Anda di halaman 1dari 13

RESUME KULIAH DASAR

PATOLOGI KLINIK PADA ANALISIS SPERMA

Disusun oleh:
Alimentary
Athaya Fadhilah Poetry 2302511028

PROGRAM STUDI SARJANA KEDOKTERAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT, mari panjatkan puji syukur atas kehadirat-
Nya, yang telah melimpahkan rahmat, dan hidayah, kepada kami. Sehingga kami
dapat menyelesaikan Resume Kuliah Dasar dengan judul “Patologi Klinik pada
Analisis Sperma” dapat selesai tepat waktu. Tugas ini saya buat untuk memenuhi
tugas individu pada Metamorfosa dari Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas
Kedokteran Universitas Udayana. Tugas ini masih jauh dari kata sempurna tetapi
saya sudah berusaha mencoba sebaik mungkin dan semoga tugas kuliah ini
bermanfaat bagi semua orang yang telah membacanya.

Denpasar, 1 September 2023


Penulis

II
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................II
DAFTAR ISI....................................................................................................................III
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan..................................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan......................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................3
2.1. Pengertian Sperma....................................................................................................3
2.2 Daya Hidup Sperma...................................................................................................3
a. Faktor Internal......................................................................................................3
b. Faktor Eksternal...................................................................................................4
2.3 Kelainan Pada Sperma...............................................................................................5
2.4 Pemeriksaan Sperma..................................................................................................5
2.5 Analisa Sperma Secara Makroskopis........................................................................6
a. Pengukuran Volume.................................................................................................6
b. pH.............................................................................................................................6
c. Bau Sperma..........................................................................................................6
d. Warna sperma......................................................................................................6
e. Likuifaksi.............................................................................................................7
f. Viskositas (Kekentalan).......................................................................................7
2.6 Pergerakan Sperma....................................................................................................8
BAB III PENUTUP...........................................................................................................9
3.1 Simpulan....................................................................................................................9
3.2 Saran...........................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................10

III
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem reproduksi manusia berperan penting bagi kehidupan seseorang.


Sistem reproduksi pada pria memiliki fungsi yang hakiki yaitu menghasilkan
sperma. Analisa sperma sangat dibutuhkan oleh pria untuk mengetahui kualitas
dari sperma. Analisa sel sperma adalah proses pemeriksaan yang dilakukan oleh
pria untuk mengetahui tingkat keparahan gangguan pada spermanya. Data
berdasarkan studi menunjukan bahwa 10-15% pasangan di dunia mengalami
kemandulan. Analisis pada sperma dapat memberikan kita informasi mengenai
volume, konsentrasi, motilitas, pH, bau dan jumlah total sperma. Berdasarkan
WHO 2010 terdapat kriteria sperma normal yaitu paling sedikit volume 1,5 mL,
jumlah total sperma 39 juta setiap ejakulasi, jumlah sperma 15 juta per mL, total
motilitas 32% dan bentuk normalnya 4%. Analisa sperma sangat penting untuk
mengetahui tingkat kesuburan pria. Pemeriksaan sperma secara dini dapat
tertangani lebih cepat dan tepat. Dengan adanya analisa sperma nantinya dapat
memiliki gambaran dari kondisi pria yang membuktikan dalam kasus
kemandulan. Karena banyak pasangan yang menginginkan anak, menyebabkan
adanya peningkatan pada analisis sperma untuk program kehamilan.

1.2 Rumusan Masalah

a. Apa pengertian sperma?


b. Apa yang dimaksud dengan daya hidup sperma?
c. Apa kelainan yang terdapat pada sperma?
d. Bagaimana proses pemeriksaan sperma?
e. Bagaimana analisis sperma secara makroskopis?
f. Bagaimana pergerakan sperma?

