Anda di halaman 1dari 9

Sejarah Singkat Pakis Haji.

Meskipun pertama sah dijelaskan pada tahun 1839 oleh Miquel botani Belanda,

keberadaan takson Malesian berbeda pertama kali diakui oleh Roxburgh (1832: 747), atas dasar

tanaman dalam budidaya di Calcutta Botanic Gardens. Dia mengakui bahwa dua taksa hadir,

memperlakukan satu sebagai C. circinalis dan menggambarkan lainnya sebagai spesies

baru C. spherica. Roxburgh telah Namun, keliru menerapkan nama baru C. spherica untuk

tanaman milik C.circinalis kelompok. Takson Malesian berbeda ia kemudian dirawat di bawah

nama C. circinalis, meskipun ia juga campuran bahan dua taksa dengan perincian masing-masing

(Edward dan Robert, 2009).

Spesies ini seperti yang diakui oleh Miquel (1839: 45) didasarkan pada bagian dari Olus

Calappoides dari Rumphius (1741). Miquel tidak pernah jelas batas-batas tertentu takson ini,

pada bahan memisahkan pertama dari Sulawesi sebagai C. celebica (1839: 45), dan kemudian

(1868: 232), menggabungkan keduanya. Dia juga memisahkan material dari Timor

sebagai C. var. Rumphii timorensis(1841: 125), dan dari Jawa

sebagai C. circinalis var). javana (1842: 28. Selain itu, ia pada awalnya diakui

Roxburgh's C. spherica(1843: 693), tampaknya berdasarkan dipublikasikan rekening Roxburgh

dan tanpa menyadari kebingungan dengan C. circinalis. Ia kemudian (1851: 32) mencatat dengan

benar kebingungan Roxburgh, dan ditempatkan C. spherica di sinonimi C. circinalis, walaupun

kemudian masih (1868: 230), dia lagi diakui C. spherica pada peringkat tertentu. Pada saat yang

sama (1868: 232), ia

menempatkanC. celebica dan C. circinalis var. javana di C. rumphii, dengan tidak

menyebutkan C. rumphii var. timorensis (Edward dan Robert, 2009).


Pengakuan C. Rumphii sebagai spesies yang berbeda telah banyak diperdebatkan, dengan

diskusi awal yang sangat cakap dirangkum oleh Stapf (1916). Schuster (1932: 74) memberikan

pengobatan pada dasarnya yang benar dari spesies ini (dengan pengecualian dari varietas dan

subspesies, dan New materi Caledonian dikutip), berbeda dengan perlakuan bingung sebagian

besar spesies lainnya. Nama telah diterima secara umum kemudian, meskipun misapplications

dari nama C. circinalis untuk ini dan terkait taksa terus (mis. Jones 1993) (Edward dan Robert,

2009).

Warburg juga mengakui adanya takson pantai di New Guinea, menugaskan

ke C. rumphii. Hal ini takson pantai di New Guinea juga telah ditugaskan

untuk C. circinalis (White 1922) (Edward dan Robert, 2009).

Deskripsi Singkat Pakis Haji

Sikas atau biasa dikenal dengan paki adalag tanaman jurasik yang berumur kurang lebih

240 juta tahundan diperkirakan merupakan tanaman dinosaurus yang herbifora. Sikas bahkan

sudah tumbuh sebelum tanaman bunga dan ferm (Wikipedia, 2010).

Pakis haji (aji) atau populer juga dengan nama sikas adalah sekelompok tumbuhan berbiji

terbuka yang tergabung dalam marga pakishaji atau Cycas dan juga merupakan satu-satunya

genus dalam suku pakishaji-pakishajian (Cycadaceae). Masyarakat awam di Indonesia mengenal

pakis haji dari beberapa spesies yang biasa ditanam di taman-taman menyerupaipalem, yaitu C.

rumphii, C. javana, serta C. revoluta (sikas jepang) (Wikipedia, 2010).

Pakis haji berhabitus mirip palem, namun sebenarnya sangat jauh kekerabatannya.

