KELOMPOK 6
Aminatul Hanifah A. 02.01.22.574
Fitry Wahyuni 02.01.22.588
Leon Bagus A. W. 02.01.22.598
Niken Aulia F 02.01.22.615
Wendi Prastio 02.01.22.637
Widia Eka Putri L 02.01.22.638
PROGRAM STUDI
PENYULUHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN
JURUSAN PERTANIAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN BOGOR
2023
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.......................................................................................................................2
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................................3
DAFTAR TABEL...............................................................................................................3
IDENTITAS PERUSAHAAN...........................................................................................4
Profil Perusahaan...........................................................................................................4
Visi dan Misi Perusahaan..............................................................................................5
Tujuan.............................................................................................................................5
Manfaat...........................................................................................................................6
Sejarah Perusahaan.......................................................................................................6
Bentuk Usaha..................................................................................................................7
Struktur Organisasi.......................................................................................................7
Alamat.............................................................................................................................7
Bidang Usaha..................................................................................................................8
GAMBARAN USAHA.......................................................................................................9
ANALISIS BISNIS...........................................................................................................10
Aspek Pasar..................................................................................................................10
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
IDENTITAS PERUSAHAAN
Data Perusahaan
Jenis Usaha : Pembibitan Alpukat
Profil Perusahaan
Visi
Menjadi penyedia bibit alpukat yang berkualitas tinggi yang termuka di Wilayah
Bogor dan memberikan kontribusi positif bagi Masyarakat dan lingkungan sekitar.
Misi
Misi dari Vocado Farm yaitu:
1. Menghasilkan bibit alpukat yang berkualitas tinggi dengan menggunakan
teknik sambung .
2. Menyediakan bibit yang segar, unggul, dan berkualitas tinggi untuk
konsumen.
3. Meningkatkan efisiensi dan produktivitas usaha pertanian melalui inovasi
dan penelitian terus-menerus.
4. Membangun kemitraan yang berkelanjutan dengan pemasok, distributor,
dan mitra bisnis lainnya.
5. Memberdayakan masyarakat sekitar melalui program pelatihan dan
pendampingan dalam bidang pertanian dan kewirausahaan.
Tujuan
Manfaat
Sejarah Perusahaan
Bentuk Usaha
Struktur Organisasi
Alamat
Bidang Usaha
Latar Belakang
Kecamatan Bogor Barat, dengan kekayaan sumber daya alam dan kondisi
iklim yang mendukung pertumbuhan tanaman alpukat, memiliki potensi yang luar
biasa dalam menjadi pusat produksi bibit alpukat yang berkualitas. Alpukat telah
menjadi salah satu buah yang sangat diminati di pasar lokal, regional, dan
nasional karena kaya akan nutrisi, lezat, dan manfaat kesehatan yang ditawarkan.
Selain itu, alpukat juga digunakan dalam berbagai industri makanan dan
minuman, menjadikannya komoditas yang strategis di pasar agroinput. Meskipun
potensi besar tersebut, pengembangan budidaya alpukat di Kecamatan Bogor
Barat menghadapi beberapa tantangan. Beberapa di antaranya termasuk
keterbatasan pengetahuan dan akses petani terhadap bibit alpukat berkualitas,
kurangnya infrastruktur dan fasilitas penangkaran bibit yang memadai, serta
permasalahan dalam distribusi dan pemasaran bibit alpukat. Dalam rangka
mengatasi tantangan ini dan mengoptimalkan pemanfaatan potensi alpukat di
wilayah ini, perlu adanya perencanaan pemasaran yang matang. Pada saat yang
sama, industri agroinput secara keseluruhan memegang peran penting dalam
mendukung ketahanan pangan dan pertumbuhan ekonomi. Dalam konteks ini,
perencanaan pemasaran bibit alpukat yang efektif akan menjadi kunci untuk
mengintegrasikan pasar lokal agroinput dengan budidaya alpukat yang
berkelanjutan.
Tujuan
1. Menganalisis aspek pasar pada usaha agribisnis pembibitan alpukat Vocado
Farm.
2. Menganalisis aspek yuridis, teknis, organisasi dan manajemen dalam agribisnis
pembibitan alpukat Vocado Farm.
3. Menghitung analisis usaha pembibitan alpukat.
Manfaat
1. Dapat menganalisis aspek pasar dalam usaha agribisnis pembibitan alpukat.
2. Mampu menganalisis aspek yuridis, teknis, organisasi dan manajemen dalam
agribisnis pembibitan alpukat Vocado Farm.
3. Mampu menganalisis perhitungan modal dalam usaha agribisnis pembibitan
alpukat.
