7780 17365 1 SM
7780 17365 1 SM
ABSTRAK
Tulisan ini bermaksud mengulas urgensi penerapan strategi peta konsep pada
pembelajaran PKn SD untuk meningkatkan minat belajar siswa. Hal ini dengan tujuan
memberi wawasan kepada warga bangsa (khususnya yang berkiprah di dunia
pendidikan dalam pembelajaran PKn SD) untuk: memahami hakikat strategi peta
konsep; memahami tahapan implementasi strategi peta konsep dalam pembelajaran PKn
SD; dan mengetahui peluang implementasi strategi peta konsep pada pembelajaran PKn
SD dalam meningkatkan minat belajar siswa. Pada tataran praksis, selanjutnya,
diharapkan insan pendidikan dapat menerapkan pengetahuan yang diperoleh sebagai
acuan pendidikan dan pedoman dalam melakukan kegiatan pembelajaran PKn SD.
Disarankan kepada insan pendidikan untuk pentingnya menyadari bahwa strategi peta
konsep dapat dijadikan salah satu alternatif variasi dalam pelaksanaan pembelajaran
PKn. Sebab, strategi peta konsep tersebut bisa diharapkan membuka peluang
meningkatkan minat dan sekaligus hasil belajar siswa.
Kata kunci: strategi peta konsep, pembelajaran PKn SD, minat belajar.
dengan hal tersebut, menurut Slameto usia sebelas tahun atau dua belas tahun.
(1995:2), “Belajar ialah suatu proses Karakteristik utama siswa SD adalah
usaha yang dilakukan seseorang untuk mereka menampilkan perbedaan-per-
memperoleh suatu perubahan tingkah bedaan individu dalam banyak segi dan
laku yang baru secara keseluruhan, bidang, di antaranya kemampuan dalam
sebagai hasil pengalamannya sendiri kognitif dan bahasa, perkembangan
dalam interaksi dengan lingkungannya.” kepribadian dan fisik anak.
Pembelajaran menurut Corey (da- Sedangkan menurut Thornburg
lam Ruminiati, 2007:1.14) adalah (dalam Pebriyenni, 2009:1), “anak SD
“Suatu proses dimana lingkungan se- merupakan individu yang sedang ber-
seorang dikelola secara disengaja untuk kembang, dan hal ini barangkali tidak
memungkinkan ia turut serta dalam perlu diragukan lagi kebenarannya”.
tingkah laku tertentu, sehingga dalam Setiap anak SD sedang berada dalam
kondisi-kondisi khusus akan menghasil- perubahan fisik maupun mental ke arah
kan respons terhadap situasi tertentu yang lebih baik. Tingkah laku mereka
juga”. Dengan kata lain, menurut Krisna dalam menghadapi tingkah laku sosial
(2009), “pembelajaran adalah proses pun meningkat.
untuk membantu peserta didik agar Siswa SD mengembangkan rasa
dapat belajar dengan baik.” percaya dirinya terhadap kemampuan
Berdasarkan pengertian di atas, dan pencapaian yang baik dan relevan.
dapat disimpulkan, pembelajaran adalah Meskipun anak-anak membutuhkan ke-
usaha sadar dari guru untuk membuat seimbangan antara perasaan dan ke-
siswa belajar, yaitu terjadinya peruba- mampuan dengan kenyataan yang dapat
han tingkah laku pada diri siswa yang mereka raih, namun perasaan akan ke-
belajar, yang mana dengan perubahan gagalan dapat memaksa mereka ber-
itu siswa mendapatkan kemampuan perasaan negatif terhadap dirinya sen-
yang baru yang berlaku dalam waktu diri sehingga menghambat mereka
yang relatif lama. dalam belajar. Jean Piaget (dalam
Masa usia SD merupakan masa Pebriyenni, 2009:2) mengidentifikasi
kanak-kanak akhir yang berlangsung tahapan-tahapan perkembangan intelek-
dari usia enam tahun hingga kira-kira tual yang dilalui anak, yaitu: (1) tahap
sensorik motor usia 0-2 tahun; (2) tahap SD, walaupun mereka dalam usia yang
operasional usia 2-6 tahun; (3) tahap sama.
