Anda di halaman 1dari 29

PERENCANAAN PEMASARAN BIBIT ALPUKAT DI

KECAMATAN BOGOR BARAT: MENYIASATI PASAR


LOKAL AGROINPUT DENGAN STRATEGI PEMASARAN
YANG EFEKTIF

KELOMPOK 6
Aminatul Hanifah A. 02.01.22.574
Fitry Wahyuni 02.01.22.588
Leon Bagus A. W. 02.01.22.598
Niken Aulia F 02.01.22.615
Wendi Prastio 02.01.22.637
Widia Eka Putri L 02.01.22.638

PROGRAM STUDI
PENYULUHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN
JURUSAN PERTANIAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN BOGOR
2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.......................................................................................................................2
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................................3
DAFTAR TABEL...............................................................................................................3
IDENTITAS PERUSAHAAN...........................................................................................4
Profil Perusahaan...........................................................................................................4
Visi dan Misi Perusahaan..............................................................................................5
Tujuan.............................................................................................................................5
Manfaat...........................................................................................................................6
Sejarah Perusahaan.......................................................................................................6
Bentuk Usaha..................................................................................................................7
Struktur Organisasi.......................................................................................................7
Alamat.............................................................................................................................7
Bidang Usaha..................................................................................................................8
GAMBARAN USAHA.......................................................................................................9
ANALISIS BISNIS...........................................................................................................10
Aspek Pasar..................................................................................................................10
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Logo Vocado Farm.............................................................................................6

DAFTAR TABEL
IDENTITAS PERUSAHAAN

Data Perusahaan
Jenis Usaha : Pembibitan Alpukat

Nama Perusahaan : Vocado Farm


Desa/Kelurahan : Pasir Kuda
Kecamatan : Bogor Barat
Kabupaten : Bogor
No Telepon : 085609363543
Alamat E-mail :vocadofarm@gmail.com
Data Pemilik
Nama : Niken Aulia Fransiska
Jabatan : Owner
TTL : Bengkulu, 23 Februari 2023
Alamat : Jl Raya Padang Kemling, Kel. Pekan Sabtu,
Kec.Selebar, Kota Bengkulu, Provinsi
Bengkulu.
No Telepon : 085609363543
Pend. Terakhir : D4
Peng. Kerja :-

Profil Perusahaan

Vocado Farm merupakan perusahaan pertanian yang berfokus pada


budidaya pembibitan alpukat secara teknik sambung. Kami berkomitmen untuk
menyediakan produk bibit berkualitas tinggi, unggul, dan subur bagi konsumen
kami. Dengan menerapkan teknologi bibit sambung, kami dapat menghasilkan
bibit yang beraneka ragam, sehingga produk kami banyak peminat karena kualitas
bibit yang beragam jenis.
Visi dan Misi Perusahaan

Visi

Visi dari Vocado Farm yaitu :

Menjadi penyedia bibit alpukat yang berkualitas tinggi yang termuka di Wilayah
Bogor dan memberikan kontribusi positif bagi Masyarakat dan lingkungan sekitar.

Misi
Misi dari Vocado Farm yaitu:
1. Menghasilkan bibit alpukat yang berkualitas tinggi dengan menggunakan
teknik sambung .
2. Menyediakan bibit yang segar, unggul, dan berkualitas tinggi untuk
konsumen.
3. Meningkatkan efisiensi dan produktivitas usaha pertanian melalui inovasi
dan penelitian terus-menerus.
4. Membangun kemitraan yang berkelanjutan dengan pemasok, distributor,
dan mitra bisnis lainnya.
5. Memberdayakan masyarakat sekitar melalui program pelatihan dan
pendampingan dalam bidang pertanian dan kewirausahaan.

Tujuan

1. Menghasilkan bibit alpukat yang berkualitas tinggi dengan teknik


sambung.
2. Menjadi penyedia bibit alpukat terkemuka di wilayah Bogor dengan
produk berkualitas dan pelayanan unggul.
3. Memastikan kepuasan pelanggan melalui pelayanan yang ramah dan
kualitas produk yang konsisten.
4. Berinovasi dan melakukan penelitian terus-menerus untuk meningkatkan
efisiensi produksi dan kualitas tanaman.
5. Membangun kemitraan yang berkelanjutan dengan pemasok, distributor,
dan mitra bisnis lainnya.
6. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar melalui program pelatihan
dan pendampingan di bidang pertanian dan kewirausahaan.
7. Mematuhi semua regulasi dan peraturan terkait pertanian, lingkungan,
dan keamanan tanaman.

Manfaat

1. Produk bibit alpukat yang berkualitas tinggi, segar, dan sehat.


2. Ketersediaan bibit alpukat sepanjang tahun tanpa terpengaruh oleh musim.
3. Kontribusi pada pertanian berkelanjutan dan pelestarian lingkungan.
4. Pengembangan teknologi pertanian melalui inovasi dan penelitian.
5. Meningkatkan keterampilan dan kesejahteraan ekonomi masyarakat
sekitar.
6. Kontribusi positif pada lingkungan dan keanekaragaman hayati.
7. Membangun kemitraan yang berkelanjutan dengan pemasok dan mitra
bisnis.
8. Meningkatkan buah alpukat untuk kedepannya.
9. Menjadi contoh pertanian modern yang efisien dan ramah lingkungan.

Sejarah Perusahaan

Gambar 1. Logo Vocado Farm

Vocado Farm merupakan suatu perusahaan yang bergerak di bidang


agribisnis, Vocado Farm awal mula di dirikan karena terinspirasi dari kegiatan
praktikum pembibitan alpukat dengan teknik sambung yang dilaksanakan di
kampus Polbangtan yang terletak di Desa Pasir Kuda Kecamatan Bogor Barat.
Hasil ilmu yang didapat dari lapangan yang mendorong owner untuk mendirikan
sebuah perusahaan agribisnis dengan komoditas utama pembibitan alpukat dengan
teknik sambung dan dinamakan Vocado Farm.