1
1.3 Tujuan Penulisan

a. Untuk mengetahui pengertian dari sperma


b. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan daya hidup dari sperma
c. Untuk mengetahui kelainan yang terdapat pada sperma
d. Untuk mengetahui proses pemeriksaan laboratorium pada sperma
e. Untuk mengetahui analisis sperma secara makroskopis
f. Untuk mengetahui pergerakan sperma

1.4 Manfaat Penulisan

a. Dapat memahami pengertian dari sperma


b. Dapat memahami maksud dari daya hidup sperma
c. Dapat memahami kelainan apa saja yang terdapat pada sperma
d. Dapat memahami proses pemeriksaan laboratorium pada sperma
e. Dapat memahami analisis sperma secara makroskopis
f. Dapat memahami pergerakan sperma

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Sperma

Sperma atau spermatozoa adalah sel yang berfungsi untuk proses pembuahan.
Sel sperma diproduksi dalam testis melalui proses yang dikenal dengan
“spermatogenesis”. Pematangan pada spermatid menjadi sel sperma memerlukan
waktu 64 hari. Pada testis terdapat ruang-ruang yang disebut lobulus testis. Dalam
satu buah testis memiliki 250 lobulus testis. Dalam lobulus testis terdapat tubulus
seminiferus yang merupakan tempat terjadinya spermatogenesis. Sperma
merupakan sel dari sistem reproduksi laki-laki yang dikeluarkan bersamaan oleh
air mani. Sel sperma bersifat haploid serta mengandung setengah dari kromosom
khas pada spesies tersebut. Sperma terdiri dari kepala, badan, dan ekor yang
membuat sperma bisa bergerak bebas. Sperma yang berkualitas dan sempurna
merupakan kunci keberhasilan dalam proses pembuahan untuk terjadinya
kehamilan.

2.2 Daya Hidup Sperma

Daya hidup sperma adalah kemampuan sperma dalam setiap kali mengalami
ejakulasi. Persentase normal daya hidup sperma adalah >58% dapat dikatakan
hidup apabila sperma tidak menyerap warna, sebaliknya sperma dapat dikatakan
mati apabila sperma menyerap warna. Daya hidup sperma dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

a. Faktor Internal
1. kelainan pada anatomi sperma

Adanya pelebaran pembuluh darah balik yang disebut varikokel


sehingga menyebabkan meningkatnya tekanan aliran darah dan
berubahnya suhu pada skrotum. hal tersebut berpengaruh terhadap
kualitas sperma.

3
2. Berat Badan

Berat badan yang berlebihan bisa mempengaruhi hormon yang


berperan dalam proses sperma. Peningkatan kadar leptin yang
tinggi dapat menghambat pengeluaran hormon LH dan FSH.
sehingga mempengaruhi kualitas sperma.

3. Stres

Stres dapat menjadi pengaruh terhadap hormon yang berperan saat


proses spermatogenesis, sehingga mempengaruhi kualitas sperma.

4. Makanan

Contohnya makanan yang mengandung lemak tinggi. Lemak


berperan pada pembentukan estradiol, bila estradiol tinggi maka
kadar testosteron akan menurun yang menyebabkan penurunan
kualitas sperma.

b. Faktor Eksternal
1. Alkohol

Bila seseorang mengkonsumsi banyak alkohol maka enzim


kofaktor NAD yang berfungsi untuk memproduksi testosteron akan
mengoksidasi alkohol dan akan tersisa menjadi sedikit enzim
memproduksi testosteron.

2. Rokok

Rokok merupakan salah satu faktor penurunan kualitas dan


kuantitas sperma.

3. Obat-Obatan

Obat golongan nitrofurazone menekan proses spermatogenesis


dengan melakukan reduksi kimia didalam sel termasuk sel
reproduksi sehingga dapat menghasilkan superoksida dan lainnya
yang menyebabkan sel tidak dapat berfungsi.

4
4. Olahraga

Kurangnya melakukan olahraga dapat mempengaruhi kualitas


sperma. karena dengan normalnya, berolahraga membuat aliran
darah dan anti oksidan meningkat sehingga dapat berpengaruh
terhadap sperma.

2.3 Kelainan Pada Sperma

Sperma yang normal memiliki kepala berbentuk oval, regular dengan bagian
leher utuh serta ekor tidak melingkar memiliki panjang sekitar 45 mikron. Panjang
kepalanya sekitar 3-5 mikron dengan lebar kepalanya 2-3 mikron. kepala
membulat di bagian kaitan menggunakan bagian tengah, di seluruh kepala yg
masuk kategori bulat telur. Sperma dikatakan abnormal jika ada satu atau lebih
bagian sperma yang tak semestinya. Bila kepalanya oval tetapi bagian tengahnya
menebal maka spermatozoa tadi dikatakan abnormal. Paling sedikit 150
spermatozoa yang diamati serta kategori spermatozoa yang abnormal ada 5
kategori yaitu :

a. Tidak memiliki ekor

b. Kepala dengan bentuk abnormal

c. Bentuk ekor abnormal

d. Bentuk ekor abnormal dengan adanya sitoplasmic droplet di bagian proximal

e. Bentuk abnormal ekor dengan distal droplet.

