Anda di halaman 1dari 21

Hendrizal & Aisyah Anggraeni, Strategi Peta Konsep untuk Meningkatkan Minat Belajar....

STRATEGI PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR


SISWA SD PADA PEMBELAJARAN PKn

HENDRIZAL, S.IP., M.Pd.1) dan AISYAH ANGGRAENI2)


1)
Dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)
FKIP Universitas Bung Hatta, Padang, Sumatera Barat
2)
Editor Media SMANSa dan Siswa Kelas XI MIA-6
Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Padang, Sumatera Barat
E-mail: hendrizalsipmpd@gmail.com & aisyahrae@gmail.com

ABSTRAK
Tulisan ini bermaksud mengulas urgensi penerapan strategi peta konsep pada
pembelajaran PKn SD untuk meningkatkan minat belajar siswa. Hal ini dengan tujuan
memberi wawasan kepada warga bangsa (khususnya yang berkiprah di dunia
pendidikan dalam pembelajaran PKn SD) untuk: memahami hakikat strategi peta
konsep; memahami tahapan implementasi strategi peta konsep dalam pembelajaran PKn
SD; dan mengetahui peluang implementasi strategi peta konsep pada pembelajaran PKn
SD dalam meningkatkan minat belajar siswa. Pada tataran praksis, selanjutnya,
diharapkan insan pendidikan dapat menerapkan pengetahuan yang diperoleh sebagai
acuan pendidikan dan pedoman dalam melakukan kegiatan pembelajaran PKn SD.
Disarankan kepada insan pendidikan untuk pentingnya menyadari bahwa strategi peta
konsep dapat dijadikan salah satu alternatif variasi dalam pelaksanaan pembelajaran
PKn. Sebab, strategi peta konsep tersebut bisa diharapkan membuka peluang
meningkatkan minat dan sekaligus hasil belajar siswa.
Kata kunci: strategi peta konsep, pembelajaran PKn SD, minat belajar.

A. PENDAHULUAN untuk mempertahankan Negara Kesatu-


Pendidikan merupakan suatu usa- an Republik Indonesia (NKRI) (Dep-
ha untuk membangun manusia seutuh- diknas, 2006:270).
nya yang berkualitas sesuai yang di- Pendidikan di sekolah dasar (SD)
inginkan. Pendidikan tersebut antara merupakan pondasi yang pertama untuk
lain bisa ditempuh melalui proses pencapaian suksesnya pendidikan se-
pembelajaran. Proses pembelajaran ini lanjutnya. Pendidikan dilaksanakan
merupakan inti dari pendidikan secara dalam bentuk proses pembelajaran yang
keseluruhan. Pendidikan di Indonesia merupakan pelaksanaan dari kurikulum
diharapkan dapat mempersiapkan pe- sekolah. Sekolah merupakan lembaga
serta didik menjadi warga negara yang pendidikan yang mempunyai tugas
memiliki komitmen kuat dan konsisten untuk mengantarkan peserta didik

Jurnal PPKn & Hukum________________________________Vol. 14 No. 1 April 2019 13


Hendrizal & Aisyah Anggraeni, Strategi Peta Konsep untuk Meningkatkan Minat Belajar....

mengembangkan segala potensi yang SD. Menurut Slameto (1995:80), “Mi-


dimilikinya. Keberhasilan pendidikan di nat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa
sekolah tergantung pada proses belajar ketertarikan pada suatu hal atau akti-
di kelas. vitas, tanpa ada yang menyuruh.”
Proses belajar mengajar menurut Berdasarkan hasil pengamatan di
Lutfri, dkk. (2007:1) merupakan suatu banyak SD selama ini, khususnya dalam
kegiatan interaksi yang bernilai edu- pembelajaran PKn, penulis melihat
katif. Interaksi edukatif ini terjadi antara rendahnya minat belajar siswa. Banyak
guru dengan peserta didik dan antara siswa yang tidak memperhatikan guru
peserta didik sesamanya serta antara dalam pembelajaran, rendahnya minat
peserta didik dengan lingkungannya. siswa membaca, seringnya siswa izin
Interaksi ini perlu dirancang sedemikian keluar masuk kelas. Siswa juga tidak
rupa sehingga dapat mencapai hasil mampu menjawab pertanyaan yang
yang optimal sesuai dengan tujuan diberikan guru, bermain-main dengan
pembelajaran yang ditetapkan. teman sebangkunya, dan ketika diminta
Penggunaan strategi dalam proses guru untuk bertanya jika ada yang
pembelajaran mempunyai arti yang belum mengerti maka siswa tampak
cukup penting. Strategi merupakan alat enggan mengacungkan tangan. Ketika
untuk membantu siswa dalam proses guru memberikan tugas di akhir pem-
pembelajaran dan memahami pembe- belajaran maka banyak siswa yang tidak
lajaran dengan mudah. Dengan meng- menyelesaikan tugas tersebut dan
gunakan strategi dalam proses pembe- banyak ditemukan jawaban yang tidak
lajaran, akan dapat dihilangkan rasa benar, begitu juga dengan pekerjaan
jenuh siswa terhadap pembelajaran. rumah yang tidak dikerjakan oleh siswa.
Mengingat pentingnya strategi Di sisi lain, guru cenderung ku-
pembelajaran, seorang guru dituntut rang memberikan variasi dalam hal
memilih dan menggunakan strategi pembelajaran dan cenderung hanya
yang baik. Hal ini berguna untuk dapat terfokus terhadap satu atau dua metode,
meningkatkan minat siswa dalam proses yaitu metode ceramah atau pemberian
pembelajaran, misalnya pembelajaran tugas saja. Kondisi itu membuat pe-
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) lajaran menjadi tidak menarik dan siswa

Jurnal PPKn & Hukum________________________________Vol. 14 No. 1 April 2019 14


Hendrizal & Aisyah Anggraeni, Strategi Peta Konsep untuk Meningkatkan Minat Belajar....

merasa bosan karena tidak menemukan Peta konsep memperlihatkan ke-


sesuatu yang baru dalam pembelajaran. terkaitan antarkonsep yang berupa
Selain itu, peneliti juga melihat diagram serta disusun secara hirarkhi.
kurang maksimalnya hasil siswa pada Dengan peta konsep, materi yang akan
pembelajaran PKn di SD. Menurut dipelajari terlihat jelas dan lebih praktis.
penulis, hal ini terjadi karena ketidak- Hal ini sejalan dengan pendapat Lufri,
tahuan siswa dengan tujuan pembelaja- dkk. (2007:154), bahwa “Peta konsep
ran dan kurang tertarik dengan apa yang (concept map) merupakan diagram yang
disampaikan guru di kelas. Idealnya, menunjukkan saling keterkaitan antara
seorang guru harus mampu untuk men- konsep sebagai representasi dari makna
cari jalan keluar atas permasalahan ini. (meaning).” Peta konsep juga dapat
Berdasarkan hasil wawancara pe- membantu siswa agar lebih mudah
nulis dengan beberapa guru SD, belajar dan menghubungkan apa yang
diperoleh informasi bahwa rendahnya telah diketahui dengan apa yang akan
hasil belajar siswa disebabkan karena dipelajari. Senada dengan itu, Toni
rendahnya minat siswa membaca, ren- Buzan (2008:13) berpendapat bahwa
dahnya keinginan siswa untuk belajar, peta konsep berguna untuk: “(1) mem-
kurangnya keinginan siswa untuk bantu peserta didik belajar, mengatur,
bertanya, dan tugas yang diberikan oleh dan menyimpan sebanyak mungkin
guru sering tidak diselesaikan oleh informasi yang diinginkan, (2) meng-
siswa. Hal itu diperparah oleh sarana golongkan informasi yang mendapatkan
dan prasarana yang kurang memadai. akses seketika atau daya ingat yang
Rendahnya minat siswa dalam sempurna.”
pembelajaran tidak dapat dibiarkan, dan Dilatarbelakangi oleh kondisi riil
karena itu diperlukan suatu upaya untuk di sekolah seperti di atas, penulis
menimbulkan minat belajar siswa. Guru menawarkan solusi untuk memecahkan
memegang peranan penting untuk masalah tersebut dengan cara me-
melakukan perubahan. Di sini, penulis nerapkan strategi peta konsep dalam
memberikan solusi terhadap masalah upaya memperbaiki pembelajaran PKn
tersebut, yaitu menerapkan Strategi Peta di SD. Oleh karena itu, penulis memberi
Konsep. judul tulisan ini “Strategi Peta Konsep

