Anda di halaman 1dari 22

Keterampilan Dasar IPS dalam Pelaksanaan Tugas sebagai Guru dan dalam

Kehidupan bermasyarakat

Keterampilan Dasar Ilmu-Ilmu Sosial

Ilmu-ilmu sosial (Social Sciences) dapat diartikan sebagai bagian ilmu pengetahuan
mengenai manusia dengan konteks sosialnya atau sebagai anggota masyarakat.Tiap ilmu
pengetahuan yang mempelajari dan mengkaji aspek kehidupan manusia dalam masyarakat,
termasuk bagian ilmu-ilmu sosial.
Hakikat kehidupan manusia sebagai suatu dinamika.Dinamika itu mengungkapkan bahwa
manusia bukan makhluk biologi semata, melainkan juga makhluk sosial, budaya, ekonomi,
politik, hukum, psikologik dan seterusnya. Aspek-aspek itu terdiri dari interaksi sosial, budaya,
kebutuhan materi, kehidupan, norma dan peraturan, sikap dan reaksi kejiwaan, geografi dan
sebagainya.Aspek-aspek inilah yang menghasilkan ilmu pengetahuan seperti sosiologi,
antropologi, ilmu ekonomi, ilmu pendidikan, ilmu hukum, psikologi sosial, geografi dan
sebagainya (Nursid Sumaatmaja, 1980:33).
Sebagian kita memaklumi bersama, ilmu-ilmu pengetahuan tersebut di atas dewasa ini
berkembang menjadi disiplin ilmu sesuai dengan perkembangan dan dinamika masyarakat.
Setiap disiplin ilmu memiliki struktur, ia memberikan batas atau ruang lingkup bagi suatu
disiplin ilmu dan membedakannya dari cabang ilmu lain.Struktur merupakan konsep pedagogis
dan perlu diajarkan melalui IPS, agar murid secepatnya dapat menghayati ide-ide dari ilmu yang
dimaksud.Makin mendasar ide-ide yang dimiliki itu, makin besar kemungkinan penerapannya
kepada masalah yang lebih luas.
Objek setiap kegiatan belajar menurut Bruner ialah melayani atau memenuhi keperluan anak
didik untuk hari kedepannya. Adapun dua cara untuk itu yaitu:
1. Pemindahan/transfer keterampilan melalui kurikulum sekolah sebagai dasar untuk dipakai kelak
didalam masyarakat.
2. Pemindahan/transfer prinsip-prinsip dan sikap melalui kurikulum sekolah, bukan sekadar untuk
memperoleh keterampilan, tetapi untuk mendapatkan ide-ide dasar dan ide-ide umum yang dapat
dipergunakan sebagai dasar menangani masalah masyarakat.
Tipe transfer yang kedua ini merupakan inti ciri proses pendidikan masa kini melalui IPS,
syarat untuk itu antara lain penguasaan struktur ilmu/ilmu-ilmu yang hendak dihayati (Kosasih
Djahiri, 1982/1983:8)
Sebagai guru IPS, pengetahuan yang berhubungan dengan disiplin ilmu-ilmu sosial sangat
diperlukan baik yang berhubungan dengan ruang lingkup bahasannya, objek yang dipelajari,
metode dan pendekatan dari tiap-tiap disiplin ilmu-ilmu sosial tersebut.Dengan mengetahui dan
menguasai pengetahuan ilmu-ilmu sosial, bahasan/topik-topik IPS baik berupa konsep, prinsip,
generalisasi, teori maupun fakta-fakta yang bersumber dari masyarakat dapat dibahas lebih
mendalam.
A. Kemampuan/Keterampilan dalam Ilmu Geografi
Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut
pandang kelingkungan atau kewilayahan dalam konteks keruangan.Konsep geografi yang
diketengahkan di atas secara jelas menegaskan bahwa yang menjadi objek studi geografi adalah
geosfer, yaitu permukaan bumi yang hakikatnya merupakan bagian dari bumi yang terdiri atas
atmosfer (lapisan udara), lithosfer (lapisan batuan, kulit bumi), hidrosfer (lapisan air, perairan)
dan biosfer (lapisan kehidupan).
Pengajaran geografi hakikatnya adalah pengajaran tentang aspek-aspek keruangan permukaan
bumi yang merupakan keseluruhan gejala alam dan kehidupan umat manusia dengan variasi
kewilayahannya. Dengan perkataan lain, pengajaran geografi merupakan hakikat geografi yang
diajarkan disekolah yang disesuaikan dengan tingkat perkembangan mental anak pada jenjang
pendidikan masing-masing.
Sebagai ruang lingkup pengajaran geografi sama dengan ruang lingkup ilmu geografi itu
sendiri, yaitu:
1. Alam lingkungan yang menjadi sumber daya bagi kehidupan manusia
2. Penyebaran umat manusia dengan variable kehidupannya
3. Interaksi keruangan umat manusia dengan alam lingkungannya yang memberikan variasi
terhadap ciri khas tempat-tempat dipermukaan bumi
4. Kesatuan regional yang merupakan perpaduan antara darat, perairan dan udara diatasnya
Materi geografi adalah kehidupan manusia dimasyarakat, alam lingkungan dengan segala sumber
dayanya, region-region di permukaan bumi, menjadi sumber pengajaran geografi. Selain gejala-
gejala kehidupan, buku-buku dan kepustakaan lain yang juga berkenaan dengan gejala tadi
menjadi sumber yang dapat dimanfaatkan dalam pengajaran geografi.Kemampuan dasar guru
geografi berkenaan dengan penguasaan materi, tujuan pengajaran geografi dan tingkat
perkembangan mental anak sangat dituntut.
Sebagaimana tujuan pendidikan pada umumnya, mengacu kepada tujuan pendidikan nasional
yang dijabarkan ke dalam tujuan-tujuan khusus sampai kepada tujuan yang operasional.Tujuan
instruksional merupakan tujuan yang wajib dicapai pada pelaksanaan pengajaran.Dengan
demikian, tujuan instruksional pengajaran geografi adalah tujuan yang wajib direalisasikan pada
pelaksanaan pengajaran geografi. Pencapaian tujuan tersebut melalui proses berbagai
keterampilan yang mengandung keaktifan anak didik dalam merealisasikannya. Dengan anak
aktif dalam mengikuti proses pembelajaran maka pencapaian tujuan pembelajaran itu akan lebih
diresapi oleh siswa sehingga kesannya akan tahan lama.
Secara singkat akan dibahas beberapa keterampilan guru, khususnya guru geografi berkenaan
dengan kegiatan belajar-mengajar topik/bahasan geografi.
1. Metode Pembelajaran
Pengajaran geografi dapat dilaksanakan di dalam kelas, seperti metode ceramah-ceramah
bervariasi, tanya jawab, diskusi, role playing, sosiodrama, kerja kelompok dan sebagainya.
Sedangkan metode pembelajaran yang dilakukan diluar kelas, seperti metode tugas belajar dan
metode karyawisata.
2. Penggunaan Sumber Belajar
Sumber belajar geografi dapat berupa fenomena/gejala-gejala yang ada di sekitar/lingkungan
(baik di lingkungan alam, maupun lingkungan manusia), kemudian dari buku-buku, majalah,
surat kabar dan media elektronika lainnya yang berhubungan dengan materi/topik bahasan
geografi. Dengan mengambil sumber belajar dari gejala-gejala yang ada disekitarnya, proses
belajar-mengajar geografi akan lebih menarik perhatian siswa dan tidak membosankan.
3. Penggunaan Media/Alat Pembelajaran
Gejala/fenomena yang ada disekitar tempat tinggal anak, baik berupa gejala kehidupan
manusia, selain sumber belajar dapat juga dijadikan media pembelajaran geografi. Tidak dapat
hanya diceramahkan, didiskusikan atau tanya jawab saja, melainkan harus ditunjukkan dan
diragakan
4. Menciptakan suasana Belajar yang Kondusif
Menciptakan suasana belajar yang dapat merangsang/memotivasi kegiatan belajar aktif
sehingga keterlibatan siswa dalam proses belajar-mengajar akan menghasilkan pencapaian
belajar yang penuh makna (meaningfull learning).
B. Kemampuan/Keterampilan dalam Ilmu Sejarah
Sejarah atau ilmu sejarah dapat diartikan sebagai riwayat tentang masa lampau atau bidang
ilmu pengetahuan yang menyelidiki dan menuturkan riwayat masa lampau sesuai dengan
metode-metode tertentu yang dapat dipercaya (Fairchild, H.P, 1964:141).Hakikatnya sejarah itu
adalah suatu konsep tentang waktu yang lalu selaras dengan rangkaian sebab akibatnya.Akan
tetapi, inti sejarah adalah perubahan.
Objek studi sejarah adalah sejarah sebagai kenyataan dalam arti luas yang meliputi segala
sesuatu yang pernah terjadi dalam kehidupan umat manusia, dan semua gejala