ANALISIS BISNIS
Analisis SWOT
Aspek Pasar
Perkembangan Pasar
Kegiatan pemasaran merupakan kegiatan yang sangat penting dalam suatu
budidaya, karena untuk mendapatkan keuntungan harus memperhatikan dan
merencanakan pemasaran terlebih dahulu. Untuk pemasaran pembibitan alpukat
sekarang sedang meningkat karena meningkatnya minat masyarakat terhadap bibit
alpukat.
Peningkatan minat masyarakat terhadap bibit alpukat ini terjadi karena
buah alpukat merupakan buah superfood yang memiliki nutrisi yang padat, sehat,
dan aman dikonsumsi berbagai kalangan masyarakat. Saat ini masih banyak buah
alpukat yang belum memenuhi kualitas standar yang baik. Kita sering mendengar
pelanggan mengeluh bahwa buahnya tidak matang, busuk, atau memiliki rasa
daging buah yang hambar. Ada beberapa penyebab kualitas rendah alpukat yang
dijual di pasaran termasuk pohon alpukat lokal yang belum diseleksi dengan baik,
sehingga kualitasnya tidak terjamin. Selain itu, karena faktor-faktor yang
berkaitan dengan perawatan pasca panen yang tidak sesuai standar, seperti petik
muda, atau serangan hama dan penyakit.
Kondisi ini memberikan peluang bagi Vocado Farm untuk mengisi pasar
dengan bibit buah alpukat berkualitas tinggi. Buah alpukat yang seragam dan
berkualitas tinggi hanya dapat diperoleh dari bibit yang berasal dari pohon induk
yang telah dipilih dan diuji untuk menghasilkan buah yang berkualitas dan disukai
pelanggan. Dalam menghasilkan bibit buah alpukat yang berkualitas, Vocado
Farm akan melakukan Teknik grafting pucuk pada bibit alpukat yang akan
dipasarkan sehingga bibit alpukat akan memiliki kualitas yang baik.
Pangsa Pasar
Sasaran utama untuk pemasaran bibit buah alpukat adalah petani milenial
yang berada di Indonesia.
Strategi Pemasaran
Untuk meningkatkan kepuasaan konsumen Vocado Farm dapat dilakukan
analisis strategi pemasaran termasuk segmentasi pasar, target pasar, dan posisi
produk.
Segmentasi Pasar
Pemasaran yang akan dicapai dalam agribisnis “Vocado Farm” ini meliputi
beberapa segmentasi pasar yaitu:
c. Segmentasi Psikografis
Alpukat merupakan superfood yang kaya akan nutrisi, sehat dan
dapat dikonsumsi oleh semua orang dari berbagai kelompok usia.
Masyarakat yang memprioritaskan kesehatannya dan tertarik untuk mencoba
menanam makanan dia sendiri akan mencoba menanam alpukat yang ia
konsumsi agar ia dapat mengkonsumsinya secara berkelanjutan.
d. Segmentasi Perilaku
Petani di beberapa wilayah di Kota Bogor sudah berhasil dan sukses
membudidayakan alpukat. Hal ini membuat petani lainnya tertarik untuk
mencoba budidaya alpukat, dengan meningkatnya minat petani terhadap
budidaya alpukat maka prospek penjualan bibit buah alpukat ikut meningkat.
Posisi Produk
Perusahaan Vocado Farm menjual bibit pohon alpukat yang memiliki premium
berkualitas tinggi yang akan memuaskan konsumen. Selain itu, lokasi pembibitan
alpukat dapat dijadikan sebagai wadah pembelajaran bagi orang-orang yang ingin
mengetahui pembibitan alpukat.
Taktik Pemasaran
1. Product
Memastikan bahwa bibit alpukat yang akan dijual berkualitas dan bebas
terhadapt hama.
Menggunakan jenis benih dan varietas bibit alpukat yang bersertifikat
supaya terjamin kualitasnya
Memastikan bibit alpukat dikemas dengan hati-hati untuk melindunginya
selama pendistribusian.
2. Price
Menentukan harga yang kompetitif dengan mempertimbangkan biaya
produksi, biaya distribusi, dan keuntungan yang diinginkan.
Menetapkan harga juga harus dengan mempertimbangkan faktor-faktor
seperti ukuran bibit, varietas dan umur bibit.
3. Place
Memilih lokasi yang strategis untuk pembibitan alpukat ini, misalnya di
dekat pasar atau di dekat kebun,
Memilih lokasi dengan mempertimbangkan aspek penjulan misalnya
untuk menjual secara online atau bermitra dengan pengecer local maka
memilih lokasi yang berdekatan.
4. Promotion
Menggunakan strategi pemasaran seperti iklan online (jejaring sosial, situs
web, dan iklan berbayar), materi promosi, dan pameran pertanian.