Jurnal PPKn & Hukum________________________________Vol. 14 No. 1 April 2019 15


Hendrizal & Aisyah Anggraeni, Strategi Peta Konsep untuk Meningkatkan Minat Belajar....

untuk Meningkatkan Minat Belajar dalam melakukan kegiatan pembelaja-


Siswa SD pada Pembelajaran PKn”. ran, khususnya pembelajaran PKn SD.
B. PERUMUSAN MASALAH C. METODE
Menyimak uraian latar belakang Metode yang digunakan untuk
di atas, muncul pertanyaan yang men- tulisan ini bersifat deskriptif kualitatif
jadi permasalahan dalam tulisan ini, dan studi literatur. Pada hakikatnya,
yaitu: (1) Bagaimanakah hakikat stra- penelitian deskriptif kualitatif adalah
tegi peta konsep? (2) Bagaimanakah suatu metode dalam meneliti status se-
tahapan implementasi strategi peta kelompok manusia, suatu objek dengan
konsep dalam pembelajaran PKn SD? tujuan membuat deskripsi, gambaran
(3) Bagaimanakah peluang implemen- atau lukisan secara sistematis, faktual
tasi strategi peta konsep pada pembe- dan akurat mengenai fakta-fakta yang
lajaran PKn SD dalam meningkatkan diselidiki. Penelitian deskriptif kualitatif
minat belajar siswa? ini bertujuan untuk mendeskripsikan
Dengan menguak jawaban atas apa saja yang terjadi saat ini. Artinya,
masalah di atas, diharapkan tulisan ini penelitian ini mendeskripsikan, menca-
bisa memberi wawasan kepada warga tat, menganalisis dan menginterpretasi-
bangsa – khususnya yang berkiprah di kan kondisi yang sekarang ini terjadi.
dunia pendidikan dalam pembelajaran Dengan kata lain, penelitian deskriptif
PKn SD – sehingga semakin me- kualitatif bertujuan untuk memperoleh
mahami: (1) hakikat strategi peta kon- informasi keadaan yang ada. Sementara
sep; (2) tahapan implementasi strategi metode literatur adalah metode pengum-
peta konsep dalam pembelajaran PKn pulan data yang dilakukan dengan cara
SD; dan (3) peluang implementasi mengambil data-data yang diperlukan
strategi peta konsep pada pembelajaran dari literatur-literatur yang berkaitan.
PKn SD dalam meningkatkan minat D. PEMBAHASAN
belajar siswa. Pada tataran praksisnya, 1. PKn dan Pembelajaran
selanjutnya, diharapkan agar pembaca Belajar dan Pembelajaran. Bela-
terutama insan pendidikan dapat me- jar merupakan proses perubahan pada
nerapkan pengetahuan yang diperoleh diri seseorang, baik tingkah laku, sikap,
sebagai acuan pendidikan dan pedoman pengetahuan dan sebagainya. Sejalan

Jurnal PPKn & Hukum________________________________Vol. 14 No. 1 April 2019 16


Hendrizal & Aisyah Anggraeni, Strategi Peta Konsep untuk Meningkatkan Minat Belajar....

dengan hal tersebut, menurut Slameto usia sebelas tahun atau dua belas tahun.
(1995:2), “Belajar ialah suatu proses Karakteristik utama siswa SD adalah
usaha yang dilakukan seseorang untuk mereka menampilkan perbedaan-per-
memperoleh suatu perubahan tingkah bedaan individu dalam banyak segi dan
laku yang baru secara keseluruhan, bidang, di antaranya kemampuan dalam
sebagai hasil pengalamannya sendiri kognitif dan bahasa, perkembangan
dalam interaksi dengan lingkungannya.” kepribadian dan fisik anak.
Pembelajaran menurut Corey (da- Sedangkan menurut Thornburg
lam Ruminiati, 2007:1.14) adalah (dalam Pebriyenni, 2009:1), “anak SD
“Suatu proses dimana lingkungan se- merupakan individu yang sedang ber-
seorang dikelola secara disengaja untuk kembang, dan hal ini barangkali tidak
memungkinkan ia turut serta dalam perlu diragukan lagi kebenarannya”.
tingkah laku tertentu, sehingga dalam Setiap anak SD sedang berada dalam
kondisi-kondisi khusus akan menghasil- perubahan fisik maupun mental ke arah
kan respons terhadap situasi tertentu yang lebih baik. Tingkah laku mereka
juga”. Dengan kata lain, menurut Krisna dalam menghadapi tingkah laku sosial
(2009), “pembelajaran adalah proses pun meningkat.
untuk membantu peserta didik agar Siswa SD mengembangkan rasa
dapat belajar dengan baik.” percaya dirinya terhadap kemampuan
Berdasarkan pengertian di atas, dan pencapaian yang baik dan relevan.
dapat disimpulkan, pembelajaran adalah Meskipun anak-anak membutuhkan ke-
usaha sadar dari guru untuk membuat seimbangan antara perasaan dan ke-
siswa belajar, yaitu terjadinya peruba- mampuan dengan kenyataan yang dapat
han tingkah laku pada diri siswa yang mereka raih, namun perasaan akan ke-
belajar, yang mana dengan perubahan gagalan dapat memaksa mereka ber-
itu siswa mendapatkan kemampuan perasaan negatif terhadap dirinya sen-
yang baru yang berlaku dalam waktu diri sehingga menghambat mereka
yang relatif lama. dalam belajar. Jean Piaget (dalam
Masa usia SD merupakan masa Pebriyenni, 2009:2) mengidentifikasi
kanak-kanak akhir yang berlangsung tahapan-tahapan perkembangan intelek-
dari usia enam tahun hingga kira-kira tual yang dilalui anak, yaitu: (1) tahap

Jurnal PPKn & Hukum________________________________Vol. 14 No. 1 April 2019 17


Hendrizal & Aisyah Anggraeni, Strategi Peta Konsep untuk Meningkatkan Minat Belajar....

