari visual, Audio dan Audio visual
(c). Guru memberikan motivasi, kepercayaan diri dan tugas kepada siswa,
kelompoknya sehingga tidak ada pemisahan antara siswa yang satu dan
siswa yang lain dalam satu kelompok untuk saling memberi dan
117
3) Hasil Belajar
hasil belajar individu dan klasikal berupa soal evaluasi pilihan ganda,
Adapun hasil belajar yang diteliti Kognitif. Dalam hal ini mengetahui
pada kelas IV di SDN Alalak Utara 3 Banjarmasin, untuk lebih jelas bisa
118
Dari tabel hasil belajar diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
faktor yaitu: (a) Guru menjelaskan pembelajaran dengan bahasa yang mudah
yang berhasil dalam belajar adalah anak yang berhasil mempelajari dan
yang di sampaikan oleh guru. Peningkatan hasil belajar siswa tidak lepas
proses belajar mengajar keberhasilan diukur dari seberapa jauh hasil belajar
119
pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan sehingga konsep-konsep
pembelajaran yang inovatif mampu membuat siswa berpikir kritis dan aktif
berinteraksi atau sebagai alat untuk berkomunikasi, dalam arti luas alat
120
langkah model Group Investigation (GI), ini adalah termasuk guru
kelas.
mengenai model Word Square lebih mirip dengan teka-teki silang akan
121
pertanyaan dan mencocokkan jawaban pada kolom-kolom jawaban
yang dibuat oleh guru dan dengan model ini membuat proses
122
b) Mendapat arahan dari guru yang maksimal dalam membimbing,
membantu peserta didik untuk dapat belajar dengan baik Pengertian ini
diskusi kelompoknya.
merupakan elemen penting agar siswa serius dan giat dalam belajar,
Dengan demikain tentunya siswa akan mau terlibat aktif pada proses
pembelajaran.
beberapa temuan sementara yang menonjol pada hasil belajar siswa yaitu:
123
salah satu langkah-langkah pembelajaran word square adalah
sehingga siswa juga terlihat aktif mengikutinya, tampa ada rasa malu
124
guru. Untuk meningkatkan aktivitas siswa dengan model Group
guru sudah dapat mengkondisikan kelas dan sudah memberi jarak antar
nomor dan memberikan arahan yang jelas kepada siswa dan ini
125
c) Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok dengan
lainnya.
oleh guru.
Sani (2017:97) mengenai model Word Square lebih mirip dengan teka-
teki silang akan tetapi perbedaan mendasar adalah model ini sudah
126
a) Guru melakukan tanya jawab terkait materi pembelajaran dengan
belajar dengan baik dan mengelola kelas dengan efektif hal tersebut
pembelajaran yang beragam, mulai dari visual, Audio dan Audio visual
127
secera berkelompok, setiap anggota kelompoknya bertanggung jawab
yang satu dan siswa yang lain dalam satu kelompok untuk saling
beberapa temuan sementara yang menonjol pada hasil belajar siswa yaitu:
yang berhasil dalam belajar adalah anak yang berhasil mempelajari dan
a. Aktivitas Guru
128
tujuan pembelajaran serta materi sesuai dengan kompetensi dan tujuan
menggunakan bahasa yang kompetensi dan tujuan pembelajaran serta
mudah di pahami siswa. pembelajaran serta menggunakan bahasa
menggunakan bahasa yang mudah di pahami
yang mudah di pahami oleh siswa.
siswa.
2 guru membagi guru membagi siswa guru mengarahkan siswa
kelompok secara menjadi beberapa dan membagi siswa
heterogen, memastikan kelompok secara menjadi beberapa
siswa mendapatkan nomor heterogen, guru kelompok secara
heterogen, guru sudah
dan memberikan arahan sudah dapat
dapat mengkondisikan
yang jelas kepada siswa mengkondisikan kelas, sudah memberi
dan ini merupakan kelas dan sudah jarak antar kelompok dan
pengelolaan kelompok memberi jarak antar dapat mengelola
kecil. kelompok. kelompok kecil di kelas.
