KELOMPOK 9
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2018
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
1.2 Rumusan Masalah
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Indikasi Home Care Pada Anak Dengan Kebutuhan Khusus (Autis dan
RetardasiMental)
4
Istilah Autisme berasal dari kata "Autos" yang berarti diri sendiri
"Isme" yang berarti suatu aliran. Berarti suatu paham yang tertarik hanya pada
dunianya sendiri. Autistik adalah suatu gangguan perkembangan yang
kompleks menyangkut komunikasi, interaksi sosial dan aktivitas imajinasi.
Gejalanya mulai tampak sebelum anak berusia 3 tahun.
5
2.2 Tenaga Home Care
Pelayanan kesehatan ini diberikan oleh para professional yang
tergabung dalam tim home care. Menurut Setyawati (2004) tim home care
tersebut antara lain:
1) Kelompok profesional kesehatan, termasuk di dalamya adalah ners atau
perawat profesional, dokter, fisioterapis, ahli terapi kerja, ahli terapi
wicara, ahli gizi, ahli radiologi, laboratorium, dan psikolog.
2) Kelompok profesional non kesehatan, yaitu pegawai sosial dan
rohaniawan atau ahli agama.
3) Kelompok non profesional, yaitu nurse assistant yang bertugas sebagai
pembantu yang menunggu untuk melayani kebutuhan atau aktivitas
sehari-hari dari klien. Kelompok ini bekerja di bawah pengawasan dan
petunjuk dari perawat.
6
Adanya kelembagaan Home Care mengacu pada UU No. 12 Tahun
1992 dan UU No. 29 tahun 2004, kompetensi tindakan medis (praktek,
homecare, klinik, balai pengobatan, RS dan lain-lain) adalah seorang dokter
sesuai Ketentuan Konsil Kedokteran Indonesia. Artinya penanggung
jawabnya seorang dokter atau dokter gigi (dalam hal perawatan kesehatan
gigi dan mulut).
7
Secara umum kualitas dan kemampuan yang harus dimiliki perawat
home care anak-anak kebutuhan khusus antara lain :
8
2.4 Teknik-teknik Untuk Perawatan Di Rumah
9
berjalan 3 tahun, si anak dapat berkomunikasi secara lebih sering dan
langsung.
2. Lower & Lanyado juga menerapkan terapi bermain yang menggunakan
pemaknaan sebagai teknik utama. Mereka berusaha masuk ke dunia anak
dengan memaknai bahasa tubuh dan tanda-tanda dari anak, seperti gerakan
menunjuk. Tidak ada penjelasan detil tentang teknik mereka namun
dikatakan bahwa mereka kurang berhasil dengan teknik ini.
3. Wolfberg & Schuler menyarankan penggunaan terapi bermain kelompok
bagi anak-anak autistik dan menekankan pentingnya integrasi kelompok
yang lebih banyak memasukkan anak-anak dengan kemampuan sosial yan
tinggi. Jadi mereka memasangkan anak-anak autistik dengan anak-anak
normal dan secara hati-hati memilih alat bermain dan jenis permainan yang
dapat memfasilitasi proses bermain dan interaksi di antara mereka.
Fasilitator dewasa hanya berperan sebagai pendukung dan mendorong
terjadinya proses interaksi yang tepat.
4. Mundschenk & Sasso juga menggunakan terapi bermain kelompok ini.
Mereka melatih anak-anak non-autistik untuk berinteraksi dengan anak-anak
autistik dalam kelompok.
5. Voyat mendeskripsikan pendekatan multi disiplin dalam penggunaan terapi
bermain bagi anak autisme, yaitu dengan menggabungkan terapi bermain
dengan pendidikan khusus dan melatih ketrampilan mengurus diri sendiri.