sensorik motor usia 0-2 tahun; (2) tahap SD, walaupun mereka dalam usia yang
operasional usia 2-6 tahun; (3) tahap sama.
operasional kongkrit usia 7-11 atau 12 Pengertian PKn. Ada beberapa
tahun; dan (4) tahap operasional formal pengertian Pendidikan Kewarganegara-
usia 11 atau 12 tahun ke atas. an (PKn). Menurut Depdiknas (2007:
Berdasarkan uraian di atas, dapat 25), “PKn merupakan mata pelajaran
dikatakan, siswa SD berada pada tahap sosial yang bertujuan untuk membentuk
operasional kongkrit. Pada tahap ini, atau membina warga negara yang baik,
anak mengembangkan pemikiran logis, yaitu warga negara yang baru, mau dan
masih sangat terikat pada fakta-fakta mampu berbuat baik”.
perceptual; artinya, anak mampu ber- Di samping itu, menurut Dep-
pikir logis tetapi masih terbatas pada diknas (2006:271), PKn merupakan
objek-objek kongkrit. Hal ini menun- mata pelajaran yang memfokuskan pada
jukkan bahwa mereka mempunyai pembentukan warga negara yang
karakteristik sendiri, di mana dalam memahami dan mampu melaksanakan
proses berpikirnya, mereka belum dapat hak-hak dan kewajiban untuk menjadi
dipisahkan dari dunia kongkrit atau hal- warga negara yang cerdas, terampil dan
hal yang faktual. memiliki karakter seperti yang di-
Hal itu seperti dikatakan Dar- amanatkan Pancasila dan UUD 1945.
modjo (dalam Pebriyenni, 2009:3) Berdasarkan pendapat para ahli di
bahwa anak usia SD adalah anak yang atas, PKn merupakan usaha untuk mem-
sedang mengalami pertumbuhan, baik bekali siswa dengan kemampuan dan
pertumbuhan intelektual, emosional keterampilan dasar agar dapat tumbuh
maupun badaniayah, di mana kecepatan menjadi pribadi yang baik.
pertumbuhan anak pada masing-masing Konsep PKn. Pendidikan Ke-
aspek tersebut tidak sama, sehingga warganegaraan diambil dari istilah civic
terjadi berbagai variasi tingkat pertum- eduction, diterjemahkan ke dalam
buhan dari ketiga aspek tersebut. Hal ini bahasa Indonesia menjadi Pendidikan
suatu faktor yang menimbulkan adanya Kewarganegaraan. Ada beberapa ahli
perbedaan individual pada anak-anak yang mendefenisikan Pendidikan Ke-
wargaraan di antaranya:

Jurnal PPKn & Hukum________________________________Vol. 14 No. 1 April 2019 18


Hendrizal & Aisyah Anggraeni, Strategi Peta Konsep untuk Meningkatkan Minat Belajar....

Menurut Zamroni (2008:7), PKn partisipasi dan bertanggung jawab yang


adalah pendidikan demokrasi yang pada gilirannya akan menjadi landasan
bertujuan untuk mempersiapkan warga untuk berkembangnya masyarakat Indo-
masyarakat berpikir kritis dan bertindak nesia yang demokratis.
demokratis, melalui aktivitas menanam- Berdasarkan visi mata pelajaran
kan kesadaran bahwa demokrasi adalah PKn, maka dapat dikembangkan misi
bentuk kehidupan masyarakat yang pa- PKn sebagai berikut: (a) Mengem-
ling menjamin hak-hak warga masya- bangkan kerangka berpikir baru yang
rakat; demokrasi adalah suatu learning dapat dijadikan landasan yang rasional
process yang tidak dapat begitu saja untuk menyusun PKn sebagai pen-
meniru dari masyarakat lain; kelangsu- didikan intelektual ke arah pembentu-
ngan demokrasi tergantung pada men- kan warga negara yang demokratis. (b)
transformasikan nilai-nilai demokrasi. Menyusun subtansi PKn baru sebagai
Menurut Winataputra (dalam Ru- pendidikan demokrasi yang berlandas-
miniati, 2007:1.25), PKn yaitu pendidi- kan pada latar belakang sosial budaya
kan yang menyangkut status formal serta dalam konteks politik, kenegaraan
warga negara yang pada awalnya diatur dan landasan konstitusi yang dituang-
dalam Undang-Undang Nomor 2 kan dalam pilar-pilar demokrasi Indo-
Tahun1949. nesia.
Berdasarkan pendapat para ahli Hal ini berkaitan dengan karak-
dapat disimpulkan bahwa defenisi PKn teristik PKn dengan paradigma baru,
adalah pendidikan demokrasi yang ber- yaitu PKn merupakan bidang kajian
tujuan untuk mempersiapkan warga ne- ilmiah dan program pendidikan di
gara yang berpikir kritis dan demokrasi. sekolah dan diterima sebagai wahana
Karakteristik Pembelajaran PKn. utama serta esensi pendidikan demo-
PKn memiliki visi tersendiri. Menurut krasi di Indonesia yang dapat dilak-
Yusrizal (2010:1-2), visi mata pelajaran sanakan melalui: (a) Civic intellegence,
PKn adalah mewujudkan proses pen- yaitu kecerdasan dasar dan daya nalar
didikan integral di sekolah untuk pe- warga negara yang baik dalam dimensi
ngembangan kemampuan dan kepri- spiritual, rasional dan emosional. (b)
badian warga negara yang cerdas, Civic responsibility, yaitu kesadaran

Jurnal PPKn & Hukum________________________________Vol. 14 No. 1 April 2019 19


Hendrizal & Aisyah Anggraeni, Strategi Peta Konsep untuk Meningkatkan Minat Belajar....

akan hak dan kewajiban sebagai warga Berdasarkan pendapat di atas,


negara yang bertanggung jawab. (c) dapat disimpulkan, mata pelajaran PKn
Civic participation, kemampuan ber- bertujuan untuk memberi pengetahuan
partisipasi warga negara atas dasar kepada siswa tentang nilai-nilai Panca-
tanggung jawab, baik secara individual sila agar menjadi warga negara yang
maupun sosial sebagai pemimpin hari bertanggung jawab dan dapat mengapli-
depan. kasikannya dalam proses pembelajaran.
Tujuan Pembelajaran PKn. Tu- Ruang Lingkup PKn. Setiap ilmu
juan PKn adalah untuk mengembang- pengetahuan atau bidang studi memiliki
kan potensi individu sehingga memiliki ruang lingkup tersendiri, begitu juga
suatu wawasan, posisi dan keteram- PKn. Menurut Depdiknas (2007:26),
pilan, serta berkembang secara positif ruang lingkup pembelajaran PKn ada-
dan secara demokratis. Menurut Dep- lah: (1) Persatuan dan kesatuan; (2)
diknas (2006:271), PKn bertujuan agar Norma hukum dan peraturan; (3) Hak
siswa memiliki kemampuan sebagai asasi manusia (HAM); (4) Kebutuhan
berikut: (1) Berpikir secara kritis, ra- warga negara; (5) Konstitusi; (6)
sional, dan kreatif dalam menanggapi Kekuasaan dan politik; (7) Pancasila;
isu kewarganegaraan. 2) Berpartisipasi (8) Globalisasi.
secara aktif dan bertanggung jawab, dan Jadi, dapat disimpulkan, ruang
bertindak secara cerdas dalam kegiatan lingkup pembelajaran PKn adalah per-
bermasyarakat, berbangsa dan ber- satuan dan kesatuan bangsa, norma, hu-
negara serta anti terhadap korupsi. 3) kum dan persatuan, hak asasi manusia,
Berkembang secara positif dan demo- kebutuhan warga negara, konstitusi
kratis untuk membentuk diri berdasar- negara, kekuasaan dan politik, Pancasila
kan karakter-karakter masyarakat Indo- dan globalisasi.
nesia agar dapat hidup bersama dengan 2. Minat Belajar Siswa
bangsa-bangsa lainnya. 4) Berinteraksi Dalam proses pelaksanaan pem-
dengan bangsa-bangsa lain dalam belajaran pada jenjang pendidikan,
percaturan dunia secara langsung atau sebuah minat belajar menjadi hal
tidak langsung dengan memanfaatkan terpenting, karena tanpa ada minat,
teknologi informasi dan komunikasi. yang terjadi tidak mungkin seseorang