3 Guru menjelaskan Guru menjelaskan
maksud pembelajaran maksud pembelajaran
dan tugas kelompok dan tugas kelompok
dengan sangat jelas dengan sangat jelas yaitu
yaitu untuk mengetahui untuk mengetahui
pemahaman siswa pemahaman siswa
terhadap materi terhadap materi
pembelajaran dan pembelajaran dan melatih
melatih siswa untuk siswa untuk bekerja sama
bekerja sama serta serta saling memberi
saling memberi pendapat masing-masing.
pendapat masing-
masing.
4 Guru mudah dalam Guru mudah dalam
melakukan kontrol terhadap melakukan kontrol
kelompok yang mengalami terhadap kelompok yang
kesulitan. mengalami kesulitan.
5 guru sudah guru sudah membimbing
membimbing dan dan mengarahkan siswa
mengarahkan siswa secara berkelompok
secara berkelompok untuk melakukan
untuk melakukan investigasi dengan
investigasi dengan menghampiri setiap
menghampiri setiap anggota kelompok.
anggota kelompok.
6 guru sebelum siswa mengarsir guru sudah Guru sudah memberikan
huruf terlebih dahulu memberikan contoh contoh terlebih dahulu
menanyakan jawaban siswa, terlebih dahulu sebelum siswa mengarsir
guru meminta pendapat sebelum meminta huruf dan menanyakan
kelompok lain terhadap jawaban siswa, kemudian
siswa untuk
jawabaan temannya, setelah meminta pendapat
menjawab.
selesai guru memberikan kelompok lain terhadap
motivasi kepada siswa namun jawaban temannya,
setelah itu guru
129
guru memberikan bimbingan memberikan motivasi
dalam mengarsir jawaban. dan bimbingan kepada
siswa untuk menjawab
tugas/soal.
7 Guru telah memeriksa Guru telah memeriksa
jawaban siswa, memberikan jawaban siswa,
poin pada setiap jawaban memberikan poin pada
yang benar dan setiap jawaban yang
menjumlahkan semua poin benar dan menjumlahkan
yang diperoleh setiap semua poin yang
kelompok dan memberikan diperoleh setiap
penghargaan kepada siswa. kelompok dan
memberikan
penghargaan kepada
siswa
Square.
berbedaan yaitu:
pada skripsi 1 oleh Nurul Huda guru mendaptakan jumlah skor 22, 26,
29, 37 pada siklus I hingga IV. Sedangkan pada skripsi 2 oleh Dina
Haudah guru mendapatkan jumlah skor 25, 28, 30, 31 pada siklus 1
hingga siklus IV. Dapat dilihat dari jumlah skor pada akhir penelitian
130
kategori sangat baik. Tetapi jika dilihat dari persentase peningkatan
hasil skor aktivitas guru persiklus, maka akan mendapatkan hasil yang
ketercapaian dengan jumlah 55%, 65%, 73% dan 93% pada siklus I
hingga siklus IV. Sedangkan pada skripsi 2 oleh Dina Haudah guru
78% pada siklus I hingga siklus IV. Dapat dilihat dari jumlah
dalam kriteria kurang baik, 41-60 termasuk dalam kriteria cukup baik,
131
dan melatih siswa untuk bekerja sama serta saling memberi pendapat
tidak hanya berperan sebagai model atau teladan bagi siswa yang
solusi akan diketahui oleh guru. (3) Guru sudah membimbing dan
didalam menemukan solusi akan diketahui oleh guru. (4) Guru telah
132
memeriksa jawaban siswa, memberikan poin pada setiap jawaban yang
yaitu:
meneningkat kearah yang sangat baik pada setiap siklusnya, hal ini
133
memasuki materi pembelajaran guru menyampaikan materi sesuai
teki silang akan tetapi perbedaan mendasar adalah model ini sudah
134
motivasi dari guru untuk membimbing dan mengaksir jawaban yang
kolom-kolom jawaban yang dibuat oleh guru dan dengan model ini
b. Aktivitas Siswa
135
4 Mendapat arahan dan Guru memberikan Guru memberikan arahan,
motivasi dari guru motivasi, kepercayaan diri motivasi, kepercayaan diri
sehingga siswa yang dan tugas kepada siswa, dan tugas kepada siswa,
bersangkutan telah sehingga siswa telah sehingga siswa telah
berupaya memperbaiki bertanggung jawab memperbaiki giat lagi dalam
giat lagi dalam proses terhadap tugas kelompok proses pembelajaran dan
pembelajaran dan ingin dengan memberikan bertanggung jawab terhadap
menjadi yang terbaik. pendapatnya ataupun tugas kelompok dengan
mencari bahan referensi memberikan pendapatnya
dan memecahkan masalah ataupun mencari bahan
tersebut. referensi dan memecahkan
masalah tersebut. agar ingin
menjadi yang terbaik
Square.
