Anda di halaman 1dari 6

TUGAS 1

NAMA : CHAERANI EKA PUTRI (050354391)

PRODI MANAJEMEN UPBJJ MAJENE

1. Ibadah dibagi menjadi dua bentuk yaitu ibadah mahdlah dan ibadah ghairu mahdlah. Coba
jelaskan kedua pengertian berikut, serta berikan contoh masing-masing dari jenis ibadah tersebut.

Ibadah Mahdlah (Ibadah yang Terbatas):

Ibadah mahdlah adalah bentuk ibadah yang memiliki tata cara, waktu, dan tempat yang telah
ditentukan secara tegas dalam ajaran Islam. Ibadah ini memiliki peraturan yang jelas dan terdefinisi
dengan baik. Contoh-contoh ibadah mahdlah mencakup:

a. Shalat lima waktu: Ini adalah salah satu contoh utama ibadah mahdlah. Shalat memiliki aturan
yang sangat ketat, dengan waktu dan tata cara yang ditentukan.

b. Puasa Ramadan: Puasa wajib selama bulan Ramadan memiliki peraturan yang jelas, seperti waktu
berbuka dan waktu imsak yang telah ditentukan.

c. Haji: Perjalanan ke Kota Mekah dengan tata cara dan waktu yang telah ditentukan, serta syarat-
syarat tertentu.

Ibadah Ghairu Mahdlah (Ibadah yang Tidak Terbatas):

Ibadah ghairu mahdlah adalah bentuk ibadah yang tidak memiliki ketentuan tegas dalam agama
Islam. Ibadah ini tidak terikat oleh waktu, tempat, atau tata cara yang ketat, sehingga memberikan
lebih banyak fleksibilitas dalam pelaksanaannya. Contoh-contoh ibadah ghairu mahdlah mencakup:

a. Sadaqah (amal kebaikan): Memberikan amal secara sukarela kepada yang membutuhkan tanpa
ketentuan waktu atau jumlah yang pasti.

b. Dzikir dan doa pribadi: Mengingat Allah (dzikir) dan berdoa secara pribadi kapan saja dan di mana
saja tanpa batasan waktu tertentu.

c. Membantu sesama: Tindakan kebaikan seperti membantu seseorang yang membutuhkan


bantuan, memberikan makanan kepada orang kelaparan, dan sejenisnya, yang tidak diatur secara
spesifik dalam ajaran agama.
Kedua bentuk ibadah ini memiliki peran penting dalam praktik keagamaan Islam. Ibadah mahdlah
adalah kewajiban yang harus dipatuhi, sementara ibadah ghairu mahdlah memberikan kesempatan
bagi umat Islam untuk melakukan amal kebaikan tambahan dan berkomunikasi dengan Allah secara
pribadi dalam berbagai cara yang lebih fleksibel.

2. Tuliskan ayat dan tafsir yang menjelaskan tentang proses penciptaan manusia, serta jelaskan
tahapan penciptaan manusia menurut Al-Qur’an!

Al-Qur'an menjelaskan proses penciptaan manusia dalam beberapa ayat, dan salah satu ayat yang
paling terkenal yang menjelaskan hal ini adalah Ayat Al-Qur'an dari Surah At-Tin (Surah ke-95), yakni
ayat 4-5:

"Kami sungguh telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Kemudian Kami
kembalikan dia ke tempat yang paling rendah, kecuali orang-orang yang beriman dan beramal saleh,
maka mereka memperoleh pahala yang tidak terputus-putus."

Tafsir:

Ayat ini menyampaikan bahwa Allah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya, yaitu
dengan pemberian akal, nurani, dan potensi untuk berbuat baik. Namun, manusia juga memiliki
potensi untuk kejelekan dan dosa. Allah kemudian menyebutkan bahwa manusia seringkali turun ke
tingkat yang paling rendah, merujuk pada perbuatan dosa dan kemungkaran yang dilakukan oleh
sebagian besar manusia.

Namun, ada pengecualian. Mereka yang beriman kepada Allah dan melakukan amal shalih (amal
baik) akan memperoleh pahala yang tidak terputus-putus. Artinya, mereka yang menjalani
kehidupan sesuai dengan ajaran Allah dan melakukan amal kebajikan akan memperoleh ganjaran
yang kekal di akhirat.

Secara umum, tahapan penciptaan manusia dalam Al-Qur'an dapat dijelaskan sebagai berikut:

Penciptaan dari tanah atau debu (Turab).

Pemberian bentuk dan rupa fisik yang sebaik-baiknya oleh Allah.

Peniupan ruh ke dalam tubuh manusia, memberikan akal, nurani, dan potensi untuk berbuat baik.

Kemungkinan turun ke tingkat yang paling rendah melalui dosa dan kemungkaran.

Harapan dan kesempatan untuk mencapai kebaikan dan kebenaran, dan memperoleh pahala yang
kekal dengan beriman dan beramal saleh.