Jurnal PPKn & Hukum________________________________Vol. 14 No. 1 April 2019 20


Hendrizal & Aisyah Anggraeni, Strategi Peta Konsep untuk Meningkatkan Minat Belajar....

dapat dikatakan belajar. Oleh karena itu, dijabarkan menjadi perhatian terhadap
belajar bukanlah hanya menghapal bahan pelajaran, memahami materi pe-
sejumlah fakta atau informasi tetapi lajaran dan menyelesaikan soal-soal.
belajar merupakan tindakan berbuat dan Faktor Pendorong Minat Belajar.
memperoleh pengalaman tertentu sesuai Menurut Crow dan Crow (dalam Kusu-
dengan tujuan yang diharapkan. mah, 2009), minat atau interest merupa-
Pengertian Minat. Minat merupa- kan kekuatan individu yang menyebab-
kan suatu rasa lebih suka dan rasa kan individu memberikan perhatian
ketertarikan pada suatu hal atau akti- pada orang, benda atau aktivitas.
vitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat Tiga faktor yang mendasari tim-
pada dasarnya adalah penerimaan akan bulnya minat adalah: (1) Faktor doro-
sesuatu hubungan antara diri sendiri ngan dalam; faktor ini merupakan
dengan sesuatu di luar diri. Semakin dorongan dari individu itu sendiri,
kuat atau dekat hubungan tersebut, sehingga timbul minat untuk melakukan
maka akan semakin besar minat aktivitas atau tindakan tertentu untuk
(Slameto, 1995:180). memenuhinya. Misalnya untuk dorong-
Menurut Crow and Crow (dalam an makan, menimbulkan minat untuk
Djali, 2010), minat erat hubungannya mencari makanan. (2) Faktor motivasi
dengan daya gerak yang mendorong sosial; faktor ini merupakan faktor
seseorang untuk menghadapi atau ber- untuk melakukan suatu aktivitas agar
urusan dengan orang, benda atau bisa dapat diterima dan diakui oleh
juga sebagai pengalaman efektif yang lingkungannya. Minat ini merupakan
dipengaruhi oleh kegiatan itu sendiri. semacam kompromi pihak individu
Dengan kata lain, minat dapat menjadi dengan lingkungan sosialnya. Misalnya
sebab kegiatan dan sebab partisipasi minat pada studi karena ingin men-
dalam suatu kegiatan. dapatkan penghargaan dari orangtuanya.
Berdasarkan pengertian minat di (3) Faktor emosional; minat erat hubu-
atas, dapat penulis simpulkan, siswa ngannya dengan emosi karena faktor ini
dikatakan berminat dalam belajar jika selalu menyertai seseorang dalam ber-
adanya perhatian, adanya ketertarikan, hubungan dengan objek minatnya.
dan rasa senang. Adanya perhatian

Jurnal PPKn & Hukum________________________________Vol. 14 No. 1 April 2019 21


Hendrizal & Aisyah Anggraeni, Strategi Peta Konsep untuk Meningkatkan Minat Belajar....

Karena kekomplekan kepribadian kognitif. Sulistyono (dalam Trianto,


seseorang, faktor-faktor di atas tidak 2010:140) mendefinisikan strategi be-
berdiri sendiri secara terpisah tetapi lajar sebagai tindakan khusus yang
terpadu sebagai penyebab timbulnya dilakukan oleh seseorang untuk mem-
minat pada diri seseorang. permudah, mempercepat, lebih menik-
Dari uraian di atas, jelaslah, minat mati, lebih mudah memahami secara
merupakan hal yang penting karena langsung, lebih efektif, dan lebih mudah
minat merupakan suatu kondisi awal ditransfer ke dalam situasi yang baru.
sebelum mempertimbangkan atau mem- Sedangkan M. Nur (dalam Trianto,
buat keputusan untuk melakukan tinda- 2010:140) mengemukakan istilah lain
kan. Minat merupakan perasaan tertarik, dari strategi-strategi belajar (learning
suka dan percaya terhadap suatu obyek strategies) sebagai strategi-strategi
yang dipersepsi menyenangkan dan kognitif, yaitu suatu strategi belajar
bermanfaat. yang mengacu pada perilaku dan
3. Strategi Pembelajaran proses-proses berpikir siswa yang di-
Pengertian Strategi Pembelaja- gunakan pada saat menyelesaikan tugas-
ran. Secara umum, strategi merupakan tugas belajar.
suatu cara atau kiat untuk bertindak Pendapat M. Nur di atas di-
dalam usaha mencapai tujuan atau perkuat lagi oleh pendapat Norman (da-
target yang telah ditentukan. Dihubung- lam Trianto, 2010:140) dengan mem-
kan dengan kegiatan belajar mengajar, berikan argumen yang kuat tentang
strategi bisa diartikan sebagai pola-pola pentingnya pengajaran yang mengguna-
umum kegiatan guru dan peserta didik kan strategi. Urgensi pengajaran yang
dalam perwujudan kegiatan belajar menggunakan strategi belajar tersebut
mengajar untuk mencapai tujuan yang berlandaskan pada dalil bahwa keber-
telah digariskan. hasilan belajar siswa sebagian besar
Strategi-strategi belajar mengacu bergantung pada kemahiran untuk
pada perilaku dan proses-proses ber- belajar secara mandiri dan memonitor
pikir yang digunakan oleh siswa dalam belajar mereka sendiri.
mempengaruhi hal-hal yang dipelajari, Menurut Djamarah dan Zain
termasuk proses memori dan meta- (2010:5-6), ada empat strategi dasar

Jurnal PPKn & Hukum________________________________Vol. 14 No. 1 April 2019 22


Hendrizal & Aisyah Anggraeni, Strategi Peta Konsep untuk Meningkatkan Minat Belajar....

dalam belajar mengajar, yaitu: (a) panjang. Strategi mengulang dibedakan


Mengidentifikasi serta menetapkan menjadi strategi mengulang sederhana
spesifikasi dan kualifikasi perubahan dan strategi mengulang kompleks.
tingkah laku dan kepribadian peserta Mengulang sederhana dapat membantu
didik sebagaimana yang diharapkan. (b) mempertahankan informasi tetap berada
Memilih sistem pendekatan belajar dalam memori jangka pendek, tetapi
mengajar berdasarkan aspirasi dan kurang membantu membuat bermakna
pandangan hidup masyarakat. (c) informasi baru tersebut, kecuali dengan
Memilih dan menetapkan prosedur, menggunakan strategi pengulangan
metode, dan teknik belajar mengajar kompleks, menggarisbawahi dan mem-
yang dianggap paling tepat dan efektif buat catatan pinggir.
sehingga dapat dijadikan pegangan oleh (b) Strategi elaborasi (elaboration
guru dalam menunaikan kegiatan strategies); strategi elaborasi adalah
mengajarnya. (d) Menetapkan norma- proses penambahan rincian dari infor-
norma dan batas minimal keberhasilan masi baru sehingga lebih bermakna,
atau kriteria serta strandar keberhasilan karena sistem pengkodean menjadi
sehingga dapat dijadikan pedoman oleh lebih mudah dan lebih memberikan
guru dalam melakukan evaluasi hasil kepastian. Bagian-bagian dari strategi
kegiatan belajar mengajar yang se- elaborasi ini antara lain: pembuatan
lanjutnya akan dijadikan umpan balik catatan, penggunaan analogi, dan
untuk penyempurnaan sistem instruksi- metode PQ4R (preview, question, read,
onal yang bersangkutan secara kese- reflect, recite, dan review).
luruhan. (c) Strategi organisasi (organi-
Menurut M. Nur (dalam Trianto, zation strategies); strategi organisasi
2010:143), beberapa strategi belajar adalah strategi peningkatan kebermak-
yang dapat digunakan dan diajarkan naan informasi baru, melalui pengguna-
adalah: an struktur-struktur pengorganisasian
(a) Stategi mengulang (rehearsal baru pada informasi tersebut. Bagian-
strategies); strategi ini membantu me- bagian dari strategi organisasi ini
mindahkan pembelajaran dari memori adalah: mapping (pemetaan konsep),
jangka pendek ke memori jangka mnemonic (membuat kategori baru).

