Anda di halaman 1dari 27

SOSIOLOGI ANTROPOLOGI

PENDIDIKAN

SYAH KHALIF ALAM, M.PD


0424089102
MATERI PEMBELAJARAN
1. DEFINISI SOSIOLOGI ANTROPOLOGI
PENDIDIKAN
2. RUANG LINGKUP SOSIOLOGI ANTROPOLOGI
PENDIDIKAN
3. WUJUD KEBUDAYAAN
4. DINAMIKA KEBUDAYAAN DAN MASYARAKAT
5. UNSUR KEBUDAYAAN
6. TRANSMISI KEBUDAYAAN
7. TEORI SOSIOLOGI PENDIDIKAN
8. UJIAN TENGAH SEMESTER
9. TEORI ANTROPOLOGI PENDIDIKAN
10. ANEKA WARNA MANUSIA
11. SISTEM KEKERABATAN
12. LEMBAGA KEMASYARAKATAN
13. STRATIFIKASI SOSIAL
14. DIFERENSIASI DAN MOBILISASI SOSIAL
15. PROSES SOSIAL
16. UJIAN AKHIR SEMESTER
4 MACAM PENGETAHUAN
• Pengetahuan Umum (Knowledge)
Pengetahuan umum muncul karena
adanya kegiatan akal sehat manusia
yang ditujukan pada kejadian sehari-
hari yang mereka alami. Misalnya,
pengetahuan tentang terbit dan
tenggelamnya matahari, pengetahuan
tentang hujan yang turun dari langit.
Pengetahuan biasa bisa terjadi melalui
pencerapan pancaindra, baik disengaja
maupun tidak.
• Pengetahuan Ilmiah (science)
Science yaitu pengetahuan yang
tersusun secara sistematis dan
metodis, pendekatan yang digunakan
adalah empiris-terikat dimensi ruang
dan waktu serta berdasarkan
kemampuan panca indra manusia,
rasional dan umum.
• Pengetahuan Filosofis
Filsafat ini akan mengajari manusia untuk
menjadi manusia yang sebenarnya, yaitu
manusia yang mengikuti kebenaran,
mempunyai ketenangan pikiran, kepuasan,
kemantapan hati, kesadaran akan arti dan
tujuan hidup, gairah rohani dan keinsafan,
kemudian mengaplikasikannya dalam
bentuk topangan atas dunia baru,
menuntun kepadanya, mengabdi kepada
cinta mulia kemanusiaan, berjiwa dan
bersemangat universal dan sebagainya.
• Pengetahuan Agama
Agama berasal dari bahasa sanskerta yaitu a
dan gam yaitu tidak pergi, sedangkan dalam
bahasa arab yaitu din dan dalam bahasa latin
yaitu relegere yang berarti undang-undang.
Agama adalah sesuatu yang berasal dari
Tuhan, berupa ajaran tentang ketentuan,
kepercayaan, kepasrahan dan pengamalan,
yang diberikan kepada makhluk yang
berakal demi keselamatan dan
kesejahteraanya di dunia dan akherat.
Agama merupakan kebenaran mutlak karena
bersumber dari Tuhan.
Klasifikasi ilmu pengetahuan
menurut obyek dan fungsinya :
1)  Universal/umum: meliputi
keseluruhan yang ada seluruh hidup
manusa, misalnya: teologi/agama dan
filsafat.
2)  Khusus: hanya mengenai salah satu
lapangan tertentu dan kehidupan
manusia, jadi obyeknya terbatas, hanya
ini saja atau itu saja. inilah yang
biasanya disebut “ilmu pengetahuan”
• Ilmu-ilmu alam (natural scienses,
natuurwetenschappen)

Ilmu yang mempelajari barang-barang


menurut keadaannya di alam kodrat saja,
terlepas dari pengaruh manusia dan
mencari hukum-hukum yang mengatur
apa yang terjadi di dalam alam, jadi
terperinci lagi menurut obyeknya.
Termasuk di dalamnya adalah: ilmu
alam, ilmu fisika, ilmu kimia, ilmu hayat
dan sebagainya.
• Ilmu pasti (mathematics)

Ilmu yang memandang barang-barang,


terlepas dari isinya hanya menurut
besarnya. Jadi mengadakan abstaraksi
barang-barang itu. Ilmunya dijabarkan
secara logis berpangkal pada beberapa
asas-asas dasar (axioma). Termasuk di
dalamnya adalah: ilmu pasti, ilmu ukur,
ilmu hitung, ilmu aljabar dan
sebagainya.
• Ilmu-ilmu kerohanian / kebudayaan
(geisteswisssen-schaften/social-sciences)