Bentuk Usaha

Vocado Farm merupakan perusahaan usaha perseorangan, dan sedang


menuju legalisasi agar memiliki badan hukum berupa perusahaan perseorangan,
mengingat usaha ini merupakan usaha yang tidak menggunakan modal yang
terlalu besar, dan pendapatan yang dihasilkan juga belum terlalu banyak. Bentuk
perusahaan perseorangan ini sendiri dipimpin oleh Pemilik perusahaan (owner)
yang memiliki tanggung jawab yang tidak terbatas atas hutang-hutang Perusahaan
dan berkuasa penuh atas pengelolaan dan pengendalian Perusahaan.

Struktur Organisasi

Vocado Farm juga memiliki struktur organisasi yang bertujuan untuk


memperjelas suatu fungsi bagian dalam sebuah perusahaan, sehingga setiap
pekerjaan akan diatur oleh bagian masing-masing. Adapun struktur organisasi di
Vocado Farm adalah sebagai berikut:

a. Pimpinan Utama / Owner : Niken Aulia Fransiska


b. Sekertaris : Fitri Wahyuni
c. Bendahara : Widia Eka Putri Lestari
d. Penanggung Jawab Adm. Kantor : Aminatul Hanifah Assaudah
e. Penanggung Jawab Adm Lapangan : Leon Bagus Adi Wacandra &
Ahmad Rofi’i
f. Mandor Lapangan : Wendy Prastio

Alamat

Perusahaan ini akan di dirikan di Desa Pasir Kuda, Kecamatan Bogor


Barat, Kabupaten Bogor. Karena syarat tumbuh bibit alpukat juga cocok di
dirikan di wilayah ini dan menurut owner, ke depan warga Bogor dan sekitarnya
bisa berwisata dan berbelanja bibit alpukat di kawasan tersebut. Dia
menambahkan, lahan yang disediakan di Pasir Kuda itu sudah difokuskan oleh
penduduk setempat untuk membudidayakan bibit alpukat secara khusus.

Bidang Usaha

Vocado Farm akan bergerak di bidang agribisnis Pembibitan alpukat


teknik sambung pucuk (grifting), yang mana usaha ini bergerak dari hulu-hilir
(budidaya-pemasaran). Selain itu, Vocado Farm juga akan dijadikan sebagai pusat
pembelajaran bagi masyarakat sekitar yang ingin belajar tentang pertanian modern
dan berkelanjutan, sehingga bisa sama-sama merintis budidaya bibit alpukat
ataupun pengolahan budidaya bibit alpukat tersebut sehingga dapat mempunyai
produk dari hasil budidaya bibit sambung.
GAMBARAN USAHA

Latar Belakang

Kecamatan Bogor Barat, dengan kekayaan sumber daya alam dan kondisi
iklim yang mendukung pertumbuhan tanaman alpukat, memiliki potensi yang luar
biasa dalam menjadi pusat produksi bibit alpukat yang berkualitas. Alpukat telah
menjadi salah satu buah yang sangat diminati di pasar lokal, regional, dan
nasional karena kaya akan nutrisi, lezat, dan manfaat kesehatan yang ditawarkan.
Selain itu, alpukat juga digunakan dalam berbagai industri makanan dan
minuman, menjadikannya komoditas yang strategis di pasar agroinput. Meskipun
potensi besar tersebut, pengembangan budidaya alpukat di Kecamatan Bogor
Barat menghadapi beberapa tantangan. Beberapa di antaranya termasuk
keterbatasan pengetahuan dan akses petani terhadap bibit alpukat berkualitas,
kurangnya infrastruktur dan fasilitas penangkaran bibit yang memadai, serta
permasalahan dalam distribusi dan pemasaran bibit alpukat. Dalam rangka
mengatasi tantangan ini dan mengoptimalkan pemanfaatan potensi alpukat di
wilayah ini, perlu adanya perencanaan pemasaran yang matang. Pada saat yang
sama, industri agroinput secara keseluruhan memegang peran penting dalam
mendukung ketahanan pangan dan pertumbuhan ekonomi. Dalam konteks ini,
perencanaan pemasaran bibit alpukat yang efektif akan menjadi kunci untuk
mengintegrasikan pasar lokal agroinput dengan budidaya alpukat yang
berkelanjutan.

Dengan kondisi lingkungan yang mendukung, Kecamatan Bogor Barat


memiliki potensi untuk menjadi produsen utama bibit alpukat di tingkat nasional.
Hal ini akan membawa manfaat signifikan bagi ekonomi lokal, pendapatan petani,
pelestarian lingkungan, serta pemenuhan kebutuhan pasar yang terus berkembang.
Oleh karena itu, perencanaan pemasaran yang efektif adalah langkah awal yang
penting dalam menjadikan Kecamatan Bogor Barat sebagai pusat unggulan dalam
produksi dan distribusi bibit alpukat.
Vocado Farm merupakan suatu perusahaan yang bergerak dibidang
pertanian khususnya dalam bidang pembibitan tanaman buah alpukat. Perusahaan
ini dirintis oleh mahasiswa Politeknik Pembangunan Pertanian Bogor. Perusahaan
ini didirikan karena di Kecamatan Bogor Barat karena memiliki potensi yang baik
untuk memulai usaha pembibitan alpukat, karena memiliki iklim yang cocok,
ketersediaan lahan dan permintaan pasar yang tinggi. Perusahaan ini mulai dari
proses budidaya dan akan bekerja sama dengan kelompok tani yang ada di
Kecamatan Bogor Barat.

