Anda di halaman 1dari 11

Daftar isi………………………………………………………………………….…...

1
Kata pengantar……………..………………………………………………………... ..2
Pengertian sosiologi …………………………………..………………………...….… 3
Langkah-langkah metedeologis pendekatan sosiologi………………………….….… 3
Pendekatan sosiologis dalam studi islam .……………………….…..………………. 5
kekuatan dan kelemahan pendekatan sosiologis dalam studi islam…...……………....7
kesimpulan…………………………………………………………………………....10
Daftar pustaka…………………………………………………………………..…….11

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa kami ucapkan kepada Tuhan YME atas rida dan
rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul 'Pendekatan
Sosiologis Dalam Studi Islam'.

Tidak lupa, kami mengucapkan terima kasih kepada dosen kami M. Yarham, M.H.
yang yang telah membimbing dan membantu kami dalam proses menyelesaikan
makalah ini. Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada teman-teman yang
telah membantu baik secara moral maupun material sehingga makalah ini dapat
terwujud.

2
A. Pengertian Sosiologi

Secara sederhana sosiologi dipahami sebagai suatu disiplin ilmu tentang


keadaan masyarakat lengkap dengan struktur,lapisan,serta berbagai gejala
sosial yang saling berhubungan. Dalam sejarah perkembangannya maka
sosiologi termasuk kedalam disiplin ilmu yang masih muda usianya.

Berawal dari Ibn Khaldun,dengan konsep pemikirannya yang sudah menjurus


kepada pemahaman terhadap gejala sosial yang berkembang di daerah arab dan
beberapa daerah lain sekitarnya,menyusul kemudian comte dengan objek
pengamatan yang sama yaitu masyarakat dan diteliti dengan metode
ilmiah,akhirnya di tangan comte lahir suatu cabang ilmu yang
diperkenalkannya dengan nama “sosiologi”.

Berkaitan dengan studi keislaman dan keberadaan masyarakat muslim saat


ini,maka dalam makalah ini nantinya akan diuraikan sosiologi sebagai sebuah
pendekatan dapat dijadikan sarana dan alat yang dapat membawa studi-studi
keislaman kepada pengkajian yang lebih dinamis terhadap gejala-gejala yang
terjadi dalam masyarakat.

B. Langkah-langkah metedeologis pendekatan sosiologi

1. Studi Cross-Sectional dan Longitudinal

Studi Cross-Sectional adalah studi yang meliputi suatu daerah


pengamatan yang luas dalam suatu jangka waktu tertentu. Studi Longitudinal
adalah studi yang berlangsung sepanjang waktu yang menggambarkan suatu
kecenderungan atau serangkaian observasi sebelum dan sesudah. Misalnya,
melihat tingkat kemiskinan suatu daerah sebelum dan setelah mendapatkan
bantuan dengan daftar pertanyaan yang sama. Secara sederhana, pengumpulan
pendapat umum dalam skala nasional disebut studi cross-sectional, sedangkan

3
penggunaan daftar pertanyaan yang sama diulang dalam selang waktu akan
diperoleh suatu perbandingan atau pula sebagai studi longitudinal

2. Eksperimen Laboratorium dan Eksperimen Lapangan

Dalam penelitian laboratorium, subjek orang dikumpulkan di dalam suatu


tempat atau laboratorium kemudian diberi pengalaman yang sesuai dengan yang
diinginkan peneliti kemudian dicatat dan ditarik kesimpulan. Sedangkan
eksperimen lapangan adalah pengamatan yang dilakukan di luar laboratorium di
mana peneliti memberikan pengalaman-pengalaman baru kepada objek secara
umum kemudian diamati hasilnya dan ditarik kesimpulannya.

3. Metode Evaluasi

Ini biasa dilakukan untuk mengukur keefektifan suatu program kegiatan


dengan tujuan untuk melihat keberhasilan program melalui pengetahuan yang
ilmiah. Misalnya, tentang evaluasi pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) dalam pendidikan nasional kita. Biasanya dalam penelitian
evaluasi ini banyak menggunakan variabel yang harus dikendalikan dan tidak
mudah karena seringkali hasil kesimpulan yang ada dengan kenyataannya berbeda.