Ilmu yang mempelahari hal-hal dimana jiwa


manusia memegang peranan yang
menentukan. Yang dipandang bukan barang-
barang seperti di alam dunia, terlepas dari
manusia, melainkan justru sekadar
mengalami pengaruh dari manusia.
Termasuk misalnnya: ilmu sejarah, ilmu
mendidik, ilmu hukum , ilmu ekonomi, ilmu
sosiologi, ilmu bahasa dan sebagainya.
• Ilmu Sosial
• Ilmu sosial adalah ilmu yang
mempelajari tentang manusia sosial.
Ilmu sosial terdiri dari berbagai ilmu
yang mempelajari tentang manusia
sebagai makhluk sosial. Karena ada
kata sosial arti lebih lanjut, bahwa ilmu
sosial ialah ilmu atau sejumlah ilmu
yang mempelajari manusia dalam
kehidupan sosialnya.
• Empat pilar pendidikan menurut Jacques
Delor dari UNESCO

a). Konsep learning to know menyiratkan


makna bahwa pendidik harus mampu
berperan sebagai informator, organisator,
motivator, diretor, inisiator, transmitter,
fasilitator, mediator, dan evaluator bagi
siswanya, sehingga peserta didik perlu
dimotivasi agar timbul kebutuhan terhadap
informasi, keterampilan hidup, dan sikap
tertentu yang ingin dikuasainya.
• b). Konsep learning to do menyiratkan
bahwa siswa dilatih untuk sadar dan
mampu melakukan suatu perbuatan atau
tindakan produktif dalam ranah kognitif,
afektif, dan psikomotor. Terkait dengan
hal tersebut maka proses belajar-
mengajar perlu didesain secara aplikatif
agar keterlibatan peserta didik, baik
fisik, mental dan emosionalnya dapat
terakomodasi sehingga mencapai tujuan
yang diharapkan.
• c). Konsep learning to live together

Merupakan tanggapan nyata terhadap


arus individualisme yang semakin
menggejala dewasa ini. Memahami,
menghormati dan bekerja dengan
orang lain, mengakui ketergantungan,
hak dan tanggungjawab timbal balik
yang melibatkan partisipasi aktif,
tujuan bersama menuju kerekatan
sosial, perdamaian dan semangat
kerjasama demi kebaikan bersama.
• d). Konsep learning to be,

Perlu dihayati oleh praktisi pendidikan untuk


melatih siswa agar mampu memiliki rasa
percaya diri (self confidence) yang tinggi.
Kepercayaan merupakan modal utama bagi
siswa untuk hidup dalam masyarakat.
Pengembangan dan pemenuhan manusia
seutuhnya yang terus “berevolusi”, mulai
dengan pemahaman diri sendiri, kemudian
memahami dan berhubungan dengan orang
lain.
1.ANTROPOLOGI DAN PENDIDIKAN
Antropologi pendidikan adalah ilmu yang lahir
pada pertengahan abad 20. Pertanyaan yang
muncul saat itu adalah sejauh mana pendidikan
dapat merubah masyarakat,
kerangka berpikirnya pada saat itu adalah
bagaimana mengembangkan pembangunan di
negara-negara berkembang seperti eropa
sedang di sisi lain berpikir untuk melakukan
perubahan-didalam masyarakat melalui
program- programnya, sehingga antropologi
pendidikan berusaha menemukan pola
budaya belajar masyarakat yang dapat
menciptakan suatu perubahan.
Kaitan antropologi dan Pendidikan

Antropologi adalah ilmu yang mengkaji manusia


dan kebudayaannya, antropologi terdiri dari atas
antropologi fisik dan antropologi budaya.
a)Antropologi fisik mempelajari:
evolusi fisik manusia dan proses adaptasinya
terhadap lingkungan yang berbeda-beda.
b) Antropologi budaya memfokuskan pada kajian
kebudayaan dulu sampai sekarang, kebudayaan dari
masyarakat yang sederhana sampai masyarakat
yang sudah maju, dimana kebudayaan itu dikaji
secara spesifik dan unik, dalam artian juga
antropologi yang menyadari keragaman budaya
umat manusia.
Antropologi pendidikan mulai berkembang pada
pertengahan abad 20, dimana antropologi pendidikan
berupaya untuk menemukan pola budaya belajar didalam
masyarakat pedesaan maupun masyarakat perkotaan yang
melakukan perubahan sosial budaya didalam masyarakat
tersebut.
Kajian pada saat itu mengutarakan bahwa salah satu
persoalan pembangunan dinegara berkembang adalah
masalah budaya belajar, dimana lemahnya sumber daya
manusia di negara berkembang yang berakibat sulitnya
masyarakat bertahan hidup karena adanya krisis ekonomi,
politik dan sosial budaya dalam kehidupan (G. Spindler
1963 dalam Imran manan 1999) oleh karena itu perlu
pengembangan budaya belajar yang menyeluruh, perlu
mengaitkan antara pola budaya belajar di sekolah formal
dengan pola budaya belajar yang dikembangkan oleh
masyarakat luas.
2. ANTROPOLOGI PENDIDIKAN
SEBAGAI SPESIALISASI ANTROPOLOGI