berbedaan yaitu:
88% pada siklus I hingga siklus IV dari 28 orang siswa. Dapat dilihat
89% dengan kategori sangat baik pada siklus IV, sedangkan skripsi 2
136
siklus IV yang menandakan bahwa hasil penelitian skripsi 1 lebih baik
dalam kriteria kurang baik, 41-60 termasuk dalam kriteria cukup baik,
Group Investigation (GI), yang mana pada Skripsi 1. (1) Guru tidak
137
mampu mempresentasikan hasil kerja kelompoknya. Hal ini sejalan
dalam membimbing.
berbedaan yaitu:
Square.
meneningkat kearah yang sangat baik pada setiap siklusnya, hal ini
138
menyatakan bahwa untuk menciptakan pembelajaran aktif, salah
elemen penting agar siswa serius dan giat dalam belajar, Dengan
pembelajaran.
c. Hasil Belajar
139
(NHT) dan Word Square Numbered Head
sehingga semua siswa sudah Together (NHT) dan
terlihat terbiasa dengan Word Square sehingga
pembelajaran kombinasi semua siswa sudah
model pembelajaran yang terlihat terbiasa dengan
diterapkan guru selama pembelajaran kombinasi
pembelajaran, sehingga model pembelajaran
siswa juga terlihat aktif yang diterapkan guru
mengikutinya, tampa ada selama pembelajaran,
rasa malu lagi ataupun takut sehingga siswa juga
mengemukakan pendapat terlihat aktif
dan juga lingkungan mengikutinya, tampa ada
pembelajaran yang kondusif. rasa malu lagi ataupun
takut mengemukakan
pendapat
3 guru menggunakan guru menggunakan
instrumen penilaian instrumen penilaian
mendiskusikan dan mendiskusikan dan
mempresentasikan kepada mempresentasikan
siswa, dengan penilaian yang kepada siswa, dengan
sudah tertera dibuku. penilaian yang sudah
tertera dibuku.
