Anda di halaman 1dari 17

‫بسم هللا الرمحن الرحمي‬

KONSEP PENDIDIKAN
LPI. MAKTUBA AL-MAJIDIYAH
(PROGRAM TAKHASSUS)

BAB I
PENDAHULUAN
Seiring dengan lajunya pendidikan yang terus berkembang dan keberadaannya sudah menjadi
kebutuhan primier bagi setiap muslim terutama bagi personal lembaga yang berkomitmen
menciptakan generasi yang unggul, maka perlu kiranya ada sebuah inovasi baru yang semakin maju.
Sehingga kualitas lembaga tidak kalah saing dengan sistem pendidikan di luar lembaga.
Berangkat dari fenomena yang semarak dikembangkan oleh media masa kini serta mengacu
pada prinsip pesantren sebagai lembaga yang berpegang teguh pada nilai-nilai al-Qur’an dan
Sunnah, kiranya perlu ada rumusan yang akan mengatur sistem lembaga. Sehingga nantinya akan
melahirkan output yang berkualitas dan memiliki kredibilitas tinggi di tengah-tengah masyarakat,
utamanya dalam menyebarkan syi’ar agama Islam.

BAB II
PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN (Intellegence Quition)

Dalam bab ini akan dipaparkan secara rinci tentang kewajiban, hak, dan larangan bagi semua
anak didik meliputi semua komponen lembaga yang akan dipilah menjadi beberapa pasal sesuai
dengan klasifikasi yang berkaitan dengan bidang pendidikan. Hal ini dimaksudkan untuk menjadi
generator dan prinsip dasar bagi peserta didik khususnya di program takhassus dalam menjalani
aktivitas sehari-hari di Lpi. Maktuba al-Majidiyah.

PASAL 1
TENTANG SISTEM PENDIDIKAN, MATERI PELAJARAN, DAN KEGIATAN
PEMBELAJARAN

1. Ketentuan Umum
a. Santri program Takhassus wajib mengikuti semua kegiatan pendidikan sesuai dengan jadwal
yang telah diatur dalam kalender pendidikan baik yang bersifat permanen mupun insidentil.

1
b. Semua kegiatan pendidikan dan waktunya diatur oleh bidang pendidikan sesuai dengan
jadwal kegiatan harian maupun mingguan santri dengan mengacu pada jam di Musholla atau
ditandai dengan bunyi bel untuk setiap kegiatan yang berlangsung.
c. Santri program takhassus harus hadir tepat waktu sesuai jadwal kegiatan pendidikan dengan
batas maksimal lima menit setelah jam kegiatan dimulai atau bel berbunyi.
d. Selama kegiatan pendidikan berlangsung, santri program takhassus harus duduk sopan,
berbusana rapi (islami), membawa alat belajar yang dibutuhkan, dan bersama pembimbing
masing-masing.
e. Untuk lebih memaksimalkan hasil belajar santri, maka semua santri program takhasus wajib
membawa kitab di manapun ia berada (kecuali di dalam kamar mandi) baik di dalam
maupun di luar jam kegiatan pendidikan.
f. Target utama pendidikan yang diselenggarakan di program takhassus ialah menghafal,
memahami, dan menguasai kitab kuning yang diberikan secara berkala sesuai dengan fan
yang telah disediakan bagi peserta didik dengan model pembelajaran mastery learning
(belajar tuntas). Sehingga dengan begitu, peserta didik tidak diperkenankan pindah pada fan
selanjutnya sebelum dia betul-betul menguasai materi fan yang sedang dijalani.
g. Santri yang sudah menguasai keseluruhan materi pelajaran yang sedang digeluti berhak
pindah (naik) pada fan berikutnya setelah melakukan tes kelulusan sesuai kompetensi dasar
di masing-masing materi pelajaran (fan) yang ada dan dinyatakan lulus oleh tim tes.
h. Mengingat target utama dalam sistem pendidikan sebagaimana tercantum di atas (nomor 6),
maka santri program takhassus wajib menghafal dan menyetorkan hafalannya kepada
pembimbing masing-masing sesuai dengan hasil belajar yang telah diberikan oleh
pembimbing.
i. Sebagai kendali santri dalam menghafal dan menyetorkan materi hafalannya, maka santri
program takhassus wajib memiliki kartu prestasi dan menyetorkannya kepada bidang
pendidikan setiap hari (setelah ditanda tangani oleh pembimbing masing-masing) sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan oleh bidang pendidikan.
j. Selama kegiatan pendidikan berlangsung, santri dilarang tidur, keluar tanpa idzin dari
pembimbing, bergurau/makan, dan mengganggu santri lain yang sedang belajar.
k. Mengenai materi pelajaran (fan), target pencapaian, lama belajar, dan standar kelulusan
untuk tiap fan akan dibahas secara rinci pada bagian berikutnya.
l. Santri takhassus yang sudah melewati waktu maksimal sebagaimana sudah ditentukan di tiap
fan atau tidak lulus tes tiga kali, akan diturunkan satu fan di bawahnya dan berhak naik lagi
setelah mengikuti tes kelulusan dan dinyatakan lulus oleh tim tes.
m. Materi tes meliputi materi (fan) yang sedang digeluti dan materi sebelumnya dengan
ketentuan satu hari untuk satu materi ujian. Jika tidak dapat memenuhi hari yang sudah
ditentukan, maka santri yang bersangkutan dianggap tidak lulus.
n. Semua kegiatan yang sudah dijadwalkan oleh bidang pendidikan berlaku untuk semua
personal yang ada di takhassus baik coordinator, guru pembimbing, maupun santri takhassus.