• Dilihat segi obyeknya, ilmu di kelompokan


kedalam 2 hal yaitu kelompok ilmu alam
(natural Science) dan ilmu sosial (Social
Science), masing-masing memiliki jenis
ilmu yang sesuai dengan spesifik obyeknya
dan antropologi termasuk dalam kelompok
ilmu sosial (Social Science).
• Bila di kelompokan menurut sifat, cara kerja
dan tugas serta fungsinya, ilmu terbagai
dalam ilmu murni (pure science) dan ilmu
terapan (applied science).
• Ilmu murni memiliki arti ilmu yang dalam
keberadaannya akan sebuah ilmu tidak
semata-mata didasarkan untuk kepentingan
pemecahan masalah yang berkembang
dalam masyarakat namun sebagai dasar
dalam membangun sebuah pengetahuan
yang lebih baik untuk memahami persoalan
yang berkaitan dengan objek formal, ilmu
murni lebih bersifat mempertinggi kualitas
keilmuan tersebut dan kekuatan menguji dan
menemukan teori sehingga keberadaan ilmu
tersebut sangat di akui.
• Adapun Ilmu terapan (applied science )
lebih memberi penjelasan hal yang
berkembang di tengah masyarakat dan
memberi kontribusi dalam memecahkan
persoalan yang berkembang ditengah
masyarakat. Ilmu terapan ini di payungi dari
berbagai konsep dan teori yang
dikembangkan dan dimiliki oleh ilmu murni.
Dalam hal ini antropologi pendidikan adalah
ilmu terapan yang dipayungi oleh ilmu murni
antropologi.
3. PERAN ANTROPOLOGI PENDIDIKAN

• Penelitian antropologi pendidikan


telah dilakukan diantaranya oleh
Margaret Mead tentang pola
pengasuhan anak-anak salah satunya
pola pengasuhan anak di Bali tahun
1942. Kemudian Meyer Fortes tahun
1938 meneliti tentang transmisi
kebudayaan pada suku Taleland di
Ghana Utara. (James Dananjaya.1991)
• G.D. Spindler berpendirian bahwa
kontribusi utama yang bisa diberikan
antropologi terhadap pendidikan adalah
menghimpun sejumlah pengetahuan
empiris yang sudah diverifikasikan
dengan menganalisa aspek-aspek proses
pendidikan yang berbeda-beda dalam
lingkungan sosial budayanya
• Penelitian antropologi Pendidikan di
Indonesia diantaranya, Penelitian
Hajrianti.J.Tohari tahun 1993 tentang
pola pewarisan perusahaan batik,
Penelitian Jajang gunawijaya tahun
1995 tentang sistem pengasuhan anak di
bogor, penelitian Z.A.M Syadili tahun
1995 tentang sosialisasi siswa dalam
lingkungan sekolah formal dan lain-lain.

CONTOH KARYA TULIS
Berjudul
“Perubahan Perlakuan terhadap Anak Perempuan pada
Masyarakat Batak Toba”.
Disusun oleh Berliana Hetty Lumban Gaol, 2008.
Budaya Batak Toba membuat masyarakat selalu
berkeinginan untuk memiliki anak laki-laki. Hal ini
disebabkan oleh anggapan bahwa anak laki-laki sebagai
penerus marga, pelaksana aktivitas adat, ahli waris serta
diutamakan dalam pendidikan.
Untuk itu anak laki-laki selalu diusahakan untuk maju, sebab
keberhasilan anak laki-laki merupakan kebanggaan bagi
sebuah keluarga. Berbagai usaha dilakukan demi tercapainya
harapan tersebut. Sedangkan perempuan berada pada posisi
yang lemah yang dituntut oleh nilai budaya untuk selalu
patuh dan hormat terhadap anak laki-laki.
• Berdasarkan Hasil Penelitian Di Lapangan, Menjelaskan
Bahwa Perkembangan Zaman, Tingkat Pendidikan, Serta
Tingkat Pengetahuan Mendorong Masuknya Unsur-unsur
Baru Serta Mendorong Masuknya Teknologi Yang
Memberikan Wawasan Yang Semakin Luas. Keterbukaan
Masyarakat Untuk Menerima Unsur-unsur Baru Tersebut
Membuat Masyarakat Secara Umum Merespon Unsur-unsur
Baru Tersebut Termasuk Masyarakat Batak Toba Dan
Direspon Oleh Anak Perempuan Secara Khusus. Orang Tua
Akhirnya Memberikan Kesempatan Yang Sama Antara
Anak Laki-laki Dengan Anak Perempuan Untuk Lebih
Maju. Akhirnya Telah Terjadi Perubahan Perlakuan
Terhadap Anak Perempuan Membuat Anak Perempuan
Telah Berhasil Dalam Pendidikan Ketingkat Yang Lebih
Tinggi, Dengan Pendidikan Yang Dimiliki Oleh Perempuan,
Membuat Perempuan Tersebut Mulai Menuntut Haknya
Dalam Warisan, Anak Perempuan Juga Sudah Masuk
Kedunia Kerja Namun Anak Laki-laki Sebagai Penerus
Marga Tidak Akan Pernah Berubah.
TUGAS
CARI 2 KARYA TULIS TENTANG
ANTROPOLOGI PENDIDIKAN
DAN BUAT RESUME NYA !!

Anda mungkin juga menyukai