Disusun Oleh :
I. Tujuan
I. Alat
Buret
Erlenmeyer 250 ml
Gelas kimia 100 ml
Gelas ukur 10 ml
Pipet skala
Pipet tetes
Pipet volume 10 ml
Sendok tanduk
Statif dan klem
Stirer Kertas laminating
Timbangan analitik
Pisau
Cawan porselin
Tissue
Mortir & stemper
Bahan
Aquadest
Bakso
Mie basah
Larutan baku HCL 0,1 N 500 mL
Indikator Metil merah 0,1%
Kertas timbang
Natrium Karbonat
Kertas saring
IV. Cara Kerja
a. Pembakuan asam klorida 0,1 N
Pipet seksama ± 10,0 mL Natrium Karbonat dimasukkan ke
dalam erlenmeyer
Titrasi dengan larutan HCL ± 0,1 N sampai terjadi perubahan warna dari kuning menjadi merah jingga atau merah orange
V. Hasil
V2
N2 = 10 x 0,1
14,7
N2 = 0,06 N
VI. Pembahasan
Pada praktikum kali ini melakukan analisis kandungan boraks. Adapun
tujuan dari praktikum ini adalah menganalisis kandungan boraks pada bakso,
mie, dan ikan asin dengan menggunakan metode titrasi.
Praktikum ini menggunakan metode titrasi asidimetri, dimana metode
asidimetri adalah pengukuran konsentrasi asam dengan menggunakan larutan
baku basa. Titrasi asidimetri termasuk dalam titrasi netralisasi. Titrasi sendiri
merupakan proses mengukur volume larutan yang diketahui volumenya
sampai terjadi reaksi sempurna. Atau dengan perkataan lain untuk mengukur
volume titran yang diperlukan untuk mencapai titik ekivalen. Didalam
prakteknya titik ekivalen sukar diamati, karena hanya merupakan titik akhir
stoikometer. Hal ini dapat diatasi dengan pemberian indicator asam-basa yang
membantu sehingga titrasi dapat diketahui. Titik akhir titrasi merupakan
keadaan dimana penambahan satu tetes zat penitrasi (titran) akan
menyebabkan perubahan warna indikator.
Pada praktikum ini bahan yang digunakan yaitu Boraks (Na2B4O7)
dengan nama kimia natrium tetraborat, boraks merupakan senyawa kimia
yang berbentuk Kristal putih, bahan lain yang digunakan yaitu natrium
karbonat sebagai baku primer, asam klorida (HCL) sebagai baku sekunder
dan untuk menunjukkan titik akhir titrasi digunakan indikator metil merah,
titik akhir titrasi ditunjukkan dengan terjadinya perubahan warna menjadi
merah jingga. Langkah pertama yang dilakukan yaitu pembuatan asam
klorida 0,1N. Natrium karbonat dipipet seksama kurang lebih 10,0 mL
lalu dimasukkan
erlenmeyer. Kemudian ditambahkan 40 mL aquades bebas CO2 dan
ditambahkan 2-3 tetes indkator MR 0,1%, lalu dititrasi dengan larutan HCL
0,1N sampai terjadi perubahan warna kuning atau orange. Percobaan
dilakukan sebanyak 3 kali, pada percobaan pertama volume titran 14,5 mL,
yang kedua 14,7 mL dan yang ketiga 14,9 mL. Terjadi perubahan warna dari
kuning pucat menjadi orange atau jingga. Rata – rata normalitas HCL yang
diperole sebesar 0,06 N.
Langkah yang kedua yaitu penetapan kadar boraks dengan menimbang
bakso/ mie sebanyak 500 mg, kemudian masing – masing bahan dihaluskan
dengan mortir. Bakso/ mie direndam dengan aquades sebanyak 50 ml, lalu
disaring dengan kertas saring. Titrasi dilakukan dengan larutan HCL 0,1 N
dan menggunakan indikator metil merah. Percobaan dilakukan sebanyak 3
kali, volume titran yang pertama yaitu 1 ml, yang kedua 1,1 ml dan yang
ketiga 1,2 ml. Terjadi perubahan warna dari kuning pucat menjadi merah
muda. Rata – rata kadar boraks yang didapat yaitu sebesar 5,03% b/b
VII. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan, maka dapat di tarik
kesimpulan :
a. Penetapan yang di lakukan pada percobaan ini bertujuan untuk
menentukan kadar boraks pada sampel bakso dan mie dengam metode
titrasi.
b. Hasil pembuatan asam klorida 0,1%, terjadi perubahan warna dari kuning
pucat menjadi orange atau jingga. Rata – rata normalitas HCL yang
diperoleh sebesar 0,06 N.
c. Hasil dari penetapan kadar boraks pada sampel (Bakso & mie) positif
mengandung boraks, karena terjadi perubahan warna dari kuning pucat
menjadi merah muda dan untuk rata – rata kadar boraks yang didapat
yaitu sebesar 5,03% b/b