4. Metode Kuantitatif dan Kualitatif

Merupakan metode dasar dalam sosiologi. Metode kuantitatif merupakan


metode yang menggunakan angka-angka yang kemudian diolah dan diwujudkan
dalam bentuk statistik, seperti skala, tabel, indeks, dan lainnya. Yang termasuk
metode kuantitatif adalah:

1. Metode Statisfik, yaitu metode dalam sosiologi yang bertujuan untuk


menelaah gejala-gejala sosial secara matematis.
2. Metode smimurti, yaitu metode yang mempergunakan skala skala dan
angka-angka dalam rangka antar manusia dalam masyarakat.

4
Metode Kualitatif mengutamakan hasil pengamatan yang sukar diukur dengan
angka-angka atau ukuran-ukuran yang matematis, meskipun kejadian kejadian itu
nyata ada di masyarakat.

Beberapa metode yang termasuk dalam metode kualitatif adalah sebagai berikut.

1. Metode historis, yaitu metode pengamatan yang menganalisis


peristiwa-peristiwa masa silam untuk merumuskan prinsip prinsip umum.
2. Metode komparatif, yaitu metode pengamatan dengan membandingkan
bermacam-macam masyarakat serta bidangbidangnya untuk memperoleh
perbedaan dan persamaan sebagai petunjuk tentang perilaku suatu
masyarakat pada masa lalu dan masa mendatang.
3. Metode studi kasus, yaitu suatu metode pengamatan tentang suatu keadaan,
kelompok, masyarakat setempat, lembaga-lembaga, ataupun
individu-individu. Alat-alat yang digunakan dalam studi kasus adalah
wawancara (interview), pertanyaan-pertanyaan atau kuesioner
(questionaire), daftar pertanyaan, dan teknik keterlibatan si peneliti dalam
kehidupan sehari-hari dari kelompok sosial yang sedang diamati
(participant observer technique).

C. Pendekatan sosiologis dalam studi islam

Adapun yang dimaksud dengan pendekatan di sini adalah cara pandang atau
para ahli yang terdapat dalam suatu bidang ilmu yang selanjutnya digunakan
dalam memahami agama. Dalam hubungan ini, Jalaluddin Rahmat mengatakan

5
bahwa agama dapat diteliti dengan menggunakan berbagai para ahli. Realitas
keagamaan yang diungkapkan mempunyai nilai kebenaran sesuai dengan
kerangka para ahlinya. Karena itu, tidak ada persoalan apakah penelitian agama
itu penelitian ilmu sosial, penelitian legalistik atau penelitian filosofis.

Pentingnya pendekatan sosiologis dalam memahami agama dapat difahami


karena banyak sekali ajaran agama yang berkaitan dengan masalah sosial.
Besarnya perhatian agama terhadap masalah sosial ini, selanjutnya mendorong
kaum agama memahami ilmu sosial sebagai alat untuk memahami agamanya.
Jalaluddin Rahmat telah menunjukkan betapa besarnya perhatian agama yang
dalam hal ini adalah Islam terhadap masalah sosial, dengan mengajukan lima
alasan sebagai berikut:

1. Dalam Al-Quran atau Hadis, proporsi terbesar kedua sumber hukum


Islam tersebut berkenaan dengan urusan mua‟amalah. Menurut
Ayatullah Khomeini perbandingan antara ayat-ayat ibadah dengan ayat
yang menyangkut kehidupan sosial adalah 1:100. Untuk satu ayat ibadah
ada seratus ayat muamalah (masalah sosial)

2. Bahwa ditekankannya masalah mu‟amalah atau sosial dalam masalah


Islam adalah adanya kenyataan bahwa bila urusan ibadah bersamaan
waktunya dengan urusan mu‟amalah yang penting, maka ibadah boleh
diperpendek atau ditangguhkan, tentu bukan ditinggalkan melainkan
dengan tetap dikerjakan sebagaimana mestinya.

