LAPORAN PRAKTIKUM
“Analisis Pangan”
OLEH:
NAMA : UMAR BAKRI
NIM : Q1A122044
KELOMPOK : IV ( EMPAT)
KATA PENGANTAR
kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya
Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata
kuliah Analisis Pangan. Selain itu, laporan ini juga bertujuan untuk menambah
dan penulis.
Faradilla,S.TP.,M.Sc selaku dosen pengampu mata kuliah Analisis Pangan. Saya juga
mengucapkan terima kasih kepada semua orang yang membantu saya dalam
laporan praktikum yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang dapat membangun, saya butuhkan demi kesempurnaan laporan
praktikum ini.
Umar Bakri
Q1A122044
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Fakultas : Pertanian
RIWAYAT HIDUP
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL.............................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................iii
RIWAYAT HIDUP.................................................................................................iv
DAFTAR ISI............................................................................................................v
DAFTAR TABEL..................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................viii
I. PENDAHULUAN ...............................................................................................1
1.1 Latar Belakang ..............................................................................................2
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2
1.3 Tujuan ...........................................................................................................2
1.4 Manfaat .........................................................................................................3
II. TINJAUAN PUSTAKA .....................................................................................4
2.1 Zat Gizi ..........................................................................................................4
2.2 Alpukat ..........................................................................................................4
2.3 Analisis Kandungan Kimia dan Sifat Fisik ...................................................5
2.3.1 Analisis Kandungan Kimia .....................................................................5
2.3.2 Sifat Fisika ..............................................................................................6
III. METODOLOGI PRAKTIKUM .....................................................................8
3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan ...................................................................8
3.2 Alat dan Bahan ..............................................................................................8
3.3 Prosedur Kerja ...............................................................................................8
3.3.1 Analisis Kandungan Kimia ............................................................14
3.3.2 Analisis Kandungan Fisika .............................................................15
vi
Tabel Halaman
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1 Buah Alpukat..........................................................................................................4
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik
yang diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau
minuman bagi konsumen manusia, termasuk bahan tambahan pangan dan bahan
makanan atau minuman. Pangan olahan adalah makanan atau minuman hasil
proses dengan cara atau metode tertentu dengan atau tanpa bahan tambahan.
sekitarnya.
Gizi ialah zat yang terdapat pada makanan yang dibutuhkan oleh
oleh tubuh yang meliputi Vitamin, Mineral, Protein, Lemak maupun air. gizi
diperoleh dari makanan yang didapatkan dalam bentuk sari makanan dari hasil
pemecahan pada sistem pencernaan. Zat gizi dibagi menjadi dua yaitu zat gizi
vitamin, Karbohidrat dan protein, sedangkan zat gizi anorganik ialah terdiri dari
Berbagai Penyakit. Banyak jenis pangan yang tinggi akan antioksidan yang
berguna untuk menangkal radikal bebas. Paparan radikal bebas yang berlebihan
dapat meningkatkan risiko kerusakan sel yang dapat memicu penyakit kronis
2
Zat gizi mikro maupun zat gizi makro memiliki peranan yang sangat
penting bagi kelancaran fungsi tubuh. Oleh sebab itu, asupan kedua zat gizi
tersebut perlu dipenuhi sesuai kebutuhan. Manfaat gizi yang mampu membentuk
sel jaringan tubuh adalah mineral, air dan protein. Ketiga jenis zat gizi bersama-
sama diolah di dalam organ tubuh sampai zat tersebut membentuk sel jaringan
tubuh baru. Jaringan tubuh baru tersebut berfungsi sebagai pengganti jaringan
reaksi biokimia. Jika fungsi dan reaksi biokimia tersebut berjalan baik dan cepat,
maka tubuh perlu berbagai macam zat gizi untuk stimulansia dalam proses
tersebut.
1.3 Tujuan
1. mengetahui bagaimana cara menganalisis kandungan kimia dan sifat fisik buah
alpukat.
3
1.4 Manfaat
yang tinggi. Hal ini untuk memastikan keamanan dan kualitas pangan yang
Suplementasi zat besi dan folat dengan penambahan zat gizi mikro lainnya
penambahan zat besi dan folat dengan vitamin dan mineral lainnya diantaranya
nantinya penurunan prevalensi anemia dapat lebih dicapai (Dwiriani et al., 2011).