alamiah.Sedangkan dalam arti terbatas ialah sejarah umat manusia, dimulai dari saat adanya
kehadiran makhluk manusia didunia.Ilmu menjadikan masa lampau masyarakat manusia sebagai
objek penelitiannya secara sistematis dan kritis dengan tujuan untuk memelihara hasil penelitian
itu sebagai pengetahuan yang bermakna dan berguna.
Berikutnya sebagai guru dalam melaksanakan tugas profesinalnya selain dapat menguasai
disiplin ilmu yang diasuhnya, mampu merumuskan tujuan instruksional, ia harus mempunyai
keterampilan untuk mentransferkan materi bahasan kepada siswa-siswanya. Untuk mencapai
tujuan pembelajaran secara optimal dperlukan berbagai kemampuan guru itu sendiri, seperti
memilih dan menentukan metode pembelajaran yang tepat/efisien, memilih sumber situasi,
suasana belajar yang mendukung siswa aktif dan sebagainya.
Untuk memilih metode pembelajaran mana yang paling aktif perlu dipertimbangkan berbagai
segi antara lain: Bahan/topik yang akan diajarkan, tujuan yang ingin dicapai, kondisi siswa,
sarana prasarana yang ada bahkan kemampuan guru itu sendiri dan sebagainya. Metode yang
digunakan dalam mengajarkan materi sejarah antara lain: metode ceramah bervariasi, tanya
jawab, diskusi, tugas, bermain peran, metode karyawisata dan sebagainya.
C. Kemampuan/Keterampilan dalam Ilmu Ekonomi
Albert L. Meyers mengungkapkan bahwa ekonomi adalah ilmu pengetahuan yang
mempersoalkan kebutuhan dan pemuasan kebutuhan manusia. Sedangkan Brown, G.D.
mengemukakan bahwa ekonomi adalah suatu studi mengenai cara bagaimana manusia memnuhi
kebutuhan materinya melalui pranata-pranata. Mereka memanfaatkan sumber daya alam, modal
dan tenaga kerja yang terbatas.
Persoalan didalam ilmu ekonomi adalah bahwa manusia di dalam usahanya untuk memenuhi
kehidupan selalu mengahadapi ketidakseimbangan antara banyaknya kebutuhan dengan
banyaknya barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia atau dengan kata lain kebutuhan terhadap
barang dan jasa tidak terbatas sumber-sumber baik sumber alam maupun sumber daya manusia
terbatas.
Seorang guru ekonomi dituntut juga untuk dapat mentransfer konsep/teori yang merupakan
topik bahasan ekonomi kepada anak didik. Guru harus mampu menciptakan suasana belajar yang
dapat mendorong siswa untuk belajar, mencari dan menemukan sendiri. Dengan demikian hasil
belajar siswa akan lebih melekat dan tahan lama. Selain bersumber dari buku-buku literature
yang sesuai dengan kurikulum, banyak konsepnya yang dapat dikembangkan dari gejala
ekonomi yang ada disekitar tempat tinggal siswa itu sendiri, misalnya kegiatan pertanian,
perkebunan, kerjainan, perikanan, industri, pertukangan serta jasa-jasa lainnya.Dengan hal ini
pembelajaran lebih bersifat konkret.
D. Kemampuan/Keterampilan dalam Ilmu Politik
Prof. Mr. Moh. Jamin mengungkapkan ilmu politik memusatkan tinjauannya kepada masalah
kekuasaan dan bagaimana jalannya tenaga kekuasaan dalam masyarakat dan susunan
negara.Ilmu politik dengan sendirinya membahas dan mempersoalkan pembinaan negara dan
masyarakat atau kekuasaan.Dalam rangka kerjanya tidak dapat melepaskan diri dari bantuan
ilmu-ilmu lainnya, seperti sosiologi, ilmu negara, ilmu hukum, administrasi negara, psikologi
dan sebagainya.
Sama halnya dengan mengajarkan materi yang termasuk topik bahasan geografi, sejarah, dan
ekonomi guru yang mengajarkan harus dapat memilih metode pembelajaran yang tepat, sumber
belajar, media/alat bantu pembelajaran. Selain bersumber dari buku literature yang digunakan,
dapat juga dengan melihat sistem politik yang berlaku.Lembaga pemerintahan baik dari tingkat
pusat sampai tingkat yang paling rendah (pemerintahan desa) dapat dijadikan sumber
pembelajaran.Bahkan dalam kehidupan berumah tangga dapat dijadikan sumber pembelajaran.
Jadi, dalam pengajaran politik diharapkan para siswa selain mengetahui, juga menyadari hak
dan kewajiban baik sebagai anggota keluarga maupun sebagai warga negara.Selain itu siswa juga
harus menyadari bahwa untuk hidup aman, tenteram sejahtera penuh dengan aturan-aturan yang
perlu ditaati dan dilaksanakan.
E. Kemampuan/Keterampilan dalam Ilmu Sosiologi
Sosiologi dapat diartikan ilmu yang mempelajari masyarakat.Apa yang dimaksud dengan
masyarakat? Masyarakat meliputi sejumlah manusia yang hidup berkelompok yang dengan
sendirinya satu sama lain saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Sosiologi mempelajari
masyarakat secara umum sehingga ada yang menamakannya ilmu masyarakat umum.
Agar mampu untuk menciptakan suasana belajar yang mendorong siswa untuk terlibat
didalamnya, sama halnya dengan mengajarkan konsep-konsep disiplin ilmu-ilmu sosiologinya,
dalam pembelajaran dengan mengenai contoh gejala yang ada disekitar lingkungan anak. Hal ini
sekali lagi agar terhindar dari pembelajaran yang bersifat verbalisme (lebih-lebih para siswa
kelas rendah) dan hasil belajar akan lebih tahan lama.
F. Kemampuan/Keterampilan dalam Ilmu Antropologi
Antropologi adalah suatu studi tentang manusia dengan pekerjaannya (Fairchild. H.P.
1964:12). Ke dalam pekerjaan manusia termasuk segala hasil pemikirannya atau hasil akal
budinya.Sebagai objek antropologi adalah aspek budaya atau karya cipta manusia.Tetapi tidak
semua karya cipta manusia itu adalah kebudayaan.
Selanjutnya sebagai seorang guru yang mengajarkan harus mampu dan memiliki keterampilan
khusus yang berhubungan dengan pembelajaran agar tujuan instruksional dapat dicapai dengan
optimal.dan harus selalu diingat, untuk menciptakan suasana belajar yang mendukung siswa
aktif, serta contoh-contoh yang digunakan dapat dilihat, dirasakan, atau dihayati oleh para siswa.
G. Kemampuan/Keterampilan dalam Ilmu Psikologi Sosial
Psikologi sosial adalah suatu studi tentang proses mental manusia sebagai makhluk sosial
(Fairchild. H.P. 1964:290). Objek studi psikologi adalah tingkah laku manusia di masyarakat
sebagai ungkapan proses mental, kejiwaan yang meliputi kemauan, minat, reaksi emosional,
kecerdasan dan seterusnya, termasuk pembentukan kepribadiannya.
Pencapaian tujuan instruksional banyak tergantung kepada kemampuan/keterampilan guru
untuk memilih metode mengajar, keterampilan dalam memilih serta menggunakan media
pembelajaran, tercipta suasana belajar yang mendorong siswa untuk terlibat dalam kegiatan
belajar-mengajar.
Keterampilan Sosial
Dapat tidaknya kita mengerti dan menghayati proses kehidupan, sepenuhnya bergantung
kepada katajaman pancaindra, pengalaman dan pengetahuan yang ada pada diri kita masing-
masing. Pengertian dan penghayatan dipengaruhi pula oleh minat, perhatian dan keingintahuan
yang hidup pada diri kita. Hal ini sepenuhnya merupakan kekayaan pribadi kita masing-masing
sebagai hasil pengaruh dan kerja sama kondisi psiko-biologis, lingkungan dan pendidikan kita.
Jadi merupakan hasil keseluruhan sistem pribadi kita masing-masing.
Pertumbuhan penduduk yang cepat, menjadi pendorong pertumbuhan aspek-aspek kehidupan
yang menyangkut kebutuhan penduduk.Ketidakseimbangan antara pertumbuhan penduduk
dengan pertumbuhan sarana penunjang kehidupannya, telah menimbulkan bermacam-macam
masalah.Masalah-masalah tersebut meliputi masalah ekonomi, politik, budaya, hukum,
lingkungan dan lain sebagainya.Untuk selanjutnya kita melihat penerapan keterampilan dasar
IPS dalam kehidupan melalui beberapa aspek, seperti keterampilan mental, keterampilan
personal, dan keterampilan sosial.

