Anda di halaman 1dari 10

E-ISSN: 2615 - 3866

Industri Inovatif - Jurnal Teknik Industri ITN Malang, Maret 2021


Analisis Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja | Muhamad Bob Anthony

ANALISIS RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)


PADA PENGOPERASIAN RECIPROCATING COMPRESSOR
MENGGUNAKAN METODE SWIFT (STRUCTURED WHAT IF
TECHNIQUE) DI PT. ABC

Muhamad Bob Anthony


Prodi Teknik Industri, Universitas Serang Raya
Email : tonipbmti@gmail.com

Abstrak, PT ABC merupakan salah satu perusahaan nasional yang bergerak di bidang penjualan udara bertekanan
(Oksigen). Reciprocating compressor merupakan salah satu peralatan utama yang digunakan oleh PT ABC.
Fungsi kompresor adalah untuk menaikkan tekanan udara dari tekanaan udara rendah menjadi tekanan udara
tinggi. Dalam penggunaannya, reciprocating compressor mempunyai potensi bahaya pada saat proses operasional
baik yang bersifat rutin maupun tidak rutin, sehingga risiko kecelakaan kerja menjadi sangat tinggi. Berdasarkan
data kejadian kecelakaan kerja pada saat pengoperasian, ditemukan 13 kejadian kecelakaan kerja, sehingga dapat
digambarkan bahwa tingkat kecelakaan kerja masih tinggi. Metode SWIFT (Structural What If Analysis)
merupakan suatu teknik untuk mengidentifikasi bahaya melalui pendekatan bertanya yang menggunakan kata
kunci ‘what if’ (bagaimana jika). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi bahaya apa saja yang
ada di reciprocating compressor, mengetahui risiko kecelakaan kerja, serta memberikan rekomendasi perbaikan.
Hasil penelitian terdapat 18 potensi bahaya dan dari perhitungan RRN (Risk Rating Number), didapatkan 9 bahaya
dengan prioritas utama, 5 bahaya dengan prioritas menengah, 3 bahaya dengan prioritas rendah dan 1 bahaya
dengan prioritas paling rendah. Untuk rekomendasi perbaikan dibuat berdasarkan tingkat risiko yang memiliki
prioritas utama, sehingga dapat mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja.

Kata kunci : Reciprocating compressor, Potensi bahaya, Risk Rating Number, SWIFT

PENDAHULUAN lainnya yang belum teridentifikasi dan terukur


Kompresor adalah suatu alat yang secara lengkap.
digunakan oleh PT. ABC untuk membuat udara Metode SWIFT (Structured What If
yang bertekanan. Kompresor memiliki fungsi Technique) merupakan suatu teknik untuk
untuk menaikkan tekanan udara dari tekanan mengidentifikasi bahaya melalui pendekatan
rendah menjadi tekanan tinggi. Cara kerja bertanya yang menggunakan kata kunci ‘what
kompresor identik dengan pompa, dimana if’ (bagaimana jika). Metode SWIFT
udara yang dimampatkan diambil dari tempat digunakan untuk mengurangi risiko kecelakaan
tertentu, kemudian dialirkan dan dimampatkan kerja yang tinggi. Keberhasilan penggunaan
dalam tempat penampungan. Jenis kompresor metode SWIFT dipengaruhi oleh pengetahuan
yang dipakai oleh PT ABC adalah jenis pengguna pada sistem dan proses yang
reciprocating compressor dan sistemnya sudah dianalisis. (Card, J. Alan, et al. 2012).
terintegrasi secara otomastis. Pada laporan kerja SWIFT terdapat
Penggunaan reciprocating compressor penilaian risiko yang dilakukan dengan
berpotensi bahaya, baik saat proses operasional menghitung nilai RRN (risk rating number).
yang bersifat rutin maupun yang bersifat tidak Dari hasil perhitungan RRN ini diketahui
rutin, sehingga penggunaannya memiliki risiko potensi bahaya dengan nilai risiko paling tinggi
kecelakaan kerja yang sangat tinggi (Adhi, (high risk) sampai nilai risiko paling rendah
Sudrajat, et al. 2016). Potensi bahaya saat (low risk), sehingga dapat dilakukan
pengoperasian reciprocating compressor, penanganan tepat untuk mencegah terjadinya
antara lain terjadinya kebocoran oli, kebocoran kecelakaan kerja, serta memberikan usulan
pada regulator, saat pengoperasian maupun saat sebagai rekomendasi perbaikan. (Aryanto,
pekerjaan perawatan (maintenance), kebocoran Yudi. 2008). Penelitian ini bertujuan untuk
udara, unplanned shutdown (kerusakan yang mengetahui potensi bahaya pada reciprocating
terjadi secara tiba-tiba) dan potensi bahaya
49
E-ISSN: 2615 - 3866
Industri Inovatif - Jurnal Teknik Industri ITN Malang, Maret 2021
Analisis Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja | Muhamad Bob Anthony

compressor dengan menggunakan metode


What If Analysis.

