Bab 20200005074
Bab 20200005074
BAB II
KAJIAN TEORI
dengan judul “Upaya Meningkatkan Rasa Ingin Tahu Dan Pemahaman Konsep
Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam 2
siklus setiap siklusnya terdiri dari dua pertemuan. PTK yang terdiri dari empat
tahap yang masing-masing siklus terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi dan
aktivitas siswa dari siklus I ke siklus II. Pada siklus I jumlah mencapai 14,81
dengan rata-rata aktivitas siswa mencapai 2,96 sehingga memperoleh kriteria baik
dan siklus II jumlah meningkat mencapai 16,97 dengan rata-rata mencapai 3,39
dengan kriteria sangat baik. Aktivitas siswa meningkat karena siswa dilibatkan
aktif dalam pembelajaran terkait menumbuhkan rasa ingin tahu siswa terindikasi
dari banyaknya siswa yang mulai aktif dan antusias dalam pembelajaran, baik
(2) peningkatan rasa ingin tahu siswa pada siklus II. Pada siklus I memperoleh
rata-rata 2,82 dengan kriteria baik dan siklus II memperoleh rata-rata 3,22 dengan
kriteria baik. Peningkatan rasa ingin tahu siswa dalam proses pembelajaran hal ini
2
ditandai dengan siswa memperhatikan dengan baik penjelasan dari guru dan siswa
sudah aktif bertanya terkait materi yang belum dipahami. Siswa juga sudah berani
pembelajaran. (3) Hasil evaluasi siswa pada mata pelajaran matematika materi
dan siklus II. Pada siklus I diperoleh hasil evaluasi nilai terendah adalah 50 dan
nilai tertinggi adalah 100, jumlah nilai keseluruhan 2560 dengan nilai rata-rata
dengan kriteria baik. Sedangkan pada siklus II hasil evaluasi siswa mengalami
peningkatan nilai yang sangat baik dibandingkan dengan siklus I. Pada siklus II
diperoleh nilai terendah 60 nilai tertinggi 100, jumlah nilai keseluruhan mencapai
2960 dengan nilai rata-rata 87,05 dan presentase ketuntasan belajar siswa
mencapai 94,11% dengan kriteria sangat baik. Berdasarkan penelitian dan analisis
data di atas bahwa peningkatan dilihat dari hasil evaluasi siswa yang mengalami
ditandai dengan nilai siswa yang meningkat dari siklus I ke siklus II. Nilai siswa
juga sudah mencapai KKM hanya dua siswa yang belum mencapai KKM di siklus
II. Pada siklus II juga sudah mencapai indikator keberhasilan yang menandakan
Manusia mempunyai sifat serba ingin tahu sejak awal kehidupannya. Rasa
pendidikan umumnya sepakat bahwa salah satu ciri anak cerdas adalah memiliki
relevan dengan karakter rasa ingin tahu pada berbagai hal. Rasa ingin tahu selalu
untuk selalu bertanya dan menyimpan kekhawatiran terhadap sesuatu yang ingin
Menjadi seorang yang selalu ingin tahu sebenarnya bukanlah suatu perkara
yang sulit, namun sering diperhadapkan dengan situasi keraguan, ketakutan, atau
mungkin merasa belum mendesak untuk diketahui. Rasa ingin tahu adalah
landasan dasar dalam proses belajar, karena dilakukan melalui proses bertanya
Menurut Yaumi (2014:102) Orang yang selalu ingin tahu terhadap sesuatu
(b) selalu timbul rasa penasaran, (c) menggali dan menyelidiki, (d) tertarik pada
4
berbagai hal yang belum ditemukan jawabannya, (e) mengintai, mengintip dan
Suatu hal yang membuat orang timbul rasa ingin tahu karena melihat
sesuatu itu selalu menarik baginya. Jika hal ini membosankan orang cenderung
berpendapat bahwa “rasa ingin tahu memang sudah semestinya tumbuh sebagai
bagian karakter peserta didik dan keinginan untuk selalu belajar tanpa harus
dipaksa dan tidak mudah dibodohi serta ditipu oleh informasi yang sesat”. Selain
itu Menurut Fadlillah dan Khorida (2013:196) berpendapat “rasa ingin tahu adalah
sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan
Sebenarnya manusia selalu memiliki rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu yang
dimiliki bisa bersifat positif dan juga bersikap negatif. Rasa ingin tahu yang
dimiliki manusia cenderung lebih banyak kearah yang negatif. Sebaliknya untuk
5
rasa ingin tahu positif hanya sedikit dan hanya beberapa orang yang bisa
Dari beberapa pendapat para ahli di atas dan dari penjelasan yang
diuraikan peneliti berpendapat bahwa rasa ingin tahu adalah sikap yang dimiliki
seseorang untuk mengetahui lebih mendalam tentang apa yang dilihat, didengar ,
dicium dan disentuhnya untuk mendapatkan jawaban atas rasa penasaran yang ada