perbedaan dan persamaan dari Hasil Belajar dalam penerapan model Group
yaitu:
dan 94% dari siklus I hingga siklus IV, sedangkan pada skripsi 2 hasil
83% dari siklus I hingga siklus IV. Jika dirata-ratakan maka skripsi 1
140
mendapatkan rata-rata klasikal persiklus sebesar 65%, sedangkan
karena itu dapat dinyatakan bahwa hasil belajar kognitif siswa pada
b) Terlihat dari jenis penilaian hasil belajar siswa pada skripsi 1 Nurul
(NHT) dan Word Square sehingga semua siswa sudah terlihat terbiasa
Dengan ini dapat diketahui secara jelas data yang di kumpulkan secara
141
yang sudah tertera dibuku guru. Menurut arikunto (2010:203)
persamaan yaitu:
a) Terlihat dari jenis penilaian hasil belajar siswa pada skripsi 1 dan 2
kerahan yang lebih baik hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu
142
C. Pembahasan
1. Aktivitas Guru
Berdasarkan hasil temuan pada dua skripsi diketahui bahwa kedua skripsi
yang lebih baik. Dalam proses pembelajaran, peran guru adalah sebagai
aktivitas guru yakni dari kriteria cukup baik hingga sangat baik. Pada
skripsi 1 hasil observasi aktivitas guru meningkat dari kriteria cukup baik
hingga sangat baik. Pada siklus I guru mendapatkan jumlah skor 22 yang
termasuk dalam cukup baik, pada siklus ini guru masih belum dapat
mencapai skor minimal untuk bisa dikatakan sangat baik yaitu dengan skor
kriteria cukup baik. Pada siklus III guru mendapatkan skor 29 yang
143
kriteria baik. Jumlah skor semakin meningkat pada siklus IV yaitu guru
meningkat dari kriteria baik hingga sangat baik. Pada siklus I guru
siklus ini guru masih belum dapat mencapai skor minimal untuk bisa
dikatakan sangat baik yaitu dengan skor minimal ≥ 32. Pada siklus II guru
semakin meningkat pada siklus III yaitu guru mendapatkan skor 30 yang
sudah termasuk dalam kriteria sangat baik. Peningkatan juga terjadi pada
bahwa hasil observasi aktivitas guru pada skripsi I lebih baik dari pada
144
yang berkualitas. Perbedaan besaran peningkatan skor aktivitas guru
berinteraksi atau sebagai alat untuk berkomunikasi, dalam arti luas alat
145
Ini merupakan sama persis pendapat Kurniasih dan Sani (2017:97)
mengenai model Word Square lebih mirip dengan teka-teki silang akan
yang dibuat oleh guru dan dengan model ini membuat proses
146
pembelajaran (Manager Learning). Sehingga guru lebih leluasa
baik dari segi bimbingan maupun peraturan di dalam kelas. guru sudah
147
dalam hal evaluasi pembelajaran, tentu ini membangkitkan motivasi
perbedaan.
2. Aktivitas Siswa
perlahan kearah yang lebih baik hal ini dikarenakan guru dapat
pembelajaran.
aktivitas siswa yakni dari kriteria kurang baik hingga sangat baik. Pada
klasikal 44% yang termasuk dalam kriteria aktif, pada siklus ini siswa
148
masih belum dapat mencapai skor minimal untuk bisa dikatakan sangat
kategori aktif. Jumlah skor semakin meningkat pada siklus III yaitu
keberhasilan yang ditetapkan peneliti dan ini sejalan dengan pendapat dari
kriteria kurang baik, 41-60 termasuk dalam kriteria cukup baik, 61-80
termasuk dalam kriteria baik, dan 81-100 termasuk dalam kriteria sangat
baik.
meningkat dari kriteria baik hingga sangat baik. Pada siklus I siswa
kurang aktif, pada siklus ini siswa masih belum dapat mencapai skor
minimal untuk bisa dikatakan sangat baik yaitu dengan persentase ≥ 81%.
kategori aktif. Jumlah skor semakin meningkat pada siklus III yaitu siswa
149
sangat aktif. Peningkatan juga terjadi pada siklus IV yaitu siswa
kriteria sangat aktif. Peningkatan juga terjadi pada siklus IV yaitu siswa
kriteria kurang aktif, 41-60 termasuk dalam kriteria cukup aktif, 61-80
termasuk dalam kriteria aktif, dan 81-100 termasuk dalam kriteria sangat
aktif.
suasana belajar dengan baik dan mengelola kelas dengan efektif hal
150
pada sesi tanya jawab pada model pembelajaran kooperatif dan
membantu peserta didik untuk dapat belajar dengan baik Pengertian ini
dalam membimbing.
151
merupakan elemen penting agar siswa serius dan giat dalam belajar,
Dengan demikain tentunya siswa akan mau terlibat aktif pada proses
pembelajaran.