3. Bahwa ibadah yang mengandung segi kemasyarakatan diberi ganjaran


lebih besar daripada ibadah yang bersifat perseorangan, karena itu shalat
yang dilakukan berjama‟ah adalah lebih tinggi nilainya dari pada shalat
yang dikerjakan sendirian.

6
4. Dalam Islam terdapat ketentuan bila urusan ibadah tidak dilakukan
dengan sempurna atau batal, maka kifaratnya (tebusannya) ialah
melakukan sesuatu yang berhubungan dengan masalah sosial.

5. Dalam Islam terdapat ajaran bahwa amal baik dalam bidang


kemasyarakatan mendapat amalan lebih besar dari pada ibadah sunnah.

Berdasarkan pemahaman kelima alasan diatas, maka melalui pendekatan


sosiologis, agama akan dapat dipahami dengan mudah, karena agama itu
sendiri diturunkan untuk kepentingan sosial. Dalam al-Qur‟an misalnya
dijumpai ayatayat berkenaan dengan hubungan manusia dengan manusia
lainnya, sebab-sebab yang menyebabkan terjadinya kemakmuran suatu bangsa
dan sebab-sebab yang menyebabkan terjadinya kesengsaraan. Semua itu hanya
baru dapat dijelaskan apabila yang memahaminya mengetahui sejarah sosial
pada ajaran agama itu diturukan

D. kekuatan dan kelemahan pendekatan sosiologis dalam studi islam

Kelebihan Pendekatan Sosiologis dalam Studi Islam:

1. Analisis Sosial yang Mendalam: Pendekatan sosiologis membantu menggali


aspek-aspek sosial dalam Islam, seperti struktur masyarakat Muslim, pola
interaksi sosial, dan bagaimana Islam mempengaruhi dan dipengaruhi oleh
masyarakat tempatnya berkembang.

2. Memahami Peran Agama dalam Masyarakat: Pendekatan ini memungkinkan


peneliti untuk memahami peran agama Islam dalam membentuk norma dan
nilai-nilai sosial dalam masyarakat Muslim. Hal ini membantu menjelaskan
bagaimana Islam memengaruhi kehidupan sehari-hari dan perilaku sosial kaum
Muslim.

7
3. Pemahaman terhadap Perubahan Sosial: Dengan menggunakan pendekatan
sosiologis, peneliti dapat mengamati bagaimana Islam beradaptasi dengan
perubahan sosial dan bagaimana perubahan sosial mempengaruhi cara orang
mempraktikkan agama mereka.

4. Memperluas Perspektif: Pendekatan ini membuka pintu untuk memahami


beragam pandangan dan praktik Islam dalam konteks sosial yang lebih luas. Ini
membantu menghindari pandangan sempit tentang agama dan menghargai
keragaman di dalamnya.

5. Relevansi Sosial: Studi sosiologis tentang Islam memiliki relevansi langsung


dengan isu-isu sosial dan politik yang dihadapi oleh masyarakat Muslim.
Pendekatan ini membantu mencari solusi yang berpusat pada manusia dan
konteks sosialnya.

Kekurangan Pendekatan Sosiologis dalam Studi Islam:

1. Kurangnya Aspek Teologis: Pendekatan sosiologis sering kali kurang


memperhatikan aspek teologis dari Islam, seperti pemahaman tentang
ajaran-ajaran agama dan teks-teks suci. Hal ini dapat mengabaikan sumber inti
dari kepercayaan dan praktik agama.

2. Reduksionisme Sosial: Terkadang, pendekatan sosiologis cenderung


mereduksi agama hanya sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan sosial dan
politik, mengabaikan dimensi spiritual dan transendental agama.

3. Keterbatasan Penyelidikan: Beberapa fenomena agama dalam Islam sulit


diukur secara kuantitatif, sehingga pendekatan sosiologis mungkin memiliki
keterbatasan dalam mengungkapkan dimensi kompleks dari praktek
keagamaan.