A. Keterampilan Mental
Ada yang menjelaskan bahwa mental itu meliputi sistem nilai atau pandangan hidup dan sikap
(value system and attitude). Sistem nilai adalah konsepsi yang abstrak yang dianut oleh sebagian
warga masyarakat mengenai apa yang baik dan apa yang buruk, apa yang penting dan apa yang
sepele, apa yang berharga dan apa yang kurang berharga dan sebagainya.
Bagi orang yang mengetahui dan memahami apalagi sebagai guru IPS seperti halnya kita akan
keberadaan sistem nilai dan sikap masyarakat yang berlaku disetiap wilayah, lebih-lebih sistem
nilai dan sikap masyarakat dimana kita tinggal. Dengan mengetahui itu kita dapat menilai apakah
sistem nilai dan sikap tersebut baik atau buruk, menghambat upaya pembaruan/pembangunan
atau mendukungnya, dan sebagainya.
Seperti yang dikemukakan oleh Kuncaraningrat (Antropolog) terdapat beberapa sikap mental
yang menghambat pembangunan, diantaranya:
 Sikap mental penerobosan (mengambil jalan pintas)
Dimiliki oleh orang-orang yang ingin mencapai target dengan menempuh jalan pintas dan biasanya
ditempuh dengan jalan yang tidak sesuai prosedur/aturan yang ada, sedangkan kemampuannya
sendiri sebenarnya tidak mendukungnya.
 Sikap mental priyayi
Orang yang memiliki mental demikian apabila ia menghadapi atasan, terlalu
mengagungkan/menyembah-nyembah (menjilat), tetapi kalau dengan bawahan, memeras kalau
perlu menginjaknya.
 Sikap mental mengagungkan masa lalu
Orang yang demikian biasanya menganggap masa lalu lebih baik dari sekarang.Hidup
sekarang banyak masalah/susah, dulu hidup senang serba kecukupan, dulu dihormati/dipuja-puja
orang sekarang diacuhkan orang dan sebagainya.
 Sikap mental yang cepat puas
Orang yang demikian merasa cepat puas dengan apa yang ada/dimiliki, tidak ingin
berusaha untuk meningkatkannya, mereka cepat pasrah, bagaimana nasib saja. Orang yang
seperti ini tidak kreatif/kurang kreatif.
Selanjutnya, berikut sikap mental yang mendorong pembangunan yang juga merupakan
kemampuan/keterampilan IPS yang dapat diterapkan:
 Memandang bahwa hidup ini dapat diperbaiki
Orang ini tidak menyerah begitu saja pada nasib, melainkan menghargai usaha dan
kemampuannya.Ia percaya akan kemampuan akal, ilmu dan teknologi.
 Menghargai usaha manusia dalam mencapai hasil yang lebih baik
Orang ini tidak puas dengan apa yang telah dimilikinya, melainkan berusaha untuk
mencapai yang lebih bermutu, lebih banyak, cara yang lebih efisien dan produktif, dan
seterusnya. Ia bersedia menerima pembaruan dan perubahan.
 Mempunyai kesadaran waktu yang tinggi
Orang ini menggunakan waktunya secara efisien, tidak menyia-nyiakan/membuang
waktu dengan berpangku tangan/melamun atau pekerjaan yang sia-sia/tidak berguna.
Perhatiannya akan hari esok menyebabkan ia hidup secara hemat dan membuat rencana
mengenai hari yang akan datang.
 Mampu menyatakan pendapat/gagasan dan menghargai pendapat/gagasan orang lain
Orang ini percaya kepada kemampuan dan harga diri sendiri, memperhatikan
kepentingannya sendiri disamping kepentingan masyarakat.Ia tidak tenggelam terhadap
pengaruh dan kepentingan pihak lain. Ia menghargai seseorang sesuai dengan prestasinya.
B. Keterampilan Personal
G.W. Allport mengemukakan bahwa kepribadian adalah organisasi dinamik sistem psiko-fisik
yang ada pada suatu individu, yang menentukan karakteristik tingkah laku dan berpikirnya.
Kepribadian terbentuk sejak lahir, dan dari pengaruh lingkungan tempat ia tinggal. Kepribadian
seseorang merupakan perpaduan antarwarisan biologik dengan kondisi kehidupannya. Karena
baik biologik maupun kondisi kehidupan yang dimiliki dan dijalani tiap orang tidak sama maka
dapat dikatakan tidak ada dua orang yang memiliki kepribadian yang sama.
Tiap orang memiliki kepribadian masing-masing yang tidak sama dengan kepribadian orang
lain, walaupun dalam satu keluarga. Namun demikian kita sebagai kelompok/masyarakat,
bahkan sebagai bangsa memiliki kepribadian tertentu, yang memiliki ciri-ciri/karakteristik
tertentu yang dapat dibedakan dengan kelompok/masyarakat atau bangsa lainnya.
Kepribadian seseorang dibina dan dikembangkan oleh lingkungan tertentu, baik luas maupun
sempit.Selanjutnya, kepribadian tidak hanya dibina oleh lingkungan, melainkan kepribadian itu
pun dapat mempengaruhi lingkungan. Dengan berbekal pengetahuan IPS, akan memberi
ciri/karakter tertentu dalam pembentukan kepribadian.
C. Keterampilan Sosial
Masyarakat yang merupakan kelompok manusia yang tinggal pada wilayah tertentu yang
diikat oleh norma atau system nilai yang dimilikinya selalu mengalami perubahan. Pertumbuhan
demografi, akan mendorong perubahan dan perkembangan aspek kehidupan manusia lainnya.
Perubahan dan pertambahan penduduk, akan mendorong pertumbuhan kebutuhan hidupnya.
Kebutuhan manusia yang tidak dapat ditinggalkan yaitu kebutuhan ekonominya.Cara manusia
memenuhi kebutuhan ini dari waktu ke waktu telah mengalami perubahan dan perkembangan.
Dalam memanfaatkan sumber daya atau lingkungan, manusia dalam melakukan perubahan cara
mulai dari cara meramu kepada bercocok tanam sampai bertani yang modern, peternakan dan
sampai pula pada industry modern. Perubahan cara pemenuhan kebutuhan tadi atau lebih sempit
lagi perubahan produksi, sudah pasti diikuti oleh perubahan-perubahan lainnya, seperti
perubahan organisasi, perubahan struktur, perubahan nilai dan norma dan lain sebagainya.
Perubahan social dapat diartikan sebagai perubahan yang terjadi di masyarakat, yang meliputi
berbagai aspek kehidupan, sebagai akibat adanya dinamika anggota masyarakat, dan yang telah
didukung oleh sebagian besar anggota masyarakat, merupakan tututan kehidupan dalam mencari
kestabilannya (Nursid Sumaatmadja, 1980: 88).
Perubahan sosial yang disebabkan factor-faktor dari dalam kelompok adalah karna penemuan-
penemuan atau penciptaan-penciptaan baru (inovasi) tentunya terjadinya penemuan-penemuan
baru (inovasi) dapat terjadi apabila anggota-anggota masyarakat memilliki hal-hal berikut:
1. Adanya kesadaran anggota masyarakat akan perlunya upaya meningkatkan kehidupan secara
terus-menerus. Kesadaran tersebut akan timbul apabila adanya rasa tidak puas terhadap apa yang
telah dicapainya. Oleh David C. Mc. Clelland dikatakan memiliki Ach (Need for Achievement)
yang tinggi. Need for Achievement adalah suatu dorongan kebutuhan untuk mencapai prestasi
yang lebih baik.
2. Adanya kualitas anggota masyarakat dalam kelompok yang kreatif. Anggota masyarakat yang
kreatif ini merupakan motivator dan modernisator bagi perubahan sosial dan perubahan dalam
kelompok yang bersangkutan. Oleh para ahli psikologi, orang yang memiliki akal dan daya
kreatif yang tinggi ini, disebut vitus mental.
3. Adanya suasana persaingan yang sehat diantara anggota-anggota masyarakat untuk mencapai
prestasi yang tinggi demi kemajuan kelompok yang bersangkutan.
4. Adanya dorongan kepada anggota yang berprestasi baik berupa piagam pengahargaan maupun
insentif lain, agar ia terus berprestasi dan berkarya.
Sebagai guru IPS, tentunya juga sebagai anggota masyarakat mau tidak mau harus berperan
dan peka terhadap berbagai kejadian dan masalah yang terjadi di masyarakat anda tidak boleh
bersifat masa bodo atas kejadian-kejadian atau masalah-masalah dalam kehidupan di masyarakat
anda harus aktif dan melibatkan diri dan bersatu dengan anggota masyarakat lainnya untuk
menigkatkan taraf hidup dan membantu mencarikan jalan pemecahan permasalahan-
permasalahan yang ada di masyarakat.
Keterampilan-keterampilan dasar IPS yang dapat diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat,
antara lain berikut ini.
1. Dalam upaya meningkatkan taraf kehidupan masyarakat; sebagai anggota masyarakat, ia harus
melibatkan diri dalam berbagai kegiatan pembangunan bersama anggota masyarakat lainnya.
2. Dalam upaya menangkal unsur-unsur kebudayaan yang tidak sesuai, ia harus dapat menyadarkan
kepada anggota masyarakat akan pentingnya menjaga dan memelihara norma-norma luhur yang
terkandung dalam Pancasila maupun agama sebagai pegangan hidupnya.
3. Dalam rangka upaya mengatasi atau mengurangi masalah-masalah sosial yang terjadi di
masyarakat, misalnya masalah kenakalan remaja, pergaulan bebas, tindakan asusila, kekerasaan
dan sadism, dan lain sebagainya serta maslah lingkungan seperti pencemaran, banjir, kekeringan,
erosi dan lain sebagainya diperlukan keterampilan untuk mencarikan jalan pemecahannya. Di
sinilah keterampilan-keterampilan dasar IPS membantu untuk melihat faktor-faktor penyebab
dari timbulnya suatu permasalahan sosial secara interdisipliner/multidisipliner.
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu-ilmu social (social sciences) dapat diartikan sebagai bagian ilmu pengetahuan mengenai
manusia dengan konteks sosialnya atau sebagai anggota masyarakat. Seperti yang dikemukakan oleh
Mackenzie, Norman (91968:7) bahwa social sciences are all the academic disclipines which deal with
men in their social context. Jadi jadi, dengan demikian tiap ilmu pengetahuan yang mempelajari dan
mengkaji aspek kehidupan manusia dalam masyarakat, termasuk bagian ilmu-ilmu social.