Vocado Farm merupakan tempat pembibitan alpukat yang mengembangkan


dan mempertahankan varietas alpukat yang unggul untuk menghasilkan buah
yang lebih besar, lebih manis, atau lebih tahan terhadap hama dan penyakit.
Vocado Fram memproduksi bibit alpukat berkualitas tinggi yang dapat digunakan
oleh petani dan individu yang tertarik untuk menanam alpukat. Bibit yang
budidayakan di Vocado Fram ini diharapkan memiliki sifat-sifat yang diinginkan
dan memiliki daya tumbuh yang kuat untuk meningkatkan produksi dan kualitas
buah alpukat, serta untuk mendukung pertumbuhan industri pertanian alpukat
secara keseluruhan. Selain itu, Vocado Farm juga dapat berperan dalam
melestarikan keanekaragaman genetik dan mendorong praktik pertanian yang
berkelanjutan.

Vocado Fram juga mengelola program sertifikasi yang menjamin kualitas


bibit alpukat untuk memberikan keyakinan kepada petani bahwa bibit yang
mereka beli di Vocado Fram memenuhi standar bibit yang berkualitas tinggi dan
unggul.

Tujuan
1. Menganalisis aspek pasar pada usaha agribisnis pembibitan alpukat Vocado
Farm.
2. Menganalisis aspek yuridis, teknis, organisasi dan manajemen dalam agribisnis
pembibitan alpukat Vocado Farm.
3. Menghitung analisis usaha pembibitan alpukat.

Manfaat
1. Dapat menganalisis aspek pasar dalam usaha agribisnis pembibitan alpukat.
2. Mampu menganalisis aspek yuridis, teknis, organisasi dan manajemen dalam
agribisnis pembibitan alpukat Vocado Farm.
3. Mampu menganalisis perhitungan modal dalam usaha agribisnis pembibitan
alpukat.
ANALISIS BISNIS

Analisis SWOT

SWOT merupakan akronim yang menggambarkan Kekuatan (Strengths),


Kelemahan (Weaknesses), Peluang (Opportunities), dan Ancaman (Threats). Analisis
SWOT bertujuan untuk menilai faktor-faktor internal dan eksternal yang berdampak
pada bisnis atau proyek tertentu

Untuk itu dipaparkan penjelasan mengenai penerapan analisis SWOT dalam


perencanaan pemasaran bibit alpukat di Kecamatan Bogor Barat

1. Analisis Kekuatan (Strengths)

Di sini menjelaskan bahwa dalam perencanaan pemasaran membutuhkan


kekuatan-kekuatan yang mencakup faktor-faktor positif yang berperan penting
dalam meningkatkan kesuksesan bisnis yang terkait dengan rencana
pemasaran bibit alpukat di Kecamatan Bogor Barat:

a. Kualitas Bibit Alpukat yang Unggul dan Bebas Penyakit

Merupakan salah satu kekuatan utama dalam menjalankan


bisnis ini adalah bibit alpukat yang memiliki kualitas unggul dan bebas
penyakit. Bibit yang sehat dan bermutu tinggi akan meningkatkan
kelangsungan hidup bibit alpukat setelah ditanam oleh pelanggan. Ini
pada gilirannya akan berdampak positif terhadap hasil panen dengan
menghasilkan buah alpukat yang berkualitas tinggi. Lebih lanjut,
kualitas bibit yang baik ini akan membentuk reputasi positif bagi bisnis
Anda di pasaran.

b. Harga Bibit Alpukat yang Bersaing dan Terjangkau

Ditandai dengan menawarkan bibit alpukat dengan harga yang


kompetitif dan terjangkau merupakan kekuatan lain yang signifikan.
Harga yang bersaing akan menarik minat pelanggan yang mencari nilai
terbaik untuk uang mereka. Ini dapat membantu Anda untuk
memperluas pangsa pasar dan mempertahankan pelanggan dalam
jangka panjang.

c. Lokasi Bisnis yang Strategis dan Mudah Dijangkau oleh


Pelanggan

Keberadaan lokasi bisnis yang strategis dan mudah diakses


oleh pelanggan adalah kekuatan yang memastikan aksesibilitas yang
baik. Pelanggan dapat dengan mudah mengunjungi tempat Anda untuk
membeli bibit alpukat, yang akan meningkatkan kemudahan
bertransaksi. Selain itu, lokasi strategis juga mendukung distribusi
bibit alpukat ke wilayah sekitar.

d. Ketersediaan Sumber Daya Manusia yang Terampil dan


Berpengalaman

Prakarsa staf yang terampil dan berpengalaman dalam


budidaya bibit alpukat merupakan kekuatan penting. Mereka dapat
berperan dalam memastikan bahwa kualitas bibit yang dihasilkan tetap
tinggi dan memberikan panduan berharga kepada pelanggan mengenai
perawatan dan pemeliharaan bibit alpukat. Keterampilan staf ini
berpotensi meningkatkan kepercayaan dan kepuasan pelanggan.

Untuk itu diperlukan identifikasi dan peningkatan lebih lanjut,


termasuk mengupayakan untuk menjaga serta meningkatkan kualitas bibit
alpukat, mengelola harga dengan bijak, memanfaatkan lokasi secara efisien,
dan terus melatih staf agar tetap terampil dan berpengetahuan di bidang
budidaya bibit alpukat.

2. Analisis Kelemahan (Weaknesses)

Adapun dalam perencanaan pemasaran bibit alpukat di Kecamatan


Bogor Barat, dari aspek Kelemahan (Weaknesses) yang harus diperhatikan dan
diatasi agar bisnis ini dapat mencapai kesuksesan adalah dalam perencanaan
pemasaran bibit alpukat di Kecamatan Bogor Barat:

a. Kurangnya Efektivitas Promosi dan Pemasaran

Salah satu kelemahan yang perlu mendapat perhatian adalah


ketidakcukupan upaya dalam promosi dan pemasaran yang efektif.
Ketidakcukupan promosi dan pemasaran yang efektif dapat
menghambat kemampuan bisnis untuk mencapai dan menarik
perhatian pelanggan potensial. Dalam konteks bisnis bibit alpukat,
promosi yang efektif akan meningkatkan kesadaran pelanggan tentang
produk dan mendorong minat mereka untuk membeli bibit alpukat.
Oleh karena itu, strategi pemasaran yang efektif diperlukan untuk
mengatasi kelemahan ini.