Gambar 1. Reciprocating compressor

Tabel 1. Data Kejadian Kecelakaan Kerja pada Proses Pengoperasian Reciprocating Compressor di PT
ABC

Jumlah Jumlah
Tahun Jenis Operasi Total
Operator Kejadian
cylinder compressor road load trip 3
cylinder oil no flow trip 1
2018 8 6
compressor vibration trip 1
oil pressure compressor low trip 1
suction valve fault trip 1
suction pressure low trip 1
2019 8 7
cylinder oil no flow trip 3
discharge high temperature trip 2
TOTAL 13
(Sumber: Data dari perusahaan)

METODE pendekatan bertanya menggunakan kata kunci


Objek penelitian ini adalah reciprocating ‘what if (bagaimana jika)’, yang bertujuan
compressor di PT ABC. Sumber data yang untuk mengidentifikasi potensi bahaya pada
digunakan merupakan data primer dan data pengoperasian overhead crane, menilai
sekunder yang didapatkan dari lokasi kemungkinan, dan konsekuensi dari situasi
penelitian. Responden berjumlah 3 orang, yaitu yang terjadi. Jawaban dari pertanyaan tersebut
expert di bidang safety dan maintenance adalah merupakan risiko dari bahaya yang
perusahaan PT ABC. timbul dan menjadi acuan dalam membuat
Pengolahan data menggunakan metode penilaian risiko, serta dapat ditentukan batas
Structured What If Technique (SWIFT), terdiri wajar dari risiko tersebut. Program tindakan
dari identifikasi bahaya dan penilaian tingkat yang dilakukan berupa safeguard pada setiap
risiko dengan menghitung nilai RRN (Risk risiko berdasarkan jawaban dari data yang
Rating Number). Identifikasi bahaya dengan didapatkan.
menggunakan What If Analysis adalah melalui

50
E-ISSN: 2615 - 3866
Industri Inovatif - Jurnal Teknik Industri ITN Malang, Maret 2021
Analisis Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja | Muhamad Bob Anthony

Gambar 2. Diagram alir penelitian

Tabel 2. What If Analysis Penilaian tingkat risiko didapatkan dengan


perhitungan RRN. Pada tahapan ini, penilaian
What Answer Probab Consequ Safegu tingkat risiko memperhatikan dua aspek
If ility ences ard (Aryanto, Yudi. 2008), yaitu keparahan
(severity) dan frekuensi (frequency). Keparahan
(severity) ditentukan berdasarkan tingkat
keparahan yang terjadi dan dibagi dalam empat
kategori, seperti yang dicantumkan pada tabel
3 berikut :

Tabel 3. Klasifikasi Tingkat Keparahan (severity) Bahaya

Description Category Score Definition

Catastrophic I 4 Kematian atau kehilangan sistem

Luka berat atau cedera yang menyebabkan cacat permanen

Critical II 3 Penyakit akibat kerja yang parah


Kerusakan sistem yang berat

51
E-ISSN: 2615 - 3866
Industri Inovatif - Jurnal Teknik Industri ITN Malang, Maret 2021
Analisis Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja | Muhamad Bob Anthony

Luka sedang, hanya membutuhkan perawatan medis

Marginal III 2
Penyakit akibat kerja yang ringan

Kerusakan sebagian sistem

Luka ringan yang hanya membutuhkan pertolongan pertama


Neglicable IV 0,1
Kerusakan sebagian kecil sistem
(Sumber : Aryanto, Yudi. 2008)

Frekuensi (frequency) merupakan aspek yang banyaknya bahaya yang terjadi. Klasifikasi
digunakan untuk menilai seberapa banyak dan frekuensi bahaya dapat dilihat pada tabel 4
seberapa seringnya potensi bahaya terjadi, berikut ini.
sehingga dapat diklasifikasikan berdasarkan

