Anda di halaman 1dari 3

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 3

Nama Mahasiswa : Reksa Adi Perdana Pane

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 043344005

Kode/Nama Mata Kuliah : SKOM4204/Teori Komunikasi

Kode/Nama UPBJJ : 022/Serang

Masa Ujian : 2023/2024 Ganjil (2023.2)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
JAWABAN
1. Dalam setiap interaksi pasti ada aturan-aturan yang mengikutinya. Baik itu aturan tertulis
maupun tidak. Demikian halnya dalam berkomunikasi yang merupakan bagian dari proses
interaksi. Oleh karenanya, tolong Saudara jelaskan kesamaan asumsi dari Rules Theory yang
dijelaskan oleh Susan Shimanoff!
JAWAB:

1. Schimanoff mendefinisikan suatu aturan atau rules sebagai “ketentuan yang dapat diikuti
yang memberikan indikasi mengenai perilaku mana yang di wajibkan, lebih disukai, atau
dilarang dalam konteks tertentu”. Dari definisi ini terdapat 4 elemen cakupan meliputi:

a. Rules harus dapat ditaati, kriteria ini menyatakan bahwa suatu aturan dapat ditaati atau
dilanggar, namun hanya jika tidak punya opsi untuk bertindak.

b. Rules bersifat menentukan, aturan memiliki batas-batas terhadap hal-hal yang seharusnya
dilakukan, lebih disukai, atau dilarang. Dan kegagalan dalam pelaksanaannya dapat
menimbulkan efek negatif seperti celaan atau kritikan.

c. Rules bersifat kontekstual, Schimanoff menyatakan bahwa setiap aturan memiliki


kontekstualitas yang berbeda, beberapa menyatakan bahwa aturan bersifat idiosyncratic (tiap
situasi memiliki seperangkat aturan sendiri). Sementara yang lainnya lebih melihat aturan
secara universal dan hampir berlaku disetiap situasi. Namun Schimanoff menengahi keduanya,
karena aturan adalah sarana untuk memahami perilaku yang terorganisasidan terjadi
berulangkali, maka minimal harus dapat diterapkan pada 2 kejadian yang berbeda sebagai bukti
potensi yang cukup luas untuk bisa diterapkan di berbagai kondisi.

d. Rules merinci perilaku yang sesuai, yakni dengan mencantumkan apa yang wajib dan haram
dilakukan, namun tidak membatasi bagaimana kita harus berfikir, merasa, atau mengartikan
sesuatu. Untuk mengetahui suatu aturan dengan tepat, kita harus mengetahui konteks dan
konten-kontennya, Schimanoff menyatakan bahwa format “jika-maka” akan membantu kita
mengidentifikasi elemen suatu aturan/rules.namun hal ini tidak bertujuan untuk menunjukkan
hubungan sebab-akibat. Selain itu, Schimanoff juga mengemukakan model mengenai aturan
perilaku yang menjelaskan delapan hubungan bentuk hubungan antara perilaku dan aturan,
dan terbagi atas 2 bagian sama rata dan saling berhubungan dimana satu bagian perilaku
menyimpang dan satu lainnya adalah perilaku yang sesuai aturan. [Sumber: S. Djuarsa Sendjaja,
Ph.D., Tandiyo Pradekso, MA. Realitas Sosial, Budaya, Dan Komunikasi. Teori Komunikasi.
Modul 8. Universitas Terbuka]

2. Setiap manusia pasti mempunyai pengalaman dan cara-cara tertentu dalam kehidupannya.
a. Tolong Saudara sebutkan pernyataan diatas, merupakan aliran pemikiran apa ?
b. Tolong Saudara analisis pokok pemikiran dari aliran tersebut
JAWAB:

a. Pernyataan di atas adalah aliran empirisme.

b. Empirisme secara etimologis menurut Bagus (2002) berasal dari kata bahasa Inggris
empiricism dan experience. Kata-kata ini berakar dari kata bahasa Yunani έμπειρία (empeiria)
dan dari kata experietia yang berarti “berpengalaman dalam”,“berkenalan dengan”, “terampil
untuk”. Sementara menurut Lacey (2000) berdasarkan akar katanya Empirisme adalah aliran
dalam filsafat yang berpandangan bahwa pengetahuan secara keseluruhan atau parsial
didasarkan kepada pengalaman yang menggunakan indera.

Selanjutnya secara terminologis terdapat beberapa definisi mengenai empirisme, di antaranya:


doktrin bahwa sumber seluruh pengetahuan harus dicari dalam pengalaman, pandangan bahwa
semua ide merupakan abstraksi yang dibentuk dengan menggabungkan apa yang dialami,
pengalaman inderawi adalah satu-satunya sumber pengetahuan, dan bukan akal.

Berdasarkan Honer and Hunt (2003) aliran ini adalah tidak mungkin untuk mencari
pengetahuan mutlak dan mencakup semua segi, apalagi bila di dekat kita terdapat kekuatan
yang dapat dikuasai untuk meningkatkan pengetahuan manusia, yang meskipun bersifat lebih
lambat namun lebih dapat diandalkan. Kaum empiris cukup puas dengan mengembangkan
sebuah sistem pengetahuan yang mempunyai peluang besar untuk benar, meskipun kepastian
mutlak tidak akan pernah dapat dijamin. Kaum empiris memegang teguh pendapat bahwa
pengetahuan manusia dapat diperoleh lewat pengalaman. Jika kita sedang berusaha untuk
meyakinkan seorang empiris bahwa sesuatu itu ada, dia akan berkata “tunjukkan hal itu kepada
saya”. Dalam persoalan mengenai fakta maka dia harus diyakinkan oleh pengalamannya sendiri.
Tokoh yang dianggap sebagai benih dari empisisme adalah Aristoteles, seperti juga pada
rasionalisme, maka pada empirisme pun terdapat banyak tokoh pendukungnya yang tidak kalah
populernya. Tokoh-tokoh dimaksud di antarnya adalah David Hume, John Locke dan Bishop
Berkley. [Sumber:
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=
2ahUKEwifruDqn8WCAxUGQvEDHXCiBd0QFnoECAsQAw&url=http%3A%2F%2Ffile.upi.edu%2F
Direktori%2FFPMIPA%2FJUR._PEND._MATEMATIKA%2F196009011987032-
DIAN_USDIYANA%2FTugas_Akhir.pdf&usg=AOvVaw2mW7ppd3aQEzTBnxUnnG9_&opi=899784
49]

Anda mungkin juga menyukai