Kemiripan ini berasal dari susunan anak daunnya yang tersusun berpasangan. Semua pakis haji

berumah dua (dioecious) sehingga terdapat tumbuhan jantan dan betina. Serbuk sari dihasilkan
oleh tumbuhan jantan dari runjung besar yang tumbuh dari ujung batang. Alat betina

mirip daun dengan biji-biji tumbuh dari samping. Alat betina tumbuh dari sela-sela ketiak daun.

Walaupun ia disebut "pakis", dan daun mudanya juga mlungker sebagaimanapakis sejati, pakis

haji sama sekali bukan anggota tumbuhan berspora tersebut (Wikipedia, 2010).

Akar beberapa jenis pakis haji dapat diinfeksi oleh sejenis Cyanobacteria, Anabaena

cycadeae, yang pada gilirannya menguntungkan kedua pihak (simbiosis mutualistis). Akar yang

terinfeksi akan membentuk semacam bintil-bintil yang berisi jasad renik tersebut. Beberapa pakis

haji yang besar dapat dimakan bagian teras batangnya, karena mengandung pati dalam jumlah

yang lumayan (Wikipedia, 2010).

Distribusi Pakis Haji

Cycas rumphii adalah salah satu jenis pakis haji (Cycas) yang umum ditemukan

di Nusantara. Tumbuhan ini asli berasal dari kepulauan ini dan apabila orang menyebut "pakis

haji", maka yang dimaksud biasanya adalah C. rumphii ini. Tumbuhan ini biasa ditanam orang

sebagai penghias pekarangan rumah dan batangnya mengandung pati yang dapat dimakan

(Wikipedia, 2010).

Nama "rumphii" diambil dari nama seorang peneliti berkebangsaan Jerman dari abad ke-

18 yang pernah meneliti tumbuhan di Kepulauan Maluku, Georg Eberhard Rumpf (Rumphius)

(Wikipedia, 2010).
Klasifikasi Pakis Haji

Regnum : Plantae

Divisi : Spermatophyta.

Class : Cycadopsida

Ordo : Cycadales

Familia : Cycadaceae

Genus : Cycas

Spesies : Cycas rumphii

Sumber : Taksonomi Tumbuhan Tinggi, Gembong Tjirosoepomo.

Ciri-Ciri Pakis Haji

Adapun cirri-ciri dari pakis haji, adalah (Memey, 2008) :

1. Berupa pohon, seperti kelapa sawit dengan pertulangan daun sejajar. Batang tidak

bercabang, daunnya majemuk, tersusun sebagai tajuk di puncak pohon.

2. Berumah dua, artinya ada tanaman jantan yang menghasilkan strobilus jantan dan

tanaman betina yang menghasilkan strobilus betina pada tanaman yang berbeda. Anggota

ini menghasilkan strobilus yang besar. Meskipun demikian, rata – rata reproduksinya

rendah. Dari 15 – 20 strobilus yang dihasilkan tumbuhan Cycas jantan, hanya satu atau

dua saja yang siap melepaskan serbuk sarinya. Strobilus jantan ini menghasilkan aroma

yang membuat serangga tertarik untuk datang. Setelah datang, serangga tersebut akan

memakan strobilus dan berkembang biak. Pada saat yang sama, strobilus betina

menghasilkan bau yang dapat mengusir serangga yang datang kepadanya. Setelah

beberapa waktu, strobilus betina menghasilkan aroma yang justru menarik serangga yang
berasal dari strobilus jantan. Sambil membawa mikrospora dari strobilus jantan, serangga

tersebut menuju strobilus betina dan terjadilah polinasi.

3. Daun berbagi menyirip, tersusun roset batang, daun muda menggulung.

4. Mirip palma berkayu berbentuk pohon atau semak.

5. Strobilus terminalis, uniseksualis, dioecious.

6. Strobilus jantan mengandung banyak sekali mikrosporofil yang tersusun spiral dengan

mikrosporangia pada permukaan bawah.

7. Gamet jantan (spermatozoid) motil, di lingkungan air, penting untuk penyerbukan.

8. Jumlah ovuli dua atau lebih pada tiap megasporofil.

9. Megasporofil mirip bulu ayam, tersusun longgar di ujung batang atau tersusun rapat dan

kompak.