Tabel 4. Klasifikasi Frekuensi (frequency) dari Paparan Bahaya

Description Level Score Specific Individual Item

Frequent A 5 Sering terjadi, berulang kali dalam sistem


Probable B 4 Terjadi beberapa kali dalam siklus sistem
Occasional C 3 Terjadi kadang-kadang dalam siklus sistem

Remote D 2 Tidak pernah terjadi, tetapi mungkin terjadi dalam siklus sistem

Tidak Mungkin, dapat diasumsikan tidak akan pernah terjadi dalam


Improbable E 1
sistem

(Sumber : Aryanto, Yudi. 2008)

Persamaan dari Nilai RRN (Risk Rating DPH : Degree of possible (Severity)
Number) adalah : LO : Likelihood of occurance (Frequency)

RRN  DPHxLO Tingkat atau prioritas risiko setelah melakukan


perhitungan RRN (Risk Rating Number) terlihat
Keterangan : pada tabel 5 di bawah ini:
RRN : Risk Rating Number

Tabel 5. Prioritas Risiko

RRN Tingkat Risiko


0,1 – 0,3 Prioritas paling rendah
0,4 – 4,0 Prioritas rendah / risiko rendah
6,0 – 9,0 Prioritas menengah / risiko yang signifikan
> 10 Prioritas utama / dibutuhkan tindakan secepatnya
(Sumber : Aryanto, Yudi. 2008)

Setelah melakukan perhitungan tingkat berdasarkan prioritas utama dari hasil pemetaan
risiko dengan menghitung nilai RRN, maka prioritas risiko tersebut.
tahapan selanjutnya adalah melakukan analisa
tingkat risiko dengan mengelompokkan dan
merekomendasi perbaikan pencegahan,
mengurangi tingkat risiko kecelakaan kerja
52
E-ISSN: 2615 - 3866
Industri Inovatif - Jurnal Teknik Industri ITN Malang, Maret 2021
Analisis Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja | Muhamad Bob Anthony

HASIL DAN PEMBAHASAN Kegiatan supply Plant blackout (mati total)


3
aliran listrik karena listrik padam
A. Potensi Bahaya Kecelakaan Kerja Cidera otot parah karena
Potensi kecelakaan kerja merupakan posisi membungkuk
suatu risiko kecelakaan yang mungkin saat membongkar peralatan
Kegiatan Kelelahan (fatigue)
terjadi dalam sebuah pekerjaan. 4 preventive Terjepit diantara silinder
Berdasarkan hasil penelitian dan wawancara maintenance kompresor
Terpapar udara bertekanan
dengan karyawan perusahaan, didapatkan yang terjebak saat melakukan
data potensi bahaya kecelakaan kerja pada pembongkaran valve
pengoperasian reciprocating compressor Terjepit saat membuka cover
filter
sebagai berikut : Kegiatan Terpapar udara bertekanan
5 pengecekan filter yang terjebak didalam filter
Tabel 6. Data Potensi Bahaya kehandalan separator Terkena paparan oli campuran
yang ada di dalam filter
Pengoperasian Reciprocating Compressor Jatuh dari ketinggian
Operasional Back pressure
6
Aktivitas kompresor Peralatan rusak parah
No. Hazard Operasional Tekanan oli rendah
Pekerjaan 7
Pompa oli Mesin shutdown
1 Alarm mesin Unit shutdown atau trip Kegiatan sirkulasi Suhu di shelter mesin panas
Penyaluran udara 8 udara ambien Pekerja dehidrasi
Tekanan udara bertekanan shelter mesin Suhu mesin tinggi
2 bertekanan melalui
turun mendadak
metering station