operasional kongkrit usia 7-11 atau 12 Pengertian PKn. Ada beberapa
tahun; dan (4) tahap operasional formal pengertian Pendidikan Kewarganegara-
usia 11 atau 12 tahun ke atas. an (PKn). Menurut Depdiknas (2007:
Berdasarkan uraian di atas, dapat 25), “PKn merupakan mata pelajaran
dikatakan, siswa SD berada pada tahap sosial yang bertujuan untuk membentuk
operasional kongkrit. Pada tahap ini, atau membina warga negara yang baik,
anak mengembangkan pemikiran logis, yaitu warga negara yang baru, mau dan
masih sangat terikat pada fakta-fakta mampu berbuat baik”.
perceptual; artinya, anak mampu ber- Di samping itu, menurut Dep-
pikir logis tetapi masih terbatas pada diknas (2006:271), PKn merupakan
objek-objek kongkrit. Hal ini menun- mata pelajaran yang memfokuskan pada
jukkan bahwa mereka mempunyai pembentukan warga negara yang
karakteristik sendiri, di mana dalam memahami dan mampu melaksanakan
proses berpikirnya, mereka belum dapat hak-hak dan kewajiban untuk menjadi
dipisahkan dari dunia kongkrit atau hal- warga negara yang cerdas, terampil dan
hal yang faktual. memiliki karakter seperti yang di-
Hal itu seperti dikatakan Dar- amanatkan Pancasila dan UUD 1945.
modjo (dalam Pebriyenni, 2009:3) Berdasarkan pendapat para ahli di
bahwa anak usia SD adalah anak yang atas, PKn merupakan usaha untuk mem-
sedang mengalami pertumbuhan, baik bekali siswa dengan kemampuan dan
pertumbuhan intelektual, emosional keterampilan dasar agar dapat tumbuh
maupun badaniayah, di mana kecepatan menjadi pribadi yang baik.
pertumbuhan anak pada masing-masing Konsep PKn. Pendidikan Ke-
aspek tersebut tidak sama, sehingga warganegaraan diambil dari istilah civic
terjadi berbagai variasi tingkat pertum- eduction, diterjemahkan ke dalam
buhan dari ketiga aspek tersebut. Hal ini bahasa Indonesia menjadi Pendidikan
suatu faktor yang menimbulkan adanya Kewarganegaraan. Ada beberapa ahli
perbedaan individual pada anak-anak yang mendefenisikan Pendidikan Ke-
wargaraan di antaranya:
dapat dikatakan belajar. Oleh karena itu, dijabarkan menjadi perhatian terhadap
belajar bukanlah hanya menghapal bahan pelajaran, memahami materi pe-
sejumlah fakta atau informasi tetapi lajaran dan menyelesaikan soal-soal.
belajar merupakan tindakan berbuat dan Faktor Pendorong Minat Belajar.
memperoleh pengalaman tertentu sesuai Menurut Crow dan Crow (dalam Kusu-
dengan tujuan yang diharapkan. mah, 2009), minat atau interest merupa-
Pengertian Minat. Minat merupa- kan kekuatan individu yang menyebab-
kan suatu rasa lebih suka dan rasa kan individu memberikan perhatian
ketertarikan pada suatu hal atau akti- pada orang, benda atau aktivitas.
vitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat Tiga faktor yang mendasari tim-
pada dasarnya adalah penerimaan akan bulnya minat adalah: (1) Faktor doro-
sesuatu hubungan antara diri sendiri ngan dalam; faktor ini merupakan
dengan sesuatu di luar diri. Semakin dorongan dari individu itu sendiri,
kuat atau dekat hubungan tersebut, sehingga timbul minat untuk melakukan
maka akan semakin besar minat aktivitas atau tindakan tertentu untuk
(Slameto, 1995:180). memenuhinya. Misalnya untuk dorong-
Menurut Crow and Crow (dalam an makan, menimbulkan minat untuk
Djali, 2010), minat erat hubungannya mencari makanan. (2) Faktor motivasi
dengan daya gerak yang mendorong sosial; faktor ini merupakan faktor
seseorang untuk menghadapi atau ber- untuk melakukan suatu aktivitas agar
urusan dengan orang, benda atau bisa dapat diterima dan diakui oleh
juga sebagai pengalaman efektif yang lingkungannya. Minat ini merupakan
dipengaruhi oleh kegiatan itu sendiri. semacam kompromi pihak individu
Dengan kata lain, minat dapat menjadi dengan lingkungan sosialnya. Misalnya
sebab kegiatan dan sebab partisipasi minat pada studi karena ingin men-
dalam suatu kegiatan. dapatkan penghargaan dari orangtuanya.
