Anda di halaman 1dari 6

KERANGKA ACUAN KERJA/

PELAKSNAAN BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN KABUPATEN DANA

ALOKASI KHUSUS (DAK) NON FISIK BIDANG KESEHATAN

TAHUN ANGGARAN 2023

A. Latar Belakang

1. Dasar Hukum

- Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah;

- Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian

Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi

Dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;

- Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 992/Menkes/Sk/X/2008

Tentang Pedoman Teknis Pembagian Urusan Bidan Kesehatan Antara

Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, Dan Pemerintah Derah

Kabupaten/Kota

- Undang-undang RI Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan

(Lembaran Negara Repblik Indonesia Nomor 5063);

- Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 21 Tahun 2020 Tentang Rencana

Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2020-2024

2. Gambaran Umum

Secara umum pembangunan kesehatan telah menyebabkan

terjadinya berbagai kemajuan penting dalam meningkatkan status

kesehatan. Angka Kematian Ibu (AKI) telah menurun dari 346 kematian

per 100.000 KH pada tahun 2010 (Sensus Penduduk 2010) menjadi

305 kematian per 100.000 KH pada tahun 2015 (SUPAS 2015). Angka

Kematian Bayi (AKB) juga menurun dari 32 kematian per 1.000 KH pada

tahun 2012 menjadi 24 kematian per 1.000 KH pada tahun 2017 (SDKI
2017). Prevalensi stunting pada balita dari 37,2% (Riskesdas 2013) turun

menjadi 30,8% (Riskesdas 2018) dan 27,7% (SSGBI 2019). Prevalensi

wasting menurun dari 12,1% pada tahun 2013 (Riskesdas 2013) menjadi

10,2% pada tahun 2018 (Riskesdas 2018). Begitu pula untuk kasus

gemuk, prevalensi gemuk pada balita terjadi penurunan dari 11,8%

(Riskesdas 2013) menjadi 8% (Riskesdas 2018). Capaian tersebut

didukung oleh berbagai upaya dalam rangka pemerataan akses

pelayanan kesehatan di seluruh wilayah melalui peningkatan kinerja

sistem kesehatan (upaya kesehatan, SDM kesehatan, farmasi dan alat

kesehatan, pengawasan obat dan makanan), serta perlindungan

finansial bagi penduduk. Dilihat dari beban penyakit (diseases burden)

yang diukur dengan Disability Adjusted Life Years (DALYs), telah terjadi

transisi epidemiologi dalam tiga dekade terakhir; penyakit

menular/KIA/gizi telah menurun dari 51,3% pada tahun 1990 menjadi 23,

6% pada tahun 2017, penyakit tidak menular (PTM) naik dari 39,8%

pada tahun 1990 menjadi 69,9% pada tahun 2017, serta cedera turun

dari 8,9% pada tahun 1990 menjadi 6,5% pada tahun 2017. Indonesia

mengalami beban ganda, di satu sisi PTM naik dengan signifikan,

namun masih dihadapkan pada penyakit menular yang belum tuntas.

Ancaman kesehatan masyarakat lainnya yang tidak dapat

diabaikan adalah ancaman dalam bentuk risiko biologi, kimia, terorisme,

radio-nuklir, penyakit zoonosis (penyakit tular hewan), kedaruratan

kesehatan masyarakat, dan ancaman penyakit yang baru muncul (new

emerging diseases). Adanya pandemi Covid-19 di tahun 2020 harus

dipergunakan sebagai pembelajaran terkait kesiapsiagaan menghadapi

penyakit baru muncul (new emerging diseases), khususnya dalam

menyiapkan sistem kesehatan yang mampu merespon

kegawatdaruratan kesehatan masyarakat. Sekitar 70% dari penyakit


infeksi pada manusia yang baru adalah penyakit zoonosis, yang sangat

dipengaruhi oleh interaksi antara manusia dan lingkungannya.

Penduduk Indonesia yang padat dengan geografis yang luas

menyebabkan terbukanya transportasi di dalam negeri maupun antar

negara yang dapat menyebabkan masuknya agen penyakit baru.

Puskesmas Gintu adalah salah salah satu Puskesmas yang ada

di wilayah Kabupaten Poso terletak diwilayah Kecamatan Lore Selatan

dengan jumlah Penduduk adalah 6.891 jiwa, dengan Jumlah KK

sebanyak 1.813 KK yang terdiri dari 8 Desa Wilayah Kerja yaitu Desa

Gintu 405 KK, Desa Bewa 273 KK, Desa Pada 156 KK, Desa Bomba

206 KK, Desa Bulili 227 KK, Desa Bakekau 103 KK, Desa Badangkaia

258 KK dan Desa Runde 185 KK. Untuk Puskesmas Keliling Roda 4

pada tahun 2021 sebanyak 2 Unit. Selain itu terdapat juga Upaya

Kesehatan Berbasis Masyarakat seperti Posyandu Balita sebanyak 8

Posyandu, 8 Posbindu PTM, 8 Posbindu Lansia, 8 Posyandu Remaja.

