Anda di halaman 1dari 30

AUTISME

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas izinya
penulis dapat menyelesaikan refarat yang berjudul “Autisme”

Refarat ini dibuat untuk melengkapi persyaratan dalam mengikuti


kegiatan Kepanitriaan Klinik Senior dibagian Ilmu Penyakit saraf yang
dilaksanakan di RSU.DR.R.M.Djoelham Binjai.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada


Dr.Iskandar Nasution,Sp.S selaku dokter pembimbing dalam Ilmu penyakit
Saraf. Yang telah bersedia meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan agar
refarat ini lebih akurat dan bermanfaat
Tentunya penulis menyadari bahwa refarat ni banyak kekurangan untuk itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para
pembaca agar kedepannya penulis dapat meperbaiki dan menyempurnakan
kekurangan tersebut.

Besar harapan penulis agar refarat ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca serta dapat memberikan suatu pengetahuan baru bagi mahasiswa untuk
meningkatkan keilmuannya.

Binjai, Mey 2011

Penulis

VANDET JAYA ATMAJAYA (0131044) Page 1


KKS ILMU PENYAKIT SARAF
RSUD.DR.R.M.DJOELHAM BINJAI
AUTISME

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………….1
DAFTAR ISI…………………………………………………………………2
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………..….3
1.1.Latar Belakang…………………………………………….…...…3
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………...…..5
2.1.Definisi……………………………………………………………5
22.Epidemiologi ……………………………………………………...6
2.3.Etiologi……………………………………………….…...............7
2.4.Gambaran Klinis………………………………………………….12
2.5.Diagnosa………………………………………………………….19
2.6.Penanganan……………………………………………………….22
2.7.Pencegahan……………………………………………………….25
2.8.Prognosis…………………………………………………………28
BAB III PENUTUP………………………………………………………….29
3.1.Kesimpulan……………………………………………………....29
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….30

BAB I
VANDET JAYA ATMAJAYA (0131044) Page 2
KKS ILMU PENYAKIT SARAF
RSUD.DR.R.M.DJOELHAM BINJAI
AUTISME

PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Autis adalah gangguan perkembangan pervasif pada anak yang ditandai
dengan adanya gangguan dan keterlambatan dalam bidang kognitif, bahasa,
perilaku, komunikasi dan interaksi sosial. 4

Kata autisme saat ini sering kali diperbincangkan , dan angka kejadian
anak autisme masih terus meningkat diseluruh dunia. Saat ini sering timbul
kekuatiran para orang tua jika anak terlambat bicara atau bertingkah laku.Banyak
penyandang autisme terutama yang ringan masih tidak terdeteksi dan bahkan
sering mendapatkan diagnosa yang salah , atau bahkan terjadi overdiagnosis . hal
tersebut tentu saja sangat merugikan anak. 6

Dengan adanya metode diagnosis yang makin berkembang hampir


dipastikan jumlah anak yang ditemukan terkena Autis akan semakin meningkat
pesat. Jumlah penyandang autis semakin mengkhawatirkan mengingat sampai saat
ini penyebab autis masih misterius dan menjadi bahan perdebatan diantara para
ahli dan dokter di dunia. Autis adalah gangguan yang dipengaruhi oleh
multifaktorial. 6

Memiliki anak yg menderita autis memang berat. Anak penderita autis


seperti seorang yg kerasukan setan, selain tidak mampu bersosialisasi, penderita
tidak dapat mengendalikan emosinya. Kadang tertawa terbahak, kadang marah tak
terkendali. Penderita sendiri tdk mampu mengendalikan dirinya sendiri &
memiliki gerakan-gerakan yang aneh yg selalu diulang. Selain itu penderita
punya ritual sendiri yg harus dilakukannya pada saat-saat atau kondisi tertentu.2

Bagi para orang tua dan keluarga sendiri perlu diketahui bahwa gejala
autisme bersifat individual, berbeda satu dengan lainnya meskipun sama-sama
dianggap sebagai low functioning atau dianggap sebagai high functioning.
Membutuhkan kesabaran untuk menghadapinya dan konsistensi untuk dalam
penanganannya sehingga perlu disadari bahwa bahwa fenomena ini adalah suatu

VANDET JAYA ATMAJAYA (0131044) Page 3


KKS ILMU PENYAKIT SARAF
RSUD.DR.R.M.DJOELHAM BINJAI
AUTISME

perjalanan yang panjang. Jangan berhenti pada ketidakmampuan anak tetapi juga
perlu menggali bakat-bakat serta potensi-potensi yang ada pada diri anak.

Tidak semua individu autisme memiliki IQ yang rendah. Sebagian dari


mereka dapat mencapai pendidikan di perguruan tinggi. Bahkan ada pula yang
memiliki kemampuan luar biasa di bidang tertentu (musik, matematika,
menggambar). Sebagai inspirasi kiranya dapat disebutkan beberapa penyandang
autisme yang mampu mengembangkan bakat dan potensi yang ada pada diri
mereka, misalnya: Temple Grandine yang mampu mengembangkan kemampuan
visual dan pola berpikir yang sistematis sehingga menjadi seorang Doktor dalam
bidang peternakan, Donna William yang mampu mengembangkan kemampuan
berbahasa dan bakat seninya sehingga dapat menjadi seorang penulis dan
seniman, Bradley Olson seorang mahasiswa yang mampu mengembangkan
kemampuan kognitif dan kebugaran fisiknya sehingga menjadi seorang pemuda
yang aktif dan tangkas dan mungkin masih banyak nama-nama lain yang dapat
menjadi sumber inspirasi kita bersama.1

BAB II

VANDET JAYA ATMAJAYA (0131044) Page 4


KKS ILMU PENYAKIT SARAF
RSUD.DR.R.M.DJOELHAM BINJAI
AUTISME

PEMBAHASAN
2.1.Defenisi
Autisme adalah suatu kondisi mengenai seseorang sejak lahir ataupun saat
masa balita, yang membuat dirinya tidak dapat membentuk hubungan social atau
komunikasi yang normal . Akibatnya anak tersebut terisolasi dari manusia lain
dan masuk dalam dunia repetitive, aktivitas dan minat yang obsesif.1

Autisme diklasifikasikan sebagai ketidaknormalan perkembangan neuro


yang menyebabkan interaksi sosial yang tidak normal, kemampuan komunikasi,
pola kesukaan, dan pola sikap. Autisme bisa terdeteksi pada anak berumur paling
sedikit 1 tahun. Autisme empat kali lebih banyak menyerang anak laki-laki dari
pada anak perempuan.3

Ada beberapa hal yang perlu diketahui tentang autisme yaitu 2:

1. Autis bukan karena keluarga . Anak autis tidak memiliki minat


bersosialisasi, seolah-olah hidup didunianya sendiri, tidak peduli dgn
orang lain.
2. Jarang sekali anak autis yg benar-benar diakibatkan oleh faktor genetik.
Alergi memang bisa saja diturunkan, tapi alergi turunan tidak berkembang
menjadi autoimun seperti pada penderita autis.
3. Terjadi kegagalan pertumbuhan otak yg diakibatkan oleh keracunan logam
berat seperti mercury yang banyak terdapat dalam vaksin imunisasi atau
pada makanan yang dikonsumsi ibu yang sedang hamil, misalnya ikan
dengan kandungan logam berat yang tinggi.
4. Terjadi kegagalan pertumbuhan otak karena nutrisi yang diperlukan dalam
pertumbuhan otak tidak dapat diserap oleh tubuh, ini terjadi karena adanya
jamur dalam lambungnya.
5. Autis memiliki spektrum yg luas. Dari yg autis ringan sampai yg terberat.
Termasuk di dalamnya adalah hyper-active, attention disorder, dll.
6. Kebanyakan anak autis adalah laki-laki karena tidak adanya hormon
estrogen yg dapat menetralisir autismenya. Sedang hormon testoteronnya

VANDET JAYA ATMAJAYA (0131044) Page 5


KKS ILMU PENYAKIT SARAF
RSUD.DR.R.M.DJOELHAM BINJAI
AUTISME

justru memperparah keadaannya. Sedikit sekali penderitanya perempuan


karena memiliki hormon estrogen yg dapat memperbaikinya.
7. Anak-anak penyandang autisme ternyata memiliki ukuran otak yang
sedikit lebih besar dibandingkan anak yang tidak memiliki kondisi
kelainan tersebut. Penelitian terbaru yang dimuat jurnal Archives of
General Psychiatry edisi Mei ini menyebutkan, perbedaan di antara kedua
ukuran ini tampaknya berkaitan dengan rata-rata peningkatan
pertumbuhan otak sebelum anak berusia 2 tahun

2.2.Epidemiologi
Autisme dapat terjadi pada siapa saja, tanpa membedakan warna kulit,
status sosial ekonomi maupun pendidikan seseorang.

Di Indonesia Belum ditemukan data yang akurat mengenai jumlah


penderita autism.Seorang Psikiater Anak dan Ketua dari Yayasan Autisme
Indonesia menyebutkan adanya peningkatan yang luar biasa. Bila sepuluh tahun
yang lalu jumlah penyandang autisme diperkirakan satu per 5.000 anak, sekarang
meningkat menjadi satu per 500 anak . 1

Prevalensi autisme menigkat dengan sangat mengkhawatirkan dari tahun


ke tahun. Menurut Autism Research Institute di San Diego, jumlah individu
autistik pada tahun 1987 diperkirakan 1:5000 anak. Jumlah ini meningkat dengan
sangat pesat dan pada tahun 2005 sudah menjadi 1:160 anak. Di Indonesia belum

VANDET JAYA ATMAJAYA (0131044) Page 6


KKS ILMU PENYAKIT SARAF
RSUD.DR.R.M.DJOELHAM BINJAI
AUTISME

ada data yang akurat oleh karena belum ada pusat registrasi untuk autisme.
Namun diperkirakan angka di Indonesia pun mendekati angka di atas. 5

2.3.Etiologi
Hingga saat ini penyebab autisme belum diketahui secara pasti. Saat ini
para ahli terus mengembangkan penelitian mereka untuk mengetahui sebabnya
sehingga mereka pun dapat menemukan obat yang tepat untuk mengatasi
fenomena ini. 1

Gangguan neurobiologis mempengaruhi fungsi otak sedemikian rupa


sehingga anak tidak mampu berinteraksi dan berkomunikasi dengan dunia luar
secara efektif.5

Penyebab autis belum diketahui secara pasti. Beberapa ahli menyebutkan


autis disebabkan karena multifaktorial. Beberapa peneliti mengungkapkan
terdapat gangguan biokimia, ahli lain berpendapat bahwa autisme disebabkan oleh
gangguan psikiatri/jiwa. Ahli lainnya lagi berpendapat bahwa autisme disebabkan
oleh karena kombinasi makanan yang salah atau lingkungan yang terkontaminasi
zat-zat beracun yang mengakibatkan kerusakan pada usus besar yang
mengakibatkan masalah dalam tingkah laku dan fisik.

Beberapa teori yang didasari beberapa penelitian ilmiah telah


dikemukakan untuk mencari penyebab dan proses terjadinya autis. Beberapa teori
penyebab autis adalah : Genetik (heriditer), teori kelebihan Opioid, teori Gulten-
Casein (celiac), kolokistokinin, teori oksitosin Dan Vasopressin, teori metilation,
teori Imunitas, teori Autoimun dan Alergi makanan, teori Zat darah penyerang
kuman ke Myelin Protein Basis dasar, teori Infeksi karena virus Vaksinasi, teori
Sekretin, teori kelainan saluran cerna (Hipermeabilitas Intestinal/Leaky Gut), teori
paparan Aspartame, teori kekurangan Vitamin, mineral nutrisi tertentu seperti
protein.4

Berbagai hal yang dicurigai berpotensi untuk menyebabkan autisme 3:

VANDET JAYA ATMAJAYA (0131044) Page 7


KKS ILMU PENYAKIT SARAF
RSUD.DR.R.M.DJOELHAM BINJAI
AUTISME

1. Vaksin yang mengandung Thimerosal


Thimerosal adalah zat pengawet yang digunakan di berbagai vaksin.
Karena banyaknya kritikan, kini sudah banyak vaksin yang tidak lagi
menggunakan Thimerosal di negara maju. Namun, entah bagaimana
halnya di negara berkem
2. Televisi
Semakin maju suatu negara, biasanya interaksi antara anak – orang tua
semakin berkurang karena berbagai hal. Sebagai kompensasinya,
seringkali TV digunakan sebagai penghibur anak. Ternyata ada
kemungkinan bahwa TV bisa menjadi penyebab autisme pada anak.
Dampak TV tidak dapat dipungkiri memang sangat dahsyat, tidak
hanya kepada perorangan, namun bahkan kepada masyarakat dan/atau
negara.
3. Genetik
Ini adalah dugaan awal dari penyebab autism,autisme telah lama
diketahui bisa diturunkan dari orang tua kepada anak-anaknya.
Namun tidak itu saja, juga ada kemungkinan variasi-variasi lainnya.
Salah satu contohnya adalah bagaimana anak-anak yang lahir dari ayah
yang berusia lanjut memiliki kemungkinan lebih besar untuk menderita
autisme. (walaupun sang ayah normal / bukan autis)
4. Radiasi pada janin bayi
Sebuah riset dalam skala besar di Swedia menunjukkan bahwa bayi
yang terkena gelombang Ultrasonic berlebihan akan cenderung
menjadi kidal
Dengan makin banyaknya radiasi di sekitar kita, ada kemungkinan
radiasi juga berperan menyebabkan autisme.
5. Folic Acid
Zat ini biasa diberikan kepada wanita hamil untuk mencegah cacat
fisik pada janin. Dan hasilnya memang cukup nyata, tingkat cacat pada
janin turun sampai sebesar 30%. Namun di lain pihak, tingkat autisme
jadi meningkat.
6. Sekolah lebih awal
VANDET JAYA ATMAJAYA (0131044) Page 8
KKS ILMU PENYAKIT SARAF
RSUD.DR.R.M.DJOELHAM BINJAI
AUTISME

