Anda di halaman 1dari 5

tugas 1 agama

1. Ibadah dibagi menjadi dua bentuk, yaitu ibadah mahdlah dan ibadah ghairu mahdlah.

1. **Ibadah Mahdlah**: Ibadah mahdlah adalah ibadah yang dilakukan dengan tata cara dan rincian
yang telah ditetapkan secara pasti oleh agama. Ibadah ini memiliki panduan yang jelas dalam ajaran
agama dan tidak boleh diubah atau dimodifikasi. Contoh ibadah mahdlah adalah Salat (sholat), yang
memiliki langkah-langkah dan waktu yang telah diatur dengan sangat rinci dalam Islam.

2. **Ibadah Ghairu Mahdlah**: Ibadah ghairu mahdlah adalah ibadah yang tidak memiliki pedoman
atau tata cara yang sangat ketat dalam agama. Ibadah ini memungkinkan individu untuk
melaksanakannya dengan lebih fleksibel dan tidak memiliki aturan yang sangat terperinci. Contoh
ibadah ghairu mahdlah adalah doa pribadi atau sedekah, di mana individu memiliki kebebasan untuk
berdoa atau memberi sedekah tanpa aturan yang ketat dalam agama.

Perlu diingat bahwa pembagian ini dapat berbeda-beda tergantung pada ajaran agama dan keyakinan
tertentu.

2. Al-Qur'an menjelaskan proses penciptaan manusia dalam beberapa ayat, termasuk Surah Al-
Mu'minun (Surah 23) dan Surah As-Sajdah (Surah 32). Berikut adalah ayat-ayat dan tafsirnya yang
menjelaskan tahapan penciptaan manusia:

Surah Al-Mu'minun (23:12-14): “Dan sesungguhnya telah Kami ciptakan manusia dari suatu saripati
tanah liat; kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) di tempat yang kokoh; kemudian
air mani itu Kami jadikan segumpal darah; segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging; segumpal
daging itu Kami jadikan tulang belulang; lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian
Kami jadikan diamakhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik."

Tafsir: Ayat ini menjelaskan tahapan penciptaan manusia dari awal, yaitu dari tanah liat, kemudian
melalui berbagai tahap perkembangan, termasuk pembentukan udara mani, darah, daging, tulang
belulang, dan akhirnya menjadi manusia yang sempurna. Ini adalah ilustrasi tentang bagaimana Allah
menciptakan manusia dari unsur-unsur yang berbeda.
Surah As-Sajdah (32:7-9): “Allah-lah yang telah menjadikan segala sesuatu dari apa yang Dia ciptakan,
kemudian Dia memberi petunjuk kepada manusia, dan apa yang diciptakan-Nya itu pun dijadikan-Nya
dengan baik dan sebaik-baiknya- baiklah."

Tafsir: Ayat ini menegaskan bahwa Allah-lah yang menciptakan segala sesuatu, termasuk manusia,
dengan kesempurnaan dan kebaikan. Manusia adalah salah satu ciptaan Allah yang paling indah, dan
Allah memberikan petunjuk kepada manusia untuk menjalani kehidupan dengan baik.

Tahapan penciptaan manusia ini menggambarkan bagaimana manusia diciptakan dengan penuh
keajaiban oleh Allah dari unsur-unsur yang berbeda dan diberi petunjuk untuk menjalani kehidupan
yang baik.

3.Al-Quran menggunakan beberapa istilah untuk menyebut manusia, antara lain:

َ ‫)إ‬: Istilah ini Merujuk pada manusia secara umum. Al-Quran sering menggunakan kata
"Insan" (‫نسان‬ ِ
“insan” untuk menyebut manusia sebagai makhluk yang Allah ciptakan dari tanah.

َ
"Bani Adam" (‫)آدم َب ِ ِن‬: Istilah ini Merujuk pada keturunan Nabi Adam (saw) dan Hawwa. Manusia adalah
keturunan Adam dan Hawwa, dan istilah ini mengingatkan kita tentang akar manusia yang sama.

َ َ
Khalifah (‫)خ ِليفة‬: Manusia disebut sebagai khalifah di bumi, yang berarti mereka dianggap sebagai wakil
atau penguasa atas makhluk-makhluk lain di dunia ini, dengan tanggung jawab untuk menjaga dan
merawatnya.

"Insan al-Kamil" (‫)الكامل إنسان‬: Al-Quran juga merujuk pada "insan al-kamil" atau manusia yang sempurna,
yang mencapai tingkat kesempurnaan spiritual dan moral.

"Bani Israil" (‫ْس ِائيل َب ِ ِن‬


َ ‫)إ ر‬: Merujuk kepada keturunan Nabi Yakub (Yakob), yang juga dikenal sebagai Israel.
ِ
Istilah ini digunakan dalam konteks sejarah dan petunjuk kepada orang-orang Israel.
Setiap istilah ini memiliki makna dan konotasi khusus dalam konteks Al-Quran, dan sering digunakan
untuk menggambarkan peran, tanggung jawab, atau status manusia dalam pandangan Islam.

4.Sebagai khalifah, manusia mempunyai tanggung jawab untuk menjaga dan mengelola alam semesta
dengan baik. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat dilakukan manusia untuk merealisasikan peran
sebagai khalifah:

Menjaga Lingkungan : Manusia perlu menjaga lingkungan alamiah, termasuk udara, udara, dan tanah,
agar tetap bersih dan sehat. Mengurangi polusi dan mendukung praktik berkelanjutan adalah langkah
penting.

Konservasi Sumber Daya : Manusia harus bijak dalam mengelola sumber daya alam seperti hutan, udara,
dan energi. Hal ini termasuk pencegahan deforestasi, penggunaan air yang efisien, dan transisi ke energi
terbarukan.

Keadilan Sosial : Membangun masyarakat yang adil dan inklusif adalah salah satu aspek penting dalam
peran sebagai khalifah. Hal ini termasuk mengatasi ketidaksetaraan, memerangi diskriminasi, dan
memastikan hak asasi manusia.

Pendidikan dan Kesadaran Lingkungan : Menyebarkan pengetahuan tentang pentingnya menjaga alam
semesta dan mendorong kesadaran lingkungan adalah langkah penting untuk memobilisasi tindakan
yang lebih baik.

Pengembangan Teknologi Ramah Lingkungan : Manusia harus berinvestasi dalam penelitian dan
pengembangan teknologi yang ramah lingkungan, seperti energi terbarukan, transportasi berkelanjutan,
dan cara-cara inovatif untuk mengurangi dampak lingkungan.

Pengelolaan Sampah : Mengelola sampah dengan benar, mendaur ulang, dan mengurangi limbah adalah
langkah penting dalam menjaga lingkungan tetap bersih dan sehat.
Konservasi Keanekaragaman Hayati : Melindungi spesies-spesies yang terancam punah dan menjaga
keseimbangan ekosistem adalah tanggung jawab sebagai khalifah.

Pengambilan Keputusan yang Bertanggung Jawab : Manusia perlu mengambil keputusan yang
mempertimbangkan dampak lingkungan dan sosialnya, bukan hanya keuntungan ekonomi semata.

Pemberdayaan dan Kerja Sama : Manusia dapat mencapai lebih banyak dengan bekerja sama dalam
upaya lingkungan. Mendorong pemberdayaan komunitas lokal dan kerja sama global adalah langkah
yang baik.

Pengembangan Kesadaran Spiritual : Meningkatkan kesadaran spiritual dan moral dapat membantu
manusia merasa lebih terhubung dengan alam semesta dan merasa lebih bertanggung jawab atas peran
mereka sebagai khalifah.

Menerapkan langkah-langkah ini akan membantu manusia mewujudkan peran mereka sebagai khalifah
dengan lebih baik, menjaga alam semesta, dan mewariskannya kepada generasi mendatang dalam
kondisi yang lebih baik.

5.Islam memiliki prinsip-prinsip utama yang bertujuan untuk menegakkan masyarakat yang beradab dan
sejahtera. Beberapa prinsip tersebut antara lain:

Keadilan: Islam mendorong keadilan dalam semua aspek kehidupan. Ini mencakup perlakuan adil
terhadap semua individu, tanpa memandang latar belakang mereka.

Kemanusiaan: Prinsip Kemanusiaan Islam menekankan penghargaan terhadap martabat manusia. Ini
mencakup perlindungan hak asasi manusia dan menolak segala bentuk pembelian.

Persaudaraan: Islam mendorong hubungan yang baik antara sesama manusia, terlepas dari perbedaan
suku, ras, dan agama. Prinsip ini mempromosikan perdamaian dan toleransi.
Kesejahteraan: Islam mengajarkan pentingnya kesejahteraan sosial dan ekonomi. Zekat (sumbangan
wajib) dan sedekah adalah cara-cara untuk mendukung mereka yang kurang beruntung.

Pendidikan: Islam mendorong pengetahuan dan pendidikan sebagai cara untuk mencapai peradaban
yang lebih baik. Pendidikan diberi nilai tinggi dalam agama ini.

Moralitas: Prinsip-prinsip moral seperti kejujuran, kejujuran, dan integritas sangat penting dalam Islam.
Ini membantu menciptakan masyarakat yang etis dan beradab.

Kepemimpinan yang Adil: Pemimpin dalam masyarakat Islam diharapkan memberikan kepemimpinan
yang adil dan bertanggung jawab, dengan mempertimbangkan kesejahteraan rakyatnya.

Perlindungan Lingkungan: Islam juga mengajarkan perlindungan lingkungan. Kelestarian alam adalah
bagian dari tanggung jawab manusia.

Penerapan prinsip-prinsip ini diharapkan akan membantu menciptakan masyarakat yang adil, sejahtera,
dan beradab sesuai dengan ajaran Islam.

Anda mungkin juga menyukai