Perkembangan Pakis Haji

Semua Gymnospermae adalah heterostrop, artinya mempunyai dua macam spora, yaitu

mikrospora dan megaspore. Mikrospora atau polen menghasilkan gametofit jantan, sedang

megaspore yang tunggal menghasilkan gametofit betina, dan pada gametofit ini terbentuk

arkegonia. Kedua macam spora yang dihasilkan di dalam sporangia yang terdapat pada sporofil

yang tersusun spiral pada aksis strobilus (Kimball, 1987).

Tumbuhan berbiji membetuk struktur megasporangia dan mikrosporangia yang

berkumpul pada suatu sumbuh pendek. Misalnya struktur seperti konus atau strobilus pada

konifer dan bunga pada tumbuhan berbunga. Seperti halnya pada tumbuhan lain, spora pada

tumbuhan berbiji dihasilkan melalui meiosis di dalam sporangia. Akan tetapi, pada tumbuhan

berbiji, megaspora tidak dilepaskan melainkan dipertahankan. Megasporangia mendukung

perkembangan gametofit betina dan menyediakan makanan serta air. Gametofit betina akan tetap
berada dalam sporangium, menjadi matang dan memlihara generasi sporofit berikutnya setelah

terjadi pembuahan. Pada mikrosporangium, produk meiosis berupa mikrospora. Mikrospora yang

mencapai sporofit akan berkecambah membentuk serbuk sari yang tumbuh menuju kearah bakal

biji untuk membuahi gametofit betina. Pada tumbuhan berbiji, istilah mikrospora merupakan

serbuk sari, mikrosporangium merupakan kantung serbuk sari, dan mikrosporofil merupakan

benagsari. Istilah megaspora merupakan kandung lembaga (kantung embrio), megasporangium

merupakan bakal biji, dan megasporofil merupakan daun buah (karpela) (Kimball, 1987).

Sporofit yang menghasilkan mikrosporofil dengan mikrospongia disebut mikrosporangiat

atau strobilus jantan (staminate cones), sedangkan yang menghasilkan megasprofil dengan

ovulum (bersama mengasporangia) disebut mengasporangiat atau strobili betina (pistillate

cones). Mokrospora dan megaspore bersifat haploid, dan berkembang sebagai sebagai hasil

pembelahan miosis sel induk spora. Ukuran dan letak strobili pada tanaman bervarasi (Kimball,

1987).

Strobilus jantan susun atas mikrosporofil. Setiap mikrosporofil mengandung dua

mikrospora yang masing-masing akan mengahasilkan 4 mikrospora haploid (n). mikrospora ini

akan menjadi setelah menjantan atau serbuk sari atau pollen (Kimball, 1987).

Strobilus betina tersusun atas daun buah (makrosporofil). Setiap makrosporofil tersebut

berbentuk sisik dan mengandung dua ovolum. Makrosporofil tersebut dilindungi oleh

makrosporangium yang didalamnya mengandung sel induk makrospora. Sel induk membela

secara miosis mengahasilkan empat maskropora. Tiga makrospora akakn tereduksi. Akibatnya,

hanya satu makrospora yang akan berkembang menjadi sel telur (Kimball, 1987).

Reproduksi Pakis Haji


Organ reproduksi pada gymnospermae disebut konus atau strobilus. Tumbuhan berbiji

terbuka tidak memiliki bunga, sporofil terpisah-pisah atau membentuk srobilus jantan dan betina.

Makrosporofil dan makrosporangium yang tampak menempel pada strobilus betina. Letak

makrosporofil dan mikrosporofil terpisah. Sel kelamin jantan berupa spermatozoid yang masih

bergerak aktif. Di dalam strobilus jantan terdapat banyak anteridium yang mengandung sel-sel

induk butir serbuk. Sel-sel tersebut bermeiosis dari setiap sel induk terbentuk 4 butir serbuk yang

bersayap. Pada strobilus betina terdapat banyak arkegonium. Pada tiap-tiap arkegonium terdapat

satu sel induk lembaga yang bermeiosis sehingga terbentuk 4 sel yang haploid. Tiga mati, dan

satu sel hidup sebagai sel telur. Arkegonium ini bermuara pada satu ruang arkegonium

(Sukmawati, 2008).