Mengidentifikasi Bahaya Dengan What If Analysis

Tabel 7. What If Analysis pada Pengoperasian Reciprocating Compressor

WORKSHEET WHAT IF ANALYSIS PENGOPERASIAN RECIPROCATING COMPRESSOR


No. What If Answer Safeguard
Supply udara bertekanan ke Unit keseluruhan menggunakan engine system
Bagaimana jika unit shutdown pelanggan akan terhenti dan bisa manager dan bersifat redundant sehingga sistem akan
1
atau trip ? menyebabkan keluhan dari secara otomatis segera mengganti unit yang trip
pelanggan dengan unit yang stand bye (back up)
Gas metering station menggunakan double stream
Bagaimana jika tekanan gas Supply udara bertekanan ke
sehingga jika jalur yang beroperasi terjadi penurunan
alam turun secara mendadak pelanggan akan berkurang dan bisa
2 mendadak maka jalur back up akan otomatis
akibat adanya kebocoran di menyebabkan keluhan dari
beroperasi agar tekanan tetap normal sesuai dengan
metering station ? pelanggan
kontrak
Supply udara bertekanan ke UPS (uninterupted power supply) akan melakukan
Bagaimana jika plant blackout
pelanggan akan berkurang dan bisa back up power untuk beberapa peralatan utama agar
3 (mati total) karena listrik padam
menyebabkan keluhan dari tetap beroperasi dan genset menggunakan sistem
?
pelanggan otomatis jika terjadi pemadaman listrik tiba-tiba
Bagaimana jika pekerja terkena
cidera otot parah karena posisi Menyebabkan cidera yang serius
4 Membatasi waktu pekerjaan dan rotasi pekerja
membungkuk dan dapat menyebabkan cacat
saat membongkar peralatan ?
Bagaimana jika pekerja
Menyebabkan cidera yang serius
5 mengalami kelelahan (fatigue) Membatasi waktu pekerjaan dan rotasi pekerja
dan fatality
saat ada pekerjaan perawatan ?
Bagaimana jika pekerja terjepit
Menyebabkan cidera yang serius
6 diantara silinder kompresor saat Membuat method statement sebelum bekerja
dan fatality
ada pekerjaan perawatan ?
Bagaimana jika pekerja terpapar
gas alam yang terjebak saat Menyebabkan cidera yang serius
7 Melakukan gas test sebelum pekerjaan dimulai
melakukan pembongkaran valve dan fatality
?
Bagaimana jika pekerja terjepit
8 Menyebabkan cidera ringan Membuat method statement sebelum bekerja
saat membuka cover filter ?
Bagaimana jika pekerja terpapar
Menyebabkan cidera yang serius
9 gas alam yang terjebak didalam Melakukan gas test sebelum pekerjaan dimulai
dan fatality
filter ?
Bagaimana jika pekerja terkena
Menyebabkan cidera yang serius
10 paparan oli campuran yang ada Membuat method statement sebelum bekerja
dan fatality
di dalam filter ?
11 Bagaimana jika pekerja jatuh Menyebabkan cidera ringan Permanent handrail dan full body harness

53
E-ISSN: 2615 - 3866
Industri Inovatif - Jurnal Teknik Industri ITN Malang, Maret 2021
Analisis Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja | Muhamad Bob Anthony

dari ketinggian ?
Bagaimana jika terjadi back Dapat menyebabkan ledakan dan
12 Membuat method statement sebelum bekerja
pressure ? kebakaran
Bagaimana jika kompresor rusak Dapat menyebabkan ledakan dan
13 Melakukan PM (preventive maintenance) secara rutin
parah ? kebakaran
Bagaimana jika tekanan oli Dapat menyebabkan ledakan dan
14 Melakukan PM (preventive maintenance) secara rutin
rendah ? kebakaran
Bagaimana jika mesin Supply udara bertekanan ke Unit keseluruhan menggunakan engine system
kompresor shutdown pelanggan akan terhenti dan bisa manager dan bersifat redundant sehingga sistem akan
15
dikarenakan pompa oli menyebabkan keluhan dari secara otomatis segera mengganti unit yang trip
bermasalah ? pelanggan dengan unit yang stand bye (back up)
Bagaimana jika suhu di shelter Ketidaknyamanan pekerja di dalam Pemasangan sirkulasi udara di dalam shelter secara
16
mesin panas ? shelter otomatis
Bagaimana jika pekerja Membatasi pekerja yang masuk di shelter dan hanya
mengalami dehidrasi saat pekerja yang berwenang saja yang diijinkan serta
17 Pekerja mudah lelah
kegiatan sirkulasi udara ambien penyediaan botol minum portabel bagi seluruh
shelter mesin? pekerja lapangan
Bagaimana jika suhu mesin
Pemasangan sirkulasi udara di dalam shelter secara
18 tinggi saat kegiatan sirkulasi Mesin akan cepat panas
otomatis
udara ambien shelter mesin ?

Tabel 7 merupakan worksheet what if Penilaian tingkat risiko tersebut


analysis dari pengoperasian reciprocating dilakukan melalui perhitungan Risk Rating
compressor di PT ABC. Tingkat keparahan Number (RRN) pada tabel 8 di bawah ini :
(severity), frekuensi (frequency) dan safeguard
dari masing –masing potensi bahaya dapat
terlihat pada Worksheet ini.