2
2. Materi pelajaran (fan) yang disediakan bagi santri program takhassus
Adapun materi pelajaran yang diberikan kepada santri takhassus meliputi beberapa
materi kitab kuning yang ajarkan secara berkala dengan model pembelajaran mastery learning
dengan klasifikasi fan sebagai berikut:
a. Fan Faraidh
b. Fan ‘Arudl
c. Fan Balaghah
d. Fan Ushul Fiqh
e. Fan Qawa’id al-Fiqhiyyah
f. Fan Musthalah al-Hadits
g. Ulumul Hadis
h. Fan Ilmu Tafsir
i. Asbabun Nuzul

PASAL 2
TENTANG TARGET PENCAPAIAN, MASA BELAJAR, METODE PEMBELAJARAN,
DAN STANDAR KELULUSAN
1. Fan Faraidh
Untuk fan faraidh, materi yang digunakan meliputi dua kitab dan diajarkan secara
bertahap. Mengingat materi faraid ada dua, maka istilah yang digunakan ialah faraidh I dan
faraid II atau dengan menggunakan nama kitabnya langsung, yaitu kitab Khulashah al-Kalam
dan Syarh al-Rahbiyah.

a. Fan Faraidl I (Khulashot al-Kalam)


1. Masa belajar
Fan ini merupakan fan pertama yang harus ditempuh oleh peserta didik di
program takhassus. Untuk materi faraidh yang pertama ini (Khulashoh al-Kalam),
target yang dicanangkan kepada peserta didik yaitu satu bulan (30 hari)

2. Penguasaan materi
Sebagai kendali bagi guru pembimbing dan peserta didik dalam kegiatan belajar
mengajar (KBM) di fan ini, maka akan dirumuskan target-target yang harus ditempuh
dan dikuasai oleh peserta didik selama berada di fan ini, yaitu:
a. Untuk penyampaian materi kepada peserta didik minimal 2 (dua) halaman setiap
hari atau disesuaikan dengan klasifikasi yang sudah diatur oleh kordinator.
b. Materi yang sudah disampaikan oleh guru pembimbing, selanjutnya dihafal dan
disetorkan oleh peserta didik kepada guru pembimbing masing-masing atau
kepada guru pembimbing lain di program takhassus.

3
c. Sebelum peserta didik hafal dan memahami materi yang sudah diberikan
sebelumnya, guru pembimbing tidak boleh melanjutkan pada materi berikutnya.
d. Dalam penggunaan metode pembelajaran, guru pembimbing diperbolehkan untuk
menggunakan berbagai variasi metode dan model pembelajaran yang sesuai
dengan IQ dan EQ peserta didik dengan catatan tidak keluar dari ketentuan di atas.
e. Jika ternyata guru pembimbing tidak mematuhi ketentuan sebagaimana di atas,
maka pihak pendidikan berhak menegur, mengarahkan, atau bahkan melaporkan
pada pihak di atasnya.
f. Metode yang dapat digunakan untuk fan ini ialah metode demonstrasi, metode
tanya jawab, metode bandongan, metode setoran, metode hafalan, penugasan,
dan praktek lapangan.

3. Kriteria kelulusan & perpindahan kamar


Peserta didik yang sudah menguasai semua materi pelajaran, berhak mengikuti
tes kelulusan dengan ketentuan berikut:
a. Mendapat restu dari guru pembimbing (dengan diantar, didaftarkan, atau tanda
tangan).
b. Pelaksanaan test meliputi test tulis dan test lisan.
c. Materi test mencakup keseluruhan kitab Khulashah al-Kalam, Nubdzatul Bayan
dan ditambah dengan materi kitab Tajwid.
d. Tim tes lisan untuk kitab Khulashah al-Kalam: Ust. Abd. Aziz Muhri (bata-bata)
atau yang mewakili.
e. Jumlah soal, koreksi soal dan penentuan nilai dalam test tulis dipasrahkan pada
kebijakan pihak pendidikan.
f. Waktu dan tempat pelaksanaan test kondisional, sesuai dengan kebijakan pihak
pendidikan.
g. Nilai minimal untuk setiap mata pelajaran (Nubdzatul Bayan & Khulashah al-
Kalam) yang diujikan masing-masing 90.
h. Pelulusan test akan diumumkan secara tertulis oleh pihak pendidikan minimal satu
hari setelah pelaksanaan test.
i. Santri yang tidak lulus pada tes pertama, harus melakukan tes ulang untuk kedua
kalinya (dan seterusnya) sampai lulus.
j. Santri takhassus yang sudah dinyatakan lulus dalam tes lisan maupun tes tulis,
harus mengikuti Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) yang diatur oleh bidang
pendidikan.
k. Santri takhassus yang sudah memenuhi kriteria di atas berhak mengikuti jenjang
berikutnya dan diatur oleh bidang pendidikan.

4
l. Mengenai penentuan kamar dan guru pembimbing akan diatur oleh bidang
pendidikan dengan berkoordinasi dengan pihak kesantrian atau koordinator
program takhassus.

b. Fan Faraidh II (Syarh al-Rahbiyah)


1. Masa belajar
Kitab Syarh al-Rahbiyah yang digunakan oleh santri takhassus ini bertujuan
untuk semakin memperdalam dan memperkaya diri dalam bidang ilmu faraidl. Masa
belajar yang ditempuh oleh peserta didik selama 1 bulan (30 hari).