Jurnal PPKn & Hukum________________________________Vol. 14 No. 1 April 2019 23


Hendrizal & Aisyah Anggraeni, Strategi Peta Konsep untuk Meningkatkan Minat Belajar....

(d) Strategi metakognitif (meta- Outlining. Dalam outlining atau


cognitive strategies); strategi meta- membuat kerangka garis besar, siswa
kognitif berhubungan dengan pemikiran belajar menghubungkan berbagai ma-
siswa tentang bagaimana mereka sendiri cam topik atau ide dengan beberapa ide
berpikir dan kemampuan mereka utama. Dalam pembuatan kerangka
menggunakan strategi belajar tertentu garis besar tradisional, satu-satunya
dengan tepat. jenis hubungan adalah satu topik yang
Berdasarkan beberapa jenis stra- kedudukannya lebih rendah terhadap
tegi belajar yang dikemukakan oleh M. topik lain. Sama dengan strategi lain,
Nur (dalam Trianto, 2010:148) maka siswa jarang sebagai pembuat kerangka
penulis rekomendasikan untuk me- yang baik pada awalnya, namun mereka
ngambil satu strategi sebagai pedoman dapat belajar menjadi penulis kerangka
dalam pembelajaran yaitu strategi orga- yang baik apabila diberikan pengajaran
nisasi (organization strategies). Seperti tepat dan latihan yang cukup.
halnya strategi elaborasi, strategi ber- Pemetaan Konsep (Concept Map-
tujuan membantu pelajar meningkatkan ping). Salah satu pernyataan dalam teori
kebermaknaan bahan-bahan baru, ter- Ausubel adalah bahwa faktor yang pa-
utama dilakukan dengan mengenakan ling penting mempengaruhi pembelaja-
struktur-struktur pengorganisasian baru ran adalah apa yang telah diketahui
pada bahan-bahan tersebut. Strategi- siswa (pengetahuan awal). Jadi, supaya
strategi organisasi dapat terdiri dari belajar jadi bermakna, maka konsep
pengelompokan ulang ide-ide atau baru harus dikaitkan dengan konsep-
istilah-istilah itu menjadi subset yang konsep yang ada dalam struktur kognitif
lebih kecil. Strategi-strategi ini juga siswa. Ausubel belum menyediakan
terdiri dari pengidentifikasian ide-ide suatu alat atau cara yang sesuai
atau fakta-fakta kunci dari sekumpulan digunakan guru untuk mengetahui apa
informasi yang lebih besar. Outlining, yang telah diketahui oleh para siswa
mapping, dan mnemonics yang meliputi (Dahar, 1988:149). Berkenaan dengan
pemotongan, akronim, dan kata terkait itu, Novak dan Gowin (dalam Dahar,
merupakan strategi organisasi yang 1988:149) mengemukakan bahwa cara
umum. untuk mengetahui konsep-konsep yang

Jurnal PPKn & Hukum________________________________Vol. 14 No. 1 April 2019 24


Hendrizal & Aisyah Anggraeni, Strategi Peta Konsep untuk Meningkatkan Minat Belajar....

telah dimiliki siswa supaya belajar konsep mirip peta jalan, namun peta
bermakna berlangsung dapat dilakukan konsep menaruh perhatian pada hubu-
dengan pertolongan peta konsep. ngan antaride-ide, bukan hubungan
Mnemonics. Mnemonics merupa- antartempat”. Peta konsep bukan hanya
kan metode untuk membantu menata menggambarkan konsep-konsep yang
informasi yang menjangkau ingatan penting melainkan juga menghubung-
dalam pola-pola yang dikenal, sehingga kan antara konsep-konsep itu.
lebih mudah dicocokkan dengan pola Pembelajaran dengan peta konsep
skemata dalam memori jangka panjang. sangat memungkinkan untuk diguna-
Chunking (Potongan). Misalnya kan. Pembuatan peta konsep yang
seseorang dapat mengingat nomor menggunakan warna yang beraneka,
telepon 10 angka karena ia telah simbol, serta besar huruf yang ber-
membaginya dalam tiga kelompok, variasi, maka tampilan peta konsep
yaitu kode wilayah, tempat, dan tiga tersebut sangat cocok dengan peradigma
nomor orang yang dituju. baru pembelajaran. Peta konsep biasa-
Akronim (Singkatan). Akronim nya dibuat pada lembaran kertas polos,
adalah singkatan (kependekatan) yang ditulis dengan menggunakan spidol atau
berupa gabungan huruf atau suku kata pensil yang berwarna-warni. Biaya
atau bagian lain yang dituliskan dan pembuatannya relatif murah, mudah
dilafalkan sebagai kata yang wajar. dibawa dan disimpan. Berbagai ke-
Misalnya, ABRI merupakan singkatan mudahan inilah yang memungkinkan
dari Angkatan Bersenjata Republik peta konsep dapat dibuat oleh siswa dan
Indonesia; rudal singkatan dari peluru digunakan oleh guru.
kendali; mayjen singkatan dari mayor Teori Ausubel terkenal dengan
jenderal, dan lainnya. belajar bermaknanya dan pentingnya
4. Strategi Peta Konsep pengulangan sebelum belajar dimulai.
Pengertian dan Manfaat Peta Teori belajar bermakna Ausubel mene-
Konsep. Ada beberapa pendapat yang rapkan pembelajaran dengan meng-
terkait dengan peta konsep. George asimilasikan pengetahuan yang di-
Posner dan Alan Rudnistsky (dalam milikinya dengan pengetahuan baru.
Trianto, 2010:159) menyatakan, “Peta Menurut Ratna Wilis Dahar (2006:95),

Jurnal PPKn & Hukum________________________________Vol. 14 No. 1 April 2019 25


Hendrizal & Aisyah Anggraeni, Strategi Peta Konsep untuk Meningkatkan Minat Belajar....