b. Keterbatasan Modal untuk Perluasan Bisnis

Keterbatasan modal merupakan kelemahan lain yang perlu


menjadi perhatian. Keterbatasan modal dapat membatasi kemampuan
bisnis untuk memperluas produksi, meningkatkan kualitas produk, dan
menghadapi tantangan yang mungkin muncul. Untuk mengatasi
kelemahan ini, pertimbangan perlu diberikan terhadap berbagai sumber
pembiayaan yang dapat digunakan untuk mendukung pertumbuhan
bisnis.

c. Ketergantungan pada Satu Jenis Produk

Ketergantungan pada satu jenis produk, yakni bibit alpukat,


juga merupakan kelemahan yang perlu diatasi. Ketergantungan pada
satu produk membuat bisnis lebih rentan terhadap fluktuasi harga dan
permintaan pasar yang mungkin terjadi. Diversifikasi produk adalah
salah satu strategi yang dapat digunakan untuk mengurangi risiko
ketergantungan pada satu jenis produk. Ini dapat mencakup
pertimbangan untuk memasukkan produk-produk pertanian lainnya
atau varietas bibit tanaman.

Dengan mengidentifikasi dan mengatasi kelemahan-kelemahan ini,


bisnis bibit alpukat di Kecamatan Bogor Barat dapat meningkatkan daya
saingnya dan mencapai kesuksesan dalam pasar agroinput lokal.

3. Analisis Peluang (Opportunities)

Dalam merencanakan pemasaran bibit alpukat di Kecamatan Bogor


Barat ini pula terdapat sejumlah Peluang (Opportunities) yang dapat
dimanfaatkan untuk meningkatkan kesuksesan bisnis tersebut, yaitu sebagai
berikut:

a. Potensi Pasar yang Tersedia untuk Bibit Alpukat di Kecamatan


Bogor Barat

Terdapat potensi pasar yang signifikan untuk bibit alpukat di


Kecamatan Bogor Barat. Dengan adanya pasar yang memiliki potensi,
bisnis bibit alpukat memiliki kesempatan untuk memperluas jangkauan
pasar dan meningkatkan penjualan bibit alpukat. Hal ini
mengindikasikan bahwa ada segmen pelanggan yang siap menerima
dan menggunakan produk Anda.

b. Tingginya Permintaan akan Bibit Alpukat di Tingkat Lokal dan


Nasional

Permintaan yang terus meningkat akan bibit alpukat di tingkat


lokal dan nasional adalah peluang yang sangat menguntungkan. Data
dari Bisnis.com menunjukkan bahwa pasar bibit tanaman di Indonesia
terus berkembang, dan bibit tanaman buah-buahan seperti alpukat,
jeruk, dan mangga menjadi favorit di kalangan konsumen. Peluang ini
menunjukkan adanya permintaan yang kuat untuk produk Anda dan
potensi pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.
c. Peluang untuk Bermitra dengan Penyedia Bibit Lokal atau Pusat
Kebun

Kemungkinan untuk menjalin kemitraan dengan penyedia bibit


lokal atau pusat kebun adalah alternatif lain dalam memanfaatkan
peluang pasar. Dengan menggandeng mitra lokal atau pusat kebun,
bisnis bibit alpukat memiliki peluang untuk memperluas cakupan pasar
dan meningkatkan volume penjualan bibit alpukat. Hal ini membuka
peluang untuk kerja sama yang menguntungkan dalam hal distribusi
dan pemasaran produk Anda.

Dengan memanfaatkan peluang-peluang ini, bisnis bibit alpukat dapat


memperluas pangsa pasar, meningkatkan pendapatan, dan memperkuat
posisinya dalam pasar agroinput lokal. Peluang-peluang ini memberikan
fondasi yang kokoh untuk merancang strategi pemasaran yang efektif dalam
perencanaan pemasaran bibit alpukat di Kecamatan Bogor Barat.

4. Analisis Ancaman (Threats)

Dalam merencanakan pemasaran bibit alpukat di Kecamatan Bogor


Barat, terdapat sejumlah Ancaman (threats) yang harus diwaspadai dan diatasi
untuk meningkatkan kesuksesan bisnis. Berikut adalah penjelasan mengenai
ancaman-ancaman tersebut:

a. Persaingan Ketat dari Penjual Bibit Alpukat Lainnya

Persaingan sengit dari penjual bibit alpukat lain merupakan


ancaman yang dapat menghambat upaya bisnis dalam mencapai
pelanggan yang potensial. Persaingan yang ketat bisa membuat bisnis
kesulitan bersaing dalam aspek harga dan kualitas produk. Oleh karena
itu, penting untuk memiliki strategi pemasaran yang dapat
membedakan produk Anda dari pesaing serta mempertahankan
keunggulan kompetitif.
b. Fluktuasi Harga Bibit Alpukat yang Memengaruhi Profitabilitas
Bisnis

Fluktuasi harga bibit alpukat juga merupakan ancaman yang harus


diperhatikan. Perubahan harga yang tidak stabil dapat memengaruhi
profitabilitas bisnis dan menciptakan ketidakstabilan. Untuk mengatasi
ancaman ini, bisnis perlu mempertimbangkan strategi penetapan harga
yang bijak dan mungkin diversifikasi produk atau pasar untuk
mengurangi dampak fluktuasi harga.

c. Ancaman dari Perubahan Iklim dan Bencana Alam yang


Mempengaruhi Produksi Bibit Alpukat

Ancaman dari perubahan iklim dan bencana alam juga perlu


diperhatikan. Perubahan iklim dan bencana alam bisa berdampak
negatif pada produksi bibit alpukat dan kualitas produknya. Oleh
karena itu, diperlukan usaha proaktif dalam mengurangi dampak dari
perubahan iklim dan bencana alam pada produksi bibit alpukat. Hal ini
bisa mencakup penerapan praktik pertanian berkelanjutan,
perlindungan terhadap bencana alam, dan diversifikasi produksi untuk
menghadapi ancaman lingkungan.