Manusia adalah suatu dinamika. Dinamika ini tidak pernah berhenti, melainkan tetap terus aktif.
Dinamika manusia inilah yang memadukan manusia dengan sesamanya dan denga dunia lingkungannya
(Drijarkara, 1969 : 44).

Dinamika manusia merupakan ungkapan hakikat jiwa manusia sebagai makhluk yang berakal-
budi (homo sapies) dan sebagai makhluk social. Hakikat inilah yang membedakan manusia dengan
makhluk lainnya di permukaan bumi. Pengembangan akal budi manusia dengan relasi social inilah yang
menyebabkan keadaan kehidupan di permukaan bumi seperti kenyataan dewasa ini.

Perkembangan dan pemanfaatan akal-budi manusia, telah menghasilkan apa yang telah kita
istilahkan sebagai, kemampuan budaya dan kemampuan memanfaatkan pengetahuan kebudayaan
manusia telah membantu meningkatkan kesejahteraan manusia itu sendiri. Pengungkapan budaya dalam
bentuk benda materi dan non-materi, telah menghidupkan kelompok manusia menjadi kelompok social
yang luas. Bahasa yang merupakan salah satu aspek kebudayaan, telah lebih mengembangkan akal-budi
manusia dalam mengungkapkan buah pikiran dan perasaannya sehingga lebih memperlancar pemanfaatan
segala sumber daya yang ada di sekitarnya.bahasa menjadi dasar pendorong terungkapnya pikiran dan
perasaan manusia yang menghasilkan ilmu pengetahuan.

Cara berpikir yang dilakukan manusia secara sistematis, telah menghasilkan ilmu pengetahuan.
Sebaliknya perkembangan ilmu pengetahuan telah pula mengembangkan dan meningkatkan cara berpikir.
Kemajuan ilmu pengetahuan menjadi dasar perkembangan dan kemajuan teknonogi. Mealui pemanfaatan
ilmu pengetahuan da teknologi, manusia telah dapat memanfaatkan sumber daya untuk menjamin
kelangsungan hidupnya.

Manusia sebagai makhluk biologis, dalam pertumbuhan hidupnya memerlukan kebutuhan


jasmaniah. Kebutuhan yang tidak dapat ditinggalkan sejak ia lahir, seperti makan, minum, perlindungan
terhadap cuaca yang buruk. Selanjutnya, pemenuhan kebutuhan ini mengungkapkan bahwa manusia
adalah makhluk ekonomi.

Kelangsungan hidup manusia sebagai makhluk social, tidak dapat dilepaskan dari kemampuannya
mengatur kebijaksanaan dalam kelompok. Di sini kelihatan jelas bahwa manusia adalah makhluk
berpolitik yang mampu mengatur ketenteraman, kebijaksanaan dan kesejahteraan bersama dengan
kelompoknya masing-masing, mulai dari keluarga, warga desa, sampai ke tingkat bangsa dan Negara.

Selanjutnya manusia sebagai makhluk social, juga memiliki sikap, kemampuan, emosi dan
potensi-potensi kejiwaan lainnya, yang dapat berkembang dalam kehidupan bermasyarakat. Manusia
merupakan makhluk berkembang dalam kehidupan bermasyarakat.

B. Rumusam Masalah

A. Bagaimana keterampilan berfikir, akademik/ studi, dan social?

B. Bagaimanakah kemampuan atau keterampilan dalam ilmu geografi ?

C. Bagaimanakah kemampuan atau keterampilan dalam ilmu sejarah ?

D. Bagaimanakah kemampuan atau keterampilan dalam ilmu ekomomi ?

E. Bagaimanakah kemampuan atau keterampilan dalam ilmu politik ?

F. Bagaimanakah kemampuan atau keterampilan dalam ilmu sosiologi ?

G. Bagaimanakah kemampuan atau keterampilan dalam ilmu antropologi ?

H. Bagaimanakah kemampuan atau keterampilan dalam ilmu psikologi social ?


C. Tujuan Masalah

A. Mengetahui keterampilan berfikir, akademik/ studi, dan sosial.


B. Mengetahui kemampuan atau keterampilan dalam ilmu geografi.
C. Mengetahui kemampuan atau keterampilan dalam ilmu sejarah.
D. Mengetahui kemampuan atau keterampilan dalam ilmu ekomomi.
E. Mengetahui kemampuan atau keterampilan dalam ilmu politik.
F. Mengetahui kemampuan atau keterampilan dalam ilmu sosiologi.
G. Mengetahui kemampuan atau keterampilan dalam ilmu antropologi.
H. Mengetahui kemampuan atau keterampilan dalam ilmu psikologi social.
BAB 2