2. Penguasaan materi
a. Untuk penyampaian materi kepada peserta didik minimal 8 bait halaman setiap hari
atau disesuaikan dengan klasifikasi materi yang sudah diatur oleh kordinator.
b. Materi yang sudah disampaikan oleh guru pembimbing, selanjutnya dihafal dan
disetorkan oleh peserta didik kepada guru pembimbing masing-masing atau kepada
guru pembimbing lain di program takhassus.
c. Sebelum peserta didik hafal dan memahami materi yang sudah diberikan sebelumnya,
guru pembimbing tidak boleh melanjutkan pada materi berikutnya.
d. Dalam penggunaan metode pembelajaran, guru pembimbing diperbolehkan untuk
menggunakan berbagai variasi metode dan model pembelajaran yang sesuai dengan
IQ dan EQ peserta didik dengan catatan tidak keluar dari ketentuan di atas.
e. Jika ternyata guru pembimbing tidak mematuhi ketentuan sebagaimana di atas, maka
pihak pendidikan berhak menegur, mengarahkan, atau bahkan melaporkan pada pihak
di atasnya.
f. Metode yang dapat digunakan untuk fan ini ialah metode demonstrasi, metode tanya
jawab, metode bandongan, metode sorogan, metode hafalan, penugasan, takrir
(nadzam rahbiyah), dan praktek lapangan.

3. Kriteria kelulusan & perpindahan kamar


Peserta didik yang sudah menguasai semua materi pelajaran, berhak mengikuti
tes kelulusan dengan ketentuan berikut:
a. Mendapat restu dari guru pembimbing (dengan diantar, didaftarkan, atau tanda
tangan).
b. Pelaksanaan test meliputi test tulis dan test lisan.
c. Materi test mencakup keseluruhan kitab Syarh al-Rahbiyah, Khulashah al-Kalam
Nubdzatul Bayan, dan ditambah dengan materi Tajwid.
d. Tim tes lisan untuk materi kitab Syarh al-Rahbiyah: Ust. Abd. Aziz Muhri (bata-bata)
atau yang mewakili.

5
e. Jumlah soal, koreksi soal, dan penentuan nilai dalam test tulis disesuaikan dengan
kebijakan pihak pendidikan.
f. Waktu dan tempat pelaksanaan test kondisional, sesuai dengan kebijakan pihak
pendidikan.
g. Nilai minimal untuk setiap mata pelajaran yang diujikan adalah 90 (Sembilan puluh).
h. Pelulusan test akan diumumkan secara tertulis oleh pihak pendidikan minimal satu
hari setelah pelaksanaan test.
i. Santri yang tidak lulus bisa memperbaiki kembali dengan melakukan tes ulang
sampai tiga kali dan apabila tetap tidak lulus, maka akan diturunkan pada tingkat di
bawahnya (Khulashah al-Kalam).
j. Peserta didik yang sudah dinyatakan lulus oleh tim tes, harus melaksanakan I’lan
Nadzm al-Rahbiyah dan PPL, selanjutnya berhak naik pada fan yang lebih tinggi.
k. Mengenai penentuan kamar dan guru pembimbing akan diatur oleh bidang
pendidikan dengan berkoordinasi dengan pihak kesantrian atau koordinator program
takhassus.

2. Fan ‘Arudl (Syarh al-Mukhtashar al-Syafi)


1. Klasifikasi dan masa belajar
Fan ‘arudh adalah fan khusus yang disediakan untuk mengasah kemampuan
peserta didik dalam memahami, menelaah dan membuat sendiri syair-syair arab dengan
ketentuan dan kaidah yang benar. Adapun masa belajar santri pada fan ini ialah satu
bulan (30 hari).

2. Penguasaan Materi
a. Untuk penyampaian materi kepada peserta didik minimal 2 halaman setiap hari atau
disesuaikan dengan klasifikasi materi yang sudah diatur oleh kordinator.
b. Materi yang sudah disampaikan oleh guru pembimbing, selanjutnya dihafal dan
disetorkan oleh peserta didik kepada guru pembimbing masing-masing atau kepada
guru pembimbing lain di program takhassus.
c. Sebelum peserta didik hafal dan memahami materi yang sudah diberikan sebelumnya,
guru pembimbing tidak boleh melanjutkan pada materi berikutnya.
d. Dalam penggunaan metode pembelajaran, guru pembimbing diperbolehkan untuk
menggunakan berbagai variasi metode dan model pembelajaran yang sesuai dengan IQ
dan EQ peserta didik dengan catatan tidak keluar dari ketentuan di atas.
e. Jika ternyata guru pembimbing tidak mematuhi ketentuan sebagaimana di atas, maka
pihak pendidikan berhak menegur, mengarahkan, atau bahkan melaporkan pada pihak
di atasnya.

6
f. Metode yang dapat digunakan untuk fan ini ialah metode demonstrasi, metode tanya
jawab, metode bandongan, metode sorogan, metode hafalan, penugasan, dan takrir
(syair-syair arab).