Zat gizi mikro meliputi vitamin dan mineral. Vitamin adalah komponen organik
yang diperlukan dalam jumlah kecil, namun sangat penting untuk reaksi-reaksi
Zat gizi mikro atau vitamin dan mineral yang penting bagi ibu hamil beberapa
diantaranya yaitu asam folat, zat besi, magnesium, kolin, kalsium & vitamin D,
minyak ikan, serta probiotik. Asam folat dan zat besi menjadi perhatian khusus
danger to mother and child yang jika terjadi pada kehamilan akan membahayakan
bagi ibu dan anak. Anemia yang terjadi pada kehamilan sebagian besar
disebabkan karena adanya perubahan fisiologis, seperti kekurangan zat besi dalam
5
B12, dan kekurangan asam folat selama kehamilan (Fowor dan Wahyunita, 2022).
2.2. Alpukat
Sumber: istock
seperti Indonesia. Buah alpukat merupakan salah satu jenis buah yang digemari
banyak orang karena selain rasanya yang enak, buah alpukat juga kaya
antioksidan dan zat gizi seperti lemak yaitu 9,8 g/100 g daging buah (Malangngia
et al., 2012)
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Trachrobionta
Divisi : Magnoliophyta
kelas : Magnoliidae
Ordo : Laurales
Famili : Lauraceae
6
Genus : Persea
Buah alpukat banyak digemari mulai dari anak-anak sampai pada orang
tua, karena mempunyai banyak kegunaan dan manfaat yang luar biasa, yaitu
antara lain: dapat meningkatkan rasa kenyang, dapat menurunkan berat badan,
memiliki daging buah yang lembut, manis, sebagai pemacu nutrisi, memiliki
Indonesia seperti alpukat mentega, alpukat wina, alpukat madu, alpukat hass,
alpukat kendil, alpukat pluwang, alpukat jambon, alpukat alligator, alpukat miki,
alpukat mega murapi, dan alpukat tanpa biji dan jenis lainnya yang memiliki ciri
luar yang berbeda. Namun, tak sedikit pula diantara buah tersebut memiliki wujud
bagian luar yang sama sehingga sulit untuk dibedakan dengan mata. Bahkan tak
sedikit yang menganggap jenis alpukat yang mirip itu hanya satu jenis, sedangkan
kenyataannya buah tersebut terdiri dari beberapa jenis (Hamid et al., 2022).
Analisis kandungan kimia terdiri dari analisis kadar air, analisis kadar abu,
Kadar air adalah satu metode uji laboratorium kimia yang sangat penting
dalam industri pangan dalam menentukan kualitas dan ketehanan pangan terhadap
7
kerusakan yang mungklin terjadi. Kadar air bahan dibutuhkan dalam perhitungan
untuk menentukan nilai konstanta perpindahan panas dari buah manggis, alpukat,
pengeringan. Pengeringan adalah cara mengurangi kandungan air dari suatu bahan
dengan bantuan energi panas dari sumber alami (sinar matahari) atau buatan (alat
Abu merupakan sisa hasil pembakaran bahan organik yang berupa zat
pengabuannya. Residu yang didapatkan merupakan total abu dari suatu sampel
(Pangestuti dan Darmawan., 2021). Kadar abu sangat erat hubungannya dengan
mineral yang terdapat di dalam suatu bahan. Penentuan kadar abu untuk
atau senyawa tertentu yang biasanya digunakan untuk menentukan total mineral
merupakan suatu pelarut organik dan bersifat nonpolar, karena kepolaran yang
sama ini maka lemak dapat terestrak ke dalam heksana. Penetapan kadar lemak
dengan metode soxhlet ini dilakukan dengan cara mengeluarkan lemak dari
alpukat dengan pelarut lemak. Pelarut lemak merupakan pelarut yang benar-benar
bebas air (Angelia., 2016). Analisis lemak menggunakan metode soxhlet terpisah
akan menghasilkan nilai lemak kasar yang lebih besar pada bahan pakan hijauan
dibandingkan dengan metode soxhlet satu ekstraktor sedangkan pada bahan pakan
konsentrat menghasilkan nilai lemak kasar yang sama (Sofyan et al., 2020).