PEMBAHASAN

A. Keterampilan Berfikir, Akademik/ Studi, dan Sosial

Seorang pengarang menyatakan bahwa warga negara yang dihasilakan oleh pendidikan IPS akan
mempunyai sifat sebagai warga negara yang reflektif, mampu atau terampil, dan peduli. (martorella,
peter. H., 1994:10). Reflektif berarti dapat berpikir kritis yang dapat membuat keputusan-keputusan dan
memecahkan masalah atas dasar bukti-bukti terbaik yang dapat diperolehnya. Mampu atau terampil
berarti mempunyai sejumlah keterampilan untuk menolong seseorang didalam mengambil keputusan dan
memecahkan masalah. Sikap perduli berarti kemampuan untuk menyelidiki kehidupan sosoialnya dan
memperhatikan issu-issu yang penting, melaksanakan hak-haknya dan tanggung jawabnya sebagai
anggota dari masyarakatnya. Dengan kata lain, pendidikan IPS adalah mengenai masalah kepala, tangan,
dan hati. Kepala berarti dapat berpikir reflektif, tangan bearti kemampuan atau keterampilan, dan hati
mencerminkan sikap perduli terhadap kehidupan masyarakatnya.
Mengenai tujuan dalam aspek keterampilan, Fraenkel, J.R. (1980:137;142;172) menyebutkan tiga
kelompok keterampilan yang perlu dilatihkan kepada siswa dalam pembelajaran IPS adalah:
a. Keterampilan berfikir, misalnya: melakukan pengamatan, membandingkan, menjelaskan, dan
mempertentangkan, mengembangkan konsep, membedkan, merumuskan definisi, menggambarkan,
mengemukakan pendapat.
b. Keterampilan akademik/studi, misalnya: membaca, melihat/melakukan observasi, mendengarkan,
merumuskan garis besar, membuat catatan, menuliskan judul pada suatu karangan, membuat bagan urutan
waktu, dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang relevan.
c. Keterampilan sosial, misalnya: merencanakan bekerja dengan orang lain, mengambil bagian dalam proyek
penelitian, mengambil bagian yang produktif didalam diskusi, bertindak bertanggung jawab, dan bersedia
membantu orang lain.

Keterampilan yang berhubungan dengan upaya untuk memperoleh informasi :


 Keterampilan membaca: pemahaman, perbendaharaan bahasa, dan kecepatan membaca.
 Keterampilan studi : mendapatkan informasi, menata informasi sehingga mudah digunakan.
 Keterampilan merujuk dan mencari informasi : penggunaan perpustakaan, mencari rujukan khusus,
menggunakan peta, globe, grafik, dan menggunakan masyarakat sebagai sumber belajar.
 Keterampilan teknis dalam menggunakan alat elektronik : menggunakan computer, telpon, televise, dan
alat informasi lainnya.
Keterampilan yang berhubungan dengan pengorganisasian dan penggunaan informasi :
 Keterampilan intelektual : mengklasifikasikan informasi, menafsirkan informasi, menganalisis informasi,
dan mengevaluasi informasi.
 Keterampilan pengambilan keputusan : mendapatkan informasi, fakta yang diperlukan untuk pengambilan
keputusan, mengetahui adanya nilai-nilai yang terlibat dalam situasi tersebut dan masalah-masalah yang
muncul.
Keterampilan yang berhubungan dengan hubungan interpersonal (antar pribadi) dan partisipasi
sosial :

 Keterampilan personal : menyatakan keyakinan pribadinya, mengkomunikasikan kepercayaan perasaan


dan keyakinan pribadinya, menyesuaikan perilaku dirinya dengan keadaan kelompok dan situasi,
mengakui bahwa perhubungan antar pribadi yang bersifat saling melengkapi kebutuhan masing-masing.
 Keterampilan interaksi kelompok : member sumbangan pada iklim kelompok yang baik/sehat, mengambil
bagian dalam menyusun peraturan dan pedoman untuk kehidupan kelompok, bertindak sebagai pemimpin
atau anggota kelompok, membantu pencapaian tujuan kelompok.
 Keterampilan partisipasi sosial dan politik : selalu tanggap terhadap masalah-masalah yang berhubungan
dengan kehidupan masyarakat, bekerja secara tepat, bekerja untuk mempengaruhi para pemegang
kebijakan dalam masyarakat.
Kenyataan bahwa nilai selain merupakan konsep atau ide dan standart perilaku, juga berkaitan
dengan aspek emosional (perasaan), mengharuskan guru untuk melakukan pendidikan nilai yang
melibatkan siswa didalam pengalaman yang dapat menolong mereka tumbuh baik secara intelektual
maupun emosional. Demikian juga dalam proses pengambilan keputusanyang merupakan tujuan dari
pengajaran IPS.

Penerapan Dan Latihan Dalam Keterampilan Dasar IPS

Apakah anda sering melatih pengembangan keterampilan dasar IPS dalam diri anak? Dalam
pelajaran IPS seorang guru mungkin lebih mudah memberikan kegiatan belajar yang menarik bagi anak
dan mengaktofkan anak, tetapi kegiatan itu belum tentu mengembangkan keterampilan dasar IPS.

Coba anda renungkan kembali!

 Apakah anak pernah diajak untuk berkomunikasi dengan anggota masyarakat?


 Apakah anak dibekali keterampilan meneliti gejala / peristiwa sosial dilingkungannya?
 Apakah berita Koran, majalah, TV, dan berita dari mulut ke mulut merupakan bahan sajian yang dibahas
anak?
 Apakah anak dibekali keterampilan cara mencari lokasi/ tempat melalui media peta?
Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini akan menuntun anda agar memberi kesempatan kepada
anak untuk mengembangkan keterampilan dasar IPS dalam dirinya.

Keterampilan dasar IPS :

Istilah keterampilan proses sudah lebih dulu diperkenalkan dan dikenalkan para guru, akan tetapi
sering istilah ini diisyaratkan karena ada kata “proses” yang mempunyai banyak arti dalam lingkungan .
Kata proses mempunyai contoh seperti : Seorang anak yang diberikan tugas wawancara kepada tukang
becak, maka dalam hal ini, anak berproses untuk membina komunikasi yang baik dengan orang lain.
Anak mulai mengenal fakta dan opini serta belajar mempertimbangkan sesuatu.
B. Kemampuan atau Keterampilan dalam Ilmu Geografi

Beberapa keterampilan guru khususnya guru geografi berkenaan dengan kegiatan belajar-
mengajar topik atau bahasan geografi.
1. Metode Pembelajaran

Sesuai dengan hakikat dan ruang lingkup bahasan geografi, maka pengajaran geografi dapat
dilaksanakan di dalam kelas dan di luar kelas. Banyak metode pengajaran yang dapat dilakukan di dalam
kelas, seperti metode-metode ceramah bervariasi, Tanya jawab, diskusi, role playing, sosiodrama, kerja
kelompok dan sebagainya. Sedangkan metode pembelajaran yang dilakukan di luar kelas seperti metode
tugas belajar dan metode karya wisata. Pada dasarnya tidak ada metode pembelajaran yang paling baik.
Tiap metode mempunyai kelebihan atau kebaikan dan ada kekurangannya. Pada pelaksanaannya, semua
metode tadi diterapkan secara kombinasi terpadu sesuai dengan pokok bahasan dan tujuan instruksional
atau pembelajaran yang harus dicapai. Di sinilah kemampuan atau keterampilan guru untuk meilih
metode pembelajaran mana yang paling tepat atau efektif.

2. Penggunaan Sumber Belajar

Sumber beajar geografi dapat berupa fenomena atau gejala-gejala yang ada di sekitar atau
lingkungan (baik di lingkungan alam, maupun lingkungan manusia), kemudian dari buku-buku, majalah,
surat kabar, dan mediaelektronika yang berhubungan dengan materi atau topik bahasan geografi. Pada
umumnya guru-guru hanya menggunakan buku sumber sebagai sumber belajar, padahal buku sumber
hanya salah satu dari sumber belajar yang dapat dilakukan guru. Dengan mengambil sumber belajar dari
gejala-gejala yang ada di sekitarnya, proses belajar-mengajar geografi akan lebih menarik perhatian siswa
dan tidak membosankan. Di sinilah diperlukan kemampuan atau keterampilan guru agar supaya hasi
belajar siswa dapat optimal.

3. Penggunaan Media atau Alat Pembelajaran

Bagaimanapun kondisi dan situasinya, penerapan metode pembelajaran dalam kegiatan belajar-
mengajar, tidak dapat dilepaskan dari penggunaan media pengajaran yang sesuai dengan teknik-teknik
mengajar serta tujuan instruksional yang ingin dicapai. Pengajaran geografi, hakikatnya adalah
pengajaran tentang gejala-gejala geografi yang tersebar di permukaan bumi. Untuk member citra tentang
penyebaran dan lokasi-lokasi gejala-gejala tadi, anak didik (lebih-lebih SD) tidak mungkin hanya
mendengarkan ceramah, berdiskusi atau Tanya jawab saja, melainkan harus mengamati secara langsung.