tahu pada anak, kebebasan si anak itu sendiri harus ada untuk melakukan dan
melayani rasa ingin tahunya”. Kita tidak bisa begitu saja menghardik mereka
tidak tahu atau malas saat bertanya. Yang lebih baik adalah kita berikan kepada
Adapun empat alasan yang menjadi sebab penting mengapa rasa ingin tahu
ini perlu dibangun dan dikembangkan dalam diri peserta didik. Menurut
Kurniawan (2013:148)
Dari beberapa pendapat para ahli di atas dan dari penjelasan yang
diuraikan peneliti berpendapat bahwa rasa ingin tahu dapat membuka pemikiran
terhadap hal-hal baru ataupun hal-hal yang sudah pernah mereka pelajari, selalu
mereka belum mengerti tentang pelajaran yang akan diajarkan dan membuat
suasana di dalam kelas tetap tertib dan peserta didik dapat menyadari bahwa
karakter peserta didik. Dengan rasa keingintahuan yang tinggi, seorang peserta
didik akan mempunyai keinginan untuk selalu belajar tanpa harus dipaksa dan
tidak mudah dibodohi serta ditipu oleh informasi yang sesat. Ia tidak akan
menerima segala yang diberikan dunia padanya, tetapi ia akan bertanya, mencari
indikator yang dikembangkan dalam hal ini yaitu indikator sekolah dan kelas”.
7
Indikator sekolah dan kelas adalah penanda yang digunakan oleh kepala sekolah,
karakter bangsa. Indikator ini berkenaan juga dengan kegiatan sekolah yang
Disamping itu, indikator kelas nilai rasa ingin tahu juga memiliki peran
(1)Menciptakan suasana kelas yang mengundang rasa ingin tahu. (2) Eksplorasi
Lain halnya Indikator rasa ingin tahu siswa dalam pembelajaran menurut
Kurniawan (2013:149) yang merupakan indikator rasa ingin tahu siswa di kelas
adalah:
tahu berperan dalam lingkungan sekolah juga pada lingkungan kelas pada saat
pembelajaran disekolah siswa yang memiliki rasa ingin tahu yang baik akan
memiliki pengetahuan, dan tidak bosan untuk belajar. Maka dari itu diperlukan
kriteria untuk melihat apakah anak tersebut memiliki rasa ingin tahu atau tidak.
juga merupakan suatu metode berpikir, sebab dalam pemecahan masalah dapat
menghadapkan siswa pada suatu masalah yang harus dipecahkan oleh siswa
sendiri dengan mengarahkan segala kemampuan yang ada pada diri siswa
tersebut.
adalah suatu cara menyajikan pelajaran dengan dorongan siswa untuk mencari dan
belajar.
melihat kualitas pendapat yang disampaikan oleh siswa. Guru disarankan tidak
berorientasi pada metode tersebut, akan tetapi guru hanya melihat jalan pikiran
9
yang disampaikan oleh siswa, pendapat siswa, serta memotivasi siswa untuk
guru.
Metode ini dapat dilaksanakan apabila siswa telah berada pada tingkat
yang lebih tinggi dengan prestasi yang tinggi pula, tetapi metode ini perlu
masing mereka belum dapat menemui solusinya dari proses yang kita lakukan.
Akan tetapi guru dapat menggambarkan bahwa yang diminta adalah buah pikiran
hanya sekedar metode mengajar, tetapi juga merupakan suatu metode berpikir,
untuk mencari pemecahan masalah dan menarik kesimpulan. Metode ini akan
(dalam Susanto, 2014: 203) ada tiga hal yang harus diperhatikan oleh guru dalam
dari tingkat kesulitan sesuai dengan tingkat berpikir siswa sejauh mana peserta
informasi dari guru menjadi belajar dengan banyak berpikir dalam memecahkan
masalah.
11
menghadapkan siswa pada masalah yang harus dipecahkan sendiri sesuai dengan
kemampuan yang ada pada diri siswa tersebut, dan dengan memberi latihan yang
12
diberikan pada waktu belajar matematika yang bersifat latihan dan masalah yang
menghendaki siswa untuk menggunakan sintesa atau analisa agar siswa memiliki
berarti belajar atau hal yang dipelajari. Matematika dalam bahasa Belanda disebut
pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik.
merupakan kegiatan belajar mengajar. Belajar tertuju kepada apa yang harus
mengajar berorientasi pada apa yang harus dilakukan oleh guru sebagai pemberi
pelajaran. Kedua aspek ini akan berkolaborasi secara terpadu menjadi suatu
kegiatan pada saat terjadi interaksi antara guru dengan siswa, serta antara siswa
sebagai berikut :
13
konsep dasar dari ilmu matematika, penataan nalar, kemampuan berpikir logis,
bahwa matematika itu bukan saja dituntut sekedar menghitung, tetapi siswa juga
dituntut agar lebih mampu menghadapi berbagai masalah dalam hidup ini.
