Ibadah maliyah mahdhah adalah ibadah yang menyangkut
urusan harta, seperti sedekah dan zakat. Sedangkan ibadah maliyah ghairu mahdhah adalah ibadah yang terdapat kaitanya dengan harta, namun juga terkandung gerakan fisik di dalamnya. Dalam hal ini, seperti haji dan umrah.
2. ayat Al-Qur'an yang menjelaskan tentang proses penciptaan
manusia: Surah Al-Mu'minun (23:12-14): "Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Allah SWT menciptakan manusia berasal dari tanah, Kemudian menjadi nutfah, alaqah, dan mudgah sehingga akhirnya menjadi makhluk Allah SWT yang paling sempurna dan memiliki berbagai kemampuan. Allah SWT sudah menciptakan manusia dengan sebaik-baik penciptaan.
3. Insan: Istilah ini digunakan untuk menyebut manusia secara
umum. Insan berasal dari kata "nasiyah" yang berarti "lupa". Hal ini menggambarkan sifat manusia yang cenderung lupa akan tujuan hidupnya dan keberadaan Allah. Bani Adam: Istilah ini secara harfiah berarti "anak-anak Adam". Istilah ini menunjukkan bahwa manusia adalah keturunan dari Nabi Adam dan Hawa. Al-Quran menggunakan istilah ini untuk mengingatkan manusia akan persaudaraan dan kesatuan mereka sebagai keturunan yang sama. Bashar: Istilah ini mengacu pada manusia sebagai makhluk yang terdiri dari daging dan tulang. Istilah ini menekankan sifat manusia yang lemah dan rentan. Ins: Istilah ini digunakan untuk menyebut manusia sebagai makhluk yang memiliki akal dan pemahaman. Ins berasal dari kata "uns" yang berarti "berbicara". Hal ini menunjukkan bahwa manusia memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dan berpikir. Khalifah: Istilah ini digunakan untuk menyebut manusia sebagai khalifah atau pemimpin di bumi. Manusia diberi tanggung jawab untuk menjaga dan mengelola bumi dengan bijaksana. Abdullah: Istilah ini digunakan untuk menyebut manusia sebagai hamba Allah. Istilah ini mengingatkan manusia akan ketergantungan mereka kepada Allah dan pentingnya beribadah kepada-Nya. Insanul Kamil: Istilah ini mengacu pada manusia yang sempurna atau manusia yang mencapai tingkat kesempurnaan spiritual. Istilah ini menunjukkan bahwa manusia memiliki potensi untuk mencapai kesempurnaan melalui pengembangan spiritual dan moral.
4. -Paham Agama -Cinta Alam/menjaga kelestarian alam -Dapat berlaku Adil -Memaklumi perbedaan -Dapat menjadi pemimpin yang bijaksana
5. Keadilan: Keadilan merupakan prinsip utama dalam Islam.
Masyarakat yang beradab dan sejahtera harus didasarkan pada prinsip keadilan yang merata bagi semua individu tanpa memandang perbedaan suku, agama, atau status sosial. Keadilan ini mencakup aspek hukum, ekonomi, dan sosial. Keseimbangan: Islam mengajarkan pentingnya menjaga keseimbangan dalam kehidupan. Masyarakat yang beradab dan sejahtera harus mencapai keseimbangan antara kebutuhan materi dan spiritual, antara hak individu dan tanggung jawab sosial, serta antara kepentingan pribadi dan kepentingan umum. Kerjasama: Islam mendorong kerjasama dan solidaritas antara individu dalam masyarakat. Masyarakat yang beradab dan sejahtera harus didasarkan pada prinsip saling membantu dan bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Kerjasama ini mencakup berbagi sumber daya, saling mendukung dalam kebaikan, dan mengatasi perbedaan dengan dialog dan musyawarah.
Keteladanan: Masyarakat yang beradab dan sejahtera harus
memiliki pemimpin dan tokoh yang menjadi teladan dalam berperilaku dan berbuat baik. Pemimpin yang adil, jujur, dan bertanggung jawab akan mempengaruhi masyarakat untuk mengikuti jejaknya dalam menciptakan masyarakat yang beradab dan sejahtera.
Pendidikan: Pendidikan memiliki peran penting dalam
menegakkan masyarakat yang beradab dan sejahtera. Islam mendorong pendidikan yang holistik, yang mencakup pendidikan agama, ilmu pengetahuan, dan keterampilan praktis. Pendidikan yang baik akan membantu individu untuk berkembang secara pribadi dan berkontribusi secara positif dalam masyarakat.
Kepedulian Sosial: Masyarakat yang beradab dan sejahtera
harus memiliki rasa peduli dan empati terhadap sesama. Islam mengajarkan pentingnya membantu orang yang membutuhkan, memberikan sedekah, dan berbagi rezeki dengan yang lain. Kepedulian sosial ini mencakup perhatian terhadap kaum miskin, yatim piatu, dan orang-orang yang terpinggirkan dalam masyarakat.