3. Kriteria Kelulusan
Peserta didik yang sudah menguasai semua materi pelajaran, berhak mengikuti tes
kelulusan dengan ketentuan berikut:
a. Mendapat restu dari guru pembimbing (dengan diantar, didaftarkan, atau tanda tangan).
b. Pelaksanaan test meliputi test tulis (tahriry) dan test lisan (syafawy).
c. Materi test mencakup keseluruhan kitab al-Mukhtashar al-Syafi, Syarh al-Rahbiyah,
Khulashah al-Kalam, Nubdzatul Bayan, dan ditambah dengan materi Tajwid.
d. Tim tes lisan untuk materi kitab al-Mukhtashar al-Syafi: Ust. Abd. Aziz Muhri (bata-
bata) atau yang mewakili.
e. Jumlah soal, koreksi soal, dan penentuan nilai dalam test tulis disesuaikan dengan
kebijakan pihak pendidikan.
f. Waktu dan tempat pelaksanaan test kondisional, sesuai dengan kebijakan pihak
pendidikan.
g. Nilai minimal untuk setiap mata pelajaran yang diujikan adalah 90 (Sembilan puluh).
h. Pelulusan test akan diumumkan secara tertulis oleh pihak pendidikan minimal satu hari
setelah pelaksanaan test.
i. Santri yang tidak lulus bisa memperbaiki kembali dengan melakukan tes ulang sampai
tiga kali dan apabila tetap tidak lulus, maka akan diturunkan pada tingkat di bawahnya
(syarh al-Rahbiyah).
j. Peserta didik yang sudah dinyatakan lulus oleh tim tes, harus membuat syair berbahasa
arab sebanyak 25 bait dengan tema yang telah ditentukan oleh bidang pendidikan dan
dipresentasikan di depan pengasuh sebagai pertanggung jawaban dari syair yang telah
dibuat.
k. Setelah lulus tes tulis maupun tes lisan, santri takhassus harus mengikuti PPL dan
diatur oleh bidang pendidikan.
l. Setelah semua ketentuan di atas dipenuhi, maka santri yang bersangkutan berhak naik
pada fan yang lebih tinggi (fan balaghah).
m. Mengenai penentuan kamar dan guru pembimbing akan diatur oleh bidang pendidikan
dengan berkoordinasi dengan pihak kesantrian atau koordinator program takhassus.

3. Fan Balaghah
Secara umum fan balaghah dibagi menjadi dua kategori dan terdiri dari dua kitab materi
pelajaran yaitu kitab al-Qawa’id al-Lughah al-Arabiyah dan kitab al-Jawhar al-Maknun.
Dengan begitu untuk fan balaghah juga dibagi menjadi dua fan (balaghah I dan balaghah II).

7
a. Balaghah I (al-Qawaidh al-Lughah al-Arabiyah)
1. Klasifikasi dan masa belajar
Balaghah I ini masih bersifat dasar bagi peserta didik dalam memahami
kandungan al-Qur’an dan Hadits yang sarat akan kandungan sastra dan hanya dapat
dijangkau dengan ilmu balaghah. Adapun masa belajar santri pada fan ini ialah satu
bulan 10 hari(40 hari).

2. Penguasaan Materi
a. Untuk penyampaian materi kepada peserta didik minimal 2 halaman setiap hari atau
disesuaikan dengan klasifikasi materi yang sudah diatur oleh kordinator.
b. Materi yang sudah disampaikan oleh guru pembimbing, selanjutnya dihafal dan
disetorkan oleh peserta didik kepada guru pembimbing masing-masing atau kepada
guru pembimbing lain di program takhassus.
c. Sebelum peserta didik hafal dan memahami materi yang sudah diberikan
sebelumnya, guru pembimbing tidak boleh melanjutkan pada materi berikutnya.
d. Dalam penggunaan metode pembelajaran, guru pembimbing diperbolehkan untuk
menggunakan berbagai variasi metode dan model pembelajaran yang sesuai dengan
IQ dan EQ peserta didik dengan catatan tidak keluar dari ketentuan di atas.
e. Jika ternyata guru pembimbing tidak mematuhi ketentuan sebagaimana di atas,
maka pihak pendidikan berhak menegur, mengarahkan, atau bahkan melaporkan
pada pihak di atasnya.
f. Metode yang dapat digunakan untuk fan ini ialah metode demonstrasi, metode
tanya jawab, metode bandongan, metode sorogan, metode hafalan, dan penugasan
(mencari contoh dalam al-Qur’an sesuai dengan pokok pembahasan).

3. Kriteria Kelulusan
Peserta didik yang sudah menguasai semua materi pelajaran, berhak mengikuti tes
kelulusan dengan ketentuan berikut:
a. Mendapat restu dari guru pembimbing (dengan diantar, didaftarkan, atau tanda
tangan).
b. Pelaksanaan test meliputi test tulis (tahriry) dan test lisan (syafawy).
c. Materi test mencakup keseluruhan kitab al-Qawa’id al-Lughah al-‘Arabiyah, al-
Mukhtashar al-Syafi, Syarh al-Rahbiyah, Khulashah al-Kalam, Nubdzatul Bayan,
dan ditambah dengan materi Tajwid.
d. Tim tes lisan untuk materi kitab al-Qawa’id al-Lughah al-‘Arabiyah: Ust. Khairi
Ahmad, M.Pd. (bata-bata) atau yang mewakili.
e. Jumlah soal, koreksi soal, dan penentuan nilai dalam test tulis disesuaikan dengan
kebijakan pihak pendidikan.

