Anda di halaman 1dari 2

APAKAH CAMAT BISA MENJADI PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH?

MARI KITA SIMAK ULASAN HUKUMNYA

SLIDE 1

Dalam praktiknya seringkali kita melihat akta otentik seperti akta jual beli tanah
ditandatangani oleh camat, apakah camat bisa menjadi pejabat pembuat akta tanah?

Pasal 5 Ayat (3) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 1998 Tentang Pejabat
Pembuat Akta Tanah mengatur bahwa :

Jika dalam penyelenggaran kewenangan dalam suatu daerah tidak terdapat PPAT, Untuk
menyikapi kondisi tersebut, para perumus ketentuan mengenai PPAT mengadakan dan/atau
menunjuk pejabat lainnya untuk mengemban jabatan PPAT. Pejabat lain yang diberikan
kewenangan untuk mengemban jabatan PPAT adalah Camat atau Kepala Desa, yang
setelah mengangkat sumpah jabatan akan didaulat sebagai PPAT Sementara.

SLIDE 2

Sehingga, bagi Camat dan PPAT berlaku Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 1998
tentang Peraturan Jabatan PPAT. Camat/PPAT mempunyai tugas, wewenang, hak dan
kewajiban yang sama dengan PPAT. Kekuatan hukum akta tanah yang dibuat di hadapan
Camat selaku PPAT mempunyai kekuatan hukum yang sama sebagai akta otentik. Dan di
Pasal 62 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 1997 Tentang
Pendaftaran Tanah. Disebutkan bahwa Camat yang diangkat menjadi Pejabat Pembuat Akta
Tanah Sementara terikat dengan aturan pasal ini, jika camat yang telah membuat akta
tersebut tidak berdasarkan peraturan yang ada akan dikenakan sanksi administratif dan
denda dengan tidak mengurangi kemungkinan dituntut ganti kerugian oleh pihak-pihak yang
menderita kerugian yang diakibatkan oleh diabaikannya ketentuan-ketentuan tersebut.
SLIDE 3

Seorang yang mempunyai jabatan seperti Camat yang menjalankan tugas sebagai PPAT
Sementara wajib memeriksa suatu prosedur dalam melakukan perbuatanya dan hal-hal
yang mengandung kebenaran subtansil, seperti :

1. Mencari tahu keabsahan hukum data Yuridis tentang tanah yang akan diperjual
belikan ;

2. Akta Jual Beli tidak dibuat oleh orang lain atau diwakilkan tetapi langsung dibuat oleh
Camat sebagai Pejabat Pembuat Akta Tanah Sementara sesuai dengan berdasarkan data
yang benar yang kebenaranya dapat dipertanggung jawabkan ;

3. Saat menandatangani Akta Jual Beli tersebut yang dilakukan oleh para pihak dan saksi-
saksi dilakukan langsung dihadapan Camat dan sebelum ditanda tangani wajib membacakan
isi Akta Jual Beli oleh Camat yang diangkat menjadi PPAT Sementra ;

4. Camat selaku PPAT Sementra memberikan salinan AJB untuk diberikan kepada pihak yang
memakainya jasanya, dan melaporkan AJB tersebut ke Kantor Pertanahan setempat ;

5. Camat sebagai PPAT Semntara mempunyai hak untuk menolak, dalam pembuatan AJB
jika data tidak sesuai atau bettentangan dengan ketentuan - ketentuan yang mengatur

SLIDE 4

SUMBER :

1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 1997 Tentang


Pendaftaran Tanah
2. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 1998 Tentang Pejabat Pembuat Akta Tanah
3. Tampubolon, N., & Djajaputra, G. (2018). Tanggung Jawab Camat Sebagai PPAT Sementara
Dalam Hal Menandatangani Akta Jual Beli (contoh Kasus Nomor Putusan 44/Pdt. g/2014/Pn
Kwg). Jurnal Hukum Adigama, 1(2), 850-874.

Anda mungkin juga menyukai