Agak mengejutkan, namun ada beberapa penelitian yang menunjukkan


bahwa menyekolahkan anak lebih awal (pre school) dapat memicu
reaksi autisme.Diperkirakan, bayi yang memiliki bakat autisme
sebetulnya bisa sembuh / membaik dengan berada dalam lingkupan
orang tuanya. Namun, karena justru dipindahkan ke lingkungan asing
yang berbeda (sekolah playgroup / preschool), maka beberapa anak
jadi mengalami shock, dan bakat autismenya menjadi muncul dengan
sangat jelas.Untuk menghindari ini, para orang tua perlu memiliki
kemampuan untuk mendeteksi bakat autisme pada anaknya secara dini.
Jika ternyata ada terdeteksi, maka mungkin masa preschool-nya perlu
dibimbing secara khusus oleh orang tua sendiri. Hal ini agar ketika
masuk masa kanak-kanak maka gejala autismenya sudah hampir
lenyap dan anak jadi bisa menikmati masa kecilnya di sekolah dengan
bahagia

Faktor resiko disusun oleh para ahli berdasarkan banyak teori penyebab
autris yang telah berkembang. Terdapat beberapa hal dan keadaan yang membuat
resiko anak menjadi autis lebih besar. Dengan diketahui resiko tersebut tentunya
dapat dilakukan tindakan untuk mencegah dan melakukan intervensi sejak dini
pada anak yang beresiko. Adapun beberapa resiko tersebut dapat diikelompokkan
dalam beberapa periode, seperti periode kehamilan, persalinan dan periode usia
bayi.4

a. Periode Kehamilan
Perkembangan janin dalam kehamilan sangat banyak yang
mempengaruhinya. Pertumbuhan dan perkembangan otak atau sistem
susunan saraf otak sangat pesat terjadi pada periode ini, sehingga segala
sesuatu gangguan atau gangguan pada ibu tentunya sangat berpengaruh.
Gangguan pada otak inilah nantinya akan mempengaruhi perkembangan
dan perilaku anak kelak nantinya, termasuk resiko terjadinya autisme.
Beberapa keadaan ibu dan bayi dalam kandungan yang harus lebih
diwaspadai dapat berkembang jadi autism adalah infeksi selama persalinan
terutama infeksi virus. Peradarahan selama kehamilan harus diperhatikan
VANDET JAYA ATMAJAYA (0131044) Page 9
KKS ILMU PENYAKIT SARAF
RSUD.DR.R.M.DJOELHAM BINJAI
AUTISME

sebagai keadaan yang berpotensi mengganggu fungsi otak janin.


Perdarahan selama kehamilan paling sering disebabkan karena placental
complications, diantaranya placenta previa, abruptio placentae, vasa
previa, circumvallate placenta, and rupture of the marginal sinus. Kondisi
tersebut mengakibatkan gangguan transportasi oksigen dan nutrisi ke bayi
yang mengakibatkan gangguan pada otak janin. Perdarahan awal
kehamilan juga berhubungan dengan kelahiran prematur dan bayi lahir
berat rendah. Prematur dan berat bayi lahir rendah tampaknya juga
merupakan resiko tinggi terjadinya autis perilaku lain yang berpotensi
membahayakan adalah pemakaian obat-obatan yang diminum, merokok
dan stres selama kehamilan terutama trimester pertama. Adanya Fetal
Atopi atau Maternal Atopi, yaitu kondisi alergi pada janin yang
diakibatkan masuknya bahan penyebab alergi melalui ibu. Menurut
pengamatan penulis, hal ini dapat dilihat adanya Gerakan bayi gerakan
refluks oesefagial (hiccupps/cegukan) yang berlebihan sejak dalam
kandungan terutama terjadi malam hari. Diduga dalam kedaaan tersebut
bayi terpengaruh pencernaan dan aktifitasnya oleh penyebab tertentu
termasuk alergi ataupun bahan-bahan toksik lainnya selama kehamilan.
Infeksi saluran kencing, panas tinggi dan Depresi. Wilkerson dkk
telah melakukan penelitian terhadap riwayat ibu hamil pada 183 anak
autism dibandingkan 209 tanpa autism. Ditemukan kejadian infeksi
saluran kencing, panas tinggi dan depresi pada ibu tampak jumlahnya
bermakna pada kelompok ibu dengan anak autism.
b. Periode Persalinan
Persalinan adalah periode yang paling menentukan dalam
kehidupan bayi selanjutnya. Beberapa komplikasi yang timbul selama
periode ini sangat menentukan kondisi bayi yang akan dilahirkan. Bila
terjadi gangguan dalam persalinan maka yang paling berbahaya adalah
hambatan aliran darah dan oksigen ke seluruh organ tubuh bayi termasuk
otak. Organ otak adalah organ yang paling sensitif dan peka terhadap
gangguan ini, kalau otak terganggu maka sangat mempengaruhi kualitas
hidup anak baik dalam perkembangan dan perilaku anak nantinya.
VANDET JAYA ATMAJAYA (0131044) Page 10
KKS ILMU PENYAKIT SARAF
RSUD.DR.R.M.DJOELHAM BINJAI
AUTISME

Gangguan persalinan yang dapat meningkatkan resiko terjadinya


autism adalah : pemotongan tali pusat terlalu cepat, Asfiksia pada bayi
(nilai APGAR SCORE rendah < 6 ), komplikasi selama persalinan,
lamanya persalinan, letak presentasi bayi saat lahir dan erat lahir rendah
( < 2500 gram).
c. Periode usia bayi
Dalam kehidupan awal di usia bayi, beberapa kondisi awal atau
gangguan yang terjadi dapat mengakibatkan gangguan pada optak yang
akhirnya dapat beresiko untuk terjadinya gangguan autism. Kondisi atau
gangguan yang beresiko untuk terjadinya autism adalah prematuritas,
alergi makanan, kegagalan kenaikan berat badan, kelainan bawaan :
kelainan jantung bawaan, kelainan genetik, kelainan metabolik, gangguan
pencernaan : sering muntah, kolik, sulit buang air besar, sering buang air
besar dan gangguan neurologI/saraf : trauma kepala, kejang, otot atipikal,
kelemahan otot.