“Bagi Ausubel, belajar bermakna me- masi yang mendapatkan akses seketika
rupakan suatu proses menguatkan infor- atau daya ingat yang sempurna.”
masi baru pada konsep-konsep relevan Berdasarkan pendapat para ahli di
yang terdapat dalam struktur kognitif atas, dapat disimpulkan, peta konsep
seseorang.” memegang peranan penting dalam
Konsep merupakan dasar-dasar belajar bagi siswa dalam menguji dan
untuk berpikir, untuk belajar aturan- menghubungkan pengertian yang di-
aturan dan akhirnya memecahkan masa- ketahuinya. Peta konsep memegang
lah. Hal ini berarti konsep merupakan peranan penting dalam belajar. Dengan
dasar bagi proses yang lebih tinggi peta konsep, siswa dilatih untuk me-
untuk merumuskan prinsip-prinsip dan mikirkan konsep-konsep yang telah
generalisasi untuk memecahkan masa- mereka ketahui.
lah. Peta Konsep dalam Pembelaja-
Peta konsep merupakan suatu alat ran. Peta konsep merupakan salah satu
pendidikan yang bertujuan untuk mem- bagian dari strategi organisasi pem-
bangun pengetahuan siswa dalam be- belajaran. Strategi organisasi pembe-
lajar secara sistematis, yaitu sebagai lajaran bertujuan membantu siswa
teknik untuk meningkatkan penge- meningkatkan kebermaknaan materi
tahuan siswa dalam penguasaan konsep pelajaran, terutama dilakukan dengan
belajar dan pemecahan masalah. Peta mengaitkan struktur-struktur pengorga-
konsep dalam pembelajaran merupakan nisasian baru pada materi pelajaran
salah satu produk kreatif bentuk tersebut. Strategi-strategi pengorga-
sederhana yang dapat dikembangkan nisasian pembelajaran dapat terdiri dari
dengan mencatat peta pikiran. Hal ini pengelompokan ulang ide-ide atau
diduga dapat meningkatkan sikap istilah-istilah atau membagi ide-ide atau
kreatif peserta didik. Menurut Toni istilah-istilah itu menjadi bagian peng-
Buzan (2008:13), peta konsep berguna identifikasian ide-ide atau fakta-fakta
untuk: “(1) membentuk peserta didik kunci dari sekumpulan informasi yang
belajar, mengatur dan menyimpan lebih besar.
sebanyak mungkin informasi yang Peta konsep dimaksudkan untuk
diinginkan, (2) menggolongkan infor- menggambarkan hubungan yang ber-

Jurnal PPKn & Hukum________________________________Vol. 14 No. 1 April 2019 26


Hendrizal & Aisyah Anggraeni, Strategi Peta Konsep untuk Meningkatkan Minat Belajar....

makna di antara konsep-konsep dalam proporsional antara konsep-konsep. (c)


bentuk proposisi-proposisi. Menurut Tidak semua konsep mempunyai bobot
Novak dan Gowin (dalam Lufri, dkk., yang sama, ini berarti ada konsep yang
2007:155), “Proposisi merupakan dua lebih inklusif daripada konsep-konsep
atau lebih konsep yang dihubungkan yang lain. (d) Bila dua atau lebih
oleh kata-kata dalam suatu unit konsep digambarkan di bawah suatu
semantik.” konsep yang lebih inklusif, terbentuklah
Belajar bermakna lebih mudah suatu hirarkhi pada peta konsep ter-
berlangsung apabila konsep-konsep sebut.
baru dikaitkan dengan konsep yang Berdasarkan ciri-ciri di atas maka
sudah diketahui. Peta konsep dapat sebaiknya peta konsep disusun secara
membantu siswa bagaimana belajar dan hirarkhi; artinya, konsep yang lebih
menghubungkan apa yang telah di- inklusif diletakkan pada puncak peta,
ketahui dengan apa yang akan di- semakin ke bawah konsep-konsep
pelajari. diurutkan menjadi konsep yang kurang
Trianto (2010:159) mengemuka- inklusif. Penggunaan peta konsep dalam
kan ciri-ciri peta konsep sebagai pembelajaran PKn akan bisa membuat
berikut: (a) Peta konsep atau pemetaan informasi yang abstrak menjadi kong-
konsep adalah suatu cara untuk krit, serta sangat bermanfaat meningkat-
memperlihatkan konsep-konsep dan kan ingatan suatu konsep pembelajaran
proposisi-proposisi suatu bidang studi, dan menunjukkan pada siswa bahwa
apakah itu bidang studi fisika, kimia, pemikiran itu mempunyai bentuk.
biologi, matematika. Dengan meng- Langkah-langkah Strategi Mem-
gunakan peta konsep, siswa dapat buat Peta Konsep dan Penerapannya
melihat bidang studi itu lebih jelas dan dalam Pembelajaran PKn. Arends (da-
mempelajari bidang studi itu lebih lam Trianto, 2010:160) mengemukakan
bermakna. (b) Suatu peta konsep me- langkah-langkah dalam membuat peta
rupakan gambar dua dimensi dari suatu konsep sebagai berikut: (a) Langkah 1:
bidang studi, atau suatu bagian dari mengidentifikasi ide pokok atau prinsip
bidang studi. Ciri inilah yang bisa yang melingkupi sejumlah konsep. (b)
memperlihatkan hubungan-hubungan Langkah 2: mengidentifikasi ide-ide

Jurnal PPKn & Hukum________________________________Vol. 14 No. 1 April 2019 27


Hendrizal & Aisyah Anggraeni, Strategi Peta Konsep untuk Meningkatkan Minat Belajar....

atau konsep-konsep sekunder yang bacaan dari buku pelajaran, (2) tentukan
menunjang ide utama. (c) Langkah 3: konsep-konsep yang relevan, (3) urut-
menempatkan ide utama di tengah atau kan konsep-konsep dari yang inklusif ke
di puncak peta tersebut. (d) Langkah 4: yang paling inklusif atau contoh-contoh,
mengelompokkan ide-ide sekunder di (4) susunlah konsep-konsep itu di atas
sekeliling ide utama yang secara visual kertas, mulai dengan konsep yang pa-
menunjukkan hubungan ide-ide ter- ling inklusif di puncak ke konsep yang
sebut. paling tidak inklusif, (5) hubungkanlah
Pembuatan peta konsep dilakukan konsep-konsep itu dengan kata atau
dengan membuat suatu sajian visual kata-kata penghubung.”
atau suatu diagram tentang bagaimana Mencermati berbagai pendapat di
ide-ide penting atau suatu topik tertentu atas, maka dapat disusun langkah-
dihubungkan satu sama lain. George langkah penerapan strategi peta konsep
Posner dan Alan Rudnitsky (dalam dalam pembelajaran PKn sebagai beri-
Trianto, 2010:159) menulis bahwa “peta kut:
konsep mirip peta jalan, namun peta (a) Kegiatan awal; hal yang di-
konsep menaruh perhatian pada lakukan dalam tahap ini adalah: meng-
hubungan antaride-ide, bukan hubungan kondisikan kelas; apersepsi; menyam-
antartempat.” Untuk membuat suatu paikan tujuan pembelajaran yang
peta konsep, siswa dilatih untuk meng- hendak dicapai.
identifikasi ide-ide kunci yang ber- (b) Kegiatan inti; hal yang
hubungan dengan suatu topik dan dilakukan dalam tahap ini adalah:
menyusun ide-ide tersebut dalam suatu menyampaikan topik pembelajaran;
pola logis. Kadang-kadang peta konsep memaparkan materi pembelajaran PKn,
merupakan diagram hirarkhi, kadang- yaitu menjelaskan materi pokok
kadang peta konsep itu memfokuskan bahasan sesuai dengan RPP yang telah
pada hubungan sebab akibat. disusun; mengarahkan siswa secara
Mengacu kepada Ratna Wilis klasikal tentang konsep pembelajaran
Dahar (2006:108-109), dapat diketahui dengan menggunakan strategi peta
bahwa langkah-langkah dalam membuat konsep; dalam hal ini guru membuatkan
peta konsep adalah: “(1) Pilihlah suatu arahan tentang konsep dasar peta

