Anda di halaman 1dari 1

1. Pendekatan belajar Andragogi adalah pembelajaran orang dewasa.

Konsep
pembelajaran orang dewasa adalah pembelajaran dengan model non otoriter.
Berdasarkan sifat biologis dan psikologis, sebagian besar siswa SMA telah beranjak
dewasa sehingga pendekatan andragogi tampaknya lebih tepat. Oleh karena itu,
pendekatan pendagogi sudah tidak sesuai lagi dengan usia mereka.

Sumiyarno. (2007). Pembelajaran Orang Dewasa Berbasis Andragogi: Tinjauan Teori.


Jurnal Ilmiah Visi PTK-PNF. 2(1): 49-55.

Umriyah, M., Yulianto, A., & Hindarto, N. (2012). Penggunaan bahan ajar dengan
pendekatan andragogi sebagai upaya meningkatkan kreativitas dan hasil belajar siswa
sma rsbi. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, 8(1).

2. Tidak selalu benar bahwa setiap anak berusia 7–12 tahun yang tidak bersekolah dan
tidak dapat membaca dan menulis dikategorikan sebagai Warga Buta Aksara. Istilah
"Warga Buta Aksara" biasanya mengacu pada orang dewasa yang tidak memiliki
kemampuan membaca dan menulis, seringkali karena mereka tidak memiliki akses ke
pendidikan atau kesempatan untuk belajar membaca dan menulis.

Anak-anak usia 7–12 tahun yang tidak dapat membaca dan menulis dianggap masih
dalam proses belajar dan perkembangan keterampilan literasi. Akses ke pendidikan,
dukungan keluarga, dan kondisi lingkungan adalah beberapa faktor yang dapat
memengaruhi kemampuan literasi anak. Banyak negara mewajibkan anak-anak untuk
bersekolah pada usia tertentu. Jika anak-anak tidak bersekolah, mungkin ada masalah
yang perlu ditangani, seperti kebijakan pendidikan atau masalah akses.

Oleh karena itu, seseorang di bawah usia 7 hingga 12 tahun yang tidak bersekolah dan
tidak mahir membaca dan menulis mungkin membutuhkan bantuan pendidikan dan
dukungan untuk meningkatkan keterampilan literasi mereka. Namun, ini tidak secara
otomatis menunjukkan mereka sebagai "Warga Buta Aksara".

Kuntoro, S. A. (2007). Pendidikan keaksaraan untuk mencerdaskan kehidupan


masyarakat. JIV-Jurnal Ilmiah Visi, 2(1), 23-27.

Anda mungkin juga menyukai