Tabel 8. Perhitungan RRN (Risk Rating Number) pada Pengoperasian Reciprocating Compressor

KEPARAHAN (S) Frekuensi (F) RRN


No. Hazard PRIORITAS
Kategori Nilai Kategori Nilai (S X F)
Prioritas
1 Unit shutdown
III 2 C 3 6 Menengah
atau trip

Tekanan udara Prioritas


2
bertekanan turun I 4 D 2 8 Menengah
mendadak
Plant blackout
(mati total) Prioritas
3
karena listrik I 4 D 2 8 Menengah
padam
Cidera otot
parah karena
posisi
Prioritas
4 membungkuk II 3 A 5 15
Utama
saat
membongkar
peralatan
Kelelahan Prioritas
5 II 3 A 5 15
(fatigue) Utama
Terjepit diantara
Prioritas
6 silinder II 3 B 4 12
Utama
kompresor
Terpapar udara
bertekanan yang
terjebak saat Prioritas
7 II 3 B 4 12
melakukan Utama
pembongkaran
valve
Terjepit saat
Prioritas
8 membuka cover I 4 D 2 8
Menengah
filter
Terpapar udara
bertekanan yang Prioritas
9 I 4 C 3 12
terjebak didalam Utama
filter

54
E-ISSN: 2615 - 3866
Industri Inovatif - Jurnal Teknik Industri ITN Malang, Maret 2021
Analisis Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja | Muhamad Bob Anthony

Terkena paparan
Prioritas
10 oli yang ada di I 4 C 3 12
Utama
dalam filter
Jatuh dari Prioritas
11 II 3 D 2 6
ketinggian Menengah
Prioritas
12 Back pressure I 4 C 3 12
Utama
Peralatan rusak Prioritas
13 IV 0,1 C 3 0,3
parah Utama
Tekanan oli Prioritas
14 II 3 A 5 15
rendah Utama
Prioritas
15 Mesin shutdown IV 0,1 C 3 0,3
Rendah
Suhu di shelter Prioritas
16 III 2 D 2 4
mesin panas Rendah
Prioritas
Pekerja
17 III 2 D 2 4 Paling
dehidrasi
Rendah
Suhu mesin Prioritas
18 I 4 C 3 12
tinggi Rendah

Analisa data yang dilakukan adalah prioritas utama, prioritas menengah, prioritas
dengan analisis tingkat risiko hasil pengolahan rendah dan prioritas paling rendah.
data pada perhitungan nilai RRN (risk rating Analisis tingkat risiko prioritas utama terlihat
number), yaitu melakukan pengelompokkan pada tabel 9 di bawah ini :
bahaya yang memiliki tingkat risiko dengan

Tabel 9. Tingkat Risiko dengan Prioritas Utama

KEPARAHAN (S) Frekuensi (F) RRN


No. Hazard PRIORITAS
Kategori Nilai Kategori Nilai (S X F)
Cidera otot
parah karena
posisi
Prioritas
1 membungkuk II 3 A 5 15
Utama
saat
membongkar
peralatan
Kelelahan Prioritas
2 II 3 A 5 15
(fatigue) Utama
Tejepit diantara
Prioritas
3 silinder II 3 B 4 12
Utama
kompresor
Terpapar udara
bertekanan yang
terjebak saat Prioritas
4 II 3 B 4 12
melakukan Utama
pembongkaran
valve
Terpapar udara
bertekanan yang Prioritas
5 I 4 C 3 12
terjebak didalam Utama
filter
Terkena paparan
Prioritas
6 oli yang ada di I 4 C 3 12
Utama
dalam filter
Prioritas
7 Back pressure I 4 C 3 12
Utama
Peralatan rusak Prioritas
8 IV 0,1 C 3 0,3
parah Utama
Tekanan oli Prioritas
9 II 3 A 5 15
rendah Utama

Analisis tingkat risiko dengan prioritas menengah terlihat pada tabel 10 berikut ini :

55
E-ISSN: 2615 - 3866
Industri Inovatif - Jurnal Teknik Industri ITN Malang, Maret 2021
Analisis Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja | Muhamad Bob Anthony

