Anda di halaman 1dari 14

ORIENTASI DAN

PENGENALAN
METODE
REPROGRAFIKA
Kenapa kita belajar repro grafika?

Desain dan metode grafika memiliki


keterkaitan yang cukup kuat, terutama
dalam pembuatan media yang
nantinya akan dicetak. Media yang
akan dicetak, sudah dipastikan melalui
proses desain terlebih dahulu. Namun,
pembuatan desain tertentu belum
tentu akan dicetak.
Ruang lingkup materi

 Proses Produksi
 Sejarah Cetak
 Mitra Bagian Produksi
 Teknik Cetak
 Biaya Produksi
 Menghitung Ukuran Film dan Klise
 Menghitung Manuskrip
 Menghitung Kertas
 Menghitung Jumlah Cetakan
Fungsi

 Sebagai Media Promosi

 Sebagai Media Informasi

 Sebagai Media Edukasi

 Elektronik
 Cetak
SEJARAH CETAK
Sejarah Cetak Dunia

Naskah agama Budha


Teknik cetak kayu
adalah dokumen tertua
primitif telah digunakan
sejak 751 M
pada abad 9

Buku Chinese
Diamond Sutra berasal
Cetak movable type
Cina dan Korea dari tahun 868
dari bahan keramik
ditemukan tahun 1041
oleh Bi Sheng
Buku berjudul Jikji
dicetak pada tahun
1377 di Korea
Cetak movable type
berbahan metal ditemukan Pada abad 12 dan 13 ditemukan
pada tahun 1234 di Korea ribuan koleksi buku tercetak di
perpustakaan Cina
Johannes Guttenberg Tahun 1476, William
berasal dari kota Pada tahun 1470, Caxton membuka
Mainz Jerman, tahun Johann Heynlin sebuah percetakan di
1450 membuka percetakan Inggris
di Paris

Pada awal abad 19,


Juan Pablos, membuka
Stanhope, George E.
perusahaan percetakan
Clymer, Koening
impor di Mexico City
memperkenalkan jenis
pada 1539
baru cetak huruf
Eropa dan Amerika

Pada tahun 1890-1n Stephen Day ,di


Pierre Bonnard, Henri de Massachussetts Bay,
Toulouse Lautrec Amerika Utara pada
menciptakan cetak warna tahun 1628

Aloys Senefelder Blake membuat relief Dance of Death oleh


menemukan dengan teknik Etsa pada Matthias Huss di Lyon
litografi pada 1798 awal abad 16 pada 1499
Sejarah Cetak Indonesia

 1596 : Belanda tiba di Indonesia


 1624 : Misionaris Gereja Protestan Belanda membeli
mesin cetak dari Belanda untuk menerbitkan literatur
Kristen dalam bahasa daerah
 1688 : Hendrik Brant mencetak dokumen pertama
percetakan pemerintah, yaitu Perjanjian Bongaya
antara Laksamana Cornelis Speelman dan Sultan
Hasanuddin di Makasar
 1671 : VOC menandatangani kontrak baru dengan
Pieter Overtwaver dan tiga pegawai Kompeni lainnya.
 1699 : Pendeta Andreas Lambertus Loderus mengambil alih
Boeckdrucker der Edele Compaign.
 1718 : Pemerintah mendirikan percetakan sendiri di Kasteel
Batavia untuk kepentingan mencetak dokumen resmi
 1743 : Seminarium Theologicum di Batavia memperoleh satu
unit alat percetakan. 1755 percetakan tersebut dipaksa
bergabung dengan Percetakan Benteng
 1744 : Surat kabar tercetak pertama bernama Batavia
Nouvelles, lahir dari Percetakan Benteng yang dikelola oleh
Jan Erdman Jordens, tepatnya pada tanggal 8 Agustus 1744.
Isinya memuat maklumat pemerintah, iklan dan
pengumuman lelang. Tahun 1746 surat kabar tersebut
dihentikan penerbitannya, karena dikhawatirkan bisa
dimanfaatkan oleh pesaing Eropa.
 1761 : Mulai diberlakukan peraturan percetakan pertama
yakni “Reglement voor de Drukkerijen te Batavia” di bawah
pemerintahan Gubernur Jenderal A. Van der Parra
 1776 : Surat kabar Vendu News diterbitkan oleh L. Dominicus.
 1785 : Percetakan kota dilarang keras mencetak apapun
tanpa izin sensor. Penyensoran telah dilaksanakan di Hindia
Belanda tahun 1668.
 1809 : Surat kabar Vendu News menghentikan penerbitan
pada masa pemerintahan Jenderal Herman Willem
Daendels (1808-1811). Daendels membeli Percetakan Kota
dan menggabungkannya dengan Percetakan Benteng
menjadi Landsdrukkerij, yang sekarang bernama
Percetakan Negara.
 1855 : Surat kabar pertama berbahasa Jawa terbit di Surakarta
sekali seminggu, yang bernama Bromartani. Diterbitkan oleh
perusahaan kongsi Belanda, Harteveldt & Co
 1910 : di Jakarta terbit surat kabar nasional pertama, Medan
Prijaji. Pabrik kertas pertama, N.V. Papier Fabriek Padalarang
 1949 : Di Jakarta hanya terdapat 2 mesin printing yang dimiliki
oleh warga pribumi
 1969 : Pemerintah Belanda bekerja sama dengan Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia mendirikan institusi
pendidikan dan pelatihan SDM di bidang grafis, Pusat Grafika
Indonesia (Pusgrafin) di Jakarta
 1992 : Teknologi Computer to Film (CtF) masuk ke Indonesia
 2000 : Masuknya teknologi Computer to Plate (CtP) mulai
menggerser CtF
Perkembangan Terakhir

Teknologi Computer to Press berupa Direct Imaging


(memakai master) dan Computer to Print (tanpa
master) yang banyak menggunakan teknologi mesin
cetak digital. Bahkan percetakan-percetakan kini
sudah melengkapi peralatan tidak hanya untuk urusan
pracetak, tapi juga penyelesaian (finishing) seperti
cutting, binding, folding, stiching, embossing, dll.
Media Baru

 PDF (Portable Document Format)


Beberapa dampak media yang berkembang saat ini, di
antaranya PDF dan Manual Book. Sejak adanya
perkembangan format PDF maka semua buku manual
produk tertentu ada dalam sebuah CD dengan format PDF.

 Internet

 Handphone/ Smartphone

 Jejaring Sosial
Terima kasih…. Semoga bermanfaat.

Anda mungkin juga menyukai