Proses thawing ini akan berpengaruh terhadap struktur daging yang secara tidak
langsung dapat mempengaruhi pula kualitas kimia atau kandungan zat yang
terkandung dalam bahan seperti protein dan lemak (Mardhika et al., 2020).
faktor penting untuk fungsi tubuh. Di dalam sebagian besar jaringan tubuh,
kering sel dalam jaringan hati dan daging, berupa protein. Fungsi utama
amino, untuk sintesis protein tubuh dan substansi lain yang mengandung
sampel protein yang digunakan yaitu metode biuret, karena metode ini cepat
dimana metode ini merupakan metode yang sederhana untuk penetapan nitrogen
total pada protein dan senyawa yang mengandung nitrogen (Bakhtra et al., 2016)
sebagai sumber energi utama, juga dapat menghasilkan rasa lapar dengan segera
cukup. Sebagai salah satu jenis zat gizi, fungsiutama karbohidrat adalah penghasil
satunya memakai metode SNI dan non-SNI, dimana terdapat perbedaan prosedur
1. Visikositas
yang menyusun suatu fluida. Fluida ialah zat yang dapat mengalir, dalam hal ini
zat cair dan zat gas. Dengan kata lain, viskositas ialah gaya gesekan internal
2. Kekerasan
Kekerasan merupakan salah satu kriteria yang penting untuk berbagai jenis
bahan pangan. Kekerasan adalah sifat benda atau produk pangan padat dalam hal
daya tahan untuk pecah akibat gaya tekan yang tidak bersifat deformasi.
alpukat semakin keras, begitu juga sebaliknya semakin besar kedalaman penetrasi
maka semakin lunak tekstur alpukat tersebut (Nurcahyono dan Zubaidah., 2015).
yang dapat melakukan pengujian kekerasan dengan metode; Brinell, Vickers dan
Rockwell pada benda uji. Ketiga jenis metode pengujian kekerasan ini
3. pH
Derajat keasaman (PH) adalah ukuran untuk menentukan sifat asam dan
maupun biologi dari organisme yang hidup di dalamnya. Skala ph berkisar antara
1-14. Kisaran nilai ph 1-7 termasuk kondisi asam, ph 7-14 termasuk kondisi basa,
4. Padatan
11
larutan yang terdiri dari senyawa-senyawa organik dan anorganik. Total padatan
terlaurut bertujuan untuk mengetahui sifat higroskopis dari karbon aktif (Gultom
perombakan selama fermentasi, serta semakin tinggi sukrosa maka total gula akan
Pertanian, Universitas Halu Oleo, Kendari. Setiap Hari Senin tanggal 2,10 dan 18
porselen, cawan petri, oven, desikator, tanur, labu lemak, alat ekstraksi soxhlet,
bahan utama, heksana, aquades, dan air sebagai bahan pendukung selama
berjalannya praktikum.
a. Kadar Air
Prosedur kerja dalam menganalisis kadar air pada alpukat adalah sebagai
berikut:
1. Oven terlebih dahulu cawan porselen atau cawan petri yang akan digunakan
4. Setelah proses pengeringan, cawan berisi sampel dikeluarkan dari dalam oven
Tahap ini diulangi hingga dicapai bobot yang konstan (selisih penimbangan
b. Kadar Abu
Prosedur kerja dalam menganalisis kadar abu pada alpukat adalah sebagai
berikut:
1. Oven terlebih dahulu cawan porselen bersih yang akan digunakan selama 30
3. Timbang sampel sekitar 2 g (W2) pada cawan porselen yang telah diketahui
beratnya.
4. Masukkan sampel ke dalam tanur pada suhu 6000C selama 6 jam (sampai
5. Sampel yang telah ditanur didinginkan dalam desikator dan ditimbang (W3)
c. Kadar Lemak
2. Dikeringkan labu lemak dalam oven pada suhu 105 °C selama 30 menit
4. Ditimbang sampel sebanyak 3-5 g dalam kertas saring (W2), ditimbel dan
penuh.
6. Dimasukkan timbel ke dalam alat ekstraksi soxhlet dan dipasangkan pada labu
7. Dipanaskan labu lemak dan dilakukan proses ekstraksi selama 5-6 jam.
8. Pelarut disulingkan, labu lemak diangkat dan dikeringkan dalam oven pada
berikut:
3. Dimasukkan air kedalam alat Viscometer Ostwald. Tiup air melalui mulut alat
5. Diulangi langkah c dan d,namun kali ini air diganti dengan jus alpukat.
berikut:
b. Analisis pH
Prosedur kerja dalam menganalisis derajat keasaman (pH) dalam jus alpukat
2. Dilakukan kalibrasi alat sesuai instruksi kerja alat pH meter yang tersedia di
Laboratorium.