8
f. Waktu dan tempat pelaksanaan tes tulis maupun tes lisan kondisional, sesuai dengan
kebijakan pihak pendidikan.
g. Nilai minimal untuk setiap mata pelajaran yang diujikan adalah 90 (Sembilan
puluh).
h. Pelulusan tes akan diumumkan secara tertulis oleh pihak pendidikan minimal satu
hari setelah pelaksanaan tes (untuk semua materi ujian).
i. Santri yang tidak lulus bisa memperbaiki kembali dengan melakukan tes ulang
sampai tiga kali dan apabila tetap tidak lulus, maka akan tetap berada di balaghah I
dengan penanganan yang lebih serius (tidak turun fan).
j. Setelah semua ketentuan di atas dipenuhi, maka santri yang bersangkutan berhak
naik pada fan yang lebih tinggi (fan balaghah II).
k. Mengenai penentuan kamar dan guru pembimbing akan diatur oleh bidang
pendidikan dengan berkoordinasi dengan pihak kesantrian atau koordinator program
takhassus.

b. Balaghah II (al-Jawhar al-Maknun)


1. Klasifikasi dan masa belajar
Balaghah II ini merupakan pengembangan dan pemantapan bagi peserta didik
dalam memahami kandungan al-Qur’an dan Hadits dengan harapan peserta didik betul-
betul mampu mengaplikasikan pengetahuannya baik dalam konteks teori maupun
dalam bentuk aplikasi nyata (perilaku). Adapun masa belajar santri pada fan ini ialah
empat bulan bulan (120 hari).

2. Penguasaan Materi
a. Untuk penyampaian materi kepada peserta didik minimal 2 halaman setiap hari atau
disesuaikan dengan klasifikasi materi yang sudah diatur oleh kordinator.
b. Materi yang sudah disampaikan oleh guru pembimbing, selanjutnya dihafal dan
disetorkan oleh peserta didik kepada guru pembimbing masing-masing atau kepada
guru pembimbing lain di program takhassus.
c. Sebelum peserta didik hafal dan memahami materi yang sudah diberikan
sebelumnya, guru pembimbing tidak boleh melanjutkan pada materi berikutnya.
d. Dalam penggunaan metode pembelajaran, guru pembimbing diperbolehkan untuk
menggunakan berbagai variasi metode dan model pembelajaran yang sesuai dengan
IQ dan EQ peserta didik dengan catatan tidak keluar dari ketentuan di atas.
e. Jika ternyata guru pembimbing tidak mematuhi ketentuan sebagaimana di atas,
maka pihak pendidikan berhak menegur, mengarahkan, atau bahkan melaporkan
pada pihak di atasnya.

9
f. Metode yang dapat digunakan untuk fan ini ialah metode demonstrasi, metode
tanya jawab, metode bandongan, metode sorogan, metode hafalan, dan penugasan
(mencari contoh dalam al-Qur’an sesuai dengan pokok pembahasan).

3. Kriteria Kelulusan
Peserta didik yang sudah menguasai semua materi pelajaran, berhak mengikuti tes
kelulusan dengan ketentuan berikut:
a. Mendapat restu dari guru pembimbing (dengan diantar, didaftarkan, atau tanda
tangan).
b. Pelaksanaan test meliputi test tulis (tahriry) dan test lisan (syafawy).
c. Materi test mencakup keseluruhan kitab al-Jawhar al-Maknun, al-Qawa’id al-
Lughah al-‘Arabiyah, al-Mukhtashar al-Syafi, Syarh al-Rahbiyah, Khulashah al-
Kalam, Nubdzatul Bayan, dan ditambah dengan materi Tajwid.
d. Tim tes lisan untuk materi kitab al-Jawhar al-Maknun: Ust. Khairi Ahmad, M.Pd.
(bata-bata) atau yang mewakili.
e. Jumlah soal, koreksi soal, dan penentuan nilai dalam tes tulis disesuaikan dengan
kebijakan pihak pendidikan.
f. Waktu dan tempat pelaksanaan tes tulis maupun tes lisan kondisional, sesuai dengan
kebijakan pihak pendidikan.
g. Nilai minimal untuk setiap mata pelajaran yang diujikan adalah 90 (Sembilan
puluh).
h. Pelulusan tes akan diumumkan secara tertulis oleh pihak pendidikan minimal satu
hari setelah pelaksanaan tes (untuk semua materi ujian).
i. Selain ketentuan di atas, peserta didik yang sudah dinyatakan lulus dalam tes lisan
maupun tes tulis diharuskan untuk melaksanakan I’lan kitab al-Jawhar al-Maknun
yang ditempatkan di Mushalla al-Majidiyah.
j. Santri yang tidak lulus bisa memperbaiki kembali dengan melakukan tes ulang
sampai tiga kali dan apabila tetap tidak lulus, maka akan diturunkan satu fan di
bawahnya (balaghah I).
k. Setelah semua ketentuan di atas dipenuhi, maka santri yang bersangkutan berhak
naik pada fan yang lebih tinggi (fan Ushul al-Fiqh).
l. Mengenai penentuan kamar dan guru pembimbing akan diatur oleh bidang
pendidikan dengan berkoordinasi dengan pihak kesantrian atau koordinator program
takhassus.

4. Fan Ushul al-Fiqh


Merupakan salah satu fan yang diajarkan kepada peserta didik setelah fan balaghah ialah
fan Ushul al-Fiqh. Di mana peserta didik diharapkan mampu mencari dalil atau bahkan
isthimbat (menggali hukum) hukum sendiri dari nash asli al-Qur’an dan Hadits. Adapun materi

10
yang dijarkan untuk fan ini terdiri dari tiga materi kitab kuning, yaitu: kitab al-Waraqat, al-
Luma’, dan Qawaidul Figh. Dengan begitu maka istilah yang digunakan nantinya cukup dengan
fan Ushul Fiqh I (untuk kitab al-Waraqat), Ushul Fiqh II (untuk kitab al-Luma’), dan Ushul
Fiqh III (untuk kitab Qawaidul Figh) atau dengan langsung menggunakan nama kitab yang
dipelajari.

a. Ushul al-Fiqh I (al-Waraqat)


1. Klasifikasi dan masa belajar
Kitab al-Waraqat merupakan kitab tipis yang memuat dasar-dasar kaidah-kaidah
ushul fiqh. Untuk fan ini selain kitab al-waraqat yang berbentuk natrsar, peserta didik
juga dilengkapi dengan kitab Tashil al-Thuruqat tashil al-Thuruqat yang berbentuk
nadzam dan merupakan syarh dari kitab al-Waraqat. Mengingat kitab yang relatif tipis,
maka masa belajar untuk santri di fan ini adalah satu bulan (30 hari).

2. Penguasaan Materi
a. Untuk penyampaian materi kepada peserta didik minimal 2 halaman setiap hari atau
disesuaikan dengan klasifikasi materi yang sudah diatur oleh kordinator.
b. Materi yang sudah disampaikan oleh guru pembimbing, selanjutnya dihafal dan
disetorkan oleh peserta didik kepada guru pembimbing masing-masing atau kepada
guru pembimbing lain di program takhassus.
c. Sebelum peserta didik hafal dan memahami materi yang sudah diberikan
sebelumnya, guru pembimbing tidak boleh melanjutkan pada materi berikutnya.
d. Dalam penggunaan metode pembelajaran, guru pembimbing diperbolehkan untuk
menggunakan berbagai variasi metode dan model pembelajaran yang sesuai dengan
IQ dan EQ peserta didik dengan catatan tidak keluar dari ketentuan di atas.
e. Jika ternyata guru pembimbing tidak mematuhi ketentuan sebagaimana di atas,
maka pihak pendidikan berhak menegur, mengarahkan, atau bahkan melaporkan
pada pihak di atasnya.
f. Metode yang dapat digunakan untuk fan ini ialah metode demonstrasi, metode
tanya jawab, metode bandongan, metode sorogan, metode hafalan, dan penugasan
(mencari contoh dalam al-Qur’an atau Hadits sesuai dengan pokok pembahasan).

3. Kriteria Kelulusan
Peserta didik yang sudah menguasai semua materi pelajaran, berhak mengikuti tes
kelulusan dengan ketentuan berikut:
a. Mendapat restu dari guru pembimbing (dengan diantar, didaftarkan, atau tanda
tangan).
b. Pelaksanaan test meliputi test tulis (tahriry) dan test lisan (syafawy).

11
c. Materi test mencakup keseluruhan kitab al-Waraqat, al-Jawhar al-Maknun, al-
Qawa’id al-Lughah al-‘Arabiyah, al-Mukhtashar al-Syafi, Syarh al-Rahbiyah,
Khulashah al-Kalam, Nubdzatul Bayan, dan ditambah dengan materi Tajwid.
d. Tim tes lisan untuk materi kitab al-Waraqat: Ust. Muzammil Imron, MA. (kowel)
atau yang mewakili.
e. Jumlah soal, koreksi soal, dan penentuan nilai dalam tes tulis disesuaikan dengan
kebijakan pihak pendidikan.
f. Waktu dan tempat pelaksanaan tes tulis maupun tes lisan kondisional, sesuai dengan
kebijakan pihak pendidikan.
g. Nilai minimal untuk setiap mata pelajaran yang diujikan adalah 90 (Sembilan
puluh).
h. Pelulusan tes akan diumumkan secara tertulis oleh pihak pendidikan minimal satu
hari setelah pelaksanaan tes (untuk semua materi ujian).
i. Selain ketentuan di atas, peserta didik yang sudah dinyatakan lulus dalam tes lisan
maupun tes tulis diharuskan untuk melaksanakan I’lan kitab Tashil al-Thuruqat fi
Syarh al-Waraqat yang ditempatkan di Mushalla al-Majidiyah.
j. Santri yang tidak lulus bisa memperbaiki kembali dengan melakukan tes ulang
sampai tiga kali dan apabila tetap tidak lulus, maka akan tetap berada di-
Fan Ushul Fiqh I sampai betul-betul matang dan siap untuk melaksanakan tes ulang
(tidak turun fan).
k. Setelah semua ketentuan di atas dipenuhi, maka santri yang bersangkutan berhak
naik pada fan yang lebih tinggi (fan Ushul al-Fiqh II).
l. Mengenai penentuan kamar dan guru pembimbing akan diatur oleh bidang
pendidikan dengan berkoordinasi dengan pihak kesantrian atau koordinator program
takhassus.

b. Ushul al-Fiqh II (Lubbul Usul)


1. Klasifikasi dan masa belajar
Ushul Fiqh II ini merupakan pengembangan pertama untuk fan Ushul Fiqh
setelah sebelumnya peserta didik telah dikenalkan dasar-dasar ushul fiqh. Sedangkan
Masa belajar untuk santri di fan ini adalah dua bulan (60 hari).

2. Penguasaan Materi
a. Untuk penyampaian materi kepada peserta didik minimal 2 halaman setiap hari atau
disesuaikan dengan klasifikasi materi yang sudah diatur oleh kordinator.
b. Materi yang sudah disampaikan oleh guru pembimbing, selanjutnya dihafal dan
disetorkan oleh peserta didik kepada guru pembimbing masing-masing atau kepada
guru pembimbing lain di program takhassus.
c. Sebelum peserta didik hafal dan memahami materi yang sudah diberikan
sebelumnya, guru pembimbing tidak boleh melanjutkan pada materi berikutnya.

12
d. Dalam penggunaan metode pembelajaran, guru pembimbing diperbolehkan untuk
menggunakan berbagai variasi metode dan model pembelajaran yang sesuai dengan
IQ dan EQ peserta didik dengan catatan tidak keluar dari ketentuan di atas.
e. Jika ternyata guru pembimbing tidak mematuhi ketentuan sebagaimana di atas,
maka pihak pendidikan berhak menegur, mengarahkan, atau bahkan melaporkan
pada pihak di atasnya.
f. Metode yang dapat digunakan untuk fan ini ialah metode demonstrasi, metode
tanya jawab, metode bandongan, metode sorogan, metode hafalan, dan penugasan
(mencari contoh dalam al-Qur’an atau Hadits sesuai dengan pokok pembahasan).

3. Kriteria Kelulusan
Peserta didik yang sudah menguasai semua materi pelajaran, berhak mengikuti tes
kelulusan dengan ketentuan berikut:
a. Mendapat restu dari guru pembimbing (dengan diantar, didaftarkan, atau tanda
tangan).
b. Pelaksanaan test meliputi test tulis (tahriry) dan test lisan (syafawy).
c. Materi test mencakup keseluruhan kitab al-Waraqat, al-Jawhar al-Maknun, al-
Qawa’id al-Lughah al-‘Arabiyah, al-Mukhtashar al-Syafi, Syarh al-Rahbiyah,
Khulashah al-Kalam, Nubdzatul Bayan, dan ditambah dengan materi Tajwid.
d. Tim tes lisan untuk materi kitab Lubbul Usul: kondisional
e. Jumlah soal, koreksi soal, dan penentuan nilai dalam tes tulis disesuaikan dengan
kebijakan pihak pendidikan.
f. Waktu dan tempat pelaksanaan tes tulis maupun tes lisan kondisional, sesuai dengan
kebijakan pihak pendidikan.
g. Nilai minimal untuk setiap mata pelajaran yang diujikan adalah 90 (Sembilan
puluh).
h. Pelulusan tes akan diumumkan secara tertulis oleh pihak pendidikan minimal satu
hari setelah pelaksanaan tes (untuk semua materi ujian).
i. Santri yang tidak lulus bisa memperbaiki kembali dengan melakukan tes ulang
sampai tiga kali dan apabila tetap tidak lulus, maka akan diturunkan satu fan di
bawahnya (Ushul Fiqh I)
j. Setelah semua ketentuan di atas dipenuhi, maka santri yang bersangkutan berhak
naik pada fan yang lebih tinggi (fan Qawaidul Fiqh).
k. Mengenai penentuan kamar dan guru pembimbing akan diatur oleh bidang
pendidikan dengan berkoordinasi dengan pihak kesantrian atau koordinator program
takhassus.

c. Qowaidul Fiqh
1. Klasifikasi dan masa belajar

13
Kitab Qawaidul Figh merupakan lanjutan dari fan sebelumnya (fan Usul) setelah
peserta didik memahami seluk-beluk kaidah Ushul Fiqh dan dapat mempraktekkannya
dalam kehidupan sehari-hari.maka dilanjutkan dengan fan setelahnya yaitu Qowaidul
Fiqh yang berisi tentang kaidah-kaidah fiqih. Sedangkan Masa belajar untuk santri di
fan ini adalah tiga bulan (94 hari)..

2. Penguasaan Materi
a. Untuk penyampaian materi kepada peserta didik minimal 2 halaman setiap hari.
b. Materi yang sudah disampaikan oleh guru pembimbing, selanjutnya dihafal dan
disetorkan oleh peserta didik kepada guru pembimbing masing-masing atau kepada
guru pembimbing lain di program takhassus.
c. Sebelum peserta didik hafal dan memahami materi yang sudah diberikan
sebelumnya, guru pembimbing tidak boleh melanjutkan pada materi berikutnya.
d. Dalam penggunaan metode pembelajaran, guru pembimbing diperbolehkan untuk
menggunakan berbagai variasi metode dan model pembelajaran yang sesuai dengan
IQ dan EQ peserta didik dengan catatan tidak keluar dari ketentuan di atas.
e. Jika ternyata guru pembimbing tidak mematuhi ketentuan sebagaimana di atas,
maka pihak pendidikan berhak menegur, mengarahkan, atau bahkan melaporkan
pada pihak di atasnya.
f. Metode yang dapat digunakan untuk fan ini ialah metode demonstrasi, metode
tanya jawab, metode bandongan, metode sorogan, metode hafalan, dan penugasan
(mencari contoh dalam al-Qur’an atau Hadits sesuai dengan pokok pembahasan).

3. Kriteria Kelulusan
Peserta didik yang sudah menguasai semua materi pelajaran, berhak mengikuti tes
kelulusan dengan ketentuan berikut:
a. Mendapat restu dari guru pembimbing (dengan diantar, didaftarkan, atau tanda
tangan).
b. Pelaksanaan test meliputi test tulis (tahriry) dan test lisan (syafawy).
c. Materi test mencakup keseluruhan kitab Qawaidul Figh, Lubbul Usul, al-Waraqat,
al-Jawhar al-Maknun, al-Qawa’id al-Lughah al-‘Arabiyah, al-Mukhtashar al-Syafi,
Syarh al-Rahbiyah, Khulashah al-Kalam, Nubdzatul Bayan dan ditambah dengan
materi Tajwid.
d. Tim tes lisan untuk materi kitab Qawaidul Figh: kondisional
e. Jumlah soal, koreksi soal, dan penentuan nilai dalam tes tulis disesuaikan dengan
kebijakan pihak pendidikan.
f. Waktu dan tempat pelaksanaan tes tulis maupun tes lisan kondisional, sesuai dengan
kebijakan pihak pendidikan.

14
g. Nilai minimal untuk setiap mata pelajaran yang diujikan adalah 90 (Sembilan
puluh).
h. Pelulusan tes akan diumumkan secara tertulis oleh pihak pendidikan minimal satu
hari setelah pelaksanaan tes (untuk semua materi ujian).
i. Santri yang tidak lulus bisa memperbaiki kembali dengan melakukan tes ulang
sampai tiga kali dan apabila tetap tidak lulus, maka akan diturunkan pada fan
sebelumnya (Ushul Fiqh II)
j. Setelah semua ketentuan di atas dipenuhi, maka santri yang bersangkutan berhak
naik pada fan yang lebih tinggi (fan Mustholah).
k. Mengenai penentuan kamar dan guru pembimbing akan diatur oleh bidang
pendidikan dengan berkoordinasi dengan pihak kesantrian atau koordinator program
takhassus.
BAB III
TENTANG KEGIATAN PENDIDIKAN SANTRI PROGRAM TAKHASSUS
Kegiatan pendidikan di program takhassus dapat dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu
program jangka pendek dan jangka panjang.

1. Program jangka pendek (harian)


a. Bimbingan materi kitab kuning (sesuai fan)
b. Takrir
c. Menghafal dan menyetorkan materi pelajaran
d. Mengulang materi (fan) sebelumnya
e. Praktek (sesuai fan)
f. Musyawarah
g. Kajian ekstra kitab kuning
h. Tes kelulusan

2. Program jangka panjang


a. Evaluasi (setiap minggu)
b. Kursus Bahasa Arab ( Fan Faraidl-Arudl ), Inggris ( Fan Balaghah ) Dan Bahasa Mandarin
( Fan Ushul Fiqh - a’la ).
c. I’lan (kondisional)
d. Tes kelayakan wisuda (kondisional)
e. Wisuda (kondisional)
f. Diklat Guru (kondosional)

15
PASAL 4
TENTANG PELANGGARAN DAN SANKSI (PUNISHMENT)
1. Semua santri takhassus yang tidak mengikuti kegiatan pendidikan sebagaimana yang sudah
terjadwal akan disangsi sesuai pelanggaran yang dilakukanya.
2. Bagi santri yang melanggar pasal 1 nomor 1-c (terlambat datang jam kegiatan), maka harus
mengikuti pelajaran sampai selesai sambil berdiri di tempat.
3. Bagi santri yang melanggar pasal 1 nomor 1-e (tidak membawa kitab), maka yang
bersangkutan akan mendapatkan teguran, selanjutnya (jika diulangi) akan diberdirikan di
halaman takhassus sambil membaca ruqyah 1x (satu kali)
4. Bagi santri yang melanggar pasal 1 nomor 1-h (tidak menyetorkan materi pelajaran/kurang
setoran), maka yang bersangkutan akan diberdirikan di halaman takhassus sambil
menghafalkan materi yang tidak disetorkan sebelumnya atau membaca ruqiyah 3x (tiga
kali) dan uang jajan (pada hari itu) akan dikurangi atau tidak diberikan sama sekali.
5. Bagi santri yang melanggar pasal 1 nomor 1-i (tidak memiliki kartu prestasi/tidak
menyetorkan kartu), maka yang bersangkutan harus membeli kartu prestasi (Rp. 1000).
Dan jika tidak menyetorkan kartu prestasi, maka yang bersangkutan dianggap tidak
menyetorkan materi (sanksi sebagaimana pada nomor 4).
6. Bagi santri yang melanggar pasal 1 nomor 1-j (tidur pada jam kegiatan, keluar tanpa idzin,
bergurau, makan, mengganggu santri yang sedang belajar), maka yang bersangkutan akan
diberdirikan di depan takhassus sambil membaca Ruqiyah sebanyak 3x (tiga kali).
7. Pelaksanaan sanksi pendidikan dilaksanakan setelah jam belajar siang (jam 11.30).

16
BAB IV
PENUTUP
Demikian konsep program takhassus ini dibuat dengan harapan dapat menjadi pedoman
dalam bertindak dan menjadi pijakan dalam menjalankan roda kegiatan sehari-hari di program
takhassus baik bagi peserta didik (santri), guru, maupun wali santri.
Akhirnya, hanya kepada Allah kami memohon rahmat, taufiq, serta ma’unah dan hanya
kepadaNya-lah tempat kembali.
‫مث السالم عليمك ورمحة هللا و براكته‬

Ditetapkan di Palduding pada tanggal, 19 Dzulhijjah 1438 H.

Ttd

BIDANG PENDIDIKAN

17

Anda mungkin juga menyukai