LAPORAN TAHUNAN
PROGRAM P2P TUBERCULOSIS
PUSKESMAS POLEANG UTARA
TAHUN 2022
Laporan Tahunan program TBC merupakan salah satu sarana yang dapat digunakan
sebagai bahan evaluasi dan untuk melaporkan hasil kinerja dari pembangunan kesehatan.
Laporan Tahunan program TBC Puskesmas disusun sebagai bahan dukungan untuk
penyusunan Laporan Kesehatan Kabupaten/Kota, Laporan Kesehatan Propinsi dan Profil
Kesehatan Indonesia. Profil Kesehatan Puskesmas menyajikan data/informasi yang relatif
lengkap meliputi situasi derajat kesehatan, upaya kesehatan, sumber daya kesehatan dan data
umum serta lingkungan yang terkait dengan kesehatan yang merupakan gambaran program
kesehatan di wilayah binaan. Selanjutnya Laporan kesehatan dapat digunakan sebagai alat
monitoring untuk melihat kemajuan program sepanjang tahun berjalan serta dapat dijadikan alat
advokasi dan sistim informasi karena dalam penyusunannya didukung dengan data - data yang
akurat.
Halaman Judul.........................................................................……………. i
Tim Penyusun............................................................................................. ii
Kata Pengantar........................................................................................... iii
Daftar Isi..................................................................................................... iv
Daftar Tabel................................................................................................ v
Daftar Lampiran.......................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
B. Tujuan Penyusunan............................................................... 2
C. Sistematika Penulisan........................................................... 2
A. Keadaan Geografis................................................................ 4
D. Fasilitas Pendidikan............................................................... 6
A. Angka Kelahiran.................................................................... 8
B. Angka Kesakitan.................................................................... 8
C. Angka Kematian.................................................................... 8
A. Ketenagaan .......................................................................... 26
B. Prasarana Puskesmas........................................................... 27
C. Sumber Pendanaan............................................................... 29
A. Kesimpulan ........................................................................... 30
B. Saran .................................................................................... 30
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. PENDAHULUAN
Pada tahun 2021, jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas 14.174 jiwa.
Jumlah kasus TB Paru di wilayah bina Puskesmas tahun 2021 sebanyak 35 kasus dan
hamper mencapai target sasaran yaitu 56 kasusu TB aktip. Oleh karena itu, upaya
pencegahan dan pemberantasan penyakit TB Paru masih harus ditingkatkan.
Berdasarkan data tersebut maka dapat diperincikan sebagai berikut :
1. Toburi 6 3.164
2. Tanah Poleang 5 1.475
3. Tampabulu 3 4.093
4. Pusuea 4 1.217
5. Rompu-Rompu 5 1.939
6. Karya Baru 5 884
7. Wambarema 3 510
8. Lawatuea 4 892
JUMLAH 35 14.174
Sumber: Data Sekunder Desember 2021
1. Toburi 1 1 1 1
2. Tampabulu 2 3 2 2
3. Tanah Poleang 2 2 0 0
4. Pusuea 1 1 1 0
5. Rompu-Rompu 1 3 0 0
6. Karya Baru 1 1 1 0
7. Wambarema 1 1 0 0
8. Lawatuea 2 1 0 0
JUMLAH 11 13 5 3
Sumber: Data Primer Puskesmas Poleang Utara Tahun 2021
22
22
TW 3
TW 1
Berdasarkan table diatas bahwa cakupan pemuan kasus suspek TB di wilayah puskesmas poleang
utara di dapatkan paling banyak pada triwulan pertama dengan jumlah 44 pasien.
24
20
17 17 17
11
8
6
I
LU R U N
G EA EA R
U A
B
U B
U
M
P A SU TU A EM
A TO O LE U A B
A
R
P
-
R
P
O P W YA B
M LA A
R M
TA P
U A
H K W
A
M N
R
O TA
57
60
50
40 23
30
20
10
0
TARGER CAKUPAN
Berdasarkan gambar diatas di dapatkan jumlah pasien TB dengan jumlah paling banyak adalah
desa toburi sebanyak 5 orang diantaranya 3 laki laki dan 2 perempuan.
Terdapat 23 kasus TB baru di wilayah poleang utara dan mendapatkan terapi pengobatan selama
6 bulan secara intensif
Pasien yang mengalami kesembuhan pada pasien TB dewasa adalah 6 orang, yang
menjalani pengobatan lengkap adalah 20 orang, putus berobat (default) adalah 2
orang, pindah adalah 4 orang, dan jumlah gagal pengobatan dan meninggal tidak ada.
Pasien TB yang menjalani pengobatan lengkap memiliki presentase tertinggi yaitu
62,5%, diikuti dengan pasien yang mengalami kesembuhan yaitu 18,75%, lalu pasien
pindah yaitu 12,5% dan putus berobat memiliki persentase 6,25%.
A. IDENTIFIKASI MASALAH
Proses identifikasi masalah melalui kegiatan analisis laporan tahunan Puskesmas Kecamatan
Satelit tahun 2015 dan diskusi pemegang program. Penilaian masalah prioritas ditentukan
berdasarkan keseluruhan program yang belum mencapai target dari data laporan tahunan
puskesmas, wawancara dengan pemegang program dan pimpinan puskesmas serta observasi
langsung ke lapangan.
Permasalahan tidak hanya dilihat dari kesenjangan antara target dan pencapaian, tetapi juga
dilihat dari urgensi, intervensi, ketersediaan biaya dan dampak terhadap kesehatan masyarakat.
Identifikasi masalah yang didapat antara lain sbb :
1. Penemuan kasus TB BTA Positif yang rendah
2. Kepatuhan pasien masih rendah dalam menjalani pengobatan
Cakup
an
ASI
Eks
renda
h
16,5%
MONEY
Laporan Tahunan Tuberculosis 2022
ENVIRONMENT
D. ESTIMASI PENYEBAB MASALAH
Masalah dalam pelaksanaan program penanganan TB paru BTA (+) akan dibahas sesuai
dengan pendekatan sistem yang mempertimbangkan seluruh faktor baik dari unsur masukan,
proses, umpan balik dan lingkungan.
1. Komponen masukan : kualitas kinerja sumber daya manusia termasuk di dalamnya adalah
dokter, perawat, tenaga administrasi dan kader TB, sarana penyuluhan di puskesmas rawat
inap satelit dan metode yang digunakan.
2. Pada komponen proses : yang menjadi masalah pada program ini yaitu pada
pengorganisasian, pelaksanaan dan pencatatan dan pelaporan. Untuk pengorganisasian, pada
monitoring dari perencanaan belum efektif berjalan, sehingga ini dapat mempengaruhi
pelaksanaan.
3. Pada komponen lingkungan yang menjadi masalah adalah kemauan penduduk ke puskesmas
dan sosial ekonomi pendidikan.
Prioritas Jalan
Alternatif Jalan Keluar M I V C Keluar
P= (MxIxV)/C
Menambah tenaga pelaksana yaitu tenaga khusus
4 3 2 2 12
menangani administrasi
Melengkapi sarana penyuluhan tentang TB di puskesmas
4 3 4 4 12
seperti brosur dan leaflet
Mengadakan pertemuan dan pembinaan rutin serta
4 4 3 2 24
pelatihan tentang TB kepada kader TB
Meningkatkan lagi penyuluhan ke masyarakat 5 5 4 3 33,3
Mengganti hari pelayanan khusus TB dari hari yang
4 4 5 5 16
sekiranya pasien puskesmas tidak terlalu banyak
Membuat buku laporan khusus untuk pencatatan pasien TB 5 3 3 3 11,25
Mengadakan pelayanan TB hingga di puskeskel dengan
tenaga kader TB yang sudah mendapat pelatihan dan 5 4 2 2 20
bimbingan
A. KESIMPULAN
Masalah dalam pelaksanaan Program Pengendalian dan Penanggulangan Tuberkolosis di
UPT Puskesmas Rawat Inap Satelit tahun 2015 adalah belum tercapainya Case Detection Rate
(Rate Of Increase) puskesmas (62,5%) lebih kecil dari indikator yang seharusnya dicapai
idealnya, yaitu 85%.
Penyebab masalahnya adalah pada komponen masukan yaitu pelaksanaan program belum
maksimal, sarana penyuluhan belum memadai, penemuan tersangka TB secara aktif oleh kader
yang terlatih masih kurang, belum maksimalnya penyuluhan ke masyarakat, belum adanya
pembinaan dan pelatihan kader TB, kurangnya kader TB dalam monitoring, belum maksimalnya
dalam tindak lanjut pada penemuan tersangka TB, pasien yang banyak telat mengambil obat,
kurangnya kerapian pengisian laporan tertulis, penderita TB masih banyak yang datang ke
Puskesmas wilayah lain dan masih kurangnya kesadaran masyarakat baik ekonomi atau
pendidikan yang menengah kebawah mengenai pentingnya menangani TB.
Alternatif pemecahan masalah bagi pelaksanaan program tersebut adalah pelaksanaan
prioritas. Pemecahan masalah adalah meningkatkan lagi penyuluhan TB ke masyarakat,
mengadakan pertemuan dan pembinaan rutin serta pelatihan tentang TB kepada kader TB,
mengadakan pelayanan TB hingga di puskeskel dengan tenaga pelaksana program TB maupun
kader TB yang sudah mendapat pelatihan dan bimbingan.