2.4.Gambaran Klinis

Gejala autisme mulai tampak pada anak sebelum mencapai usia 3 tahun ,
secara umum gejala paling jelas terlihat antara umur 2 – 5 tahun. Pada beberapa
kasus aneh gejala terlihat pada masa sekolah.6

Gejala autisme dapat sangat ringan (mild), sedang (moderate) hingga


parah (severe), sehingga masyarakat mungkin tidak menyadari seluruh

VANDET JAYA ATMAJAYA (0131044) Page 11


KKS ILMU PENYAKIT SARAF
RSUD.DR.R.M.DJOELHAM BINJAI
AUTISME

keberadaannya. Parah atau ringannya gangguan autisme kemudian diparalelkan


dengan fungsi. Dikatakan oleh para ahli bahwa anak-anak dengan autisme dengan
tingkat intelegensi dan kognitif yang rendah, tidak berbicara (nonverbal),
memiliki perilaku menyakiti diri sendiri, serta menunjukkan sangat terbatasnya
minat dan rutinitas yang dilakukan maka mereka diklasifikasikan sebagai low
functioning autism. Sementara mereka yang menunjukkan fungsi kognitif dan
intelegensi yang tinggi, mampu menggunakan bahasa dan bicaranya secara efektif
serta menunjukkan kemampuan mengikuti rutinitas yang umum diklasifikasikan
sebagai high functioning autism.1

Anak dengan autisme dapat tampak normal pada tahun pertama maupun
tahun kedua dalam kehidupannya. Para orang tua seringkali menyadari adanya
keterlambatan kemampuan berbahasa dan cara-cara tertentu yang berbeda ketika
bermain serta berinteraksi dengan orang lain. Anak-anak tersebut mungkin dapat
menjadi sangat sensitif atau bahkan tidak responsif terhadap rangsangan-
rangasangan dari kelima panca inderanya (pendengaran, sentuhan, penciuman,
rasa dan penglihatan). Perilaku-perilaku repetitif (mengepak-kepakan tangan atau
jari, menggoyang-goyangkan badan dan mengulang-ulang kata) juga dapat
ditemukan. Perilaku dapat menjadi agresif (baik kepada diri sendiri maupun orang
lain) atau malah sangat pasif. Besar kemungkinan, perilaku-perilaku terdahulu
yang dianggap normal mungkin menjadi gejala-gejala tambahan. Selain bermain
yang berulang-ulang, minat yang terbatas dan hambatan bersosialisasi, beberapa
hal lain yang juga selalu melekat pada para penyandang autisme adalah respon-
respon yang tidak wajar terhadap informasi sensoris yang mereka terima,
misalnya; suara-suara bising, cahaya, permukaan atau tekstur dari suatu bahan
tertentu dan pilihan rasa tertentu pada makanan yang menjadi kesukaan mereka.

Beberapa atau keseluruhan karakteristik yang disebutkan berikut ini dapat


diamati pada para penyandang autisme beserta spektrumnya baik dengan kondisi
yang teringan hingga terberat sekalipun.

1. Hambatan dalam komunikasi, misal: berbicara dan memahami bahasa.

VANDET JAYA ATMAJAYA (0131044) Page 12


KKS ILMU PENYAKIT SARAF
RSUD.DR.R.M.DJOELHAM BINJAI
AUTISME

2. Kesulitan dalam berhubungan dengan orang lain atau obyek di sekitarnya


serta menghubungkan peristiwa-peristiwa yang terjadi.
3. Bermain dengan mainan atau benda-benda lain secara tidak wajar.
4. Sulit menerima perubahan pada rutinitas dan lingkungan yang dikenali.
5. Gerakan tubuh yang berulang-ulang atau adanya pola-pola perilaku yang
tertentu

Para penyandang Autisme beserta spektrumnya sangat beragam baik


dalam kemampuan yang dimiliki, tingkat intelegensi, dan bahkan perilakunya.
Beberapa di antaranya ada yang tidak berbicara sedangkan beberapa lainnya
mungkin terbatas bahasanya sehingga sering ditemukan mengulang-ulang kata
atau kalimat (echolalia). Mereka yang memiliki kemampuan bahasa yang tinggi
umumnya menggunakan tema-tema yang terbatas dan sulit memahami konsep-
konsep yang abstrak. Dengan demikian, selalu terdapat individualitas yang unik
dari individu-individu penyandang

The National Institute of Child Health and Human Development (NICHD)


di Amerika Serikat menyebutkan 5 jenis perilaku yang harus diwaspadai dan
perlunya evaluasi lebih lanjut :

Anak tidak bergumam hingga usia 12 bulan


Anak tidak memperlihatkan kemampuan gestural (menunjuk, dada,
menggenggam) hingga usia 12 bulan
Anak tidak mengucapkan sepatah kata pun hingga usia 16 bulan
Anak tidak mampu menggunakan dua kalimat secara spontan di
usia 24 bulan
Anak kehilangan kemampuan berbahasa dan interaksi sosial pada
usia tertentu

Adanya kelima lampu merah di atas tidak berarti bahwa anak tersebut
menyandang autisme tetapi karena karakteristik gangguan autisme yang sangat
beragam maka seorang anak harus mendapatkan evaluasi secara multidisipliner

VANDET JAYA ATMAJAYA (0131044) Page 13


KKS ILMU PENYAKIT SARAF
RSUD.DR.R.M.DJOELHAM BINJAI
AUTISME

yang dapat meliputi; Neurolog, Psikolog, Pediatric, Terapi Wicara, Paedagog dan
profesi lainnya yang memahami persoalan autisme.1

Hubungi tenaga yang ahli dalam perkembangan anak dan mendalami


bidang autisme, jika anda mencurigai anak anda memperlihatkan setidaknya
separuh dari gejala-gejala ini : 5

Sulit bersosialisasi dengan anak-anak lainnya

Tertawa atau tergelak tidak pada tempatnya

Tidak pernah atau jarang sekali kontak mata

Tidak peka terhadap rasa sakit

Lebih suka menyendiri; sifatnya agak menjauhkan diri.

Suka benda-benda yang berputar / memutarkan benda

Ketertarikan pada satu benda secara berlebihan

VANDET JAYA ATMAJAYA (0131044) Page 14


KKS ILMU PENYAKIT SARAF
RSUD.DR.R.M.DJOELHAM BINJAI
AUTISME

Hiperaktif/melakukan kegiatan fisik secara berlebihan atau


malah tidak melakukan apapun (terlalu pendiam)

Kesulitan dalam mengutarakan kebutuhannya; suka


menggunakan isyarat atau menunjuk dengan tangan
daripada kata-kata

Menuntut hal yang sama; menentang perubahan atas hal-hal


yang bersifat rutin

Tidak peduli bahaya

Menekuni permainan dengan cara aneh dalam waktu lama

Echolalia (mengulangi kata atau kalimat, tidak berbahasa


biasa)

Tidak suka dipeluk (disayang) atau menyayangi

Tidak tanggap terhadap isyarat kata-kata; bersikap seperti


orang tuli

VANDET JAYA ATMAJAYA (0131044) Page 15


KKS ILMU PENYAKIT SARAF
RSUD.DR.R.M.DJOELHAM BINJAI
AUTISME

Tidak berminat terhadap metode pengajaran yang biasa

Tentrums – suka mengamuk/memperlihatkan kesedihan tanpa


alasan yang jelas

Kecakapan motorik kasar/motorik halus yang seimbang


(seperti tidak mau menendang bola namun dapat menumpuk
balok-balok)

Selain berbeda dalam jenis gejalanya, intensitas gejala autisme juga


berbeda-beda, dari sangat ringan sampai sangat berat.