Gejala atau fenomena yang ada di sekitar tempat tinggal anak, baik berupa gejala atau fenomena
kehidupan manusia, selain sebagai sumber belajar, dapat juga dijadikan media pembelajaran geografi
tidak dapat hanya di ceramahkan, didiskusikan atau hanya Tanya jawab saja, melainkan harus
ditunjukkan dan diragakan.

4. Menciptakan Suasana Belajar yang Kondusif

Menciptakan suasana belajar yang dapat merangsang atau memotivasi kegiatan belajar aktif
sehingga kegiatan belajar siswa dalam proses belajar mengajar akan menghasilkan pencapaian belajar
yang penuh makna (meaningful learning). Di sini diperlukan kemampuan guru untuk menciptakan
suasana belajar yang tidak mencekam, tidak terlalu kaku dan juga tidak terlalu bebas yang menimbulkan
suasana belajar malah tidak terkendali
C. Kemampuan atau Keterampilan Dalam Ilmu Sejarah

Sejarah atau ilmu sejarah dapat diartikan sebagai riwayat tentang masa lampau atau bidang ilmu
pengetahuan yang menyelidiki dan menuturkan riwayat masa lampau sesuai dengan metode-metode
tertentu yang dapat dipercaya (Fairchild, H.P, 1964:141). Sejarah berarti cerita atau kisah, kajadian atau
peristiwa dan studi atau ilmu pengetahuan tantang cerita yang benar-benar telah terjadi atau berlangsung
pada waktu yang lalu (H. Ismaun, 1992:22).
Sebagai guru dalam melaksanakan tugas profesionalnya selain dapat menguasai disiplin ilmu
yang diasuhnya, mampu merumuskan tujuan instruksional atau pembelajaran, ia harus mempunyai
keterampilan untuk mentransferkan materi atau topic bahasan kepada siswa-siswanya. Khususnya untuk
mentransferkan materi atau topic bahasan bukanlah pekerjaan yang mudah. Karena untuk mencapai
tujuan pembelajaran secara optimal diperlukan berbagai kemampuan atau keterampilan guru itu sendiri,
seperti memilih dan mementukan metode pembelajaran yang tepat atau efisien, memilih sumber , memilih
dan menggunakan media atau alat, pembelajaran, meceritakan kondisi situasi, suasana belajar yang
mendukung siswa aktif dan sebagainya. Tentunya keterampilan-ketelampilan yang perlu dimiliki guru
antara satu dengan yang lain harus saling menunjang atau mendukung pencapaian tujuan pembelajaran
yang sudah ditentukan.

Untuk memilih metode pembelajaran mana yang paling aktif perlu dipertimbangkan berbagai segi
antara lain: bahan atau toppik yang akan diajarkan, tujuan yang ingin dicapai, kondisi siswa, sarana
prasarana yang ada, bahkan kemampuan guru itu sendiri, dan sebagainya. Satu hal yang mendapatkan
perhatian guru yang mengajar sejarah adalah anak atau siswa dapat terlibat langsung secara aktif dalam
kegiatan belajar-mengajar. Agar supaya kegiatan belajar-mengajar dapat mengarah kepada cara
penerapan CBSA, diperlukan keterlibatan secara terpadu, berkesinambungan dari hal-hal sebagai berikut

(1) Mengarah pada jenis interaksi belajar-mengajar yang optimal

(2) Menuntu berbagai jenis aktivitas peserta didik

(3) Stra tegi belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai

(4) Menggunakan multi metode

(5) Menggunakan media yang bervariasi

(6) Mengarah kepada multi sumber belajar

(7) Menutup perubahan kebiasaan cara guru mengajar

Metode yang digunakan dalam mengajarkan materi sejarah antara lain:

metode ceramah bervariasi, Tanya jawab, diskusi, tugas, bermain peran dan sebagainya. Karena sumber
belajar sejarah selain sumber tertulis (buku-buku literature, brosur, dokumentasi), juga berupa
peninggalan-peninggalan (prasasti, candi, istana-istana, dan sebagainya) maka metode karya wisata
sangat membantu mempelajari sejarah. Hanya masalahnya dalam melaksanakan karyawisata harus benar-
benar dipersiapkan dan direncanakan dengan matang. Sebab kalau tidak, tujuan pembelajaran tidak
tercapai karena kegiatan semacam ini hanyalah piknik belaka. Dalam melaksanakan karyawisata,
dahulukan tempat-tempat peninggalan sejarah atau benda-beda bersejarah yang ada di sekitar kita, baru
berjarak lebih jauh, jangan di balik, yang jauh yang dikunjungi, sedangkan yang ada di sekitar kita anak
atau siswa tidak mengetahuinya.
D. Kemampuan atau Keterampilan Dalam Ilmu Ekomomi

Albert L. Mayers, ia mengemukakan bahwa ekonomi adalah ilmu pengetahuan yang


mempersoalkan kebutuhan dan pemuasan manusia.
Persoalan di dalam ilmu ekomonomi ialah bahwa manusia di dalam usahanya untuk memenuhi
kebutuhan selalu menghadapi ketidakseimbangan antara banyaknya kebutuhan dengan banyaknya
barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia atau dengan kata lain bahwa kebutuhan terhadap barang barang
dan jasa-jasa tidak terbatas sedangkan sumber-sumber, baik sumber alam maupun sumber daya manusia
terbatas.

Sebagai tujuan ilmu ekonomi adalah

1. Untuk mencari pengertian tentang hubungan peristiwa ekonomi baik hubungan yang bersifat
kausal maupun hubungan yang bersifat fungsional
2. Untuk menguasai peristiwa-peristiwa tersebut dan untuk dapat mengatasi masalah-masalah
ekonomi yang kita hadapi

Sudah menjadi asumsi kita, bahwa sumber daya alam di permukaan bumi tersebar tidak merata,
bahkan di wilayah-wilayah tertentu, sumber daya dapat dikatakan langka atau sama sekali tidak ada.
Melalui pranata-pranata yang diciptakan manusia dalam bentuk ilmu pengetahuan dan teknologi, sumber
daya dapat diusahakan dapat memenuhi kebutuhan. Dalam kenyataannya pemenuhan kebutuhan ini
berbentuk pertanian, peternakan, peindustrian, perdagangan serta jasa-jasa lainnya.
Sebagai seorang guru ekonomi atau guru yang mengajarkan ekonomi harus mengetahui dan
menguasai konsep-konsep, prinsip-prinsip, teori yang merupakan topic bahasannya.

Selain kita mengetahui dan memahami tentang disiplin ilmu ekonomi, tentunya bagi seorang guru
ekonomi atau guru yang mengajar ekonomi dituntut juga untuk dapat mentransfer konsep-konsep. Teori-
teori yang merupakan topic bahasan ekonomi kepada anak didik atau siswanya. Untuk dapat mencapai
tujuan instruksional atau pembelajaran secara optimal dibutuhkan beberapa keterampilan yang harus
dimiliki guru tersebut. Guru harus mampu menciptakan suasana belajar yang dapat merangsang atau
mendorong siswa utuk belajar, mencari dan menemukan sendiri. Dengan demikian hasil belajar siswa
akan lebih melekat dan tahan lama.

