Anda di halaman 1dari 3

Mengenal Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB)

Pada tahun 2018, Indonesia patut berbangga dengan beroperasinya pembangkit listrik
bertenaga angin (PLTB) pertama yang terletak di Desa Mattirotasi, Kabupaten Sidrap, Sulawesi
Tengah. Pembangkit tersebut memiliki kapasitas yang besar, mencapai 75 MW, yang terdiri dari 30
turbin angin yang tersebar di lahan seluas 100 hektar. Terealisasinya PLTB tersebut menjadi salah satu
bukti keseriusan Indonesia dalam pemanfaatan sumber energi terbarukan. Di negara-negara lain,
terutama negara-negara di Eropa Barat seperti Belanda dan Jerman, pemanfaatan energi angin dalam
memenuhi kebutuhan konsumsi listrik sudah sejak lama dilakukan. Hal tersebut dilakukan seiring
dengan meningkatnya kekhawatiran akan perubahan iklim dan pemanasan global sebagai akibat dari
tingginya emisi karbon yang timbul dari penggunaan sumber energi fosil.
Pemanfaatan energi angin sebenarnya sudah dilakukan sejak seribu tahun yang lalu [1]. Salah
satunya adalah melalui teknologi kincir angin tradisional yang acap dijumpai di Belanda untuk
keperluan penggilingan padi. Namun, pemanfaatan energi angin untuk pembangkitan listrik masih
tergolong baru jika dibandingkan dengan pembangkit listrik berbahan bakar fosil dan juga
pembangkit listrik tenaga air. Percobaan pertama dalam pemanfaatan angin untuk menghasilkan listrik
dilakukan di Glasgow, Skotlandia, di tahun 1887[1].
Berdasarkan Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), energi angin merupakan salah satu
sumber energi yang akan diprioritaskan dalam pemenuhan konsumsi energi nasional. Potensi energi
angin di Indonesia yang dapat dimanfaatkan mencapai 60,647 MW[2]. Provinsi dengan potensi energi
angin terbesar adalah Nusa Tenggara Timur dengan nilai energi sebesar 10,188 MW. Provinsi kedua
dengan potensi angin terbesar adalah Jawa Timur dengan energi angin mencapai 7,907 MW. DKI
Jakarta, mengingat kondisi geografisnya yang berada di dataran rendah serta dipadati dengan
bangunan bangunan, memiliki potensi terendah dari seluruh provinsi di Indonesia, yaitu hanya sebesar
4 MW. Hal ini menjadi tantangan tersendiri mengingat DKI Jakarta menjadi salah satu provinsi
dengan konsumsi energi listrik terbesar se-Indonesia.

Sumber : https://indonesiare.co.id/id/article/mengenal-pembangkit-listrik-tenaga-bayu-pltb-dan-
mekanisme-kegagalan-pada-turbin-angin

Bahan Ajar Berbasis Literasi pada Mata Pelajaran IPAS SMKN 2 Indramayu
Berikut adalah 10 pertanyaan pilihan ganda berdasarkan bacaan yang dapat meningkatkan literasi
siswa:

1. Kapan PLTB pertama di Indonesia mulai beroperasi?


a. Tahun 1887
b. Tahun 2018
c. Tahun 2000
d. Tahun 2010

2. Berapa kapasitas PLTB pertama di Desa Mattirotasi, Kabupaten Sidrap, Sulawesi Tengah?
a. 10 MW
b. 30 MW
c. 60 MW
d. 75 MW

3. Mengapa pemanfaatan energi angin menjadi penting dalam banyak negara, termasuk Indonesia?
a. Untuk mengeksploitasi energi terbarukan
b. Untuk mengurangi kekhawatiran akan pemanasan global
c. Untuk mengurangi kebutuhan akan energi fosil
d. Untuk meningkatkan konsumsi listrik

4. Kapan percobaan pertama dalam pemanfaatan angin untuk menghasilkan listrik dilakukan?
a. Tahun 1887
b. Tahun 2000
c. Tahun 2018
d. Tahun 2020

5. Berdasarkan RUEN, berapa potensi energi angin yang dapat dimanfaatkan di Indonesia?
a. 6,647 MW
b. 10,188 MW
c. 60,647 MW
d. 7,907 MW

Bahan Ajar Berbasis Literasi pada Mata Pelajaran IPAS SMKN 2 Indramayu
6. Provinsi mana yang memiliki potensi energi angin terbesar di Indonesia menurut RUEN?
a. Jawa Timur
b. Nusa Tenggara Timur
c. DKI Jakarta
d. Kalimantan

7. Mengapa DKI Jakarta memiliki potensi terendah dari seluruh provinsi di Indonesia?
a. Kondisi geografisnya
b. Kurangnya investasi
c. Keterbatasan teknologi
d. Ketergantungan pada energi fosil

9. Apa yang menjadi perbedaan utama antara PLTB dan PLTA?


a. Sumber energi yang digunakan
b. Lokasi geografis
c. Bentuk turbin
d. Kapasitas listrik

10. Apa yang menghasilkan putaran sudu turbin pada PLTB?


a. Gaya angkat (lift force) dari sudu turbin
b. Suhu angin yang tinggi
c. Tekanan angin yang kuat
d. Ukuran sudu turbin yang besar

Bahan Ajar Berbasis Literasi pada Mata Pelajaran IPAS SMKN 2 Indramayu

Anda mungkin juga menyukai