Menawarkan diskon atau promosi khusus kepada yang membeli dalam
jumlah besar dan pelanggan tetap.
5. People
Memastikan pegawai terlatih dengan baik dari segi mengetahui varietas
alpukat, ahli dalam teknik perawatan, dan pemecahan masalah umum pada
pohon alpukat.
Menjaga pelayanan pelanggan yang berkualitas dan responsif.
6. Process
Memastikan penanaman, perawatan dan distribusi bibit alpukat efisien dan
terdokumentasi dengan baik.
Membuat instruksi atau prosedur operasional standar (SOP) untuk
memastikan bahwa mulai dari pekerja nya hingga produknya itu
berkualitas.
7. Physical Evidence
Memastikan area penjualan atau kantor bersih dan rapi.
Memberikan bukti fisik mutu benih alpukat, misalnya dengan memajang
benih yang sehat sehingga dapat dilihat oleh pelanggan
Aspek Teknis
Aspek Finansial
1. Biaya Penyusutan
Biaya penyusutan adalah biaya setiap aset tetap yang dimiliki oleh
organisasi atau perorangan dalam bisnis atau suatu usaha yang mempunyai
manfaat dan nilai kegunaan. Seiiring berjalannya waktu aset-aset tersebut
mengalami penyusutan atau penurunan nilai dalam kurun waktu tertentu.
B. Input variabel
Input variabel (Variable Input) adalah input yang dapat diubah jumlahnya
dalam jangka waktu pendek maupun jangka panjang atau yang merupakan faktor-
faktor produksi yang kuantitasnya berpengaruh secara langsung terhadap jumlah
ouput. Input-Input variabel merupakan faktor produksi yang jumlah
penggunaannya tergantung pada tingkat produksinya. Makin besar tingkat
produksi, maka makin banyak juga faktor produksi variabel yang digunakan dan
begitupun sebaliknya. Input variabel dapat berpengaruh terhadap hasil produksi
suatu barang atau jasa.
1. Biaya Produksi
No Faktor Produksi Volume Satuan Harga Satuan Biaya Total
1. Benih Alpukat 4.000 Buah Rp. 500 Rp. 2.000.000
(Batang Bawah/
Understamp)
2. Batang Atas/Pucuk 4.000 Buah Rp. 300 Rp. 1.200.000
(entres)
3. Pupuk Kandang 250 Kg Rp. 5.000 Rp. 1.250.000
4. Polybag 35x35 4.000 Pcs Rp. 100 Rp. 400.000
5. Pupuk Urea 25 Kg Rp. 10.000 Rp. 250.000
6. Pupuk NPK 50 Kg Rp. 20.000 Rp. 1000.000
7. Sekam 250 Kg Rp. 3000 Rp. 750.000
8. Curacron 3 500 Rp.40.000 Rp. 120.000
ml/btl
9. Decis 2 500 Rp. 170.000 Rp. 340.000
ml/btl
10. Antracol 1 Kg Rp. 55.000 Rp. 55.000
11. Plastik Sungkup 4.000 Pcs Rp. 100 Rp. 400.000
12. Plastik Ikat 4.000 Pcs Rp. 20 Rp. 80.000
13. Plastik Wrap 100 Roll Rp. 5000 Rp. 500.000
14. Label 4.000 Pcs Rp. 50 Rp. 200.000
Jumlah Total Rp. 7.295.000
2. Biaya Tenaga Kerja
Faktor Harga
No Volume Satuan Hari Biaya Total
Produksi Satuan
1. Penanaman 5 Orang Rp. 50.000 3 Rp. 750.000
2. Penyambungan 5 Orang Rp. 50.000 5 Rp. 1.250.00
3. Perawatan 2 Orang Rp. 50.000 12 Rp. 1.200.000
4. Supir 1 Orang Rp. 150.000 2 Rp. 300.000
Jumlah Total Rp. 3.500.000
3. Biaya Pemasaran
Harga
No Faktor Produksi Volume Satuan Biaya Total
Satuan
1. Ongkos Kirim 2 kali kirim 2 hari Rp. 200.000 Rp. 400.000
2. Bahan Bakar 2 Hari Rp. 350.000 Rp. 700.000
3. Biaya tak terdunga - - Rp. 250.000 Rp. 250.000
Jumlah Total Rp. 1.350.000
Biaya variabel = Biaya produksi + Tenaga kerja + Pemasaran
= Rp. 10.795.000
Sehingga total biaya untuk biaya variabel yang harus dikeluarkan dalam skala
satu kali musim tanam (6 bulan) adalah Rp.10.795.000,-
= Rp. 25.520.000
Dari hasil perhitungan didapatkan total biaya operasional (Input Total)
yang harus dikeluarkan dalam skala satu kali musim tanam (bulan)
Rp.25.520.000
2. Hasil penjualan (Output)
Dalam satu kali musim tanam menghasilkan 3.000 pcs (1 pcs isi 200
gram) produk dengan harga jual Rp. 20.000/Polybag
3. Penerimaan (Revenue)
Penerimaan = Hasil (Produksi) x Harga Jual
= 3.500 polybag x Rp. 20.000/polybag
= 3.500 x 20.000
= Rp. 70.000.000
Jadi dalam kegiatan usaha pembibitan tanaman alpukat (Persea americana)
skala satu kali musim tanam (6 bulan) dengan luas lahan 500 m2 dan pertumbuhan
normal 95% akan mendapatkan hasil 3.500 polybag dengan harga jual Rp.