Dengan mengidentifikasi dan mengatasi ancaman-ancaman ini, bisnis bibit


alpukat di Kecamatan Bogor Barat dapat mengurangi risiko dan memastikan
kelangsungan operasional mereka. Penanganan ancaman-ancaman ini adalah
bagian integral dari strategi pemasaran yang efektif dalam perencanaan pemasaran
bibit alpukat di wilayah tersebut.

Aspek Pasar

Perkembangan Pasar
Kegiatan pemasaran merupakan kegiatan yang sangat penting dalam suatu
budidaya, karena untuk mendapatkan keuntungan harus memperhatikan dan
merencanakan pemasaran terlebih dahulu. Untuk pemasaran pembibitan alpukat
sekarang sedang meningkat karena meningkatnya minat masyarakat terhadap bibit
alpukat.
Peningkatan minat masyarakat terhadap bibit alpukat ini terjadi karena
buah alpukat merupakan buah superfood yang memiliki nutrisi yang padat, sehat,
dan aman dikonsumsi berbagai kalangan masyarakat. Saat ini masih banyak buah
alpukat yang belum memenuhi kualitas standar yang baik. Kita sering mendengar
pelanggan mengeluh bahwa buahnya tidak matang, busuk, atau memiliki rasa
daging buah yang hambar. Ada beberapa penyebab kualitas rendah alpukat yang
dijual di pasaran termasuk pohon alpukat lokal yang belum diseleksi dengan baik,
sehingga kualitasnya tidak terjamin. Selain itu, karena faktor-faktor yang
berkaitan dengan perawatan pasca panen yang tidak sesuai standar, seperti petik
muda, atau serangan hama dan penyakit.
Kondisi ini memberikan peluang bagi Vocado Farm untuk mengisi pasar
dengan bibit buah alpukat berkualitas tinggi. Buah alpukat yang seragam dan
berkualitas tinggi hanya dapat diperoleh dari bibit yang berasal dari pohon induk
yang telah dipilih dan diuji untuk menghasilkan buah yang berkualitas dan disukai
pelanggan. Dalam menghasilkan bibit buah alpukat yang berkualitas, Vocado
Farm akan melakukan Teknik grafting pucuk pada bibit alpukat yang akan
dipasarkan sehingga bibit alpukat akan memiliki kualitas yang baik.
Pangsa Pasar
Sasaran utama untuk pemasaran bibit buah alpukat adalah petani milenial
yang berada di Indonesia.
Strategi Pemasaran
Untuk meningkatkan kepuasaan konsumen Vocado Farm dapat dilakukan
analisis strategi pemasaran termasuk segmentasi pasar, target pasar, dan posisi
produk.
Segmentasi Pasar
Pemasaran yang akan dicapai dalam agribisnis “Vocado Farm” ini meliputi
beberapa segmentasi pasar yaitu:

a. Segmentasi Berdasarkan Geografis


Segmentasi pasar untuk tahap awal bisnis, yaitu petani yang ada di
wilayah Bogor. Karena bisnis yang akan didirikan berada di wilayah Kota
Bogor, tepatnya di Desa Pasir Kuda, segmen pasar ini dipilih sebagai titik
awal untuk memulai bisnis. Karena Desa Pasir Kuda dianggap strategis
sebagai tempat untuk mendirikan bisnis agribisnis bibit buah alpukat.
Lokasi Desa Pasir Kuda yang berada dekat dengan tempat wisata
memudahkan akses mobilitas yang akan dilakukan dalam bisnis.
b. Segmentasi Berdasarkan Demografis
Seiring dengan naiknya popularitas buah alpukat dalam beberapa
tahun ini membuat banyak petani tertarik dengan tanaman alpukat sehingga
permintaan akan bibit pohon alpukat juga ikut meningkat. Fenomena ini
dapat meningkatkan peluang penjualan Vocado Farm.

c. Segmentasi Psikografis
Alpukat merupakan superfood yang kaya akan nutrisi, sehat dan
dapat dikonsumsi oleh semua orang dari berbagai kelompok usia.
Masyarakat yang memprioritaskan kesehatannya dan tertarik untuk mencoba
menanam makanan dia sendiri akan mencoba menanam alpukat yang ia
konsumsi agar ia dapat mengkonsumsinya secara berkelanjutan.
d. Segmentasi Perilaku
Petani di beberapa wilayah di Kota Bogor sudah berhasil dan sukses
membudidayakan alpukat. Hal ini membuat petani lainnya tertarik untuk
mencoba budidaya alpukat, dengan meningkatnya minat petani terhadap
budidaya alpukat maka prospek penjualan bibit buah alpukat ikut meningkat.

Posisi Produk

Perusahaan Vocado Farm menjual bibit pohon alpukat yang memiliki premium
berkualitas tinggi yang akan memuaskan konsumen. Selain itu, lokasi pembibitan
alpukat dapat dijadikan sebagai wadah pembelajaran bagi orang-orang yang ingin
mengetahui pembibitan alpukat.