Tabel 10. Tingkat Risiko dengan Prioritas Menengah

KEPARAHAN (S) Frekuensi (F) RRN


No. Hazard PRIORITAS
Kategori Nilai Kategori Nilai (S X F)
Prioritas
1 Unit shutdown
III 2 C 3 6 Menengah
atau trip

Tekanan udara Prioritas


2
bertekanan turun I 4 D 2 8 Menengah
mendadak
Plant blackout
(mati total) Prioritas
3
karena listrik I 4 D 2 8 Menengah
padam
Terjepit saat
Prioritas
4 membuka cover I 4 D 2 8
Menengah
filter
Jatuh dari Prioritas
5 II 3 D 2 6
ketinggian Menengah

Analisis tingkat risiko prioritas rendah terlihat pada tabel 11 berikut ini :

Tabel 11. Tingkat Risiko dengan Prioritas Rendah

KEPARAHAN (S) Frekuensi (F) RRN


No. Hazard PRIORITAS
Kategori Nilai Kategori Nilai (S X F)
Prioritas
1 Mesin shutdown IV 0,1 C 3 0,3
Rendah
Suhu di shelter Prioritas
2 III 2 D 2 4
mesin panas Rendah
Suhu mesin Prioritas
3 I 4 C 3 12
tinggi Rendah

Analisis tingkat risiko prioritas paling rendah terlihat pada tabel 12 berikut ini :

Tabel 12. Tingkat Risiko dengan Prioritas Paling Rendah

KEPARAHAN (S) Frekuensi (F) RRN


No. Hazard PRIORITAS
Kategori Nilai Kategori Nilai (S X F)
Prioritas
Pekerja
1 III 2 D 2 4 Paling
dehidrasi
Rendah

B. Rekomendasi Perbaikan Tingkat risiko pada prioritas utama harus


Setelah analisis tingkat risiko dilakukan, dikurangi, karena jika tidak dikurangi akan
langkah selanjutnya adalah membuat membahayakan pekerja, perusahaan dan
rekomendasi perbaikan dari tingkat risiko lingkungan sekitarnya. Rekomendasi dari
yang tidak aman atau berbahaya (sebagai perbaikan pengoperasian reciprocating
prioritas utama). compressor dengan prioritas utama terdapat
pada tabel 13 di bawah ini :

Tabel 13. Rekomendasi Perbaikan dengan Prioritas Utama

No. Hazard PRIORITAS


Cidera otot
parah karena
 Menggunakan alat bantu khusus saat pekerjaan
posisi
Prioritas  Menghindari pekerjaan secara manual
1 membungkuk
Utama  Melakukan ergonomic risk assesment terkait
saat
pekerjaan yang menyebabkan cidera otot parah
membongkar
peralatan
56
E-ISSN: 2615 - 3866
Industri Inovatif - Jurnal Teknik Industri ITN Malang, Maret 2021
Analisis Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja | Muhamad Bob Anthony

 Menggunakan alat bantu khusus saat pekerjaan


Kelelahan Prioritas  Menghindari pekerjaan secara manual
2
(fatigue) Utama  Melakukan ergonomic risk assesment terkait
pekerjaan yang menyebabkan cidera otot parah
Tejepit diantara  Menggunakan alat bantu khusus saat pekerjaan
Prioritas
3 silinder  Menghindari pekerjaan secara manual
Utama
kompresor
Terpapar udara  Melakukan LOTO (log out and tag out) dan gas free
bertekanan yang sebelum pekerjaan dimulai
terjebak saat Prioritas  Menggunakan portable gas detector untuk
4
melakukan Utama monitoring udara bertekanan secara terus menerus
pembongkaran  Melakukan blanketing menggunakan nitrogen
valve
 Melakukan LOTO (log out and tag out) dan gas free
sebelum pekerjaan dimulai
Terpapar udara
Prioritas  Menggunakan portable gas detector untuk
5 yang terjebak
Utama monitoring udara bertekanan secara terus menerus
didalam filter
 Melakukan blanketing menggunakan nitrogen

 Melakukan LOTO (log out and tag out) dan gas free
sebelum pekerjaan dimulai
Terkena paparan
Prioritas  Menggunakan portable gas detector untuk
6 oli yang ada di
Utama monitoring udara bertekanan secara terus menerus
dalam filter
 Melakukan blanketing menggunakan nitrogen

 Melakukan HAZOPs (hazard operability study) dan


study engineering terkait back pressure
Prioritas
7 Back pressure  Melakukan improvement berdasarkan hasil
Utama
HAZOPs (hazard operability study) dan study
engineering
Melakukan program RCM (reliability centered
Peralatan rusak Prioritas maintenance) untuk mencegah kerusakan secara tiba-
8
parah Utama tiba