Berdasarkan pengertian minat di (3) Faktor emosional; minat erat hubu-
atas, dapat penulis simpulkan, siswa ngannya dengan emosi karena faktor ini
dikatakan berminat dalam belajar jika selalu menyertai seseorang dalam ber-
adanya perhatian, adanya ketertarikan, hubungan dengan objek minatnya.
dan rasa senang. Adanya perhatian
telah dimiliki siswa supaya belajar konsep mirip peta jalan, namun peta
bermakna berlangsung dapat dilakukan konsep menaruh perhatian pada hubu-
dengan pertolongan peta konsep. ngan antaride-ide, bukan hubungan
Mnemonics. Mnemonics merupa- antartempat”. Peta konsep bukan hanya
kan metode untuk membantu menata menggambarkan konsep-konsep yang
informasi yang menjangkau ingatan penting melainkan juga menghubung-
dalam pola-pola yang dikenal, sehingga kan antara konsep-konsep itu.
lebih mudah dicocokkan dengan pola Pembelajaran dengan peta konsep
skemata dalam memori jangka panjang. sangat memungkinkan untuk diguna-
Chunking (Potongan). Misalnya kan. Pembuatan peta konsep yang
seseorang dapat mengingat nomor menggunakan warna yang beraneka,
telepon 10 angka karena ia telah simbol, serta besar huruf yang ber-
membaginya dalam tiga kelompok, variasi, maka tampilan peta konsep
yaitu kode wilayah, tempat, dan tiga tersebut sangat cocok dengan peradigma
nomor orang yang dituju. baru pembelajaran. Peta konsep biasa-
Akronim (Singkatan). Akronim nya dibuat pada lembaran kertas polos,
adalah singkatan (kependekatan) yang ditulis dengan menggunakan spidol atau
berupa gabungan huruf atau suku kata pensil yang berwarna-warni. Biaya
atau bagian lain yang dituliskan dan pembuatannya relatif murah, mudah
dilafalkan sebagai kata yang wajar. dibawa dan disimpan. Berbagai ke-
Misalnya, ABRI merupakan singkatan mudahan inilah yang memungkinkan
dari Angkatan Bersenjata Republik peta konsep dapat dibuat oleh siswa dan
Indonesia; rudal singkatan dari peluru digunakan oleh guru.
kendali; mayjen singkatan dari mayor Teori Ausubel terkenal dengan
jenderal, dan lainnya. belajar bermaknanya dan pentingnya
4. Strategi Peta Konsep pengulangan sebelum belajar dimulai.
Pengertian dan Manfaat Peta Teori belajar bermakna Ausubel mene-
Konsep. Ada beberapa pendapat yang rapkan pembelajaran dengan meng-
terkait dengan peta konsep. George asimilasikan pengetahuan yang di-
Posner dan Alan Rudnistsky (dalam milikinya dengan pengetahuan baru.
Trianto, 2010:159) menyatakan, “Peta Menurut Ratna Wilis Dahar (2006:95),
“Bagi Ausubel, belajar bermakna me- masi yang mendapatkan akses seketika
rupakan suatu proses menguatkan infor- atau daya ingat yang sempurna.”
masi baru pada konsep-konsep relevan Berdasarkan pendapat para ahli di
yang terdapat dalam struktur kognitif atas, dapat disimpulkan, peta konsep
seseorang.” memegang peranan penting dalam
Konsep merupakan dasar-dasar belajar bagi siswa dalam menguji dan
untuk berpikir, untuk belajar aturan- menghubungkan pengertian yang di-
aturan dan akhirnya memecahkan masa- ketahuinya. Peta konsep memegang
lah. Hal ini berarti konsep merupakan peranan penting dalam belajar. Dengan
dasar bagi proses yang lebih tinggi peta konsep, siswa dilatih untuk me-
untuk merumuskan prinsip-prinsip dan mikirkan konsep-konsep yang telah
generalisasi untuk memecahkan masa- mereka ketahui.