Masalah itu baik mengenai matematika itu sendiri maupun masalah dalam ilmu
disukai oleh siswa karena mereka berfikir susah untuk menghitungnya. Namun
14
sebenarnya pelajaran matematika bukanlah pelajaran yang sulit dan tidak perlu
ditakuti karena matematika adalah pelajaran yang sangat dekat dengan kehidupan
kemampuan berfikir kritis logis, sistematis, dan memiliki sifat obyektif, disiplin
aktivitas manusia, karena itu hal-hal realistik di sekitar kita harus digunakan
yang logika, matematika itu adalah bahasa yang menggunakan istilah yang
didefinisikan dengan cermat, jelas dan akurat. Belajar matematika tidak ada
artinya kalau hanya dihafalkan saja. Belajar matematika baru bermakna bila
tujuan abstrak, bertumpu pada kesempatan dan pola pikir yang deduktif.
dapat diartikan bahwa dengan belajar matematika seseorang telah belajar logika.
strategi matematika yang sesuai dengan (1) topik yang dibicarakan, (2) tingkat
perkembangan intelektual siswa, (3) prinsip dan teori belajar, (4) keterlibatan
siswa secara aktif, (5) keterkaitan dengan kehidupan siswa sehari-hari, (6)
mengandung dua jenis kegiatan yang tidak terpisahkan. Kegiatan tersebut adalah
belajar dan mengajar. Kedua aspek ini akan berkolaborasi secara terpadu menjadi
suatu kegiatan pada saat terjadi interaksi antara siswa dengan guru, antara siswa
mampu melibatkan seluruh siswa secara aktif. Kualitas pembelajaran dapat dilihat
dari segi proses dan dari segi hasil : (1) dari segi proses, pembelajaran dikatakan
16
berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya atau sebagian besar peserta didik
terlibat secara aktif, baik fisik, mental maupun sosial dalam proses pembelajaran,
di samping menunjukkan semangat belajar yang tinggi, dan percaya pada diri
sendiri. (2) dari segi hasil, pembelajaran dikatakan efektif apabila terjadi
perubahan tingkah laku ke arah positif, dan tercapainya tujuan pembelajaran yang
telah ditetapkan.
Kini muncul anggapan baru bahwa guru bertugas membantu siswa untuk
siswa sesuai dengan konteks pelajaran, membantu siswa melihat hubungan antara
satu pemikiran dengan pemikiran lain dan mendorong siswa untuk pengetahuan
semua strategi yang digunakan guru dalam membantu usaha belajar siswa melalui
campur tangan yang bersifat memberi dukungan. Dorongan yang diberikan guru
bertindak atas dasar pemikiran logis, rasional, kritis, cermat, jujur, dan efektif
17
(2) mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan matematika dan pola pikir
kependidikan menengah.
faktor dalam diri siswa dan luar diri siswa. Faktor dalam diri siswa salah satunya
sikap positif siswa terhadap matematika. Sikap positif terhadap matematika perlu
terhadap konsep atau objek matematika. Sikap merupakan ukuran suka atau tidak
berarti sikap positif sedangkan siswa yang menolak matematika bersikap negatif.
Bagi siswa yang bersikap positif terhadap matematika memiliki ciri antara
menyelesaikan tugas dengan baik dan tepat waktu, berpartisipasi aktif dalam
berdiskusi dan mengerjakan tugas-tugas rumah dengan tuntas. Adapun siswa yang
a
keseluruhan bagian. Dalam notasi matematika bilangan pecahan dinyatakan
b
Pecahan terdiri dari beberapa jenis (nama) dan cara penulisan, yaitu :
Contoh: 3, 1, dan 1
4 4 2
2. Pecahan campuran, yaitu pecahan yang memiliki bagian bulat dan bagian
pecahan.
Contoh: 23 , 32 , dan 41
4 3 2
19
1⁄ bagian pecah
2
Contoh:
. Contoh:
pengetahuan, keterampilan serta sikap yang salah satunya yaitu rasa ingin tahu.
20
Sikap rasa ingin tahu siswa bisa dibangun dan ditingkatkan dengan
Penggunaan metode
Tindakan pemecahan masalah dalam
Konditahu siswa pada
Rasa ingin mata pelajaran Matematika
si
mata pelajaran Matematika
materi pecahan meningkat