8
4. Generalisasi Berlebihan: Karena cenderung mengutip data sosial secara
umum, pendekatan ini dapat membuat generalisasi berlebihan tentang
masyarakat Muslim tanpa mempertimbangkan keragaman budaya dan etnis
mereka.

5. Kurangnya Pemahaman Mendalam tentang Aspek Agama: Beberapa peneliti


sosiologis mungkin kurang memiliki pemahaman mendalam tentang teologi
dan ajaran Islam, sehingga dapat menyebabkan interpretasi yang salah tentang
praktik dan keyakinan agama.

Dalam pendekatan sosiologis dalam studi Islam memiliki kelebihan dalam


memahami dimensi sosial, peran agama dalam masyarakat, dan perubahan
sosial yang terjadi dalam Islam. Namun, kekurangan pendekatan ini perlu
diatasi dengan memperhatikan aspek teologis, menghindari generalisasi
berlebihan, dan memastikan pemahaman mendalam tentang agama dalam
konteks sosialnya. Dengan menggabungkan berbagai pendekatan dalam studi
Islam, kita dapat memperoleh pemahaman yang lebih komprehensif dan
holistik tentang agama yang penting ini.

9
Kesimpulan

Pendekatan, yang berarti suatu proses, tindakan, cara pendekatan, sedangkan kata
“sosiologi” secara harfiah berarti pengetahuan atau ilmu tentang sifat, perilaku, dan
perkembangan masyarakat. Hal ini mengartikan bahwa Pendekatan sosiologis adalah
suatu pendekatan atau metode yang membahas suatu objek berdasarkan masyarakat
dalam diskusi tersebut. Berdasarkan perkembangan ilmu pengetahuan modern, ilmu
ini digunakan sebagai metode untuk memahami dan mempelajari agama. Sedangkan,
Pendekatan sosiologis dalam studi Islam adalah minat keagamaan terhadap isu-isu
sosial yang mendorong umat beragama untuk memahami ilmu-ilmu sosial sebagai alat
untuk memahami agamanya. Agama, yang mencakup kepercayaan dan berbagai
praktik, merupakan masalah sosial. Akan tetapi, urusan agama berbeda dengan urusan
pemerintahan dan hukum, yang biasanya menyangkut distribusi dan penguasaan
kekuasaan. Agama yang pada awalnya termasuk dalam budaya perlu mendapatkan
prioritas dalam mendalami masyarakat, karena masyarakatlah sebagai pelaku di
dalamnya, dalam segala aspek. Hal ini perlu dilakukan secara mendalam disebabkan
agama merupakan suatu kepercayaan yang sampai detik ini memberikan kontribusi
besar terjadinya konflik di tengah-tengah masyarakat. Mereka selalu membawa agama
dalam berbagai konflik, tidak hanya di Indonesia namun hal ini juga terjadi di seluruh
Negara di dunia ini.

10
Daftar Pustaka

BUKU:

Abdullah, Amin, 1996, Studi Agama: Normativitas atau Historisitas?, Yogyakarta:


Pustaka Pelajar.

Betty R. Scharf, 1995, Kajian Sosiologi Agama,(terj), Yogyakarta: Tiara Wacana

Kahmad, Dadang, 2006, Pendekatan Sosiologis dalam Studi Agama, Bandung Remaja
Rosdakarya.

Horton, Paul B, & Chester L.Hunt, 1991, Sosiologi, 6th edition (terj), Jakarta:
Erlangga.

J. Dwi Narwoko-Bagong Suyanto (ed.), 2007, Sosiologi Teks Pengantar & Terapan,
Jakarta: Kencana, cet. 3.

Mudzhar, H.M.Atho DR, 2002, Pendekatan Studi Islam dalam teori dan praktek,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, cet. IV

INTERNET:

http://id.wikipedia.org/wiki/sosiologi

http://nie07independent.wordpress.com/teori-sosiologi-dan-antropologi/

11

Anda mungkin juga menyukai