Melakukan program RCM (reliability centered


Tekanan oli Prioritas maintenance) untuk mencegah kerusakan secara tiba-
9
rendah Utama tiba

KESIMPULAN DAN SARAN 2. Hasil penilaian tingkat risiko dengan


Berdasarkan hasil penelitian mengenai menghitung nilai RRN (Risk Rating
analisis risiko K3 (Keselamatan dan Kesehatan Number) pada semua potensi bahaya
Kerja) pada pengoperasian reciprocating pengoperasian reciprocating compressor
compressor dengan metode SWIFT (Structured didapatkan 9 bahaya yang masuk dalam
What If Technique), dihasilkan kesimpulan prioritas utama, 5 prioritas menengah, 3
sebagai berikut : prioritas rendah dan 1 prioritas paling
1. Potensi bahaya pengoperasian reciprocating rendah.
compressor adalah pada unit shutdown atau 3. Rekomendasi perbaikan didasarkan pada
trip, tekanan gas alam turun mendadak, analisis tingkat risiko dengan prioritas
plant blackout (mati total) karena listrik utama, yang bertujuan untuk mencegah dan
padam, cidera otot parah karena posisi mengurangi tingkat risiko kecelakan kerja
membungkuk saat membongkar peralatan, pada pengoperasian reciprocating
kelelahan (fatigue), terjepit diantara silinder compressor.
kompresor, terpapar udara tekan yang
terjebak saat melakukan pembongkaran DAFTAR PUSTAKA
valve, terjepit saat membuka cover filter, Adhi, Sudrajat, et al. 2016. Analisis Potensi
terpapar udara tekan yang terjebak di dalam Bahaya Dengan Metode Checklist dan
filter, terkena paparan oli campuran yang What If Analysis Pada Saat
ada di dalam filter, jatuh dari ketinggian, Commissioning Plant N83 di PT. Gas
back pressure, peralatan rusak parah, Industri. Program Studi Teknik
tekanan oli rendah, mesin shutdown, suhu di Keselamatan dan Kesehatan Kerja,
shelter mesin panas, pekerja dehidrasi dan Politeknik Perkapalan, Surabaya.
suhu mesin tinggi.
57
E-ISSN: 2615 - 3866
Industri Inovatif - Jurnal Teknik Industri ITN Malang, Maret 2021
Analisis Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja | Muhamad Bob Anthony

Arie, Desrianty, et al. 2012. Rancangan Sistem Germain, George L. 1990. Practical Loss
Keselamatan Kerja Stasiun Kerja Control Leadership. Institute Publishing,
Induksi Furnace Berdasarkan Metode USA.
SWIFT Studi Kasus PT.PINDAD Hadi, Lukman, et al. 2015. Usulan perbaikan
Persero Bandung. Fakultas Teknik, Sistem Manajemen Keselamatan dan
Institut Teknologi Nasional, Bandung. Kesehatan (SMK3) Di Pabrik Wire Rod
Aryanto, Yudi. 2008. Usulan Program Mill Berdasarkan Metode SWIFT. Jurnal
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Online Teknik, Institut Teknologi
Berdasarkan OHSAS 18001:1999 dan Nasional, Vol. 03, No. (4).
Permenakaer 1996. Institut Teknologi Kharisma, Ningrum, et al. 2016. Manajemen
Bandung, Bandung. Risiko Bagian Airside Menggunakan The
AS/NZS 4360. 2004. Standard on Risk Structured What If Technique dan House
Management. 3rd Edition The Australian Of Risk. Fakultas Teknik, Universitas
and New Zealand. Broadleaf Capital Diponogoro, Bandung.
International, NSW Australia. Kolluru, R. V. et al. 1996. Risk Assessment and
Card, J. Alan, et al. 2012. Beyond FMEA: The Management Handbook for
Structured What If Technique (SWIFT). Environmental, Health, and Safety
Journal of Healthcare Risk Management, Professionals. McGraw-Hill Inc, United
Vol. 31, No.(4), 23-29. States.
Colling, David A. 1990. Industrial Safety Sularso. 1985. Pompa dan kompresor. PT
Management and Technology. Prentice- Pradnya Paramita, Jakarta.
Hall, Inc, United States.

58

Anda mungkin juga menyukai