Abnormalitas spermatozoa utama adalah terjadi saat proses spermatoge-nesia,


sedangkan abnormalitas sekunder artinya sesudah proses spermatogenesis sampai
ejakulasi ketika proses spermatozoa berlangsung.

2.4 Pemeriksaan Sperma

Semua spesimen semen merupakan reservoir yang potensial untuk virus HIV
dan hepatitis, serta tindakan pencegahan standar harus diamati setiap saat selama
analisis. Spesimen dibuang bagai limbah biohazard. Analisis semen untuk
evaluasi pembuahan terdiri dari pemeriksaan makroskopis dan mikroskopis.

5
Parameter yang dilaporkan terdiri dari penampilan, volum, viskositas, pH,
konsentrasi dan jumlah sperma, motilitas, dan morfologi.

2.5 Analisa Sperma Secara Makroskopis

Sperma yang baru keluar selalu menandakan adanya gumpalan atau koagulum
diantara lendir putih yang cair. pada sperma yang normal gumpalan ini akan
segera mencair di suhu kamar pada waktu 15 – 20 menit. insiden ini dikatakan
sperma mengalami pencairan (Likuifaksi). Likuifaksi terjadi karena daya kerja
dari enzim-enzim yang diproduksi oleh kelenjar prostat, yang disebut enzim
seminim.

a. Pengukuran Volume
Volume semen yang normal berkisar antara 2-5 mililiter. Hal tersebut
dapat diukur menggunakan menuangkan spesimen ke dalam silinder
bersih yang dikalibrasi dalam skala volume 0,1 mililiter. Peningkatan
volume dapat dilihat sesudah periode abstinensia yang lama . Penurunan
volume lebih sering berhubungan dengan terjadinya infertilitas serta
mungkin menunjukkan fungsi yang tidak baik berasal dari salah satu organ
penghasil semen, terutama vesikula seminalis.

b. pH
pH semen menunjukkan keseimbangan antara nilai pH dari sekresi prostat
yang asam dan sekresi vesikula seminalis yang bersifat alkali. pH harus
diukur 1 jam dalam ejakulasi karena dapat terjadi penurunan CO2. pH
normal bersifat basa yaitu sekitar rentang 7,2 hingga 8,0. Peningkatan
pada pH menunjukkan bahwa terdapat infeksi di dalam saluran reproduksi.
Penurunan pH berhubungan dengan peningkatan cairan prostat, obstruksi
duktus ejakulataorius, atau vesikula seminalis yang kurang berkembang.

c. Bau Sperma
Bau Sperma yang baru keluar mempunyai bau yang Khas, agar mengenal
bau sperma, seseorang wajib sudah mempunyai pengalaman buat
membaui 13 sperma. Baunya sperma yang sangat khas tersebut
disebabkan oleh oksidasi spermin (suatu poliamin alifatik) yg dikeluarkan
oleh kelenjar prostat.

6
d. Warna sperma
Semen yang normal memiliki warna putih kelabu, dan mempunyai bau
basi yang khas. saat konsentrasi sperma sangat rendah, spesimen mungkin
tampak hampir jernih. Peningkatan kekeruhan putih memberikan adanya
sel darah putih (leukosit) dan infeksi pada dalam saluran reproduksi.
Variasi warna merah berhubungan dengan adanya sel darah merah yang
bersifat abnormal. Warna kuning bisa disebabkan oleh adanya kontaminasi
urin, pengumpulan spesimen setelah abstinensia yang berkepanjangan,
serta obat-obatan. Urin bersifat toksik terhadap sperma, sehingga
memengaruhi evaluasi motilitas.