Jumlah kader kesehatan yang dimiliki yaitu Kader Posyandu Balita 40

Orang, Kader Posbindu PTM 32 Orang, Kader Posyandu Lansia 16

Orang, Kader Posyandu Remaja 24 Orang, Kader Kesling 8 orang,

Kader TB 8 orang, yang merupakan mitra kerja dalam pelayanan

kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Gintu. Angka Kematian, tahun

2021 dilaporkan tidak ditemukan kasus kematian Bayi, Balita, Kematian

Maternal, sebelumnya juga tidak terdapat kasus kematian pada ibu.

Angka kematian kasar sebanyak 60 kasus yang sebagian besar terjadi

pada golongan lanjut usia. Angka kesakitan yang dilaporkan pada 10

penyakit terbesar di Puskesmas Gintu yang terbanyak adalah Influensa,

selama dua tahun berturut – turut influensa merupakan penyakit

terbesar dan untuk Tahun 2021 mencapai 17,9 %. Untuk Tahun

sebelumnya kunjungan Pasien untuk penyakit Influensa cukup besar


dibanding tahun 2021. Pneumonia 0 Kasus, Diare 85 Kasus, Penyakit

Kusta 0 Kasus, Filariasis 0 Kasus, Capaian SPM pada indikator

pelayanan kesehatan pada penderita HPT (70%), Pelayanan kesehatan

pada penderita Diabetes Melitur (67,5%), Pelayanan kesehatan pada

usia produktif (52,29%), TBC 8 orang (Sumber: Profil PKM Gintu Thn

2021). Pada Tahun 2021 ini penemuan kasus penyakit tidak menular ini

terus digalakan dan dilakukan pembinaan melalui posbindu yang di

bentuk bersama – sama dengan posyandu sehingga setiap bulannya

rutin dilakukan pemantauan. Pemantauan yang terus dilakukan di

posbindu adalah pengukuran tekanan darah, menimbang dan

pengukuran Gula darah. Penyakit yang diamati yaitu jantung, hipertensi,

diabetes, gagal ginjal, gangguan jiwa. Dari hasil pemantauan 2 jenis

penyakit terbanyak dari PTM ini adalah Hypertensi dan Diabetes dengan

jumlah penderita Hypertensi yang dipantau Rutin di Posbindu mencapai

100 lebih Orang dan Penderita Diabetes yang di pantau sebanyak 70

lebih Orang. Dan dari penyakit ini telah dibentuk kelompok prolanis

dengan kegiatan rutin yang dilaksanakan adalah senam bagi lansia dan

yang menderita penyakit tergabung dalam kelompok Prolanis. Sesuai

Permenkes No 43 Tahun 2019 tentang Puskesmas Program Pelayanan

Kesehatan yang ada mencakup Upaya kesehatan Masyarakat (UKM)

dan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) . Puskesmas Gintu dalam

melaksanakan Pogram Kesehatan ini untuk Tahun 2023 akan

melakukan Upaya Kesehatan sebagai berikut :


No Rincian Menu/Komponen Uraian

1.2.2

1.2.2.1 Pemeriksaan massal kasus malaria (Mass Melakukan kegiatan Pemeriksaan massal
Blood Survey) kasus malaria (Mass Blood Survey) di 8
desa yang dilakukan 1 kali dalam setahun

B. PENERIMA MANFAAT

No Nama Kegiatan Jumlah Penerima Manfaat

1.2.2.1 Pemeriksaan massal kasus malaria (Mass Blood 50 Masyarakat


Survey)

C. STRATEGI PENCAPAIAN KELUARAN

NO. Rincian Out Put Metode Tahapan Pelaksana

menu/Komponen Pelaksanaan
Satuan Volume

1.2.2.1 Pemeriksaan Dokumen 1 Swakelola 1. Persiapan


massal kasus Kegiatan admistrasi.
malaria (Mass 2. Pelaksanaan
Blood Survey) Kegiatan TW 1
ataun TW 3
3. Pembuatan
Laporan

C. KURUN WAKTU PENCAPAIAN KELUARAN

Kurun Waktu Pencapaian Keluaran/Pelaksanaan Pekerjaan ini adalah 1 (satu)

Tahun 2023

D. BIAYA YANG DIPERLUKAN


Biaya yang di perlukan untuk pencapaian keluaran BOK Kabupaten Sebesar Rp.

1.200.000 dengan rincian sebagai berikut :

No Nama Kegiatan Kebutuhan biaya

Pemeriksaan massal kasus malaria (Mass


1.2.2.1 1.200.000
Blood Survey)
Total

Gintu, 03 Oktober 2022


Kepala Puskesmas Gintu

Max L. Rantung, SKM


Nip. 19810908 200701 1 008

Anda mungkin juga menyukai