lah. Peta Konsep dalam Pembelaja-
Peta konsep merupakan suatu alat ran. Peta konsep merupakan salah satu
pendidikan yang bertujuan untuk mem- bagian dari strategi organisasi pem-
bangun pengetahuan siswa dalam be- belajaran. Strategi organisasi pembe-
lajar secara sistematis, yaitu sebagai lajaran bertujuan membantu siswa
teknik untuk meningkatkan penge- meningkatkan kebermaknaan materi
tahuan siswa dalam penguasaan konsep pelajaran, terutama dilakukan dengan
belajar dan pemecahan masalah. Peta mengaitkan struktur-struktur pengorga-
konsep dalam pembelajaran merupakan nisasian baru pada materi pelajaran
salah satu produk kreatif bentuk tersebut. Strategi-strategi pengorga-
sederhana yang dapat dikembangkan nisasian pembelajaran dapat terdiri dari
dengan mencatat peta pikiran. Hal ini pengelompokan ulang ide-ide atau
diduga dapat meningkatkan sikap istilah-istilah atau membagi ide-ide atau
kreatif peserta didik. Menurut Toni istilah-istilah itu menjadi bagian peng-
Buzan (2008:13), peta konsep berguna identifikasian ide-ide atau fakta-fakta
untuk: “(1) membentuk peserta didik kunci dari sekumpulan informasi yang
belajar, mengatur dan menyimpan lebih besar.
sebanyak mungkin informasi yang Peta konsep dimaksudkan untuk
diinginkan, (2) menggolongkan infor- menggambarkan hubungan yang ber-
atau konsep-konsep sekunder yang bacaan dari buku pelajaran, (2) tentukan
menunjang ide utama. (c) Langkah 3: konsep-konsep yang relevan, (3) urut-
menempatkan ide utama di tengah atau kan konsep-konsep dari yang inklusif ke
di puncak peta tersebut. (d) Langkah 4: yang paling inklusif atau contoh-contoh,
mengelompokkan ide-ide sekunder di (4) susunlah konsep-konsep itu di atas
sekeliling ide utama yang secara visual kertas, mulai dengan konsep yang pa-
menunjukkan hubungan ide-ide ter- ling inklusif di puncak ke konsep yang
sebut. paling tidak inklusif, (5) hubungkanlah
Pembuatan peta konsep dilakukan konsep-konsep itu dengan kata atau
dengan membuat suatu sajian visual kata-kata penghubung.”
atau suatu diagram tentang bagaimana Mencermati berbagai pendapat di
ide-ide penting atau suatu topik tertentu atas, maka dapat disusun langkah-
dihubungkan satu sama lain. George langkah penerapan strategi peta konsep
Posner dan Alan Rudnitsky (dalam dalam pembelajaran PKn sebagai beri-
Trianto, 2010:159) menulis bahwa “peta kut:
konsep mirip peta jalan, namun peta (a) Kegiatan awal; hal yang di-
konsep menaruh perhatian pada lakukan dalam tahap ini adalah: meng-
hubungan antaride-ide, bukan hubungan kondisikan kelas; apersepsi; menyam-
antartempat.” Untuk membuat suatu paikan tujuan pembelajaran yang
peta konsep, siswa dilatih untuk meng- hendak dicapai.
identifikasi ide-ide kunci yang ber- (b) Kegiatan inti; hal yang
hubungan dengan suatu topik dan dilakukan dalam tahap ini adalah:
menyusun ide-ide tersebut dalam suatu menyampaikan topik pembelajaran;
pola logis. Kadang-kadang peta konsep memaparkan materi pembelajaran PKn,
merupakan diagram hirarkhi, kadang- yaitu menjelaskan materi pokok
kadang peta konsep itu memfokuskan bahasan sesuai dengan RPP yang telah
pada hubungan sebab akibat. disusun; mengarahkan siswa secara
Mengacu kepada Ratna Wilis klasikal tentang konsep pembelajaran
Dahar (2006:108-109), dapat diketahui dengan menggunakan strategi peta
bahwa langkah-langkah dalam membuat konsep; dalam hal ini guru membuatkan
peta konsep adalah: “(1) Pilihlah suatu arahan tentang konsep dasar peta
konsep yang terintegrasi dalam pem- yang dilupakan sesudah subsumi obli-
belajaran, semua siswa memperhatikan teratif meninggalkan efek residual pada
guru di depan kelas yang memberikan subsumer, sehingga mempermudah be-
contoh penggunaan peta konsep dalam lajar hal-hal yang mirip, walaupun telah
pembelajaran yang mereka pelajari; terjadi lupa.