e. Likuifaksi
Spesimen yang segar ialah semen yang terdapat penggumpalan dan harus
mencair pada 30 sampai 60 menit sesudah penggumpalan. Oleh karena itu,
pencatatan waktu penggumpalan sangat krusial untuk mengevaluasi
pencairan semen. Kegagalan likuifaksi yang terjadi pada waktu 60 menit
bisa ditimbulkan oleh adanya kekurangan enzim prostat dan harus
dilaporkan. Analisis spesimen tidak bisa dimulai sampai likuifaksi telah
terjadi. Jika setelah 2 jam spesimen tidak mengalami likuifaksi, volume
yang sama dari enzim proteolitik mirip alfa-kimotrypsin atau bromelain
bisa ditambahkan untuk menginduksi likuifaksi dan sisanya dari analisis
yang akan dilakukan. Tindakan tersebut dapat memengaruhi pemeriksaan
biokimia, motilitas sperma, serta morfologi sperma, sehingga
penggunaannya wajib didokumentasikan.

f. Viskositas (Kekentalan)
Kekentalan menunjukkan pada konsistensi cairan yang mungkin
berhubungan dengan likuifaksi spesimen. Spesimen semen yang normal
harus mudah ditarik ke dalam pipet dan menghasilkan tetesan kecil yang
tidak menggumpal waktu jatuh dari pipet karena adanya gravitasi. Tetesan
yg membuat benang lebih panjang dari 2 cm disebut sangat kental dan
dicatat menjadi abnormal. Derajat 0 (cair) sampai 4 (mirip gel) bisa
ditetapkan buat laporan viskositas. Viskositas juga dapat dilaporkan
menjadi rendah, normal, atau tinggi. Peningkatan viskositas serta

7
likuefaksi yang tidak sempurna bisa menghambat pemeriksaan gerak
sperma, konsentrasi sperma, deteksi antibodi antisperma, serta pengukuran
marker biokimia.

2.6 Pergerakan Sperma

Pemeriksaan lebih baik dilakukan pada suhu 20 derajat celcius sampai 25


derajat celcius. Pergerakan sperma lebih baik diperiksa setelah 20 menit
karena dalam waktu 20 menit sperma tidak kental, sehingga sperma mudah
bergerak, tetapi jangan lebih dari 60 menit setelah ejakulasi sebab
bertambahnya waktu akan memperburuk pergerakan sperma, serta pH dan
bau akan berubah. Gerak sperma yang baik adalah gerak menuju kedepan
dan arahnya lurus, gerak yang kurang baik adalah gerak yang zig-zag dan
berputar-putar. Dihitung dulu sperma yang tidak bergerak lalu dihitung
yang bergerak kurang baik, lalu yang bergerak baik, contoh:

- Yang tidak bergerak = 25%

- Yang bergerak kurang baik = 50%

- Berarti yang bergerak baik = 100% - 25% - 50% = 25%

Persentase pergerakan cukup ditulis dengan angka bulat (umumnya: 10%,


15%, 20%). Jika sperma yang tidak bergerak >50% maka perlu dilakukan
pemeriksaan lebih lanjut agar mengetahui banyaknya sperma yang hidup
sebab sperma yang tidak bergerak pun kemungkinan masih hidup.

8
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Analisis sperma adalah pemeriksaan untuk mengetahui tingkat fertilitas


seseorang. kelainan anatomi, stres, berat badan, makanan, rokok, alkohol, obat-
obatan dan olahraga mempengaruhi kualitas dan produksi sperma. Kelainan
sperma dilakukan pemeriksaan dengan metode analisa sperma. Pemeriksaan ini
dilakukan secara makroskopis. Pada pemeriksaan makroskopis dilakukan
pemeriksaan volume, pH, warna, bau, liquefaksi, dan viskositas. Pergerakan
sperma yang paling baik adalah gerak cepat dan lurus kedepan. Bila gerak
majunya lebih dari 60%, sperma dianggap normal.

3.2 Saran

Diharapkan untuk masyarakat Indonesia yang ingin memiliki keturunan agar


melakukan pengecekan sperma agar ketahuan kendala gangguan lebih dini.
Supaya dapat ditangani lebih dini. untuk itu jangan menyepelekan atau
menganggap remeh pemeriksaan sperma.

9
DAFTAR PUSTAKA

https://www.studocu.com/id/document/universitas-airlangga/patologi-klinik/
makalah-patologi-klinik/34122966

http://erepo.unud.ac.id/id/eprint/
26314/1/6cf4e002154dbcb0ec3b880ab35b5b48.pdf

https://eprints.umm.ac.id/65613/3/BAB%202.pdf

http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/488/3/BAB%20II%20KTI.pdf

https://www.alodokter.com/spermatozoa-sel-penentu-kesuburan-pria

10

Anda mungkin juga menyukai