4. Dibilas probe pH meter dan usap secara perlahan dengan menggunakan tisu
5. Dicelupkan probe pada sampel kedua dan lakukan pembacaan nilai pH.
sebagai berikut:
2. Dilap aquades yang tersisa pada daylight plate dengan menggunakan tisu yang
3. Ditimbang 20 g jus alpukat dan larutkan dengan 80 mL air. Aduk hingga rata.
4. Diteteskan larutan sampel jus alpukat pada daylight plate dan baca skala yang
4.1. HASIL
sebagai berikut:
Keterangan tabel:
Tabel 1. Menunjukan bahwa kadar air pada buah alpukat minggu 1 adalah 89.813%
Keterangan tabel:
Tabel 3. Menunjukan bahwa kadar lemak pada buah alpukat minggu 1 adalah 7.3195%
1.44%
Ket.
U = Ulangan
Keterangan tabel:
Tabel 5. Menunjukan bahwa kadar karbohidrat pada buah alpukat minggu 1 adalah
0,4742%
Alpukat 2
0.5 0.5 0.5 0.5 0
Minggu
Alpukat 2
6.59 6.49 6.48 6.52 0.0489
Minggu
23
4.2 Pembahasan
Kadar air adalah sejumlah air yang terkandung di dalam suatu benda,
seperti tanah, bebatuan, bahan pertanian, dan sebagainya. Kadar air digunakan
secara luas dalam bidang ilmiah dan teknik, dan diekspresikan dalam rasio, dari 0
hingga nilai jenuh air dimana semua pori terisi air. Kandungan air sangat
pangan segar mempunyai kadar air 70% atau lebih. Berdasarkan praktikum yang
telah dilakukan, didapatkan hasil dari analisis kadar air pada alpukat baru dengan
Abu adalah bagian sisa dari bagian dalam tanur dalam temperature 400-6
o
00 C yang terdiri atas zat-zat anorganik dan minera (agusto B, et al 2019). Abu
merupakan sisa hasil pembakaran bahan organik yang berupa zat anorganik, yang
Residu yang didapatkan merupakan total abu dari suatu sampel (Pangestuti dan
darmawan 2021).
24
Percobaan pratikum kadar air ini telah didapat hasilnya diman apa
diperoleh kadar air 0.338%, sehingga standar devisiasi kadar air 0.926, dan rata-
rata kadar air yang diperoleh yaitu 1.265 kadar air pada buah alpukat sekitar
87,9%.
kkal sedangkan protein dan karbohidrat hanya menghasilkan kalori kurang lebih 4
kkal. Lemak dan minyak juga merupakan zat yang sangat penting untuk menjaga
didapatkan hasil dari analisis kadar air pada alpukat baru dengan bobot cawan
menunjukkan tingkat kekentalan suatu produk serta sari buah memiliki standar pH
dimana pada perlakuan pertama di peroleh visikositas 0.938 g dan pada perlakuan
kedua di peroleh visiositas 0.286 Cp. Pada perlakuan ketiga di peroleh 0.386 cP
dan rata-rata viskositas yang di peroleh yaitu 0.3723 cP. Standar devisiasi dari
viskositas buah alpukat yang di hasilkan yaitu 0.0656 (Fanani et al., 2021).
25
karbohidral dan iemak, sebagai zat pembangun, sebagai zat-zat pengatur. protein
Hasil praktikum analisis kadar protein pada buah alpukat baru dapat
dilihat pada Tabel 4, dimana pada ulangan 1 diperoleh kadar protein 4.4875 %
dan ulangan 2 doperoleh kadar protein 17.6 % dengan rata-rata kadar protein
3.8455% serta standar deviasi 0.8578. Kadar protein pada buah alpukat
dan ulangan 2 doperoleh kadar protein 1.3125 %dengan rata-rata kadar protein
Karbohidrat merupakan salah satu zat gizi yang diperlukan oleh manusia
sebagai zat gizi merupakan nama kelompok zat-zat organik yang mempunyai
sudut kimia dan fungsinya. Semua karbohidrat terdiri atas unsur Carbon C,
Kadar kerbohidrat buah alpukat baru pada ulangan 1 adalah 11.362%, ulangan 2 -
3.056%, dengan rata-rata kadar karbohidrat 4.155% serta standar deviasi 7.209.
sedangkan kadar kerbohidrat buah alpukat 2 minggu pada ulangan 1 adalah -0.057
deviasi 0.014.