guru membagi siswa atas beberapa Gibson (dalam Bardi, 2011) me-
kelompok dan memberikan tugas ke- nyatakan bahwa pendekatan peta kon-
pada setiap kelompok yaitu siswa sep dapat bermanfaat dalam pembe-
mencoba melahirkan peta konsep secara lajaran konsep pada perkuliahan bio-
berkelompok sesuai dengan materi logi. Dengan pendekatan ini, konsep-
pembelajaran; siswa melakukan diskusi konsep kunci ditata dalam sebuah
kelompok di bawah pengawasan guru; tatanan hirarkhis dengan hubungan
guru bersama siswa menyempurnakan yang menunjukkan keterkaitan konsep.
hasil diskusi kelompok. Harapannya adalah hal ini akan
(c) Kegiatan akhir; hal yang membantu para guru dan yang sedang
dilakukan dalam tahap ini adalah: guru memusatkan perhatian pada tugas
bersama dengan siswa menyimpulkan pelajaran yang spesifik. Peta konsep
materi pembelajaran; guru mengadakan dapat menunjukkan secara visual
evaluasi; guru bersama siswa mem- berbagai cara yang dapat ditempuh
bahas jawaban evaluasi. dalam menghubungkan pengertian
Kelebihan Strategi Peta Konsep. konsep di dalam permasalahannya,
Ausubel dan Novak (dalam Bardi, sehingga terjadi keterkaitan antara
2011) menyatakan ada tiga kegunaan konsep dalam bentuk proposisi di mana
dari belajar bermakna, yaitu: (1) infor- seperangkat konsep tersebut harus
masi yang dipelajari secara bermakna menyatu dalam bentuk proposisi. Jadi,
lebih lama dapat diingat, (2) informasi dapat dikatakan bahwa peta konsep
yang tersubsumi mengakibatkan pe- adalah alat untuk menyatakan secara
ningkatan diferensiasi dari subsumer- eksplisit konsep dan proposisinya.
subsumer, sehingga memudahkan pro- Pembelajaran dengan mengguna-
ses belajar berikutnya untuk materi kan peta konsep memiliki kelebihan dan
pelajaran yang mirip, (3) informasi kelemahan yang akan dibahas lebih
mengkaitkan konsep-konsep tersebut peta konsep; dalam hal ini guru mem-
dalam peta konsep. buatkan arahan tentang konsep dasar
4. Praksis Strategi Peta Konsep peta konsep yang terintegrasi dalam
Dalam tahapan praksisnya, imple- pembelajaran, semua siswa memper-
mentasi strategi peta konsep dalam hatikan guru di depan kelas yang mem-
pembelajaran PKn SD yaitu: guru me- berikan contoh penggunaan peta konsep
nyusun rencana pelaksanaan pembe- dalam pembelajaran yang mereka pe-
lajaran (RPP); guru merancang pem- lajari. (4) Guru membagi siswa menjadi
belajaran dengan strategi peta konsep; beberapa kelompok dan memberikan
guru membuat media pembelajaran peta tugas kepada setiap kelompok, yaitu
konsep, alat dan bahan ajar, serta siswa mencoba melahirkan peta konsep
lembar kerja siswa (LKS); guru secara kelompok sesuai dengan materi
menyiapkan soal-soal untuk tes evaluasi pembelajaran. (5) Siswa melakukan
(ujian) yang sesuai dengan materi diskusi kelompok di bawah pengawasan
pembelajaran PKn. guru. (6) Refleksi, yaitu guru bersama
Tahapan praksis implementasi siswa melihat kebenaran tentang pem-
riilnya strategi peta konsep dalam buatan peta konsep yang telah mereka
pembelajaran PKn SD yaitu: (1) Guru cobakan. (7) Penilaian dengan evaluasi,
memberikan rangsangan tentang konsep ini merupakan tahap akhir di mana guru
dasar pembelajaran PKn, yaitu di awal ingin melihat bagaimana hasil belajar
proses pembelajaran, guru menyampai- selama pembelajaran berlangsung.
