Anda di halaman 1dari 6

TOPIK 7: PERENCANAAN KONSTRUKSI PERKERASAN 2

a. Pelapisan tambahan perkerasan lentur diatas perkerasan kaku


Tebal lapis tambahan yang diperlukan, dihitung
berdasarkan pedoman perancangan tebal perkerasan lentur
sebagaimana yang diterapkan untuk perhitungan lapis
tambahan pada perkerasan lentur. Tebal lapis tambahan
perkerasan lentur yang diletakkan diatas perkerasan kaku
dianjurkan minimum 100 mm.
Langkah−langkah perencanaan tebal lapis tambahan
perkerasan lentur diatas perkerasan kaku adalah sebagai
berikut:
1. Tentukan daya dukung tanah dasar (DDT)
2. Tentukan jumlah lintas eqivalent rencana
3. Dengan menggunakan nomogram untuk perhitungan tebal
perkerasan lentur, tentukan aspal beton yang diperlukan
(Tn).
4. Tentukan tebal efektif (Te) perkerasan lama.
5. Tebal lapis tambahan perkerasan lentur (To), yang
diperlukan adalah Tn – Te.

Tabel 9 Faktor Konversi Lapisan Perkerasan Lama


Terhadap Aspal Beton
(Faktor Konversi ini hanya digunakan untuk perencanaan lapis tambahan)

Klasisifikasi Deskripsi Bahan Faktor


Bahan Konversi
I a. Tanah dasar yang berasal dari 0-0
tanah asli
b. Tanah dasar diperbaiki, yang 0-0
terdiri dari bahan granular
1
mengandung lempung atau
lanau, IP ≤ 10.
c. Tanah dasar yang berasal dari 0 -0
tanah plastisitas tinggi
distabilisasi kapur, IP > 10.
II Lapis pondasi atau pondasi 0,1 – 0,2
bawah yang terdiri dari bahan
granular bergradasi baik, keras
mengandung bahan halus bersifat
plastis, dengan CBR ≥ 20. Ambil
0,2 apabila IP ≤ 6, dan ambil 0,1
apabila IP ≥ 6.

III Lapis pondasi atau pondasi 0,2 – 0,3


bawah yang berasal dari tanah
plastisitas rendah distabilisasi
semen atau kapur dengan IP ≤ 10.
IV a. Lapis permukaan atau lapis 0,3 – 0,5
pondasi dengan bahan yang
telah retak menyeluruh,
pelepasan butiran, penurunan
mutu agregat, pengaluran
pada jejak roda dan
penurunan stabilitas.
b. Perkerasan beton semen
(termasuk perkerasan yang
telah ditutup lapis peraspalan)
yang telah patah-patah
menjadi potongan − potongan
yang berukuran ≤ 0,60 m.
Ambil 0,5 apabila digunakan
lapis pondasi bawah dan
ambil 0,3 apabila pelat
langsung diatas tanah dasar.
V a. Lapis permukaan dan lapis 0,5 – 0,7
pondasi aspal beton, yang
telah menunjukkan pola retak
yang jelas.
b. Lapis permukaan dan lapis
pondasi aspal beton, bahan
pengikat aspal emulsi atau
aspal cair yang telah
menunjukkan retak halus,
2
pelepasan butir, penurunan
mutu agregat dan pengaluran
jejak roda tapi masih mantap.
c. Perkerasan beton semen
(termasuk perkerasan yang
telah ditutup lapis peraspalan)
dengan baik. Potongan pelat
berukuran 1 – 4m2 dan telah
didudukan dengan baik diatas
tanah dasar.

VI a. Lapis permukaan dan lapis 0,7 – 0,9


pondasi aspal beton, yang
telah menunjukkan retak
halus dengan pola setempat−
setempat dan alur kecil pada
jejak roda tapi masih mantap.
b. Lapis permukaan dan lapis
pondasi, bahan pengikat
aspal emulsi atau aspal cair
yang masih mantap, secara
umum belum, tidak
menunjukkan kegemukan
(bleeding) dan terjadi alur
kecil pada jejak roda.
c. Perkerasan beton semen
(termasuk perkerasan yang
telah ditutup lapis peraspalan)
yang masih mantap, telah
retak-retak tapi tidak terdapat
potongan−potongan pelat
yang berukuran lebih kecil
dari 1 m2.
VII a. Lapis permukaan dan lapis 0,9 – 1,0
pondasi aspal beton, secara
umum belum retak dan
terdapat alur kecil pada jejak
roda.
b. Perkerasan beton semen yang
masih mantap, dan umumnya
belum retak.
c. Lapis pondasi beton semen,
dibawah lapis permukaan
3
bahan pengikat aspal yang
masih mantap, tidak terjadi
pumping dan memberikan
retak refleksi yang kecil pada
permukaan.
1. Tata Letak Sambungan Dan Penentuan Diameter Tie Bar
Sambungan melintang serong akan meningkatkan usia
perkerasan kaku, yaitu biasa atau bertulang, dengan atau tanpa
ruji. Sambungan harus sedemikian agar beban roda dari nasing-
masing sumbu dapat melalui sambungan pada saat yang tidak
bersamaan. 1m Samb. melintang serong

Tepi luar
Bahu
Lajur 1 Tie bar
Samb.
A Lajur 2 memanjang A
Lajur 3

Tepi dalam
jarak sambungan melintang

dowel tie bar


Potongan A - A
Gambar 5 Tata Letak Sambungan Perkerasan Kaku
Contoh:
Diketahui: tebal pelat beton 200 mm, jarak sambungan 1m, 3m
dan 4m.

4
Ditanya : Tentukan diameter tie bar dan jarak maksimum tie
bar tersebut.

Penyelesaian:

X2 X1
X3

3 2 1

1m 3m 3m 3m
Bahu Lajur 1 Lajur 2 Lajur 3

Tabel 10 Penentuan diameter dan Jarak Tie Bar

Nomor Jarak (X) Jarak Maksimum Tie Bar (cm)


Sambungan meter Ǿ 12 mm Ǿ 16 mm
1 3,00 120 Maks. = 120
2 4,00 93 Maks. = 120

3 1,00 Maks. = 120 Maks. = 120

Catatan:
 Untuk Tie Bar Ǿ 12 mm, L = 635 mm
 Untuk Tie Bar Ǿ 16 mm, L = 765 mm

5
Soal:
Diketahui: tebal pelat beton 250 mm, jarak sambungan 1,5m,
3,5m dan 5,0m.
Ditanya : Tentukan diameter tie bar dan jarak maksimum tie
bar tersebut.

Penyelesaian:

X2 X1
X3

1 2 3

1,5m 3,5m 3,5m 3,5m


Bahu Lajur 1 Lajur 2 Lajur 3

Anda mungkin juga menyukai