Kekerasan selama waktu simpan sedangkan pada nilai TPT buah terjadi
bernafas yang menyerap O2 dan mengeluarkan CO2. Oleh karena itu konsentrasi
O2 dan CO2 di udara akan memengaruhi laju respirasi buah. Semakin kecil
pola respirasi buah klimakterik penting untuk di perhatikan. Perubahan pada buah
klimakterik seperti alpukat yang secara kasat mata dapat terlihat adalah
dan merupakan jenis buah yang banyak di sukai masyarakat sebab selain rasanya
kelunakan buah dapat dilakukan secara kualitatif dengan cara menekan dengan
Hasil praktikum kekerasan pada buah alpukat 1 minggu dapat dilihat pada
kekerasan yaitu 0.533 kg/cm2 dan standar deviasi 0.0472. Kekerasan buah alpukat
2 minggu pada permukaan 1 adalah 0.5 kg/cm2, permukaan 2 0.5 kg/cm2, dan
Penggunaan enzim alpukat yang nilai pH, dan dayaikat air daging telah
keempukan, nilai pH, dan dayaikat air daging belum banyak diteliti. Tujuan
Hasil praktikum analisis nilai pH pada buah alpukat 1 minggu dapat dilihat
pada Tabel 8. Ulangan 1 diperoleh nilai pH 6.07, ulangan 2 nilai pH 6.45, serta
6.3367 dan standar deviasi 0.1893. Nilai pH pada buah alpukat 2 minggu,
diperoleh nilai pH 6.48. Kemudian diperoleh rata-rata nilai pH yaitu 6.52 dan
peningkatan respirasi secara mendadak selama proses pematangan, fase ini secara
parameter kualitas buah yang dapat menjadi indikator kematangan buah. Secara
kimia ciri kematangan buah diindikasikan dari tingkat total padatan terlarut (TPT)
8%, dan ulangan 3 diperoleh kandungan padatan terlarut sebanyak 8%. Kemudian
4%, dan ulangan 3 diperoleh kandungan padatan terlarut sebanyak 4%. Kemudian
V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
29
praktikum analisis pangan pada buah alpukat baru dan pada buah alpukat
satu minggu yang telah di lakukan maka dapat di simpulkan bahwa, Kadar air
buah alpukat baru yaitu 86,714% pada sampel pertama dan 87,249% pada sampel
kedua. Sedangkan untuk kadar lemak buah alpukat yang sudah disimpan selama
satu minggu yaitu 92,183% pada sampel pertama dan 91,59% pada sampel kedua.
Kadar abu pada buah alpukat yaitu 1,714% pada sampel pertama dan 2,242%
pada sampel kedua. Untuk kadar abu yang sudah disimpan selama satu minggu
yaitu 0,568%. Kadar protein pada buah alpukat yaitu 16,436% pada sampel
pertama dan 16,501% pada sampel kedua. Untuk kadar lemak yang sudah
disimpan selama satu minggu yaitu 7,465% pada sampel pertama dan 7,6444%
pada sampel kedua. Kadar karbohidrat pada buah alpukat yaitu 16,436% pada
sampel pertama dan 16,501% pada sampel kedua. Untuk kadar lemak yang sudah
disimpan selama satu minggu yaitu 7,465% pada sampel pertama dan 7,6444%
sudah disimpan selama satu minggu yaitu 0,5%. Visikositas pada buah alpukat
yaitu 1,5435%. Visikositas yang sudah disimpan selama satu minggu yaitu
59,567%. Ph pada buah alpukat yaitu 6,3433%. Ph yang sudah disimpan selama
satu minggu yaitu 6,27%. Padatan pada buah alpukat yaitu 0,5659%. Padatan
Faktor-faktor ini dapat memengaruhi tekstur, rasa, dan nutrisi buah alpukat.
30
5.2. Saran
Saran yang dapat saya berikan pada praktikum ini yaitu untuk
Laboratorium yaitu sebaiknya untuk saluran air kran wastafel di perbaiki agar bisa
digunakan dengan baik. Kepada seluruh asisten dosen apabila pada saat praktikum
lebih asik pada saat memberikan arahan memberikan penjelasan supaya kita
praktikan tidak bosan pada saat melaksanakan praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Angelia IO. 2016. Analisis Kadar Lemak Pada Tepung Ampas Kelapa. Jtech
4(1):19-23.
31
dilihatnya.
Pesan: Semoga panjang umur sehat selalu dan semoga
selalu di berikan rezeki kepada Maha pencipta amin.
Haerullah Husain
Kesan: Pada praktikum Analisis Pangan berlangsung kesan
saya pada kak Haerullah Husain itu iyalah ketenangan
beliau pada saat menjelaskan dan mengarahkan praktikan.
Pesan: Semoga panjang umur dan sehat selalu, dan semoga
lagi apa yang di do’akan insah Allah di kabulkan amin.
Pesan: Semoga urusanya dilancarkan di beri ketabahan hati dan selalu rendah hati
Amin.