Penciptaan manusia dalam Al-Qur'an mencerminkan pemahaman tentang penciptaan manusia dari
unsur tanah (adam) dan pemuliaan manusia melalui peniupan ruh Allah ke dalamnya. Proses ini
menegaskan kedudukan manusia sebagai makhluk unik yang memiliki akal, nurani, dan tanggung
jawab moral di dunia ini.

3. Al-Quran menyebutkan beberapa istilah untuk menyebut manusia. Jelaskan istilah-istilah yang
digunakan tersebut!

Al-Qur'an menggunakan beberapa istilah untuk menyebut manusia. Setiap istilah memiliki makna
dan konotasi yang berbeda. Berikut adalah beberapa istilah yang digunakan dalam Al-Qur'an untuk
merujuk kepada manusia:

Insan (‫نسان‬َ ‫)إ‬: Istilah ini digunakan secara umum untuk merujuk kepada manusia. Ini mencerminkan
ِ
sifat-sifat manusia sebagai makhluk yang memiliki akal, intelektualitas, dan perasaan. Insan
seringkali digunakan dalam konteks penciptaan manusia dan tanggung jawab moralnya.

َ
‫) َب ِ ِ ي‬: Istilah ini secara harfiah berarti "anak-anak Adam" dan digunakan untuk merujuk
Bani Adam (‫ن آدم‬
kepada seluruh umat manusia, menegaskan persaudaraan dan kesamaan manusia di hadapan Allah.
Ini juga mencerminkan cerita penciptaan pertama manusia, Adam dan Hawa.

َ َ
Bashar (‫)بشي‬: Istilah ini mengacu kepada manusia sebagai makhluk yang lemah dan rentan. Ini
menekankan sisi kelemahan manusia, yang rentan terhadap dosa dan kesalahan.

َ َ
Khalifah (‫)خ ِليفة‬: Istilah ini digunakan dalam Al-Qur'an untuk merujuk kepada manusia sebagai
khalifah Allah di bumi. Artinya, manusia diberi tanggung jawab untuk menjaga dan memelihara bumi
serta menjalankan tugas moral dan spiritual.

َ
Ibadah (‫)ع َبادة‬:
ِ Meskipun ini bukan istilah khusus untuk manusia, Al-Qur'an sering mengingatkan
bahwa tujuan utama penciptaan manusia adalah beribadah kepada Allah. Oleh karena itu, istilah
"ibadah" mencerminkan peran utama manusia dalam menjalankan tugas rohani dan moralnya.

َ
Nasyat (‫)ن ِس َية‬: Istilah ini digunakan untuk merujuk kepada manusia sebagai makhluk yang sering lupa
atau lengah terhadap tugas dan tanggung jawab mereka terhadap Allah. Al-Qur'an mengingatkan
manusia untuk tidak melupakan-Nya.

Istilah-istilah ini menggambarkan berbagai aspek manusia, baik sisi kelemahan dan kecenderungan
dosa, maupun potensi kebaikan, intelektualitas, dan tanggung jawab moralnya. Mereka
mencerminkan pemahaman Al-Qur'an tentang manusia sebagai makhluk yang unik dan penting
dalam penciptaan Allah
4. Manusia juga disebut sebagai khalifah. Jelaskan langkah-langkah yang dilakukan manusia untuk
merealisasikan peran sebagai khalifah!

Sebagai khalifah Allah di bumi, manusia memiliki tanggung jawab moral dan spiritual untuk menjaga
dan memelihara alam semesta serta menjalankan tugas-tugas sebagai pemimpin dan wakil Allah.
Untuk merealisasikan peran sebagai khalifah, manusia dapat mengambil langkah-langkah berikut:

Pemahaman dan Kesadaran: Langkah pertama adalah memiliki pemahaman yang kuat tentang
konsep khalifah dalam Islam. Ini termasuk pemahaman tentang tanggung jawab moral, etika, dan
peran sebagai pemimpin di bumi.

Ketaatan kepada Allah: Menjalani hidup dalam ketaatan kepada Allah adalah langkah kunci. Ini
termasuk melaksanakan ibadah sesuai dengan ajaran Islam, mematuhi perintah Allah, dan menjauhi
larangan-Nya.

Pemeliharaan Alam: Menciptakan keseimbangan dalam pemeliharaan alam adalah tanggung jawab
penting sebagai khalifah. Ini mencakup menjaga lingkungan, mencegah kerusakan lingkungan, dan
mengelola sumber daya alam dengan bijaksana.

Keadilan dan Etika: Menerapkan prinsip-prinsip keadilan dan etika dalam segala aspek kehidupan,
baik dalam hubungan sosial, bisnis, maupun dalam pengambilan keputusan. Khalifah harus
memastikan bahwa tindakan mereka adil, baik, dan bermanfaat bagi masyarakat.

Pendidikan dan Pengetahuan: Terus meningkatkan pengetahuan dan pendidikan adalah penting
untuk menjalankan peran khalifah. Dengan ilmu dan pemahaman yang lebih baik, seseorang dapat
mengambil keputusan yang lebih bijaksana dalam memenuhi tanggung jawabnya.

Pengembangan Pribadi: Berusaha untuk menjadi pribadi yang lebih baik adalah langkah penting. Ini
termasuk mengembangkan akhlak yang baik, mengendalikan hawa nafsu, dan memperbaiki diri
secara terus-menerus.