Taktik Pemasaran

1. Product
 Memastikan bahwa bibit alpukat yang akan dijual berkualitas dan bebas
terhadapt hama.
 Menggunakan jenis benih dan varietas bibit alpukat yang bersertifikat
supaya terjamin kualitasnya
 Memastikan bibit alpukat dikemas dengan hati-hati untuk melindunginya
selama pendistribusian.
2. Price
 Menentukan harga yang kompetitif dengan mempertimbangkan biaya
produksi, biaya distribusi, dan keuntungan yang diinginkan.
 Menetapkan harga juga harus dengan mempertimbangkan faktor-faktor
seperti ukuran bibit, varietas dan umur bibit.
3. Place
 Memilih lokasi yang strategis untuk pembibitan alpukat ini, misalnya di
dekat pasar atau di dekat kebun,
 Memilih lokasi dengan mempertimbangkan aspek penjulan misalnya
untuk menjual secara online atau bermitra dengan pengecer local maka
memilih lokasi yang berdekatan.
4. Promotion
 Menggunakan strategi pemasaran seperti iklan online (jejaring sosial, situs
web, dan iklan berbayar), materi promosi, dan pameran pertanian.
 Menawarkan diskon atau promosi khusus kepada yang membeli dalam
jumlah besar dan pelanggan tetap.
5. People
 Memastikan pegawai terlatih dengan baik dari segi mengetahui varietas
alpukat, ahli dalam teknik perawatan, dan pemecahan masalah umum pada
pohon alpukat.
 Menjaga pelayanan pelanggan yang berkualitas dan responsif.
6. Process
 Memastikan penanaman, perawatan dan distribusi bibit alpukat efisien dan
terdokumentasi dengan baik.
 Membuat instruksi atau prosedur operasional standar (SOP) untuk
memastikan bahwa mulai dari pekerja nya hingga produknya itu
berkualitas.
7. Physical Evidence
 Memastikan area penjualan atau kantor bersih dan rapi.
 Memberikan bukti fisik mutu benih alpukat, misalnya dengan memajang
benih yang sehat sehingga dapat dilihat oleh pelanggan

Aspek Teknis

Aspek Finansial

Komoditas : Alpukat (Persea americana)


Luas Lahan : 500 m2
Populasi : 3.500 Polybag
Satu kali musim tanam : 6 bulan
Biaya Sewa Green house : Rp. 6.000.000/Tahun
A. Input Tetap
Input tetap (Fixed input) adalah biaya yang tidak dapat diubah jumlahnya
dalam jangka pendek (shortrun), yang merupakan faktor produksi yang
kuantitasnya tidak tergantung secara langsung dengan jumlah ouput dalam
pengertian bahwa bertambahnya jumlah output/produksi, maka input tetap
tidak perlu ditambah.

No Faktor Produksi Volum Satuan Harga Satuan Biaya Total


e
1. Sewah Lahan 12 Bulan Rp. 6.000.000 Rp. 6.000.000
2. Sekop 5 Buah Rp. 50.000 Rp. 250.000
3. Cangkul 5 Buah Rp. 40.000 Rp. 200.000
4. Gembor 10 Buah Rp. 30.000 Rp. 300.000
5. Knapsack Sprayer 3 Buah Rp. 400.000 Rp. 1.200.000
6. Troli Dorong 2 Buah Rp. 500.000 Rp. 1.000.000
7. Pisau Okulasi 10 Buah Rp. 25.000 Rp. 250.000
8. Gunting Stek 10 Buah Rp. 20.000 Rp. 200.000
9. Mesin Air 1 Buah Rp. 300.000 Rp. 300.000
10. Selang 100 m 1 Buah Rp. 200.000 Rp. 200.000
11. Drum 2 Buah Rp. 150.000 Rp. 300.000
12. Tiang Paranet 25 Batang Rp. 25.000 Rp. 625.000
13. Paranet 1 Roll Rp. 600.000 Rp. 600.000
14. Plastik uv 15 Meter Rp. 20.000 Rp. 300.000
15. Bambu 10 Batang Rp. 25.000 Rp. 250.000
16. Reng 20 Buah Rp. 25.000 Rp. 500.000
Jumlah Total Rp. 14.725.000
Maka didapatkan harga keseluruhan aset tetap atau biaya investasi yang di
belanjakan diawal usaha sebesar Rp. 14.725.000.

1. Biaya Penyusutan
Biaya penyusutan adalah biaya setiap aset tetap yang dimiliki oleh
organisasi atau perorangan dalam bisnis atau suatu usaha yang mempunyai
manfaat dan nilai kegunaan. Seiiring berjalannya waktu aset-aset tersebut
mengalami penyusutan atau penurunan nilai dalam kurun waktu tertentu.

No Faktor NB−NS Jumlah (RP)


Nilai Penyusutan ( ¿x
produksi JUE
Musim Tanam
1. Sewa Lahan 6
¿) x Rp. 2.700.000
12
2. Sekop 6
¿) x Rp. 22.500
12
3. Cangkul 6
¿) x Rp. 18.000
12
4. Gembor 6
¿) x Rp. 13.500
12
5. Knapsack 6
¿) x Rp.180.000
Sprayer 12
6. Troli Dorong 6
¿) x Rp. 225.000
12
7. Pisau Okulasi 6
¿) x Rp. 11.250
12
8. Gunting Stek 6
¿) x Rp. 9.000
12
9. Mesin Air 6
¿) x Rp. 135.000
12
10. Selang 100 m 6
¿) x Rp. 90.000
12
11. Drum 6
¿) x Rp. 67.000
12
12. Tiang Paranet 6
¿) x Rp. 11.250
12
13. Paranet 6
¿) x Rp. 270.000
12
14. Plastik uv 6
¿) x Rp. 9.000
12
15. Bambu 6
¿) x Rp. 11.250
12
16. Reng 6
¿) x Rp. 11.250
12
Jumlah Rp. 3.784.000
Maka didapatkan harga keseluruhan aset tetap atau biaya investasi yang di
belanjakan diawal usaha sebesar Rp. 25.520.000, dengan jumlah biaya
penyusutan selama satu kali musim tanam (6 bulan) sebesar Rp. 3.784.000/musim
tanam. Biaya penyusutan ini diakomodasikan untuk alat yang bisa digunakan ± 10
tahun, 5 tahun dan 3 tahun melihat dari JUE (Jangka Usia Ekonomi).

Pengecekan tidak hanya dilakukan dengan melihat berdasarkan JUE (Jangka


Usia Ekonomi) dari aset dan alat-alat produksi saja akan tetapi tetap dilakukan
pengecekkan secara rutin untuk memastikan bahwa alat-alat dan aset pendukung
proses budidaya tanaman selada green oakleaf tersebut berfungsi dengan baik.

