Anda di halaman 1dari 2

Dasar-dasar perancangan sistem manajemen kinerja menurut Wibisono (2006)

adalah:
1. Mudah dimengerti
2. Berorientasi jangka panjang
3. Basis waktu
4. Fokus pada perbaikan berkelanjutan
5. Menggunakan pendekatan kuantitatif.
Sesuai bahan diskusi pada sesi kali ini, saya akan berfokus untuk menjelaskan pada
point ke-4. Yaitu fokus pada perbaikan berkelanjutan.
Sebelum mejelaskan fokus pada perbaikan yang berkelanjutan, saya akan sedikit
menjelaskan apa itu perbaikan yang berkelanjutan. Perbaikan yang berkelanjutan
adalah Perbaikan yang dilakukan organisasi atau perusahaan bersifat terus
menerus, konstan, dan reguler dengan melibatkan seluruh elemen organisasi di
berbagai tingkatan. Hal tersebut dilakukan untuk mengurangi pemborosan dan
variasi; menyederhanakan proses bisnis, meningkatkan kualitas dan kinerja
organisasi. Harapannya dapat menimbulkan lingkungan yang kondusif untuk
berinovasi, meningkatkan kreatifitas, dan meraih keunggulan bersaing.
Fokus pada perbaikan berkelanjutan merupakan prinsip yang meningkatkan
efektifitas kerja manajemen. Perbaikan yang dilakukan secara konsisten adalah
suatu siklus berkesinambungan dengan menerapkan metode PDCA (Plan Do Check
Action). Setiap proses dievaluasi apakah sudah sesuai dengan tujuan organisasi?.
Perbaikan dilakukan terhadap hal-hal kritis yang tidak sesuai dengan rencana. Hal
ini dilakukan secara periodik dan konsisten.

Perbaikan berkesinambungan dapat dilakukan pada 3 tingkatan yang berbeda yaitu


manajemen, grup dan individu. Pada tingkatan manajemen, implikasi perbaikan
pada strategi organisasi. Level kelompok mencakup pekerjaan penyelesaian
permasalahan pada skala yang lebih luas. Sedangkan pada level individu, perbaikan
berupa pekerjaaan rutin sehari-hari. Setiap pimpinan perlu mengevaluasi
organisasinya dengan membuat program monitoring dan evaluasi. Berbagai teknik
perbaikan (problem-solving tools) banyak dikembangkan seperti six sigma, lean
manufacturing, work process, penyederhanaan pekerjaan, dan monitoring kinerja.

Apabila perbaikan dilakukan secara berkesinambungan, maka ciri-cirinya antara lain:

1) setiap individu menunjukkan kesadaran dan pemahaman terhadap visi, misi dan
tujuan organisasi;

2) para karyawab menggunakan tujuan strategis organisasi untuk fokus


memprioritaskan aktifitas perbaikan,

3) pekerjaan berbasis team work dikembangkan; 4) penilaian risiko yang terus


menerus terhadap organisasi;

5) setiap level manajemen berkomitmen aktif untuk melakukan perbaikan secara


kontinue;
6) Karyawan belajar dari pengalaman dirinya sendiri dan orang lain, baik yang
positif maupun negatif;

7) Pembelajaran individu maupun kelompok dikembangkan. Pada akhirnya


perbaikan ini bisa menjadi budaya dalam organisasi, sehingga pengmailan
keputusan lebih efisien dan efektif.

Akhir kata, perbaikan sebaiknya dilakukan dari hal-hal yang kecil secara bertahap,
dimulai dari setiap individu yang dilakukan konsisten. Ada pepatah mengatakan
“Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, dan besok harus lebih baik dari hari ini”.
Itulah perbaikan yang berkesinambungan!. Organisasi berusaha menjadi lebih baik
dan lebih baik ke depannya sehingga mampu meraih keunggulan bersaing.

Sumber:
Pemahaman pribadi
Dharma, Surya. 2022. Manajemen Kinerja. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.
https://irmapa.org

Anda mungkin juga menyukai