10
Ada beberapa persyaratan yang diperlukan untuk menjalankan terapi
anak autis di rumah, yaitu :
11
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh orang tua sebelum
mempraktekkan merawat diri pada anak :
a. Mengenal dan menerima keberadaan anak sehingga dapat merancang
program yang efektif
b. Memperhatikan kesiapan anak dalam menerima latihan-latihan
c. Belajar dalam keadaan rileks dengan instruksi yang tegas tanpa ragu-ragu
tetapi tidak menimbulkan ketegangan bagi anak
d. Guru atau pelatih menggunakan kata-kata instruksi yang tetap dan sama
begitu pula yang dilakukan orang tua dan anggota keluarga yang lain
e. Setiap melakukan kegiatan iringilah dengan percakapan dan gunakan kata-
kata yang sederhana
f. Latihan diberikan dengan singkat dan sederhana, tahap demi tahap dan
satu
g. Tahapan dimulai dari hal termudah
h. Tetapkanlah disiplin, jangan menyimpang dari ketetapan utama, waktu
maupun tempat, karena akan membingungkan
i. Teruslah memberi motivasi bila anak belum berhasil dan berikan pujian
bila usaha yang dilakukan anak berhasil dengan baik
j. Kesalahan dan kecelakaan adalah hal biasa, mungkin saja anak jatuh
karena memasukkan kedua kakinya bersama-sama dalam lobang celana
k. Fleksibilitas.
12
Teknik-teknik untuk perawatan anak retardasi mental.
13
Adanya dorongan atau rangsangan untuk menggerakkan jari-jari tangan
akan mempercepat perkembangan motorik anak. Aktivitas kegiatan dasar
yang dilakukan untuk melatih motorik bisa dilakukan melalui permainan,
melenturkan otot-otot tangan agar mampu memainkan gerakan rumit.
Anak RM ini juga rata-rata tingkat kecerdasannya rendah dan perlu
perbaikan dalam hal pola gerak dasarnya. Keterampilan motorik tidak
akan berkembang melalui kematangan saja, melainkan keterampilan itu
harus dipelajari. Tiga cara yang paling umum digunakan anak dalam
mempelajari kemampuan motorik adalah trial and error, meniru, dan
pelatihan (Hurlock, 2005). Pelatihan penting dalam tahap awal belajar
karena dapat meningkatkan kemampuan motorik jika dilakukan secara
berulang-ulang. Oleh karena itu bila anak RM tidak segera diberikan
pelatihan akan berakibat pada keterbatasan perkembangan motoriknya
(Mahmudah, 2002). Motorik halus sangat diperlukan untuk perkembangan
kemampuan mengendalikan suatu obyek yang dibutuhkan dalam suatu
pekerjaan atau aktivitas. Sedangkan perkembangan motorik kasar sama
pentingnya dengan aspek perkembangan yang lain. Apabila anak tidak
mampu melakukan gerakan fisik dengan baik akan menumbuhkan rasa
tidak percaya diri dan konsep diri negatif dalam melakukan gerakan fisik.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pelayanan kesehatan di rumah (home care) merupakan penyediaan
pelayanan professional perawat bagi pasien dan keluarganya di rumah
untuk menjaga kesehatan, edukasi, pencegahan penyakit, terapi paliatif,
dan rehabilitative.
Penderita autis dan retardasi mental membutuhkan bimbingan dan
pengawasan setiap waktu maka dengan perawatan di rumah, keluarga
dapat membimbing dan mengawasi anak mereka dengan tanpa hambatan,
serta dapat menghemat biaya, artinya keluarga tidak perlu lagi
mengeluarkan biaya (kamar) RS, transport PP Rumah – Rumah Sakit
untuk menemani pasien di RS. Pelayanan kesehatan ini diberikan oleh para
professional yang tergabung dalam tim home care.
Dalam home care ini, perawatan pediatrik bertanggung jawab
terhadap pangkajian pada pasien dan keluarga dan evaluasi ketepatan
rencana asuhan.
Secara legal perawat dapat melakukan aktivitas keperawatan
mandiri berdasarkan pendidikan dan pengalaman yang di miliki. Perawat
dapat mengevaluasi klien untuk mendapatkan pelayanan perawatan di
rumah tanpa program medis tetapi perawatan tersebut harus diberikan di
bawah petunjuk rencana tindakan tertulis yang ditandatangani oleh dokter.
Perawat yang memberi pelayanan di rumah membuat rencana perawatan
dan kemudian bekerja sama dengan dokter untuk menentukan rencana
tindakan medis.
15
DAFTAR PUSTAKA
16