3. Hasil Belajar
perlahan kearah yang lebih baik hal ini dikarenakan guru dapat
belajar siswa, hal ini sejalan dengan pendapat Asniwati (2016) yang
persentase klasikal 56% yang termasuk dalam kategori cukup baik, jumlah
152
persentase klasikal 72% yang termasuk dalam kategori baik, tetapi belum
kategori baik hingga sangat baik. Pada siklus I hasil belajar siswa
jumlah skor semakin meningkat pada siklus III yaitu siswa mendapatkan
83% yang berarti termasuk dalam kriteria sangat baik. penentuan kriteria
penilaian < 40 termasuk dalam kriteria kurang baik, 41-60 termasuk dalam
kriteria cukup baik, 61-80 termasuk dalam kriteria baik, dan 81-100
Dari data di atas dapat dilihat hasil akhir belajar siswa skripsi 1
153
penelitian skripsi 1 lebih baik dari pada hasil penelitian skripsi 2.
Pendapat ini juga sejalan dengan teori dari Trianto (2010: 51),
pembelajaran di kelas.
Numbered Heads Together (NHT) dan Word Square letak persamaan dan
154
perbedaan aktivitas guru pada skripsi I oleh Nurul Huda dan Skripsi 2 oleh
a). Temuan persamaan pada aktivitas guru skripsi I dan skripsi 2 oleh
155
jawabaan temannya, setelah selesai guru memberikan motivasi
jawaban yang dibuat oleh guru dan dengan model ini membuat
b). Temuan perbedaan pada aktivitas guru skripsi 1 dan skripsi 2 oleh
156
temuan solusi terhadap permasalahan lebih mudah dipecahkan
157
kelompok yang mengalami kesulitan didalam menemukan solusi
(4) Guru telah memeriksa jawaban siswa, memberikan poin pada setiap
kegiatan ini terdapat pada skripsi 1. Hal ini sejalan dengan pendapat
Numbered Heads Together (NHT) dan Word Square letak persamaan dan
perbedaan aktivitas siswa pada skripsi I oleh Nurul Huda dan Skripsi 2 oleh
a). Temuan persamaan pada aktivitas siswa skripsi I dan skripsi 2 oleh
peneliti yaitu :
158
(1) dengan mengikuti arahan guru, sehingga siswa mampu dalam
guru.
(2) Mendapat arahan dan motivasi dari guru sehingga siswa yang
merupakan elemen penting agar siswa serius dan giat dalam belajar,
dengan demikain tentunya siswa akan mau terlibat aktif pada proses
pembelajaran.
b). Temuan perbedaan pada aktivitas siswa skripsi I dan skripsi 2 oleh
peneliti yaitu :
159
pembelajaran kooperatif dan menggunakan media pembelajaran
yang beragam, mulai dari visual, Audio dan Audio visual yang
dalam membimbing.
Numbered Heads Together (NHT) dan Word Square letak persamaan dan
perbedaan hasil belajar siswa pada skripsi I oleh Nurul Huda dan Skripsi 2
160
proses pembelajaran dan mudah menjawab pertanyaan. Hal ini sejalan
peneliti yaitu :
sehingga siswa juga terlihat aktif mengikutinya, tampa ada rasa malu
161
tertera dibuku guru terdapat pada skripsi 1. Menurut arikunto
dipermudah olehnya.
aspek kognitif.
Together (NHT) dan Word Square pada dua buah hasil skripsi oleh
a. Kelebihan
162
menjawab pertanyaan tersebut terdapat pada skripsi 2. Hal ini
yang beragam, mulai dari visual, Audio dan Audio visual yang
sebagai model atau teladan bagi siswa yang diajarnya, tetapi juga
163
Mnurut Kurniasih dan Sani (2017:98). Mengenai langkah-langkah
b. kekurangan
5) guru tidak ada memuat hasil belajar siswa yaitu afektif dan
skripsi 2.