Jurnal PPKn & Hukum________________________________Vol. 14 No. 1 April 2019 28


Hendrizal & Aisyah Anggraeni, Strategi Peta Konsep untuk Meningkatkan Minat Belajar....

konsep yang terintegrasi dalam pem- yang dilupakan sesudah subsumi obli-
belajaran, semua siswa memperhatikan teratif meninggalkan efek residual pada
guru di depan kelas yang memberikan subsumer, sehingga mempermudah be-
contoh penggunaan peta konsep dalam lajar hal-hal yang mirip, walaupun telah
pembelajaran yang mereka pelajari; terjadi lupa.
guru membagi siswa atas beberapa Gibson (dalam Bardi, 2011) me-
kelompok dan memberikan tugas ke- nyatakan bahwa pendekatan peta kon-
pada setiap kelompok yaitu siswa sep dapat bermanfaat dalam pembe-
mencoba melahirkan peta konsep secara lajaran konsep pada perkuliahan bio-
berkelompok sesuai dengan materi logi. Dengan pendekatan ini, konsep-
pembelajaran; siswa melakukan diskusi konsep kunci ditata dalam sebuah
kelompok di bawah pengawasan guru; tatanan hirarkhis dengan hubungan
guru bersama siswa menyempurnakan yang menunjukkan keterkaitan konsep.
hasil diskusi kelompok. Harapannya adalah hal ini akan
(c) Kegiatan akhir; hal yang membantu para guru dan yang sedang
dilakukan dalam tahap ini adalah: guru memusatkan perhatian pada tugas
bersama dengan siswa menyimpulkan pelajaran yang spesifik. Peta konsep
materi pembelajaran; guru mengadakan dapat menunjukkan secara visual
evaluasi; guru bersama siswa mem- berbagai cara yang dapat ditempuh
bahas jawaban evaluasi. dalam menghubungkan pengertian
Kelebihan Strategi Peta Konsep. konsep di dalam permasalahannya,
Ausubel dan Novak (dalam Bardi, sehingga terjadi keterkaitan antara
2011) menyatakan ada tiga kegunaan konsep dalam bentuk proposisi di mana
dari belajar bermakna, yaitu: (1) infor- seperangkat konsep tersebut harus
masi yang dipelajari secara bermakna menyatu dalam bentuk proposisi. Jadi,
lebih lama dapat diingat, (2) informasi dapat dikatakan bahwa peta konsep
yang tersubsumi mengakibatkan pe- adalah alat untuk menyatakan secara
ningkatan diferensiasi dari subsumer- eksplisit konsep dan proposisinya.
subsumer, sehingga memudahkan pro- Pembelajaran dengan mengguna-
ses belajar berikutnya untuk materi kan peta konsep memiliki kelebihan dan
pelajaran yang mirip, (3) informasi kelemahan yang akan dibahas lebih

Jurnal PPKn & Hukum________________________________Vol. 14 No. 1 April 2019 29


Hendrizal & Aisyah Anggraeni, Strategi Peta Konsep untuk Meningkatkan Minat Belajar....

lanjut. Adapun kelebihan pembelajaran bangkan struktur kognitif yang ter-


dengan menggunakan peta konsep yang integrasi dengan baik, yang akan me-
dinyatakan Novak dan Gowin (dalam mudahkan belajar. (d) Dapat mem-
Bardi, 2011) sebagai berikut: bantu siswa melihat makna materi
(1) Bagi guru: (a) Pemetaan kon- pelajaran secara lebih komprehensif
sep dapat menolong guru mengorganisir dalam setiap komponen konsep-konsep
seperangkat pengalaman belajar secara dan mengenali hubungan antara konsep-
keseluruhan yang akan disajikan. (b) konsep berikutnya.
Pemetaan konsep merupakan cara Kelemahan Strategi Peta Konsep.
terbaik menghadirkan materi pelajaran, Beberapa kelemahan atau hambatan
hal ini disebabkan peta konsep adalah yang mungkin dialami siswa dalam
alat belajar yang tidak menimbulkan menyusun peta konsep, antara lain: (1)
efek verbal bagi siswa, karena siswa perlunya waktu yang cukup lama untuk
dengan mudah melihat, membaca dan menyusun peta konsep, sedangkan
mengerti makna yang diberikan. waktu yang tersedia di kelas sangat
(c) Pemetaan konsep menolong guru terbatas, (2) sulit menentukan konsep-
memilih aturan pengajaran berdasarkan konsep yang terdapat pada materi yang
kerangka kerja yang hirarkhi, hal ini dipelajari, (3) sulit menentukan kata-
mengingat banyak materi pelajaran kata untuk menghubungkan konsep
yang disajikan dalam urutan yang acak. yang satu dengan konsep yang lain.
(d) Membantu guru meningkatkan efi- Hambatan yang kemungkinan di-
siensi dan efektivitas pengajarannya. alami siswa dapat diatasi dengan
(2) Bagi siswa: (a) Pemetaan melakukan hal-hal sebagai berikut: (1)
konsep merupakan cara belajar yang siswa diminta untuk membuat peta
mengembangkan proses belajar bermak- konsep di rumah dan pada pertemuan
na, yang akan meningkatkan pemaha- berikutnya didiskusikan dalam kelas,
man siswa dan daya ingat belajarnya. (2) siswa diharapkan dapat membaca
(b) Dapat meningkatkan keaktifan dan kembali materi dan memahaminya agar
kreativitas berpikir siswa, hal ini dapat mengenali konsep-konsep yang
menimbulkan sikap kemandirian belajar ada dalam bacaan sehingga dapat
yang lebih pada siswa. (c) Mengem-

Jurnal PPKn & Hukum________________________________Vol. 14 No. 1 April 2019 30


Hendrizal & Aisyah Anggraeni, Strategi Peta Konsep untuk Meningkatkan Minat Belajar....

mengkaitkan konsep-konsep tersebut peta konsep; dalam hal ini guru mem-
dalam peta konsep. buatkan arahan tentang konsep dasar
4. Praksis Strategi Peta Konsep peta konsep yang terintegrasi dalam
Dalam tahapan praksisnya, imple- pembelajaran, semua siswa memper-
mentasi strategi peta konsep dalam hatikan guru di depan kelas yang mem-
pembelajaran PKn SD yaitu: guru me- berikan contoh penggunaan peta konsep
nyusun rencana pelaksanaan pembe- dalam pembelajaran yang mereka pe-
lajaran (RPP); guru merancang pem- lajari. (4) Guru membagi siswa menjadi
belajaran dengan strategi peta konsep; beberapa kelompok dan memberikan
guru membuat media pembelajaran peta tugas kepada setiap kelompok, yaitu
konsep, alat dan bahan ajar, serta siswa mencoba melahirkan peta konsep
lembar kerja siswa (LKS); guru secara kelompok sesuai dengan materi
menyiapkan soal-soal untuk tes evaluasi pembelajaran. (5) Siswa melakukan
(ujian) yang sesuai dengan materi diskusi kelompok di bawah pengawasan
pembelajaran PKn. guru. (6) Refleksi, yaitu guru bersama
Tahapan praksis implementasi siswa melihat kebenaran tentang pem-
riilnya strategi peta konsep dalam buatan peta konsep yang telah mereka
pembelajaran PKn SD yaitu: (1) Guru cobakan. (7) Penilaian dengan evaluasi,
memberikan rangsangan tentang konsep ini merupakan tahap akhir di mana guru
dasar pembelajaran PKn, yaitu di awal ingin melihat bagaimana hasil belajar
proses pembelajaran, guru menyampai- selama pembelajaran berlangsung.
kan materi rangsangan pembelajaran Dengan mengikuti penerapan
berupa hal-hal yang berkaitan dengan implementasi riil strategi peta konsep
pembahasan yang akan disampaikan dalam pembelajaran PKn SD melalui
dalam materi pembelajaran. (2) Guru tahapan-tahapan seperti di atas, maka
memaparkan materi pembelajaran PKn, terbuka peluang untuk meningkatkan
yaitu menjelaskan materi tentang pokok minat belajar siswa dalam hal: minat
bahasan sesuai dengan RPP yang telah siswa bertanya; minat siswa menjawab
disusun. (3) Guru mengarahkan siswa pertanyaan; dan minat siswa mengerja-
secara klasikal tentang konsep pembe- kan tugas atau latihan yang diberikan
lajaran dengan menggunakan strategi guru.