kan materi rangsangan pembelajaran Dengan mengikuti penerapan
berupa hal-hal yang berkaitan dengan implementasi riil strategi peta konsep
pembahasan yang akan disampaikan dalam pembelajaran PKn SD melalui
dalam materi pembelajaran. (2) Guru tahapan-tahapan seperti di atas, maka
memaparkan materi pembelajaran PKn, terbuka peluang untuk meningkatkan
yaitu menjelaskan materi tentang pokok minat belajar siswa dalam hal: minat
bahasan sesuai dengan RPP yang telah siswa bertanya; minat siswa menjawab
disusun. (3) Guru mengarahkan siswa pertanyaan; dan minat siswa mengerja-
secara klasikal tentang konsep pembe- kan tugas atau latihan yang diberikan
lajaran dengan menggunakan strategi guru.
karena strategi peta konsep tersebut bisa Djali. 2010. Psikologi Pendidikan. Ce-
takan ke-5. Jakarta: Bumi Aksara.
diharapkan membuka peluang mening-
Djamarah, Syaiful Bahri dan Azwan
katkan minat dan sekaligus hasil belajar Zain. 2006. Strategi Belajar
Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
siswa.
Erni. 2009. “Meningkatkan Aktivitas
Demikian uraian, kesimpulan dan dan Hasil Belajar Siswa dalam
Pembelajaran IPS di Kelas VI
saran dari tulisan ini. Semoga hal ini
SDN 07 Teladan Bukittinggi me-
bisa membantu kita dalam memahami lalui Peta Konsep”. Skripsi. Pa-
dang: Prodi PGSD FIP UNP.
dan menyadari akan pentingnya strategi
Krisna. 2009. “Pengertian dan Ciri-ciri
peta konsep yang dapat dijadikan salah Pembelajaran”. Tersedia di http://
herdy07.wordpress.com/2009/04/
satu alternatif variasi dalam pelaksanaan
22/model-pembelajaran-nht-
pembelajaran PKn SD, dan bisa pula numbered-head-together/.
Diakses 28 November 2011.
memberikan tambahan pengetahuan dan
Kusumah, Wijaya. 2009. “Apakah Mi-
bermanfaat bagi para insan pendidikan. nat itu?”. Tersedia di
http://edukasi. kompasiana.com/
2009/12/16/apakah-minat-itu/.
DAFTAR PUSTAKA Diakses 23 November 2011.
Lufri, dkk. 2007. Strategi Pembelajaran
Bardi. 2011. “Kelebihan dan Kele-
Biologi. Padang: Jurusan FMIPA
mahan Peta Konsep”. Tersedia di
Universitas Negeri Padang.
http://id. Shvoong.com/social-
Pebriyenni. 2009. Pembelajaran IPS II
sciences/education/2241988-
(Kelas Tinggi). Padang: Kerja-
kelebihan-dan-kekurangan-
sama Dikti Depdiknas dan Prodi
pembelajaran-peta/. Diakses 15
PGSD FKIP Universitas Bung
Februari 2012.
Hatta.
Bintang Bangsaku. 2008. “Minat”.
Ruminiati. 2007. Pengembangan Pen-
Tersedia di http://bawanaword-
didikan Kewarganegaraan SD.
press.com/2008/06/-21/minat-2/.
Jakarta: Dirjen Dikti Depdiknas.
Diakses 23 November 2011.
Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-
Buzan, Toni. 2008. Mind Map untuk
faktor yang Mempengaruhinya.
Meningkatkan Kreativitas. Jakar-
Jakarta: Rineka Cipta.
ta: Gramedia.
Trianto. 2010. Mendesain Model Pem-
Dahar, Ratna Wilis. 2006. Teori-teori
belajaran Inovatif Progresif.
Belajar & Pembelajaran. Cetak-
Jakarta: Kencana.
an ke-2. Jakarta: Erlangga.
Yusrizal. 2010. Bahan Ajar Pembelaja-
Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat
ran PKn Kelas Tinggi. Padang:
Satuan Pendidikan. Jakarta:
Kerjasama Dikti Depdiknas dan
BNSP.
Prodi PGSD FKIP Universitas
Dimyati, Mujiono. 2006. Belajar dan
Bung Hatta.
Pembelajaran. Cetakan ke-6.
hz
Jakarta: Rineka Cipta.