Pada Gymnospermae sering terjadi poliembrioni, walaupun hanya ada satu embrio yang

terus berkembang karena adanya pembelahan beberapa arkegonia. Air sudah tidak digunakan

sebagai media fertilisasi karena adanya pembentukan buluh serbuk pada serbuk sari yang

berkecambah (Sukmawati, 2008).

Pada Coniferophyta dan Gnetophyta spermanya tidak mempunyai flagel, sehingga buluh

serbuk menghantarkannya langsung ke mulut arkegonia. Serta pada Cycas dan Gingko

fertilisasinya merupakan bentuk antara kondisi pada paku-pakuan dan tumbuhan tanpa biji

lainnya, yaitu spermanya mampu berenang bebas dan bentuk pada tumbuhan berbiji yaitu

spermanya tidak mampu bergerak bebas (Sukmawati, 2008).

Gametofi jantan umumnya bersifat haustorial, yaitu menyerap makanan dari ovulum

ketika tumbuh, walaupun dibutuhkan buluh serbuk tetapi tidak langsung masuk ke arkegonium.

Buluh serbuk tersebut tumbuh dan menetap di dalam nuselus selama berbulan-bulan sebelum
menuju gametofit betina. Setelah sampai di mulut gametofit betina, buluh serbuk robek dan

melepaskan sel sperma yang berflagel banyak. Sperma tersebut kemudian menuju ke arkegonium

dan membuahi telur. Dengan adanya buluh sperma tersebut maka tumbuhan berbiji tidak ada lagi

yang bergantung pada ketersediaan air pada fertilisasinya (Sukmawati, 2008).

Proses Penyerbukan dan Pembuahan

Penyerbukan yang terjadi pada tumbuhan berbiji terbuka selalu dengan cara anemogami

(penyerbukan dengan bantuan angin). Serbuk sari jatuh langsung pada bakal biji. Selang waktu

antara penyerbukan sampai pembuahan relatif panjang. Pembuahan yang terjadi pada

gymnospermae disebut pembuahan tunggal (setiap inti generatif melebur dengan inti sel telur).

Mikropil terdedah ke udara bebas. Pembuahan pada gymnospermae disebut pembuahan tunggal,

karena tiap-tiap inti sperma membuahi satu sel telur (Sukmawati, 2008).

Strobilus jantan Þ serbuk sari Þ jatuh pada tetes penyerbukan (ujung putik) Þ buluh

serbuk Þ membelah Þ inti tabung dan inti spermatogen Þ inti spermatogen Þ membelah Þ dua inti

sperma Þ membuahi sel telur di dalam ruang arkegonium Þ zigot Þ lembaga di dalam biji Þ

tumbuhan baru

Manfaat Pakis Haji

Bijinya dapat dimakan, diolah menjadi tepung. Biji mentah beracun. Daun yang paling

muda dimakan sebagai sayur. Batangnya dapat menghasilkan semacam sagu. Tapal dari biji dan

pepagan dipakai untuk menyembuhkan pegal-pegal dan gangguan kulit. jenis ini juga penting

sebagai tanaman hias. Getah Cycas rumphii berkhasiat sebagai obat disentri, rambut batangnya

untuk mengobati luka baru dan daunnya untuk pembersih darah sehabis melahirkan (Wikipedia,

2011).
JANTAN BETINA

Strobilus betina yg telah terfertilisasi

DAFTAR PUSTAKA

Edward, rubbpert dan Robert, pattinson, 2009. The gymnosperm. http://www.thebiologyplant.com.


Diakses tanggal 14 April 2011.

Kimball, W. John. 1987. Biologi Jilid 2. erlangga. Jakarta.

Meymey, 2008. Gymnospermae. www.wordpress.com. Diakses tanggal 14 April 2011.

Sukmawati, 2008. Biologi. www.bloger.com. Diakses tanggal 14 April 2011.

Anda mungkin juga menyukai