B. Input variabel
Input variabel (Variable Input) adalah input yang dapat diubah jumlahnya
dalam jangka waktu pendek maupun jangka panjang atau yang merupakan faktor-
faktor produksi yang kuantitasnya berpengaruh secara langsung terhadap jumlah
ouput. Input-Input variabel merupakan faktor produksi yang jumlah
penggunaannya tergantung pada tingkat produksinya. Makin besar tingkat
produksi, maka makin banyak juga faktor produksi variabel yang digunakan dan
begitupun sebaliknya. Input variabel dapat berpengaruh terhadap hasil produksi
suatu barang atau jasa.

1. Biaya Produksi
No Faktor Produksi Volume Satuan Harga Satuan Biaya Total
1. Benih Alpukat 4.000 Buah Rp. 500 Rp. 2.000.000
(Batang Bawah/
Understamp)
2. Batang Atas/Pucuk 4.000 Buah Rp. 300 Rp. 1.200.000
(entres)
3. Pupuk Kandang 250 Kg Rp. 5.000 Rp. 1.250.000
4. Polybag 35x35 4.000 Pcs Rp. 100 Rp. 400.000
5. Pupuk Urea 25 Kg Rp. 10.000 Rp. 250.000
6. Pupuk NPK 50 Kg Rp. 20.000 Rp. 1000.000
7. Sekam 250 Kg Rp. 3000 Rp. 750.000
8. Curacron 3 500 Rp.40.000 Rp. 120.000
ml/btl
9. Decis 2 500 Rp. 170.000 Rp. 340.000
ml/btl
10. Antracol 1 Kg Rp. 55.000 Rp. 55.000
11. Plastik Sungkup 4.000 Pcs Rp. 100 Rp. 400.000
12. Plastik Ikat 4.000 Pcs Rp. 20 Rp. 80.000
13. Plastik Wrap 100 Roll Rp. 5000 Rp. 500.000
14. Label 4.000 Pcs Rp. 50 Rp. 200.000
Jumlah Total Rp. 7.295.000
2. Biaya Tenaga Kerja
Faktor Harga
No Volume Satuan Hari Biaya Total
Produksi Satuan
1. Penanaman 5 Orang Rp. 50.000 3 Rp. 750.000
2. Penyambungan 5 Orang Rp. 50.000 5 Rp. 1.250.00
3. Perawatan 2 Orang Rp. 50.000 12 Rp. 1.200.000
4. Supir 1 Orang Rp. 150.000 2 Rp. 300.000
Jumlah Total Rp. 3.500.000
3. Biaya Pemasaran
Harga
No Faktor Produksi Volume Satuan Biaya Total
Satuan
1. Ongkos Kirim 2 kali kirim 2 hari Rp. 200.000 Rp. 400.000
2. Bahan Bakar 2 Hari Rp. 350.000 Rp. 700.000
3. Biaya tak terdunga - - Rp. 250.000 Rp. 250.000
Jumlah Total Rp. 1.350.000
Biaya variabel = Biaya produksi + Tenaga kerja + Pemasaran

= Rp. 7.295.000+ Rp. 3.500.000 + Rp. 1.350.000

= Rp. 10.795.000

Sehingga total biaya untuk biaya variabel yang harus dikeluarkan dalam skala
satu kali musim tanam (6 bulan) adalah Rp.10.795.000,-

A. Ouput dan Input


Taksiran hasil yang akan diperoleh (berdasarkan waktu dan jumlah hasil),
dalam sekali musim tanam menghasilkan yaitu 3.500 polybag denagn harga jual 1
polybag adalah Rp. 20.000. Untuk budidaya pembibitan alpukat (Persea
americana) dalam skala satu kali musim tanam (6 bulan), maka taksiran yang
akan diperoleh adalah sebagai berikut:

1. Total biaya operasional (Input total)


Input Total = Biaya Tetap + Biaya Variabel
= Rp. 14.725.000 + Rp. 10.795.000

= Rp. 25.520.000
Dari hasil perhitungan didapatkan total biaya operasional (Input Total)
yang harus dikeluarkan dalam skala satu kali musim tanam (bulan)
Rp.25.520.000
2. Hasil penjualan (Output)
Dalam satu kali musim tanam menghasilkan 3.000 pcs (1 pcs isi 200
gram) produk dengan harga jual Rp. 20.000/Polybag

3. Penerimaan (Revenue)
Penerimaan = Hasil (Produksi) x Harga Jual
= 3.500 polybag x Rp. 20.000/polybag
= 3.500 x 20.000
= Rp. 70.000.000
Jadi dalam kegiatan usaha pembibitan tanaman alpukat (Persea americana)
skala satu kali musim tanam (6 bulan) dengan luas lahan 500 m2 dan pertumbuhan
normal 95% akan mendapatkan hasil 3.500 polybag dengan harga jual Rp.
20.000,-/polybag, sehingga pada usaha ini akan mendapatkan penerimaan
(revenue) sebesar Rp. 70.000.000,-/ musim tanam (6 bulan).
4. Keuntungan/pendapatan
Keuntungan = Penerimaan – Input Total
= Rp. 70.000.000 - Rp.25.520.000

= Rp. 44.480.000
Dalam kegiatan usaha usaha pembibitan tanaman alpukat (Persea
americana) skala satu kali musim tanam (6 bulan) akan mendapatkan untung atau
pendapatan sebesar Rp. 44.480.000/musim tanam (6 bulan).
B. R/C RATIO
Menurut Soekartawi (2001), R/C Ratio merupakan perbandingan antara
penerimaan dengan biaya. Kelayakan suatu usaha yang dilakukan dapat dilihat
dari nilai R/C Ratio dari usaha tersebut semakin besar R/C Ratio, semakin besar
pula keuntungan yang diperoleh dari usaha tersebut.
Indikator yang dapat memperlihatkan besar keuntungan dan kelayakkan
sebuah usaha budidaya menguntungkan atau tidak dan layak dikembangkan atau
tidak adalah sebagai berikut:

 Jika R/C Ratio >1, maka usaha yang dijalankan menguntungkan dan layak
untuk dikembangkan.
 Jika R/C Ratio <1, maka usaha yang dijalankan mengalami kerugian atau
tidak layak untuk dikembangkan.
 Jika R/C Ratio = 1, maka usaha berada pada titik impas (Break Event
Point).
Diketahui :

 Penerimaan (Revenue) : Rp. 70.000.000


 Input Total : Rp. 25.520.000
Penerimaan (Revenue)
R/C RATIO =
Input Total
¿ Rp .70.000 .000 ,− ¿ ¿
Rp .25.520 .000 ,−¿=¿¿ 2,74
= 2,74 > 1
2,74 > 1 = Hasil budidaya usaha pembibitan tanaman alpukat (Persea
americana) skala satu kali musim tanam (6 bulan) dengan luas lahan 500 m2
menguntungkan dan layak untuk dikembangkan.

Hasil perhitungan analisis usahatani usaha pembibitan tanaman alpukat


(Persea americana) dapat dikatakan menguntungkan karena R/C rasio yang
didapatkan sebesar 2,74 yang berarti lebih besar dari satu ( > 1), artinya setiap
pengeluaran sebesar Rp. 25.520.000 maka akan memperoleh penerimaan
(Revenue) sebesar Rp. 70.000.000, dengan begitu, usaha budidaya usaha
pembibitan tanaman alpukat (Persea americana) ini layak dijalankan karena nilai
R/C ratio nya > 1.
C. B/C Ratio
Benefit Cost Ratio (B/C Ratio) adalah rasio yang digunakan dalam analisis
biaya manfaat untuk meringkas keseluruhan hubungan antara biaya dan manfaat
relatif dari proyek yang diusulkan. B/C Ratio bisa dinyatakan dalam istilah
moneter atau kualitatif. B/C Ratio membandingkan nilai sekarang dari semua
manfaat yang dihasilkan dari suatu proyek/aset dengan nilai sekarang dari semua
biaya.

Indikator yang dapat memperlihatkan besar keuntungan sebuah usaha


budidaya yaitu sebagai berikut:

 Jika B/C ratio > 0, maka keuntungan dari usaha budidaya lebih besar dari
pada pengeluaran sehingga proyek tersebut dapat diterima atau layak
untuk dilanjutkan.
 Jika B/C ratio < 0, maka keuntungan dari usaha budidaya lebih kecil dari
pengeluarannya sehingga budidaya tidak layak untuk dikembangkan dan
perlu ditinjau ulang.
 Jika B/C ratio = 0, maka keuntungan dan pengeluarannya dikatakan impas
atau seimbang.
Diketahui :

 Keuntungan = Rp. 44.480.000


 Biaya total = Rp. 25.520.000
Keuntungan
B/C Ratio =
Input Total
Rp . 44.480 .000
= = 1,74
Rp. 25.520 .000
= 1,74 > 0
Maka dari hasil perhitungan diatas dapat ditarik kesimpulan, angka B/C
sebesar 1,74 > 0 memiliki arti bahwa keuntungan pada budidaya usaha pembibitan
tanaman alpukat (Persea americana) ini lebih besar dari pada pengeluaran
sehingga kegiatan budidaya usaha pembibitan tanaman alpukat (Persea
americana) dapat diterima atau layak untuk dilanjutkan, karena dengan
mengeluarkan biaya sebesar Rp. 25.520.000/satu kali musim tanam akan
mendapat keuntungan Rp. 44.480.000/satu kali musim tanam (6 bulan).
D. BREAK EVEN POINT (BEP)
Menurut Drury (2018), BEP adalah titik di mana total pendapatan sama
dengan total biaya tetap dan total biaya variabel, sehingga perusahaan tidak
menghasilkan laba atau rugi.
Diketahui :
 Input Total : Rp. 25.520.000
 Harga Jual Per Pack : Rp. 20.000
 Jumlah Produksi : 3.500 polybag setiap satu kali musim tanam (6 bulan)
1) BEP Unit
Input Total
BEP =
Harga Jual per Pcs

Rp . 25.520 .000
= = 1.276
Rp . 20.000
= 1.276 polybag
BEP atau titik impas dalam unit merupakan jumlah minimal yang harus
diproduksi dan di jual oleh perusahaan agar tidak mengalami kerugian maupun
keuntungan. Titik impas dalam unit untuk usaha budidaya pembibitan tanaman
alpukat (Persea americana) di Vocado Farm yaitu 1.276 polybag, artinya Vocado
Farm harus menghasilkan bibit tanaman alpukat (Persea americana) lebih dari (>)
1.276 Polybag per satu kali musim tanam (6 bulan) agar perusahaan Vocado Farm
mendapatkan keuntungan.
2) BEP Harga Jual (Dalam Rupiah)
Input Total
BEP (Rp) ¿
Jumlah Produksi

¿
= Rp .25.520 .000 ,− 3.500 ¿ = Rp. 7.546

=Rp.7.291

BEP atau titik impas dalam rupiah per unit atau harga jual yang dimaksud
yaitu BEP harga produksi. Titik tersebut menunjukkan harga produk yang harus
ditetapkan oleh perusahaan agar berada pada posisi impas yaitu tidak mengalami
kerugian dan keuntungan. Dari hasil perhitungan titik impas harga jual produk
dalam rupiah bibit alpukat di Vocado Farm yaitu sebesar Rp.7.291, artinya,
Vocado Farm harus menjual atau menetapkan harga jual bibit alpukat per per
polybag sebesar Rp.7.291 agar berada pada posisi impas.

Daftar pustaka
Adreina, S., Yoesdiarti, A., & Arsyad, A. (2022). STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS
PEMBIBITAN ALPUKAT (Persea americana) DI KELURAHAN SUKAHATI
KECAMATAN CIBINONG KABUPATEN BOGOR. Jurnal Agribisains, 8(2), 42-53.

Anda mungkin juga menyukai