Oleh karena banyaknya perbedaan-perbedaan tersebut di antara masing-


masing individu, maka saat ini gangguan perkembangan ini lebih sering dikenal
sebagai Autistic Spectrum Disorder (ASD) atau Gangguan Spektrum Autistik
(GSA).5

Gejala – gejala pada autisme mencakup ganggguan pada 6 :

1. Gangguan pada bidang komunikasi verbal dan non verbal


Terlambat bicara atau tidak dapat berbicara
Mengeluarkan kata – kata yang tidak dapat dimengerti oleh
orang lain yang sering disebut sebagai bahasa planet
Tidak mengerti dan tidak menggunakan kata – kata dalam
konteks yang sesuai
Bicara tidak digunakan untuk komunikasi
Meniru atau membeo , beberapa anak sangat pandai menirukan
nyanyian , nada , maupun kata – katanya tanpa mengerti artinya
Kadang bicara monoton seperti robot
Mimik muka datar
Seperti anak tuli, tetapi bila mendengar suara yang disukainya
akan bereaksi dengan cepat

VANDET JAYA ATMAJAYA (0131044) Page 16


KKS ILMU PENYAKIT SARAF
RSUD.DR.R.M.DJOELHAM BINJAI
AUTISME

2. Gangguan pada bidang interaksi sosial


Menolak atau menghindar untuk bertatap muka
Anak mengalami ketulian
Merasa tidak senang dan menolak bila dipeluk
Tidak ada usaha untuk melakukan interaksi dengan orang
Bila menginginkan sesuatu ia akan menarik tangan orang yang
terdekat dan mengharapkan orang tersebut melakukan sesuatu
untuknya.
Bila didekati untuk bermain justru menjauh
Tidak berbagi kesenangan dengan orang lain
Kadang mereka masih mendekati orang lain untuk makan atau
duduk di pangkuan sebentar, kemudian berdiri tanpa
memperlihatkan mimik apapun
Keengganan untuk berinteraksi lebih nyata pada anak sebaya
dibandingkan terhadap orang tuanya
3. Gangguan pada bidang perilaku dan bermain
Seperti tidak mengerti cara bermain, bermain sangat monoton
dan melakukan gerakan yang sama berulang – ulang sampai
berjam – jam
Bila sudah senang satu mainan tidak mau mainan yang lain dan
cara bermainnya juga aneh
Keterpakuan pada roda (dapat memegang roda mobil – mobilan
terus menerus untuk waktu lama)atau sesuatu yang berputar
Terdapat kelekatan dengan benda – benda tertentu, seperti
sepotong tali, kartu, kertas, gambar yang terus dipegang dan
dibawa kemana- mana
Sering memperhatikan jari – jarinya sendiri, kipas angin yang
berputar, air yang bergerak
Perilaku ritualistik sering terjadi
Anak dapat terlihat hiperaktif sekali, misal; tidak dapat diam,
lari kesana sini, melompat – lompat, berputar – putar, memukul
benda berulang – ulang
VANDET JAYA ATMAJAYA (0131044) Page 17
KKS ILMU PENYAKIT SARAF
RSUD.DR.R.M.DJOELHAM BINJAI
AUTISME

Dapat juga anak terlalu diam


4. Gangguan pada bidang perasaan dan emosi
Tidak ada atau kurangnya rasa empati, misal melihat anak
menangis tidak merasa kasihan, bahkan merasa terganggu,
sehingga anak yang sedang menangis akan di datangi dan
dipukulnya
Tertawa – tawa sendiri , menangis atau marah – marah tanpa
sebab yang nyata
Sering mengamuk tidak terkendali ( temper tantrum) , terutama
bila tidak mendapatkan apa yang diingginkan, bahkan dapat
menjadi agresif dan dekstruktif
5. Gangguan dalam persepsi sensoris
Mencium – cium , menggigit, atau menjilat mainan atau benda
apa saja
Bila mendengar suara keras langsung menutup mata
Tidak menyukai rabaan dan pelukan . bila digendong
cenderung merosot untuk melepaskan diri dari pelukan
Merasa tidak nyaman bila memakai pakaian dengan bahan
tertentu

Untuk dapat mengetahui gejala autisme sejak dini, telah dikembangkan


suatu checklist yang dinamakan M-CHAT (Modified Checklist for Autism in
Toddlers). Berikut adalah pertanyaan penting bagi orangtua:5

1. Apakah anak anda tertarik pada anak-anak lain?


2. Apakah anak anda dapat menunjuk untuk memberitahu
ketertarikannya pada sesuatu?
3. Apakah anak anda pernah membawa suatu benda untuk diperlihatkan
pada orangtua?
4. Apakah anak anda dapat meniru tingkah laku anda?
5. Apakah anak anda berespon bila dipanggil namanya?
6. Bila anda menunjuk mainan dari jarak jauh, apakah anak anda akan
melihat ke arah mainan tersebut?
VANDET JAYA ATMAJAYA (0131044) Page 18
KKS ILMU PENYAKIT SARAF
RSUD.DR.R.M.DJOELHAM BINJAI
AUTISME

Bila jawaban anda TIDAK pada 2 pertanyaan atau lebih, maka anda
sebaiknya berkonsultasi dengan profesional yang ahli dalam perkembangan anak
dan mendalami bidang autisme.5

2.5.Diagnosa
Autisme sebagai spektrum gangguan maka gejala-gejalanya dapat menjadi
bukti dari berbagai kombinasi gangguan perkembangan. Bila tes-tes secara
behavioral maupun komunikasi tidak dapat mendeteksi adanya autisme, maka
beberapa instrumen screening yang saat ini telah berkembang dapat digunakan
untuk mendiagnosa autisme:1

 Childhood Autism Rating Scale (CARS)

Skala peringkat autisme masa kanak-kanak yang dibuat oleh Eric Schopler
di awal tahun 1970 yang didasarkan pada pengamatan perilaku. Alat
menggunakan skala hingga 15; anak dievaluasi berdasarkan hubungannya
dengan orang, penggunaan gerakan tubuh, adaptasi terhadap perubahan,
kemampuan mendengar dan komunikasi verbal

 The Checklis for Autism in Toddlers (CHAT)

VANDET JAYA ATMAJAYA (0131044) Page 19


KKS ILMU PENYAKIT SARAF
RSUD.DR.R.M.DJOELHAM BINJAI
AUTISME

Berupa daftar pemeriksaan autisme pada masa balita yang digunakan


untuk mendeteksi anak berumur 18 bulan, dikembangkan oleh Simon
Baron Cohen di awal tahun 1990-an.