Dalam mempelajari konsep-konsep ekonomi yang merupakan topic bahasannya selain bersumber
dari buku-buku literature yang sesuai dengan kurikulum, banyak konsep-konseonya yang bias
dikembangkan dari gejala-gejala ekonomi yang ada di sekitar lokasi sekolah atau di sekitar tempat tinggal
siswa itu sendiri. Oleh karena itu, sumber pembelajaran ekonomi juga dapat diambil dari kegiatan-
kegiatan ekonomi masyarakat yang ada di sekitar lingkungannya, misalnya kegiatan pertanian,
perkebunan, kerajinan, perikanan, industry, pertukangan serta jasa-jasa lainnya. Hal ini penting, karena
kebiasaan guru dalam mengajar lebih terfokus kepada konsep-konsepyang hanya bersumber dari buku-
buku literature. Lebih-lebih bagi anak usia sekolah dasar (SD), dengan mengambil sumber pembelajaran
dari kegiatan ekonomi yang ada di lingkungan sekitarnya, pembelajaran lebih bersifat konkret. Oleh
karena itu, diperlukan kemampuan atau keterampilan guru pengajar ekonomi untuk memilih metode
pembelajaran, media atau alat bantu pembelajaran serta menciptakan suasana belajar yang dapat
merangsang atau mendorong siswa belajar
E. Kemampuan atau Keterampilan Dalam Ilmu Politik

Banyak orang atau pakar yang mendefinisikan pengertian ilmu politik, misalnya saja Prof. Mr.
Muh. Jamin. Ilmu politik memusatkan tinjauannya kepada masalah kekuasaan dan bagaiana jalannya
tenaga kekuasaan dalam masyarakat dan susunan Negara.
Adanya pranata politik dalam kehidupan manusia, menunjukkan bahwa manusia merupakan
makhluk yang dapat mengatur kesejahteraannya, mengatur ketenteraman dan keamanan hidupnya.
Manusia sebagai makhluk yang berolitik inilah yang membedakan diri manusia dengan makhluk lainnya,
yang dapat melestarikan dan meningkatkan kesejahteraan jasmani dan rohani. Manusia memiliki
kemampuan mengatur kehidupan kelompok, mulai dari kelompok yang terkecil (keluarga)sampai kepada
kelompok yang besar (bangsa atau negara) dan sampai pula kepada kelompok yang menembus batas-
batas kebangsaan (antarbangsa)

Karena ruang lingkup, ilmu politik sedemikian luas, yang menembus berbagai aspek kehidupan
social manusia, dalam rangka kerjanya tidak dapat melepaskan diri dari bantuan ilmu-ilmu lainnya,
seperti sosiologi, ilmu Negara, ilmu hokum administrasi Negara, psikologi dan sebagainya.

Guru yang mengajarkan konsep-konsep yang berhubungan dengan ilmu politik diharapkan dapat
mentransfernya kepada para siswanya. Untuk mentransfer konsep-konsep, prinsip-prinsip, tori-teori yang
berhubungan dengan topik behasan yang akan diajarkan, diperlukan keterampilan-keterampilan
tertentu.sama halnya dengan mengajarkan materi yang termasuk pokok bahasan atau topic bahasan
geografi, sejarah, ekonomi. Guru yang mengajarkan pokok bahasan atau topic bahasan politik pun harus
dapat memilih metode pembelajaran yang tepat, sumber belajar, media atau alat bantu pelajaran dan
sebagainya. Namun karena objek studi, ruang lingkup bahasan serta tujuan pembelajaran yang berbeda
maka dalam pembelajaran seain bersumber dari buku-buku literature yang digunakan, dapat juga dengan
melihat system politik yang berlaku. Lembaga-lembaga pemerintahan baik dari tingkat pusat sampai
tingkat yang paling rendah (pemerintah desa) dapat dijadikan sumber pembelajaran. Bahkan dalam
kehidupan rumah tangga dapat dijadikan sumber pembelajaran. Bagaimana keluarga dapat mengatur serta
memelihara kesejahteraannya, keamanan, ketenteraman semua anggota keluarga. Setiap anggota keluarga
mempunyai fungsi masing-masing dan sekaligus mempunyai hak serta kewajibannya. Contohnya,
Seorang Ayah berfungsi sebagai kepala keluarga. Sedangkan kepala keluarga si Ayah mempunyai hak
untuk dihormati oleh seluruh anggota keluarga, ditaati nasihat-nasihatnya dan sebagainya. Selain ia
memiliki hak juga mempunyai kewajiban untuk mencari nafkah dalam menjamin kesejahteraan keluarga,
dan sebagainya. Begitu juga seorang ibu, anak-anak mempunyai hak dan kewajiban masinng-masing.

Jadi dalam pengajaran politik diharapkan para siswa selain mengetahui juga menyadari hak dan
kewajiban baik sebagai anggota keluarga maupun sebagai warga Negara. Selain itu juga siswa harus
menyadari bahwa untuk hidup aman, tenteram sejahtera penuh dengan aturan-aturan yang perlu ditaati
dan dilaksanakan.

F. Kemampuan atau Keterampilan Dalam Ilmu Sosiologi

Guru yang mengajar konsep-konsep atau teori-teori sebagai pokok atau topic bahasan harus
mengenal mengenai ilmu sosiologi, objek studinya, ruang lingkup dan tujuan serta peran sosiologi.
Pengertian sosiologi dapat diartikan sebagai berikut : sosiologi adalah ilmu yang mempelajari
masyarakat. Kemudia Brown, G. D. (1975:35) mengartikan sosiologi adalah interaksi antara individu
dengan individu, individu dengan kelompok atau masyarakat, dan masyarakat dengan masyarakat.

Masyarakat meliputi sejumlah manusia yang hidup berkelopok-kelompok atau begolong-


golongan yang dengan sendirinya satu sama lain saling berhubungan dan salinng mempengaruhi.
Keadaan saling berhubungan dan golongan dengan golongan lain, atau antar perorangan dengan suatu
golongan dengan terlepas dan tidak berhubungan serta tidak pengaruh mempenngaruhi satu sma lain,
tidak dapatdipandang suatu masyarakat sebaiknya meskipun jumlahnya tidak seberapa banyak tetapi satu
sama lain saling berhubungan dan saling mempengaruhi maka kellompok itu memenuhi syarat untuk
disebut masyarakat.

Sosiologi mempelajari masyarakat secara umum sehingga ada yang menamakannya ilmu
masyarakat umum. Meskipun demikian ada yang merupakan bahwa sosiologi menekankan studinya
kepada empat hal berikut:

(1) Bentuk masyarakat

(2) Hubungan masyarakat

(3) Tenaga social

(4) Proses social (Sudardja Adiwikarta, 1979/1980:4)

Sebagaimana ilmu-ilmu lainnya, sosiologi mempunyai tujuan yaitu

1. Semakin berkembang dan semakin kayanya ilmu itu sendiri sebagai ilmu dengan konsep-konsep dan
prinsip-prinsip atau teori-teori yang diperoleh dari hasil pemikiran, pengalaman dan penelitian.ini adalah
aspek teoretis dari sosiologi yang dapat dinamakan sosiologi teoretis

2. Semakin luas dan semakin tinggi taraf ketepatan penerapanprinsipp dan teori-teori tersebut dalam
kehidupan masyarakat untuk membantu memecahkan masalah manfaat yang lebih besar dapat dinamakan
sosiologi terpakai (applied sociology)

Ketika guru akan mengajarkan konsep-konsep atau teori-teori sosiologi yang berupa pokok atau
topic bahasan kepada siswa-siswanya maka guru tersebut harus memiliki keterampilan-keterampilan
mengajar. Selain itu guru juga harus memilih metode pembelajaran yang tepat, sumber pembelajaran,
media atau alat bantu pembelajaran yang dipergunakan dan sebagainya.

Agar mampu atau terampil untuk menciptakan suasana belajar-mengajar yang mendorong atau
merangsang siswa ikut terlibat di dalamnya. Sama halnya dengan mengajarkan konsep-konsep atau teori-
teori disiplin ilmu-ilmu sosiologinya, dalam pembelajaran mengenal contoh gejala yang ada di sekitar
lingkunngan anak atau siswa. Hal ini sekali lagi agar terhindar dari pembelajaran yang bersifat verbalisme
(lebih-lebih para siswa kelas rendahan) , dan hasil belajar siswa akan lebih mantap dan tahan lama.

G. Kemampuan atau Keterampilan Dalam Ilmu Antropologi


Antropologi adalah suatu studi tentang manusia dengan pekerjaannya (Fairchild. H.P.
1964:12).ke dalam pekerjaan manusia termasuk segala hasil pemikiranya atau hasil akal-budinya
(kebudayaan).
Menurt Prof. Koentjayaningrat, kebudayaan terdiri dari kelakuan dan hasil kelakuan manusia
yang teratur oleh tata-kelakuan, yang harus didapatnya degan belajar da semuanya tersusun ke dalam
kehidupan masyarakat. Seluruh kelakuan dan hasil kelakuan itu tidak hanya terbatas kepada bentuk
kebendaan, seperti peralatan, bangunan, pakaian, senjata dan lain-lain, melainkan meliputi pula hal-
halyang tidak bersifat kebendaan. Gagasan peraturan hukum ilmu pengetahuan, bahasan dan sebagainya,
termasuk juga hasil kelakuan manusia. Oleh Karena itu kebudayaan ada yang bersifat material dan non-
material.

