Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN TUGAS INDIVIDU

KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

KONSEP TRAUMA MUSKULOSKELETAL DAN LUKA BAKAR

Dosen Pengampu:

Novi Mustahdiati Nasri, Ns., M. Kep

Disusun Oleh:

MUTIARA KHADIJAH

NIM. 2010913320006

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

2023
Pengertian trauma muskuloskeletal

Sistem muskuloskeletal merupakan sistem yang terdiri dari tulang, otot, kartilago, ligamen,
tendon, fascia, bursae, dan persendian. Trauma merupakan keadaan ketika seseorang
mengalami cedera dan mengakibatkan trauma yang disebabkan paling umum adalah
kecelakaan lalulintas, industri, olahraga, dan pekerjaan rumah tangga. Trauma
muskuloskeletal adalah kondisi dimana terjadinya cedera atau trauma pada sistem
muskuloskeletal yang menyebabkan disfungsi struktur disekitarnya dan struktur pada bagian
yang dilindungi dan penyangganya. Trauma muskuloskeletal merupakan suatu keadaan
ketika seseorang mengalami cedera pada sistem muskuloskeletal, yaitu tulang, sendi otot,
ligamen, kartilago, tendon, fascia, persendian dan brusae yang disebabkan oleh kecelakaan
lalu lintas, industri, olahraga dan rumah tangga. Sehingga menyebabkan disfungsi pada
struktur sistem muskuloskeletal

Klasifikasi trauma muskuloskeletal

1. Trauma jaringan lunak

Jaringan lunak adalah istilah yang mencakup semua jaringan yang ada pada tubuh kecuali
tulang. Trauma ini mencangkup kulit, otot, pembuluh, ligamen, tendon, dan saraf. Trauma
yang disebabkan dapat dibedakan dari yang ringan, seperti lutut tergores, hingga kritis yang
mencangkup perdarahan internal, yang melibatkan kulit dan otot-otot , luka ini dibagi
menjadi luka tertutup dan terbuka.

2. Fraktur

Patahnya tulang yang mengakibatakan gangguan tualng parsial atau total. Fraktur
diklasifikasikan menjadi tertutup dan terbuka. Fraktur tertutup yaitu dimana tulang patah
tanpa penetrasi kulit atau koneksi dengan permukaan luar, sedangkan fraktur terbuka yaitu
dimana adanya luka pada kulit atau jaringan ikat diatasnya karena adanya paparan dari patah
tulang.

3. Dislokasi
Sebuah perpindahan daru ujung tulang pada sendi yang mengakibatkan tidak normalnya
ligamen disekitar sendi.juga disebut dengan luxation, terjadi ketika ada pemisahan abnormal
pada sendi diman dua atau lebih tulang bertemu. Gejala dislokasi meliputi gerak terbatas
bahkan hilang, nyeri saat bergerak, mati rasa disekitar area, parathesia dan perasaan gili
dianggota badan.

Penatalaksanaan muskuloskeletal

Penatalaksanaan dapat dilakukan sesuai klasifikasi kejadian, tindakan umum yang dapat
dilakukan, yaitu:

1. Menghilangkan nyeri akibat trauma.


2. Terapi obat-obatan, seperti analgetik, obat anti inflamasi non-streroid, kartikosteroid.
3. Fisioterapi dan terapi okupasi

Penatalaksanaan pada cedera jaringan lunak.

a. Pada cedera / luka tertutup

Strain dan kesleo, pasien dengan kondisi ini biasanya mengaami rasa nyeri dan
sensasi terbakar dengan atau tanpa ekimosis, terdapat kelainan pada bentuk sendi,
kehilangan pergerakan sendi. Tindakan yang dilakukan adalah dengan pengobatan
kontrol nyeri, strapping atau perban suportif, dan mobilisasi dengan splinting
senhingga otot yang terkena pada posisi yang rileks. Kompres dingin juga dapat
dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri.

b. Luka terbuka

- Abrasi, penatalaksanaan yang dilakukan adalah dengan pembersiahan luka,


menutup luka dengan perban. Dialanjutkan dengan tindakan sekunder yang
berfokus dengan pencegahan infeksi.
- Leserasi dan sayatan, perawatan yang dilakukan umumnya sama dengan
perawatan abrasi. Mengaliri luka dengan NaCl, menghilangkan benda asing yang
menempel, mengontrol perdarahan dengan menerapkan kompresi dan pembalutan
luka setempat, memberikan cairan intravena jika diperlukan (mus, pada kasus
perdarahan dan kemungkinan terjadi hemodinamik). Jika tendon dan otot utama
terpotong maka dilakukan imobilisasi.
- Avulsi, penatalaksanaan harus dilakukan dengan cermat dan hati-hati untuk
mengindari cedera vaskular dan neurologis. Perdarahan harus dikontrol dengan
tekanan langsung pada tempat perdarahan, bagian avulsi harus dikelola dengan
menerapkan beberapa pembalut yang kuat. Kontaminasi harus dihindari pastikan
penutup avulsi harus rata dengan posisi normal.

c. Fraktur

Penatalaksanaan pada pasien fraktur dimulai dengan ABCDE, mengontrol


perdarahan, perawatan syok, menringankan rasa sakit, obati cedera terkait dan tutupi
area yang terluka dengan pembalut steril, imobilisasi fraktur, pemberian antibiotik IV,
jangan menempatkan kembali tulang yang patah, tunggu dokter ortopedi.

d. Dislokasi

Perawatan dislokasi tergantung pada tempat terjadinya dan tingkat keparahan,


pengobatan awal yang dilakukan adalah istirahat, es, kompresi dan ketinggian.
Manipulasi dan reposisi obat penenang atau anestesi diperlukan untuk membuat
pasien nyaman dan juga memungkinkan otot didekat sendi yang cidera utnuk rileks
dan memudahkan prosedur, lalu lakukan imobilisasi (sling, spint dan gips beberapa
minggu untuk mencegah terulangnya cedera, pemberian obat-obatan (pereda nyeri
dan pelemas otot), yang terakhir adalah rehabilitasi. Prosedur pembedahan dilakukan
hanya jika ada saraf atau pembuluh darah yang rusak atau pada cedera berulang.

Luka bakar

Luka bakar adalah suatu trauma yang disebabkan oleh panas, arus listrik, bahan kimia dan
petir yang mengenai kulit, mukosa dan jaringan yang lebih dalam. Luka bakar yang luas
mempengaruhi metabolisme dan fungsi setiap sel tubuh, semua sistem dapat terganggu,
terutama sistem kardiovaskuler. Luka bakar dibedakan menjadi: derajat pertama, kedua
superfisial, kedua dalam, dan derajat ketiga. Luka bakar derajat satu hanya mengenai
epidermis yang disertai eritema dan nyeri. Luka bakar derajat kedua superfisial meluas ke
epidermis dan sebagian lapisan dermis yang disertai lepuh dan sangat nyeri. Luka bakar
derajat kedua dalam meluas ke seluruh dermis. Luka bakar derajat ketiga meluas ke
epidermis, dermis, dan jaringan subkutis, seringkali kapiler dan vena hangus dan darah ke
jaringan tersebut berkurang. Penanganan dalam penyembuhan luka bakar antara lain
mencegah infeksi dan memberi kesempatan sisa-sisa sel epitel untuk berproliferasi dan
menutup permukaan luka.

Anatomi Kulit

Klasifikasi luka bakar


Pengkajian pasien dan tatalaksana

1. SCENE SIZE UP
- Perhatikan keamanan dan keselamatan Anda
- Hilangkan sumber luka bakar
- Kenali penyebab luka bakar jika memungkinkan
2. PENGKAJIAN PASIEN
- Irigasi luka bakar dengan air mengalir selama 1-2 menit
- Cegah hipotermia
- Lakukan primary survey: ABCDE
- Inspeksi terjadinya inhalasi. Wheezing dan rales mengindikasikan obstruksi jalan
napas bawah akibat trauma inhalasi
- Kaji tanda-tanda syok
3. RAPID TRAUMA SURVEI
- Airway: pasang alat bantu membebaskan jalan napas seperti OPA, NPA, ETT
- Breathing: terapi oksigen dengan NRM 12-15 lpm (terutama luka bakar berat)
- Circulation: resusitasi cairan sesuai luas luka bakar
- Kaji SAMPLE
- Temukan cedera yang lain pada saat RTS
4. SECONDARY SURVEI
- Evaluasi dan catat tipe luka bakar
- Melepas pakaian dan perhiasan: tentukan luas luka bakar secara lebih spesifik
(gunakan rule of nine)
- Kaji kedalaman/derajat luka bakar
REFERENSI

Bakar, L. (2022). ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN MASALAH LUKA BAKAR DAN GIGITAN
HEWAN. Keperawatan Bencana dan Kegawatdaruratan (Teori dan Penerapan), 393.

Ekasari, D. P., & Nugraha, R. H. (2020). Tinjauan literatur: Efek astaxanthin pada angiogenesis dan
jaringan granulasi luka bakar. Majalah Kesehatan FKUB, 7(2), 137-148.

Sugiyarto, S., & Rifai, A. (2022). Penatalaksanaan Cedera Muskuloskeletal pada Korban Kecelakaan
melalui Simulasi Evaluasi pada Masyarakat Awam. Jurnal MID-Z (Midwivery Zigot) Jurnal
Ilmiah Kebidanan, 5(1), 64-71.

Suwaryo, P. A. W., Agustin, W. R., Utama, Y. A., Sari, S. M., & Sahara, R. M. (2022). Keperawatan
Gawat Darurat. Get Press.
SOAL & JAWABAN

1. Terjadinya cedera atau trauma pada sistem muskuloskeletal yang menyebabkan disfungsi
struktur disekitarnya dan struktur pada bagian yang dilindungi dan penyangganya, merupakan
pengertian dari…

a. Trauma otak

b. Trauma dada

c. Trauma muskuloskeletal

d. Trauma pernafasan

e. Trauma penglihatan

2. Trauma jaringan lunak, fraktur, dan dislokasi merupakan … trauma muskuloskeletal

a. Ciri – ciri

b. Komplikasi

c. Tanda. gejala

d. Penyebab

e. Klasifikasi

3. Bagian paling bawah dari anatomi kulit adalah…


a. Hipodermis

b. Hiperdermis

c. Volikel

d. Epidermis

e. Vena

4. Salah satu contoh luka bakar derajat satu yaitu…

a. Tersiram minyak panas

b. Sengatan matahari

c. Terkena knalpot motor

d. Tersengat listrik

e. Memegang benda panas hingga melepuh

5. Berikut yang bukan termasuk dalam langkah pengkajian pada pasien dengan luka bakar
yaitu…

a. Scene size up

b. Pengkajian pasien

c. Rapid trauma survei

d. Secondary survei

e. Primary survei

Anda mungkin juga menyukai