164
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Group Investigation, Numbered Heads Together (NHT) dan Word Square pada
muatan PPKn Tema Kayanya Negeriku pada kelas IV Sekolah Dasar Negeri
(NHT) dan Word Square pada muatan PPKn Tema Kayanya Negeriku pada
Kelas IV Sekolah Dasar Negeri pada dua buah skripsi telah terlaksana
dengan kriteria sangat baik. Dari hasil analisis komparatif yang telah
lebih baik dibandingkan dengan aktivitas guru pada skripsi 2. Hal ini
Pada skripsi 1 oleh Nurul Huda guru mendapatkan skor akhir 37 yang
termasuk dalam kreteria sangat baik, sedangkan skripsi 2 oleh Dina Haudah
guru medapatkan skor akhir 31 yang juga termasuk dalam kreteria sangat
baik yang menunjukan bahwa skripsi 1 memiliki perolehan skor lebih tinggi
dari skripsi 2.
165
(NHT) dan Word Square pada muatan PPKn Tema Kayanya Negeriku pada
Kelas IV Sekolah Dasar Negeri pada dua buah skripsi telah terlaksana
dengan kriteria sangat baik. Dari hasil analisis komparatif yang telah
lebih baik dibandingkan dengan aktivitas siswa pada skripsi 2. Hal ini
diperoleh kedua skripsi yaitu pada skripsi 1 oleh Nurul Huda siswa
presentasi klasikal 88% yang juga termasuk dalam kreteria sangat baik
(NHT) dan Word Square pada muatan PPKn Tema Kayanya Negeriku pada
Kelas IV Sekolah Dasar Negeri pada dua buah skripsi telah terlaksana
dengan kriteria sangat baik. Dari hasil analisis komparatif yang telah
dilakukan peneliti dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa pada skripsi
1 lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar siswa pada skripsi 2. Hal ini
166
siswa yang diperoleh kedua skripsi yaitu pada skripsi 1 oleh Nurul Huda
presentasi klasikal 83% yang juga termasuk dalam kreteria sangat baik yang
4. Perbedaan dan persamaan aktivitas guru pada kedua buah skripsi yaitu
pada aktivitas guru yaitu terdapat persamaan pada beberapa sintak langkah
aktivitas guru menuju arah yang lebih baik dan persamaan pada beberapa
5. Perbedaan dan persamaan aktivitas siswa pada kedua buah skripsi yaitu
pada aktivitas guru yaitu terdapat persamaan pada beberapa sintak langkah
aktivitas guru menuju arah yang lebih baik dan persamaan pada faktor
167
6. Perbedaan dan persamaan hasil belajar siswa pada kedua buah skripsi yaitu
terdapat perbedaan pada jumlah penilaian hasil belajar siswa dan perbedaan
salah satu jenis penilaian yang digunkan pada kedua buah skripsi,
arah yang lebih baik dan persamaan pada faktor penyebab peningkatan
Heads Together (NHT) dan Word Square pada muatan PPKn Tema
Kayanya Negeriku pada Kelas IV Sekolah Dasar Negeri pada dua buah
siswa terhadap materi pembelajaran dan melatih siswa untuk bekerja sama
pembelajaran dan hanya melakukan tanya jawab saja. c) Guru mudah dalam
168
secara berkelompok untuk melakukan investigasi dengan menghampiri
jawaban siswa, memberikan poin pada setiap jawaban yang benar dan
tiga aspek belajar yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.guru pada skripsi
1, kekurangannya pada skripsi 2 tidak ada memuat hasil belajar siswa yaitu
B. Saran
169
DAFTAR PUSTAKA
170
Rusman. (2011:322). Model-Model Pembelajaran Mengembangkan
Profesionalisme Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Rusman. (2016). Model-Model Pembelajaran. Jakarta : Rajawali Pers.
Rusman, d. (2011). Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi.
Jakarta: Rajawali Pers, PT. Raja Grafindo Persada.
Sardiman. (2012). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar . Jakarta: PT Raja
Grafindo.
Shoimin, A. (2014). 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.
171
172