Sebagai objek studi antropologi adalah aspek budaya atau karya cipta manusia. Tetapi tidak
semua karya cipta manusia itu termasuk kebudayaan, misalnya orang yang sedang tidur, kemudian ia
mengigau dan dapat berbahasa Inggris dengan lancar padahal sebenarnya ia tidak dapat berbahasa Inggris
dengan lancer padahal sebenarnya ia tidak dapat Inggris, hal tersebut merupakan kelakuan manusia, tetapi
itu bukan kebudayaan.

Kebudayaan mempunyai ciri-ciri tertentu, yaitu:

1. Kebudayaan hanya dimiliki manusia

2. Kebudayaan diperoleh dengan cara belajar

3. Kebudayaan selalu berubah

4. Kebudayaan didukung oleh masyarakat (memasyarakatkan)

5. Kebudayaan merupakan karya cipta manusia dengan sadar

Semua masyarakat memiliki kebudayaan, tidak ada masyarakat yang tidak memiliki kebudayaan.
Tetapi kebudayaan antara masyarakat yang satu dengan yang lainnya terhadap perbedaan.

Perbedaan kebudayaantersebut disebabkanberbagai factor, antara lain factor lingkungan alam


(fisis) maupun karena perbedaan manusia (ilmu pengetahuan dan teknologi, kebiasaan, sifat keterbukaan,
dan sebagainya). Namun demikian terdapat unsur-unsur kebudayaan yang bersifat universal (cultural
universals). Unsur-unsur kebudayaan itu bias dijumpai di semmua kebudayaan yang ada di dunia, unsure-
unsur universal itu meliputi :

1. System peralatan hidup atau system teknologi

2. System kemasyarakatan

3. System mata pencaharian hidup

4. Bahasa

5. Kasenian

Sebagai seorang guru yang mengajarkan konsep-konsep atau teori-teori antropologi harus mampu
dan memiliki keterampilan khususyang berhubungan dengan pembelajaran agar tujuan instruksional atau
pembelajaran dapat dicapai dengan optimal.
Untuk itu guru harus memiliki keterampilan dalam memilih atau menentukanmetode mengajar
yang tepat , media yang diperlukan, serta kemampuan untuk mencari suber pembelajaran. Dan harus
selalu diingat, untuk menciptakan suasana belajar yang memdukung siswa aktif, serta contoh-contoh yang
digunakan dapat dilihat, dirasakan atau dihayati oleh para siswa

H. Kemampuan atau Keterampilan Dalam Ilmu Psikologi Social

Psikologi social dapat dimasukkan ke dalam ilmu-ilmu social (social sciences). Psikologi social
adalah suatu studi tentanng proses mental manusia sebagai makhluk social (Fairchild, H.P., 1964:290).
Objek studi social adalah tingkah laku manusia di masyarakat sebagai ungkapan proses mental,
kejiwaan yang meliputi kemauan , minat, reaksi emosional, kecerdasan dan seterusnya, termasuk
pembentukan kepribadiannya. Sikap mental seseorang, reaksi emosional, kemauan dan perhatiannya
merupakan dorongan dan gejala kejiwaannya, tetapi semua itu tidak hanya semata-mata merupakan
ungkapan proses mentalnya, melainkan juga dipengruhi oleh lingkungan alam, lingkungan social dan
lingkungan budaya. Motivasi seseorang untuk bertindak dipengaruhi oleh dorongan dan proses
kejiwaannya. Motif tersebut tidak saja karena adanya rangsangan dari lingkungan saja. Segala gejala dan
dan masalah yang digambarkan merupakan objek studi psikologi social.

Perhatian psikologi social lebih terarah kepada tingkah lakunya yang merupakan perpaduan
proses kejiwaan dengan rangsangan dari lingkungan sebagai makhluk social. Atau dengan perkataan lain
tertuju kepada keseluruhan atau sebagian kepribadian individu yang merupakan hasil kerja sama factor
kejiwaan dengan factor lingkungannya.

Tiap bidang keahlian yang langsung berhubungan dengan kehidupan masyarakat (pemerintah,
kedokteran, pendidikan, keagamaan,kesenian dan seterusnya) ataupun yang tidak begitu erat
hubungannya dengan masyarakat perlu dilengkapi oleh pengetahuan dan kemampuan psikologi social ini.
Dengan dimilikinya pengetauan ini seseorang akan lebih mengerti dasar dan sebab-sebab seseorang
bertindak, bertingkah laku dan bereaksi terhadap sesuatu gejala yang berasal dari luar dirinya. Kita akan
dapat memahami tingkah laku seseorang di berbagai tempat pada berbagai suasana dan situasi.

Guru harus mengetahui gambaran tentang ilmu psikologi sosisl yang perlu diketahui sebagai
salah satu disiplin ilmu-ilmu social untuk memperkaya pemahamanguru sebagai guru IPS, khususnya
guru IPS di Sekolah Dasar (SD). Gambaran tersebut membantu guru dalam mengajarkan konsep-konsep,
teori-teori psikologi social dalam kegiatan belajar-mengajar atau membelajarkan IPS.

Pencapaian tujuan instruksional atau pembelajaran banyak terkandung kepada kemampuan atau
keterampilan guru untuk memilih metode mengajar, keterampilan guru dalam memilih serta
menggunakan media atau alat pembelajaran, keterampilan dalam memilih sumber belajar sehingga
tercipta suasana belajar yang dapat merangsang atau mendorong siswa untuk terlibat dalam kegiatan
belajar-mengajar atau proses pembelajaran.

Hal yang perlu diingat oleh seorang guru bahwa pengajaran IPS di Sekolah Dasar diajarkan
secara terpadu, seorang guru tidak mengajarkan disiplin ilmu social secara sendiri-sendiri.
BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada hakikatnya manusia merupakan satu kesatuan yang utuh yang terdiri dari berbagai aspek,
seperti aspek biologis atau jasmaniah dan aspek rohaniah atau kejiwaan yang dalam kehidupannya tidak
terlepas dari interelasi dan interaksi dengan lingkungan alam atau fisis, lingkungan social maupun
lingkungan buday, sehingga berkembang disiplin ilmu pengetahuan, seperti ilmu Geografi, Sosiologi,
Antropologi, Sejarah, Politik, Ekonomi, Psikologi Sosial dan sebagainya.

Kenyataan bahwa nilai selain merupakan konsep atau ide dan standart perilaku, juga berkaitan
dengan aspek emosional (perasaan), mengharuskan guru untuk melakukan pendidikan nilai yang
melibatkan siswa didalam pengalaman yang dapat menolong mereka tumbuh baik secara intelektual
maupun emosional. Demikian juga dalam proses pengambilan keputusanyang merupakan tujuan dari
pengajaran IPS.

B. Saran

Sebagai guru IPS, pengetahuan yang berhubungan dengan disiplin ilmu-ilmu social sangat
(Social Sciences) sangat diperlukan, karena sumber bahan pembelajaran IPS yang berupa konsep-konsep,
prinsip-prinsip, teori-teori (merupakan stuktur ilmu) ersumber dari ilmu-ilmu social yang merupakan cirri
atau karakter keterampilan dasar IPS.

Bagi seorang guru, termasuk guru IPS, selain harus menguasai materi atau bahan yang akan
diajarkan baik berupa konsep, prinsip teori maupun fakta, juga harus mampu mentansfer atau
mengajarkannya kepada siswa-siswanya. Agar tujuan instruksional atau pembelajaran dapat dicapai
dengan baik atau optimal, diperlukann kemampuan atau keterampian guru untuk menciptakan suasana
belajar yang dapat merangsang atau mendorong keterlibatan siswa (CBSA), oleh karena itu guru harus
mampu dan terampil memilih metode pembelajaran, memanfaatkan sumber belajar, menggunakan media
atau alat bantu pembelajaran.

Daftar Pustaka

Sumaatmadja, Nursid. 2007. Konsep Dasar IPS. Jakarta:Universitas Terbuka


http://faaarida.blogspot.co.id/2013/11/konsep-dasar-ips-sd-ilmu-ilmu-sosial.html

Anda mungkin juga menyukai