 The Autism Screening Questionare

Adalah daftar pertanyaan yang terdiri dari 40 skala item yang digunakan
pada anak dia atas usia 4 tahun untuk mengevaluasi kemampuan
komunikasi dan sosial mereka

 The Screening Test for Autism in Two-Years Old

Tes screening autisme bagi anak usia 2 tahun yang dikembangkan oleh
Wendy Stone di Vanderbilt didasarkan pada 3 bidang kemampuan anak,
yaitu; bermain, imitasi motor dan konsentrasi.

Diagnosa yang akurat dari Autisme maupun gangguan perkembangan lain


yang berhubungan membutuhkan pengamatan yang menyeluruh terhadap:
perilaku anak, kemampuan komunikasi dan kemampuan perkembangan lainnya.
Akan sangat sulit mendiagnosa karena adanya berbagai macam gangguan yang
terlihat. Observasi dan wawancara dengan orang tua juga sangat penting dalam
mendiagnosa. Evaluasi tim yang terdiri dari berbagai disiplin ilmu memungkinkan
adanya standardisasi dalam mendiagnosa. Tim dapat terdiri dari neurolog,
psikolog, pediatrik, paedagog, patologis ucapan/kebahasaan, okupasi terapi,
pekerja sosial dan lain sebaginya.

Secara historis, diagnosa autisme memiliki persoalan; suatu ketika para


ahli dan peneliti dalam bidang autisme bersandarkan pada ada atau tidaknya
gejala, saat ini para ahli dan peneliti tampaknya berpindah menuju berbagai
karakteristik yang disebut sebagai continuum autism.1

Diagnosa Autisme Sesuai DSM IV.7

A. Interaksi Sosial (minimal 2):

VANDET JAYA ATMAJAYA (0131044) Page 20


KKS ILMU PENYAKIT SARAF
RSUD.DR.R.M.DJOELHAM BINJAI
AUTISME

1. Tidak mampu menjalin interaksi sosial non verbal: kontak mata,


ekspresi muka, posisi tubuh, gerak-gerik kurang tertuju
2. Kesulitan bermain dengan teman sebaya
3. Tidak ada empati, perilaku berbagi kesenangan/minat
4. Kurang mampu mengadakan hubungan sosial dan emosional 2 arah

B. Komunikasi Sosial (minimal 1):

1. Tidak/terlambat bicara, tidak berusaha berkomunikasi non verbal


2. Bisa bicara tapi tidak untuk komunikasi/inisiasi, egosentris
3. Bahasa aneh & diulang-ulang/stereotip
4. Cara bermain kurang variatif/imajinatif, kurang imitasi social

C. Imaginasi, berpikir fleksibel dan bermain imaginatif (minimal 1):

1. Mempertahankan 1 minat atau lebih dengan cara yang sangat khas


dan berlebihan, baik intensitas dan fokusnya
2. Terpaku pada suatu kegiatan ritualistik/rutinitas yang tidak berguna
3. Ada gerakan-gerakan aneh yang khas dan berulang-ulang.
Seringkali sangat terpukau pada bagian-bagian tertentu dari suatu
benda

2.6.Penanganan
Terapi yang tepat untuk anak autis sangat bersifat individual. Untuk itu
dibutuhkan seorang yang ahli dalam terapi autis untuk mengenali dan memberikan
apa yang dibutuhkan oleh sang anak agar dapat tumbuh berkembang secara baik.
Salah satu terapi yang digunakan adalah dengan meningkatkan kemampuan untuk
berbagi (sharing) sehingga dapat mendorong mereka untuk lebih berinteraksi
dengan lingkungannya.7

Ada beberapa factor yang menyulitkan penanganan pada autisme


yaitu 1:

VANDET JAYA ATMAJAYA (0131044) Page 21


KKS ILMU PENYAKIT SARAF
RSUD.DR.R.M.DJOELHAM BINJAI
AUTISME

1. Kurangnya tenaga terapi yang terlatih di Indonesia. Orang tua selalu


menjadi pelopor dalam proses intervensi sehingga pada awalnya pusat-
pusat intervensi bagi anak dengan autisme dibangun berdasarkan
kepentingan keluarga untuk menjamin kelangsungan pendidikan anak
mereka sendiri.
2. Belum adanya petunjuk treatment yang formal di Indonesia. Tidak cukup
dengan hanya mengimplementasikan petunjuk teatment dari luar yang
penerapannya tidak selalu sesuai dengan kultur kehidupan anak-anak
Indonesia.
3. Masih banyak kasus-kasus autisme yang tidak di deteksi secara dini
sehingga ketika anak menjadi semakin besar maka semakin kompleks pula
persoalan intervensi yang dihadapi orang tua. Para ahli yang mampu
mendiagnosa autisme, informasi mengenai gangguan dan karakteristik
autisme serta lembaga-lembaga formal yang memberikan layanan
pendidikan bagi anak dengan autisme belum tersebar secara merata di
seluruh wilayah di Indonesia.
4. Belum terpadunya penyelenggaraan pendidikan bagi anak dengan autisme
di sekolah. Dalam Pasal 4 UU No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional telah diamanatkan pendidikan yang demokratis dan tidak
diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, dukungan ini
membuka peluang yang besar bagi para penyandang autisme untuk masuk
dalam sekolah-sekolah umum.

Permasalahan akhir yang tidak kalah pentingnya adalah minimnya


pengetahuan baik secara klinis maupun praktis yang didukung dengan validitas
data secara empirik dari penanganan-penanganan masalah autisme di Indonesia.
Studi dan penelitian autisme selain membutuhkan dana yang besar juga harus
didukung oleh validitas data empirik, namun secara etis tentunya tidak ada orang
tua yang menginginkan anak mereka menjadi percobaan dari suatu metodologi
tertentu. Kepastian dan jaminan bagi proses pendidikan anak merupakan
pertimbangan utama bagi orang tua dalam memilih salah satu jenis treatment bagi
anak mereka sehingga bila keraguan ini dapat dijawab melalui otoritas-otoritas

VANDET JAYA ATMAJAYA (0131044) Page 22


KKS ILMU PENYAKIT SARAF
RSUD.DR.R.M.DJOELHAM BINJAI
AUTISME

ilmiah maka semakin terbuka informasi bagi masyarakat luas mengenai


pengetahuan-pengetahuan baik yang bersifat klinis maupun praktis dalam proses
penanganan masalah autisme di Indonesia

Bagaimanapun juga para ahli sependapat bahwa terapi harus dimulai sejak
awal dan harus diarahkan pada hambatan maupun keterlambatan yang secara
umum dimiliki oleh setiap anak autis, misalnya; komunikasi dan persoalan-
persolan perilaku. Treatment yang komprehensif umumnya meliputi; Terapi
Wicara (Speech Therapy), Okupasi Terapi (Occupational Therapy) dan Applied
Behavior Analisis (ABA) untuk mengubah serta memodifikasi perilaku.1

Berikut ni beberapa langkah yang digunakan dalam terapi pasien


dengan autisme 1:

Biological Treatment, meliputi tetapi tidak terbatas pada: diet,


pemberian vitamin dan pemberian obat-obatan untuk mengurangi
perilaku-perilaku tertentu (agresivitas, hiperaktif, melukai diri sendiri,
dsb.).
Speech – Language Therapy (Terapi Wicara), meliputi tetapi tidak
terbatas pada usaha penanganan gangguan asosiasi dan gangguan
proses auditory pendengaran.
Komunikasi, peningkatan kemampuan komunikasi, seperti PECS
(Picture Exchange Communication System), bahasa isyarat, strategi
visual menggunakan gambar dalam berkomunikasi dan pendukung-
pendukung komunikasi lainnya.
Pelayanan Autisme Intensif, meliputi kerja team dari berbagai disiplin
ilmu yang memberikan intervensi baik di rumah, sekolah maupun
lngkungan sosial lainnya.
Terapi yang bersifat Sensoris, meliputi tetapi tidak terbatas pada
Occupational Therapy (OT), Sensory Integration Therapy (SI) dan
Auditory Integration Training (AIT).

VANDET JAYA ATMAJAYA (0131044) Page 23


KKS ILMU PENYAKIT SARAF
RSUD.DR.R.M.DJOELHAM BINJAI
AUTISME

Dengan adanya berbagai jenis terapi yang dapat dipilih oleh orang tua,
maka sangat penting bagi mereka untuk memilih salah satu jenis terapi yang dapat
meningkatkan fungsionalitas anak dan mengurangi gangguan serta hambatan
autisme. Sangat disayangkan masih minim data ilmiah yang mampu mendukung
berbagai jenis terapi yang dapat dipilih orang tua di Indonesia saat ini. Fakta
menyebutkan bahwa sangat sulit membuat suatu penelitian mengenai autisme.
Sangat banyak variabel-variabel yang dimiliki anak, dari tingkat keparahan
gangguannya hingga lingkungan sekitarnya dan belum lagi etika yang ada
didalamnya untuk membuat suatu penelitian itu sungguh-sungguh terkontrol.
Sangat tidak mungkin mengontrol semua variabel yang ada sehingga data yang
dihasilkan dari penelitian-penelitian sebelumnya mungkin secara statistik tidak
akurat.1

Tidak ada satupun jenis terapi yang berhasil bagi semua anak. Terapi harus
disesuaikan dengan kebutuhan anak, berdasarkan pada potensinya, kekurangannya
dan tentu saja sesuai dengan minat anak sendiri. Terapi harus dilakukan secara
multidisiplin ilmu. Tenaga ahli yang menangani anak harus mampu mengarahkan
pilihan-pilihan terhadap berbagai jenis terapi yang ada saat ini. Tidak ada jaminan
apakah terapi yang dipilih oleh orang tua maupun keluarga sungguh-sungguh akan
berjalan efektif. Namun demikian, tentukan salah satu jenis terapi dan laksanakan
secara konsisten, bila tidak terlihat perubahan atau kemajuan yang nyata selama 3
bulan dapat melakukan perubahan terapi. Bimbingan dan arahan yang diberikan
harus dilaksanakan oleh orang tua secara konsisten. Bila terlihat kemajuan yang
signifikan selama 3 bulan maka bentuk intervensi lainnya dapat ditambahkan.
Tetap bersikap obyektif dan tanyakan kepada para ahli bila terjadi perubahan-
perubahan perilaku lainnya.1

2.7.Pencegahan
Tindakan pencegahan adalah yang paling utama dalam menghindari resiko
terjadinya gangguan atau gangguan pada organ tubuh kita. Berbeda dengan
kelainan autis, karena teori penyebab dan faktor resiko masih belum jelas maka
VANDET JAYA ATMAJAYA (0131044) Page 24
KKS ILMU PENYAKIT SARAF
RSUD.DR.R.M.DJOELHAM BINJAI
AUTISME

strategi pencegahan mungkin tidak bisa dilakukan secara optimal. Dalam kondisi
seperti ini upaya pencegahan tampaknya hanya bertujuan agar gangguan perilaku
yang terjadi tidak semakin parah bukan untuk mencegah terjadinya autis. Upaya
pencegahan tersebut berdasarkan teori penyebab ataupun penelitian faktor resiko
autis.

Pencegahan ini dapat dilakukan sedini mungkin sejak merencanakan


kehamilan, saat kehamilan, persalinan dan periode usia anak.

Pencegahan seajak kehamilan

Untuk mencegah gangguan perkembangan sejak kehamilan , kita


harus melihat dan mengamati penyebab dan faktor resiko terjadinya
gangguan perkembangan sejak dalam kehamilan. Untuk mengurangi atau
menghindari resiko yang bisa timbul dalam kehamilan tersebut dapat
melalui beberapa cara.

Adapun cara untuk mencegah terjadinya gangguan tumbuh


kembang sejak dalam kehamilan tersebut diantaranya adalah periksa dan
konsultasi ke dokter spesialis kebidanan dan kandungan lebih awal, kalau
perlu berkonsultasi sejak merencanakan kehamilan. Melakukan
pemeriksaan skrening secara lengkap terutama infeksi virus TORCH
(Toxoplasma, Rubela, Citomegalovirus, herpes atau hepatitis). Periksa dan
konsultasi ke dokter spesialis kebidanan dan kandungan secara rutin dan
berkala, dan selalu mengikuti nasehat dan petunjuk dokter dengan baik.

Bila terdapat peradarahan selama kehamilan segera periksa ke


dokter kandungan. Perdarahan selama kehamilan paling sering disebabkan
karena kelainan plasenta. Kondisi tersebut mengakibatkan gangguan
transportasi oksigen dan nutrisi ke bayi yang mengakibatkan gangguan
pada otak janin. Perdarahan pada awal kehamilan juga berhubungan
dengan kelahiran prematur dan bayi lahir berat rendah. Prematur dan berat
bayi lahir rendah juga merupakan resiko tinggi terjadinya autism dan
gangguan bahasa lainnya.

VANDET JAYA ATMAJAYA (0131044) Page 25


KKS ILMU PENYAKIT SARAF
RSUD.DR.R.M.DJOELHAM BINJAI
AUTISME

Berhati-hatilah minum obat selama kehamilan, bila perlu harus


konsultasi ke dokter terlebih dahulu. Obat-obatan yang diminum selama
kehamilan terutama trimester pertama. Peneliti di Swedia melaporkan
pemberian obat Thaliodomide pada awal kehamilan dapat mengganggu
pembentukan sistem susunan saraf pusat yang mengakibatkan autisme dan
gangguan perkembangan lainnya termasuk gangguan berbicara. Bila bayi
beresiko alergi sebaiknya ibu mulai menghindari paparan alergi berupa
asap rokok, debu atau makanan penyebab alergi sejak usia di atas 3 bulan.
Hindari paparan makanan atau bahan kimiawi atau toksik lainnya selama
kehamilan. Jaga higiene, sanitasi dan kebersihan diri dan lingkungan.
Konsumsilah makanan yang bergizi baik dan dalam jumlah yang cukup.
Sekaligus konsumsi vitamin dan mineral tertentu sesuai anjuran dokter
secara teratur.

Pencegahan sejak persalinan

Persalinan adalah periode yang paling menentukan dalam


kehidupan bayi selanjutnya. Beberapa komplikasi yang timbul selama
periode ini sangat menentukan kondisi bayi yang akan dilahirkan. Bila
terjadi gangguan dalam persalinan maka yang paling berbahaya adalah
hambatan aliran darah dan oksigen ke seluruh organ tubuh bayi termasuk
otak. Organ otak adalah organ yang paling sensitif dan peka terhadap
gangguan ini, kalau otak terganggu maka sangat mempengaruhi kualitas
hidup anak baik dalam perkembangan dan perilaku anak nantinya

Beberapa hal yang terjadi saat persalinan yang dapat meningkatkan


resiko terjadinya perkembangan dan perilaku pada anak, sehingga harus
diperhatikan beberapa hal penting. Melakukan konsultasi dengan dokter
spesialis kandungan dan kebidanan tentang rencana persalinan. Dapatkan
informasi secara jelas dan lengkap tentang resiko yang bisa terjadi selama
persalinan. Bila terdapat resiko dalam persalinan harus diantisipasi kalau
terjadi sesuatu

VANDET JAYA ATMAJAYA (0131044) Page 26


KKS ILMU PENYAKIT SARAF
RSUD.DR.R.M.DJOELHAM BINJAI
AUTISME

Bila terdapat faktor resiko persalinan seperti : pemotongan tali


pusat terlalu cepat, asfiksia pada bayi baru lahir (bayi tidak menangis atau
nilai APGAR SCORE rendah < 6 ), komplikasi selama persalinan,
persalinan lama, letak presentasi bayi saat lahir tidak normal, berat lahir
rendah ( < 2500 gram) maka sebaiknya dilakukan pemantauan
perkembangan secara cermat sejak usia dini.

Pencegahan sejak usia bayi

Setelah memasuki usia bayi terdapat beberapa faktor resiko yang


harus diwaspadai dan dilakukan upaya pencegahannya. Bila perlu
dilakukan terapi dan intervensi secara dini bila sudah mulai dicurigai
terdapat gejala atau tanda gangguan perkembangan. Adapun beberapa
tindakan pencegahan yang dapat dilakukanl

Bila terjadi gangguan neurologi atau saraf seperti trauma kepala,


kejang (bukan kejang demam sederhana) atau gangguan kelemahan otot
maka kita harus lebih cermat mendeteksi secara dini gangguan
perkembangan.

Pada bayi prematur, bayi dengan riwayat kuning tinggi


(hiperbilirubinemi), infeksi berat saat usia bayi (sepsis dll) atau pemberian
antibiotika tertentu saat bayi harus dilakukan monitoring tumbuh
kembangnya secara rutin dan cermat terutama gangguan perkembangan
dan perilaku pada anak.

Bila didapatkan penyimpangan gangguan perkembangan


khususnya yang mengarah pada gangguan perkembangan dan perilaku
maka sebaiknya dilakukan konsultasi sejak dini kepada ahlinya untuk
menegakkan diagnosis dan intervensi sejak dini.

Bila terdapat faktor resiko tersebut pada periode kehamilan atau


persalinan maka kita harus lebih waspada. Menurut beberapa penelitian
resiko tersebut akan semakin besar kemungkinan terjadi autisme.

VANDET JAYA ATMAJAYA (0131044) Page 27


KKS ILMU PENYAKIT SARAF
RSUD.DR.R.M.DJOELHAM BINJAI
AUTISME

Selanjutnya kita harus mengamati secara cermat tanda dan gejala autisme
sejak usia 0 bulan. Bila didapatkan gejala autisme pada usia dini, kalau
perlu dilakukan intervensi sejak dini dalam hal pencegahan dan
pengobatan.4

2.8.Prognosis

Bila gejala autisme dapat dideteksi sejak dini dan kemudian dilakukan
penanganan yang tepat dan intensif, kita dapat membantu anak autis untuk
berkembang secara optimal. Penderita autis sebagian dapat sembuh dengan
beberapa kondisi, yaitu: ditangani & terapi sejak dini; masih dalam spektrum
ringan; mengeluarkan racun atau logam berat dalam tubuh penderita (detoxinasi).

BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan

1. Anak autis tidak gila & tidak kerasukan setan jadi penanganan harus
dilakukan secara medis & teratur.
2. Perlu pemahaman & pengetahuan tentang autis & ditunjang oleh
kesabaran & rasa kasih sayang dalam keluarga penderita.

VANDET JAYA ATMAJAYA (0131044) Page 28


KKS ILMU PENYAKIT SARAF
RSUD.DR.R.M.DJOELHAM BINJAI
AUTISME

3. Dewasa ini penelitian yg berkesinambungan telah mencapai


perkembangan yg luar biasa. Semakin besar harapan sembuh bagi
penderita.
4. Terapi harus dilakukan terus menerus tidak terputus walau pun tingkat
perkembangan perbaikan kondisi penderita dirasa tidak ada.
5. Diet harus terus dilakukan secara ketat, terus-menerus & sangat disiplin.
Perbaikan kondisi penderita karena diet berlangsung sangat lambat, tetapi
pelanggaran diet dapat menghancurkan semuanya dalam waktu yg sangat
cepat.

DAFTAR PUSTAKA

1. http://id.wikipedia.org/wiki/Autisme

2. http://dewo.wordpress.com/2006/01/17/anak-autis/

3. http://obatpropolis.com/tag/ciri-ciri-autisme

4. http://puterakembara.org/archives10/00000056.shtml

5. http://www.autis.info/index.php/tentang-autisme/apa-itu-autisme
VANDET JAYA ATMAJAYA (0131044) Page 29
KKS ILMU PENYAKIT SARAF
RSUD.DR.R.M.DJOELHAM BINJAI
AUTISME

6. http://www.infoibu.com/mod.php?

mod=publisher&op=viewarticle&artid=67

7. http://www.resep.web.id/kesehatan/gangguan-autis-pada-anak.htm

VANDET JAYA ATMAJAYA (0131044) Page 30


KKS ILMU PENYAKIT SARAF
RSUD.DR.R.M.DJOELHAM BINJAI

Anda mungkin juga menyukai