Jurnal PPKn & Hukum________________________________Vol. 14 No. 1 April 2019 31


Hendrizal & Aisyah Anggraeni, Strategi Peta Konsep untuk Meningkatkan Minat Belajar....

Dengan mengikuti penerapan ran PKn SD adalah: (1) Guru mem-


implementasi riil strategi peta konsep berikan rangsangan tentang konsep
dalam pembelajaran PKn SD melalui dasar pembelajaran PKn. (2) Guru
tahapan-tahapan seperti di atas, maka memaparkan materi pembelajaran PKn.
terbuka pula peluang untuk mening- (3) Guru mengarahkan siswa secara
katkan hasil belajar siswa. Adapun klasikal tentang konsep pembelajaran
indikator keberhasilan hasil belajar dengan menggunakan strategi peta kon-
siswa pada pembelajaran PKn diukur sep. (4) Guru membagi siswa menjadi
dengan menggunakan indikator kriteria beberapa kelompok dan memberikan tu-
ketuntasan minimum (KKM). gas kepada setiap kelompok. (5) Siswa
E. PENUTUP melakukan diskusi kelompok. (6) Me-
Berdasarkan hasil pembahasan lakukan refleksi. (7) Penilaian dengan
sebelumnya, dapat diambil kesimpulan evaluasi.
sebagai berikut: Ketiga, implementasi strategi peta
Pertama, hakikat strategi peta konsep dalam pembelajaran PKn SD
konsep adalah suatu strategi pengguna- dapat membuka peluang meningkatkan
an alat pendidikan yang bertujuan untuk minat belajar siswa dalam hal: minat
membangun pengetahuan siswa dalam siswa menjawab pertanyaan; dan minat
belajar secara sistematis, yaitu sebagai siswa mengerjakan tugas atau latihan
teknik untuk meningkatkan pengetahu- yang diberikan guru. Dengan mening-
an siswa dalam penguasaan konsep be- katnya minat belajar siswa, maka ter-
lajar dan pemecahan masalah. Adapun buka pula peluang untuk meningkatkan
kegunaan strategi peta konsep ini dalam hasil belajar siswa.
pembelajaran adalah untuk: (1) mem- Setelah mengetahui dan mema-
bantu siswa belajar, mengatur dan me- hami implementasi strategi peta konsep
nyimpan sebanyak mungkin informasi dalam pembelajaran PKn SD seperti di
yang diinginkan, (2) menggolongkan atas, disarankan kepada insan pendidi-
informasi yang mendapatkan akses se- kan untuk pentingnya menyadari bahwa
ketika atau daya ingat yang sempurna. strategi peta konsep dapat dijadikan
Kedua, tahapan implementasi salah satu alternatif variasi dalam pelak-
strategi peta konsep dalam pembelaja- sanaan pembelajaran PKn. Hal ini

Jurnal PPKn & Hukum________________________________Vol. 14 No. 1 April 2019 32


Hendrizal & Aisyah Anggraeni, Strategi Peta Konsep untuk Meningkatkan Minat Belajar....

karena strategi peta konsep tersebut bisa Djali. 2010. Psikologi Pendidikan. Ce-
takan ke-5. Jakarta: Bumi Aksara.
diharapkan membuka peluang mening-
Djamarah, Syaiful Bahri dan Azwan
katkan minat dan sekaligus hasil belajar Zain. 2006. Strategi Belajar
Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
siswa.
Erni. 2009. “Meningkatkan Aktivitas
Demikian uraian, kesimpulan dan dan Hasil Belajar Siswa dalam
Pembelajaran IPS di Kelas VI
saran dari tulisan ini. Semoga hal ini
SDN 07 Teladan Bukittinggi me-
bisa membantu kita dalam memahami lalui Peta Konsep”. Skripsi. Pa-
dang: Prodi PGSD FIP UNP.
dan menyadari akan pentingnya strategi
Krisna. 2009. “Pengertian dan Ciri-ciri
peta konsep yang dapat dijadikan salah Pembelajaran”. Tersedia di http://
herdy07.wordpress.com/2009/04/
satu alternatif variasi dalam pelaksanaan
22/model-pembelajaran-nht-
pembelajaran PKn SD, dan bisa pula numbered-head-together/.
Diakses 28 November 2011.
memberikan tambahan pengetahuan dan
Kusumah, Wijaya. 2009. “Apakah Mi-
bermanfaat bagi para insan pendidikan. nat itu?”. Tersedia di
http://edukasi. kompasiana.com/
2009/12/16/apakah-minat-itu/.
DAFTAR PUSTAKA Diakses 23 November 2011.
Lufri, dkk. 2007. Strategi Pembelajaran
Bardi. 2011. “Kelebihan dan Kele-
Biologi. Padang: Jurusan FMIPA
mahan Peta Konsep”. Tersedia di
Universitas Negeri Padang.
http://id. Shvoong.com/social-
Pebriyenni. 2009. Pembelajaran IPS II
sciences/education/2241988-
(Kelas Tinggi). Padang: Kerja-
kelebihan-dan-kekurangan-
sama Dikti Depdiknas dan Prodi
pembelajaran-peta/. Diakses 15
PGSD FKIP Universitas Bung
Februari 2012.
Hatta.
Bintang Bangsaku. 2008. “Minat”.
Ruminiati. 2007. Pengembangan Pen-
Tersedia di http://bawanaword-
didikan Kewarganegaraan SD.
press.com/2008/06/-21/minat-2/.
Jakarta: Dirjen Dikti Depdiknas.
Diakses 23 November 2011.
Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-
Buzan, Toni. 2008. Mind Map untuk
faktor yang Mempengaruhinya.
Meningkatkan Kreativitas. Jakar-
Jakarta: Rineka Cipta.
ta: Gramedia.
Trianto. 2010. Mendesain Model Pem-
Dahar, Ratna Wilis. 2006. Teori-teori
belajaran Inovatif Progresif.
Belajar & Pembelajaran. Cetak-
Jakarta: Kencana.
an ke-2. Jakarta: Erlangga.
Yusrizal. 2010. Bahan Ajar Pembelaja-
Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat
ran PKn Kelas Tinggi. Padang:
Satuan Pendidikan. Jakarta:
Kerjasama Dikti Depdiknas dan
BNSP.
Prodi PGSD FKIP Universitas
Dimyati, Mujiono. 2006. Belajar dan
Bung Hatta.
Pembelajaran. Cetakan ke-6.
hz
Jakarta: Rineka Cipta.

Jurnal PPKn & Hukum________________________________Vol. 14 No. 1 April 2019 33

Anda mungkin juga menyukai