20.000,-/polybag, sehingga pada usaha ini akan mendapatkan penerimaan
(revenue) sebesar Rp. 70.000.000,-/ musim tanam (6 bulan).
4. Keuntungan/pendapatan
Keuntungan = Penerimaan – Input Total
= Rp. 70.000.000 - Rp.25.520.000
= Rp. 44.480.000
Dalam kegiatan usaha usaha pembibitan tanaman alpukat (Persea
americana) skala satu kali musim tanam (6 bulan) akan mendapatkan untung atau
pendapatan sebesar Rp. 44.480.000/musim tanam (6 bulan).
B. R/C RATIO
Menurut Soekartawi (2001), R/C Ratio merupakan perbandingan antara
penerimaan dengan biaya. Kelayakan suatu usaha yang dilakukan dapat dilihat
dari nilai R/C Ratio dari usaha tersebut semakin besar R/C Ratio, semakin besar
pula keuntungan yang diperoleh dari usaha tersebut.
Indikator yang dapat memperlihatkan besar keuntungan dan kelayakkan
sebuah usaha budidaya menguntungkan atau tidak dan layak dikembangkan atau
tidak adalah sebagai berikut:
Jika R/C Ratio >1, maka usaha yang dijalankan menguntungkan dan layak
untuk dikembangkan.
Jika R/C Ratio <1, maka usaha yang dijalankan mengalami kerugian atau
tidak layak untuk dikembangkan.
Jika R/C Ratio = 1, maka usaha berada pada titik impas (Break Event
Point).
Diketahui :
Jika B/C ratio > 0, maka keuntungan dari usaha budidaya lebih besar dari
pada pengeluaran sehingga proyek tersebut dapat diterima atau layak
untuk dilanjutkan.
Jika B/C ratio < 0, maka keuntungan dari usaha budidaya lebih kecil dari
pengeluarannya sehingga budidaya tidak layak untuk dikembangkan dan
perlu ditinjau ulang.
Jika B/C ratio = 0, maka keuntungan dan pengeluarannya dikatakan impas
atau seimbang.
Diketahui :
Rp . 25.520 .000
= = 1.276
Rp . 20.000
= 1.276 polybag
BEP atau titik impas dalam unit merupakan jumlah minimal yang harus
diproduksi dan di jual oleh perusahaan agar tidak mengalami kerugian maupun
keuntungan. Titik impas dalam unit untuk usaha budidaya pembibitan tanaman
alpukat (Persea americana) di Vocado Farm yaitu 1.276 polybag, artinya Vocado
Farm harus menghasilkan bibit tanaman alpukat (Persea americana) lebih dari (>)
1.276 Polybag per satu kali musim tanam (6 bulan) agar perusahaan Vocado Farm
mendapatkan keuntungan.
2) BEP Harga Jual (Dalam Rupiah)
Input Total
BEP (Rp) ¿
Jumlah Produksi
¿
= Rp .25.520 .000 ,− 3.500 ¿ = Rp. 7.546
=Rp.7.291
BEP atau titik impas dalam rupiah per unit atau harga jual yang dimaksud
yaitu BEP harga produksi. Titik tersebut menunjukkan harga produk yang harus
ditetapkan oleh perusahaan agar berada pada posisi impas yaitu tidak mengalami
kerugian dan keuntungan. Dari hasil perhitungan titik impas harga jual produk
dalam rupiah bibit alpukat di Vocado Farm yaitu sebesar Rp.7.291, artinya,
Vocado Farm harus menjual atau menetapkan harga jual bibit alpukat per per
polybag sebesar Rp.7.291 agar berada pada posisi impas.
Daftar pustaka
Adreina, S., Yoesdiarti, A., & Arsyad, A. (2022). STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS
PEMBIBITAN ALPUKAT (Persea americana) DI KELURAHAN SUKAHATI
KECAMATAN CIBINONG KABUPATEN BOGOR. Jurnal Agribisains, 8(2), 42-53.