Melayani Manusia: Membantu sesama dan berperan aktif dalam masyarakat untuk memperbaiki
kondisi kehidupan orang lain adalah bagian dari tanggung jawab sebagai khalifah. Melayani manusia
dengan kasih dan kepedulian adalah salah satu aspek penting dari peran ini.

Tugas-Tugas Sosial: Terlibat dalam tugas-tugas sosial yang menguntungkan masyarakat seperti amal,
filantropi, atau berkontribusi dalam masalah sosial yang lebih besar adalah cara lain untuk
merealisasikan peran khalifah.
Tanggung Jawab Keluarga: Merawat keluarga dengan baik dan mendidik anak-anak sesuai dengan
nilai-nilai Islam adalah bagian penting dari peran sebagai khalifah.

Berdoa dan Bersyukur: Tetap terhubung dengan Allah melalui doa dan bersyukur atas karunia-Nya
adalah aspek spiritual yang penting dalam peran khalifah.

Merealisasikan peran sebagai khalifah bukanlah tugas yang ringan, tetapi hal ini adalah salah satu
prinsip utama dalam Islam yang mendorong individu untuk menjalani hidup dengan penuh tanggung
jawab dan etika. Ini juga menciptakan dasar moral yang kuat untuk menjaga dan memelihara dunia
dan melayani sesama.

5. Islam berjuang untuk tegaknya masyarakat yang beradab dan sejahtera. Jelaskan prinsip-
prinsip untuk menegakkan masyarakat yang beradab dan sejahtera

Islam memiliki sejumlah prinsip-prinsip penting untuk menegakkan masyarakat yang beradab dan
sejahtera. Beberapa prinsip tersebut meliputi:

Tauhid (Kepercayaan pada Satu Allah): Prinsip dasar dalam Islam adalah tauhid, yaitu kepercayaan
kepada Allah yang satu. Ini menciptakan dasar moral dan spiritual yang kuat, menekankan
pentingnya ketaatan kepada Allah dalam segala aspek kehidupan.

Keadilan dan Kesetaraan: Islam mendorong keadilan dan kesetaraan di dalam masyarakat. Semua
individu, tanpa memandang ras, warna kulit, atau latar belakang mereka, memiliki hak dan martabat
yang sama di mata Allah. Ini mencakup hak-hak individu, termasuk hak atas properti, kebebasan,
dan perlindungan hukum.

Moralitas dan Etika: Moralitas dan etika adalah bagian integral dari ajaran Islam. Masyarakat yang
beradab dan sejahtera harus didasari oleh nilai-nilai kebaikan, jujur, kasih sayang, dan integritas.

Kesejahteraan Sosial: Islam mendorong pemberian kepada yang membutuhkan melalui amal, zakat,
dan sedekah. Ini membantu mengurangi kesenjangan sosial dan menciptakan masyarakat yang lebih
beradab.

Kemajuan dan Ilmu Pengetahuan: Islam mendorong pencarian ilmu dan pengetahuan. Ilmu
pengetahuan dan pendidikan dianggap sebagai hal yang mulia, dan pembelajaran dihargai.

Keluarga dan Kesejahteraan Keluarga: Keluarga adalah unit dasar dalam masyarakat Islam. Islam
menekankan pentingnya kesejahteraan keluarga, termasuk peran masing-masing anggota keluarga,
perlindungan hak-hak perempuan dan anak-anak, serta pemeliharaan nilai-nilai keluarga yang kuat.
Pemimpin yang Adil: Islam mendukung kepemimpinan yang adil. Pemimpin dalam masyarakat harus
menjalankan tanggung jawab mereka dengan integritas dan keadilan, serta bertindak demi
kepentingan seluruh masyarakat.

Kerja Keras dan Usaha: Islam mendorong kerja keras dan usaha. Keberhasilan dan kesejahteraan
pribadi serta masyarakat dapat dicapai melalui usaha dan kerja keras yang jujur.

Perlindungan Lingkungan: Islam mengajarkan perlindungan lingkungan alam. Manusia adalah


khalifah Allah di bumi, sehingga mereka harus menjaga alam semesta dan tidak merusaknya.

Kebajikan dan Perbaikan: Masyarakat yang beradab dan sejahtera mengutamakan perbaikan dan
kebaikan. Individu dan masyarakat secara kolektif harus berkontribusi dalam membangun
masyarakat yang lebih baik.

Keterbukaan dan Toleransi: Islam mendorong toleransi terhadap perbedaan, baik dalam hal agama,
budaya, atau pandangan politik. Keberagaman dihargai dan dianggap sebagai salah satu rahmat
Allah.

Prinsip-prinsip ini menciptakan kerangka kerja etika dan moral yang kuat dalam masyarakat Islam,
yang, jika diterapkan dengan benar, dapat membantu menciptakan masyarakat yang beradab, adil,
dan sejahtera. Praktik dan implementasi prinsip-prinsip ini dalam kehidupan sehari-hari adalah kunci
untuk mencapai tujuan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai